x
ABSTRACT
The acquisition was the taking of possession or control of the stock or assets of a company by another company. Performance of bussnines measured by the financial ratio including Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ration (DER), Total Asset Turnover (TATO), while the market response by abnormal return. The acquisition is partial or comprehensive takeover processes of another business stock thus the executor had a right in control the target business. The purpose of this research was to test whether there is a difference of the abnormal return (market reaction) and financial ratios before and after the acquisition.
The data used in research consists of financial report and daily stock price of business with acquisition in 2009-2011 periods. A method is supervision for 22 days before and 22 days after the acquisition. Total population consists of 32 public managements registered in BEI that implement the acquisition.
By the result it is found that in coefficient correlation of financial ratio the ROE and TATO illustrating any differential before and after acquisition, meanwhile there is no exchange in DER. By abnormal return, there is no difference to the acquisition before and after.
xi
ABSTRAK
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu: ROE (return on equity),DER (debt to equity ratio), TATO (total asset turnover) dan reaksi pasar diukur oleh abnormal return. Akuisisi merupakan pengambil-alihan (take over) sebagian atau keseluruhan saham perusahaan lain sehingga perusahaan pengakuisisi mempunyai hak kontrol atas perusahaan target. Tujuan penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan abnormal return (reaksi pasar) dan rasio keuangan sebelum dan sesudah akuisisi.
Data yang digunakan berupa laporan keuangan dan harga saham harian perusahaan pelaku akuisisi dari tahun 2009-2011. Metode pengamatan 22 hari sebelum dan 22 hari sesudah akuisisi. Jumlah populasi terdiri dari 32 perusahaan publik yang terdaftar di BEI yang melakukan akuisisi.
Hasil dari uji koefisien Korelasi untuk rasio keuangan ROE dan TATO menyatakan ada perbedaan sebelum dan sesudah akuisisi, sedangkan DER menyatakan tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah akuisisi. Untuk abnormal return menyatakan tidak ada perbedaan sebelum dan sesudah akuisisi.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PENGESAHAN...ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...iv
SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN...v
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI PENELITIAN...vi
KATA PENGANTAR...ix
ABSTRACT...x
ABSTRAK...xi
DAFTAR ISI...xii
DAFTAR GAMBAR...xiv
DAFTAR TABEL...xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang...1
1.2Identifikasi Masalah...5
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...5
1.4Kegunaan Penelitian...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka...7
xiii
2.1.2 Pengertian dan Jenis Akuisisi...10
2.1.3 Motif dan Tujuan Akuisisi...12
2.1.4 Macam dan Dampak Akuisisi...20
2.1.5 Taktik Defensif...22
2.1.6 Analisis Kinerja Keuangan...24
2.1.7 Penelitian Terdahulu...31
2.2 Rerangka Pemikiran...33
2.3 Pengembangan Hipotesis...34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...37
3.2 Devinisi Operasional Variabel...37
3.3 Populasi...38
3.4 Teknik Pengumpulan Data...40
3.5 Metode Analisis...40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskripsi...42
4.2 Uji Beda...42
4.3 Uji Hipotesis dan Pembahasan...45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...49
5.2 Keterbatasan Penelitian...50
5.3 Saran...50
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Periode Estimasi dan Periode Jendela...30
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Emiten Manufaktur terhitung mulai tahun
2009 sampai 2011...1
Tabel 1.2. Ketidakkonsistenan Hasil Penelitian Terdahulu atas ada Tidaknya Perbedaan profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas sebelum dan setelah periode akuisisi/merger...4
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu...31
Tabel 3.2. Definisi Operasionalisasi Variabel...37
Tabel 3.3. Daftar Anggota Populasi Penelitian...39
Tabel 3.5. Derajat Tingkat Hubungan Antar Variabel...41
Tabel 4.1. Deskripsi Statistik...42
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov...44
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar modal Indonesia dalam beberapa dekade
belakangan ini sangat pesat. Hal in dapat dilihat dari semakin meningkatnya
jumlah emiten yang terdaftar di Bursa efek, baik di Bursa Efek Jakarta (BEJ)
maupun Bursa Efek Surabaya (BES). Bagi perusahaan yang telah melakukan
proses go public, salah satu fenomena bisnis yang terjadi pada akhir-akhir ini
adalah tentang merger dan akuisisi (Setiawati,2007).
Informasi merupakan kebutuhan utama para investor di pasar modal.
Dari informasi yang relevan, investor dapat menilai prospek kinerja emiten
sehingga investor memiliki gambaran mengenai risiko dan expected return atas
dana yang telah atau akan diinvestasikan (Zaqi,2006).
Industri manufaktur merupakan industri yang semakin berkembang
dalam dunia bisnis saat ini. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah
emiten yang berada pada sektor ini di Bursa Efek Indonesia terhitung mulai
tahun 2009 sampai 2010 dan mengalami penurunan pada tahun 2011 (lihat
Tabel 1.1).
Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Emiten Manufaktur terhitung mulai tahun 2009 sampai 2011.
Tahun 2009 2010 2011
Industri dasar dan kimia 58 59 58
Aneka Industri 45 45 42
2
BAB 1 PENDAHULUAN
Perkembangan globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap
perusahaan untuk selalu mengembangkan strateginya agar dapat bertahan
hidup, berkembang dan berdaya saing. Strategi bersaing merupakan usaha
untuk mengembangkan (membesarkan) perusahaan sesuai dengan ukuran
besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan
atau disebut juga strategi pertumbuhan (Wibowo, 2012).
Strategi pertumbuhan ini dapat dilaksanakan melalui memperluas
kegiatan perusahaan yang sudah ada (menambahkan kapasitas produk dan
membangun perusahaan baru) (Wibowo, 2012) atau ekspansi (Nugroho, 2010).
Cara lainnya yaitu dengan menggabungkan perusahaan lain yang dikenal
dengan istilah merger atau akuisisi. Berbeda dengan ekspansi, merger dan
akuisisi merupakan strategi pertumbuhan yang cepat untuk mengakses pasar
baru untuk produk baru tanpa harus membangun dari awal (Payamta, 2004).
Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang
didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya.
Penggabungan usaha di Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar
modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Isu merger
dan akuisisi (M&A) di Indonesia sejak tahun 1990-an hangat dibicarakan baik
oleh pengamat ekonomi, ilmuwan, maupun praktisi bisnis, bahkan pada
periode 1989-1992 saja telah terjadi 32 kasus M&A terhadap 79 perusahaan
(Santoso, 1992).
Penelitian seputar merger dan akuisisi pada umumnya ditujukkan untuk
3
BAB 1 PENDAHULUAN
lewat reaksi pasar melalui abnormal return (Edfan Darlis dan Zirman, 2009).
Hasilnya pun beragam. Setidaknya, terdapat dua kelompok hasil penelitian
mengenai hal ini, yaitu:
A. Hasil penelitian yang menunjukkan tidak terdapatnya perbedaan
abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman akuisisi (lihat
Rahmawati dan Tendelilin, 2001) maupun saat terjadinya peristiwa
akuisisi (Widyaputra, 2006)
B. Hasil penelitian yang menunjukkan terdapatnya perbedaan abnormal
return sebelum dan sesudah pengumuman akuisisi (lihat penelitian
Payamta dan Setyawan 2004); maupun saat terjadinya peristiwa akuisisi
(Sutrisno dan Sumarsih, 2004; Muktiyanto, 2005).
Selain itu, penelitian seputar merger dan akuisisi berusaha untuk
membuktikan perbedaan kinerja perusahaan yang melakukan bidding atau
akusitor sebelum dan setelah merger dan akuisisi terjadi. Kinerja perusahaan
tersebut diukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan rasio sebelum dan
sesudah akuisisi (lihat Widjanarko (2006) yang menggunakan rasio Return on
asset (ROA), return on equity (ROE), gross profit margin (GPM), operating
profit margin (OPM), net profit margin (NPM), dan debt to equity ratio (DER);
Riyanti (2010) yang menggunakan rasio current ratio (CR), total asset turnover
(TATO), price earning ratio (PER), DER, dan ROA; Usadha dan Yasa (2009)
yang menggunakan rasio CR, ROA, dan DER .
Penelitian ini menggunakan 3 rasio keuangan, yaitu rasio profitabilitas
yang diproksi dengan ROE, rasio solvabilitas yang diproksi dengan DER dan
4
BAB 1 PENDAHULUAN
ini mengingat hasil riset terdahulu menunjukkan ketidakkonsistenan hasil
temuan mengenai terdapatnya perbedaan rasio-rasio tersebut sebelum dan
setelah akuisisi (lihat Tabel 1.2).
Tabel 1.2. Ketidakkonsistenan Hasil Penelitian Terdahulu atas ada Tidaknya Perbedaan profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas sebelum dan setelah periode akuisisi/merger
Peneliti Profitabilitas Rasio solvabilitas merger dan akuisisi
lebih rendah dari pada ROA sebelum
mereger dan merger dan akuisisi
lebih rendah dari pada ROE sebelum merger dan akuisisi
DER setelah merger dan akuisisi
meningkat dari pada ROE sebelum merger dan akuisisi
Tidak diteliti TATOsetelah merger dan akuisisi meningkat dari pada
TATO sebelum merger dan akuisisi Riyanti (2010) ROE setelah
merger dan akuisisi lebih rendah dari pada ROE sebelum merger dan akuisisi
DER setelah dan akuisisi lebih
rendah dari pada TATO sebelum merger dan akuisisi
Nugroho (2010) ROE setelah merger dan akuisisi
lebih rendah dari pada ROE sebelum merger dan akuisisi
DER setelah dan akuisisi lebih
5
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan ketidakkonsisten hasil temuan mengenai terdapatnya reaksi
pasar dan hasil temuan mengenai ada tidaknya perbedaan rasio profitabilitas,
solvabilitas, dan aktivitas yang tercantum pada Tabel 1.2, maka peneliti
mengidentifikasikan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return (reaksi pasar) sebelum dan
sesudah akuisisi?
2. Apakah terdapat perbedaan rasio keuangan (profitabilitas, solvabilitas,
dan aktivitas) sebelum dan sesudah akuisisi?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menguji dan menganalisis adanya perbedaan abnormal return (reaksi
pasar) sebelum dan sesudah akuisisi.
2. Menguji dan menganalisis adanya perbedaan pada rasio keuangan
sebelum dan sesudah akuisisi.
1.4.Manfaat penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini meliputi 2 kegunaan, yaitu
kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
A. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini untuk menguji teori efisiensi pasar bentuk setengah
6
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Kegunaan penelitian ini adalah :
1. Bagi investor
Investor mendapatkan pertimbangan informasi dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian maupun penjualan saham
setelah terjadi peristiwa akuisisi.
2. Bagi Manajer Perusahaan
Memberikan pertimbangan dalam hal pengambilan keputusan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah mengetahui hasil pengujian dari penelitian ini, berdasarkan
hipotesis:
Pertama, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan ROE
sebelum dan sesudah akuisisi. Karena ROE merupakan ukuran pengembalian
yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham preferen dan saham biasa) atas
investasi di perusahaan. Dalam hal ini meningkatnya ROE menunjukkan
tingkat pengembalian yang semakin baik. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kemampuan perusahaan dalam upayanya mengembalikan
keuntungan kepada para pemegang saham.
Kedua, dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan DER
sebelum dan sesudah akuisisi. bahwa kebijakan utangmenjadi tidak relevan
karena adanya efek subtitusi dari potensi kerugian/kebangkrutan dengan
penghematan pajak. Karena kebijakan utang ini tidak relevan, maka tentu saja
kebijakan utang ini tidak dapat digunakan dalam memprediksi kemungkinan
penentuan peringkat obligasi.
Ketiga, dapat diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan TATO
sebelum dan sesudah akuisisi. karena semakin efisien seluruh aktiva yang
digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan setelah terjadinya merger dan
50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
penggabungan dari dua perusahaan, maka dengan begitu dapat menunjang
kegiatan penjualan perusahaan tersebut. Jadi setelah dilakukannya merger dan
akuisisi rasio aktivitas sebagian besar perusahaan akan semakin meningkat
dengan demikian terdapat perbedaan rasio aktivitas antara sebelum dan
sesudah merger atau akuisisi.
Keempat, bahwa tidak ada perubahan abnormal return yang terjadi pada
saat sebelum dan sesudah akuisisi.. Hal tersebut karena tidak adanya perbedaan
abnormal return sebelum dan setelah akuisisi, karena pasar sudah efisien
dalam bentuk setengah kuat sehingga pasar cepat bereaksi dalam menyerap
informasi.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada periode event study karena
hanya mengamati 45 hari, 22 hari sebelum merger, 1 hari pada saat merger
dan 22 hari sesudah merger, selain itu peneliti juga hanya meneliti periode
tahun 2009-2011saja yang memiliki 32 emiten perusahaan yang diteliti.
Metode yang digunakan untuk menghitung abnormal return dapat
dikembangkan lagi, yaitu menggunakan Market-adjusted model.
5.3 Saran
Penelitian selanjutnya dapat memperluas periode event study, sehingga
hasil pengujian data berdistribusi normal. Selain itu periode penelitian
dapat diperluas, sehingga pengambilan emiten yang akan diteliti akan
51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
serta menggambarkan populasi yang sesungguhnya. Implikasi bagi investor
dengan adanya pasar efisien pada peristiwa akuisisi, investor lebih baik
melihat pada saat pengumuman akuisisi. Sedangkan implikasi bagi
akademisi, penelitian ini membuktikan pasar efisien dalam bentuk setengah
DAFTAR PUSTAKA
Avianti, Nicky A. 2007. Analisis Kinerja Perusahaan Berdasarkan Perbandingan Rasio-rasio Keuangan dan Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Skripsi Sarjana Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston (2001). Manajemen Keuangan. Jilid 2, Edisi 8. Jakarta: Erlangga.
Caves, R, 1989, “Mergers, Take Overs and Economical Efficiency”. International Journal of Industrial Organization, 7: 151-174.
Darlis dan Zilman. 2009. Dampak Publikasi Akuisisi pada Perusahaan Pengakuisisi. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Fairus, Wibowo. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan
Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi Pada Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi, periode 2004-2010). Skripsi Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Fadia. 2008. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Bank Umum di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-2002. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis (EMAS); 11 (1), hal. 40-54.
Hitt, M. A, 2002, Merger dan Akuisisi: Panduan Bagi Para Pemegang Saham Untuk Meraih Laba, Terjemahan, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta. Jogiyanto, Hartono, 2010, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi
ketujuh. BPFE. Yogyakarta.
Jogiyanto, Hartono, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.
Mamduh M. Hanafi, 2004. Manajemen Keuangan, Cetakan pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
I Putu A. U dan Gerianta. 2009. Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal akuntansi dan bisnis, 4 (2), hal. 165-177.
Muktiyanto, Ali. 2005. Pengaruh Faktor-faktor Akuisisi Terhadap Abnormal Return (Studi pada Perusahan Akuisitor di Bursa Efek Jakarta Antara Tahun 1992-1997). Jurnal Siasat Bisnis, 1 (10), hal. 57-72.
Nugroho, Muhammad. 2010. Analisis perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Pada Perusahaan Pengakuisisi, periode 2002-2003). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Patrick A. Gaughan. Merger, Acqusition, and Corporate Restructuring. USA, New York: John Wiley dan Sons, Inc., 1999,pp. 116-128).
Payamta dan Setiawan, 2004. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset akuntansi Indonesia, 7 (3), hal. 265-282.
Rachmawati. E. N dan Tandelilin. E , 2001. Pengaruh Pengumuman Merger dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi, 16 (2), hal. 153-169.
Riyanti, D. R. 2010. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2000-2006). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.
Ross, Westerfield, dan Jaffe. 2005. Corporate Finance. McGraw-Hill Companies, Inc., 1221 Avenue of the Americas, New York.
Sutrisno dan Sumarsih. 2004. Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi Terhadap Pemegang Saham di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal dan Eksternal. Akuntansi dan Auditing Indonesia, 8 (2), hal. 189-210. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.
Sukartha, Made I. 2007. Pengaruh Manajemen Laba, dan Kepemilikan Manajerial pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi. Akuntansi, Jurnal Fakultas Ekonomi. 1-25
Sudarsanam, P. S (1999). The Essence of Mergers and Acquisitions, Jilid 1. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI
Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2004). Thesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Widjanarko, Hendro (2006). Merger, Akuisisi dan Kinerja Perusahaan Studi atas Perusahaan Manufaktur tahun 1998-2002. 14 (1), hal. 39-49. Weston, J. Fred dan Thomas E Copeland. 1997. Manajemen Keuangan. Jakarta
: Binarupa Aksara.
Zaqi, Mochamad. 2006. Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap Peristiwa-peristiwa Ekonomi dan Peristiwa- Peristiwa-peristiwa Sosial-Politik dalam Negeri (studi pada saham LQ45 di BEJ periode 1999-2003). Thesis Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. www.idx.com