Oleh:
Onesimus Simbolon NIM 4101131023
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Onesimus Simbolon dilahirkan di sam-sam pada tanggal 31 Juli 1992. Ayah bernaa A.Simbolon dan Ibu C.P. Barus, dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk ke SD Inpres Salaon Tonga-Tonga dan lulus pada 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan ke SMP Negeri 5 Ronggurnihuta dan lulus pada 2007 Kemudian pada tahun 2007 penulis melanjutkan ke SMA Negeri 1 Pangururan dan lulus pada 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam jurudan kimia Universitas Negeri
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pengajaran Termokimia Sesuai Dengan Tuntutan Kurikulum 2013”. Adapun penyusunan proposal penelitian ini merupakan syarat untuk melakukan penelitian di Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dala penyusunan skripsi ini baik adri segi isi, susunan maupun tatanan bahasa. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan terlebih kepada penelti berikutnya dalam melakukan pengembangan penelitian.
Medan, Januari 2015 Penulis
P E N G E M B A N G A N M O D U L P E M B E L A J A R A N I N O V A T I F UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGAJARAN
TERMOKIMIA SESUAI DENGAN KURIKULUM 2013
Onesimus Simbolon (4101131023)
ABSTRAK
1.2.Ruang Lingkup Masalah 4
1.3.Identifikasi Masalah 4
1.4.Rumusan Masalah 5
1.5.Batasan Masalah 6
1.6.Tujuan Penelitian 6
1.7.Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Modul Sebagai Bahan Ajar dalam Pembelajaran 8
2.2. Komponen Penting Modul Pembelajaran Kimia 9
2.2. Tujuan dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Modul 11
2.3. Inovasi Pembelajaran Kimia 13
2.3.1. Manfaat Modul Pembelajaran Kimia 13
2.4. Modul sebagai media Pembelajaran Kimia 14
2.4.1. Inovasi dalam Pembelajaran Kimia 15
2.5. Kurikulum 2013 15
2.5.1. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 16
2.5.2. Karakteristik Kurikulum 2013 19
2.5.3. Tujuan Kurikulum 2013 20
2.6. Metode Pembelajaran dalam Pengajaran Kimia 23 2.7. Media Pembelajaran dalam pengajaran Kimia 23
2.7.1. Fungsi Media Pengajaran 24
2.7.2. Pemilihan Media Pengajaran 25
2.8. Hasil Belajar 26
2.9. Materi Kimia termokimia di SMA kelas XI 27
2.10. Kerangka Berpikir 35
2.8. Hipotesis Penelitian 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.6. Prosedur Penelitian 39 3.6.1. Pengembangan Modul Inovatif 40 3.7. Teknik Pengumpulan Data 41 3.8. Teknik Analisis Data 43 3.8.1. Persen (%) efektifitas 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Peninjauan Buku Kimia SMA 46
4.2. Hasil Analisis Materi Termokimia Dalam Buku Ajar Kimia SMA 49
4.3. Pengembangan dan Standarisasi Modul Kimia Inovatif 55
4.3.1 Komponen yang Diintegrasikan dalam Modul 55
4.3.2 Standarisasi Modul Pembelajaran Inovatif 58
4.3.3. Media Pembelajaran Yang Diintegrasikan Dalam Modul Pembelajaran 60
4.4. Pengaruh Modul Kimia Inovatif Terhadap Hasil Test Siswa 62
4.4.2 Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran
(Post-test 1) 64
4.4.3 Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran
(Post-test 2) 65 4.5 Pengaruh Penggunaan Modul Inovatif Terhadap Motivasi
Belajar Siswa 66
4.6 Keefektifan Modul Pembelajaran Inovatif 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 68
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada 22
kimia kelas XI berdasarkan kurikulum 2013.
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Pengembangan Modul 32
Pembelajaran Inovatif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pengajaran Titrasi
Asam Basa
Tabel 3.2. Analisis kesesuaian materi buku ajar kimia SMA 35 dengan Kurikulum 2013
Tabel 4.1. Deskripsi Buku Bahan Ajar Yang Digunakan Siswa 45 SMA yang Memiliki Pokok Bahasan Termokimia
Sebagai Bahan Rujukan Dalam Pembuatan Modul Pembelajaran Inovatif
Tabel 4.3 Rata-rata persentase kelayakan isi keluasan materi, 48 kedalaman materi, kelayakan desain dan kelayakan bahasa untuk buku yang dianalisis tim ahli dan peneliti
Tabel 4.4 Daftar pengembangan sub bahasan pada modul pembelajaran 55 inovatif
Tabel 4.5 Rata-rata Penilaian Modul oleh Dosen, Guru, dan Siswa 57 Tabel 4.6 Daftar inovasi pada setiap sub bab dalam modul 59
pembelajaran inovatif
Tabel 4.7 Nilai rata-rata dan standar deviasi berdasarkan Hasil Pretest 61 pada Pokok Bahasan Termokimia
Tabel 4.9 Nilai rata-rata dan standar deviasi berdasarkan Hasil 63 Post-test 2 pada Pokok Bahasan Termokimia
Tabel 4.10 Data post-test 2 untuk kelompok tinggi dan rendah 64 Tabel 4.11 Nilai Rata-Rata Motivasi Belajar Siswa di Kelas 65
Eksperimen Dan Kontrol
Tabel 4.12 Persen (%) Efektivitas Penggunaaan Modul 66
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian dari Pengembang dan 40
Penerapan Modul Pembelajaran Inovatif Pada Pengajaran Termokimia
Gambar 4.1 Perbandingan Persen Kelayakan Kelima Buku Yang 53
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 70
Lampiran 2. Instrumen Penelitian 74
Lampiran 3. Kunci Jawaban Instrumen 78
Lampiran 4. Angket Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia 79
Lampiran 5.1. Analisis Buku A pokok Bahasan Termokimia 80 Lampiran 5.2 Analisis Buku B pokok Bahasan Termokimia 82 Lampiran 5.3 Analisis Buku C pokok Bahasan Termokimia 84 Lampiran 5.4 Analisis Buku D pokok Bahasan Termokimia 86 Lampiran 5.5 Analisis Buku E pokok Bahasan Termokimia 88 Lampiran 6 Tabel Pengelompokna Siswa berdasarkan kelas Tinggi dan 90
Rendah di Setiap Sekolah
Lampiran 7. Hasil Penilaian efektifitas Modul Kimia Untuk Pengajaran 97 Termokimia Oleh Dosen
Lampiran 7. Hasil Penilaian efektifitas Modul Kimia Untuk Pengajaran 98 Termokimia Oleh Guru Kimia
Lampiran 7. Hasil Penilaian efektifitas Modul Kimia Untuk Pengajaran 99 Termokimia Oleh Siswa
1.1. Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 adalah kurikulum mempersiapkan siswa untuk memiliki kemampuan yang produktif, kreatif, inovatif dan efektif. Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006.
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2013 sangat diperlukan terutama dalam peningkatan kompetensi lulusan secara terpadu pada kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga akan diperoleh lulusan yang lebih kreatif, inovatif, dan juga lebih produktif melalui penguatan dari KBK 2004 dan KTSP 2006 yang mempertimbangkan penataan pola pikir dan tata kelola, pendalaman dan perluasan materi, serta penguatan proses dan penyesuaian beban. Dengan demikian pemberlakuan Kurikulum 2013 perlu didukung oleh bahan ajar yang sesuai berupa pengadaan materi ajar yang bermutu.
Menurut Haetami (2011), mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang dianggap membosankan dan menakutkan bagi sebagian besar siswa karena dianggap merupakan mata pelajaran yang terdiri dari rumus-rumus kimia dan hitungan. Menakutkan karena terdapat beberapa pokok bahasan yang memerlukan kemampuan matematis yang tinggi, seperti stoikiometri, termokimia, laju reaksi, kesetimbangam kimia, koligatif larutan, buffer, hidrolisis, kelarutan, dan elektrolisis. Membosankan karena sebagian besar terdiri dari pokok bahasan yang memerlukan pemahaman dengan menghafal serta mengingat sifat-sifat zat, baik sifat fisik maupun sifat kimia, seperti kimia organik, struktur atom,koloid, biokimia dan kimia unsur. Pembelajaran mata pelajaran apapun termasuk pembelajaran kimia memang bisa membosankan bila diberikan secara monoton dengan hanya menjejali siswa, siswa pasif menerima apa adanya yang diberikan guru.
Salah satu keberhasilan proses belajar mengajar adalah pada kemampuan guru mengajar. Guru yang cenderung menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak konvensional sehinnga kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton dan membosankan. Hal ini menyebabkan siswa tidak termotivasi, sering mengikuti mata pelajaran. Menurut Fadillah (2010), saat ini pembelajaran konvensional telah usang karena dipandang hanya berkutat pada metode mulut. Siswa tidak nyaman dengan metode mulut. Untuk itu dalam upaya mengembangkan semangat siswa maka guru yang bersangkutan harus terampil memilih model yang cocok untuk mengajarkan setiap pokok bahasan yang diajarkan.
Berbagai kegiatan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran inovatif menurut Moh. Ansyar dan H. Nurtain yang dikutip Hermanto (1999: 4) meliputi: a) mengetahui dan menemukan masalah; b) mengidentifikasi dan menyeleksi alternatif pemecahan masalah; c) penentuan alternatif pemecahan masalah; d) melaksanakan; e) menilai; f) perbaikan produk inovasi. Keseluruhan rangkaian kegiatan tersebut berkaitan sehingga produk yang dihasilkan benar-benar merupakan solusi yang mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh guru yang bersangkutan. Meskipun melalui kegiatan inovasi ini para guru mempunyai peluang untuk meningkatkan mutu pembelajaran, akan tetapi dalam mewujudkan kegiatan inovasi tergantung kesempatan pada guru yang ada, biaya, situasi sosial kultural warga sekolah, kualitas kepemimpinan kepala sekolah, dan karakteristik guru sebagai pelaksana kurikulum.
Modul inovatif adalah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang komponen dasar bahan ajar yang disebutkan sebelumnya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik memiliki kecepatan tinggi dalam belajar, akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Oleh karena itu, pengembangan modul inovatif dalam pembelajaran kimia sangat dibutuhkan karena dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi pembelajaran. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dengan mengunakan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya, persentase efektifitas kelompok tinggi yang menggunakan modul adalah sebesar 59,07% dan kelompok rendah sebesar 53,48%, sedangkan persentase efektifitas kelompok tinggi yang tidak menggunakan modul sebesar 62,42% dan untuk kelompok rendah 54,49% (Rudyanto, 2013).
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan suatu penelitian. Perbedaan dengan penelitian yang relevan yang telah disebutkan diatas, bahwa dalam penelitian ini, peneliti membuat suatu modul yang inovatif. Penelitian ini berjudul
“ Pengembangan Modul Pembelajaran Bnovatif Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Pada Pengajaran Termokimia”
1.2. Ruang Lingkup Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
1.3. Bdentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan diatas terdapat beberapa masalah yang menjadi ruang identifikasi masalah dalam penelitian adalah :
1. Bagaimana cara membuat modul pembelajaran yang inovatif pada topik Termokimia agar memenuhi sesuai kurikulum 2013 dan meningkatkan hasil belajar siswa?
2. Komponen apa saja yang dapat diintegrasikan dalam modul kimia pada pengajaran kimia agar memenuhi kompetensi yang dituntut dalam kurikulum 2013?
3. Bagaimana susunan materi kimia untuk bahasan termokimia di dalam modul pembelajaran agar kompetensi pedagogik dapat tercapai?
4. Kegiatan laboratorium apa yang dapat dilakukan untuk pengajaran termokimia agar kompetensi psikomotor dapat tercapai?
5. Kegiatan luar kelas apa yang dapat dilakukan untuk pengajaran termokimia agar kompetensi afektif dapat tercapai?
6. Apa saja media pembelajaran yang sesuai pada modul pembelajaran inovatif agar dapat dipergunakan pada pembelajaran Termokimia?
hasil inovasi dalam pembelajaran termokimia dibandingkan dengan tingkat motivasi belajar siswa yang tidak meggunakan modul hasil inovasi?
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah modul pembelajaran inovatif pada topik termokimia sesuai dengan kurikulum 2013 dan meningkatkan hasil belajar siswa?
2. Apa saja komponen yang dapat diintegrasikan dalam modul kimia pada pengajaran kimia agar memenuhi kompetensi yang dituntut dalam kurikulum 2013?
3. Apakah susunan materi pada bahasan termokima sudah sesuai untuk mencapai kompetensi pedagogik?
4. Apakah kegiatan laboratorium pada bahasan termokimia sudah sesuai untuk mencapai kompetensi psikomotor?
5. Apakah kegiatan luar sekolah pada pengajaran termokimia sudah sesuai untuk mencapai kompetensi afektif?
6. Apa saja media pembelajaran yang sesuai pada modul pembelajaran inovatif agar dapat dipergunakan pada pembelajaran Termokimia?
7. Apakah modul pengajaran inovatif sudah standar dan dapat dipergunakan untuk pengajaran kimia?
8. Apakah modul pembelajaran kimia hasil inovasi pada topik termokimia efektif digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
9. Apakah modul pembelajaran inovasi pada topik termokimia dapat meningkatkan motivasi belajar pada pengajaran termokimia?
1.5. Batasan Masalah
kimia yang digunakan di SMA tempat penelitian
3. Modul Pembelajaran akan dikaji dan direvisi oleh dosen Kimia, guru kimia dan siswa sampai diperoleh modul pembelajaran yang sesuai kurikulum 2013
4. Pengujian modul pembelajaran untuk guru dan siswa terbatas 5. Melihat dan menilai bagaimana hasil dan motivasi belajar siswa
1.6. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mendapatkan modul pembelajaran inovatif yang standar sesuai kurikulum 2013 dan meningkatkan hasil belajar siswa
2. Unuk mengetahui komponen-komponen yang dapat diintegtrasikan pada modul agar memenuhi kompetensi yang dituntut dalam kurikulum 2013
3. Untuk mengetahui susunan materi yang standar sesuai kurikulum 2013 pada modul agar tercapai kompetensi pedagogik
4. Untuk mengetahui kegiatan laboratorium yang dapat dilakukan agar tercapai kompetensi psikomotor
5. Untuk mengetahui kegiatan luar kelas yang dapat dilakukan agar kompetensi afektif dapat tercapai
6. Untuk mengetahui apa media pembelajaran yang sesuai pada modul pembelajaran inovatif agar dapat dipergunakan pada pembelajaran Termokimia
7. Untuk menstandarisasi modul pembelajaran inovatif sesuai kurikulum 2013 agar dapat dpergunakan dalam pengajaran kimia
8. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran inomvatif efektif digunakan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
9. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran inovatif dapat meningkatkan motivasi siswa
1. Bagi Peneliti
Merupakan suatu pengalaman yang berharga dapat menganalisis buku serta mampu menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran inovatif
2. Bagi Guru
Memberi informasi dan masukan serta membantu dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa
3. Bagi Siswa
Menambah pengetahuan dan membantu meningkatkan minat belajar serta kemandirian siswa
4. Bagi peneliti selanjutnya
BAB B
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh setelah penelitian adalah :
1. Modul pembelajaran termokimia yang sesuai dengan kurikulum 2013 sebagai media pembelajaran termokimia berdasarkan pada hasil penilaian yang diberikan oelh tiga pihak yaitu dua Dosen jurusan kimia Unimed, tiga Guru kimia yaitu Guru kimia SMA Negeri 5 Medan, Guru Kimia SMA Negeri 6 Medan, dan Guru kimia SMA negeri 10 Medan memberikan nilai 3,46 yang berarti modul valid, tidak perlu direvisi dan layak digunakan
2. Komponen yang dapat diintegrasikan dalam modul sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu pengadaan urutan materi yang jelas dan soal evaluasi, kegiatan laboratorium, kegiatan luar sekolah dan media yang sesuai
3. Susunan materi yang digunakan pada topik termokimia sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu sistem dan lingkungan, reaksi eksoterm dan reaksi endoterm, entalpi dan perubahan entalpi dan penentuan perubahan entalpi. 4. Kegiatan laboratorium yang dapat dilakukan yaitu reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm, kalorimeter dan percobaan hukum Hess
5. Kegiatan luar sekolah yang dapat dilakukan yaitu observasi mengenai konsep hukum hess dan aplikasi termokimia dalam kimia industri
6. Media yang dapat diintegrasikan dalam modul adalah media macromedia flash dan media powerpoint
7. Modul pembelajaran sudah standar dan dapat digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan penilaian Dosen, Guru dan Siswa yang memberikan nilai 3,46 yang berari modul valid dan dapat digunakan
8. Modul pembelajaran lebih efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Rata-rata efektifitas siswa dikelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada kelas kontrol ( 103,55 > 99,57 ) dua kelompok
berbeda nyata ( thitung > ttabel yaitu 6,64 > 1,319 ). Demikiam halnya
berbeda nyata yaitu (thitung > ttabelyaitu 2,088 > 1,319).
5.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan :
1. Sebelum menggunakan buku atau modul sebagai media pembelajaran, seharusnya guru terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan, sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi serta dalam kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada siswa
2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran termokimia perlu direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar karena dari hasil penelitian yabng dilakukan, modul kimia sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Anom W.K (2001) peningkatan kemampuan guru mengaktifkan siswa belajar kimia melalui jenjang evaluasi, forum pendidikan, 2(4) : 21-23
Arsyad, A., (2009), media pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Arikunto, S., (2006) dasar-dasar evaluasi pendidikan, penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Benny, R.,(2011) model ASSURE untuk mendesain pembelajaran sukses, penerbit Dian Rakyat, Jakarta
Djaramah, B.S., dan Zein.,A.,(2002) strategi belajar mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Hamalik. O(2003), perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan system, penerbit bumi aksara, Jakarta
Haetami (2001) pembelajaran inovatif kimia unsure, http:/www.artikelpendidikan.go.id(diakses pada 27 januari 2014)
Fadillah (2010) model pembelajaran konvensiaonal, http:/www.artikelpendidikan.go.id (diakses 27 januari 2014)
Sinaga, R., (2013), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pengajaran Hidrokarbon, Skrips, FMIPA, Unimed, Medan.
Majid, A.,(2008), perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Parulian, H.G, Situmorang, M. (2013), Inovasi Pembelajaran di Dalam Buku Ajar
kencan, Jakarta
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Proseding Semirata, FMIPA, Universitas Lampung. Situmorang, H., dan Situmorang, M., (2013), Efektifitas Metode Demonstrasi
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 19(1)
Simatupang, N.I. dan Situmorang, M., (2013), Innovation Of Senior High School Chemistry Textbook To Improve Student Achievement In Chemistry, Proceeding of The 2nd International Conference of the Indonesia Chemical Society 2013.
Situmorang, M., Simaremare, B., Elnovreny, J., Naiborhu, P.D., dan Sumbayak, D., (2012), The Development of Chemistry Learning Module for RSBI Senior High School Student, Laporan Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan, Indonesia.
Sutresna,Nana. 2007.Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI.Jakarta : Grafindo
Media Pratama
Sujana, N.,(2009), penilaian hasil proses belajar mengajar, Penerbit PT, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Slameto (2003), belajar dan factor yang mempengaruhinya, rineka cipta, Jakarta
Yusfiani , M., dan Situmorang, M., (2011), Pengembangan dan Standarisasi Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XII Semester 1 Berdasarkan Standar Isi KTSP, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1)
(http://semangatinspirasi.blogspot.com/2013/06/ciri-karaktertistik-kurikulum-2013.html)