• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI HUKUM SYARI�.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI HUKUM SYARI�."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI HUKUM SYARIAT ISLAM

DI KABUPATENACEH TENGAH

(STUDI KASUS HUKUM MAISIR)

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Rizki Tarmulo NIM. 3103111076

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini diajukan oleh Rizki Tarmulo Nim. 3103111076 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, Agustus 2014 Mengetahui,

Ketua Jurusan PPKn, Dosen Pembimbing Skripsi,

(4)

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN Skripsi Oleh Rizki Tarmulo Nim. 3103111076

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 29 Agustus 2014

TIM PENGUJI

1. Sri Hadiningrum SH, M.Hum Pembimbing

2. Dra. Yusna Melianti, M.H Penguji

3. Dra. Rosnah Siregar, SH,M.Si Penguji

4. Dr. Deny Setiawan, M.si Penguji

Disetujui dan Disahkan Pada Tanggal

Panitia Ujian

Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Ketua Jurusan PPKn,

Dr. H. Restu, M.Si Dra. Yusna Melianti, M.H

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

i

ABSTRAK

RIZKI TARMULO. NIM 3103111076. Implementasi Hukum Syari’at Islam Di Kabupaten Aceh Tengah (Studi Tentang Pelaksanaan Hukum Maisir)

(11)

i

ABSTRACT

RIZKI TARMULO. NIM 3103111076. Implementation of Shari'a Law in Central Aceh district (Studies Law Enforcement Maisir)

(12)

KATA PENGANTAR

Beribu ungkapan rasa terima kasih sebagai tanda puji dan syukur kepada

Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya

yang terus memberikan kesehatan, kelapangan dan semangat bagi penulis untuk

melaksanakan serta menyelesaikan dan menyusun skripsi ini dengan baik,

walaupun disisi lain masih banyak kekurangan yang harus di perbaiki. Tak lupa

pula shalawat berangkaikan salam penulis kirimkan kepada “Sang Pencerah” suri

tauladan yang ada pada diri nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa

kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (PP-Kn FIS Unimed) skripsi ini berjudul

“Implementasi Hukum Syariat Islam Di Kabupaten Aceh Tengah (Studi Kasus Hukum Maisir)”.

Penulis tertarik mengambil judul ini karena penulis ingin membuka tabir

permasalahan pelanggaran syariat Islam khususnya dalam konteks Maisir. Di sisi

lain pemerintah yang dalam hal ini menjadi pelaksana segala peraturan ternyata

ada yang menyimpang dalam konteks mendukung terjadinya pelanggaran syariat

Islam. Oleh karena itu peneliti ingin membuktikan bahwa syariat Islam akan

berjalan jika satu persatu kendalanya dihadapi dengan solusi cerdas.

Dalam penyelesain skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan baik

(13)

maupun data atau bantuan dari pihak lain, sehingga memperlengkap kualitas karya

ilmiah ini dalam dunia akademis. Ucapan terimakasih yang teristimewa dan tak

terhingga penulis haturkan kepada kedua orang tua (Ama H. Drs. Idris Ismail. dan

Ine Dra.Hj. Zahrani) yang telah memberikan bantuan yang luar biasa kepada

penulis baik moril maupun materiil dan juga dengan kasih sayang dan perhatian

yang tak terhingga. Tak pernah letih mengasuh mendidik dan membesarkan

penulis dalam ketegasan dan kesederhanaan. Berizin Amaku, Ineku

Selain itu, dengan setulus hati penulis juga menghaturkan rasa terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,

khususnya penulis persembahkan karya istimewa ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas

Negeri Medan;

2. Bapak Dr. H. Restu, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed,

3. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si selaku Pembantu Dekan III FIS Unimed

4. Ibunda Dra. Yusna Melianti, M.H selaku Ketua Jurusan Pendididikan,

Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Unimed sekaligus

pembimbing akademik penulis yang telah sabar dan banyak meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dan masukan yang sangat

bermanfaat selama penulis kuliah

5. Bapak Parlaungan G. Siahaan, SH, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan PPKn

FIS Unimed;

6. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi penulis

(14)

telah banyak memberikan saran-saran yang untuk perbaikan karya ilmiah

ini;

7. Ibu Dra. Rosnah Siregar. SH. M,Si dan Bapak Dr. Deny Setiawan. M,Si

selaku dosen penguji skripsi;

8. Bapak/Ibu dosen PP-Kn FIS Unimed lainnya yang telah banyak

memberikan pendidikan yang tak terhingga manfaatnya;

9. Kepada Bapak/Ibu pegawai Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Tengah,

Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Tengah , dan Staf Program

Pengembangan Sumber Daya Syariat Islam, serta Kasi dan Staf Bina

Hukum Syariat Islam. Terkhusus pada Bapak Sarwani dan Bu

Halimatussakdiah dan Bu Mawaddah. yang telah membantu peneliti dari

masa pra penelitian hingga akhir penelitian;

10. Buat adik-adikku tercinta, Fitrah Miko, Al-Khatamy dan Mila Aina, yang

telah menjadi penghibur penulis dalam duka maupun keceriaan, yang

membantu penulis saat jenuh dalam penyelesaian skripsi ini. Buat keluarga

Alik ku Anan Hj.Suwaibah Awan H. Dawam Karim, Ngah dan Pun ku.

Keluarga Pedih ku salam semahku ku Awan Pedih Alm. Ismail Tubas dan

Anan Pedih Alm. Hj. Hafsiah semoga damai selalu disisi-Nya. Makkul

Ayahkul Ibi dan Cik ku,sepupuku di KBRM (Keluarga Besar Rebe Manti)

dan sepupu alik ku, Serta buat seseorang yang telah berjalan jauh

bersamaku selama 3 tahun dan berharap bisa selamanya bersama . Inge

(15)

11. Tak terlupakan kepada Pak Jhon, TU jurusan yang amat sangat baik. Buat

ketikan surat dan bantuan tanda tangannya

12. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Gayo Sumatera Utara (IMAGA-SU),

Sanggar Sining Rempak Mahasiswa Gayo Medan (SIREMAGA) bersama

kita berjuang untuk Gayo.

13. Pihak UPT Perpustakaan Unimed yang telah banyak membantu

meminjamkan buku-buku yang bermanfaat dalam penyelesaian perkuliahan

selama ini;

14. Teman-teman sekelasku regular B PKn 2010.yang gokil, para mantan

komting dan sekretaris kelas.

15. Kepada teman-teman PPLT SMP Swasta Harapan Bangsa Kuala. Juga

dewan guru dan murid-murid YPHB Kuala.

16. Serta Saudara/i yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu,penulis

mengucapkan banyak terimakasih atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi perbaikan penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Atas perhatian,

dukungan, dan masukannya penulis mengucapkan banyak terimakasih, semoga

Allah SWT meridhoi kita semua.

Medan, 29 Agustus 2014

(16)
(17)

iii

DAFTAR ISI ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN...1

A...L atar Belakang Masalah...1

B. ...I dentifikasi Masalah...5

C. ...P embatasan Masalah...6

D...R umusan Masalah...6

E. ...T ujuan Penelitian...6

F. ...M anfaat Penelitian ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA...8

A. Kerangka Teoritis ...8

1. Pengertian Implementasi ...8

(18)

3. Pengertian Syari’at Islam ...9

4. Penerapan Syari’at Islam Di Aceh...13

5. Pengertian Maisir (Judi)...14

6. Dasar Hukum Maisir...17

B. Kerangka Berfikir ...19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...22

A. Lokasi Penelitian ...22

B. Populasi Dan Sampel ...23

1. Populasi ...23

2. Sampel...23

C. Variabel dan Definisi Operasional ...24

1. Variabel Penelitian...24

2. Definisi Operasional ...24

D. Teknik Pengumpulan Data ...25

E. Teknik Analisis Data ...26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...27

A. ...H asil Penelitian...27

(19)

a. Sejarah Singkat Pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh...27

b. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Syari’at Islam ...35

2. Deskripsi Hasil Penelitian ...36

a. Penerapan Hukum Syari’at Islam Khususnya Hukum Maisir di

Kabupaten Aceh Tengah ...36

b. Sosialisasi Syari’at Islam Kepada Masyarakat di Kabupaten Aceh

Tengah ...39

c. Kendala yang dihadapi dalam Penerapan Syari’at Islam di

Kabupaten Aceh Tengah ...40

d. Pelanggaran yang sering dilakukan masyarakat Kabupaten Aceh

Tengah yang bertentangan dengan Syari’at Islam...42

B. ...P

embahasan Hasil Penelitian ...45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...58

A...K

esimpulan ...59

B. ...S

aran ... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(20)

iv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Wawancara.

Lampiran 2. Dokumentasi Hasil Penelitian (Foto Penelitian)

Lampiran 3. Pernyataan Kesediaan Narasumber.

Lampiran 4. Nota Tugas

Lampiran 5. Kartu Mengikuti Seminar Proposal

Lampiran 6. Surat Penerbitan Izin Penelitian dari Jurusan PPKn FIS Unimed

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian ke Dinas Syariat Islam Aceh Tengah

Lampiran 8. SK Telah melakukan Penelitian di Dinas Syariat Islam Aceh Tengah

Lampiran 9.Surat Keterangan Kepala Laboratorium Jurusan PPKn FIS Unimed

Lampiran 10. Surat Keterangan Kepala UPT Perpustakaan Unimed

Lampiran 11. Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran 12. Daftar Riwayat Hidup

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nanggroe Aceh Darussalam dikenal dengan sebutan Seramoe Mekkah (Serambi Mekkah) memiliki prinsip bahwa Syariat Islam merupakan satu

kesatuan adat, budaya dan sekaligus keyakinan yang harus dijunjung tinggi

sebagai pedoman hidup masyarakat Aceh. Identiknya agama Islam di Aceh dapat

dilihat dari bagaimana peraturan yang dibuat untuk mengatur dan menata

kehidupan masyarakat Aceh dari berbagai hal. Disamping itu aturan juga dibuat

untuk membatasi kegiatan apa yang dilarang dan apa yang dianjurkan sesuai

dengan ajaran agama Islam. Aturan yang dibuat oleh pemerintah Aceh ini

dinamakan Qanun. Dan aturan itu dikemas dengan nama Qanun Syari’at Islam. Syari’at Islam yang akan menjadi hukum materil di Aceh dituliskan dalam bentuk Qanun terlebih dahulu, untuk mencegah kesimpangsiuran. Penerapan hukum jika hakim mengambil langsung dari buku-buku Fiqih dan Ijtihad sendiri dari Al-quran dan Sunnah Rasul.

Setelah Aceh diberikan status Otonomi Khusus tahun 2001, pemerintah

mencanangkan syari’at Islam secara kaffah khusus wilayah Aceh. Syari’at Islam secara kaffah diartikan pelaksanaan hukum syari’ah secara sempurna oleh pemerintah daerah. Beberapa lembaga yang dibentuk untuk menjalankannya

(22)

44 Tahun 1999 dan UU No 18 Tahun 2001. Dalam UU nomor 44 Syari’at Islam didefinisikan sebagai semua aspek ajaran Islam. Dalam undang-undang nomor 18

tahun 2001 disebutkan bahwa Mahkamah Syari’ah akan melaksanakan syari’at Islam yang dituangkan ke dalam qanun terlebih dahulu. Qanun adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah Aceh untuk melaksanakan syari’at Islam bagi pemeluknya di Aceh ( Al Yasa Abu Bakar, 2004:61).

Kelahiran UU No. 44 1999 tentang penyelenggaraan keistimewaan. Di

Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan UU No. 18 Tahun 2001 tentang Otonomi

Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh membawa -perkembangan baru bagi

pelaksanaan peraturan di Aceh, sehingga dapat leluasanya pemerintah Aceh untuk

membuat aturan yang dapat mengatur rakyatnya dengan lebih baik. Salah satunya

adalah Qanun Aceh No.13 tahun 2003 tentang larangan Maisir.

Maisir (perjudian) adalah kegiatan dalam bentuk permainan yang bersifat taruhan antara dua pihak atau lebih, dimana pihak yang memenangkan permainan

akan mendapat imbalan dari kesepakatan taruhan yang telah dibuat oleh pelaku

judi sebelumnya.

Pada hakikatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan

dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan

bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Meskipun

demikian, berbagai macam dan bentuk perjudian dewasa ini sudah demikian

merebak dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, baik yang bersifat

(23)

Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak pidana

yang meresahkan masyarakat. Sehubungan dengan itu, dalam Pasal 1 UU No. 7

Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dinyatakan bahwa semua tindak pidana

perjudian sebagai kejahatan. Mengingat masalah perjudian sudah menjadi

penyakit akut masyarakat, maka perlu upaya yang sungguh-sungguh dan

sistematis, tidak hanya dari pemerintah dan aparat penegak hukum saja, tetapi

juga dari kesadaran hukum dan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama dan

bahu membahu menanggulangi dan memberantas semua bentuk perjudian.

Maisir yang berarti perjudian merupakan suatu kegiatan yang melanggar syari’at Islam sehingga memiliki aturan tersendiri di dalam qanun syari’at Islam, walaupun pada saat ini pelaksanaannya terkesan vakum dan malah membuat

warga di Aceh Tengah semakin marak melakukan perjudian.

Penerapan syari’at Islam hampir berjalan selama 10 tahun. Perlahan-lahan hukum positif yang dituangkan dalam KUHP digantikan dengan hukum Allah

yang terangkum dalam Al-Qur’an dan Hadist dan di tuangkan dinas syari’at Islam ke dalam qanun. Pro dan kontra dari berbagai pihak terus saja mengalir, mereka berusaha mengkritisi, mengevaluasi dan mengajukan ide baru untuk perbaikan

sistem penerapan syari’at Islam ke depan.

Menurut Yanda (2013.htpp://duniapenuhhikmah.com) mengatakan bahwa :

(24)

adalah kasus mesum, khalwat, judi, khamar yang direspon masyarakat melalui sweeping di kafe dan jalan dengan penekanan pada busana wanita. Pelaksanaan syari’at telah terjadi pelanggaran terhadap serangkaian aturan lainnya, apakah korupsi dan manipulasi keuangan Negara dibenarkan dalam Islam? Apakah menghujat orang lain, memukul dan menghina pelaku pelanggar syari’at Islam tanpa proses hukum yang adil dibenarkan dalam Islam? Sebagian besar masyarakat Aceh membenci pelanggar syari’at Islam padahal justru si pembenci sendiri terkadang jarang beribadah untuk melakukan kewajiban sebagai seorang muslim”.

Di Kabupaten Aceh Tengah, pelaksanaan hukum syari’at Islam dalam hal hukum maisir masih terkesan vakum dan terbengkalai. Hal ini berbanding terbalik dengan situasi disaat hukum syariat Islam pertama kali disahkan dan diterapkan.

Masih jelas dalam ingatan bahwa kasus pertama pelanggaran syari’at Islam di empat (4) Kabupaten/Kota di provinsi Aceh yaitu Aceh Tengah, Kota Bireuen,

Aceh Barat dan Aceh Singkil diawali dengan kasus pelanggaran maisir. Khusus mengenai kasus maisir di Aceh Tengah, terjadi 3 kasus maisir yang berdekatan dalam rentang waktu 1 tahun. Ini memberikan janji semu kepada masyarakat yang

pada saat itu menganggap bahwa efektifitas hukum syari’at Islam sangat positif.

Kenyataan berbanding terbalik dari kejadian di atas telah membuat

kekuatan hukum syari’at Islam terkesan mati. Kabupaten Aceh Tengah yang berpusat di kota Takengon itu kini tak ubahnya seperti ladang judi. Segala bentuk

judi bisa didapati disana dengan aneka ragam jenis dan pelakunya. Mulai dari

kalangan menengah ke atas hingga menengah ke bawah. Dan dalam kejadian ini

(25)

Di samping itu juga penulis ketahui banyak hambatan atau aspek lain yang

menjadi pertimbangan pelaksanaan hukum syari’at Islam dalam menjalankan tugasnya sehingga konsistensi hukum syari’at Islam di kabupaten Aceh Tengah dipertanyakan.

Oleh karena semakin menciutnya pelaksanaan qanun syari’at Islam tentang maisir, maka saya sebagai penulis memandang perlu untuk mengkaji dan meneliti tentang apa dan bagaimana kendala dalam pelaksanaan qanun syari’at Islam khususnya tentang hukum maisir. Oleh karena itu, penelitian ini saya beri judul “IMPLEMENTASI HUKUM SYARI’AT ISLAM DI KABUPATEN

ACEH TENGAH (STUDI TENTANG PELAKSANAAN HUKUM

MAISIR)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat di identifikasikan beberapa masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Belum optimalnya implementasi hukum syari’at Islam di Kabupaten Aceh Tengah.

2. Tidak Efektifnya sosialisasi hukum syari’at Islam (hukum maisir) di Kabupaten Aceh Tengah.

3. Menggambarkan tidak konsistennya pelaksanaan syari’at Islam di Kabupaten Aceh Tengah.

(26)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, agar

pembahasan lebih terarah dan terstruktur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

maka yang menjadi pembatasan masalah adalah sebagai berikut:

1. Implementasi Syari’at Islam di Kabupaten Aceh Tengah dalam menerapkan hukum maisir

2. Efektivitas kinerja pelaksanaan syari’at Islam

3. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan hukum Syariat Islam

D. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan dan sosialisasi hukum maisir secara khusus?

2. Berapakah persentase tingkat pelanggaran hukum maisir di Kabupaten Aceh Tengah?

3. Apakah kendala dalam meningkatkan efektivitas penerapan hukum maisir?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan dan sosialisasi hukum maisir secara khusus. 2. Untuk mengetahui persentase tingkat pelanggaran hukum maisir di Kabupaten

(27)

3. Untuk mengetahui kendala dalam meningkatkan efektivitas penerapan hukum

maisir.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi sejumlah

manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Agar peneliti lebih terasah dalam menguak berbagai hal secara ilmiah dan

relevan sesuai dengan kaidah penelitian.

2. Bagi masyarakat

Agar masyarakat lebih memahami hukum syari’at Islam yang telah terhenti belakangan ini terutama dalam masalah maisir atau perjudian.

3. Bagi instansi terkait

Agar mampu menemukan solusi dalam memperbaiki kinerjanya dalam

(28)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian pada bab sebelumnya dapat dilihat secara jelas bahwa

kenyataan normatif (das sollen) berbanding terbalik dengan kenyataan-kenyataan empiris (das sein). Peristiwa-peristiwa perjudian yang semakin marak di Aceh telah melanggar sejumlah peraturan perundang-undangan yang lain dan

mencoreng wajah Islam sendiri.

Pelaksanaan Syari’at Islam secara kaffah ternyata “hanya sebatas slogan

saja”. Buktinya masih banyak tindakan-tindakan bernuansa kekerasan dan

perbuatan yang merendahkan martabat manusia yang dilakukan oleh massa

kepada pelanggar Syari’at Islam. Ajaran Islam tidak pernah mengajarkan

perbuatan tidak terpuji seperti itu, seperti yang tersurat dalam QS. An-Nahl: 125.

Hal tersebut terjadi karena beberapa hal sebagai berikut:

 Peraturan perundang-undangan sebagai landasan konstitusional

keberlakuan Syari’at Islam di Aceh tidak mencerminkan nilai-nilai

dan kaedah-kaedah yang berlaku dalam jiwa, kehidupan,

kebudayaan, dan adat-istiadat yang berlaku di masyarakat Aceh

(29)

2

 Masih dangkal dan minimnya pemahaman masyarakat tentang

Syari’at Islam, tujuan keberlakuan Syariat Islam dan pola

implementasinya secara baik dan benar.

 Terbatasnya kualitas sumber daya manusia pada tataran aparatur

pelaksana Syari’at Islam.

 Ketidakseriusan dan kurangnya sosialisasi tentang tata cara

pelaksanaan Syari’at Islam terhadap masyarakat luas oleh

pemerintah melalui dinas terkait.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberlakuan Syari’at Islam

di Aceh belum menunjukkan perubahan ke arah yang positif dan belum

tercapainya tujuan luhur Syari’at Islam yaitu rahmatan lil alamin. Kurangnya pemahaman mengenai Syari’at Islam merupakan permasalahan utama, oleh

karena itu diperlukan pemahaman secara bulat dan menyeluruh.

B. Saran

Untuk menghindari konflik yang berkepanjangan dalam pelaksanaan

Syari’at Islam secara kaffah di Kabupaten Aceh Tengah, khususnya tentang

pelaksanaan Hukum Maisir yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap ajaran-ajaran Islam, maka berikut beberapa rekomendasinya:

1. Penyuluhan hukum terhadap masyarakat tentang Syari’at Islam yang

dilakukan oleh berbagai pihak seperti pemerintah daerah melalui dinas-dinas

terkait, kaum akademisi mengadakan seminar-seminar, lokakarya dan

(30)

3

membimbing masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah soal pemahaman

ajaran-ajaran Islam. Dengan demikian, keefektifan suatu keberlakuan hukum dapat

dicapai melalui kesadaran masyarakat atas pemahamannya untuk mematuhi

Syari’at Islam yang diberlakukan.

2. Kualitas dari aparatur pelaksana tugas, sebab aparatur menjadi teladan, contoh

positif dalam cara berpikir, berucap, dan bertindak. Di dalam melaksanakan

tugasnya, aparatur harus memiliki pedoman yang mencakup ruang lingkup

tugasnya sehingga dalam menghadapi permasalahan, tetap dapat mengambil

keputusan dengan bijak. Pedoman dimaksud semestinya mencerminkan nilai

keadilan dalam masyarakat.

3. Pelaksanaan Syari’at Islam di Kabupaten Aceh Tengah dilakukan secara

bertahap sesuai dengan kemampuan masyarakat menerima keberlakuan

Syari’at Islam itu sendiri. Dengan latar belakang sejarahnya, sepatutnya

masyarakat Kaupaten Aceh Tengah tidak akan mengalami kesulitan yang

berarti dalam proses pentahapan ini. Untuk menambahkannya, diperlukan pula

pendekatan sosiologis yang diharapkan dapat mengkaji masalah dari sudut

pandang sosio-kultural, latar belakang sejarah, political will masyarakat Aceh dengan tetap memperhatikan nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku dalam

peraturan perundang-undangan dasar (Grundnorm), yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar1945 dalam rangka mencapai tujuan negara yang

dicita-citakan (ius contituendum).

Mengakhiri tulisan ini, penulis mengharapkan kiranya pemerintah dan

(31)

4

sebatas slogan saja”. Dengan demikian, Aceh dapat menunjukkan bahwa upaya

pelaksanaan Syari’at Islam adalah pekerjaan besar yang diletakkan di bahu

masyarakat Aceh dengan senang hati dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh

tugas yang mulia ini, sehingga membawa kepada kemaslahatan umat manusia

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Al-Yasa’. 2005. Syari’at Islam Di Nanggroe Aceh Darussalam, Paradigma Kebijakan dan Kegiatan, Dinas Syari’at Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Ali, Zainuddin. 2000 . Hukum Pidana Islam. Sinar Grafika: Jakarta

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Bumi Aksara

Bisri, Cek Hasan. 2003. Pilar-Pilar Penelitian Hukum Islam Dan Pranata Sosial.

Jakarta: Rajawali Pers

Pemerintah Provinsi Aceh. 2006. Undang-Undang No 11 Tahun 2006 Tentang

Pemerintahan Aceh. Jakarta: PT. Tatanusa

Shihab, M. Quraish. 2000. Tafsir Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian

Al-Qur’an Vol. I. Lentera Hati: Jakarta

Dinas Syari’at Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Qanun, 13/2004

pelaksanaan syariat islam bidang maisir (perjudian)

Bagian Hukum Setdakab Aceh Tengah. 2007. Himpunan Qanun Tentang Syariat

Islam

Peraturan Pemerintah Aceh No.5 Tahun 2000 Tentang Pelaksanaan Syariat Islam

Qanun Jinayat Tahun 2014. Hukum Acara Pidana Islam. Kabid Perpu Aceh

(33)

Tim MPK Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Medan. 2012 Al-islam.

CV. Perdana Mulia Angkasa : Medan

http://fauzigerrard.blogspot.com/2013/01/maisir-judi-dalam-asuransi-syariah.html

Berkahallah.Sumber:http//id.wikipediaorg.com.html : diakses : Senin, 25Januari 2014

Dakwahislam. Sumber:http://artikata.com/arti-352760-syariat.html:diakses: Senin,

7 Januari 2014

Duniapenuhhikmah.Sumber: http://www.pengaruhagamadalamkehidupan/blogspt.

com. diakses : Senin, 13 mei 2013

Tempatislamdanaction.Sumber:http://artikata.com/arti-352760-syariat.html:

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Nilai- nilai luas kelas vegetasi yang telah diklasifikasi disajikan pada Tabel 11, dengan menggunakan data-data sekunder yaitu kemampuan serapan berdasarkan kelas vegetasi

Berdasarkan rekapitulasi faktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan yang terdapat pada tabel 25 tergambarkan bahwasanya aspek ekonomi lebih besar dibandingkan

Dari hasil univarian terdapat 4 parameter (SVL. lebar mulut) yang merupakan sifat dimorfisme seksual; untuk uji korelasi terdapat 14 nilai korelasi yang berbeda nyata antara betina

Yleistetyn lineaarisen mallin kuvaajat lajiryhmittäin Etelä-Suomen lehtomaisilla, tuoreilla ja kuivahkoilla kankailla: pintakasvillisuuden peittävyyksien kehityksen

MEDAN 2018.. Medan: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relasi makna yang

pada kadar air minyak dan FFA tidak efektif untuk memperbaiki kualitas minyak, namun untuk angka peroksida dan angka yodium sedikit menyumbangkan perbaikan dibandingkan

Terdapat perbedaan kadar trigliserida antara kelompok diet standar ad libitum dengan kelompok diet tinggi minyak sawit maupun kelompok diet tinggi minyak sawit +