• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAP.COM - ANALISIS PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN ...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAP.COM - ANALISIS PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN ..."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL LPKIA 2017

ANALISIS PERBANDINGAN METODE

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

DAN METODE

WEIGHTED PRODUCT

UNTUK MENENTUKAN BONUS

KARYAWAN (STUDI KASUS : TRANSVISION BANDUNG)

1Riky Febrianto, 2Teguh Nurhadi Suharsono, S.T., M.T.

1Program Studi Teknik Informatika STMIK LPKIA Bandung

2Program Studi Sistem Informasi STMIK & PKN LPKIA Bandung

Jln. Soekarno Hatta No. 456 Bandung 40266, Telp. +62 22 75642823, Fax. +62 22 7564282

Email : 1rikyfebrianto2@gmail.com, 2teguhns21@gmail.com

ABSTRAKSI

Skripsi. Program Studi Teknik Informatika. 2017

Kata Kunci:Simple Additive Weighting, Weighted Product, Bonus, Penilaian

Gaji merupakan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan sebagai bentuk balas jasa atau hasil kinerja yang telah diberikan untuk kemajuan perusahaan, disamping pemberian gaji, perusahaan juga memberikan bonus untuk dapat memacu kinerja dan produktivitas kinerja karyawan. Seorang karyawan yang menerima bonus tersebut harus memenuhi beberapa kriteria yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Untuk membantu dalam menentukan pemberian bonus tersebut maka digunakan metode pengambilan keputusan. Adanya metode MADM dirasa mampu menjawab permasalahan tersebut, dari berbagai macam metode

MADM, Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product (WP) dipilih guna diterapkan dalam sistem penentuan

pemberian bonus untuk karyawan di Transvision Bandung. Kedua metode ini bertujuan untuk memilih alternatif karyawan terbaik

dari beberapa alternatif karyawan berdasarkan kriteria-kriteria (Quantity, Quality, Teamwork, Churn Rate, Attitude, dan

Knowledge) yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dari penelitian ini dihasilkan sebuah sistem penentuan pemberian bonus untuk karyawan yang dimana setiap metode memberikan hasil berupa nilai preferensi terhadap alternatif karyawan. Terdapat beberapa perbedaan urutan hasil perangkingan dari metode SAW dan metode WP dengan menggunakan 20 alternatif karyawan yang disebabkan karena pengaruh nilai kinerja alternatif karyawan, nilai bobot dari setiap kriteria, dan juga perbedaan cara perhitungan dari masing-masing metode. Hasil yang diberikan dengan menggunakan metode WP diketahui lebih teliti dibandingkan metode SAW, dan dari segi waktu eksekusi diketahui metode WP lebih cepat dalam melakukan perhitungan dari pada metode SAW. Hal ini dikarena proses perhitungan dari kedua metode yang berbeda sehingga menghasilkan waktu eksekusi yang berbeda juga.

I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Gaji merupakan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan atau instansi kepada karyawan sebagai bentuk balas jasa atas hasil kinerja yang telah diberikan untuk kemajuan perusahaan, disamping pemberian gaji pokok pada karyawan, perusahaan atau instansi juga memberikan bonus atau insentif untuk memacu kinerja dan produktivitas kinerja karyawan . Seorang karyawan yang menerima bonus tersebut harus memenuhi beberapa kriteria tertentu yang berhubungan dengan kedisplinan, kinerja, dan produktifitas sesuai dengan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Transvision adalah perusahaan Trans Corp yang bergerak di

bidang layanan televisi berlangganan dengan kantor pusat yang berada di Jakarta, Indonesia. Transvision lahir pada tanggal 8 Oktober 2013 dari sinergi 2 kekuatan terbaik dalam Infrastruktur Telekomunikasi dan Media di Indonesia, yaitu CT Corpora dan Telkom yang sukses melakukan Sinergi Bisnis

kepemilikan TelkomVision. Transvision membutuhkan

informasi yang akurat dan tepat dalam menentukan suatu keputusan, salah satunya yaitu dalam menentukan pemberian bonus untuk karyawan.

Selama ini pemberian bonus terhadap karyawan diputuskan oleh seorang manajer melalui penilaian terhadap karyawan

secara langsung, sehingga penilaian yang dihasilkan cenderung

bersifat subjektif yang memungkinkan terjadinya

kesalahpahaman antar sesama karyawan. Selain itu waktu yang diperlukan dalam pengambilan keputusan mengenai pemberian bonus juga menjadi kurang efektif karena banyaknya kriteria yang dinilai agar dapat menghasilkan keputusan yang tepat.

Dalam suatu perusahaan pemberian bonus kepada karyawan dapat merangsang karyawan dalam bekerja lebih baik sehingga produktifitas bekerja meningkat, dengan begitu perusahaan harus dapat menentukan karyawan yang berhak menerima bonus dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Untuk membantu manajer dalam menentukan pemberian bonus kepada karyawan dengan cepat dan tepat sesuai dengan kriteria

yang sudah ditentukan dapat menggunakan metode

pengambilan keputusan..

Dalam kasus pemberian bonus untuk karyawan di Transvision

ini, digunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan

metode Weighted Product (WP) untuk diterapkan ke dalam

(2)

JURNAL LPKIA 2017

alternatif pada semua atribut, sedangkan metode WP menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, di mana rating setiap atribut harus dipangkatkan dengan bobot atribut yang bersangkutan (Kusumadewi dkk, 2006). Atribut disini dapat diartikan sebagai suatu kriteria atau ketetapan yang sudah dibuat oleh Transvision untuk menjaring setiap karyawan yang berhak mendapatkan bonus. Kriteria yang ditetapkan yaitu berupa jumlah penjualan yang didapat

(Quantity), jumlah pelanggan melakukan pembayaran (Quality), kerjasama tim (Teamwork), jumlah berhenti

berlangganan (Churn Rate), sikap (Attitude), dan pengetahuan

mengenai produk (Knowledge).

I.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh beberapa permasalahan yang terjadi, diantaranya:

1. Bagaimana analisis perbandingan dari metode Simple

Additive Weighting dan metode Weighted Product dalam menentukan pemberian bonus untuk karyawan.

I.3. Ruang Lingkup Permasalahan

Lingkup dan batasan masalah yang akan di bahas dalam perancangan perangkat lunak, antara lain :

1. Sistem pengambilan keputusan penentuan bonus

karyawan yang akan dikembangkan adalah sistem

pendukung keputusan yang hanya membantu

memberikan alternatif terbaik dalam pemberian bonus karyawan di Transvision dengan kriteria yang telah ditentukan.

2. Kriteria yang digunakan merupakan kriteria yang sudah

ditentukan oleh perusahaan antara lain adalah jumlah

penjualan yang didapat (Quantity), jumlah pelanggan

melakukan pembayaran (Quality), kerjasama tim

(Teamwork), jumlah berhenti berlangganan (Churn Rate),

sikap (Attitude), dan pengetahuan mengenai produk

(Knowledge)

3. Parameter pembanding dari metode SAW dan metode WP

ini yaitu hasil dari masing-masing metode dalam sistem pemberian bonus karyawan, serta kecepatan waktu eksekusi dalam pengambilan keputusan.

I.4. Tujuan Perancangan

Dari hasil identifikasi masalah, maka diperoleh tujuan yang dapat diselesaikan oleh perangkat lunak ini, antara lain

1. Untuk menganalisis perbandingan dari metode Simple

Additive Weighting dan metode Weighted Product dalam

menentukan pemberian bonus untuk karyawan.

II. Dasar Teori

II.1.2.1 Multi Attribute Decision Making (MADM)

Multi Attribute Decision Making (MADM) adalah suatu metode pengambilan keputusan yang digunakan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang ada berdasarkan beberapa kriteria tertentu yang telah ditentukan.

Inti dari Multi Attribute Decision Making (MADM) adalah

menentukan nilai bobot untuk setiap atribut kriteria, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang telah diberikan.

II.1.2.2 Tahapan Multi Attribute Decision Making (MADM)

Proses dari MADM ini dilakukan melalui 3 tahapan yaitu:

1. Pada tahapan penyusunan komponen situasi, akan dibentuk

tabel taksiran yang berisi indentifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut.

2. Pada tahapan analisis dilakukan melalui 2 langkah yaitu:

a. Mendatangkan taksiran dari besaran potensial,

kemungkinan, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkin pada setiap alternatif.

b. Melakukan pemilihan dari preferensi pengambilan

keputusan untuk setiap nilai dan ketidakpedulian pada setiap resiko yang timbul.

3. Dan kemudian dilakukan tahap sintesis informasi.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM, antara lain :

a. Simple Additive Weighting Method (SAW)

b. Weighted Product (WP)

c. ELECTRE

d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

e. Analytic Hierarchy Process (AHP)

II.1.2.3 Simple Additive Weighting (SAW)

Metode SAW merupakan metode penjumlahan terbobot, artinya konsep dasar yang digunakan metode SAW yaitu dengan mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada

={

= Nilai atribut yang dimiliki dari setiap alternatif = Nilai terbesar

= Nilai terkecil

= Jika nilai terbesar adalah terbaik = Jika nilai terkecil adalah terbaik

Di mana adalah rating kinerja ternormalisasi dari

alternatif � pada atribut � ;=1,2,…, dan =1,2,…, .

Sementara untuk menghitung nilai ranking atau nilai preferensi akhir yang diperoleh alternatif, digunakan persamaan sebagai berikut :

= ∑

=1

Keterangan :

(3)

JURNAL LPKIA 2017

= Nilai bobot dari setiap kriteria = Nilai rating kinerja ternormalisasi

Nilai yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif

lebih terpilih.

II.1.2.5 Weighted Product (WP)

Weighted Product (WP) adalah metode penyelesaian dengan menggunakan perkalian untuk menghubungkan nilai atribut, di mana nilai harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan

Proses ini sama halnya dengan proses normalisasi. Preferensi

untuk alternatif Ai diberikan sebagai berikut:

Perbaikan bobot untuk ∑ W = 1 menggunakan Persamaan

(1).

= (1)

Variabel W adalah pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan dan bernilai negative untuk atribut biaya.

Preferensi untuk alternatif Si diberikan oleh Persamaan (2).

� = ∏

= bobot dari setiap atribut atau kriteria n = Banyaknya kriteria

Untuk mencari alternatif terbaik dilakukan dengan Persamaan (3).

Preferensi relatif dari setiap alternatif diberikan sebagai berikut :

= �

∏ = 1( ∗) (3)

Keterangan :

V= Preferensi alternative dianalogikan sebagai vector V

= Nilai Kriteria

= Bobot Kriteria / Subkriteria i = Alternatif

j = Kriteria

n = Banyaknya kriteria

* = Banyaknya kriteria yang telah dinilai pada vector S

Nilai Viyang terbesar menyatakan bahwa alternatif Ai yang

terpilih.

II.1.2.7 Insentif

Insentif merupakan salah satu faktor yang mendorong meningkatnya semangat kerja dalam rangka pencapaian tujuan

perusahaan. Sebagai faktor pendorong, insentif bertujuan untuk

membangun harapan-harapan agar karyawan dapat

menghasilkan suatu tingkat prestasi kerja lebih dari yang sudah ditentukan

II.1.2.9 Yii Framework

Framework Yii adalah framework (kerangka kerja) PHP berbasis-komponen, berkinerja tinggi untuk pengembangan aplikasi Web berskala-besar. Yii menyediakan reusability

maksimum dalam pemrograman Web dan mampu

meningkatkan kecepatan pengembangan secara signifikan. Nama Yii (dieja sebagai /i:/) singkatan dari "Yes It Is!"

II.2.2 Pengertian OOP

OOP adalah paradigma pemograman yang berorientaasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek.

II.2.3.1 Pengertian UML

Pengertian UML menurut Sugiarti (2013) dalam bukunya yang

berjudul Analisis Dan Perancangan UML (Unified Modeling

Language), menjelaskan bahwa : “Unified Modeling Language

(UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar

dalam industry untuk visualisasi, merancang dan

mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan

sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem”.

II.2.3.2 XAMPP

Pengertian Xampp menurut Kartini (2013) dalam jurnalnya

berjudul Perancangan Sistem Informasi Pemesanan

TiketKonser Musik Online Berbasis Lokasi, menjelaskan

bahwa : “Xampp merupakan tool yang menyediakan paket

perangkat lunak ke dalam satu buah paket”.

III Analisis dan Perancangan III.I Aliran Proses

III.1.1 Use Case Diagram

Use case menjelaskan tentang urutan kegiatan yang dilakukan oleh actor dan system untuk tercapainya suatu

tujuan tertentu. Didalam use case ini selain menjelaskan

kegiatan namun juga menjelaskan apa yang di lakukan oleh actor terhadap system, bukan bagaimana actor dan system melakukan kegiatan tersebut.

Gambar 1 Use Case Diagram

System

Login Kelola Data Karyawan

Kelola Data Kriteria

Laporan Hasil Penilaian

Metode SAW

Metode WP

Perbandingan SAW & WP Sales Admin

Sales Manager

Kelola Penilaian Karyawan

(4)

JU

+$behaviour = array +_$initialized = array +init() +getIsInitialized()

CBaseController -$wodgetStack +renderFile($viewFile, $data = null, $return = false) +renderInternal($_viewFile_, $_data_ = null, $_return_ = false) +createWidget($className, $properties = array) +public function widget($className, $properties = array, $captureOutput = false) +endWidget($id)

CModel -$errors = array +$_validators +attributeNames() +rules() +behaviors() +validate($attributes = null, $dearErrors = true)

CAuthAssignment +__construct($auth, $itemName, $userId, $bizId = null, $data = null) +getUserId() +const TYPE_OPERATION = 0 +const TYPE_TASK = 1 +const TYPE_ROLE = 2 -$_auth -$itemName -$_userId -$_bizRule -$_data +__construct($auth, $itemName, $userId, $bizRule = null, $data = null) +checkAccess($itemName, $params = array) +getAuthManager() +assisgen($userId, $bizRule = null, $data = null) +isAssigned($userId) +getAssignment($userId)

CBaseUserIdeyntit +const ERROR_NONE = 0 +const ERROR_USERNAME_INVALID = 1 +const ERROR_PASSWORD_INVALID = 2 +const ERROR_UNKNOWN_IDENTITY = 100 +getId() +getName() +getIsAuthenticated() +getState($name, $defaultValue = null) CController +__construct($id, $module = null) +filters() -$_attributess = array -$_related = array -$_c +save($runValidation = true, $attributes = null) +update($attributes = null) +delete() +find($condition, $params = array) +findAll($condition, $params = array) +findByPk($pk, $condition, $params = array) +findByPk($pk, $condition, $params = array) +findBySql($sql, $params = array)

(5)

JURNAL LPKIA 2017

Master, Metode, dan Laporan.Beranda, merupakan

tampilan awal saat user berhasil melakukan login.

2. Pada menu data master, terdapat sub menu diantanya :

karyawan, kriteria dan penilaian.

3. Pada menu metode, terdapat sub menu diantaranya :

metode saw dan metode wp.

4. Laporan, menu ini berfungsi untuk melihat hasil

perbandingan metode saw dan metode wp berdasarkan waktu eksekusi.

Nama Dialog : Halaman Data Karyawan

Fungsi : Mengelola data karyawan.

Bentuk :

Gambar IV.5 Halaman Master Kelola Karyawan

Uraian Cara Penggunaan:

1. Input data baru dengan tekan tombol “Tambah Data

Baru”.

2. Setelah itu akan muncul tampilan list data karyawan

seperti pada gambar diatas.

3. Terdapat juga 2 tombol lagi di sebelah kanan yaitu edit

dan hapus data.

4. Edit data karyawan digambarkan dengan “icon pencil”

berfungsi untuk mengubah data yang sebelumnya sudah tersimpan.

5. Hapus data karyawan digambarkan dengan “icon cakra

(X)” berfungsi untuk menghapus data yang sebelumnya

sudah tersimpan.

Nama Dialog : Halaman Data Kriteria

Fungsi : Mengelola data kriteria.

Bentuk :

Gambar IV.6 Halaman Master Kelola Kriteria

Uraian Cara Penggunaan:

1. Gambar diatas merupakan data kriteria yang digunakan

untuk penentuan bonus karyawan beserta bobot tiap kriterianya.

Nama Dialog : Halaman Hasil Perhitungan Saw dan Wp

Fungsi : Menampilkan hasil perhitungan

menggunakan metode saw dan wp.

Bentuk :

Gambar IV.7 Halaman Hasil Perangkingan Metode Saw dan Wp

Uraian Cara Penggunaan:

1. Pilih menu saw vs wp setelah itu akan muncul tampilan

hasil perangkingan dari kedua metode seperti pada gambar diatas.

Nama Dialog : Halaman Hasil Perbandingan metode SAW

dan metode WP

Fungsi : Menampilkan hasil perbandingan metode

saw dan wp.

Bentuk :

Gambar IV.8 Halaman Hasil Perbandingan Metode Saw dan Wp

Uraian Cara Penggunaan:

1. Pilih menu laporan setelah itu akan muncul tampilan hasil

perbandingan dari kedua metode seperti pada gambar diatas.

V Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pengujian diatas, maka diperoleh kesimpulan bahwa dalam penerapan metode

Simple Additive Weighting dan metode Weighted Product

di dalam penentuan pemberian bonus untuk karyawan dengan melibatkan 20 data alternatif karyawan pada bidang

sales marketing dan dengan menggunakan kriteria dengan nilai bobotnya masing-masing sebagai bahan penilaian terhadap karyawan yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Dari implementasi kedua metode tersebut didapatkan hasil urutan perangkingan yang berbeda seperti yang ditunjukan

pada Lampiran.1Perbedaan urutan hasil perangkingan ini

(6)

JURNAL LPKIA 2017

berbeda pula. Dimana hasil perhitungan metode Weighted

Product diketahui lebih teliti dibandingkan dengan hasil

perhitungan metode Simple Additive Weighting,

dikarenakan metode Weighted Product memanfaatkan

perkalian dari nilai rating kinerja yang dipangkatkan dengan nilai bobot yang telah diperbaiki sehingga urutan rangking yang diberikan lebih tepat dengan hasil yang spesifik. Kemudian dari segi waktu eksekusi dalam

melakukan perhitungan, metode Weighted Product

diketahui memiliki rata-rata waktu eksekusi yaitu 3.5834

Detik, sedangkan metode Simple Additive Weighting

memiliki rata-rata waktu eksekusi yaitu 6.782 Detik, seperti

ditunjukan pada Lampiran.2 Hal ini menunjukan bahwa

metode Weighted Product sedikit lebih cepat dari metode

Simple Additive Weighting, ini dikarenakan berbedanya banyaknya proses perhitungan dari masing-masing metode.

V.2 Saran

Berdasarkan proyek akhir yang telah dibuat maka saran yang dapat kami berikan untuk pengembangan penelitian ini adalah:

1. Dapat dikembangkan kembali dengan menggunakan

metode dan algoritma pengambilan keputusan lainnya dengan platform yang lainnya.

2. Menambahkan beberapa fitur-fitur tambahan seperti

besaran bonus yang nantinya di terima oleh karyawan

DAFTAR PUSTAKA

Badiyanto. 2013. Buku Pintar Framework Yii. Yogyakarta.

Mediakom. ISBN 979-877-363-2

Deni, W., Sudana, O. dan Sasmita, A. 2013. Analysis and implementation fuzzy multi-attribute decision making SAW method for selection of high achieving students in

faculty level. IJCSI International Journal of Computer

Science Issues, 10(1), hal 674-680. ISSN: 1694-0814

Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi

Bahasa Indonesia, Jilid Kedua. Jakarta : Prenhallindo.

Evi, T. 2009. Kajian Teoritis Analisa Hubungan Pemberian

Insentif Dengan Semangat Kerja Karyawan. Yogyakarta.

Seminar Nasional Informatika 2009. ISSN: 1979-2328

Kartini, Budi Utami Fahnun dan Dewi Pratiwi. 2013. Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Tiket Konser

Musik Online Berbasis Lokasi. Prosiding Seminar

Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia (Semnasteknomedia). ISSN : 2302-3805

Kusumadewi, S., Hartati, S., Harjoko, A., dan Wardoyo, R.

2006. Fuzzy Multi Attribute Decision Making (MADM).

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Lestari S. 2013. Penerapan Metode Weighted Product Model

Untuk Seleksi Calon Karyawan. Jurnal Sistem Informasi

(JSI), 5(1), hal 540-545. ISSN : 2355-4614

Nur A. S., Sutardi dan Anita P. D. 2016. Penerapan Metode

Weighted Product Dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop Berbasis Web. SemanTIK, Vol 2, No.1,

hal 169-176. ISSN : 2502-8928

Panggabean E. 2015. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Perumahan Ideal Menggunakan Metode Fuzzy

Simple Additive Weighting. Jurnal TIMES, 4(1), hal

12-17. ISSN : 2337-3601

Pressman, R. S., 2012. Rekayasa Perangkat Lunak:

Pendekatan Praktisi. 7 ed.Yogyakarta: ANDI. ISBN 9789792931051.

Pressman, R. S., 2010. Software Enginering : A Practitioner's Approach, Seventh Edition. New York : McGraw-Hill.

ISBN 978-0-07-337597-7

Sugiarti, Y. 2013. Analisis Dan Perancangan UML (Unified

Modeling Language). Edisi pertama. Yogyakarta : Graha

Ilmu. ISBN : 978-979-756-966-2

LAMPIRAN Lampiran 1

Gambar

Gambar 1 Use Case Diagram
Gambar IV.4 Halaman Utama
Gambar IV.5 Halaman Master Kelola Karyawan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian ini mendapati bahawa tahap literasi kewangan dalam kalangan mahasiswa di UKM adalah berada pada tahap yang sederhana ataupun memuaskan memandangkan hanya

Arthropoda tanah di lahan transisi menunjukkan indeks diversitas yang rendah yaitu 1,04, namun kelimpahan individu di lahan ini lebih tinggi dibandingkan dengan

jenis batuan yang mengalami perubahan mendapat panas dan tekanan dari dalam bumi adalah

Solikhah (2010) juga memiliki hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana intellectual capital tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan di sisi

Instrumen yang digunakan pada penelitian pengembangan ini adalah: (1) lembar validasi yang diisi oleh dua dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya

Sedangkan nama BPR milik Pemerintah yang lebih baik di Propinsi Jawa Tengah adalah PD BPR Bank Tegal Gotong Royong yang terletak di Kabupaten Tegal dengan rasio 243% dan BPR

Noise-induced hearing loss (NIHL) merupakan gangguan pendengaran akibat terpapar bising di suatu lingkungan kerja dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus.. NIHL merupakan