• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SUKU ALAS KABUPATEN ACEH TENGGARA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Ira Dhirma Faradhista, NIM 2101142015, Bentuk Tari Landok Alun Pada Masyarakat Suku Alas Kabupaten Aceh Tenggara. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2014.

Tari Landok Alun merupakan tari tradisional masyarakat suku Alas yang berasal dari desa Telengat Pagan. Tarian ini mulai terancam eksistensinya dikarenakan masuknya budaya yang secara perlahan menyingkirkan keberadaan tarian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai Bentuk Tari

Landok Alun Pada Masyarakat Suku Alas Kabupaten Aceh Tenggara.

Untuk membahas tujuan penelitian tersebut, digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian, seperti teori bentuk yang didalamnya membahas mengenai : tema, gerak tari, pola lantai, iringan, tata rias, busana, properti, dan tempat pementasan.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi pustaka, wawancara dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Tempat lokasi peneilitian berada di desa Telengat Pagan Kecamatan Semadam Kabupaten Aceh Tenggara.

Tema dari tari Landok Alun ialah kegembiraan dari para petani yang mendapatkan lahan pertanian yang baru dengan kondisi tanah yang baik. Tari

Landok Alun diartikan sebagai tarian yang lembut atau lambat, dalam hal ini yang

perlu ditekankan arti alun yaitu lembut atau lambat bukan gerak tarinya saja, akan tetapi alun diartikan lambat dalam hal ruang gerak tarinya yang tidak jauh berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Tari Landok Alun merupakan tarian yang tidak memiliki bermacam-macam bentuk pola lantai adapun pola lantai yang terbentuk pada tarian ini hanya pola simetris. Instrumen musik pengiring tari

Landok Alun adalah lantunan syair yang dilantunkan seperti melagam

(bersenandung) dan alat musik pengiring lainnya adalah bansi yang merupakan alat musik yang terbuat dari bambu dan diberi lubang. Rias penari hanya menggunakan rias natural. Pada tari Landok Alun menggunakan busana khas Alas yang disebut baju mesikhat dengan dilengkapi penutup kepala yang disebut dengan bulang buluh. Tempat pementasan tari Landok Alun di halaman terbuka berlatarkan persawahan.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR DAN FHOTO ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 7

A.Landasan Teoritis ... 7

1. Teori Bentuk... 7

B.Kerangka Konseptual ... 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 11

(7)

B.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

1. Lokasi Penelitian ... 12

2. Waktu Penelitian ... 12

C.Populasi dan Sampel ... 12

1. Populasi ... 12

2. Sampel ... 13

D. Teknik Pengumpulan Data ... 13

1. Observasi ... 13

2. Wawancara ... 14

3. Studi Pustaka ... 14

4. Dokumentasi ... 16

E. Teknik Analisis Data ... 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 17

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 17

1. Letak Geografis ... 17

B. Suku Alas ... 19

1. Mata Pencarian Mayarakat Suku Alas ... 20

2. Budaya Suku Alas ... 21

(8)

D. Bentuk Tari Landok Alun ... 26

1. Tema ... 26

2. Gerak ... 28

2.1Ragam Gerak Tari Landok Alun ... 30

2.2Cara Melakukan Gerak Tari Landok Alun... 34

3. Pola Lantai ... 48

4. Iringan Musik Tari ... 51

5. Tata Rias... 53

6. Tata Busana ... 54

7. Properti ... 58

8. Tempat Pementasan ... 58

BAB V PENUTUP ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Cara Melakukan Gerak Tari Lnadok Alun ... 34

Tabel 4.2 Syair Tari Landok Alun ... 52

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Aceh Tenggara ... 18

Gambar 4.2 Salem Sembah ... 30

Gambar 4.3 Landok Enjut Alun ... 31

Gambar 4.4 Lompat Letun Cut ... 31

Gambar 4.5 Putakh kemukhun kikhi ... 32

Gambar 4.6 Salem Penutup ... 33

Gambar 4.2. Garis Edar Tari Landok Alun ... 48

Gambar 4.7. Alat Musik Bansi ... 51

Gambar 4.8. Tata Rias Penari Landuk Alun ... 53

Gambar 4.9. Bulang Buluh Yang di Ikatkan Dikepala Penari ... 54

Gamar 4.11. Baju Mesikhat ... 56

Gambar 4.12 Celana Panjang Hitam ... 56

Gamar 4.13 Motif Bordir Baju Mesikhat ... 57

Gamar 4.14. Kostum Penari ... 57

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberagaman budaya suku bangsa Indonesia merupakan kekayaan yang

terdapat dalam tanah air kita ini. Hal itu pertanda Indonesia memiliki beragam

kesenian yang tercipta dari masing-masing suku bangsanya. Setiap suku bangsa

pasti memiliki ciri khas masing-masing, sama halnya dengan kesenian yang

berasal dari masing-masing suku pasti memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri.

Berbagai suku dari berbagai daerah di Indonesia melahirkan berbagai bentuk

kesenian, baik berupa seni tari, seni musik, seni rupa dan seni drama.

Menurut Susanne K. Langer, “Tari adalah bentuk yang diungkapkan

manusia untuk dinikmati dengan rasa”,sedangkan menurut Soedarsono “Tari

adalah ekspresi jiwa manusia yang dilahirkan melalui gerak yang indah dan

ritmis”. Dari pendapat mengenai tari dapat disimpulkan bahwa tari merupakan

gerak-gerak yang disampaikan oleh tubuh sebagai media dan memiliki keindahan.

Tari memilik elemen-elemen dasar yaitu: tema, gerak, iringan tari, tata rias, tata

busana, tempat pementasan, setting, lighting, dan properti. Tari merupakan salah

satu bagian dari kesenian yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa suatu tarian bisa dikatakan sebagai ciri dari masyarakat

tersebut.

Kabupaten Aceh Tenggara adalah salah satu Kabupaten di Aceh,

Indonesia. Aceh Tenggara didiami oleh berbagai macam suku, salah satu suku

(12)

sekali keributan yang melibatkan suku, agama, dan ras pada daerah ini dan

masyarakatnya mampu menjaga perdamaian sampai saat ini. Suku Alas

merupakan suku yang mendominasi di Kabupaten Aceh Tenggara, suku Alas

sering disebut Ukhang Alas atau Kalak Alas sedangkan untuk daerahnya disebut

dengan Tanoh Alas. Alas dapat diartikan tikar, penamaan tersebut dikarenakan

wilayah tanah Alas membentang seperti tikar dan cocok sebagai daerah pertanian,

dan juga masyarakat Alas khususnya para wanita Alas sering menganyam tikar di

sela-sela kesibukan mereka bertani. Adapun kesenian yang berasal dari suku Alas

yaitu: Tari Mesekat, Tari Ndukhung, Tari Bekhu Dihe, Tari Ngaleng Lawe, Tari

Belo Mesusun, Tari Muwed Kuang, Tari Landok Alun, Pelebat, Vokal Suku Alas

Tangis Dilo (tangisan sebelum subuh), Canang Situ, Canang Buluh, Genggong, Oloi-oli, Keketuk Layakh, Melagam (syair dalam bentuk cerita yang didramakan), Sesekuten (cerita legenda, dongeng), Ngerane (berpantun yang dilakukan oleh

para orang tua), dan Anggun Dodang (mengayunanak). (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Tenggara).

Landok Alun merupakan salah satu jenis tari tradisional yang ada dan

tumbuh di suku Alas. Tari Landok Alun tercipta dan berkembang sekitar tahun

60-an didesa Telengat Pagan, Kecamatan Semadam, Kabupaten Aceh Tenggara

dan diciptakan oleh masyarakat suku Alas. Tari Landok Alun, yang memiliki arti

Landok berarti menari dan Alun berarti berlahan-lahan, sehingga Landok Alun

berarti menari dengan perlahan atau menari dengan pelan dan lambat. Tarian ini

diciptakan hanya untuk sekedar hiburan rakyat dan tarian ini ditarikan oleh dua

(13)

Alun ini tidak jauh berpindah-pindah. Menurut sejarah, Landok Alun berawal saat

masyarakat mencari dan menemukan lahan pertanian yang lokasinya sangat luas,

rata dan mudah mendapatkan air untuk diolah menjadi lahan pertanian, dalam

proses pencarian lahan pertanian maka lahan yang dicari berhasil ditemukan,

disitulah para pencari merasa sangat gembira dan bersyukur karena telah

menemukan lahan yang diinginkan. Kemudian mereka menceritakan kronologi

pencarian lahan hingga menemukan lahan tersebut kepada teman-teman

sekampung, semua yang mendengar terpukau dan merasa terhibur atas peragaan

gerakan-gerakan yang mereka lakukan saat menemukan lahan tersebut, mereka

merasa terhibur dan mengulangi gerakan-gerakan tersebut serta di angkat menjadi

sebuah tarian.

Masyarakat Alas merupakan masyarakat dengan mata pencaharian yang

sebagian besar adalah bertani dan berkebun, hal ini disebabkan karena keadaan

wilayah Kabupaten Aceh Tenggara yang dikelilingi oleh perbukitan, perbukitan

tersebut sering dijadikan lahan untuk bertani dan berkebun. Tari merupakan

identitas suatu masyarakat, tari Landok Alun merupakan tarian yang di lakukan

oleh para petani yang ingin mencari lahan pertanian yang baru untuk digarap

menjadi tempat bercocok tanam, baik itu di daerah perbukitan maupun dataran.

Tarian ini dilakukan dengan gerakan yang lambat, ini berarti menjadi sebuah

gambaran bagaimana identitas masyarakat suku Alas tersebut, dengan tempo

gerak yang lambat pada tari Landok Alun menggambarkan identitas masyarakat

Alas yang santai dan bersahaja, tidak gegabah dalam mengambil sebuah

(14)

macam suku yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara dan jarang ditemui keributan

antar suku.

Penulis sangat tertarik untuk meneliti tari Landok Alun, oleh karena itu di

dalam skripsi ini penulis membahas tari Landok Alun dengan judul “Bentuk Tari

Landok Alun Pada Masyarakat Suku Alas Kabupaten Aceh Tenggara”. Penulis

berharap penelitian tentang tari Landok Alun ini menjadi berguna bagi kita semua

dan menambah wawasan kita mengenai kesenian yang berasal dari sukuAlas.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dibuat agar dapat mengetahui hal-hal apa saja yang

akan dibahas dalam penelitian ini selanjutnya dan tidak melebar dari judul dan

harus sesuai dengan judul. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

diuraikan dapat diidentifikasikan beberapa masalah dalam kajian ini antara lain:

1. Bagaimana bentuk Tari Landok Alun pada masyarakat suku Alas ?

2. Bagaimana sejarah Tari Landok Alun pada masyarakat suku Alas ?

3. Bagaimana perkembangan Tari Landok Alun pada masyarakat suku Alas ?

C. Pembatasan Masalah

Keterbatasan waktu, tenaga, dan teori sebagai alasan untuk membatasi

permasalahan pada penelitian yang dilakukan, agar penelitian dapat dilakukan

lebih mendalam dan rinci maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan

akan dilteliti. Pembatasan ini dilakukan untuk mempermudah dan memperjelas

(15)

dari batasan-batasan permasalahan. Penulis membatasi masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana bentuk Tari Landok Alun pada masyarakat suku Alas?

D. Rumusan Masalah

Menurut Sugiono (2007:35) “Rumusan masalah merupakan suatu

pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Dari

identifikasi-identifikasi masalah yang telah diungkapkan sebelumnya maka akan

menuntun penulis kearah perumusan masalah, sehingga jelas batasan masalah

yang akan diteliti sekaligus lebih fokus terhadap arah penelitian. Jika dilihat dari

penjabaran yang ada di latar belakang akan ada banyak masalah yang akan

dibahas dari Tari Landok Alun, banyak hal yang muncul menjadi pertanyaan.

Tetapi penulis mencoba untuk mempersempit dan merumuskannya agar tidak

terlalu melebar dan meluas. Perumusan masalah yang akan penulis bahasa

didalam seminar proposal ini adalah: “Bagaimana Bentuk Tari Landok AlunPada

Masyarakat Suku Alas Kabupaten Aceh Tenggara”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan ungkapan atau pencapaian dari masalah yang telah

diteliti. Tujuan penelitian rumusan dari konsep-konsep yang menggambarkan

mengenai kejelasan hasil yang akan diperoleh dari masalah yang diteliti. Berhasil

atau tidaknya suatu penelitian yang terlihat dan tercapai tidaknya tujuan

(16)

1. Mendeskripsikan bentuk Tari Landok Alun pada masyarakat suku Alas

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi mengenai efek positif dari masalah yang diteliti.

Penelitian yang layak memiliki manfaat dan uraian manfaat tersebut dapat

menjadi kesimpulan penelitian yang akan diteliti. Adapun manfaat penelitian ini

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kelompok atau individu yang

membutuhkannya, manfaat tersebut diantaranya:

1. Sebagai masukan bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai tari Landok Alun pada masyarakat suku Alas Kabupaten Aceh

Tenggara.

2. Sebagai acuan untuk lebih melestarikan kebudayaan yang dimiliki agar

tidak punah begitu saja dan diketahui oleh masyarakat umum.

3. Sebagai penumbuh jiwa kebangsaan bagi generasi muda agar

menyelamatkan kebudayaan Indonesia.

4. Sebagai bahan bukti fisik kayanya kesenian dari suku Alas Aceh Tenggara

untuk dilestarikan.

(17)

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari hasil yang telah diuraikan pada pendahuluan hingga pembahasan

pada penelitian yang berjudul “Bentuk Tari Landok Alun Pada Masyarakat Suku

Alas Kabupaten Aceh Tenggara”, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tari Landok Alun memiliki arti sebagai tarian yang lembut, atau menari

dengan lambat atau lembut. Akan tetapi yang yang dimaksud alun yang

berarti lembut, bukanlah lembut atau lambat dari geraknya saja, namun

dalam arti ruang gerak penari yang tidak jauh berpindah dari satu posisi ke

posisi lainnya.

2. Tari Landok Alun merupakan tarian yang dilakukan oleh para petani yang

ingin mencari lahan pertanian yang baru, baik itu di daerah perbukitan

maupun dataran. Tarian ini dilakukan dengan gerakan yang lambat dan

lembut, ini berarti tari untuk mencari lahan pertanian yang baik, masyarakat

Alas tidak ingin terburu-buru dan harus secara berhati-hati agar

mendapatkan lahan pertanian yang baik dengan kondisi tanah yang subur.

Itulah filosofi hidup masyarakat suku Alas dalam bertani dan mencari lahan

pertanian.

3. Pada zaman dahulu tari Landok Alun sering ditarikan oleh masyarakat suku

Alas, sehingga tarian ini berkembang kedaerah lain seperti daerah Aceh

Singkil. Tari Landok Alun berkembang dan tumbuh di Aceh Singkil salah

(18)

tinggal di Aceh Singkil. Masyarakat Aceh Singkil sangat suka dengan tari

Landok Alunyang berasal dari masyarakat suku Alassehingga pada zaman

dahulu masyarakat Aceh Singkil sering menarikan tari Landok Alun.

4. Keberadaan tari Landok Alun ditengah-tengah masyarakat sukuAlas

terancam eksistensinya. Hal ini dapat terlihat dari jarangnya tari Landok

Alun dipertunjukan lagi baik itu festival maupuan acara hiburan lainnya.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian ini, diajukan saran-saran

sebagai berikut:

1. Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap kepada masyarakat

suku Alas Kabupaten Aceh Tenggara untuk lebih mencintai kesenian asli

daerah setempat dan giat melestarikan kesenian-kesenian asli suku Alas agar

keberadaannya tidak tersisihkan dengan masuknya budaya-budaya asing

pada wilayah Kabupaten Aceh Tenggara.

2. Diharapkan untuk pemerintah Aceh Tenggara memberi perhatian lebih

terhadap kesenian yang nyaris tersisihkan keberadaan dan eksistensinya

untuk didokumentasikan dan dibakukan gerak tariannya agar kedepannya

keaslian kesenian tersebut dapat terjaga dengan baik dan berguna sebagai

arsip kebudayaan daerah setempat serta dapat dipertunjukan kepada generasi

(19)

3. Diharapkan munculnya penelitian lain lagi dengan kajian yang berbeda pada

tari Landok Alun agar semakin banyak informasi yang diperoleh dan

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anton, Muliono. (1989). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anya, Peterson. (2007). The Antropologi Of Dance. Terjemahan F.X Widaryanto. Bandung : STSI Press.

Bahari, Nooryan. (2008). Kritik Seni. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Djuharie, Setiawan. (2001). Pedoman Penulisan Skripsi Tesis Disertasi, Bandung: Yamma Widya.

Departemen Etnomusikologi USU, (2009). Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni. Medan: Etnomusikologi Press.

Fitri, Yulina Eka.(2010). Keberadaan Tari Pada Masyarakat Suku Alas Kutacane

Kajian Tentang Tari Ngaleng Lawe.Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa

Dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.Jakarta: Bumi Aksara.

Hadi, Sumandyo. (2012). KOREOGRAFI (Bentuk-Teknik-Isi).Yogyakarta: Multi Grafindo.

Hidayat, Robby. (2005). Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni

Tari. UPPT.UNM.

Ihromi, (1981). Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.

Koentjaraningrat, (2004). Kebudayaan Mentalitas dan Pengembangan.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kusumahayati, Hermin, AM.(1990). Makna Tari Dalam Upacara di Indonesia. Pidato Ilmiah Pada Dies Natalis, VI, ISI, Yogyakarta.

Mohammad, Ali. (1983). Penelitian Pendidikan Ilmiah dan Metode Tehnik. Bandung: Tasiro.

Moleong, Lexy, J. (1994). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Roedakarya.

(21)

Sedyawati, Edi. (2006). Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soedarsono, (1972). Djawa Bali: Dua Pusat Perkembangan Dramaturgi

Tradisionel di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Sugiono, (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 4.1 Cara Melakukan Gerak Tari Lnadok Alun .....................................

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, faktor sosiologis, di Kabupaten Aceh Tenggara masih banyak hak milik adat yang belum didaftarkan, banyaknya dijumpai tanah yang tidak produktif, letak tanah yang jauh

Faktor–faktor penyebab kemiskinan petani di kecamatan Kupang Timur cukup beragam, diantaranya kurang tersedia dan sempitnya lahan, teknologi pertanian yang semi

Dari hasil penelitian ditemukan berdasarkan data yang terkumpul maka peneliti dapat mengetahui keberadaan Musik Tradisi Alas pada Masyarakat Kabupaten Aceh Tenggara masih

Maksud Pengadaan Traktor adalah untuk menunjang pekerjaan pengolahan lahan pertanian yang lebih efektif dan efisien, sedangkan tujuannya ialah untuk memudahkan para petani

tidak terlepas dari budaya makan masyarakat tersebut, yang lebih menyukai makanan. yang tinggi garam dan berlemak.Ini tercermin dari makan-makanan

 Beberapa perubahan mendasar dibanding Sensus Pertanian 1993: (a) perusahaan pertanian dan KUD tidak dicacah yang dilakukan dalam Sensus Pertanian hanya up dating direktori

Agar mendapatkan hasil yang optimal, pemanfaatan lahan-lahan baru untuk pengembangan pertanian harus dilakukan melalui evaluasi kesesuaian lahan untuk memilih

Lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian. Namun tidak semua tanah merupakan lahan pertanian dan sebaliknya semua lahan pertanian adalah tanah. Tanah