• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, KERJA SAMA TIM DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KOMITMEN KERJA GURU DI SMA NEGERI KOTA BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, KERJA SAMA TIM DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KOMITMEN KERJA GURU DI SMA NEGERI KOTA BINJAI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, KERJA SAMA TIM DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KOMITMEN KERJA GURU

DI SMA NEGERI KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ERNITA SARI NABABAN NIM: 8136131003

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRACT

Ernita Sari Nababan, 8136131003, The influence of Spiritual Intelligence, Teamwork and Work Discipline toward Teachers Work Commitment in SMA Negeri Kota Binjai.

This study aimed to determine: (1) the influence of spiritual intelligence towards the discipline of work; (2) the influence of teamwork towards the discipline of work; (3) the influence of spiritual intelligence towards teachers work Commitment ; (4) the influence of teamwork towards teachers work commitment; and (5) the influence of the work discipline towards teachers work commitment in SMA Negeri Kota Binjai. This research method is quantitative methods. The model used is a path analysis with analysis techniques and inferensial. The population in this study is all teachers at high school teacher in the town of Binjai totalling 501 teachers. The research sample is determined by using the Nomogram Harry King to obtain a sample of 198 teachers. The research instrument for data collection was a questionnaire.

The results of this study found: (1) there is a direct and significant influence of Spiritual intelligence towards the discipline of working with path coefficient ρ31 = 0,26 and the magnitude of the effect is 7%, (2) there is a direct and significant influence on teamwork towards the discipline of working with path coefficient ρ32 = 0,23 and the magnitude of effect is 5 %, (3) there is a direct and significant influence of spiritual intelligence towards the commitment of teachers working with path coefficient ρ41= 0,30 and the magnitude of effect is 9%, (4) there is a direct and significant influence on teamwork towards the commitment of working with path correlation ρ42= 0,12 and the magnitude of effect is 1,5 %, (5) there is a direct influence of the working discipline towards the commitment of teachers working with path coefficient ρ43 = 0,24 and the magnitude of effect is 6%.

(6)

ABSTRAK

ERNITA SARI NABABAN. NIM. 8136131003. Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Kerja sama Tim dan Disiplin Kerja Terhadap Komitmen Kerja Guru di SMA Negeri Kota Binjai.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1) Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Disiplin Kerja; (2) Pengaruh Kerja sama Tim terhadap Disiplin Kerja; (3) Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Komitmen Kerja Guru; (4) Pengaruh Kerja sama Tim Terhadap Komitmen Kerja Guru; dan (5) Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Komitmen Kerja Guru SMA Negeri di Kota Binjai. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah analisis jalur dengan teknik analisis dan inferensial. Populasi dalam penelitian adalah seluruh guru SMA Negeri yang ada di Kota Binjai yang berjumlah 501 guru. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan Nomogram Harry Kingsehingga didapatkan sampel sebanyak 198 guru. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket.

Hasil dari penelitian ini ditemukan: (1) terdapat pengaruh langsung dan signifikan Kecerdasan Spiritual terhadap Disiplin Kerja dengan koefisien jalur ρ31 = 0,26 dan besarnya pengaruh yakni 7% ;(2) terdapat pengaruh langsung dan signifikan kerja sama tim terhadap disiplin kerja dengan koefisien jalur ρ32 = 0,23 dan besarnya pengaruh yakni 5%; (3) terdapat pengaruh langsung dan signifikan kecerdasan spiritual terhadap komitmen kerja guru dengan koefisien jalur ρ41= 0,30 dan besarnya pengaruh yakni 9%; (4) terdapat pengaruh langsung dan signifikan kerja sama tim terhadap komitmen kerja dengan koefisien jalur ρ42= 0,12 dan besarnya pengaruh yakni 1,5%; (5) terdapat pengaruh langsung disiplin kerja terhadap komitmen kerja guru dengan koefisien jalur ρ43 = 0,24 dan besarnya pengaruh yakni 6%.

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada guru untuk memiliki pengabdian yang tinggi dalam menjalankan profesinya sebagai guru, guru hendaknya dapat menciptakan sebuah kerja sama tim yang harmonis, guru hendaknya memiliki disiplin kerja yang tinggi sehingga dapat mendorong komitmen kerja yang tinggi.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan salah satu tahapan dalam syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan. Adapun judul dari tesis ini adalah “ Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Kerja sama Tim dan Disiplin Kerja terhadap Komitmen Kerja Guru di SMA Negeri Kota Binjai.”

Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rektor dan wakil rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberi bimbingan dan pelayanan kepada mahasiswa.

2. Bapak Direktur, Wakil Direktur, Bapak/Ibu Dosen serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Darwin, M.Pd dan Prof. Dr. Paningkat Siburian sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 4. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku dosen pembimbing I dan Prof. Dr. Tiur Asi

Siburian, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu membimbing dan memotivasi dalam proses penulisan tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd,. bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd dan bapak Dr. Zulkifli Matondang selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

6. Kepala Kantor Dinas Pendidikan Kota Binjai yang telah membantu dalam memberikan ijin penelitian di SMA Negeri Kota Binjai.

7. Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan seluruh guru SMA Negeri Kota Binjai yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba serta pengumpulan data penelitian ini.

(8)

Family Binjai, GSM dan my angel yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan tesis ini.

9. Teman-teman Jurusan AP khususnya Angkatan XXII Kelas A Reguler yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis.

Akhir kata semoga semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan penyusunan tesis ini, mendapat limpahan berkat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, November 2015 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

1. Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Disiplin Kerja Guru ... 37

2. Pengaruh Kerja sama Tim terhadap Disiplin Kerja Guru ... 39

3. Pengaruh Kecerdasan Spritual terhadap Komitmen kerja Guru ... 40

(10)

C. Populasi dan Sampel ... 49

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 51

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 53

1. Instrumen Komitmen Kerja Guru ... 54

2. Instrumen Kecerdasan Spiritual ... 54

3. Instrumen Kerja sama Tim ... 55

B.Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 75

(11)

vii

DAFTAR TABEL

No.Tabel Halaman

Tabel 3.1. Distribusi Populasi Guru SMA Negeri Kota Binjai ... 49

Tabel 3.2. Distribusi Sampel Guru SMA Negeri Kota Binjai ... 51

Tabel 3.3. Pilihan Jawaban Angket ... 53

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Komitmen Kerja Guru ... 54

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Spiritual ... 54

Tabel 3.6. Kisi-kisi Instrumen Kerja sama Tim ... 55

Tabel 3.7. Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja ... 55

Tabel 3.8. Kriteria Intrepretasi Nilai Koefisien Korelasi ... 58

Tabel 3.9. Penentuan Kecendrungan Data Setiap Variabel Penelitian . 62 Tabel 4.1. Data masing-masing Variabel ………... 69

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen kerja Guru ... 70

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Kec.Spiritual ... 71

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Kerja sama Tim... 72

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Kerja ... 74

Tabel 4.6. Tingkat Kecenderungan Data Komitmen Kerja Guru ... 75

Tabel 4.7. Tingkat Kecenderungan Data Kec.Spiritual ... 76

Tabel 4.8. Tingkat Kecenderungan Data Kerja sama Tim ... 78

Tabel 4.9. Tingkat Kecenderungan Data Disiplin Kerja ... 79

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 80

Tabel 4.16. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas……… 85

Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r) ... 85

Tabel 4.18. Perhitungan Koefisien Jalur (ρ) ... 85

Tabel 4.19. Rangkuman Hasil perhitungan Pengaruh Langsung Variabel X1 terhadap X3, X2 terhadap X3 ... 90

Tabel 4.20. Rangkuman Hasil perhitungan Pengaruh Langsung Proporsional X1 terhadap X3, X2 terhadap X3 ... 90

Tabel 4.21. Rangkuman Hasil perhitungan Pengaruh Relatif Variabel X1,X2,X3, terhadap X4 ... 91

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Organizational Performance ... 17

Gambar 2.2. Paradigma Penelitian ... 46

Gambar 3.1. Pengambilan Sampel Penelitian ... 50

Gambar 3.2. Diagram Jalur Penelitian ... 65

Gambar 4.1. Histogram Skor Komitmen Kerja Guru ... 70

Gambar 4.2 Histogram Skor Kecerdasan Spiritual ... 72

Gambar 4.3. Histogram Skor Kerja sama Tim ... 73

Gambar 4.4 Histogram Skor Disiplin Kerja ... 74

Gambar 4.5. Paradigma Variabel X1 , X2, X3 Terhadap X4 ... 89

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ... 118

Lampiran 2 Data Uji Coba Instrumen ... 127

Lampiran 3 Perhitungan Uji Validitas dan Reliabilitas ... 135

Lampiran 4 Data Hasil Penelitian ... 155

Lampiran 5 Data Ubahan Penelitian ... 187

Lampiran 6 Analisis Deskriptif Data ... 192

Lampiran 7 Tingkat Kecenderungan Data Penelitian ... 200

Lampiran 8 Perhitungan Uji Normalitas ... 204

Lampiran 9 Perhitungan Uji Linieritas ... 229

Lampiran 10 Perhitungan Uji Homogenitas ... 269

Lampiran 11 Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 294

Lampiran 12 Perhitungan Koefisien Jalur ... 299

Lampiran 13 Perhitungan Uji Hipotesis ... 302

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah modal utama suatu bangsa dalam membangun

generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan memiliki peranan

yang penting dalam membentuk pribadi setiap orang bahkan pendidikan

mampu mengubah pola pikir seseorang. Sesuai dengan Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara. Penjelasan ini dapat di artikan bahwa pendidikan adalah

merupakan suatu proses dengan metode-metode tertentu agar seseorang dapat

memperoleh pengetahuan agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup

mandiri dan berdampak bagi orang lain.

Sekolah merupakan lembaga formal yang mampu menerapkan

metode-metode tertentu dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa.

Untuk mampu menerapkan metode-metode tersebut, sekolah harus mempunyai

sumberdaya manusia yang handal dan memiliki komitmen kerja yang tinggi.

Sekolah adalah wadah atau tempat proses pendidikan, memiliki sistem yang

kompleks dan dinamis. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah merupakan suatu

(15)

2

lembaga pendidikan formal terdiri dari berbagai komponen penting yang saling

berkaitan dan mendukung dalam menciptakan generasi yang berkualitas.

Kegiatan pendidikan di sekolah menempatkan sekolah sebagai salah

satu institusi sosial yang keberadaannya melaksanakan kegiatan pembinaan

potensi guru dan transformasi nilai budaya bangsa yang bertanggungjawab

terhadap proses pengembangan kemampuan individualitas, moralitas dan

sosialitas guru di sekolah. kegiatan inti sekolah mengelola sumber daya

manusia yang diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas, sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan

kontribusi terhadap pembangunan bangsa. Sekolah dipandang sebagai suatu

organisasi yang membutuhkan pengelolaan oleh orang-orang yang profesional.

Guru merupakan sumber daya manusia yang memiliki peran utama

dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru memiliki peran sebagai pengajar,

pendidik, dan pelatih bagi siswa, serta merupakan agen perubahan sosial yang

nyata dan mampu merubah pola pikir, sikap dan perilaku siswa kearah yang

lebih baik dan mandiri. Guru sebagai bagian penting dari penyelenggaraan

pendidikan tersebut harus mempunyai komitmen yang tinggi. Hal ini sejalan

dengan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pasal 7 (ayat

1b), bahwa guru harus memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu

pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

Komitmen menurut Purba (2010:72) adalah suatu sikap kerja (job

atitude) atau keyakinan yang mencerminkan kekuatan relatif dan keberpihakan

dan keterlibatan individu pada suatu organisasi. Dengan demikian, dapat

(16)

3

ketercapaian tujuan yang hendak dicapai akan lebih baik daripada guru yang

belum mempunyai komitmen yang tinggi. Selanjutnya, Usman (2006: 261)

mengemukakan bahwa “komitmen kerja guru dalam organisasi merupakan

kegiatan yang memihak organisasi sekolah serta tujuan-tujuan dan

keinginannya untuk mempertahankan keberadaannya sebagai guru di sekolah

dalam menjalankan tugasnya.” Seorang guru yang baik akan menetapkan

komitmen pada dirinya untuk sanggup bekerja keras dan bertanggung jawab

atas tugasnya. Oleh karena itu dapat dinyatakan bila guru yang memiliki

komitmen untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, maka guru tersebut akan

lebih berhasil dibandingkan guru yang tidak memiliki komitmen.

Colquitt, Lepine dan Wesson (2009:68) menyatakan ada tiga aspek

komitmen, antara lain: (1) Affective Commitment, yang berkaitan dengan

adanya keinginan untuk terikat pada organisasi karena keinginan sendiri. Kunci

dari komitmen ini adalah want to: (2) Continuance commitment, adalah suatu

komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain,

komitmen ini berbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang

harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. Kunci komitmen

ini adalah kebutuhan untuk bertahan (need to): (3) Normative commitment,

adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan,

berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Ia merasa

harus bertahan karena loyalitas. Kunci dari komitmen ini adalah kewajiban

untuk bertahan dalam organisasi (ought to). Setiap guru memiliki alasan atau

motif tertentu dalam berkomitmen terhadap pekerjaannya. Secara umum

(17)

4

ditemukan di sekolah adalah guru berkomitmen dikarenakan oleh gaji atau

penghasilan yang diperolehnya sesuai dengan yang diinginkan oleh guru

tersebut, guru berkomitmen di sekolah karena tidak memiliki pilihan pekerjaan

yang lain, guru berkomitmen bekerja di sekolah karena panggilannya sebagai

seorang guru. Hal ini sesuai dengan aspek-aspek komitmen yang dijelaskan

oleh Colquitt, Lepine dan Wesson.

Guru dituntut untuk memiliki komitmen yang tinggi dalam sekolah

agar tujuan pembelajaran dan sekolah dapat tercapai. Komitmen yang tinggi

dapat mempermudah terwujudnya produktivitas yang lebih tinggi. Guru yang

memiliki komitmen kerja yang tinggi akan bekerja secara optimal di sekolah,

bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, disiplin dalam mematuhi peraturan

sekolah, guru akan memberikan pelayanan yang terbaik kepada peserta didik,

bangga sebagai profesi guru, menjaga nama baik guru dan tetap setia menjadi

seorang guru.

Pada kenyataannya hal tersebut jauh dari harapan, berdasarkan

observasi awal dan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang dilakukan

pada bulan Desember 2014 pada dua Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

di Kota Binjai, yaitu SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 4 Binjai ditemukan

masalah pada komitmen kerja guru yang masih rendah di sekolah. Adapun

fenomena yang menunjukkannya antara lain : (1) guru yang tidak setia

terhadap profesinya (40%), hal ini ditunjukkan dari adanya guru yang memiliki

pekerjaan lain dan mengutamakan pekerjaan lain tersebut dibandingkan

profesinya sebagai guru; (2) guru tidak setia dalam organisasi sekolah (45%),

(18)

5

di sekolah seperti rapat guru, pentas seni, KKG dan MGMP; (3) tanggung

jawab kerja yang rendah (50%), hal ini ditunjukkan dengan masih ada guru

yang meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran berakhir dan menunda tugas

yang harus dikerjakan; (4) guru belum sepenuhnya memberikan pelayanan

yang terbaik kepada peserta didik (45%), ditunjukkan dengan masih ada guru

yang belum menyiapkan rencana perangkat pembelajaran dan jarang

melakukan inovasi dalam pembelajaran; (5) belum bangga terhadap profesi

guru (45%), ditunjukkan dengan masih ada guru yang tidak sungguh-sungguh

dalam mengajar dan tidak menjaga perilaku yang benar dihadapan peserta

didik. Selain itu, terdapat juga masalah lain yang terjadi di sekolah antara lain:

masih ada guru yang terlambat masuk ke kelas dan pulang sebelum waktunya,

ketidakpedulian terhadap kegiatan-kegiatan guru dalam mengembangkan dan

meningkatkan kualitas guru, masih ada guru yang tidak menggunakan alat

peraga dalam proses belajar mengajar, dan terdapat guru yang tidak mau

menjalin kerja sama dengan guru lain yang disebabkan oleh permasalahan

pribadi. Komitmen kerja guru berperan penting dalam meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah, apabila komitmen kerja guru di SMA Negeri Kota

Binjai masih rendah maka dapat menghambat proses pembentukan SDM yang

berkualitas.

Colquitt, Lepine dan Wesson (2009:64) mengatakan bahwa komitmen

dipengaruhi oleh banyak faktor. Mekanisme organisasi diantaranya mencakup

kepemimpinan, budaya organisasi (organizational culture), struktur organisasi

(organizational structure). Mekanisme tim mencakup perilaku dan gaya

(19)

6

kepemimpinan (leadership power and influence), proses tim dan karakteristik

tim (processes and characteristic team). Karakteristik individu mencakup

kepribadian dan nilai-nilai etika/budaya (personality and cultural values), dan

kemampuan (ability). Mekanisme individu termasuk kepuasan kerja (job

satisfaction), stres/tekanan (stress), motivasi (motivation), kepercayaan,

keadilan, dan etika (trust, justice,and ethics), dan pengambilan keputusan

(learning and decision making). Sedangkan hasil yang diharapkan adalah

kinerja (job performance) dan komitmen organisasi (organizational

commitment).

Karakteristik individu yang mencakup kepribadian dan nilai-nilai

etika serta kemampuan (ability) yang dijelaskan oleh Colquitt, Lepine dan

Wesson menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual merupakan bagian dari

karakteristik individu yang dapat mempengaruhi komitmen. Zohar dan

Marshall (2001:23) menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual mampu

menjadikan manusia sebagai mahluk yang lengkap secara intelektual,

emosional dan spiritual. Kecerdasan spiritual adalah sebuah perspektif, yang

artinya mengarahkan cara berpikir kita menuju kepada hakekat terdalam

kehidupan manusia yaitu penghambaan diri kepada Sang Maha Kuasa.

Kecerdasan spiritual berfokus kepada mengekspresikan kebenaran-kebenaran

yang berasal dari Tuhan, dan kecerdasan spiritual tersebut hanya bisa dilihat

jika individu telah mampu mewujudkannya dan terefleksi dalam kehidupan

sehari-harinya. Dengan demikian, seorang guru harus memiliki kecerdasan

spiritual yang mampu menuntun dan membawanya memiliki komitmen yang

(20)

7

bertanggung jawab atas tugasnya, bukan hanya bertanggung jawab terhadap

manusia dan lembaga sekolah saja tetapi juga bertanggung jawab kepada

Tuhan sebagai wujud penghambaan diri kepada Sang Maha Kuasa.

Komitmen yang muncul dari dalam diri seseorang itu timbul dari

hubungan yang baik dengan Tuhan. Hubungan yang baik dengan Tuhan

merupakan nilai absolut yang dapat menghasilkan sebuah komitmen yang luar

biasa, karena komitmen tersebut dilandaskan atas komitmen terhadap Tuhan.

Demikian juga dengan guru, untuk dapat melaksanakan semua peran

pentingnya sebagai seorang guru, guru tidak hanya diwajibkan memiliki

kemampuan intelektual (IQ) saja tetapi diperlukan sejenis kemampuan atau

kecerdasan lain yang saling berpengaruh positif dan berkaitan dengan yang

lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Vendy (2010:101) ada beberapa

kecerdasan yang ada dalam diri manusia, yaitu :

“Kecerdasan intelektual (IQ) adalah sebuah kecerdasan berfikir dan akal cemerlang yang mengelolah otak kanan dan otak kiri secara seimbang. Kecerdasan Emosional (EQ) adalah salah satu potensi terbesar dan terbaik yang dimiliki oleh manusia, yang apabila berhasil dikelolah dan dioptimalkan sedemikian rupa, akan menghantar setiap pribadi manusia didalam sebuah kehidupan yang penuh dengan kesuksesan dan kebahagiaan yang utuh dan sejati. Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah kecerdasan yang merefleksikan antara unsur jasmani dan rohani.”

Salah satu bentuk kecerdasan yang harus dimiliki dan dikembangkan

oleh seorang guru adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual

memungkinkan guru untuk berpikir kreatif, berwawasan jauh, membuat atau

(21)

8

maksimal. Kecerdasan spiritual mampu mengintegrasi dua kemampuan lain

yang sebelumnya telah disebutkan yaitu IQ dan EQ.

Kerja sama tim diduga dapat mempengaruhi komitmen. Menurut

Colquitt, Lepine dan Wesson (2009:423), proses kerja tim memiliki efek

positif yang kuat pada komitmen tim. Sopiah (2008:159) menjelaskan ada

beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membangun komitmen pada

organisasi diantaranya build value-based homogenity yaitu membangun

nilai-nilai yang didasarkan adanya kesamaan. Kerja sama tim merupakan bagian dari

tim kerja, kekuatan tim kerja berpusat pada sejauhmana hubungan kerja sama

yang dibangun di dalam tim tersebut. Selanjutnya, Purba (2010:69)

menjelaskan tim kerja adalah keinginan dan kemampuan untuk bekerja sama

dengan orang lain secara kooperatif yang menjadi bagian yang bermakna dari

suatu tim untuk mencapai solusi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Selanjutnya Yulk (2007:369) berpendapat bahwa komitmen tugas akan lebih

tinggi, saat tim menganggap sasaran itu penting dan para anggota memiliki

keyakinan atas kemampuan dari tim untuk mencapainya.

Komitmen kerja yang tinggi akan ada pada setiap orang didalam

organisasi tersebut apabila semua orang didalam organisasi tersebut

membangun nilai-nilai yang sama, yang pada akhirnya akan menghasilkan

sebuah kerja sama tim yang baik. Apabila kerja sama tim tidak terbangun

dengan baik dan harmonis maka ada kemungkinan setiap orang dalam

organisasi tersebut tidak akan memiliki rasa loyalitas tinggi yang berpengaruh

(22)

9

memiliki komitmen kerja yang tinggi dan moral yang benar sehingga dapat

menjadi teladan bagi siswa dan lingkungan kehidupannya.

Selain kerja sama tim, faktor lain yang diduga mempengaruhi

komitmen kerja guru adalah disiplin kerja. Disiplin kerja seorang guru juga

sangat diperlukan dalam membangun sebuah komitmen untuk memberikan

yang terbaik bagi peserta didik di sekolah. Disiplin dapat digambarkan sebagai

bentuk pengendalian diri dan keikutsertaan dalam mematuhi dan mentaati

norma-norma yang berlaku dalam kehidupan. Sopiah (2008: 164)

mengemukakan ada lima faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi,

yaitu : (1) budaya keterbukaan, perusahaan dan karyawan harus saling

mendukung dan terbuka dalam urusan pekerjaan sehingga tidak terjadi

kesalahpahaman dalam bekerja; (2) kepuasan, perusahaan harus dapat

memenuhi segala kebutuhan karyawan dalam bekerja agar karyawan dapat

bekerja dengan baik dan memberikan hasil yang terbaik untuk perusahaan; (3)

kesempatan personal untuk berkembang, karyawan harus memiliki keinginan

dan kemauan untuk mengembangkan dirinya; (4) disiplin, karyawan harus

disiplin pada dirinya agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal; (5)

penghargaan kerja yang sesuai, perusahaan harus memberikan penghargaan

yang sesuai terhadap kinerja yang dihasilkan karyawan.

Adapun bentuk kedisiplinan yang diterapkan dalam sebuah organisasi

berupa kedisiplinan dalam kehadiran, kepulangan pegawai tepat waktu sesuai

dengan jadwal yang ditentukan dan menyelesaikan tugas sesuai jadwal yang

ditentukan. Menurut Siagian (2002:123) disiplin merupakan sebuah tindakan

(23)

10

salah pada karyawan. Selanjutnya, Sastrohadiwiryo (2005: 291)

mendefinisikan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai,

patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis

maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk

menerima sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan

kepadanya.

Disiplin yang tinggi mencerminkan besarnya tanggung jawab

seseorang terhadap pekerjaan dan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

Tanpa disiplin seorang pegawai atau guru sulit untuk mencapai hasil yang

optimal dalam pekerjaannya. Disiplin sangat penting dalam perkembangan

karakteristik kepribadian seperti tanggung jawab, percaya diri, ketekunan, dan

kontrol diri. Disiplin dalam perkembangan karakteristik kepribadian tersebut

sangat penting bagi para guru atau anggota organisasi sekolah dalam

mempertahankan dan mengembangkan perilaku yang tepat dalam bekerja.

Disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang

dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah, tanpa ada

pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap dirinya, teman sejawatnya dan terhadap sekolah secara keseluruhan.

Disiplin merupakan upaya pengaturan dalam mendidik maupun melatih, upaya

tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan kebiasaan kerja yang baik

dari guru. Dengan demikian, jika disiplin kerja guru baik, maka hasil belajar

siswa juga akan meningkat.

Berdasarkan fenomena yang ada di SMA Negeri Kota Binjai ini dapat

(24)

11

komitmen kerja seorang guru. Sebagaimana yang dijelaskan pada bagian

sebelumnya, maka kecerdasan spiritual, disiplin kerja dan kerja sama tim

sangat penting diteliti untuk mengetahui pengaruh ketiga faktor tersebut

terhadap peningkatan komitmen kerja guru. Dari latar belakang masalah ini

maka direncanakan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan

Spiritual, Kerja sama Tim dan Disiplin Kerja terhadap Komitmen Kerja Guru

di SMA Negeri Kota Binjai.”

B.Identifikasi Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada teori sebelumnya dalam latar

belakang masalah, banyak faktor yang berpengaruh terhadap komitmen kerja

guru. Hal ini akan mengundang sejumlah pertanyaan tentang faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap komitmen kerja guru tersebut. Untuk itu perlu

diidentifikasi dan perlu dipertanyakan: (1) Apakah kecerdasan spiritual

berpengaruh terhadap disiplin kerja?, (2) Apakah IQ, EQ, SQ berpengaruh

terhadap disiplin kerja?, (3) Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap

komitmen afektif?, (4) Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap

komitmen normatif?, (5) Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap

komitmen kontiniutas?, (6) Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap

komitmen kerja guru?, (7) Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap

komitmen kerja guru?, (8) Apakah kerja sama tim berpengaruh terhadap

disiplin kerja guru?, (9) Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap kerja sama

(25)

12 C.Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam penulisan penelitian ini,

dari identifikasi masalah di atas, banyak faktor yang mempengaruhi sekaligus

mendukung komitmen kerja guru. Namun dalam lingkup penelitian ini yang

diteliti hanya membatasi sampai sejauh mana pengaruh kecerdasan spiritual,

kerja sama tim dan disiplin kerja terhadap komitmen kerja guru di SMA Negeri

Kota Binjai. Pembatasan masalah ini bukan berarti mengabaikan pengaruh

faktor lain akan tetapi lebih pada pertimbangan fenomena awal dan

kemampuan peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan

variabel.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap disiplin kerja guru di

SMA Negeri Kota Binjai?

2. Apakah kerja sama tim berpengaruh terhadap disiplin kerja guru di SMA

Negeri Kota Binjai?

3. Apakah kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap komitmen kerja guru di

SMA Negeri Kota Binjai?

4. Apakah kerja sama tim berpengaruh terhadap komitmen kerja guru di

SMA Negeri Kota Binjai?

5. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap komitmen kerja guru di SMA

(26)

13 E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual terhadap disiplin kerja

guru di SMA Negeri Kota Binjai.

2. Untuk mengetahui pengaruh kerja sama tim terhadap disiplin kerja guru di

SMA Negeri Kota Binjai.

3. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual terhadap komitmen kerja

guru di SMA Negeri Kota Binjai.

4. Untuk mengetahui pengaruh kerja sama tim terhadap komitmen kerja guru

di SMA Negeri Kota Binjai.

5. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap komitmen kerja guru

di SMA Negeri Kota Binjai.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi, baik secara

teoritis dan praktis.

1. Manfaat secara teoritis adalah:

Memperkaya khasanah pengetahuan mengenai kecerdasan spiritual, kerja

sama tim, disiplin kerja, dan komitmen kerja guru pada suatu lembaga

pendidikan.

2. Manfaat secara praktis adalah:

a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi kepala dinas pendidikan dan stake

(27)

14

pengambilan keputusan dalam merencanakan kegiatan yang dapat

meningkatkan komitmen kerja guru.

b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah untuk meningkatkan

disiplin kerja dan membangun kerja sama tim yang harmonis dalam

lingkup sekolah.

c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru agar dapat meningkatkan

komitmen kerjanya melalui peningkatan kehidupan spiritual,

membangun kerja sama yang baik sesama rekan kerja guru serta

memiliki disiplin kerja yang tinggi.

d. Sebagai sumbangan pemikiran bagi peneliti sendiri dan peneliti

(28)

108 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung antara kecerdasan spiritual (X1) terhadap disiplin kerja (X3). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kecerdasan spiritual maka semakin tinggi disiplin kerja guru di SMA Negeri Kota Binjai.

2. Terdapat pengaruh langsung antara kerja sama tim (X2) terhadap disiplin kerja (X3). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kerja sama tim yang dibangun maka semakin tinggi pula disiplin kerja guru di SMA Negeri Kota Binjai.

3. Terdapat pengaruh langsung antara kecerdasan spiritual (X1) terhadap komitmen kerja guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat keceradasan spiritual guru maka semakin tinggi pula komitmen kerja guru di SMA Negeri Kota Binjai.

4. Terdapat pengaruh langsung antara kerja sama tim (X2) terhadap komitmen kerja guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kerja sama tim yang dibangun maka semakin tinggi pula komitmen kerja guru di SMA Negeri Kota Binjai.

(29)

109

guru maka semakin tinggi pula komitmen kerja guru di SMA Negeri Kota Binjai.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka upaya-upaya yang diberikan sebagai implikasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja melalui Kecerdasan Spiritual

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual dapat memberi pengaruh langsung terhadap disiplin kerja. Upaya peningkatan disiplin kerja melalui kecerdasan spiritual ini dapat dilakukan dengan cara setiap guru diingatkan kembali tentang makna dari pekerjaan nya sebagai guru. Upaya memperbaiki kecerdasan spiritual juga dapat difokuskan sesuai dengan indikator dari kecerdasan spiritual, yaitu memiliki sifat-sifat keilahian (God spot) dengan cara mengadakan kegiatan ibadah bersama, dan dari kegiatan ini

(30)

110

2. Upaya Peningkatan Disiplin Kerja melalui Kerja sama Tim

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kerja sama tim dapat memberi pengaruh langsung terhadap disiplin kerja. Upaya peningkatan disiplin kerja melalui kerja sama tim dapat dilakukan dengan cara meningkatkan hubungan kerja sama tim yang baik diantara guru. Untuk menghasilkan sebuah kerja sama tim yang solid dan efektif diperlukan beberapa tindakan yang perlu dibangun oleh semua guru yang terlibat dalam tim, yaitu guru diharapkan memiliki rasa saling percaya sesama anggota tim, memiliki rasa saling ketergantungan yang memiliki arti setiap guru memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran di sekolah, saling menghormati setiap perbedaan yang dimiliki oleh setiap guru, serta menerima dengan sukarela intropeksi yang diberikan oleh rekan guru yang lain. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kerja sama tim, akan berpengaruh terhadap peningkatan disiplin kerja guru di sekolah. Kerja sama tim yang solid dan efektif memiliki dampak positif dalam menghasilkan sebuah disiplin kerja.

(31)

111

bagi peserta didik. Selain itu, pihak sekolah juga dapat melakukan kegiatan -kegiatan bersama yang dapat meningkatkan kecerdasan spiritual guru seperti melakukan ibadah bersama, mengadakan seminar tentang kecerdasan spiritual yang berdampak pada komitmen kerja guru di sekolah. Upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kecerdasan spiritual, akan berdampak terhadap komitmen kerja guru di sekolah. Guru yang memiliki komitmen kerja yang tinggi dapat dilihat dari kecerdasan spiritual yang dimilikinya

(32)

112

5. Upaya Peningkatan Komitmen Kerja Guru melalui Disiplin Kerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja dapat memberi pengaruh langsung terhadap komitmen kerja guru. Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah guru diharapkan memiliki kesadaran akan mematuhi peraturan yang ada di sekolah. Misalnya, ketepatan waktu dalam proses belajar mengajar, ketaatan dalam mematuhi aturan yang telah disepakati serta memberikan contoh disiplin kepada peserta didik. Guru juga diharapkan memiliki pemahaman yang benar tentang disiplin kerja, disiplin kerja bukanlah berorientasi pada hukuman namun lebih mengarah kepada perbaikan diri yang dapat meingkatkan kualitas kerja guru. Hal inilah yang mendorong guru untuk memiliki sikap disiplin kerja yang tidak dilandaskan oleh faktor eksternal atau ketakutan pada atasan ataupun hukuman namun berlandaskan atas faktor internalnya. Disiplin kerja yang tinggi yang dimiliki seorang guru akan berdampak pada komitmen kerjanya di sekolah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka diajukan beberapa saran berikut untuk meningkatkan komitmen kerja guru, yaitu:

1. Dinas Pendidikan hendaknya:

a) Memberikan arahan dan dorongan kepada kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan komitmen kerja guru di sekolah.

(33)

113

c) Memberikan Reward kepada guru yang memiliki disiplin kerja yang tinggi, yang nantinya akan memotivasi guru yang lain.

2. Bagi Kepala Sekolah hendaknya:

a) Memberikan teladan kepada guru dalam menjalankan tugasnya yang merujuk pada komitmen kerja nya sebagai seorang kepala sekolah, serta memberikan motivasi kepada guru untuk lebih meningkatkan komitmen kerjanya.

b) Menciptakan dan menjalin kerja sama yang harmonis diantara guru, serta mendorong guru untuk membangun sebuah kerja sama tim yang harmonis sesama rekan kerja guru.

c) Memberikan teladan dalam hal disiplin kerja kepada guru, serta memberikan teguran atau instropeksi kepada guru yang melanggar peraturan dengan tidak membeda-bedakan guru yang satu dengan yang lainnya.

d) Menciptakan suasana kekeluargaan di sekolah, menanamkan nilai-nilai ketuhanan, norma-norma pancasila dan nilai-nilai individual yang benar dalam diri guru dalam rangka meningkatkan kecerdasan spiritual guru. e) Memberikan pengahargaan atau reward kepada guru yang memiliki

disiplin kerja yang tinggi, sebagai motivasi bagi guru yang bersangkutan maupun bagi guru lain.

3. Guru hendaknya:

(34)

114

kepada peserta didik, setia terhadap profesinya serta memiliki pengabdian yang tinggi.

b) Meningkatkan kecerdasan spiritualnya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang berdampak positif bagi dirinya.

c) Melibatkan diri dalam menciptakan sebuah kerja sama yang harmonis dengan sesama rekan guru dan kepala sekolah, serta berpikir positif terhadap kritik dan saran yang diterima dari kepala sekolah maupun rekan guru yang lain.

d) Meningkatkan disiplin kerja nya di sekolah serta menjadi teladan bagi peserta didik dalam hal disiplin waktu di sekolah.

e) Aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan yang mendukung pekerjaannya, serta saling menukar pengalaman dan informasi yang baru mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

(35)

115

DAFTAR PUSTAKA

Al-Rasjid, Harun. 1994. Analisis Jalur (path analysis). Bandung: Universitas Padjadjaran.

Anis, Matta. 2001. Tarbiyah Ruhiyah. Jakarta:Al azhar

Anoraga, Panji. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Ambarita, B. Paningkat Siburian, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Colquit Jason A., Jeffry A. Lepine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational

Behaviour: Imptov ing Performance and Commitment in the Workplace. New

York: the McGraw-Hill Companies

Daft, Richard L. 2005. The Leadership Experience. South Western: Vanderbilt University

Dwi Sunar. 2010. Edisi Lengkap Tes IQ, EQ dan SQ; Cara Mudah Mengenali dan

Memahami Kepribadian Anda. Jogjakarta: Flashbooks

Echols, John M. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia

Fattah. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ginanjar, Agustian Ary. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual: ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta :

Arga.

Hoy, W. dan C.Miskel. 1988. Educational Administration Theory, Research and

Practice. New York: Random House

Husnaina, Safitri dan Amri. 2012. Pengaruh gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim, dan Gaya Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja serta Dampaknya terhadap Kinerja Pegawai pada sekretariat daerah kota Sabang. Jurnal manajemen, Vol.2 no.1 September 2012.ISSN : 2302-0199 PP.1-177.

Ivancevich, John M. And Michael T. Matteson. 2005. Organizational Behaviour

and Management. USA: Richard D. Irwin

(36)

116

Lee, T.W., S.J., Ashford, J.P. Walsh, 7 R.T. Mowday. 2000. “Commitment Propensity, Organizational Commitment and Voluntary Turnover : A

Longitudinal Study of Organizational Entry Processes”. Journal of

management. Vol. 18, no.1, 15-32

Lenny Hasan. 2012. Pengaruh kepuasan kerja dan Disiplin terhadap Komitmen Organisasi Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi kota Padang. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.3 no.1 Januari 2012.ISSN:2086-5031

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Mangkunegara,A.A. 2000. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di perguruan Tinggi. Yogyakarta: Laksbang Pressindo

Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2011. Cara menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung:Alfabeta

Rivai, V. 2004. Kita Memimpin dalam Abad ke-21. Edisi I. Cetakan Pertama. Jakarta: Murai Kencana

... 1996. Perilaku Organisasi, terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prehalindo

Robbins, Stephen P. 2003. Essential of Organizational Behavior. Prentice-Hall of India

Robbins, Stephen P. dan Thimoty A.Judge. 2009. Organizational Behaviour, Philippine: McGraw-Hill

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,

Pendekatan Administraatif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Setiawati, D.Z.A. 2007.”Perbedaan Komitmen Kerja berdasarkan Orientasi Peran Gender pada Karyawan di Bidang Kerja Non Tradisional”. Proceeding PESAT Vol.2

Siagian, Sondang P. 2002. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.

Jakarta: Gunung Agung

...(2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara

(37)

117

Teoretis Kinerja melalui Studi Empiris pada SMK di Kota Medan). Disertasi. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Slamet, Achmad. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Steers, Richard.M, & Lymann W. Porter. 2003. Motivation and work Behaviour. New York: McGraw-Hill, Inc

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukidi. 2002. Rahasia Sukses Hidup Bahagia; Kecerdasan Spiritual, Mengapa SQ

lebih Penting daripada IQ dan EQ. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sutikno, R.Bambang. 2014. Sukses Bahagia dan Mulia dengan 5 Mutiara

Kecerdasan Spiritual. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana

Trihandini, R.A Fabiola Meirnayanti. 2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual,Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Hotel Horizon Semarang). Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro

Toto, Tamara. 2001. Kecerdasan Ruhiyah. Jakarta: Gema Insani Press

Usman, Husaini. 2006. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Vendy, Tri Leo. 2010. Brilliant at Work for Leader; Menjadi Pemimpin Brilian

dalam Pekerjaan dan Kehidupan Anda. Yogyakarta : Pohon Cahaya

Wursanto, I. 2004. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: ANDI

Yafie, Ali. 27 November 2013. Kecerdasan Spiritual Penting bagi Manusia Modern. Kompas, hal 23.

Yulk, Gary. 2007. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks

Zohar, Danar dan Ian Marshall. 2001. Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam

Gambar

Gambar 2.1.    Organizational Performance  .........................................  Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Tenaga penjualan kredit dengan penjualan kredit sama atau diatas target (mean = 4.0179) memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan tenaga penjulan kredit yang kurang dari

Pembuatan sistem pakar dengan beberapa knowledge base akan mengelola struktur penyimpanan knowledge yang tepat sehingga tabel data untuk menyimpan knowledge tersebut dapat

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh tingkat signifikansi variabel bagi hasil adalah sebesar 0,058 yang artinya lebih besar dari 0,05 (0,058 < 0,05) dan t hitung

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan antara Indeks Massa Tubuh dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan tekanan darah pasien hipertensi yang

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode Picture Exchange Communication System (PECS) terhadap peningkatan penguasaan kosakata bahasa Inggris anak

Hal ini berarti kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Lottery Card (Kartu Arisan) lebih baik

3. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar memiliki cakupan makna yang lebih

Priyayi adalah kaum dari kalangan orang- orang yang memiliki kedudukan di masyakarat seperti pemong desa, kecamatan atau sekup yang lebih besar, kaum santri