• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Tentang Values of Children Anak Perempuan Bagi Orang Tua di Desa 'X' Indramayu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Tentang Values of Children Anak Perempuan Bagi Orang Tua di Desa 'X' Indramayu."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Tentang Values of Children Anak

Perempuan Bagi Orangtua di Desa ‘X’ Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan memperoleh gambaran tentang values of children anak perempuan bagi orangtua di Desa ‘X’ Indramayu. Dasar penelitian ini adalah teori Values of Children dari Fred Arnold, cs. (1975).

Variabel penelitian adalah Values of Children (makna anak). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif dengan teknik survei. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik incidental sampling, dan didapat sampel penelitian sebanyak 47 orangtua.

Alat ukur yang digunakan merupakan kuesioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori makna anak (Values of Children) dari Fred Arnold, cs. (1975) yang disesuaikan dengan karakteristik orangtua di Desa ‘X’ Indramayu. Validitas alat ukur diperoleh dengan menggunakan Expert Judgement of Conten, dan dari di pengujian didapat 45 item yang valid. Dalam penelitian ini tidak dilakukan reliabilitas alat ukur. Data hasil penelitian yang didapat diolah dengan perhitungan statistik presentase.

Berdasarkan data penelitian, diperoleh bahwa 93,6% orangtua di Desa

‘X’ Indramayu memaknai kehadiran anak perempuan sebagai Positive General Values, yaitu kehadiran anak perempuan dimaknai sebagai suatu keuntungan. Sedangkan sebanyak 6,4% orangtua yang memaknai kehadiran anak perempuannya sebagai Negative General Values, yaitu kehadiran anak perempuan dimaknai sebagai suatu beban.

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...

LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN ………..

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………

i

1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1.2 Identifikasi Masalah ……… 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(3)

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Values of Children

2.1.1. Pengertian Values of Children ……… 2.1.2. Kategori yang Secara Khusus Merefleksikan

Kebutuhan atau Fungsi yang Didapatkan dari Memiliki ……….

2.1.3. Nilai Anak dalam Keluarga ……… 2.2 Keluarga

2.2.1. Pengertian Keluarga ………... 2.2.2. Keluarga sebagai Sistem ……… 2.2.3. The Family Life Cycle ………

2.3 Tahap Perkembangan

2.3.1 Tahap Perkembangan Remaja ……… 2.3.2 Tahap Perkembangan Dewasa Awal ……….. 2.3.3 Tahap Perkembangan Dewasa Madya ………

20 3.2 Skema Prosedur Penelitian ……….. 3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….. 3.4 Alat Ukur

(4)

xi

3.4.3 Cara Skoring ………... 3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ………. 3.4.4.2 Reliabilitas Alat Ukur ………. 3.4.5 Data Penunjang ………... 3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

3.5.1 Populasi Sasaran ………. 3.5.2 Karakteristik Sampel ……….. 3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ………...

3.6 Teknik Analisis ………

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Responden ………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(5)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kerangka Kuesioner Values of Children dimensi Positive General

Values

Tabel 3.2 Kerangka Kuesioner Values of Children dimensi Negative General

Values

Tabel 3.3 Skor Jawaban

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Ketika Menikah Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Rata-Rata Penghasilan Per

Bulan

Tabel 4.6 Gambaran Responden Berdasarkan Agama

Tabel 4.7 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Tinggal di Desa „X‟ Indramayu

Tabel 4.8 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Anak Perempuan Tabel 4.9 Gambaran Values of Children Anak Perempuan

Tabel 4.10 Gambaran Positive General Values Anak Perempuan Tabel B.1 Hasil Kuesioner Values of Children

Tabel C.1 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Perekonomian Tabel C.2 Gambaran Responden Berdasarkan Penghayatan

Tabel C.3 Gambaran Responden Berdasarkan Asal Penduduk

Tabel C.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pandangan Masyarakat Indramayu, “Kecantikan dapat mengubah perekonomian keluarga” Tabel C.5 Gambaran Keseluruhan Responden : Positive General Values Tabel C.6 Gambaran Keseluruhan Responden : Negative General Values Tabel C.7 Gambaran Responden Berdasarkan Harapan Orangtua akan

(6)

xiii

Tabel D.1 Tabulasi Silang Usia Ketika Menikah dengan Aspek Dominan dari

Positive General Values

Tabel D.2 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Aspek Dominan dari

Positive General Values

Tabel D.3 Tabulasi Silang Latar Belakang Pendidikan dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Tabel D.4 Tabulasi Silang Tingkat Perekonomian dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Tabel D.5 Tabulasi Silang Harapan Orangtua akan Kehadiran Anak dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Tabel D.6 Tabulasi Silang Penghayatan Agama Orangtua dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

(7)

DAFTAR DIAGRAM

Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pikiran

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Alat Ukur dan Data Penunjang Lampiran B Hasil Kuesioner Values of Children

Lampiran C Gambaran Responden Berdasarkan Data Penunjang

Lampiran D Tabulasi Silang Data Penunjang dengan Positive General Values Lampiran E Mitos Asal Indramayu

(9)
(10)

IDENTITAS DIRI

Jenis Kelamin : P / L

Usia : _________ tahun

Informasi Anak :

No Usia Anak Jenis Kelamin Pendidikan/Pekerjaan 1

(11)

Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang memiliki pilihan jawaban. Berilah tanda

check list (√) pada kolom pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri saudara

mengenai kehadiran anak perempuan di tengah keluarga.

S : sesuai CS : cukup sesuai KS : kurang sesuai TS : tidak sesuai

No. Pernyataan S CS KS TS

1 Membuat orangtua lebih bahagia dibandingkan kehadiran anak laki-laki

2 Mengurangi rasa sepi atau bosan orang tua 3 Menemani orangtua berpergian

4 Membuat orangtua senang karena dapat melakukan kegiatan bersama anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki

5 Membuat orangtua tidak sendirian di rumah 6 Merawat orangtua di masa tuanya

7 Membiayai kebutuhan hidup orangtua di masa tuanya 8 Menghasilkan uang lebih banyak dibandingkan anak

laki-laki untuk memenuhi kebutuhan keluarga

9 Membantu orangtua mencuci, menyetrika, mengepel, memasak dan membersihkan rumah

10 Membantu orangtua menjaga saudara-saudaranya yang lain

(12)

dalam memenuhi kebutuhan keluarga

12 Membuat orangtua belajar untuk mendahulukan kepentingan anak dibandingkan kepentingan pribadi 13 Membuat orangtua lebih bijaksana

14 Orangtua merasa lebih berguna

15 Membuat orangtua senang karena gaya bicara anak perempuannya mirip dengan orangtua

16 Membuat orangtua senang karena cara anak perempuan menyelesaikan masalah mirip dengan orangtua

17 Keberhasilan anak perempuan memperoleh penghasilan besar membuat orangtua lebih senang dibandingkan anak laki-laki

18 Keberhasilan anak perempuan menncapai kedudukan yang baik dalam pekerjaan membuat orangtua lebih senang dibandingkan keberhasilan yang dicapai anak laki-laki 19 Cara anak perempuan mengambil keputusan membuat

orangtua senang karena mirip dengan cara orangtua mengambil keputusan

20 Hobi anak perempuan dalam mengisi waktu luang membuat orangtua senang karena mirip dengan hobi orangtua dalam mengisi waktu luang

21 Lebih dapat melestarikan tradisi dan budaya keluarga 22 Lebih dapat menjaga nama baik keluarga

23 Membuat orangtua (ayah-ibu) lebih sering berkomunikasi untuk membicarakan pola pengasuhan yang tepat

24 Membuat hubungan orangtua (ayah-ibu) lebih akrab 25 Membuat pernikahan menjadi lebih lengkap

(13)

anak laki-laki

27 Kekhawatiran orangtua meningkat karena anak perempuan cenderung lemah

28 Kekhawatiran orangtua meningkat karena anak perempuan rentan menjadi korban perkosaan dan pelecehan seksual 29 Kekhawatiran orangtua lebih besar apabila anak

perempuan tidak mendapatkan jodoh kelak dibandingkan anak laki-laki

30 Orangtua mengeluarkan biaya besar untuk pendidikan anak perempuan

31 Biaya hidup anak perempuan lebih besar dibandingkan biaya hidup anak laki-laki

32 Orangtua harus mengeluarkan biaya besar untuk perawatan tubuh anak perempuan untuk menjaga kecantikan

33 Orangtua harus mengeluarkan biaya besar untuk membeli pakaian dan perhiasan bagi anak perempuan untuk mempercantik diri

34 Jika memiliki anak perempuan orangtua tidak bisa meraih pekerjaan yang lebih tinggi

35 Orangtua jarang masuk kerja karena harus merawat anak perempuan

36 Kehadiran anak perempuan membuat orangtua sulit bergaul dengan tetangga dan teman-temannya

37 Membuat orangtua sulit menghadiri pertemuan keluarga 38 Orangtua sangat letih karena harus bekerja lebih besar

untuk memenuhi kebutuhan anak perempuan

(14)

40 Mengurangi waktu tidur orangtua karena harus meengurusi anak perempuan

41 Mengurangi waktu istirahat karena mengurus anak perempuan lebih repot daripada anak laki-laki

42 Membuat orangtua seringkali bertengkar mengenai cara mendidik anak perempuan

43 Membuat orangtua seringkali berselisih mengenai perlakuan orangtua terhadap anak perempuan

44 Mengurangi perhatian suami atau isteri terhadap pasangannya

(15)

DATA PENUNJANG

2. Pendidikan terakhir pasangan anda

(16)

2. Dengan penghasilan yang didapat per bulannya, apakah saudara mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari?

Ya Tidak

HARAPAN AKAN KEHADIRAN ANAK

1. Apa harapan anda dengan kehadiran anak di tengah keluarga

Hadirnya anak akan membantu orangtua melakukan tugas rumah tangga

Hadirnya anak untuk meneruskan nama keluarga

Hadirnya anak akan menyenangkan hati orangtua dan mertua saya Hadirnya anak akan meningkatkan tingkat perekonomian keluarga Lainnya : ________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________

2. Apakah saudara mengharapkan jenis kelamin tertentu dari anak saudara Ya, saya berharap memiliki anak laki-laki

Ya, saya berharap memiliki anak perempuan Tidak, laki-laki dan perempuan sama saja

PENGHAYATAN TERHADA NILAI AGAMA YANG DIYAKINI 1. Agama/kepercayaan iman saudara

Islam Kristen Protestan

Katholik Hindu

Budha Lainnya : __________________

(17)

Agama sebatas identitas dalam kartu tanda pengenal

Menjalani kehidupan beragama sebatas kegiatan-kegiatan keagaaman (peringatan hari besar, kegiatan ibadah rutin)

Agama terkadang dijadikan dasar ketika saya berpikir, mengambil keputusan dan bertindak

Agama selalu menjadi dasar ketika saya bertindak, mengambil keputusan dan bertindak

Lainnya : ________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________

PENGHAYATAN TERHADAP MITOS YANG BERKEMBANG DI

MASYARAKAT

1. Apakah saudara merupakan penduduk asli Indramayu

Ya Tidak

2. Sudah berapa lama saudara tinggal di desa ‘X’ Indramayu

2 – 5 thn 5 – 10 thn > 10 thn

3. Apakah saudara mengetahui tentang pandangan masyarakat Indramayu bahwa kecantikan mampu mengubah perekonomian keluarga

Ya Tidak

4. Apakah saudara setuju dengan pandangan tersebut Sangat setuju

Setuju

Kurang setuju

(18)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Tabel B.1 Hasil Kuesioner Values Of Children

(19)

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Tabel B.1 Hasil Kuesioner Values Of Children (lanj.)

(20)

29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

Tabel B.1 Hasil Kuesioner Values Of Children (lanj.)

(21)

43 44 45

Tabel B.1 Hasil Kuesioner Values Of Children (lanj.)

no.au

(22)

Lampiran C Gambaran Responden Berdasarkan Data Penunjang

Tabel C.1 Ga mbaran Responden Berdasarkan Tingkat Pere konomian

Rata-Rata Penghasilan Per Bulan Tingkat

Tingkat Kesulitan TOTAL

Tabel C.2 Ga mbaran Responden Berdasarkan Penghayatan Agama/ Responden

Penghayatan Agama N %

Agama sebatas identitas pada kartu identitas 0 0

Agama sebatas merayakan hari besar keagamaan 4 8,5

Agama terkadang dijadikan pedoman hidup 4 8,5

Agama sebagai dasar/pedoman hidup 39 83

Lainnya 0 0

Total 47 100

Tabel C.3 Ga mbaran Responden Berdasarkan Asal Penduduk

Asal Penduduk N %

Penduduk Asli Desa „X‟ Indramayu 41 87,2

Penduduk Pendatang 6 12,8

(23)

Tabel C.4 Ga mbaran Responden Tentang Pandangan Masyarakat Indramayu

“Kecantikan dapat mengubah perekonomian ke luaga” Pandangan Masyarakat Indramayu

Tabel C.5 Ga mbaran Menyeluruh Positive Value of Children Anak Pere mpuan

Positive General Values N %

Emotional Benefit (EmB) 12 25,5

Economic Benefits and Security (EcBS) 7 14,9

Self-Enrichment and Development (SED) 5 10,6

Identification with Children (IC) 3 6,4

Family Cohessiveness and Continuity (FCC) 8 17,0

(24)

Tabel C.6 Ga mbaran Menyeluruh Negative Anak Pere mpuan

Positive General Values N %

Emotional Cost (EmC) 36 76,6

Economic Cost (EcC) 6 12,8

Restriction or Opportunity Cost (RoOC) 0 0

Physical Demands (PD) 0 0

Family Coct (FC) 0 0

EmC, EcC 4 8,5

EmC, FCC 1 2,1

Total 47 100%

Tabel C.7 Ga mbaran Ha rapan Orangtua akan Kehadiran Anak Harapan Orangtua akan Kehadiran Anak N %

Membantu orangtua melakukan tugas rumah tangga 0 0

Meneruskan nama keluarga 20 42,6

Menyenangkan hati orangtua dan mertua saya 8 17

Meningkatkan tingkat perekonomian keluarga 4 8,5

Lainnya 15 31,9

(25)

Usia

Tabel D.2 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Aspek Dominan dari Positive General Values (lanjutan)

Aspek

Total

EmB,SED EmB,EcBS,FCC SED,IC EmB,EcBS EmB,IC IC,FCC EmB,FCC

Tabel D.2 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Aspek

EmB EcBS SED IC FCC SED + FCC EcBS, SED, IC EcBS,FCC

Tabel D.1 Tabulasi Silang Usia Ketika Menikah dengan Aspek Dominan dari Positive General Values (lanjutan)

Aspek

Total

EmB,SED EmB,EcBS,FCC SED,IC EmB,EcBS EmB,IC IC,FCC EmB,FCC

Tabel D.1 Tabulasi Silang Usia Ketika Menikah dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Aspek

(26)

Latar

Tabel D.3 Tabulasi Silang Latar Belakang Pendidikan dengan Aspek Dominan dari Positive General Values (lanjutan)

Aspek

Total

EmB,SED EmB,EcBS,FCC SED,IC EmB,EcBS EmB,IC IC,FCC EmB,FCC

Tabel D.3 Tabulasi Silang Latar Belakang Pendidikan dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Aspek

(27)

Tingkat Perekonomian

Keluarga N % N % N % N % N % N % N % N %

Rendah 4 28,6 2 14,3 0 0 0 0 2 14,3 0 0 1 7,1 2 14,3 Menengah 6 33,3 2 11,1 1 5,6 1 5,6 4 22,2 0 0 1 5,6 0 0 Tinggi 2 16,7 1 8,3 3 25 2 16,7 2 16,7 1 8,3 0 0 0 0

Tingkat Perekonomian

Keluarga N % N % N % N % N % N % N % N %

Rendah 1 7,1 1 7,1 0 0 0 0 1 7,1 0 0 0 0 14 100

Menengah 0 0 0 0 0 0 1 5,6 0 0 1 5,6 1 5,6 18 100

Tinggi 0 0 0 0 1 8,3 0 0 0 0 0 0 0 0 12 100

Tabel D.4 Tabulasi Silang Latar Belakang Pendidikan dengan Aspek Dominan dari Positive General Values (lanjutan)

Aspek

Total

EmB,SED EmB,EcBS,FCC SED,IC EmB,EcBS EmB,IC IC, FCC EmB,FCC

Tabel D.4 Tabulasi Silang Tingkat Perekonomian Keluarga dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Aspek

(28)

Harapan Orangtua

H1 : membantu orangtua mengerjakan tugas rumah tangga H2 : meneruskan nama keluarga

H3 : menyenangkan hati orangtua dan mertua saya H4 : mengubah kondisi perekonomian keluarga H5 : lainnya

Tabel D.5 Tabulasi Silang Harapan Orangtua akan Kehadiran Anak dengan Aspek Dominan dari Positive General Values (lanjutan)

Aspek

Total

EmB,SED EmB,EcBS,FCC SED,IC EmB,EcBS EmB,IC IC,FCC EmB,FCC

Tabel D.5 Tabulasi Silang Harapan Orangtua akan Kehadiran Anak dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Aspek

(29)

Penghayatan

PAG 1 : agama sebatas identitas di kartu identitas PAG 2 : agama sebatas merayakan hari besar keagamaan PAG 3 : agama terkadang dijadikan pedoman hidup PAG 4 : agama selalu dijadikan pedoman/pegangan hidup PAG 5 : lainnya

Tabel D.6 Tabulasi Silang Harapan Orangtua akan Kehadiran Anak dengan Aspek Dominan dari Positive General Values (lanjutan)

Aspek

Total

EmB,SED EmB,EcBS,FCC SED,IC EmB,EcBS EmB,IC IC,FCC EmB,FCC

Tabel D.6 Tabulasi Silang Harapan Orangtua akan Kehadiran Anak dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Aspek

(30)

Penghayatan

PTN 1 : tahu dan sangat setuju dengan nilai masyarakat Indramayu PTN 5 : tahu dan kurang setuju dengan nilai masyarakat Indramayu PTN 2 : tidak tahu tapi sangat setuju dengan nilai masyarakat Indramayu PTN 6 : tidak tahu tapi kurang setuju dengan nilai masyarakat Indramayu PTN 3 : tahu dan setuju dengan nilai masyarakat Indramayu PTN 7 : tahu dan tidak setuju dengan nilai masyarakat Indramayu PTN 4 : tidak tahu tapi setuju dengan nilai masyarakat Indramayu PTN 8 : tidak tahu dan tidak setuju dengan nilai masyarakat Indramayu

Tabel D.7 Tabulasi Silang Penghayatan Terhadap Nilai Masyarakat dengan Aspek Dominan dari Positive General Values (lanjutan)

Total

EmB,SED EmB,EcBS,FCC SED,IC EmB,EcBS EmB,IC IC,FCC EmB,FCC

Tabel D.7 Tabulasi Silang Penghayatan Terhadap Nilai Masyarakat dengan Aspek Dominan dari Positive General Values

Aspek

(31)

Lampiran E Hikayat Asal Mula Daerah Indramayu

HIKAYAT ASAL MULA DAERAH INDRAMAYU

Sejarah Kabupaten Indramayu Sejarah putra Tumenggung Gagak Singalodra dari Benglen Jawa Tengah bernama Raden Wiralodra yang mempunyai garis keturunan Majapahit dan Pajajaran, dalam tapa baratnya di kaki

Gunung Sumbing mendapat wangsit. “Hai Wiralodra, apabila engkau ingin

berbahagia berketurunan di kemudian hari, pergilah kea rah matahari terbenam dan carilah lembah Sungai Cimanuk. Manakala telah disana, berhenilah dan tebanglah belukar secukupnya untuk mendirikan pedukuhan dan menetaplah disana. Kelak tempat itu akan menjadi subur dan makmur serta tujuh turunanmu

akan memerintah disana.” Demikianlah bunyi wangsit itu

Raden Wiralodra ditemani Ki Tinggil dan berbekal senjata Cakra Undaksana. Tokoh-tokoh lain dengan pendiri pedukuhan dimaksud adalah Nyi Endang Darma yang cantik dan sakti, Aria Kemuning putra Ki Gede Lurah Agung yang diangkat putra oleh Putri Ong Tien istri Sunan Gunung Jati. Ki Buyut Sidum/Kidang Pananjung seorang pahlawan Panakawan Sri Baduga dari Pajajaran, Pangeran Guru, seorang pangeran dari Palembang yang mengajarkan Kanuragaan dengan 24 muridnya. Pedukuhan tersebut berkembang dan diberi

nama “Darma Ayu” oleh R. Wiralodra yang diambil dari nama seorang wanita

yang dikagumi karena kecantikan dan kesaktiannya “Nyi Endang Darma”, serta

(32)

Pedukuhan Cimanuk yang diberi nama “Darma Ayu” yang kemudian

berubah menjadi “Indramayu”, setelah terbebas dari kekuasaan Pajajaran pada

tahun 1527, diproklamirkan berdirinya oleh R. Wiralodra pada hari Jum’at tanggal

1 Muharam 9345H atau 1 Sura 1449 dan jatuh pada tanggal 7 Oktober 1527. Titimangsa tersebut resmi sebagai Hari Jadi Indramayu.

Setelah 1527, daerah Indramayu terbagi dalam tiga propinsi meliputi: Propinsi Singapura, meliputi sebelah timur sampai Sungai Kamal; propinsi Rajagaluh, meliputi daerah tengah sampai Jatitujuh; propinsi Sumedang, meliputi bagian barat sampai Kandanghaur. Tahun 1681, mulai dikuasai kompeni. Zaman pemerintahan Daenles (1806-1811) daerah sebelah barat sungai Cinunuk dimasukkan dalam prefektur Cirebon Utara. Pada masa ini berada dalam kekuasaan Kerajaan Demak. Tahun 1546 menjadi bagian kesultanan Cirebon. Tahun 1615 sebelah timur Sungai Cimanuk menjadi bagian kesultanan Cirebon dan bagian baratnya termasuk dalam wilayah Kerajaan Mataram.

(33)

Lampiran F Hasil Wawancara

Tabel F. Hasil Wawancara

No Aspek Hasil Wawancara Responden

1. Emotional Benefits Orangtua tidak merasa kesepian karena anak perempuan lebih sering menemani ketika di rumah ataupun ketika berpergian

5, 8, 10, 16, 20, 28, 30, 41, 43, 46

Orangtua tidak bosan karena dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama anak perempuan dibandingkan anak laki-laki

10, 26, 41

Anak perempuan lebih sering melakukan aktivitas bersama orangtua dibandingkan anak laki-laki

8, 9, 27, 41

2. Economic Benefits and Security

Anak perempuan merupakan pohon uang dan lebih produktif dalam menghasilkan uang dibandingkan anak laki-laki

1, 9, 12, 16,

Anak perempuan lebih dapat membantu perekonomian keluarga (baik sebagai TKI atau melakukan pekerjaan lainnya)

6, 11, 12

Anak perempuan memiliki kesempatan lebih besar dikirim/berangkat sebagai TKI ke luar negri

1, 6, 7, 9, 12, 26, 42

Anak perempuan meringankan pekerjaan rumah tangga (masak, mencuci, membersihkan rumah, menyetrika)

12, 19, 26, 41

Anak perempuan dapat diandalkan untuk menjaga/membantu merawat saudaranya dibandingkan anak laki-laki

(34)

Anak perempuan dapat menjaga orangtua di masa tuanya

5, 7,

3. Self-Enrichment and Development

Anak perempuan membuat orangtua belajar lebih bertanggung jawab atas pekerjaan mereka

16, 27

Anak perempuan membuat orangtua belajar untuk mendahulukan kepentingan anak dibandingan kepentingan pribadi

3, 5, 16, 27

4. Identification with Children

Orangtua senang karena perilaku anak perempuannya mirip dengan perilakunya, walaupun kesal bila ada kemiripan dengan sifat/sikap buruk pasangannya.

13, 27

Orangtua bangga dengan keberhasilan yang diraih anak perempuan dalam pendidikan atau pekerjaan

Anak perempuan membuat orangtua lebih sering berkomunikasi untuk membicarakan pola pengasuhan yang tepat serta masa depan

5, 8, 9, 10,

6. Emotional Cost Khawatir anak perempuannya dipaksa menjadi TKW

8, 31, 43

Ketakutan anak perempuannya mendapat perlakuan buruk dari majikannya

20, 31

Orangtua lebih takut anak perempuannya belum menikah di usia lebih dari 25 tahun dibandingkan anak laki-laki

16

Anak perempuan mengakitbatkan lelah secara psikis dibandingkan lelah secara

(35)

fisik

Orangtua takut anak perempuannya terjerat narkoba dan hamil sebelum menikah

5

Orangtua takut mengurus/merawat anak perempuan karena masih cukup muda ketika menikah

10, 27

7. Economic Cost Anak perempuan menuntut dibelikan pakaian yang sesuai dengan trend dan ber-merk

43

Anak perempuan meminta dibelikan alat-alat make up seperti bedak, perona pipi, parfum, dan lipstik

1, 4,

Perawatan tubuh anak perempuan lebih mahal daripada anak laki-laki

10. Family Cost Orangtua berselisih pendapat mengenai perlakuan terhadap anak perempuannya

9, 13, 19

Catatan :

Beberapa responden seperti responden 18, 22 - 25, serta 32 – 40 tidak didampingi secara

langsung oleh peneliti saat mengisi kuesioner. Sehingga peneliti tidak memiliki kesempatan

(36)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Fenomena tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri beberapa tahun terakhir semakin sering menjadi sorotan masyarakat. Bukan hanya fakta bahwa tenaga kerja Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam devisa negara tetapi juga fakta bahwa cukup banyak tenaga kerja Indonesia yang mengalami masalah baik di tempatnya bekerja atau di Indonesia sendiri.

(37)

2

BNP2TKI, pada bulan Maret 2008 mengeluarkan daftar Penempatan TKI Menurut Negara Tujuan dan Jenis Kelamin. Berdasarkan daftar tersebut, terdapat 157.031 masyarakat Indonesia yang bekerja di luar negri, dan Saudi Arabia menjadi tempat tujuan utama dengan 33,6% dari keseluruhan atau sebanyak 52.788 TKI bekerja disana. Berdasarkan daftar tersebut juga didapat bahwa sebanyak 80% dari keseluruhan TKI, berjenis kelamin perempuan (www.ditpolkom.bappenas.go.id).

(38)

3

mencapai 10% dari total kiriman uang TKI se-Indonesia (Koran Republika, 29 Juni 2009).

Banyaknya kaum perempuan dari Kabupaten Indramayu yang berangkat menjadi TKI selain didorong untuk membantu perekonomian keluarga, mungkin juga dilator belakangi oleh penghayatan terhadap mitos masyarakat Indramayu. Salah satu mitos yang berkembang di masyarakat Indramayu, yaitu hanya kecantikan yang dapat mengubah perekonomian keluarga. Mitos ini dapat berarti dua hal. Pertama, hanya wanita cantik yang dapat mengubah perekonomian keluarga. Masyarakat yang menyetujui mitos ini cenderung menjadikan anak-anak perempuannya sebagai pekerja seks komersil. Dalam sebuah blog, beberapa orangtua memaparkan bahwa anak perempuannya dikeluarkan dari sekolah, untuk dikirim sebagai pekerja seks komersil. Biasanya mereka mengirimkan anak-anak perempuannya ini ke tempat prostitusi di Jakarta, Dolly (Surabaya), Saritem (Bandung) dan beberapa ke kawasan lampu merah di kota besar di luar Pulau Jawa (www.indonesiamatters.com).

(39)

4

di luar negeri. Penghasilan yang besar untuk memenuhi kebutuhan hidup menjadi alasan terkuat mereka berangkat sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Bagi masyarakat Indramayu yang meyakini mitos tersebut, kehadiran perempuan memberikan arti tersendiri dalam masyarakat, secara khusus bagi perekonomian keluarga. Orangtua yang memiliki anak perempuan berharap anak perempuannya mampu mengubah kondisi perekonomian keluarga. Hal ini berarti orangtua cenderung memandang kehadiran anak perempuan sebagai komoditas ekonomi. Pandangan orangtua bahwa anak adalah komoditas merupakan satu dari sekian banyak pandangan orang tua tentang kehadiran anak. Setiap orangtua dalam keluarga memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang keberadaan anak.

Secara khusus, Fred Arnold (1975) melakukan penelitian untuk mengetahui alasan seseorang menginginkan atau tidak menginginkan kehadiran seorang anak. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan dua makna anak (Values

of Children) secara umum bagi orangtua, yakni Positive General Values dan

Negative General Values. Dikatakan Positive General Values ketika anak

(40)

5

anak (Self-Enrichment and Development). Kehadiran anak sebagai sumber kebahagian bagi orangtua ketika melihat pertumbuhan anak serta kemiripan anak dan orangtua (Identification with Children) merupakan keuntungan lainnya. Terakhir, kehadiran anak dapat membantu terciptanya hubungan orangtua yang lebih erat (Family Cohessiveness and Continuity).

Di sisi lain akan dikatakan sebagai Negative General Values ketika kehadiran anak dimaknai sebagai beban bagi orang tuanya. Seorang anak dimaknai menjadi beban ketika orangtua menganggap bahwa akan banyak biaya yang keluar dalam proses tumbuh kembang anak (Economic Cost). Lain lagi ketika orangtua merasa bahwa kehadiran anak hanya membuat mereka merasa lelah dan letih mengurusi kebutuhan anak-anak mereka, artinya mereka mengganggap anaknya sebagai beban secara fisik (Physical Demands). Ada pula orangtua yang merasa kehadiran anak hanya membuat orangtua pusing karena harus menghadapi perilaku anak-anak yang tidak sesuai norma (Emotional Cost). Atau orangtua yang merasa kehadiran anak hanya akan memicu pertengkaran di antara mereka (Family Cost). Orangtua merasa bahwa kehadiran anak hanya akan membatasi ruang gerak orangtua terlebih orangtua yang masih memikirkan masalah karier (Restriction or Opportunity Cost).

(41)

6

orangtuanya serta faktor kemiskinan merupakan salah satu alasan mengapa orangtua membolehkan anaknya untuk bekerja sebagai tenaga kerja ke luar negri atau pekerja seks komersial (Economic Benefit). Bahkan saat wawancara dilakukan, istri pemuka agama mengemukakan bahwa ketika ia berada di posyandu, seorang ibu memberikan ucapan selamat dan mengatakan bahwa beliau beruntung karena kedua anaknya perempuan, karena itu berarti kondisi perekonomian keluarganya akan terjamin. Lebih lanjut, ketika ditanyakan mengenai makna anak bagi pemuka agama itu sendiri, beliau mengungkapkan bahwa dengan kehadiran anak, ia dapat melihat masa kecilnya kembali dan melihat dirinya sendiri (Identification with Children).

(42)

7

Ibu S, 35 tahun, memaparkanbahwa bagi dirinya anak adalah anugerah dari Tuhan dan perlu disyukuri keberadaannya. Ibu S juga merasa kehadiran anaknya selalu dapat membuat senang dan bahagia (Emotional Benefits). Walaupun begitu, Ibu S dan suaminya nekat mengeluarkan anak perempuannya yang baru berusia 15 tahun dari sekolah untuk dikirim ke Jakarta sebagai pekerja seks komersial. Ibu S mengutarakan bahwa faktor perekonomian menjadi salah satu alasan yang cukup kuat (Economic Benefit). Ibu S mengemukakan bahwa anaknya setiap dua bulan sekali pulang ke rumah untuk memberikan hasil kerja di Jakarta.

Ibu A, 38 tahun, mengemukakan bahwa kehadiran seorang anak terlebih anak perempuan merupakan anugerah dan membuat Ibu A senang dan bahagia (Emotional Benefit). Di sisi lain Ibu A memaknai kehadiran anak perempuannya sebagai hal yang dapat membantu perekonomian keluarga (Economic Benefit and

Security) dengan mengirimkannya sebagai pembantu rumah tangga ke Arab

Saudi. Ibu A mengungkapkan bagaimana senangnya nanti ketika anaknya pulang dan membawa banyak uang sehingga mereka tidak perlu mengkhawatirkan mengenai masalah perekonomian lagi. Walaupun begitu, Ibu A mengungkapkan ketakutannya ketika harus mengirimkan anaknya ke luar negeri, apalagi Ibu A seringkali mendengar mengenai cerita TKI yang dianiaya oleh majikannya sendiri (Emotional Cost).

(43)

8

keluarga. Menurut Ibu U, kehadiran anak perempuan dapat membawa perubahan bagi keluarga terutama secara ekonomi (Economic Benefits and Security).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di desa ‘X’ Indramayu, terlihat bahwa terdapat beragam makna anak perempuan bagi orangtua. Kehadiran anak dimaknai sebagai sumber kebahagiaan bagi orangtua (Emotional Benefits), lalu kehadiran anak juga dimaknai sebagai sumber keuntungan dari segi ekonomi (Economic Benefits). Kehadiran anak juga dimaknai sebagai salah satu hal yang dapat membuat orangtua lebih dewasa dalam bertindak (Self-Enrichment and

Development) serta kehadiran anak dimaknai sebagai cerminan diri orangtua

(Identification with Children). Kehadiran anak juga dimaknai sebagai sumber ketegangan yang mengakibatkan kecemasan pada orangtua (Emotional Cost).

Fakta bahwa di Desa ‘X’ Indramayu, kaum perempuan tidak terkecuali anak perempuan dikirim sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri dan ada juga yang dikirim sebagai pekerja seks komersial. Peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai makna anak perempuan (Values of Children) bagi orangtua di desa ‘X’ Indramayu.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

(44)

9

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai makna anak perempuan (Values of Children) bagi orangtua di desa ‘X’ Indramayu.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai keterkaitan antara makna anak perempuan (Values of Children) bagi orangtua di desa ‘X’ Indramayu dan faktor-faktor lain yang berpengaruh.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN 1.4.1 Kegunaan Teoretis

 Memberikan informasi mengenai gambaran makna anak perempuan

(Values of Children) pada orang tua bagi kajian Psikologi Perkembangan dan Psikologi Lintas Budaya.

 Memberikan informasi kepada peneliti lain yang berminat melakukan

penelitian lanjutan mengenai makna anak (Values of Children). 1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan informasi kepada orang tua di Desa ‘X’ Indramayu

(45)

10

 Memberikan informasi bagi para praktisi di bidang sosial dan

psikologi mengenai makna anak perempuan (Values of Children) bagi orang tua. Informasi ini dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan atau seminar mengenai anak.

1.5 KERANGKA PEMIKIRAN

(46)

11

penghalang kesuksesan karier maka akan memunculkan perilaku yang berbeda dengan orangtua yang memaknakan anaknya sebagai pemberi semangat bagi orang tuanya dalam bekerja.

Fred Arnold, cs. (1975) mengungkapkan tentang makna anak (Values of

Children) bagi orang tua, yakni Positive General Values dan Negative General

Values. Positive General Values diartikan bahwa anak dapat memberikan

keuntungan bagi orang tua dari berbagai macam aspek kehidupan, yaitu

Emotional Benefit, Economic Benefit and Security, Self-Enrichment and

Development, Identification with Children, dan Family Cohesiveness and

Continuity

Pertama, Emotional Benefit, artinya melalui anak, orang tua merasakan kebahagian dan kesenangan, keberadaan anak mampu mengusir rasa kesendirian dan kebosanan orangtua. Anak menjadi sumber kebahagiaan bagi orangtuanya. Misalnya kehadiran anak membuat istri tidak merasa sendiri apabila suaminya berpergian ke luar kota karena tugas kantor. Economic Benefit, yakni anak dimaknai sebagai orang yang mampu membantu orang tua dalam mengurus rumah, membantu mengurus ‘usaha’ orangtua, membantu menjaga dan mengurus saudaranya, dan menjadi jaminan untuk mengurus dan menjaga orangtua baik secara ekonomi, fisik dan psikis di masa tua. Anak dipandang sebagai komoditas bagi orangtuanya. Misalnya, kehadiran anak mampu meningkatkan taraf kehidupan orangtua dengan penghasilan yang didapatkannya.

Self-Enrichment and Development, artinya orangtua melalui pola

(47)

12

jawab, lebih dewasa, belajar untuk menentukan tujuan hidupnya, merasakan kompetensinya sebagai orangtua; atau orangtua mendapat pemenuhan akan kebutuhannya sendiri. Anak sebagai sumber pembelajaran bagi orangtuanya. Misalnya kehadiran anak membuat orangtua belajar untuk mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan merokok karena menyadari kebiasaan tersebut merupakan contoh yang tidak baik bagi anaknya.

Identification with children, maksudnya adalah dengan kehadiran anak,

orangtua merasakan kebahagiaan melihat pertumbuhan dan perkembangan anak, orangtua merasa ada kebanggaan ketika anaknya mampu menyelesaikan tugas perkembangan, dan melihat anak seperti dirinya sendiri. Misalnya orang tua merasa bangga ketika anaknya meraih prestasi di sekolahnya. Terakhir, Family

Cohesiveness and Continuity, maksudnya adalah orangtua memaknai kehadiran

seorang anak dengan positif sebagai pengikat antara suami dan isteri, kesempurnaan dari sebuah pernikahan, pelengkap kehidupan keluarga, serta penerus nama dan tradisi keluarga. Dalam hal ini misalnya pasangan suami isteri menjadi semakin dekat dan sering berkomunikasi ketika anak hadir di tengah keluarga.

Sedangkan Negative General Values diartikan bahwa kehadiran anak di tengah keluarga dapat memberikan beban bagi orangtua dalam berbagai macam aspek kehidupan, yaitu Emotional Cost, Economic Cost, Restriction or

Opportunity Cost, Physical Demands, dan Family Cost. Pertama, Emotional Cost,

(48)

13

kesehatan anak atau mencemaskan perilaku anak di sekolah, apakah akan melanggar aturan yang berlaku atau ketika orangtua merasa terganggu dengan keributan dan kegaduhan di rumah. Anak menjadi sumber ketegangan bagi orangtuanya.

Economic Cost, artinya kehadiran anak di tengah keluarga dipandang

sebagai sumber pengeluaran keluarga. Orangtua merasa terbeban karena harus mengeluarkan biaya yang besar untuk pengasuhan dan pendidikan anak. Anak dipandang sebagai beban secara ekonomi bagi orang tuanya. Misalnya orangtua dengan penghasilan per bulannya di bawah rata-rata mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, hal ini mengakibatkan orangtua memandang bahwa biaya pendidikan yang tinggi hanya menambah beban pengeluaran keluarga.

Restriction or Opportunity Cost, maksudnya kehadiran anak dipandang

sebagai penghalang bagi kebebasan orangtua untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan pribadi. Orangtua menjadi terbatas untuk bisa bersosialisasi dalam kehidupan sosialnya dan melakukan kesenangan karena harus mengasuh dan merawat anak. Orangtua juga kurang memiliki privasi dan terbatas dalam peningkatan karier. Misalnya orangtua tidak dapat bekerja secara maksimal karena harus menghadiri kegiatan di sekolah anak atau mengambil raport anak atau menjemput anak pulang dari sekolah.

Physical Demands, maksudnya kehadiran anak dipandang sebagai sumber

(49)

14

waktu tidur karena harus mengurus dan merawat anak. Misalnya orangtua harus bangun lebih awal untuk mempersiapkan kebutuhan anaknya, mengantar anaknya ke sekolah dan baru bisa tidur malam harinya bila telah menidurkan anaknya. Terakhir, Family Cost, maksudnya kehadiran anak dipandang sebagai alasan perselisihan yang terjadi pada pasangan suami istri. Suami dan isteri seringkali bertengkar karena ada perbedaan penerapan pola pengasuhan anak. Selain itu, kehadiran anak mampu merebut perhatian pasangan dari pasangannya serta berkurangnya waktu bagi pasangan untuk bersama. Misalnya suami kecewa karena istri lebih mementingkan untuk mengurus anak perempuan dibandingkan mengurus kebutuhan suami.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi bagaimana orangtua memaknai anaknya yakni latar belakang pendidikan orangtua, jenis kelamin, usia orangtua pada saat menikah, tingkat perekonomian keluarga, penghayatan terhadap nilai agama yang diyakini, harapan akan keberadaan anak serta penghayatan terhadap nilai-nilai masyarakat yang diyakini oleh orangtua (Fred Arnold, cs., 1975). Latar belakang pendidikan orangtua memberikan pengaruh terhadap bagaimana orang tua memaknai anaknya. Latar belakang pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi bagaimana pola pemikiran dan wawasan orang tua. Misalnya orangtua yang memiliki latar belakang pendidikan yang rendah cenderung sulit mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga kehadiran anak dianggap sebagai komoditas ekonomi yang dapat membantu perekonomian keluarga (Economic

Benefits and Security). Sedangkan orangtua yang memiliki latar belakang

(50)

15

orang tua (Identification with Children), misalnya anak diharuskan untuk mencapai tingkat pendidikan yang sama atau bahkan melampui tingkat pendidikan orangtua.

Jenis kelamin anak memberikan pengaruh dalam bagaimana orangtua memaknai kehadiran anak di tengah keluarga. Misalnya kehadiran anak perempuan dimaknai dapat membantu orang tua dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga (Economic Benefits). Bukan hanya jenis kelamin anak saja yang memberikan pengaruh, jenis kelamin orang tua juga memberikan pengaruh bagi orangtua memaknai kehadiran anak. Misalnya, kehadiran anak bagi ayah dipandang sebagai penerus nama, tradisi serta budaya keluarga (Family

Cohessiveness and Continuity), sedangkan kehadiran anak bagi ibu dipandang

sebagai pengusir rasa sepi dan orang yang dapat menemani ketika pasangannya sedang berpergian sehingga ibu tidak merasa sendirian (Emotional Benefits).

Usia orangtua pada saat menikah juga secara tidak langsung memberikan pengaruh dalam memaknai kehadiran anak. Ketika orangtua menikah di usia muda dengan kecenderungan belum dewasa dalam bersikap dan berpikir maka kehadiran anak dapat membuat orang tua dapat belajar lebih dewasa dalam bersikap dan berpikir (Self-Enrichment and Development). Ketika orangtua menikah di usia lanjut dengan kecenderungan akan mengalami banyak hambatan dan kesulitan ketika memiliki anak, maka kehadiran anak dipandang sebagai kesenangan dan kebahagiaan (Emotional Benefits)

(51)

16

perekonomian yang rendah cenderung mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga kehadiran anak ditengah keluarga dipandang sebagai orang yang dapat membantu perekonomian keluarga (Economic Benefits

and Security). Sedangkan keluarga dengan tingkat perekonomian yang tinggi

memandang kehadiran anak sebagai orang yang dapat meneruskan nama keluarga (Family Cohessiveness and Continuity).

Selain tingkat perekonomian keluarga, penghayatan terhadap nilai-nilai agama yang diyakini juga menjadi salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap bagaimana orang tua memaknai keberadaan anaknya. Misalnya dalam pengajaran agama tertentu, kehadiran anak dipandang sebagai suatu anugerah dan berkat; penghayatan orangtua pada pengajaran agama tersebut membuat orang tua memandang kehadiran anak dapat membuat hidupnya senang dan bahagia karena mendapat anugerah dan berkat (Emotional Benefits).

Harapan orang tua terhadap kehadiran anak di tengah-tengah keluarga, secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap bagaimana orang tua memaknai kehadiran anak. Misalnya orang tua yang berharap bahwa anaknya dapat mengikuti jejak pekerjaan orang tuanya cenderung memaknai kehadiran anak sebagai cerminan diri orang tua (Identification with children) atau orang tua yang berharap bahwa kehadiran anak dapat membuat hubungan suami-isteri lebih erat dan akrab, memaknai kehadiran anak sebagai pengikat hubungan antara suami-isteri (Family Cohessiveness and Continuity)

(52)

17

orang tua terhadap nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Indramayu merupakan salah satu daerah yang sampai sekarang menjunjung tinggi value yang berasal dari latar belakang terbentuknya kota Indramayu, yakni masyarakat Indramayu menggunakan pesona kecantikan untuk memperbaiki nasibnya (www.tea2n.multiply.com). Penghayatan orang tua di desa ‘X’ Indramayu terhadap value bahwa pesona kecantikan mampu mengubah kehidupan keluarga, secara tidak langsung membuat orang tua memaknai kehadiran anak perempuan sebagai suatu keuntungan baik secara ekonomi (Economic Benefit) maupun secara emosional (Emotional Benefit). Keadaan bahwa anak perempuan mampu memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga membuat orang tua menjadi senang dan bahagia karena kebutuhan rumah tangga dapat terpenuhi tanpa orang tua harus bekerja (Economic Benefits and Security)

(53)

18

Latar belakang pendidikan

Jenis kelamin

Usia saat menikah

Tingkat perekonomian

Penghayatan terhadap nilai agama

Harapan akan kehadiran anak

Penghayatan terhadap nilai-nilai masyarakat

Orang Tua di Desa ’X’

Indramayu

VALUES OF CHILDREN

anak perempuan

Positive General Values : Emotional Benefits

Economic Benefits and Security Self-Enrichment and Development Identification with children

Family Cohesiveness and Continuity Negative General Values :

Emotional Cost Economic Cost

Restriction or Oppurtinity Cost Physical Demands

Family Cost

(54)

19

1.6 ASUMSI PENELITIAN

Setiap orang tua di desa ‘X’ Indramayu memiliki Values of Children anak perempuan yang berbeda-beda.

Values of Children anak perempuan dapat dibedakan atas Positive

General Values dan Negative General Values.

Values of Children anak perempuan di desa ‘X’ Indramayu

(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hampir semua orangtua di Desa ‘X’ Indramayu (93,6%) memaknai kehadiran anak perempuannya sebagai Positive General Values dan hanya sedikit orangtua di Desa ‘X’ Indramayu (6,4%) yang memaknai kehadiran anak

perempuannya sebgai Negative General Values.

2. Dari semua orangtua yang memandang kehadiran anak perempuan sebagai

Positive General Values, lebih banyak yang memilih aspek Emotional Benefits

(27.3%).

(56)

60

5. 2 Saran

5.2.1.Saran teoretis

Bagi peneliti lain, dapat melakukan penelitian mengenai gambaran Values

of Children anak perempuan dengan rentang usia anak perempuan yang

seragam atau gambaran Values of Children anak laki-laki.

Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian korelasional antara

Values of Children dengan faktor usia orangtua ketika menikah, jenis

kelamin orangtua, dan tingkat perekonomian.

5.2.2.Saran praktis

Bagi para pemuka agama, gambaran mengenai makna anak perempuan di Desa ‘X’ Indramayu, dapat digunakan sebagai bahan diskusi dengan

orangtua di Desa ‘X’ Indramayu mengenai pendidikan dan pekerjaan

dalam kaitannya dengan tugas perkembangan anak-anak.

Bagi para pemuka agama, praktisi di bidang sosial dan psikologi, gambaran makna anak perempuan di Desa ‘X’ Indramayu dapat digunakan sebagai

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arnold, Fred, Cs,. The Value of Childre, a crossnational study. Introduction

and comparative, Volume One, East-West Population. Honolulu, Hawaii : Intitute, East-West,. 1975.

Goldenberg, I., & Goldenberg, H. Family Therapy: An Overview. 2nd edition. Monterey: Cole Publishing Company. 1985.

Santrock, John W. Life Span Development. 9th edition. New York : The McGraw-Hill Companies. 2004.

(58)

DAFTAR RUJUKAN

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/09/06/29/59155-devisa-tki-asal-indramayu-terbesar-seindonesia

http://www.adandu.com/blog/sophie/menjadi_tki_pilihan_terakhir_penari_indram ayu?page=0%2C0

http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/4)%20Perlind ungan%20dan%20Pelayanan%20WNI%20di%20Luar%20Negeri/1)%20TK I%20di%20Luar%20Negeri/Penempatan%20TKI%20Menurut%20Negara %20Tujuan%20dan%20Jenis%20Kelamin%202008.pdf

http://www.kompas-tv.com/content/view/10140/2

http://news.okezone.com/read/2010/01/21/337/296154/337/2-019-tki-bermasalah-dipulangkan

http://www.fahmina.or.id/artikel-a-berita/berita/845-tki-sumbang-devisa-negara-terbesar-kedua-setelah-migas-.html

http://tkiindramayu.blogspot.com/2009_05_01_archive.html http://www.indonesiamatters.com/1179/sex-slavery/

http://wiralodra.com/2009/04/sejarah-indramayu/

http://healthreference-ilham.blogspot.com/2009/03/konsep-dasar-keluarga-dan-tbc.html

M.M Denok N.S. 9730055. Perbedaan Value Of Children Anak Laki-Laki dan

Gambar

Tabel B.1 Hasil Kuesioner Values Of Children
Tabel B.1 Hasil Kuesioner Values Of Children (lanj.)
Tabel B.1 Hasil Kuesioner Values Of Children (lanj.)
Tabel B.1 Hasil Kuesioner Values Of Children (lanj.)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Emile Durkheimı pokok bahasa n sosiologi adalah fakta sosial yakni pola atau sistem yang memengaruhi cara manusia dalam bertindak, berpikir dan merasa.. Fakta sosial

97.460.000,- ( Sembilan Puluh Tuiuh Juta Empat Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah) sudah termasuk pajak dan pungutan

Pembuatan website Alex Fitnes Center ini dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL Dalam hal ini penulis menggunakan program macromedia dreamweaver mx untuk

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008

Fasade bangunan pada tampak tersebut merupakan arsitektur rumah panggung serta bentuk atap perisai dan terdapat kantilever yang disangga dengan menggunakan konsol

Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah belakang insang tertutup.

KONTRIBUSI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU MADRASAH ALIYAH SWASTA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia

Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan peralatan ekstra kecil dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat menggunakan