• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan Program Study PendidikanKepelatihanOlahraga

Oleh : NINA KURNIA

0900081

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh Nina Kurnia NIM. 0900081

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olah raga dan Kesehatan

© Nina Kurnia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DisetujuidanDisahkanOleh :

Pembimbing I

Drs. YadiSunaryadi, M.Pd NIP. 196510171992031002

Pembimbing II

BambangErawan,S.Pd., M.Pd NIP: 196907282001121001

Mengetahui,

JurusanPendidikanKepelatihan

Program StudiPendidikanKepelatihanOlahraga

Ketua,

(4)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 5

D. ManfaatPenelitian ... 5

E. BatasanPenelitian ... 6

F. BatasanIstilah ... 6

G. LokasidanSampel ... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 8

A. HakekatOlahragaGulat ... 8

B. LatihanGulat ... 11

C. Teknik Dalam Olahraga Gulat ... 12

1. Tarikan ... 13

2. Dorongan ... 13

3. TeknikBantingan ... 13

4. TeknikGulungan ... 14

5. Kuncian ... 14

6. Blocking ... 14

7. Angkatan ... 14

(5)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. TeknikAngkatanDua Kaki ... 15

2. TeknikAngkatanSatu Kaki ... 17

3. Cara MelatihTeknikAngkatanSatu Kaki ...……. 19

a. LatihanDasarangkatanSatu Kaki ... 19

b. LatihanAngkatanSatu Kaki DenganLawan ... 21

E. Komponen Kondisi Fisik Dalam Teknik Angkatan Satu Kaki ... 23

1. KekuatanLengan ... 25

2. Power Tungkai ... 28

BAB III. PROSEDUR PENELITIAN ... 32

A. MetodePenelitian ... 32

B. DesainPenelitian ... 33

C. PopulasidanSampel ... 34

D. InstrumenPenelitian ... 34

E. TempatdanWaktuPenelitian ... 39

F. TeknikdanAnalisis Data...40

BAB IV. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 44

A. Pembahasan Data danPengolahanHasilPeneltian ... 44

B. DiskusiPenemuan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 59

(6)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 TabelKategoriBeratBadan ... ..9

4.1Rincian Data KategoriTes Power Tungkai ... 47

4.2.Data HasilTes Power Tungkai ... 48

4.3 Rincian Data KategoriTesKekuatanLengan ... 49

4.4 Data HasilTesKekuatanLengan ... 49

4.5 Rincian Data KategoriTeknikAngkatanSatu Kaki ... 50

4.6 Data HasilTesTeknikAngkatanSatu Kaki ... 51

4.7 HasilPerhitungan Rata-Rata danSimpangan Baku ... 52

4.8 HasilPerhitunganNormalitasVariabelPenelitian ... 52

4.9 HasilPerhitungan Inter KorelasiButirTes ... 53

4.10 HasilPerhitunganUjiSignifikansiKoefisienKorelasi ... 53

4.11 InterpretasiAngkaKorelasi ... 54

4.12 PersentaseKontribusiKekuatanLengandan Power TungkaiTerhadapHasilTeknikangkatanSatu Kaki ... 55

(7)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 MatrasPertandingan ... 10

2.2 Teknik AngkatanDua Kaki ... 17

2.3 Teknik AngkatanSatu Kaki ... 19

2.4 LatihanAngkatanSatu Kaki ... 21

2.5 LatihanAngkatanSatu Kaki DenganMenggunakanLawan ... .21

2.6 OtotLengan ... 26

2.7Curl ... 27

2.8 Pull Up ... 27

2.9 Triceps Stretch ... 28

2.10AnatomiTungkai ... 29

2.11Squath ... 31

2.12 Leg Press ... 31

2.13 Lungs ... 32

2.14 Leg Extention ... 32

3.1 DesainPenelitian ... 36

3.2 AlatUkurKekuatanLengan Hand dynamometer ... 42

3.3 TesKekuatanLengan ... 43

3.4 AlatUkur Standing Board Jump ... 43

3.5 Tes Standing Board Jump ... 44

3.6 TesTangkapanSatu Kaki ... 45

(8)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik

(9)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Menghitung rata-rata dansimpanganbaku power tungkai 2. Menghitung rata-rata dansimpanganbakuKekuatanlengan

3. Menghitung rata-rata dansimpanganbakuteknikAngkatansatu kaki 4. UjiNormalitas power tungkai

5. UjiNormalitaskekuatanlengan

6. UjiNormalitasteknikangkatansatu kaki

7. Ujikoefisienkorelasi power tungkaiterhadaphasilteknikangkatansatu kaki

8. Ujikoefisienkorelasikekuatanlenganterhadaphasilteknikangkatan satu kaki

(10)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. HAKEKAT OLAHRAGA GULAT

Olahraga Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang saling berhadapan dengan menggunakan angota tubuh terutama lengan dan kaki untuk menyerang ataupun bertahan. Terdapat dua kategori yang dipertandingkan dalam olahraga gulat, yaitu Free Style (gaya bebas) dan Greco Roman (gaya grego). Pada gulat gaya bebas pegulat diperbolehkan untuk menggunakan seluruh anggota badannya secara aktif, baik digunakan saat menyerang, counter ataupun bertahan. Pegulat dengan bebas menggunakan seluruh anggota badannya dan diperbolehkan untuk menyerang seluruh anggota tubuh lawannya kecuali daerah vital. Erawan (2008:53) mengungkapkan bahwa : “Gulat gaya bebas merupakan gaya gulat yang membebaskan pegulat untuk menangkap kaki dan penggunaan kaki secara aktif untuk melakukan setiap gerakan.”

Sedangkan pada gulat gaya Romawi Yunani, pegulat dilarang menyerang anggota tubuh bagian bawah dari pinggang sampai ujung tungkai kaki, mengkait dan menangkap kaki lawan atau menggunakan kaki secara aktif dalam setiap melakukan gerakan baik dalam menyerang ataupun bertahan (pada posisi parterre). Apabila pegulat melanggar aturan tersebut akan dikenai sangsi oleh wasit. Menurut Erawan (2008:39) Gaya Romawi Yunani mempunyai pengertian : “ Seorang pegulat dilarang keras menangkap lawan dibawah garis pinggang atau menggaet kaki lawan atau menggunakan kaki secara aktif untuk melakukan setiap gerakan.”

Dalam olahraga gulat terdapat pengelompokan dalam pertandingan, baik dari segi umur maupun dalam pembagian berat badan. Dari segi umur terdapat empat kategori yaitu remaja, kadet, junior, senior dan veteran. Pada kelompok remaja dikelompokan pegulat dari umur 14-15 tahun, sedangkan untuk kelompok kadet pada pegulat yang berusia 16-17 tahun, untuk kelompok junior pegulat yang berusia 18-20 tahun, kelompok senior pegulat yang berusia 20 tahun keatas dan

(11)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok veteran pegulat yang berumur 35 tahun keatas. Pengelompokan ini dibentuk dengan tujuan agar didalam pergulatan para pegulat mendapatkan lawan yang seimbang baik dari segi umur dan berat badan sehingga yang berpengaruh di dalam suatu pertandingan hanya kondisi fisik, teknik, taktik dan mental saja yang menunjang pegulat untuk memenangkan pertandingan.Hal tersebut dijelaskan oleh Erawan (2010:57) bahwa :

Dalam pertandingan gulat terdapat lima kategori umur, yaitu :

 Remaja umur 14-15 tahun (boleh diikuti oleh pegulat yang berusia 13 tahun dengan surat dokter dan izin orang tua)

 Kadet umur 16-17 tahun (boleh diikuti oleh pegulat yang berusia 13 tahun dengan surat dokter dan izin orang tua)

 Junior umur 18-20 tahun (boleh diikuti oleh pegulat yang berusia 17 tahun dengan surat dokter dan izin orang tua)

 Senior umur 20 tahun keatas  Veteran umur 35 tahun keatas

(12)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Olahraga gulat dipertandingkan diatas sebuah matras yang berukuran 12m x 12 m. Dalam matras tersebut terdapat beberapa daerah yang memiliki fungsinya masing-masing, diantaranya :

1. Sudut untuk pegulat :sudut berwarna merah dan biru yang terletak disebelah kiri dan kanan secara sejajar.

2. Daerah zone : daerah berbentuk lingkaran yang memiliki diameter lingkaran 9 meter dari titik tengah, daerah ini merupakan batas akhir dalam suatu pergulatan jadi apabila seorang pegulat keluar dari daerah zone maka pergulatan dimulai dari lingkaran tengah matras.

3. Daerah pusat : daerah berbentuk lingkaran ditengah matras yang berdiameter 1 meter, daerah ini merupakan tempat dimana awal pergulatan dimulai.

Adapun matras yang dipakai berbentuk bujur sangkar dengan lebar 12 meter, dijelaskan oleh Gable (1998:127) pada gambar 2.1 berikut ini :

Gambar 2.1 Matras Pertandingan Keterangan :

a. Sudut pegulat merah b. Sudut pegulat biru c. Daerah perlindungan d. Daerah pertandingan e. Daerah zone

a

(13)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pergulatan paling lama 2 periode/ronde dan setiap periode berlangsung selama 3 menit. Tujuan utama dari olahraga gulat adalah mengungguli lawannya, dapat dengan cara menjatuhkan lawan dengan mutlak (touche) atau memenangkan pergulatan dengan angka. Untuk kemenangan dengan jatuhan (touche) terjadi apabila pegulat dapat mengunci lawan dengan posisi bahu menempel diatas matras selama 3 detik, maka pegulat yang berhasil mengunci tersebut dinyatakan menang dengan jatuhan. Kemenangan dengan angka tejadi apabila salah satu pegulat berhasil mendapatkan selisih 6 poin dibandingkan lawannya. Apabila pada babak pertama pegulat belum dapat memenangkan pergulatan, maka akan dilanjutkan dengan babak selanjutnya dimana angka yang diperoleh oleh kedua pegulat pada babak pertama akan dilanjutkan dibabak kedua. Ada juga kemenangan sebelum pergulatan dimulai (karena lawan cedera dan diskualifikasi/berat badan melebihi kelas yang ditentukan). Seperti yang dijelaskan oleh Siswanto (2010:26) bahwa : “Suatu pergulatan dapat dimenangkan dengan : jatuhan, cedera, ketidak hadiran, diskualifikasi, angka mutlak dan angka teknik”.Dalam olahraga gulat terdapat beberapa teknik yang biasa digunakan oleh pegulat dalam pertandingan seperti teknik tarikan, teknik dorongan, teknik angkatan, teknik bantingan, teknik tangkapan, teknik kaitan, teknik kayang dan teknik kombinasi.

B. LATIHAN GULAT

Latihan gulat bertujuan untuk membangun, menambah dan mempertahankan performa atlet. Membangun pada saat usia kadet, menambah saat usia junior dan mempertahankan performa pada usia senior supaya meningkatkan prestasi. Diperlukan beberapa faktor penting yang harus dilatih agar menunjang dalam pencapaian hasil yang maksimal, diantaranya fisik, teknik, taktik dan mental. Oleh karena itu seorang juara harus memiliki semua aspek tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Harsono (1988:100) bahwa :

(14)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, dan (d) latihan mental.

Latihan teknik yaitu latihan dimana materi latihan yang diberikan bertujuan untuk mengasah teknik yang telah dikuasai dan menambah penguasaan teknik-teknik yang baru. Latihan ini terdiri dari dua tahapan,yaitu latihan tanpa lawan dan latihan dengan lawan. Sedangkan untuk latihan fisik terdiri dari 4 materi latihan, yaitu fleksibilitas, kekuatan, kecepatan dan daya tahan. Untuk latihan fisik ada yang menggunakan bantuan alat/teman (latihan fleksibilitas PNF, latihan beban, latihan kecepatan dengan beban, dll.) ada juga yang menggunakan beban diri sendiri (sprint, pull up,dll). Latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik atlet karena kondisi fisik yang prima dapat menunjang dalam proses latihan dan pertandingan. Prawirasaputra (1993:2) menjelaskan mengenai faktor kondisi fisik apa saja yang diperlukan dan wajib dimiliki oleh seorang pegulat, yaitu :

Seorang pegulat selain dituntut terampil dalam melakukan serangan juga senantiasa mampu meredam serangan lawan bahkan pada saat yang tepat mampu mengambil alih serangan lawan. Untuk itu seorang pegulat harus memiliki kondisi fisik yang prima, antara lain power,kelentukan, keseimbangan, kecepatan, daya tahan jantung paru-paru, daya tahan otot dan mental.

Selain itu ada juga latihan mental yang di dalamnya terdapat daya juang melawan kelelahan dan usaha mengatasi kecemasan terhadap materi latihan yang diberikan, dan latihan taktik dimana seorang pegulat dituntut untuk bereksplorasi agar dapat mengaplikasikan teknik pada lawan dengan efektif dan efisien.

C. TEKNIK DALAM OLAHRAGA GULAT

(15)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gerakan yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet.” Biasanya metode yang dilakukan untuk latihan teknik yaitu metode drill, karena dengan metode drill akan membangun gerakan yang otomatisasi serta dapat melatih kecepatan gerak untuk melakukan teknik tersebut, dimana apabila gerakan tersebut dibutuhkan secara mendadak, tubuh akan merespon cepat untuk melakukan gerakan tersebut, contohnya apabila seorang pegulat dibiasakan untuk melakukan latihan teknik tangkapan satu kaki secara berulang-ulang, apabila teknik tangkapan satu kaki dibutuhkan pada saat pertandingan maka pegulat tersebut akan mudah untuk melakukannya dengan cepat dan tepat. Berikut ini adalah beberapa contoh teknik yang ada dalam olahraga gulat. Teknik-teknik di bawah ini merupakan teknik yang sering digunakan dalam pertandingan dan perlu dilatih dalam latihan teknik yaitu :

1. Tarikan

Pada posisi berhadapan, penyerang menarik tangan atau kepala lawan yang bertujuan untuk menghilangkan keseimbangan dan konsentrasi lawan. Lalu dilanjutkan menguasai lawan dengan cara berputar badan ke samping atau belakang badan lawan dan dilanjutkan dengan melakukan teknik selanjutnya, seperti teknik angkatan dan teknik kayang. Apabila pegulat berhasil menguasai lawan maka poin yang dihasilkan yaitu 2 poin, apabila pegulat langsung melakukan teknik angkatan atau bantingan maka poin yang dihasilkan yaitu 3 poin.

2. Dorongan

Penyerang berusaha menguasai lawan dengan kuncian, kemudian mendorongnya hingga lawan terjatuh ke matras. Dilanjutkan dengan menekannya hingga lawan tidak dapat bergerak. Poin yang dihasilkan apabila pegulat berhasil melakukan dorongan tersebut yaitu 2, tetapi apabila berhasil mendorong dan menahan lawannya hingga tidak dapat bergerak maka pegulat tersebut memperoleh kemenangan dengan bantingan (touchje).

(16)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gerakan bantingan menyerang lawan, baik tubuh bagian atas, bawah, maupun keduanya. Teknik bantingan terdiri dari bantingan pinggang, bantingan kepala, bantingan lengan. Apabila pegulat mampu melakukan bantingan dengan sempurna maka poin yang dihasilkan yaitu 3 poin tetapi bila bantingan yang dilakukan tidak sempurna maka menghasilkan 2 poin. Sedangkan pegulat dapat melakukan bantingan yang dilanjutkan dengan mengunci lawan maka pegulat tersebut memperoleh kemenangan dengan bantingan (touchje).

4. Gulungan

Gulungan merupakan teknik yang dilakukan o leh pegulat dimana kedua pegulat berada d i posisi bawah, adapun teknik gulungan itu sendiri terdiri dari beberapa macam seperti gulungan pinggang, gulungan kepala, dan gulungan kaki. Pegulat yang dapat melakukan gulungan maka menghasilkan 2 poin.

5. Kuncian

Pegulat yang menyerang dengan menggunakan teknik serangan dan lawan terjatuh pada saat diserang dalam keadaan posisi terlentang, maka pegulat menekan lawan atau mengunci lawan pada saat lawan dalam keadaan terlentang dan pegulat tersebut dinyatakan menang dengan bantingan (touchje).

6. Blocking

Pegulat yang diserang berusaha untuk menahan serangan lawan dengan cara menekan punggung penyerang dan posisi kedua tangan berada di kanan kiri bahu penyerang. Lalu menekan hingga penyerang berlutut di matras. Pegangan jangan dilepas tekan terus sambil berusaha berbalik menyerang dengan memutar badan ke arah punggung penyerang. Bila berhasil maka mendapatkan 2 poin.

7. Angkatan

(17)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pinggang lawan. Untuk teknik angkatan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu teknik kayang, teknik angkatan pinggang dan teknik angkatan kaki. Semua teknik tersebut dapat dilakukan dalam posisi di bawah ataupun di atas. Teknik angkatan kayang zubless menghasilkan poin 5. Sedangkan teknik angkatan kaki dan pinggang menghasilkan 3 poin.

D. TEKNIK ANGKATAN KAKI

Teknik angkatan kaki merupakan salah satu teknik serangan yang sering digunakan dalam pertandingan.Tidak jarang juga menjadi teknik andalan bagi banyak pegulat. Angka yang dihasilkan dari teknik angkatan kaki juga bervariasi, tergantung terhadap gerakan selanjutnya yang akan dilakukan. Gerakan yang ada dalam teknik angkatan kaki sangat sederhana, oleh sebab itu banyak pegulat yang dapat melakukannya.Terdapat dua variasi teknik angkatan kaki, yaitu teknik angkatan satu kaki dan teknik angkatan dua kaki.Teknik angkatan satu kaki biasanya dilanjutkan dengan gerakan mendorong ke bawah, depan dan memutar. Sedangkan teknik angkatan dua kaki biasanya dilanjutkan dengan teknik bantingan, dorongan dan jatuhan.

1. Teknik Angkatan Dua Kaki

Teknik angkatan dua kaki banyak dilakukan oleh pegulat dalam pertandingan.Terutama pada pegulat kelompok umur dan junior, teknik angkatan dua kaki seakan-akan menjadi teknik andalan para gulat. Hal itu terjadi karena teknik ini dipelajari pada awal berlatih gulat. Banyak variasi yang dapat dilakukan dalam teknik angkatan dua kaki, dapat menjatuhkan lawan dengan mendorong ke depan, menguasai lawan dengan memutar ke belakang dan masih banyak lagi.

Teknik ini dilakukan dengan gerakan yang diawali kaki kanan melangkah ke depan yang diikuti oleh kaki kiri, badan lebih rendah dari lawan, kedua tangan meraih bagian belakang lutut, lalu kepala berada tepat di pinggang lawan. Seperti yang dijelaskan oleh Gable (1998:5) menjelaskan bahwa :

(18)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kaki kanan, serta gerakan kepala anda sebelah luar pinggul kiri lawan, bahu harus lebih maju dibandingkan kaki yang menembus pertahanan lawan. Penguasaan lawan dengan teknik angkatan dua kaki lebih baik dan stabil dibandingkan dengan teknik angkatan satu kaki, hal tersebut karena kedua kaki lawan berada dalam penguasaan penyerang. Tetapi dikarenakan teknik ini sering digunakan oleh para pegulat maka counter untuk teknik angkatan kaki banyak dilatih dan dikembangkan oleh para pegulat sehingga tidak mudah juga melakukan teknik angkatan dua kaki. Teknik ini dapat menghasilkan angka dua, tiga dan dapat juga memperoleh kemenangan apabila dapat men-touche-kan lawan tergantung dari gerakan lanjutan yang dilakukan.Untuk lebih jelas tentang teknik angkatan dua kaki, dapat dilihat pada gambar berikut :

(19)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2) Kedua, pegulat yang menyerang menangkap kedua kaki dengan cara kaki melangkah ke depan dengan dilanjutkan posisi tubuh yang merendah dan

tangan memegang kedua tungkai serta posisi kepala menempel pada pinggang lawan lalu lawan diangkat sehingga tungkai tidak menyentuh

matras.

(3) Ketiga, penyerang mendorong lawannya dengan bahu dan menarik kedua tungkai sehingga pegulat tersebut jatuh

Gambar 2.2 Angkatan Dua Kaki

2. Teknik Angkatan Satu Kaki

Teknik angkatan satu kaki merupakan teknik serangan dasar yang dipelajari oleh pegulat sebelum melangkah ke teknik yang lebih sulit. Ada berbagai gerakan lanjutan yang dapat dilakukan dalam teknik angkatan satu kaki, seperti angkatan satu kaki didorong ke depan, angkatan satu kaki yang dilanjutkan dengan tarikan, angkatan satu kaki ke samping, angkatan satu kaki ke bawah, dan variasi gerakan lainnya.

(20)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Pada posisi saling berhadapan, penyerang dengan cepat meraih lutut kanan lawan dengan kedua tangan dan berada pada posisi yang rendah.” Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini :

(1) Pertama kedua pegulat berhadapan dengan posisi gulat

(21)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3) Ketiga, penyerang mengangkat kaki lawan sehingga setinggi dada

(4) Keempat, penyerang menekan tungkai lawan sehingga lawan terjatuh Gambar 2.3

Angkatan Satu Kaki

3. Cara Melatih Teknik Angkatan Satu Kaki

Agar lebih menguasai teknik angkatan satu kaki diperlukan latihan yang berulang-ulang secara sistematis. Banyak cara untuk meningkatkan kemampuan gerak khususnya teknik angkatan satu kaki. Teknik angkatan satu kaki merupakan gerakan yang kompleks, terdiri dari serangkaian gerak yang dilakukan secara bertahap agar menghasilkan teknik angkatan satu kaki yang sempurna. Cara melatih teknik angkatan satu kaki adalah sebagai berikut:

(22)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Latihan ini merupakan tahap dasar dimana pegulat berlatih rangkaian gerak dalam melakukan teknik angkatan satu kaki. Dengan melatih irama langkah, posisi badan dan posisi lengan. Selanjutnya dikombinasikan seluruh gerakan tersebut menjadi suatu rangkaian gerak yang utuh. Dimulai dengan melangkahkan kaki kanan yang disusul dengan kaki kiri, yang disertai dengan merendahkan posisi tubuh dan dilanjutkan dengan menjulurkan tangan kedepan yang diakhiri dengan posisi badan membentuk sikap duduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.4 latihan teknik angkatan satu kaki sebagai berikut:

(1) Pertama, pegulat berdiri dengan posisi kuda-kuda

(23)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(3) Ketiga, pegulat pada posisi berdiri seolah-olah mengangkat kaki lawan

(4) Keempat, pegulat kembali pada posisi di bawah seolah-olah menekan kaki lawan ke bawah

Gambar 2.4

Latihan Angkatan Satu Kaki Tanpa Lawan

b)Latihan Angkatan Satu Kaki Dengan Lawan

(24)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut dengan beban. Selain itu dengan latihan ini dapat melatih pegulat agar dapat bergerak secara otomatisasi. Adapun cara pelaksanaanya dapat dilihat pada gambar 2.5 sebagai berikut :

(1) Pertama, pegulat berdiri berhadapan dengan posisi kuda-kuda.

(2) Kedua, pegulat yang menyerang melangkah kedepan dengan posisi tubuh merendah, kedua lengan menangkap satu tungkai lawan serta posisi kepala

menempel pada tungkai lawan yang ditangkap.

(25)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4) Keempat, tungkai lawan ditekan kebawah sehingga lawan terjatuh. Gambar 2.5

Latihan Angkatan Satu Kaki Dengan Menggunakan Lawan

E. KOMPONEN KONDISI FISIK DALAM TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI

Terdapat beberapa faktor yang diperlukan dalam olahraga prestasi, adapun dari beberapa faktor yang mendukung terhadap tercapainya prestasi puncak terdapat salah satu faktor yang menjadi dasar atau modal utama untukmendukung proses latihan agar dapat meraih prestasi yang maksimal,yaitu kondisi fisik. Kondisi fisik memegang peranan yang penting pada saat latihan dan pertandingan. Seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988:153) bahwa : “Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam program latihannya.”

Juara tidak dapat dicapai dengan mudah, maka seorang atlet harus melakukan latihan yang rutin dan sisitematis. Dalam latihan terdapat banyak materi yang harus dapat diselesaikan dengan baik, maka kondisi fisik yang baik merupakan modal utamanya.Bompa dalam Satriya (2007:51) menjelaskan tentang kondisi fisik bahwa :

Persiapan fisik merupakan salah satu yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dari beberapa kasus penting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihanuntuk mencapai puncak penampilan.

(26)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi dalam upaya peningkatan kemampuan fisik seorang atlet diantaranya yaitu usia, jenis kelamin, lamanya latihan, kemampuan koordinasi sistem saraf dan jenis otot serta mental atlet tersebut. Untuk faktor penunjang kondisi fisik Pesurney dan Sidik (2007:11) menjelaskan bahwa :

seorang atlet mempunyai kualitas kemampuan fisiknya bergantung kepada: 1) Perkembangan usia (anak,remaja,dewasa, orang yang lebih tua)

2) Bawaan organ secara genetic (jantung terutama peredaran darah, dan sistem pertukaran zat) dan otot.

3) Mekanisme pengendalian koordinasi sistem saraf pusat, jadi kerjasama antara otak, sistem saraf dan otot

4) Kemampuan Psikis (sifat-sifat pribadi) perlu untuk merealisasikan kemampuan fisik

5) Usia latihan (sudah berapa lama seorang berlatih)

Aspek kondisi fisik dibagi menjadi empat komponen yaitu fleksibilitas, kecepatan, kekuatan dan daya tahan, seperti yang dijelaskan oleh Pesurney dan Sidik (2007:9) bahwa: “Kalau kita bicara tentang kemampuan fisik, maka kita harus mengenal empat kemampuan dasar gerak manusia, yaitu : kelentukan, kecepatan, kekuatan, dan daya tahan.” Dari ke-empat kemampuan dasar gerak manusia tersebut kemudian dibagi lagi menjadi beberapa elemen kemampuan fisik yang lebih spesifik, seperti kelincahan, power, kekuatan maksimal, daya tahan aerobik dan lain-lain.

Banyak manfaat yang dapat diperoleh seorang atlet apabila didukung kemampuan fisik yang prima. Dapat dilihat pada peningkatan kemampuan fisik atlet tersebut (kekuatan, kecepatan, reaksi, kelentukan dan lainnya), pemulihan yang cepat dan peningkatan fungsi tubuh (otot jantung semakin tebal, denyut nadi menjadi lambat, dan lainnya). Jadi apabila seseorang mempunyai kondisi fisik yang baik maka terdapat peningkatan baik dari fungsi tubuh ataupun efisiensi kerja tubuhnya. Adapun manfaat yang diperoleh seorang atlet jika memiliki kondisi fisik yang prima, dijelaskan oleh Harsono (1988:153) bahwa:

(27)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan

Dalam teknik angkatan satu kaki seluruh tubuh melakukan pergerakan tetapi yang terlihat dominan adalah tungkai pada saat melakukan pergerakan melangkah ke depan dan lengan pada saat menarik kaki lawan. Sedangkan untuk berhasil melakukan teknik dan menjatuhkan lawan diperlukan kekuatan dan kecepatan yang baik Karena apabila tidak dilakukan dengan kuat dan cepat maka teknik tersebut dengan mudah dapat diantisipasi oleh lawan. Kekuatan yang cepat biasa disebut dengan power, oleh karena itu dalam melakukan teknik tangkapan satu kaki dibutuhkan power lengan dan power tungkai yang baik. Ternyata suatu cabang olahraga dengan cabang lain memiliki perbedaan dalam kondisi fisik dan anggota tubuh yang dominan digunakan dalam melakukan pergerakan. Hal tersebut dilihat dari karakteristik cabang olahraganya masing-masing, seperti gulat menggunakan seluruh tubuh dan membutuhkan seluruh aspek kondisi fisik (kekuatan, daya tahan, kelentukan, agilitas, dan power).

1. Kekuatan Lengan

Salah satu unsur komponen dasar kondisi fisik adalah kekuatan. Dimana kekuatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam olahraga berprestasi. Apabila atlet tidak mempunyai kekuatan yang baik, maka akan mengganggu terhadap pencapaian tujuan latihan maupun pertandingan. Dengan mempunyai kekuatan yang baik, seorang atlet akan mampu bergerak lebih efisien. Dalam olahraga gulat kekuatan adalah kondisi fisik paling dasar yang harus dimiliki, apabila seorang pegulat memiliki kekuatan yang baik maka tidak sulit untuk membanting lawan, mengangkat lawan, mengunci lawan dan mengalakan lawan. Harsono (1988:176) mendefinisikan kekuatan yaitu “kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.”

(28)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondis fisik secara keseluruhan.Mengapa?

1)karena kekutan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik

2)karena kekuatan memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera

3)karena dengan kekuatan atlet dapat mampu berlari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian pula dapat mampu membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi.

Kemudian apabila seorang pegulat memiliki kekuatan yang baik maka akan memudahkan dalam melaksanakan gerak baik dalam mengangkat, menarik, membanting, mengunci, dan gerakan-gerakan lainnya. Selain memerlukan unsur kekuatan dalam pelaksanaannya olahraga gulat melibatkan lengan sebagai penggerakannya. Untuk dapat mengetahui otot-otot yang terdapat dalam lengan, dapat dilihat pada gambar 2.6 halaman 26.

Gambar 2.6 Otot Lengan

Contoh bentuk latihan dengan menggunakan metode weight training yang membantu meningkatkan pembentukan kekuatan lengan yaitu :

(29)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 2.7

Curl

b) Pull up. Atlet bergelantung pada sebuah palang besi dengan sikut lurus dan kaki lurus ke bawah. Untuk melakukan gerakannya, tubuh ditarik keatas sehingga dagu melewati palang besi. Pada saat melakukannya tubuh diam (tidak berayun).

Gambar 2.8 Pull up

(30)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meluruskan lengan. Selama latihan sikut supaya tetap berada di dekat telinga tidak bergerak ke depan.

Gambar 2.9 Triceps stretch

2. Power Tungkai

Mengenai hal ini Harsono (1988:200) mejelaskan bahwa power adalah “Kemampuan otot untuk mengerhkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”.Terdapat 2 komponen yang perlu diperhatikan dalam power yaitu kekuatan otot dan kecepatan gerak otot untuk mengerahkan kekuatan terhadap suatu tahanan.Tungkai dalam penelitian ini adalah bagian tubuh yang diukur mulai dari tungkai bagian atas sampai telapak kaki pada saat orang berdiri tegak. Menurut Damiri (1992:9) menjelaskan bahwa:

Tungkai terdiri dari paha atau tungkai atas (thigh/femur), tungkai bawah (leg/crus) dan kaki atau (foot/pes/pedis). Kaki terdiri dari pangkal atau pergelangan kaki (ankle/tarsus), tapak kaki (metatarsus) dan lima jari kaki (five digits/phakangues). Jari-jari kaki terdiri dari ibu jari kaki (great toe/hallux), jari kaki kedua (second toe), jari kaki ketiga (third toe), jari kaki keempat (fourth toe) dan jari kaki kecil (little toe).

(31)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 2.10

Anatomi Tungkai

Power tungkai dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan dalam waktu cepat pada bagian tungkai.Dalam hal ini powertungkai sangat dibutuhkan dalam melakukan teknik tangkapan satu kaki ke bawah, tungkai disini berfungsi sebagai penggerak tubuh bagian atas sehingga berpindah tempat dengan cepat dan membantu mendorong tubuh lawan sampai jatuh.

Cara melatih power tungkai tidak jauh berbeda dengan cara melatih power lengan, yaitu dengan menggunakan metode weight training. Untuk repetisi dan beban latihannya pun sama, dihitung dari beban maksimal yang dapat diangkat atau didorong. Untuk power tungkai itu sendiri dapat dilatih dengan menggunakan beban internal dan eksternal. Beban internal yaitu beban yang berasal dari tubuh atlet itu sendiri dan beban eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh, misalkan dumble, besi dan sebagainya. Berkaitan dengan latihan power yang dapat dilakukan dengan weight training ada beberapa norma yang harus ditaati dalam melakukannya, Harsono (1988:200) menjelaskan bahwa :

(32)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipakai patokan berat beban yang bisa diangkat denganrepetisi range 12-15RM.

Latihan kondisi fisik itu harus dilakukan secara bertahap yang dimulai dengan kelentukan, kecepatan, kekuatan dan daya tahan. Ke-empat elemen tersebut harus dilatih secara sistematis dan dilakukan pada jangka waktu yang panjang karena apabila dilakukan secara acak maka akan menimbulkan resiko cedera dan peningkatan kondisi fisik yang kurang maksimal. Apabila ke-empat elemen tersebut telah dimiliki dengan baik maka dapat dilakukan latihan selanjutnya yaitu latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental.Mengenai latihan fisik ini dijelaskan oleh Harsono (1988) oleh Satriya (2007:60) bahwa :

Saat-saat paling berbahaya dalam latihan, biasanya adalah pada tiga atau empat minggu pertama dari musim latihan.Karena biasanya saat itu belum memiliki kekuatan, kelentukan, daya tahan dan keterampilan yang cukup.Dia juga belum cukup lincah untuk melakukan gerakan-gerakan, sehingga kekakuan gerakan sering dapat menyebabkan cedera otot dan sendi.

Beberapa macam bentuk latihan weight training untuk melatih otot tungkai adalah : squat, heel raise, snatch, step up, leg extension. Dalam melakukan bentuk-bentuk latihan tersebut harus dilakukan dengan mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat dengan repetisi 12-15 RM dan dalam proses latihannya harus dilakukan dengan progresif sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Contoh latihan power tungkai antara lain :

(33)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 2.11

Squath

b) Leg press, leg press biasanya dilakukan dengan bantuan alat. Posisi tubuh berbaring pada tempat yang sudah disediakan kaki ditekuk dengan berpijak pada tempatnya. Pada saat melakukan kaki diluruskan dan ditekuk hingga seperti sedang jongkok.

Gambar 2.12 Leg press

(34)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 2.13

Lungs

d) Leg Extension, latihan ini biasanya dilakukan dengan bantuan sebuah alat. Dimana posisi atlet duduk tegak pada tempat yang sudah disediakan dan tungkai ditempatkan pada tempatnya. Pada saat melakukan kaki diluruskan ke depan lalu ditekuk kembali pada posisi semula.

(35)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia gulat merupakan cabang olahraga yang sangat kurang digemari dikarenakan olahraga gulat terlihat sangat keras. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang sudah berkembang dari jaman dahulu. Pada zaman Mesir kuno pelatihan olahraga gulat merupakan salah satu beladiri yang wajib diikuti oleh para tentaranya dan juga sering menjadi olahraga yang diselenggarakan pada saat perayaan penting di Mesir. Erawan (2010:3)

mengatakan bahwa “pada zaman Mesir kuno, gulat terutama sekali digunakan

sebagai bentuk pelatihan bagi tentara”. Gulat merupakan olahraga beladiri dimana

terdapat dua orang yang saling berhadapan dan berusaha saling mengungguli lawannya dengan cara menarik, mendorong, membanting, dan menjegal sampai salah satu pegulat memenangkan pergulatan. Terdapat dua jenis gaya yang dipertandingkan dalam olahraga gulat, yaitu gaya bebas (free-style) dan gaya Greco-Roman (Romawi-Yunani). Perbedaan kedua gaya ini terletak pada anggota tubuh yang digunakan untuk menyerang, bertahan dan melakukan counter. Sebagaimana dijelaskan olehPGSI (1980: 1) yaitu:

Gulat adalah suatu kegiatan yang menggunakan tenaga didalamnya dimungkinkan mengandung suatu perkelahian, pertarungan yang sengit untuk mengalahkan lawan dengan saling menarik, mendorong, membanting dan mengunci.

Di Indonesia juga tenyata ada beberapa beladiri tradisional yang gerakannya mirip dengan olahraga gulat. Ternyata olahraga beladiri tersebut sudah tersebar dari Indonesia bagian barat sampai Indonesia bagian timur. Berikut ini merupakan beberapa daerah dan nama beladiri mirip gulat yang berada di Indonesia yaitu di Aceh gulat disebut Gendul-gendul, Tapanuli gulat disebut Marsiranggut, Jawa Barat gulat disebut Benjang, Jawa Tengah gulat disebut Embek-embekan, Rembang/Jawa Tengah gulat disebut Pathol, Jawa Timur gulat disebut Pitingan,

(36)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Madura/Jawa Timur gulat disebut Okhol, Nusa Tenggara Barat gulat disebut Paluru, Sulawesi selatan gulat disebut Silotteng, Ujung Pandang gulat disebut Sinotto dan Kalimantan Selatan gulat disebut Baguling

Beberapa cara memperoleh kemenangan dalam pertandingan gulat diantaranya, yang pertama pada saat pertandingan gulat yang memenangkan pertandingan dengan touchje atau mutlak pada babak kesatu maka pertandingan tidak dilanjutkan karena touchje dianggap kuncian yang mematikan sehingga lawan tidak dapat bergerak pada saat kedua pundaknya mengenai matras dalam waktu 2/3 detik (dimenangkan dengan jatuhan). Kedua apabila pada babak pertama tidak ada pegulat yang memenangkan pertandingan maka akan dilanjutkan pada babak kedua dengan angka kedua pegulat tidak dimulai dari nol tetapi terjadi akumulatif angka. Pegulat dinyatakan memenangkan suatu pertandingan apabila terjadi selisih angka 7-0. Dan yang terakhir apabila pegulat tidak hadir (mengundurkan diri dan diskualifikasi) dalam pertandingan. Siswanto (2010:26) menjelaskan bahwa: “Suatu pergulatan dapat dimenangkan dengan :

jatuhan, cedera, ketidak hadiran, diskualifikasi, angka mutlak dan angka teknik.”

Terdapat dua gaya yang dipertandingkan dalam olahraga gulat, yaitu gaya bebas (free style) dan gaya romawi (greco roman). Pada gaya bebas pegulat bebas untuk menggunakan seluruh bagian tubuhnya untuk menyerang, bertahan dan melakukan counter pada setiap pergulatan. Pada gaya bebas seluruh bagian diperbolehkan untuk diserang oleh lawannya, kecuali daerah-daerah vital. Sedangkan pada gulat gaya romawi bagian tubuh yang boleh digunakan secara aktif dan boleh diserang yaitu tubuh bagian atas, yaitu dari pinggul sampai kepala. Jadi apabila pegulat menyerang atau menggunakan secara aktif tubuh bagian bawah maka akan terjadi pelanggaran.

(37)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pergulatan. Oleh karena itu seorang pegulat harus memiliki kondisi fisik yang baik karena harus bisa melakukan tenkik dengan beban yang berat badan dan tekanan dari tenaga lawan dalam waktu yang relatif lama. Jadi penguasaan teknik dan tingkat kondisi fisik yang baik sangat diperlukan dalam olahraga gulat. Tetapi selain teknik dan kondisi fisik yang baik, diperlukan juga beberapa faktor penting yang harus dikuasai untuk mencapai prestasi yang maksimal, yaitu: taktik, dan mental. Oleh karena itu seorang atlet wajib memiliki keempat aspek tersebut agar mencapai prestasi puncak.

Salah satu teknik yang sering digunakan adalah teknik angkatan satu kaki. Teknik angkatan satu kaki sering dilakukan pada saat melakukan serangan kaki. Secara garis besar teknik angkatan kaki dibagi menjadi dua macam, yaitu teknik angkatan satu kaki dan teknik angkatan dua kaki. Dalam teknik angkatan satu kaki dapat dilanjutkan dengan angkatan, dorongan, tarikan dan jegalan. Untuk teknik angkatan satu kaki sering dilakukan pada saat pertandingan. Teknik ini dilakukan dengan cara pegulat berhadapan, lalu salah satu pegulat menyerang dengan cara menangkap satu kaki, dimana posisi tungkai merendah dan kepala penyerang menempel ketat di kaki lawan dan dilanjutkan mengangkat kaki lawan setinggi dada dengan tujuan agar lawan kehilangan keseimbangan lalu mendorong lawan sampai jatuh. Menurut salah satu atlet PELATDA PON yaitu Handaka Wiguna

berpendapat bahwa “teknik angkatan satu kaki merupakan teknik yang mudah dan

dapat dikombinasikan dengan berbagai teknik. Teknik ini sering di lihat di

berbagai pertandingan tingkat nasional.”

(38)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lengan dalam menggerakan kekuatan untuk menarik, mendorong, memukul, melempar dalam waktu yang sangat singkat.

Teknik angakatn satu kaki dilakukan dengan awalan pegulat berdiri saling berhadapan penyerang mengangkat/menarik kaki kanan lawan setinggi mungkin, tangan kiri penyerang memegang bahu lawan. Bila berhasil diraih dan ditarik, maka lutut terus ditarik setinggi mungkin sambil berdiri dan kaki kiri menjegal kaki kanan lawan sambil dilempar. Apabila dilakukan dengan sempurna maka pegulat akan memperoleh point 3. Dalam melakukan teknik ini kecepatan memiliki peranan yang sangat penting akan tetapi bukan hanya kecepatan yang menjadi faktor pendukung berhasilnya suatu teknik, tetapi kekuatan juga ikut memegang peranan penting dalam setiap gerakan yang dilakukan oleh seorang pegulat. Maka yang dibutuhkan bagi seorang pegulat dalam melakukan sebuah teknik adalah kekuatan yang cepat atau biasa disebut power. Menurut Harsono (1988: 176) mengatakan “power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan

kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.”

Sedangkan bagian tubuh yang dominan dalam melakukan teknik angkatan satu kaki yaitu tungkai dan lengan.Lengan sesuai dengan fungsinya sebagai alat gerak, ia dapat menarik, mendorong, memindahkan, melempar benda dsb. Pada bagian lengan atas terdapat tulang lengan atas (tulang humerus) dengan sekumpulan otot, diantaranya Mosculus Bichep brachili, Mosculus Brachialis, Mosculus Corabobra brachialis, Mosculus Trchep Brachi, Mosculus fleksor

digitilongus, Mosculus Brachio radialis, Mosculus Bisep brochineoput longus. Power lengan digunakan pada saat menangkap dan menarik kaki lawan lalu mengangkatnya.

(39)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

internal, M.vastus intermedial, M.biseps femuris berfungsi membengkokkan paha, M.semi membranous , M.semi tendinaseus, M.Sartorius. Sedangkan otot tungkai bawah terdiri dari: otot tulang kering depan M.tibialis, M.eksentor talangus longus, gastroknimeus, tendo Achilles, M.falangus longus, M.tibialis posterior. Power tungkai digunakan pada saat bergerak maju dan menopang tubuh pada saat kaki lawan diangkat. Berdasarkan pengalaman menjadi atlet, pendapat atlet lain dan pengamatan dalam setiap pertandingan, dalam aplikasi di lapangan banyak pegulat yang gagal menggunakan teknik angkatan satu kaki karena pegulat kurang cepat dalam melakukan teknik tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana kontribusi power lengan dan power tungkai terhadap keberhasilan teknik tangkapan satu kaki diangkat.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat beberapa kendala dalam melakukan teknik angkatan satu kaki, diantaranya sering terjadi kegagalan karna kurang cepatnya dan kurang mendukungnya power tungkai dan kekuatan lengan pada saat melakukan teknik tersebut.

Maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai kontribusi kekuatan lengan dan power tungkai terhadap hasil angkatan satu kaki diangkat pada cabang olahraga gulat. Dalam hal ini penulis perlu mengidentifisikan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat kontribusi kekuatan lengan terhadap hasil teknik angkatan

satu kaki?

2. Apakah terdapat kontribusi power tungkai terhadap hasil teknik angkatan satu kaki?

C. TUJUAN PENELITIAN

(40)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi power tungkai terhadap hasil teknik angkatan satu kaki.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi kekuatan lengan terhadap hasil teknik angkatan satu kaki.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai :

a. Secara teoritis dapat dijadikan informasi, inovasi dan keilmuan yang bermanfaat bagi masyarakat dan lembaga olahraga mengenai kontribusi power tungkai dan kekuatan lengan terhadap keberhasilan melakukan angkatan satu kaki dalam cabang olahraga gulat.

b. Secara praktis apabila hasil penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, dapat dimanfaatkan dalam upaya untuk meningkatkan prestasi atlet cabang olahraga gulat.

E. BATASAN PENELITIAN

Didalam penelitian ini penulis membatasi penelitian agar dalam penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan dan tujuan penelitian serta agar dapat bejalan dengan lancar dan terkendali. Adapun batasan penelitiannya adalah sebagai berikut :

1 Variabel bebas dalam dalam penelitian ini adalah kekuatan lengan dan power tungkai.

2 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan dalam melakukan teknik angkatan satu kaki.

3 Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet gulat PUTRI PELATDA JAWA BARAT.

(41)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan batasan-batasan yang jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. kontribusi adalah sumbangan atau dukungan terhadap perkumpulan. Yang dalam hal ini adalah dukungan dari power tungkai dan power lengan terhadap hasil dalam teknik angkatan satu kaki

2. Power. Harsono (1988: 176) mengatakan “power adalah kemampuan otot

untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.”

3. Kekuatan. Harsono (1988: 200) kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap tahanan.

4. Tungkai. Menurut Damiri (1994: 56) menjelaskan bahwa “tungkai sesuai fungsinya sebagai alat gerak, ia menahan berat badan bagian atas, ia dapat memindahkan tubuh (bergerak), ia dapat menggerakan tubuh ke atas, ia dapat menendang dan sebagainya.

5. Lengan. Menurut damiri (1994: 54) lengan adalah “merupakan alat gerak yang mempunyai fungsi menarik, mendorong, memindahkan,melempar benda dan

lain sebagainya.”

6. Angkatan satu kaki. Erawan (2010: 103) menjelaskan bahwa “posisi saling berhadapan, penyerang mengangkat/menarik kaki kanan lawan setinggi mungkin. Tangan kiri penyerang memegang bahu lawan. Bila berhasil diraih dan ditarik, maka lutut terus ditarik setinggi mungkin sambil berdiri dan kaki kiri menjegal kaki kanan lawan sambil dilempar”.

G. LOKASI DAN SAMPEL

(42)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JABAR sehingga memudahkan dan menunjang pada penelitian yang akan dilakukan.

(43)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A.PEMBAHASAN DATA DAN PENGOLAHAN HASIL PENELITIAN Data yang diperoleh dari hasil tes masih perlu diolah kembali dan dianalisis secara statistik. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada 8 orang atlet gulat putri pelatda Jabar, sebagian dari atlet gulat tersebut dapat melakukan teknik tangkapan satu kaki diangkat dengan baik. Berikut ini adalah grafik yang menunjukan hasil penelitian dari 8 orang atlet dengan dua kali kesempatan, yaitu:

1. Hasil dari Data Power Tungkai

Tabel. 4.1

Rincian Data kategori tes power tungkai (Meter)

NO Nama Tes Kategori Jumlah %

1 Power

Tungkai

Sangat Baik 1 13%

Baik 3 38%

Cukup 3 38%

Kurang 1 13%

Sangat Kurang 0 0%

Sumber: Data primer yang diolah

(44)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.2

Data hasil Tes Power Tungkai (meter)

NAMA Skor

Desi 1.87 m

Dewi 1.82 m

Sela 2.03 m

Esvi 2.03 m

Eka 2.16 m

Debi 2.00 m

Irma 1.97 m

Nisa 1.69 m

Grafik 4.1

Grafik Power Tungkai Dengan satuan Meter

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50

DESI DEWI SELA ESVI EKA DEBI IRMA NISA

(45)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Hasil dari Data kekuatan Lengan

Tabel. 4.3

Rincian Data Kategori Tes kekuatan Lengan (Kg)

NO NamaTes Kategori Jumlah %

2 kekuatan

Lengan

Sangat Baik 1 13%

Baik 3 38%

Cukup 2 25%

Kurang 2 25%

Sangat Kurang 0 0%

Tabel 4.4

Data hasil Tes kekuatan Lengan (Kg)

AMA Skor

Desi 30 Kg

Dewi 25 Kg

Sela 30 Kg

Esvi 35 Kg

Eka 40 Kg

Debi 35 Kg

Irma 38 Kg

(46)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Grafik 4.2

Grafik kekuatan Lengan Dengan satuan Kilogram

3. Hasil dari Data Teknik Angkatan Satu Kaki

Tabel. 4.5

Rincian Data kategori tes Teknik Angkatan Satu Kaki (Poin)

NO NamaTes Kategori Jumlah %

3 Teknik Angkatan Satu Kaki

Sangat Baik 1 13%

Baik 2 25%

Cukup 3 38%

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

DESI DEWI SELA ESVI EKA DEBI IRMA NISA

(47)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurang 2 25%

Sangat Kurang 0 0%

Tabel 4.6

Data hasil Tes Teknik Angkatan Satu Kaki

AMA Skor

Desi 3

Dewi 6

Sela 6

Esvi 12

Eka 9

Debi 6

Irma 9

Nisa 3

Grafik 4.3

Grafik Teknik Angkatan Satu Kaki Dengan satuan Poin

0 2 4 6 8 10 12 14

(48)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa, tes power tungkai dengan satuan Meter, untuk tes kekuatan lengan dengan satuan Kilogram dan untuk teknik angkatan satu kaki dengan cara menjumlahkan poin dari banyaknya teknik yang dapat dilakukan dengan berhasil (3 poin) dalam dua kali kesempatan. Untuk power tungkai yang memiliki skor paling tinggi yaitu eka (2,16 M), untuk kekuatan lengan yang memiliki skor paling tinggi yaitu eka (40,00 Kg), dan untuk teknik angkatan satu kaki yang memiliki skor paling tinggi yaitu esvi (12 poin).

Adapun langkah selanjutnya yang dilakukan untuk mengolah data tersebut agar dapat menghitung kontribusi kekuatan lengan dan power tungkai terhadap hasil teknik angkatan satu kaki, pengolahan data yang pertama dilakukan adalah penghitungan nilai rata rata dan simpangan baku dari masing-masing kelompok dari hasil tes dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Rata-rata dan Simpangan Baku

Langkah selanjutnya adalah mengitung uji normalitas dengan menggunakan Uji Normalitas Liliefors. Hal ini dilakukan untuk menentukan analisis yang digunakan dalam uji signifikansi data. Kemudian nilai tersebut dibandingkan

dengan nilai kritis L pada taraf nyata α = 0,05 sehingga nilai yang diperoleh pada

masing masing butir tes tersebut menunjukan bahwa Lo < Ltabel, hal ini berarti seluruh data sampel berdistribusi normal.

Tabel 4.8

Hasil Penghitungan Normalitas Variabel Penelitian

Variabel Nilai rata rata Simpangan baku

Power tungkai 1.94 0.14

Kekuatan lengan 30.25 5.65

Hasil teknik angkatan satu kaki 6.75 3.11

Variabel Lhitung(L0) Ltabel Kesimpulan

Power tungkai 0,074 0.285 Normal

(49)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya dilakukan penghitungan kontribusi power tungkai terhadap teknik tangkapan satu kaki diangkat dan kontribusi kekuatan lengan terhadap teknik tangkapan satu kaki diangkat maka dilakukan uji korelasi. Data tes yang penguji gunakan yaitu skor-skor tertinggi dari setiap butir tes hasil perhitungan korelasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Penghitungan Inter korelasi Butir Tes No Variabel Koefisien Korelasi

1 X1-Y 0,779948

2 X2-Y 0,782356

Keterangan:

X1 = Pengukuran power tungkai X2 = Pengukuran kekuatan lengan Y = Hasil teknik angkatan satu kaki

Dari hasil penghitungan korelasi butir tes pada tabel 4.3 di atas, diperoleh bahwa hubungan antara power tungkai dengan hasil teknik angkatan satu kaki sebesar 0,779948. Sedangkan kekuatan lengan dengan hasil teknik angkatan satu kaki sebesar 0,782356. Setelah diketahui korelasi dari setiap butir tes, dilanjutkan dengan pengujian koefesien korelasi dengan menggunakan uji-t. Hasil penghitungan uji signifikansi tersebut dapat dilihat dari Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Koefesien Korelasi

Hasil teknik angkatan satu kaki 0,219 0.285 Normal

Korelasi r thitung ttabel Signifikan

rY.1 0.779948 3.9138 2.447 Signifikan

(50)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.11

Dari hasil data diatas menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara power tungkai terhadap hasil teknik satu kaki diangkat dan terdapat hubungan yang signifikan antara power lengan tedapat hasil teknik tangkapan satu kaki diangkat. Selanjutnya penghitungan uji koefisien korelasi antara variabel power lengan terhadap teknik tangkapan satu kaki diangkat diperoleh nilai thitung sebesar 3.9138, sedangkan nilai ttabel dengandk = 6 (8-2) pada taraf nyata α 0.05 diperoleh nilai sebesar 2,447. Untuk penghitungan uji koefisien korelasi antara variabel kekuatan tungkai terhadap teknik angkatan satu kaki diperoleh nilai thitung sebesar 3,938, sedangkan nilai ttabel dengan dk = 6 (8-2) pada taraf nyata α 0.05 diperoleh nilai sebesar 2,447. Kesimpulan thitung>ttabel, jadi H0 ditolak sebaliknya Hi diterima, artinya terdapat kontribusi yang signifikan antara power tungkai dengan hasil angkatan satu kaki dalam cabang olahraga gulat dan terdapat kontribusi yang signifikan antara kekuatanlengan dengan hasil angkatan satu kaki dalam cabang olahraga gulat.

(51)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Table 4.12

Hasil Penghitungan Koefisien Determinasi

Variabel r D=r2x100% Persentase

rx1 0.7799 0.60832 x 100% 61%

rx2 0.7823 0.6121 x 100% 61%

Dari perhitungan persentase kontribusi power tungkai dan kekuatan lengan terhadap hasil teknik angkatan satu kaki, diketahui persentase power tungkai terhadap hasil teknik angkatan satu kaki sebesar 61% dan kekuatan lengan terhadap hasil teknik angkatan satu kaki sebesar 61%. Yang artinya memberikan pengaruh yang cukup terhadap tangkapan satu kaki dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Kategori Hasil Presentase Jumlah Presentase Kategori

90-100% Sempurna

80-89% Sangat baik

70-79% baik

60-69% Cukup

50-59% Kurang

-49% Sangat Kurang

B.DISKUSI PENEMUAN

(52)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat hubungan yang signifikan mengenai antara power tungkai terhadap hasil teknik angakatan satu kaki, hal ini dapat diketahui dari hasil korelasi nilai thitung sebesar 3.9138 dan terdapat hubungan yang signifikan mengenai antara power lengan terhadap hasil teknik angakatn satu kaki, hal ini dapat diketahui dari hasil korelasi nilai thitung sebesar 3.9328. Dari gambaran diatas dapat dilihat bahwa power tungkai dan kekuatan lengan sangat penting dalam cabang olahraga gulat khususnya gaya bebas (free-style) akan kekuatan lengan lebih besar memberikan kontribusi yang signifikan terhadap teknik angakatan satu kaki. Hal ini disebabkan dengan power yang besar akan memudahkan menjatuhkan lawan. Apabila kekuatan lengan seorang pegulat baik, maka akan memberikan kemudahan pada saat melakukan teknik angkatan satu kaki.

Hasil penghitungan telah membuktikan bahwa power tungkai berkontribusi terhadap hasil teknik angakatan satu kaki dalam olahraga gulat sebesar 61%, hal ini dapat diartikan bahwa hasil dari power tungkai terhadap teknik angakatn satu kaki memberikan pengaruh yang positif dan bermakna cukup jika dilihat dari hasil kategori dalm preentase pada Tabel 4.13. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kekuatan lengan memberikan kontribusi terhadap hasil teknik angkatan satu kaki sebesar 61%, hal ini dapat diartikan bahwa hasil dari power tungkai terhadap teknik angkatan satu kaki memberikan pengaruh yang positif dan bermakna cukup jika dilihat dari hasil kategori dalm preentase pada Tabel 4.13. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh Harsono (1988:175) bahwa:

”seorang pegulat yang membutuhkan kekuatan, power, dan daya tahan otot agar berhasil menerkam dan membanting lawannya dengan cepat.” Jadi apabila seorang pegulat tidak memiliki power tungkai dan power lengan yang baik, maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan teknik-teknik gulat termasuk teknik angakatan satu kaki karena dapat di counter oleh lawan.

(53)

Nina Kurnia, 2014

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Gambar 2.1 MatrasPertandingan ......................................................................
Tabel 2.1 Tabel Kategori Berat Badan
Gambar 2.2 Angkatan Dua Kaki
Gambar 2.4 Latihan Angkatan Satu Kaki Tanpa Lawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi

Hasil program ini menunjukkan bahwa sistem komputer terbukti lebih akurat. dan cepat , sehingga informasi dan keputusan yang akan diambil lebih efesien

[r]

Analisis data atau pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting dalam penelitian, karena kesalahan dalam analisis akan berpengaruh dalam pengambilan

[r]

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok elemen yang erat berhubungan satu sama lainnya, yang befungsi bersama - sama untuk2. mencapai tujuan tertentu

[r]

Gaya gesek dihasilkan dari sistem pelumasan karena gaya viskos fluida dan dihitung dengan mengintegralkan tegangan geser pada permukaan sepanjang area