• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Nilai Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) Indirek Dengan Direk Pada Kadar Trigliserida <200 mg/dL dan Antara 200-400 mg/dL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Nilai Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) Indirek Dengan Direk Pada Kadar Trigliserida <200 mg/dL dan Antara 200-400 mg/dL."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

PERBANDINGAN NILAI

LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL (LDL-C) INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR

TRIGLISERIDA <200 mg/dL DAN ANTARA 200-400 mg/dL

Kevin Yonathan Widianto, 2013,

Pembimbing 1 : dr. Fenny, Sp. PK., M. Kes. Pembimbing 2 : dr. Indahwaty, Sp. PK., M. Kes.

Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Deteksi nilai Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) memungkinkan terapi dan tindakan pencegahan dilakukan lebih dini. Pengukuran LDL-C dapat dilakukan secara direk atau indirek. Pengukuran secara indirek dengan formula Friedewald lebih ekonomis, tetapi memiliki kriteria kadar trigliserida harus < 400 mg/dL.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan LDL-C direk dengan indirek pada kadar trigliserida <200 mg/dL dan antara 200-400 mg/dL.

Penelitian ini bersifat observasional analitik cross-sectional terhadap data rekam medis pasien yang diperiksa profil lipid lengkap di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Immanuel Bandung pada periode Juni 2013 – Juli 2013. Data dikelompokan menjadi 2 kelompok dengan kadar trigliserida <200mg/dL dan antara 200-400 mg/dL. Total data subjek penelitian terdiri dari 457 sampel dengan rentang usia 18-86 tahun. 204 sampel masuk dalam kelompok trigliserida <200 mg/dL dan 253 sampel masuk dalam kelompok trigliserida 200-400 mg/dL. Kadar LDL-C indirek dihitung berdasarkan formula Friedewald dan dibandingkan dengan nilai LDL-C direk pada masing-masing kelompok. Analisis data menggunakan uji ”t” berpasangan dengan α = 0,05.

Pada kadar trigliserida <200 mg/dL, rerata nilai LDL-C indirek (122,98) lebih rendah daripada rerata nilai LDL-C direk (123,78) dengan p=0,139. Secara statistik tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05). Pada kadar trigliserida 200-400 mg/dL, rerata nilai LDL-C indirek (119,62) lebih rendah daripada rerata nilai LDL-C direk (131,01) dengan p=0,00. Hal ini secara statistik menunjukan perbedaan yang sangat nyata (p<0,01).

Simpulan hasil penelitian nilai LDL-C indirek sesuai dengan nilai LDL-C direk pada kadar trigliserida <200 mg/dL, sedangkan ada perbedaan nilai LDL-C indirek dengan nilai LDL-C direk pada kadar trigliserida antara 200-400 mg/dL.

(2)

vii

ABSTRACT

COMPARISON BETWEEN INDIRECT AND DIRECT LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

IN TRIGLYCERIDE LEVEL <200 mg/dL and 200-400 mg/dL

Kevin Yonathan W., 2013.

1st Tutor : dr. Fenny, Sp. PK., M. Kes.

2nd Tutor : dr. Indahwaty, Sp. PK., M. Kes.

Dyslipidemia is one of several risk factors associated with cardiovascular disease. Detection of Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) level helps earlier therapy and prevention planning. LDL-C can be measured by direct and indirect method. The indirect method can be easily and more economically achieved by estimating the LDL-C level with Friedewald formula only if the triglyceride level is below 400 mg/dL.

The purpose of this research is to compare indirect and direct LDL-C level in patient wih triglyceride level <200 mg/dL and between 200-400 mg/dL.

This is a cross-sectional observational analytic study of lipid profiles obtained from medical records from patients of Immanuel Hospital Bandung from June 2013 to July 2013. The lipid profiles are grouped into two with triglyceride level <200 mg/dL and between 200-400 mg/dL. Research subject consists of 457 triglyceride betweeen 200-400 mg/dL, the result showed a very significant difference (p<0.01) between the average of LDL-C level of indirect method (119.62) and of direct method (131.01) with p=0.00.

In summary, there is no difference between LDL-C level of indirect and direct method with triglyceride <200 mg/dL, while there is difference between LDL-C level of indirect and direct method with triglyceride between 200-400 mg/dL.

(3)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Penelitian ... 4

1.6 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid ... 6

2.2 Lipoprotein ... 7

2.2.1 Metabolisme Lipoprotein Jalur Eksogen ... 11

2.2.2 Metabolisme Lipoprotein Jalur Endogen ... 12

2.2.3 Metabolisme Lipoprotein HDL ... 14

(4)

ix

2.3.1 Variasi Pengukuran dan Prosedur Pengambilan Sampel ... 16

2.3.2 Penggunaan Spektrofotometri ... 18

2.3.3 Pengukuran Plasma Kolesterol ... 19

2.3.4 Pengukuran Plasma Trigliserida ... 21

2.3.5 Pengukuran HDL-Kolesterol ... 22

2.3.6 Pengukuran LDL-Kolesterol Direk ... 24

2.3.7 Pengukuran LDL-Kolesterol Indirek ... 25

BAB III BAHAN / SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 28

3.2 Rancangan Penelitian ... 28

3.3 Teknik Pengambilan Data ... 28

3.4 Sampel Penelitian ... 28

3.5 Alur Penelitian ... 29

3.6 Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 30

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 30

4.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31

4.2 Hasil Penelitian ... 31

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 32

4.4 Pembahasan ... 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 36

5.2 Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 39

(5)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Lipoprotein ... 7

Gambar 2.2 Klasifikasi Lipoprotein Berdasarkan Densitas dan Mobilitas Elektroforesis ... 9

Gambar 2.3 Jalur Metabolisme Lipoprotein Eksogen dan Endogen ... 14

Gambar 2.4 Metabolisme HDL dan Pengangkutan Balik Kolesterol ... 16

Gambar 2.5 Intensitas Tansmisi Sinar Menembus Larutan Sampel ... 18

Gambar 2.6 Komponen Mayor Dari Single-beam Spectrophotometer ... 19

Gambar 2.7 Urutan Reaksi Enzimatik Analisis Kolesterol Plasma ... 20

Gambar 2.8 Reaksi Enzimatik Analisis Trigliserida ... 21

Gambar 2.9 Variasi Kelanjutan Reaksi Enzimatik Analisis Trigliserida: (A) Variasi Pertama, (B) Variasi Kedua, dan (C) Variasi Ketiga ... 22

Gambar 2.10 Reaksi Pada Pengukuran Kolesterol Direk ... 25

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 29

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelas Besar Lipoprotein ... 9

Tabel 2.2 Komposisi Dari Kelas Lipoprotein ... 10

Tabel 2.3 Apolipoprotein Mayor ... 11

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ... 30

Tabel 4.2 Kadar Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) Direk dan Indirek Pada Kadar Trigliserida <200 mg/dL ... 32

(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dislipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total (hiperkolesterolemia), peningkatan kadar trigliserida (TG), peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C), dan penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (HDL-C) dalam darah (Grundy, 2002).

Prevalensi dislipidemia di dunia mengalami peningkatan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di negara maju. Studi National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 2003-2006

menyatakan sekitar 53% orang dewasa di Amerika Serikat mempunyai kelainan metabolisme lipid. Sekitar 21% dari orang dewasa di Amerika Serikat dinyatakan menderita mixed dyslipidemia (LDL-C yang tinggi dengan HDL-C yang rendah atau trigliserida yang tinggi) dan hampir 6% mempunyai kelainan pada ketiga komponen lipid tersebut (Toth, Potter, & Ming, 2012).

Insidensi dislipidemia berdasarkan umur telah diteliti mengalami pergeseran ke arah usia lebih muda. Menurut studi NHANES tahun 1999-2006, 20,3% remaja usia 12-19 tahun menderita dislipidemia dengan Body Mass Index (BMI) yang bervariasi, 14,2% BMI normal, 22,3% overweight, dan 42,9% obesitas. Hasil penelitian tersebut memberikan pandangan diperlukannya screening profil lipid pada remaja dan dewasa muda terutama pada individu-individu dengan BMI di atas nilai normal (Center of Disease Control and Prevention (CDC), 2010).

(9)

2

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sudijanto Kamso pada tahun 2004 terhadap 656 responden di 4 kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Padang) didapatkan keadaan dislipidemia berat (kolesterol total >204 mg/dL) pada orang berusia di atas 55 tahun didapatkan paling banyak di Padang dan Jakarta (>56%), diikuti oleh mereka yang tinggal di Bandung (52,2%) dan Yogyakarta (27,7%). Pada penelitian ini juga didapatkan dislipidemia lebih banyak ditemukan pada wanita (56,2%) dibandingkan pada pria (47%) (Gandha, 2009).

Angka kejadian penyakit kardiovaskuler sangat berkaitan dengan kejadian dislipidemia. Kadar LDL-C merupakan suatu faktor risiko independen terjadinya penyakit kardiovaskuler. Deteksi dini kadar LDL-C pada kelompok pasien dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler memungkinkan terapi dan tindakan pencegahan dapat dilaksanakan lebih dini. National Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel (NCEP-ATP) merekomendasikan pengukuran

LDL-C sebagai kriteria primer diagnosis hiperkolesterolemia (Grundy, 2002). Diagnosis dislipidemia ditegakkan berdasarkan pemeriksaan profil lipid. Komponen lipid yang umum diperiksa merupakan gabungan dari kolesterol total, kadar trigliserida, LDL-C, dan HDL-C. Kadar kolesterol total, trigliserida, dan HDL-C dapat diperiksa dengan metode enzimatik kolorimetrik. LDL-C dapat diukur secara direk, misalnya dengan spektofotometer (Bachorik, 2000) atau secara indirek dengan formula Friedewald (Friedewald, Levy, & Fredrickson, 1972).

(10)

3

pada kadar trigliserida <400 mg/dL (Friedewald, Levy, & Fredrickson, 1972). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin membandingkan nilai LDL-C secara indirek dan direk pada kadar trigliserida <400 mg/dL, yaitu <200 mg/dL dan antara 200-400 mg/dL.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:

 Apakah nilai LDL-C indirek sesuai dengan direk pada kadar trigliserida <200 mg/dL.

 Apakah nilai LDL-C indirek sesuai dengan direk pada kadar trigliserida 200-400 mg/dL.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

 Membandingkan nilai LDL-C indirek dengan nilai LDL-C direk pada kadar trigliserida <200 mg/dL.

 Membandingkan nilai LDL-C indirek dengan nilai LDL-C direk pada kadar trigliserida 200-400 mg/dL.

1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang akurasi pemeriksaan LDL-C secara indirek pada kadar trigliserida <200 mg/dL dan antara 200-400 mg/dL.

1.4.2. Manfaat Praktis

(11)

4

1.5.Kerangka Penelitian

Penghitungan kadar LDL-C dapat dilakukan secara direk dan indirek. Penghitungan LDL-C secara indirek dilakukan dengan rumus Friedewald, yaitu LDL-C = total kolesterol – HDL-C – trigliserida/5. Trigliserida/5 digunakan bila satuan yang digunakan mg/dL sedangkan bila satuan yang digunakan mmol/L dipakai trigliserida/2.22 (Bachorik, 2000). Perumusan ini didapat dengan melihat fakta bahwa kolesterol dalam plasma terbagi-bagi dalam lipoprotein. Penjumlahan semua komponen kolesterol dalam setiap lipoprotein yang ada di dalam plasma akan memberikan hasil total kolesterol (Friedewald, Levy, & Fredrickson, 1972).

Low-density lipoprotein (LDL) merupakan satu kelas lipoprotein yang

mempunyai fungsi utama untuk mengantarkan pasokan kolesterol ke hepar dan terutama ke jaringan ekstra-hepatik. Kadar LDL umumnya dihitung berdasarkan kandungan kolesterol di dalamnya, dinamakan LDL-C. Kadar LDL-C dapat dihitung dengan mengurangi kadar HDL-C dan kadar kolesterol very low-density lipoprotein (VLDL) dari total kolesterol (Bachorik, 2000).

VLDL merupakan prekursor terbentuknya LDL dan bersama kilomikron berfungsi untuk mengantarkan trigliserida ke jaringan lain. Melihat komposisi dari trigliserida dan kolesterol dalam VLDL, dapat disimpulkan ratio kolesterol : trigliserida dalam VLDL adalah sekitar 1:5. Kadar trigliserida dalam darah dianggap hanya dipengaruhi oleh VLDL dan kilomikron karena lipoprotein lainnya hanya mengandung sedikit trigliserida. Kilomikron hanya terdapat post-prandial pada orang normal dan memiliki half-time yang relatif singkat dan dapat dianggap sudah tidak ada setelah melakukan puasa sekurang-kurangnya 9-12 jam sebelum melakukan pengukuran. Jadi, kadar kolesterol VLDL adalah 0.2 dikalikan dengan kadar trigliserida dalam darah atau trigliserida/5 (Friedewald, Levy, & Fredrickson, 1972).

(12)

5

kadar kolesterol VLDL menjadi tidak valid. Ratio kolesterol: trigliserida pada VLDL akan melebihi 1:5. Penggunaan trigliserida/5 pada kasus seperti ini akan membuat hasil kolesterol VLDL terlalu tinggi (overestimation), oleh karena itu, hasil kadar LDL indirek akan didapat lebih rendah daripada yang seharusnya (underestimation) (Bachoric, 2000).

Dengan mengetahui hubungan perumusan Friedewald dengan kadar trigliserida dalam darah saat pengukuran, nilai batasan tertinggi kadar trigliserida yang masih memungkinkan penghitungan kadar LDL secara indirek dengan formula Friedewald adalah 400 mg/dL (Friedewald, Levy, & Fredrickson, 1972).

1.6.Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian dirumuskan sebagai berikut :

 Nilai LDL-C indirek sesuai dengan nilai LDL-C direk pada kadar trigliserida < 200 mg/dL.

(13)

36

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada kadar trigliserida <200 mg/dL terdapat kesesuaian nilai low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C) indirek dan direk.

 Pada kadar trigliserida antara 200-400 mg/dL terdapat ketidaksesuaian antara nilai low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C) indirek dan direk.

5.2 Saran

Dokter dapat dengan cepat, mudah, dan murah mengukur nilai LDL-C secara indirek dengan formula Friedewald pada kadar trigliserida <200 mg/dL.

(14)

52

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Kevin Yonathan Widianto, Thio

NRP : 1010151

Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya/27 September 1993

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jalan Chihideung 42 Tasikmalaya – Jawa Barat Riwayat Pendidikan :

1997 – 1999 TKK BINA BAKTI, TASIKMALAYA 1999 – 2005 SDK 4 BINA BAKTI, TASIKMALAYA 2005 – 2008 SMPK 1 BPK PENABUR , TASIKMALAYA 2008 – 2010 SMAK 1 BPK PENABUR, BANDUNG

(15)

PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL (LDL-C) INDIREK DENGAN DIREK PADA KADAR TRIGLISERIDA

<200 mg/dL DAN ANTARA 200-400 mg/dL

Kevin Yonathan Widianto, Thio1, Fenny2, Indahwaty3

1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2. Bagian Patologi Klinik, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

3. Bagian Patologi Klinik, Rumah Sakit Immanuel, Bandung Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Deteksi nilai Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) memungkinkan terapi dan tindakan pencegahan dilakukan lebih dini. Pengukuran LDL-C dapat dilakukan secara direk atau indirek. Pengukuran secara indirek dengan formula Friedewald lebih ekonomis, tetapi memiliki kriteria kadar trigliserida harus < 400 mg/dL.

Tujuan Penelitian mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan LDL-C direk dengan indirek pada kadar trigliserida <200 mg/dL dan antara 200-400 mg/dL.

Metode Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik cross-sectional terhadap data rekam medis pasien yang diperiksa profil lipid lengkap di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Immanuel Bandung pada periode Juni 2013 – Juli 2013. Data dikelompokan menjadi 2 kelompok dengan kadar trigliserida <200mg/dL dan antara 200-400 mg/dL. Total data subjek penelitian terdiri dari 457 sampel dengan rentang usia 18-86 tahun. 204 sampel masuk dalam kelompok trigliserida <200 mg/dL dan 253 sampel masuk dalam kelompok trigliserida 200-400 mg/dL. Kadar LDL-C indirek dihitung berdasarkan formula Friedewald dan dibandingkan dengan nilai LDL-C direk pada masing-masing kelompok. Analisis data menggunakan uji ”t”

berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil Penelitian Pada kadar trigliserida <200 mg/dL, rerata nilai LDL-C indirek (122,98) lebih rendah daripada rerata nilai LDL-C direk (123,78) dengan p=0,139. Secara statistik tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05). Pada kadar trigliserida 200-400 mg/dL, rerata nilai LDL-C indirek (119,62) lebih rendah daripada rerata nilai LDL-C direk (131,01) dengan p=0,00. Hal ini secara statistik menunjukan perbedaan yang sangat nyata (p<0,01).

Simpulan Hasil penelitian nilai LDL-C indirek sesuai dengan nilai LDL-C direk pada kadar trigliserida <200 mg/dL, sedangkan ada perbedaan nilai LDL-C indirek dengan nilai LDL-C direk pada kadar trigliserida antara 200-400 mg/dL.

(16)

COMPARISON BETWEEN INDIRECT AND DIRECT LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

IN TRIGLYCERIDE LEVEL <200 mg/dL and 200-400 mg/dL

Kevin Yonathan Widianto, Thio1, Fenny2, Indahwaty3

1. Faculty of Medicine, Maranatha Christian University, Bandung 2. Department of Clinical Pathology, Maranatha Christian University, Bandung

3. Department of Clinical Pathology, Immanuel Hospital, Bandung Faculty of Medicine, Maranatha Christian University Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRACT

Background Dyslipidemia is one of several risk factors associated with cardiovascular disease. Detection of Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) level helps earlier therapy and prevention planning. LDL-C can be measured by direct and indirect method. The indirect method can be easily and more economically achieved by estimating the LDL-C level with Friedewald formula only if the triglyceride level is below 400 mg/dL.

Objectives To compare indirect and direct LDL-C level in patient wih triglyceride level <200 mg/dL and between 200-400 mg/dL.

Methods This is a cross-sectional observational analytic study of lipid profiles obtained from medical records from patients of Immanuel Hospital Bandung from June 2013 to July 2013. The lipid profiles are grouped into two with triglyceride level <200 mg/dL and between 200-400 mg/dL. Research subject consists of 457 subjects within age group in range of 18-86 year old. 204 samples have triglycerides <200 mg/dL and 253 samples have triglycerides 200-400 mg/dL. LDL-C of indirect method are estimated by using Friedewald formula and compared to direct LDL-C in each group. Data is analyzed using paired t test with α = 0.05 %.

Results The result of the group with triglyceride <200 mg/dL showed no significant difference (p>0.05) between the average of LDL-C level of indirect method (122.98) and of direct method (123.78) with p=0.139. In the group with triglyceride betweeen 200-400 mg/dL, the result showed a very significant difference (p<0.01) between the average of LDL-C level of indirect method (119.62) and of direct method (131.01) with p=0.00.

Conclusion There is no difference between LDL-C level of indirect and direct method with triglyceride <200 mg/dL, while there is difference between LDL-C level of indirect and direct method with triglyceride between 200-400 mg/dL

(17)

PENDAHULUAN

Dislipidemia adalah suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan kadar kolesterol total

(hiperkolesterolemia), peningkatan kadar

trigliserida (TG), peningkatan kadar

low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C), dan

penurunan kadar high-density lipoprotein

cholesterol (HDL-C) dalam darah (1) .

Diagnosis dislipidemia ditegakkan berdasarkan pemeriksaan profil lipid. Komponen lipid yang umum diperiksa merupakan gabungan dari kolesterol total, kadar trigliserida, LDL-C, dan HDL-C. LDL-C dapat diukur secara direk, misalnya dengan spektofotometer (2) atau secara indirek dengan formula Friedewald (3)

.

Pengukuran kadar LDL-C direk menggunakan spektofotometer relatif lebih lama dan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan cukup mahal dibandingkan dengan pengukuran secara indirek menggunakan formula Friedewald. Walaupun demikian, pengukuran LDL-C secara indirek sangat dipengaruhi oleh komponen profil lipid lainnya, terutama trigliserida, misalnya, pada kadar plasma trigliserida >400 mg/dL akurasi hasil pengukuran LDL-C indirek tidak dapat lagi dipercaya dan perlu dilakukan pengukuran secara direk (3). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin membandingkan nilai LDL-C secara indirek dan direk pada kadar trigliserida <400 mg/dL, yaitu <200 mg/dL dan antara 200-400 mg/dL.

TUJUAN PENELITIAN

Peneliti ingin mengetahui kesesuaian nilai LDL-C indirek dan direk pada kadar trigliserida <200 mg/dL dan antara 200-400 mg/dL.

TEKNIK PENGAMBILAN DATA DAN SAMPEL PENELITIAN

Rancangan penelitian yang dipakai

adalah observasional analitik secara

cross-sectional. Analisis data menggunakan uji t

berpasangan dengan nilai α = 0.05. Teknik

pengambilan data yang dipakai adalah

observasi melalui telaah pada data

sekunder yaitu data profil lipid pasien di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Juni 2013 – Juli 2013.

Sampel penelitian diperoleh dari data rekam medis profil lipid pasien periode

Juni 2013 - Juli 2013 diambil secara whole

sample. Sampel terdiri dari 457 orang dengan jumlah pria 249 orang dan jumlah wanita 208 orang. Rentang umur subjek sampel penelitian dimulai dari umur 18-86 tahun. Sampel dikelompokan menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama dengan kadar trigliserida <200 mg/dL terdiri dari 204 orang dengan jumlah pria 104 orang dan wanita 100 orang dalam rentang usia 18-81 tahun. Kelompok kedua dengan kadar trigliserida 200-400 mg/dL terdiri dari 253 orang dengan jumlah pria 145 orang dan wanita 108 orang dalam rentang usia 21-86 tahun. Semua sampel dengan batasan kadar trigliserida <400 mg/dL diambil tanpa kriteria inklusi dan eksklusi.

ALUR PENELITIAN

Penelitian dimulai dengan melakukan pengambilan data dari rekam medis pasien, yang meliputi kolesterol total, trigliserida, LDL-C direk, dan HDL-C dengan batasan kadar trigliserida <400 mg/dL. Data dikelompokan menjadi 2 kelompok dengan kelompok pertama kadar trigliserida <200 mg/dL dan kelompok kedua antara 200-400 mg/dL. Kadar LDL-C indirek dari masing-masing

kelompok dihitung menggunakan

formula Friedewald. Kadar LDL-C direk dan indirek dari subjek yang sama dalam masing-masing kelompok disusun dalam tabel dan dibuat perbandingan sesusai dengan tujuan penelitian.

HASIL PENELITIAN

(18)

Tabel 1 Kadar Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) Direk dan Indirek Pada Kadar Trigliserida <200 mg/dL

Berdasarkan tabel 1, nilai rerata LDL-C indirek lebih rendah daripada nilai rerata LDL-C direk walaupun secara statistik tidak ada perbedaan yang nyata antara keduanya (p>0.05).

Tabel 2 Kadar Low-Density

Lipoprotein Cholesterol (LDL-C) Direk dan Indirek Pada Kadar Trigliserida 200-400 mg/dL

Berdasarkan tabel 2, nilai rerata LDL-C indirek lebih rendah daripada nilai rerata LDL-C direk dengan perbedaan yang sangat nyata antara keduanya (p<0.01).

Hasil pengukuran LDL indirek

dipengaruhi oleh adanya kilomikron, lipoprotein non-HDL, non-LDL, non VLDL yang lain, dan nilai trigliserida dalam sampel sehingga hasil pengukuran LDL-C indirek dapat berbeda dengan nilai LDL-C direk. Dari rumus Friedewald, nilai LDL-C indirek diperoleh dari proses pengurangan kolesterol total oleh HDL-C dan VLDL-C. Kolesterol total dan HDL-C langsung diperiksa secara langsung. VLDL-C dipresentasikan oleh trigliserida dibagi lima dengan asumsi rasio masa trigliserida terhadap kolesterol dalam VLDL relatif konstan. Nilai LDL-C indirek dihitung berdasarkan ke-3 komponen di atas sehingga kesalahan pada setiap pengukuran ke-3 lipoprotein tersebut

dapat menyebabkan kesalahan estimasi. Asumsi VLDL-C yang didapat dari trigliserida dibagi lima juga menyumbang kesalahan pengukuran LDL-C secara indirek (4) .

Pada kadar trigliserida 200-400 mg/dL tidak didapatkan perbedaan yang nyata antara LDL-C direk dan indirek. Hal ini bisa terjadi mengingat pada kadar

trigliserida <200 mg/dL, komposisi

trigliserida dan kolesterol dalam VLDL hampir mendekati nilai yang konstan

sehingga trigliserida/5 dapat

merepresentasikan nilai VLDL-C (4).

Pada kadar trigliserida >200mg/dL didapatkan perbedaan yang sangat nyata antara LDL-C direk dan indirek. Hal ini bisa terjadi karena seiring dengan peningkatan kadar trigliserida dalam

plasma, komposisi trigliserida dan

kolesterol dalam VLDL tidak lagi konstan sehingga trigliserida/5 tidak lagi dapat merepresentasikan nilai VLDL-C. Jika trigliserida/5 tetap digunakan, hal ini akan menyebabkan overestimasi dari nilai VLDL-C dan underestimasi dari nilai LDL-C (5) .

SIMPULAN

Pada kadar trigliserida <200 mg/dL

terdapat kesesuaian nilai low-density

lipoprotein cholesterol (LDL-C) indirek dan direk. Pada kadar trigliserida antara 200-400 mg/dL terdapat ketidaksesuaian

antara nilai low-density lipoprotein

cholesterol (LDL-C)indirek dan direk.

SARAN

Dokter dapat dengan cepat, mudah,

dan murah mengukur nilai LDL-C secara indirek dengan formula Friedewald pada kadar trigliserida <200 mg/dL. Dapat

dilakukan penelitian lebih lanjut

(19)

DAFTAR PUSTAKA

1. Grundy, Scott M. Detection, Evalution,

and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III) Final Report . s.l. : National Institutes of Health, 2002.

2. Bachorik, Paul S.Measurement of Low

Density Lipoprotein Cholesterol. 2nd Edition. Washington DC : AACC Press, 2000. hal. 245-65.

3. Friedewald, William T, Levy, Robert I

dan Fredrickson, Donald S. 1972,

Estimation of the Concentration of Low-Density Lipoprotein Cholesterol in Plasma, Without Use of The Preparative Ultracentrifuge, Vol. 18, hal. 499-502.

4. McPherson, Richard dan Pincus,

Matthew.Henry's Clinical Diagnosis and

Management by Laboratory Methods. 22nd Edition. Phildelphia : Saunders Elsevier, 2011. hal. 234-240.

5. Burtis, Carl, Ashwood, Edward dan

Bruns, David.Tietz Fundamentals of

(20)
(21)

37

DAFTAR PUSTAKA

Bachorik, P. S. (2000). Measurement of Low Density Lipoprotein Cholesterol (2nd Edition ed.). Washington DC: AACC Press.

Braunwauld, Kasper, & Fauci. (2008). Harrion's Principles of Internal Medicine (17th Edition ed.). McGraw-Hill Professional.

Burtis, C., Ashwood, E., & Bruns, D. (2008). Tietz Fundamentals of Clinical Chemistry (6th Edition ed.). (B. Sawyer, Ed.) Missouri: Saunders.

Darmojo, R. B. (1994). Bersama MONICA Melaksanakan Hidup Sehat. Bunga Rampai Karangan Ilmiah , 433-50.

Friedewald, W. T., Levy, R. I., & Fredrickson, D. S. (1972). Clinical Chemistry. Estimation of the Concentration of Low-Density Lipoprotein Cholesterol in Plasma, Without Use of The Preparative Ultracentrifuge , 18, 499-502.

Gandha, N. (2009). Hubungan Perilaku Dengan Prevalensi Dislipidemia Pada Masyarakat Kota Ternate Tahun 2008. 5-13.

Grundy, S. M. (2002). Detection, Evalution, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III) Final Report . National Institutes of Health.

Harvey, R. A. (2010). Biochemistry (5th Edition ed.). New York City: Lippincott Williams & Wilkins.

McPherson, R., & Pincus, M. (2011). Henry's Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods (22nd Edition ed.). Phildelphia: Saunders Elsevier.

Melmed, S., Polonsky, K., & Kronenberg, H. (2011). Williams Textbook of Endocrinology (12th Edition ed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.

NCEP Working Group on Lipoprotein Measurement. (1995). National institute of health.

(22)

38

Toth, P. P., Potter, D., & Ming, E. E. (2012). Prevalence of lipid abnormalities in the United States: the National Health and Nutrition Examination Survey 2003-2006. J Clin Lipidol , 4, 325-30.

Wernick, G. R., Knopp, R. H., Fitzpatrick, V., & Branson, L. (1990). Estimating Low-Density Lipoprotein Cholesterol by the Friedewald Equation is

Adequate for Classifying Patients on the Basis of Nationally Recommended Cutpoints. Clinical Chemistry , 36, 15-19.

Gambar

Tabel 2 Lipoprotein Cholesterol dan Indirek Pada Kadar Trigliserida 200-400 mg/dLKadar Low-Density (LDL-C) Direk

Referensi

Dokumen terkait

Koefisien harga satuan yang digunakan untuk menganalisa biaya sistem halfslab ini menggunakan koefisien yang ada pada [5]. Biaya yang digunakan sebagai acuan untuk perhitungan

pada Gambar 5, dimana membutuhkan tiga aktor utama yaitu admin Rumah Sakit, Admin PMI dan masyarakat itu sendiri,adapun tugas dari admin tersebut untuk melakukan proses

Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai materi.. yang telah dipelajari pada

Koordinator merupakan seseeorang yang memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi lini dalam suatu organisasi. Mereka bertugas untuk menterjemahkan tugas pokok dari

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sistem usahatani andaliman di daerah penelitian, mengetahui komponen biaya produksi dalam usahatani

Perangkat desa dapat memilih menu untuk input data faktor, input data kriteria, input data sub kriteria, input data penduduk yang kemudian akan disimpan kedalam database

Prinsip kerja dari alat jendela otomatis dengan menggunakan sensor cahaya, alat ini akan bekerja membuka jendela bila sensor cahaya yang digunakan terkena atau

Pendaftar hanya dapat melamar satu jenis formasi yang kosong pada satu instansi (pelaksanaan tes tertulis serentak se Jawa Tengah). Jurnal harian pelamar hanya dapat