• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Studi Kelayakan Usaha Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Studi Kelayakan Usaha Bisnis"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Sebagai pemuda mandiri, setelah lulus Sekolah Menengah Umum, Wira tidak malu masih tergantung pada orang tua dan orang lain. Dia memutuskan untuk menunda pendidikan yang lebih tinggi dan menjadi seorang pengusaha. Keinginan dia didasari pada pendapatnya bahwa uang dan modal bukanlah merupakan kunci sukses utama seseorang, melainkan kreativitas, keuletan, dan kemampuan menangkap peluang usaha.

Wira mulai mempersiapkan diri dengan membaca buku, majalah, dan artikel yang menyangkut dunia usaha. Temyata dia memperoleh pelajaran baru bahwa semangat dan keyakinannya saja tidak menjamin keberhasilan seseorang. Sukses dan keberhasilan di dunia usaha selalu didahului oleh perencanaan dan perhitungan yang matang. Wawasan dia bertambah bahwa perencanaan dan perhitungan diperlukan karena tidak semua peluang usaha akan memberikan keuntungan, dan disadari pula bahwa keuntungan akan selalu dibatasi oleh faktor produksi (uang, bahan baku, mesin dan peralatan, keterampilan dan kemampuan untuk mengelola ) dan kondisi pasar di lingkungan masyarakat.

Berdasarkan apa yang telah dibacanya, Wira mulai memilih beberapa altematif usaha yang diperkirakan mampu memberikan keuntungan yang optimal dengan melakukan perencanaan dan perhitungan terlebih dahulu terhadap faktor produksi yang dikuasainya serta kondisi pasar dengan matang.

Proses perencanaan dan perhitungan yang dilakukan Wira terhadap faktor-faktor yang akan membatasi perolehan keuntungan, perkiraan laba rugi usaha dan perkiraan arus kas beserta analisanya secara tertulis disebut sebagai menghitung kelayakan usaha. Selanjutnya data yang diperoleh, proses perencanaan usaha dan perhitungan yang dilakukan dan disusun menurut aturan tertentu disebut sebagai kegiatan menyusun kelayakan usaha.

Secara umum laporan kelayakan usaha harus memuat hal-hal sebagai berikut: A. Latar Belakang

B. Gambaran Umum C. Prospek Pemasaran D. Aspek Teknis

E. Manajemen Operasional

F. Manfaat Ekonomis dan Prospek Finansial G. Kesimpulan

(2)
(3)

II. KAJIAN YANG DIPERLUKAN

Kelayakan usaha dibuat sebagai alat untuk memutuskan apakah suatu rencana dan investasi usaha dapat dilanjutkan atau harus dihentikan. Selain untuk pihak yang akan melakukan kegiatan usaha, kelayakan usaha ini digunakan oleh pihak penyandang dana atau Bank untuk menilai apakah usaha yang akan didirikan layak untuk dibiayai atau tidak. Kelayakan yang baik memerlukan beberapa kajian tentang aspek usaha seperti aspek pemasaran, aspek teknis, aspek keuangan, dan lain-lain.

A. Aspek Pasar

Pada dasarnya setiap usaha adalah menjual jasa dan atau barang yang dihasilkan untuk digunakan atau dibeli oleh masyarakat (pasar) tergantung dari kebutuhan masyarakat dan persediaan barang yang dibutuhkan. Sebelum menentukan usaha apa yang akan dilaksanakan, perlu diidentifikasi terlebih dahulu apa kebutuhan masyarakat yang harus kita penuhi.

1. Produk

(4)

Tabel 1

Perumahan sederhana

Semi Real Estate Real Estate

Jumlah Rumah 900 600 400

Jumlah Kepala keluarga 851 530 386

KK Tanpa anak 20 6

KK dengan anak sekolah 812 515 263

Suami istri kerja 629 492 300

Sambungan telepon 600 524 386

Waktu pulang kerja

16.00 – 18.00 394 90 23

18.00 – 20.00 311 326 168

20.00 - 146 114 195

Jumlah kendaraan roda 4 126 500 386

Jumlah kndaraan roda 2 304 97 21

Perkiraan pendapatan 2.000.000 5.000.000 10.000.000 Jumlah toko

Barang kebutuhan pokok 8 1

-Barang elektronik 1 - -kemungkinan bidang usaha atau peluang usaha yang tersedia di lingkungan tempat tinggalnya, antara lain: Bengkel dan Cuci Mobil, Toko Onderdil, Agen LPG, Bengkel Las, Suplier Kebutuhan pokok, Toko Eceran, Warung Sayur, dan sebagainya.

Setelah mempelajari semua peluang usaha yang ada, Wira merasa bahwa yang sesuai dengan potensi dan kemampuannya saat ini adalah usaha dibidang kebutuhan pokok.

(5)

Tanpa adanya permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, maka usaha yang dijalankan tidak mempunyai nilai atau manfaat ekonomis.

Wira menyadari bahwa kegiatan usaha selalu didasari oleh adanya kebutuhan akan barang dan jasa dari pasar. Oleh karena itu, dari data yang dikumpulkan, Wira melakukan perhitungan-perhitungan untuk mengetahui berapa besar kebutuhan pokok sehari-hari yang diperlukan oleh penghuni perumahan di sekitar tempat tinggalnya.

Tabel 2

No Jenis Data Perumahan

sederhana Semi real estate Real estate

1. Jumlah kepala keluarga 851 530 386

2. Perkiraan pendapatan 2.000.000 5.000.000 10.000.000 3. Biaya hidup 80% dari (no 1) 1.600.000 4.000.000 8.000.000 4. Biaya hidup utama 60% dari

(no 3) 960.000 2.400.000 4.800.000

5. Belanja dilingkungan sendiri

40% dari (no 4) 384.000 960.000 1.920.000

6. Belanja kebutuha pokok 60%

dari (no 5) 230.400 576.000 1.152.000

7. Potensi permintaan kebutuhan

pokok (1x6) 196.070.400 305.280.000 444.672.000

Biaya hidup adalah pengeluaran untuk menunjang kehidupan keluarga, misalnya makanan, pakaian, perumahan, sekolah, kesehatan. komunikasi, hiburan, dan lain-lain. Biaya hidup utama adalah pengeluaran untuk beras, lauk pauk, sayuran, dan kebutuhan pokok lainnya.

Biaya di lingkungan sendiri adalah pengeluaran yang dilakukan di sekitar tempat tinggal dan tidak memerlukan waktu lama. Biaya ini dikeluarkan untuk tukang sayur keliling, warung, toko kebutuhan pokok sekitar tempat tinggal.

(6)

potensi permintaan belanja di toko kebutuhan pokok per bulan untuk perumahan di sekitar radius 10 KIn dari tempat tinggal Wira adalah:

Rp.196.070.400+Rp.305.280.000+Rp.444.672.000 = Rp.946.022.400/bulan

atau sekitar Rp.31.534.080 per hari.

Dari segi penawaran, Wira mengamati toko-toko penyedia kebutuhan pokok yang ada disekitar radius 10 Km, 8 buah di perumahan sederhana dan sebuah di kawasan semi real estate.

Pengamatan terhadap toko-toko tersebut dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar nilai dagangan dan kemampuan jual serta karakter pembeli di keempat toko tersebut.

Gambaran umum yang diperoleh adalah omzet rata-rata per toko di perumahan sederhana sebesar Rp.l.500.000 per hari. Kawasan semi real estate sebesar Rp.2.000.000 per hari. Kesimpulannya f: ornzet rata-rata toko kebutuhan pokok di lingkungan radius 10 KIn ( 9 toko ) adalah Rp.14.000.000 per hari atau sebesar Rp.570.000.000 per bulan.

Dari perhitungan yang dilakukan, Wira memperoleh kesimpulan bahwa masih terdapat peluang untuk masuk dalam usaha pengadaan kebutuhan bahan pokok sebagai berikut:

Potensi permintaan Rp.946.022.400.- Potensi penawaran Rp.420.000.000,- Peluang pasar Rp.526.022.400,-

(7)

3. Persaingan

Menyadari bahwa usaha yang akan dimasukinya sudah ada 9 toko yang menjalaninya, Wira menperhitungkan bahwa persaingan yang dihadapi cukup berat. Oleh karena itu, Wira melakukan pengamatan lebih jauh dan terperinci terhadap ke sembilan toko tersebut, untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

a) Apakah dalam waktu dekat akan memperluas usahanya, kalau ya di mana lokasinya?

b) Tingkat harga jual barang dagangan dan perkiraan margin yang diambil. c) Bagaimana cara melayani konsumen.

d) Pelayanan tambahan apa yang diberikan oleh toko ( misalnya fasilitas antar barang, diskon, dll. )

e) Siapa pemasoknya dan bagaimana caranya.

Dari pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: a) Dalam waktu dekat belum ada rencana usaha baru yang sernpa.

b) Harga jual barang lebih mahal dari harga super market, marjin yang diambil rata-rata 20 persen.

c) Konsumen dilayani pelayan toko. d) Tidak ada fasilitas antar barang e) Pemasok mendatangi toko.

Dari basil pengamatan di atas, Wira menyimpulkan bahwa peluang pasar yang hendak diambilnya tidak diganggu oleh pesaing baru.

Wira merencanakan memperpendek rantai distribusi untuk berhubungan langsung dengan agen atau distriubtor. Dengan pasokan langsung dari distributor, Wira yakin mampu memberikan harga yang lebih murah dari pesaingnya. Dengan sistim swalayan dimana konsumen melayani dirinya sendiri diharapkan dapat menekan biaya operasi, sehingga harga dapat lebih murah dari pesaingnya bahkan dari supermarket.

(8)

4. Rencana Pemasaran

Sebelum toko dibuka, hal-hal yang harus dilakukan Wira berdasarkan informasi yang diperoleh adalah minimal sudah dapat menentukan:

a) Lokasi usaha

b) Produk yang akan dijual c) Harga jual barang d) Rencana promosi

B. Aspek Teknis

1. Lokasi .

Setelah menghitung potensi pasar yang ada, Wira harus menentukan lokasi dimana usahanya akan dibuka. Untuk itu dilakukan analisa terhadap lokasi berdasarkan faktor-faktor yang mendukung usaha, seperti jalur jalan, kemudahan pasokan barang, kemudahan akses ke pasar, dan sebagainya.

2. Tanah dan Bangunan .

Selanjutnya terhadap lokasi yang telah ditetapkan masih harus diputuskan apakah tanahnya akan dibeli atau disewa. Sebagai pengusaha pemula di bidang perdagangan, pada tahap awal sebaiknya menyewa tempat usaha.

3. Mesin dan Peralatan

(9)

4. Bahan Baku dan bahan pembantu

Untuk usaha perdagangan, barang dagangan merupakan bahan bakunya. Guna keperluan tersebut Wira telah melakukan pendekatan terhadap pemasok bahan baku, ketersediaan pasokan, sarana transportasi, sistem pembelian, dan sebagainya.

5. Proses Produksi

Proses produksi untuk usaha industri berbeda dengan usaha perdagangan. Di bidang industri proses produksi berhubungan dengan proses pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi, sementara di bidang perdagangan tidak ada proses pengolahan. Secara umum proses melayani pembeli mulai dari promosi, menawarkan barang, transaksi, penyerahan barang dapat dikategorikan sebagai proses produksi di bidang perdagangan.

Sebagai pengusaha tentunya Wira harus mengerti bagaimana proses produksi berlangsung, dan proses itu perlu digambarkan dengan jelas, dipahami dan dilaksanakan oleh pegawai maupun pihak lain yang terkait.

Dari peluang pasar dan kriteria teknis yang menjadi pertimbangan usaha tersebut, kemudian Wira melakukan sejumlah keputusan dan perhitungan sebagai berikut:

a) Lokasi Usaha : Jl. Raya Bogor, Cimanggis Depok

b) Status : Sewa

c) Luas Tempat Usaha : 300 M2 d) Luas Ruang Pamer: : 100 M2 " e) Luas Gudang : 60 M2

(10)

Selanjutnya untuk kegiatan operasional diperlukan sejumlah perlengkapan dan alat transportasi yang terdiri dari:

a) Papan nama dan perizinan 1 unit b) Meja, kursi kasir 1 unit c) Meja, kursi pimpinan 1 unit d) Meja, kursi administrasi 1 unit

e) Etalase 4 unit

f) Rak besi 20 unit

g) Lemari pendingin 1 unit h) Filling Cabinet 1 unit

i) Cash Register 1 unit

j) Kalkulator 2 unit

k) Kotak Kas 1 unit

l) Komputer 1 unit

m) Telepon/Fax 1 unit

n) Sepeda motor 2 unit

Renovasi gedung/toko dilakukan agar didapatkan suasana toko yang lebih nyaman dan membuat betah calon konsumen. Untuk tertib administrasi dan proses pelayanan, Wira menggunakan jasa orang untuk membuat sistem pembukuan, sistem database inventori, dan sistem pelayanan. Untuk itu diperlukan biaya pengembangan sistem komputer.

(11)

Ill. RENCANA PENGELOLAAN USAHA

Berdasarkan omzet yang hendak dicapai dan sistem pelayanan yang menyerupai mini market, Wira merencanakan merekrut 4 orang karyawan selain dirinya dengan pembagian tugas sebagai berikut:

1. Seorang pimpinan toko sebagai pengelola usaha

2. Seorang kasir yang bertanggung jawab terhadap pembukuan dan proses administrasi.

3. Seorang pramuniaga murni untuk melayani kebutuhan calon pembeli. 4. 4. Dua orang pramuniga yang merangkap petugas antar barang.

A. Perkiraan Kebutuhan Modal Investasi

Berdasarkan kebutuhan operasional usaha dan perlengkapan yang dibutuhkan dapat dihitung perkiraan biaya investasi sebagai berikut:

Tabel 3 No. Jenis biaya Harga/uni

t (Rp) JumlahUnit Harga (Rp) Penyusutan 1. Renovasi gedung 5.000.000 1 5.000.000

2. Papan nama, perijinan 500.000 1 500.000 3. Meja, kursi kasir 900.000 1 900.000 4. Meja, kursi pimpinan 400.000 1 400.000 5. Meja, kursi administrasi 200.000 1 200.000

6. Etalase 500.000 4 2.000.000

7. Rak besi 200.000 20 4.000.000

8. Lemari pendingin 3.000.000 1 3.000.000

9. Filling cabinet 800.000 1 800.000

10. Cash register 4.000.000 1 4.000.000

11. Kalkulator 50.000 2 100.000

12. Kotak kas 200.000 1 200.000

13. Komputer 4.000.000 1 4.000.000

14. Telp/fax 300.000 1 300.000

15. Sepeda motor 8.000.000 2 16.000.000

(12)

Peralatan tersebut di atas diperkirakan mempunyai umur ekonomis 4 tahun. --~

B. Perkiraan Biaya Operasi dan Modal Kerja

Biaya operasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengelolaan toko setiap bulannya dengan rincian sebagai berikut: Dengan asumsi:

a) Potensi Pasar per bulan Rp.526.022.400 ………..(a) b) Target Omzet (80% x a) Rp.420.817.920 ………..(b) c) Target Omzet perhari (b:30) Rp.14.027.264 …………(c) d) Pengadaan barang 4 kali setiap bulan ……..(d) e) Hari kerja perbulan 30hari ………(e) f) Rata-rata perputaran barang (e:d) 7,5 hari ………. (f) g) Harga pokok pembelian (90% x c) Rp.12.624.537 …………(g) h) Modal kerja barang dagangan (g x f) Rp.94.864.032

Perkiraan Biaya Operasi

Tabel 4

Item Harga/unit Unit Jumlah/bulan

Pembelian barang dagangan 12.625.000 30 hari 378.750.000

Kemasan 10.000 30 hari 300.000

Sewa gedung Rp. 6 jt/ tahun 500.000

Gaji pegawai (5 orang) 2.000.000

Air, listrik, dan telepon 500.000

Alat tulis kantor 100.000

Pemeliharaan gedung 200.000

Biaya operasional kendaraan 140.000

Biaya pemeliharaan kendaraan 100.000

T o t a l 382.590.000

(13)

Modal kerja adalah sejumlah dana tunai atau barang dagangan awal yang harus ada sebelum toko mulai beroperasi. Dalam hal ini keperluan dana tetsebut akan dipergunakan untuk membeli barang dagangan, kemasan, gaji pegawai, sewa tempat dan cadangan uang tunai. Kebutuhan modal kerja untuk barang dagangan dihitung dengan perkiraan berapa lama barang tertahan di toko sejak mulai pembelian sampai barang tersebut terjual dan memperoleh pendapatan tunai. Dalam kasus ini barang akan terjual dalam jangka waktu 7,5 hari. Karena usaha perdagangan pada umumnya menciptakan pendapatan tunai dalam setiap transaksi yang terjadi, maka pembelian barang berikutnya dibiayai.dari basil penjualan, demikian seterusnya. Dengan demikian modal kerja untuk barang dagangan adalah 7,5 x Rp.12.625.000,- = Rp.94.687.500,-

Karena sewa gedung harus dibayar untuk 1 tahun dimuka, maka dana tunai awal yang diperlukan adalah Rp.6.000.000,-.

Untuk gaji pegawai diperkirakan dari pendapatan tunai harian ditambah dana tunai untuk 5 hari kerja sudah cukup untuk memenuhi pembayaran gaji pegawai bulan pertama. Untuk bulan selanjutnya dana untuk gaji pegawai dapat dipenuhi dari pendapatan penjualan. Modal kerja untuk gaji pegawai adalah 5/30 x Rp.2.000.000,- = Rp.335.000,- (dibulatkan).

Dana cadangan dipersiapkan untuk pembiayaan keperluan yang mendadak diluar yang telah direncanakan, biasanya 15% dari modal kerja untuk barang dagangan.

Kebutuhan modal kerja untuk memulai usaha perdagangan adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Uraian Dana Tertahan Modal Kerja (Rp.)

Barang dagangan 7,5 hari 94.687.500

(14)

Sewa gedung 12 bulan 6.000.000

Gaji pegawai 5 hari 335.000

Cadangan 14.200.000

Total modal kerja 115.297.500

Pembiayaan Investasi dan Modal Kerja

Perhitungan yang dilakukan Wira memberikan gambaran kebutuhan dana sebagai berikut:

Tabel 6

Biaya investasi 41.400.000

Modal kerja 115.297.500

Total kebutuhan dana 156.697.500

Modal sendiri (modal disetor) 50.000.000

Pinjaman/kredit 106.697.500

Karena modal yang dimiliki Wira tidak mencukupi untuk membuka usaha, maka dia harus mencari dana dari luar atau mengajukan kredit modal kerja ke Bank dengan bunga 21 % per tahun.

C. Perhitungan Laba Rugi.

Setelah mendapatkan jumlah dana yang diperlukan untuk investasi dan modal kerja. Wira kemudian melakukan perhitungan apakah usaha yang akan dilakukannya dapat memberikan keuntungan atau kerugian.

Proyeksi Laba-rugi dibuat untuk jangka waktu 4 tahun sesuai dengan masa pengembalian kredit dan umur ekonomis dari peralatan dan perlengkapan yang dipakai. Pendapatan dari penjualan diasumsikan meningkat 15 % setiap tahunnya sedangkan sewa gedung meningkat 10 % per tahun.

(15)

Tabel 7

Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Total

Penjualan (g=15% /

tahun) 5.050 5.807,5 6.678,6 7.680,5 25.216,6 Harga pokok pembelian 4.544,8 5.226,7 6.010,7 6.912,4 22.694,6

Biaya penjualan 40,1 44,1 48,5 53,3 186

Laba kotor 465,1 536,7 619,4 714,8 2336

Sewa gedung 6 6,6 7,3 8 27,9

Biaya listrik dll 6 6 6 6 24

Pemeliharaan

kendaraan 1,2 1,2 1,2 1,2 4,8

Laba operasional 451,9 522,9 604,9 699,6 2279,3 Biaya lain-lain

Biaya penyusutan 10,35 10,35 10,35 10,35 41,4

Bunga pinjaman 24,5 20.1 14,6 8 68,1

Laba bersih sebelum

pajak 41705 492,45 579,95 681,25 2.170,7

Perhitungan arus Kas

Setelah laba-rugi dihitung, Wira menghitung arus kas yang mungkin terjadi pada usahanya. Proyeksi arus kas ini bagian tak terpisahkan dari proyeksi laba rugi, sebab kadang-kadang usaha merugi, tetapi secara arus kas positif. Bila arus kas negatif, maka harus diupayakan adanya tambahan dana baru baik berupa pinjaman atau modal sendiri, sebab pada dasamya kas tidak boleh negatif. Dengan menghitung arus kas, Wira lebih dapat melihat kondisi keuangan tunai secara lebih nyata

(16)

Tabel 8

Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Penerimaan kas

-Penjualan 5.050 5.807,5 6.678,6 7.680,5

Pengeluaran kas -Harga pokok

pembelian 4.544,8 5.226,7 6.010,7 6.912,4

-biaya penjualan 40,1 44,1 48,5 53,3

-Sewa gedung 6 6 6,6 7,3 8

-Biaya listrik dll 6 6 6 6

-Bunga pinjaman 24,5 20,1 14,6 8

Jumlah operasi dan

umum 6 4.621,4 5.304,4 6.087,1 6.987,7

Ivestasi 41,4

Jumlah pengeluaran

kas 47,4 4.621,4 5.304,4 6.087,1 6.987,7

Surplus / devisit -47,4 428,6 503,1 591,5 692,8

Kas awal 0 119,3 148,5 177,7 206,9

Modal disetor 50

Kredit investasi & modal

kerja 106.7

Angsuran kredit 29,2 29,2 29,2 29,2

Kas akhir 119,3 148,5 177,7 206,9 236,1

Kas netto -156,7 428,6 503,1 591,5 692,8

(17)

IV. ANALISA KELAYAKAN USAHA

Sebenarnya banyak cara untuk melihat apakah suatu rencana usaha layak untuk diteruskan atau tidak. Tetapi secara umum kelayakan usaha dilihat pertama kali dari potensi pasarnya. Dari perhitungan yang dilakukan Wira nampak bahwa usaha yang akan dilakukan memiliki prospek pasar dan layak. Setelah aspek pasar, berikutnya adalah aspek teknis dan pengelolaan usaha. Teryata usaha ini secara teknis dapat diusahakan dan dapat dikelola dengan tenaga yang ada.

Analisa kelayakan usaha terpenting adalah dilihat dari aspek keuangannya. Ada beberapa ukuran yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menyatakan apakah suatu rencana usaha atau kegiatan investasi layak untuk dijalankan.

Untuk suatu usaha dengan umur ekonomis kurang dari lima tahun dapat digunakan undiscount criteria yaitu suatu perhitungan keuangan yang tidak mempermasalahkan nilai sekarang dari suatu pendapatan dimasa mendatang. Ukuran kelayakan yang dipergunakan untuk kriteria tersebut adalah:

1. Marginal Efficiency of Capital ( MEC )

MEC adalah perbandingan perkiraan laba rata-rata terhadap modal awal suatu usaha. Bila MEC yang dihitung lebih besar dari 1 ( MEC > 1 ), maka investasi dianggap layak untuk dilanjutkan.

Dari proyeksi laba rugi yang dihitung Wira, diperoleh MEC sebagai berikut:

(18)

2. Payback Period

Payback period merupakan salah suatu penilaian investasi berdasarkan periode pelunasan biaya investasi oleh kas netto- selisih pendapatan terhadap pengeluaran dikurangi biaya investasi dan modal kerja dari suatu usaha ( periode tercapainya besarnya kas netto sama dengan modal awal usaha ).

Dari proyeksi arus kas, kas netto tahun ke 0 hanya menunjukan modal awal usaha atau biaya investasi dan modal kerja karena belum terjadi pendapatan dan pengeluaran, sedangkan akumulasi kas adalah penjumlahan antara biaya investasi dengan kas netto setiap tabunnya. Dari perhitungan akumulasi kas terlihat bahwa pada tahun pertama akumulasi kas telah menunjukan nilai positif yang berarti bahwa biaya investasi dan modal kerja sudah dapat dikembalikan pada tabun tersebut.

Perhitungan payback period adalah sebagai berikut:

Payback period = 156,7/428,6 x 12 = 4,39 bln

artinya biaya investasi dan modal kerja dari usaha yang akan dilakukan Wira sudah dapat dikembalikan pada sebelum bulan ke 5 usahanya berjalan. Dengan perkataan lain, usaha yang akan dijalankan Wira sangat layak untuk dilanjutkan.

(19)

Selain itu dari akumulasi arus kas sampai tabun ke 4 diperoleh kas akhir sebesar Rp.236, I juta. Bila tabun ke 5 harus dilakukan investasi ulang dengan kenaikan 15 %, maka biaya investasi dan modal kerja yang harus dikeluarkan adalah sebesar:

115% x Rp.156,7 juta = Rp.180,2 juta

dan masih tersisa kas sebesar Rp.236, I - Rp.180,2 = Rp.55,9 juta.

Dari perhitungan ini temyata usaha yang dilakukan Wira mampu menyisihkan kas bagi pemiliknya sebesar Rp.55,9 juta selama 4 tabun.

Dengan dua ukuran kelayakan tersebut, sudah cukup memberikan gambaran awal terhadap kelayakan usaha yang dilakukan Wira.

Selamat berbisnis semoga sukses

Moh. Hamdani

Balai Inkubator Teknologi BPPT Email: cak_ham@yahoo.com

Gambar

Tabel 1
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6 Biaya investasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja pegawai di lingkungan pemerintah

Gambar 3.15 Halaman Form Tambah Surat Masuk (Super Admin)

Dikaitkan dengan stabilitas kawasan Asia Pasifik, meskipun Cina masih harus menempuh fase trial and error dalam operasional kapal induk, akan tetapi secara politik kehadiran armada

Peraturan bangunan setempat yang digunakan adalah BWK VI, karena kampus UNDIP terletak di Kecamatan Tembalang yang termasuk dalam BWK VI... Berdasarkan peraturan

Mengacu pada uraian diatas, maka penelitian ini memberikan argumentasi bahwa maskapai penerbangan Lion Air merupakan salah satu bisnis jasa penerbangan dimana

Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang dilihat

Dari wawancara mendalam dapat disimpulkan bahwa umumnya wanita berpendidikan SD khususnya yang tidak menikah kurang tertarik pada inovasi teknologi karena mereka sangat

Walaupun demikian, mekanisme teknis pengelolaan keuangan publik (khususnya pada kebijakan fiskal) yang dibangun harus menanamkan prinsip-prinsip yang sesuai dengan