No. 298/UN 40.7.D1/LT/2013
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FEE AUDIT DILIHAT DARI SEGI CLIENT ATTRIBUTE
(Studi pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Singapura pada Tahun 2011-2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh: Yohana Carla NIM. 0905941
AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FEE AUDIT DARI SEGI CLIENT ATTRIBUTE
(Studi pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Singapura pada tahun 2011-2012)
Oleh Yohana Carla
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Yohana Carla 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FEE AUDIT DARI SEGI CLIENT ATTRIBUTE
(Studi pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Singapura pada tahun 2011-2012)
Disusun Oleh: Yohana Carla
Dosen Pembimbing:
Drs. H. Aman Faturachman, Akt. Indah Fitriani, S.E, M.Ak, Ak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel yang terdapat di dalam client attribute, yaitu size, complexity, inherent risk, profitability, leverage&liquidity, internal control governance dan industry terhadap fee audit, dan variabel atau faktor manakah yang paling berpengaruh secara dominan terhadap fee audit. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hay (2010) menunjukkan bahwa seluruh variabel di dalam client attribute berpengaruh secara signifikan terhadap fee audit tetapi tidak dijelaskan variabel manakah yang berpengaruh secara dominan.Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 30 perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Singapura. Sampel tersebut ditentukan dengan metode purposive sampling. Analisis data dan pengujian hipotesis menggunakan teknik Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS), dan WarpPLS sebagai software-nya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketujuh variabel, satu variabel yaitu internal control governance dihapus sebagai variabel karena tidak memenuhi syarat untuk diuji. Kemudian, dari keenam variabel yang memenuhi syarat untuk diuji, diperoleh hasil bahwa hanya tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap fee audit, yaitu size, complexity, dan industry. Sedangkan variabel inherent risk, profitability dan leverage&liqudity tidak berpengaruh signifikan terhadap fee audit. Sementara dari ketiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap fee audit tersebut, hanya complexity yang memiliki pengaruh paling dominan dibanding yang lain, yaitu sebesar 0.508. Dengan demikian hanya satu hipotesis yang diterima, yaitu complexity berpengaruh secara dominan terhadap fee audit.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE FACTORS THATAFFECT THE AUDIT FEE IN
TERMS OF CLIENT ATTRIBUTE
(Study on The Companies listed in Singapore Stock Exchange in 2011-2012)
Proposed by:
Yohana Carla
Supervised:
Drs. H. Aman Faturachman, Akt.
Indah Fitriani, S.E., M.Ak., Ak.
This research has a purpose to find out how client attribute’s variables, such as size, complexity, inherent risk, profitability, leverage & liquidity, internal control, and industry, affect audit fee, and which one mostly affect the audit fee. Earlier research, done bay Hay (2010), proof that all client attribute’s variables affect audit fee siginificantly, but it doesn’t provide which variable affect dominantly.This research uses 30 companies listed in Singapore Stock Exchange as sample, determined by purposive sampling method. Data analysis and hypotesis proofment use Structural Equation Model-Partial Least Square (SEM-PLS), and WarpPLS as the software.It could be derived from this research that amongst the seven variables, one variable, that is internal control governance, is invalid and removed from the variable. Than, from all six valid variables could be concluded that size, complexity, and industry variable affect audit fee significantly. As well another three variables, inherent risk, profitability, and leverage & liquidity, don’t affect audit fee significantly. Among three significant variables, complexity gives most dominant influence to audit fee, equals to 0.508. Than, could be concluded that, only one hypotesis accepted, that complexity affects audit fee dominantly.
Keywords: audit fee, client attributes, size, complexity, inherent risk, profitability,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian... 9
1.4. Manfaat Penelitian... 9
1.4.1. Manfaat Teoritis ... 9
1.4.2. Manfaat Praktis ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 11
2.1. Kajian Pustaka ... 11
2.1.1. Audit ... 11
2.1.2. Fee Audit ... 18
2.1.3. Client Attributes ... 21
2.1.4. Penelitian Terdahulu ... 34
2.2. Kerangka Pemikiran ... 36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 44
3.1. Objek Penelitian ... 44
3.2. Metode Penelitian ... 44
3.2.1. Desain Penelitian ... 44
3.2.2. Defenisi dan Operasional Variabel ... 45
3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 52
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 55
3.2.5. Metode Analisis ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
4.1. Hasil Penelitian ... 61
4.1.1. Tinjauan Umum tentang Subyek Penelitian ... 61
4.1.2. Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 62
4.2. Pengujian Hipotesis ... 71
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76
4.3.1. Gambaran Pengaruh Setiap Variabel di dalam Client Attributes terhadap Fee Audit ... 76
4.3.2. Faktor-faktor yang Berpengaruh secara Dominan terhadap Fee Audit ... 80
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 83
5.1. Simpulan... 83
5.2. Saran ... 84
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya, laporan keuangan mencerminkan keadaan perusahaan dari segi keuangan ataupun sistem pengendalian manajemennya. Laporan keuangan digunakan oleh pihak eksternal sebagai dasar untuk menentukan keputusan, terutama bagi investor. High quality financial reporting refers to the production of financial statements with no material misstatements, omissions or biases that can cause investors to make wrong investment decisions (Salleh et al., 2006). Ini berarti bahwa laporan keuangan harus benar-benar mencerminkan kualitas laporan yang baik. Kualitas laporan yang baik sangat sulit untuk diukur, untuk itu menurut Elisha dan Icuk (2010) para pemakai informasi (dalam laporan keuangan) membutuhkan jasa pihak ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan tersebut relevan dan dapat diandalkan, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Jasa yang diberikan oleh auditor independen adalah yang kita kenal dengan proses auditing.
lain yang ahli dalam melakukan penilaian terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan, tentunya pendapat ahli tersebut bukan berasal dari internal perusahaan. Untuk benar-benar meyakinkan pengguna laporan keungan bahwa hasil audit yang dilakukannya baik dan tidak subjektif, maka hasil tersebut harus benar-benar berkualitas.
Kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi dan independensi (Christiawan, 2002). Selain kualitas audit, Arens (2012 : 24) dalam defenisi auditing juga sudah menerangkan bahwa orang yang melakukan auditing atau disebut auditor haruslah orang yang kompeten dan independen. Maka dalam hal proses audit, bagian yang paling penting untuk diingat adalah kompetensi dan independensi. Untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti (Arens, 2012 : 25) mengenai informasi transaksi yang dilakukan oleh perusahaan yang diauditnya.
Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arens, 2012:194). Arens (2012:194) melanjutkan, untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi, dan harus menentukan jenis dan jumlah bukti yang diperlukan serta mengevaluasi apakah informasi itu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti-bukti yang dikumpulkan untuk setiap perusahaan tentunya akan berbeda, tergantung karakteristik perusahaan tersebut.
dikumpulkan. Tahap-tahap ini dilakukan oleh tim audit sesuai dengan prosedur audit yang juga terdapat di dalam buku Aren (2012), diantaranya melakukan perencanaan audit dan melakukan tes subtantif. Di dalam perencanaan audit, proses yang harus dilaksanakan adalah salah satunya mengenal bisnis klien dan menilai resiko-resiko yang mungkin ada pada klien (Arens : 2012). Untuk itu, tim audit harus memahami dan mampu memprediksikan sebanyak apa dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti – bukti tersebut melalui resiko-resiko yang telah diprediksi sebelumnya.
Arens (2012) juga menyebutkan model yang digunakan oleh auditor dalam menilai resiko audit, yang berasal dari literatur profesional dalam SAS 110 (AU 350), dimana di dalam model digunakan resiko inheren dan resiko pengendalian. Kedua resiko ini berkaitan dengan bukti-bukti yang akan dikumpulkan dan digunakan tim audit untuk menilai laporan keuangan.
tersebut juga tergantung daripada perusahaan klien itu sendiri, termasuk salah satunya resiko inheren.
Ini dibuktikan dengan penelitian Hay (2010) dan Hay et. al. (2004), yang menjadikan inherent risk sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap fee audit. Penelitian yang dilakukan Hay (2010) dan Hay et. al. (2004) adalah penelitian yang menggunakan meta-analysis, dimana Hay dan Hay et.al. menggunakan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai sumber penelitiannya. Selain itu penelitian Abbott et.al (2006) yang meneliti mengenai earning management dan fee audit pricing menemukan bahwa earning management merupakan bagian dari resiko inheren yang secara langsung mempengaruhi fee audit melalui discretionary accruals.
Selain resiko inheren, penelitian Hay (2010) dan Hay et. al. (2004) menggunakan penelitian-penelitian lain yang meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi fee audit, contohnya adalah jenis perusahaan dan profitabilitas. Berikut merupakan beberapa perusahaan yang listing di Bursa Efek Singapura, yang memperlihatkan jenis usaha, pendapatan dan total fee audit perusahaan tersebut pada tahun 2012.
[image:11.595.108.518.228.727.2]Tabel 1.1
Total Pendapatan dan Fee Audit Beberapa Perusahaan di Singapura
Jenis Perusahaan Nama Perusahaan Pendapatan 2012 (dalam Dollar
Singapura)
Fee Audit (dalam Dollar Singapura)
Manufaktur Asian Micro 5.805.517 115.187
Avi Tech 32.807.000 175.000
Chosen Ltd 99.402.000 194.346 GRP Limited 28.500.310 111.000
Communication Design International (CDI) ltd
19.027.000 68.000
Cord Life 28.775.000 90.000
Ellipsiz 144.290.000 471.000
Equation Copr Ltd 23.526.000 280.000 Jasa dan
Manufaktur
Chinese Global Investors Group
15.353.000 305.192
Civmec Ltd 328.654.000 181.000 Distributor
Elektronik
Epicentre Holding Ltd 183.888.00 92.000
Distributor Barang Berat
Kian Ann Engineering 169.966.000 225.000
Industri Produk (Kesehatan, Material, Perahu)
Eu Yan Sang 289.925.000 684.000 Grand Banks Holding 32.759.000 114.000
Hafary 63.073.000 143.000
Property Developer Guocoland 678.496.000 725.000 Hartawan Holding ltd 13.733.884 361.863 Investment Holding K1 Ventures 78.673.000 498.000 Oil and Gas Mining KTL Global Limited 69.587.000 140.000 (sumber : www.sgx.com, dirangkum kembali oleh penulis)
Dari daftar tersebut diatas, dapat dilihat bahwa dengan jenis industri yang sama atau tingkat pendapatan yang sama tidak menentukan bahwa fee audit yang dikenakan pada perusahaan tersebut juga sama atau hampir sama. Jika kita lihat lagi, contohnya pada perusahaan Guocoland dan Hartawan yang merupakan perusahaan yang sama-sama bergerak dalam bidang properti, namun memiliki tingkat pendapatan yang cukup jauh berbeda. Tetapi ketika kita melihat fee audit yang dibebankan kepada kedua perusahaan tersebut, terdapat perbedaan yang tidak sejauh perbedaan pendapatannya. Ini memperlihatkan bahwa selain jenis industri dan pendapatan, ada pula faktor lain yang mempengaruhi fee audit.
(2004), yang menyatakan bahwa untuk jenis industri manufaktur umumnya akan lebih tinggi daripada jenis industri yang lain.
Namun, dapat juga dilihat pada perusahaan lain, seperti contohnya perusahaan properti, dimana perusahaan pada kategori properti memiliki nilai fee audit yang cukup tinggi dibandingkan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari faktor lain selain daripada jenis industri. Faktor lain yang cukup sering dijadikan sebagai variabel yang mempengaruhi fee audit adalah ukuran perusahaan (size), dimana untuk ukuran perusahaan sendiri terdapat beberapa indikator yang digunakan, diantaranya aset, pendapatan, kekuatan pasar (Hay, 2010). Secara umum, ketika sebuah perusahaan dikatakan perusahaan besar, terutama ketika perusahaan tersebut adalah perusahaan terbuka, dimana perusahaan tersebut adalah salah satu perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham, maka ruang lingkup pemeriksaan bukti-bukti pada perusahaan tersebut juga akan besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fee audit sudah banyak diteliti sebelumnya oleh banyak ahli. Pada penelitian ini, digunakan beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan fee audit dan faktor-faktornya. Namun, sebagai referensi utama dalam penelitian ini digunakan penelitian Hay (2010) dan Nugrahani (2013).
seperti ukuran perusahaan client (auditee), kompleksitas perusahaan auditee, Inherent Risk, Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas, Sistem Pengendalian Internal dan Industri Auditee. Jika dilihat dari sisi Auditor Attributes, beberapa hal yang berpengaruh kepada fee audit diantaranya auditor quality, audit tenure, dan auditor location (Hay, 2010). Faktor terakhir adalah Engagement Letter, diantaranya yang mempengaruhi fee audit adalah report lag, busy season, audit problems, dan non-audit services reporting.
Selanjutnya penelitian lain yang dilakukan di Indonesia berkaitan dengan fee audit adalah penelitian yang dilakukan oleh Suharli dan Nurlaelah (2008), yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi fee audit pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Suharli dan Nurlaelah (2008) menggunakan ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, rasio konsentrasi auditor dan anak perusahaan auditee sebagai variabel yang mempengaruhi fee audit. Penelitian Suharli dan Nurlaelah (2008) menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan dan rasio konsentrasi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap fee audit, sedangkan anak perusahaan dan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap fee audit.
SGX mengungkapkan secara terbuka seluruh biaya profesional yang terdapat di dalam perusahaan, termasuk fee audit.
Pemilihan Singapura sebagai negara yang perusahaan-perusahaan di dalam Bursa Efeknya diteliti adalah pertimbangan bahwa Singapura merupakan negara bisnis yang paling maju dari seluruh negara di Asia Tenggara. Singapura merupakan negara terkaya pada peringkat ketiga di dunia menurut majalah terkemukan Forbes. Singapura memiliki gross domestic product per kapita sebesar US$60.883,33 (sumber : www.forbes.com, pada Juni 2013).
Selain itu, KAP yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Singapura sebagian besar merupakan KAP yang termasuk ke dalam The Big 6. Karena menggunakan KAP yang sudah dipercaya kompetensi, indepedensi dan kapabilitasnya, diharapkan bahwa fee audit yang tercantum di dalam laporan keuangan adalah fee audit yang ditentukan secara objektif dan sesuai dengan karakteristik perusahaan auditee.
Selain subjek penelitian, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tujuan utama penelitian. Penelitian ini terutama bertujuan untuk menganalisis faktor manakah dari seluruh faktor yang terdapat di dalam client attribute yang berpengaruh secara dominan terhadap fee audit.
Oleh karena itu, peneliti mengambil judul penelitian “ Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fee Audit dari Segi Client Attributes :
Studi pada Perusahaan-Perusahaan yang Listing di Singapore Stock
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran pengaruh faktor-faktor dalam client attribute terhadap fee audit.
2. Faktor manakah dari seluruh faktor yang terdapat di dalam client attribute yang paling dominan mempengaruhi fee audit ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran pengaruh faktor-faktor dalam client attributes terhadap fee audit.
2. Untuk mengetahui faktor manakah yang dominan mempengaruhi fee audit dari seluruh faktor yang terdapat di dalam client attribute.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.
1.4.1.Manfaat Teoritis
1.4.2.Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya:
1. Sebagai penelitian yang menguatkan penelitian terdahulu, dan memberikan pengetahuan baru yang belum terdapat di dalam penelitian terdahulu.
2. Sebagai referensi dan pengetahuan untuk masyarakat mengenai penetapan fee audit dari salah satu sisi yang mempengaruhi fee tersebut.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel yang termasuk di dalam kategori client attributes yang mempengaruhi fee audit. variabel-variabel yang terdapat dalam client attributes, yang akan diteliti adalah size, complexity, inherent risk, profitability, leverage&liquidity, internal control governance dan Industry. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis variabel manakah yang terdapat di dalam variabel tersebut yang paling dominan berpengaruh terhadap fee audit. Laporan keuangan yang telah diaudit yang terdaftar di Singapore Stock Exchange yang menjadi informasi atau sumber data dalam penelitian ini.
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Desain Penelitian
kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2011:132). Menurut Indriantoro dkk.(2002:147), metode penelitian yang umumnya menggunakan data sekunder adalah penelitian arsip (archival research) yang memuat kejadian di masa lalu (historis). Data yang terdapat di dalam penelitian ini merupakan data panel, yaitu data yang terdiri dari banyak perusahaan (cross section) dan mencakup dua tahun periode (time series).
Dari penjelasan diatas, maka penelitian ini merupakan penelitian yang berusaha menjelaskan karakteristik fenomena yang ada, menguji hipotesis dan mengevaluasinya, untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan dari hasil uji hipotesis yang dilakukan. Data-data yang telah diperoleh kemudian akan diolah dan dianalisis. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif pendekatan statistika yang relevan dan tepat.
3.2.2. Defenisi dan Operasional Variabel
Sesuai dengan judulnya “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Fee Audit dari Segi Client attributes : Studi pada
Perusahaan-Perusahaan yang Listing di Singapore Stock Exchange”, variabel – variabel dalam penelitian ini diantaranya adalah satu variabel dependen dan tujuh variabel independen yang termasuk ke dalam kategori client attribute. Berikut adalah defenisi variabel-variabel tersebut.
3.2.2.1Variabel Dependen
(2012:59) mengatakan bahwa variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Indriantoro dkk. (2009:63) menyebutkan bahwa variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam persamaan struktural, variabel dependen disebut sebagai variabel endogen. Untuk itu, dalam penelitian ini yang menjadi variabel endogen adalah fee audit.
Fee audit merupakan honorarium yang diberikan kepada auditor oleh klien menyangkut pekerjaan audit yang dilakukan oleh auditor. Fee audit adalah sebagai variabel dependen atau variabel Y. Data fee audit diperoleh dari laporan tahunan (annual report) perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Singapore Stock Exchange untuk tahun 2012 dan 2011. Dalam annual report perusahaan-perusahaan tersebut dicantumkan jumlah fee audit secara spesifik untuk auditor eksternal dan non-eksternal. Dalam Hay (2010), fee audit diukur menggunakan tiga jenis pengelompokkan, yaitu client attribute, auditor attribute, dan engagement attribute. Penelitian ini menggunakan variabel yang terdapat dalam client attribute. Variabel ini dihitung dengan menggunakan skala rasio. Indriantoro dkk (2002:97) menyatakan bahwa skala rasio merupakan skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan construct yang diukur, skala rasio menggunakan nilai absolut. Angka untuk mengukur fee audit dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, dimana di dalam laporan keuangan tersebut tercantum nilai untuk fee audit.
Jika variabel dependen merupakan variabel yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus dipengaruhi, maka variabel independen merupakan variabel yang dapat berdiri sendiri dan mempengaruhi variabel dependen. Seperti yang diungkapkan oleh Indriantoro dkk. (2009:63) bahwa variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Sugiyono (2012:59) juga mengungkapkan bahwa variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dalam persamaan struktural, variabel independen disebut sebagai variabel eksogen.
Variabel eksogen dalam penelitian ini terdapat tujuh variabel. Dimana variabel-variabel tersebut sesuai dengan penelitian Hay (2010) dan Hay et.al. (2004), tergabung ke dalam kategori client attribute. Ketujuh variabel tersebut adalah size, complexity, inherent risk, profitability, leverage and lquidity, internal control governance, dan industry.
1. Size (Ukuran Perusahaan)
Ukuran perusahaan adalah variabel pertama dalam penelitian ini dan diukur dengan menggunakan indikator total aset. Nilai total aset diperoleh dari laporan keuangan perusahaan pada tahun 2012 dan 2011. Indikator ini menggunakan skala rasio.
2. Complexity (Kompleksitas)
Variabel yang kedua adalah kompleksitas. Kompleksitas dihitung dengan menggunakan jumlah anak perusahaan auditee. Jumlah anak perusahaan diperoleh dengan melihat laporan tahunan (annual report) perusahaan. Untuk indikator ini digunakan skala rasio, dengan menggunakan jumlah anak perusahaan baik di dalam ataupun di luar negeri.
3. Inherent Risk (Resiko Inheren)
Variabel yang ketiga adalah resiko inheren. Resiko Inheren adalah resiko yang mengukur penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji (kekeliruan atau kecurangan) yang material dalam segmen, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal (Arens, 2012:281). Inheren Risk diukur menggunakan earning management. Earning managemet itu sendiri kemudian diukur terlebih dahulu dengan menggunakan discretionary accruals. Discretionary accruals dihitung dengan menggunakan rumus Modified Jones, sebagai berikut:
2. Menentukan nilai parameter α1, α2, dan α3 menggunakan Jones model
= + + +
Lalu, untuk menskala data, semua variabel tersebut dibagi dengan asset tahun sebelumnya
/ = ( ⁄ ) + ( ⁄ ) + ( ⁄ )
+
3. Menghitung nilai NDA
= + - +
4. Menentukan nilai akrual diskresioner = -
(Sumber : Dechow, 1995) Keterangan:
= Total Akrual perusahaan i pada periode t
= Laba Bersih Perusahaan i pada periode t
= Arus kas operasi perusahaan i pada periode t
= Akrual Nondiskresioner perusahaan I pada periode t
= Akrual Diskresioner perusahaan i pada periode t
= Total asset perusahaan i pada periode t-1
= Perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t
= Perubahan piutang perusahaan i pada periode t
= Property, plan, and equipment perusahaan i pada
, , = Parameter yang diperoleh dari persamaan regresi
= Error term perusahaan I pada periode t
4. Profitability (Tingkat Keuntungan)
Variabel yang keempat adalah tingkat keutungan atau profitabilitas. Untuk mengukur profitabilitas digunakan skala rasio seperti halnya resiko inheren. Profitabilitas dilihat menggunakan laba bersih perusahaan dibagi dengan total aset perusahaan yang tercantum di dalam laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan.
5. Leverage and Liquidity (Pengaruh dan Likuiditas)
Untuk mengukur tingkat Leverage dan Likuiditas digunakan debt to total asset ratio (debt ratio) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase dana yang diberikan oleh kreditor (Bringham dan Houston : 2004). Rumus yang digunakan adalah :
6. Internal Control Governance (Sistem Pengendalian Internal)
7. Industry (Industri)
Dalam Hay (2010) dikatakan bahwa jenis industri mempengaruhi tinggi rendahnya fee audit. Variabel ini juga diukur dengan menggunakan skala rasio. Untuk menguji kembali hal ini maka untuk perusahaan manufaktur diberi nilai 1, sedangkan untuk perusahaan selain manufaktur diberi nilai 0.
[image:25.595.117.518.224.749.2]Operasionalisasi variabel-variabel diatas dijelaskan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Kategori Variabel Indikator Skala
X Client Attribute. (berdasarkan Hay et.al. (2004), Client Attribute adalah bentuk karakteristik dari perusahaan klien) Size (ukuran perusahaan)
Total Aset Rasio
Complexity (Kompleksitas)
Anak Perusahaan. Dimana total anak perusahaan baik di dalam ataupun di luar negeri digunakan. Rasio Inherent Risk (Resiko Inheren) Earning Management. Dimana earning management diukur menggunakan discretionary accrual dengan model Modified Jones.
Rasio
Profitability Rate of return on Asset. Diukur dengan
membandingkan laba bersih dengan total aset.
Rasio
Leverage & Liquidity
Debt to total asset ratio.
Rasio Internal Control
Governance
Komite Audit dan Internal Audit. Jika keduanya ada diberi
nilai 1, jika salah satunya tidak ada atau keduanya tidak ada diberi nilai 0.
Industry Jenis Industri. Jika jenis industri merupakan manufaktur diberi nilai 1, dan jika diluar daripada manufaktur diberi nilai 0.
Nominal
Y Audit Fee
(berdasarkan Poitras et. al. (1995), Fee audit merupakan
representasi dari penghasilan yang diterima dari pekerjaan jasa audit.)
Total fee audit di dalam laporan keuangan. Fee audit tersebut harus mencakup fee untuk auditor perusahaan dan auditor lainnya.
Rasio
3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian
sampel sebanyak 30 perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Sudjana (2002:168) mengatakan bahwa pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau peneliti, sering juga disebut sebagai sampling pertimbangan. Untuk itu, kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan harus terdafatar dalam Singapore Stock Exchange.
2. Perusahaan yang telah menerbitkan annual report yang berakhir pada periode 31 Desember dan diluar 31 Desember, dan setiap perusahaan tetap memakai periode laporan keuangan yang konsisten.
3. Perusahaan yang memiliki laporan auditor yang lengkap beserta nama audit firm dan opini audit yang dikeluarkan.
4. Perusahaan yang mencantumkan fee audit-nya, baik itu untuk auditor perusahaan induk dan auditor lainnya.
5. Perusahaan yang menggunakan Singapore Dollar sebagai functional currency-nya.
6. Laporan keuangan perusahaan tersebut harus berisi informasi laporan keuangan yang lengkap dan akrual.
Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel adalah :
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. Nama Perusahaan Jenis Industri
1 Auric Pasific Group Ltd Food and Beverage
2 ABR Holding Ltd Food and Beverage
3 Boardroom ltd. Food and Beverage
4 Albedo Supplier for Manufacturing
5 Allied Technologies Ltd Manufacture
6 Annaik Ltd Manufacture
7 Annica Holdings Ltd Oil and Gas
8 ARA Asset Management Property
9 Equation Corp Ltd Manufacture
10 ASJ Holding Ltd Manufacture
11 Grand Banks Holdings Industry – Yacht
12 ASTI Holding Ltd Manufacture
13 Bund Center Investment Ltd Property
14 Armstrong Industrial Corp Ltd Manufacture
15 Beng Kuang Marine Ltd Oil and Gas
16 BH Global Marine Ltd Oil dan Gas
17 Bonvests Holding Ltd Property
18 Breadtalk Group Ltd Food and Beverage
19 LC Development Industry Product
20 Lum Chang Holdings Limited Property
21 Broadway Industrial Group Ltd Manufacture
22 Best World International Industry Product
23 CEI Contract Manufacturing Ltd Manufacture
24 Micro Mechanics Holding Limited Manufacture
25 Challenger Technologies Ltd Industry Product
26 Darco Water Technologies Ltd Industry Product
27 Design Studio Industry Product
28 EMS Energy Oil and Gas
29 ENGRO Industry Material
30 AA Group Holding Ltd Industry Product
Perusahaan – perusahaan tersebut dipilih sebagai sampel penelitian, karena perusahaan-perusahaan tersebut telah memenuhi syarat sebagai sampel penelitian ini seperti yang telah diungkapkan diatas.
3.2.4. Tehnik Pengumpulan Data
3.2.4.1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro, Nur (2002:147). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Penulis menggunaan data sekunder dengan tipe data eksternal. Indriantoro dkk. (2002:147) menyatakan bahwa data eksternal merupakan data yang umumnya disusun oleh suatu entitas selain peneliti dari organisasi yang bersangkutan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan penelurusan menggunakan komputer yang dapat diakses dengan internet (online systems).
3.2.4.2. Sumber Data
3.2.5 Metode Analisis
3.2.5.1. Teknik Analisis Data
Analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS).
Model persamaan struktural (SEM) merupakan suatu teknik analisis multivariate yang menggabungkan analisis faktor dan analisis jalur sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji dan mengestimasi secara simultan hubungan antara variabel eksogen dan endogen multiple dengan banyak faktor (Chin 1998, Gefen et al 2000, Gefen et al 2011 dalam Ghozali dan Latan 2012). SEM dibagi menjadi dua tipe, yaitu Covarian-based Structural Equation Model (CB-SEM) dan Partial Least Square – Structural Equation Model (PLS-SEM) (Ghozali dan Latan : 2012).
Partial Least Square (PLS) adalah bagian dari SEM. PLS adalah teknik terbaru yang banyak diminati, karena tidak membutuhkan data yang terdistribusi normal atau sebuah penelitian dengan sampel yang sedikit. Tobias (1997) dalam Ghozali dan Latan (2012) menyatakan bahwa PLS merupakan suatu metoda untuk memprediksi konstruk dalam model dengan banyak faktor dan hubungan collinear. PLS-SEM sendiri menggunakan software seperti SmartPLS, WarpPLS, PLS-Graph dan VisualGraph.
mementingkan teori yang kuat dan tidak mengharuskan data memiliki distribusi yang normal.
Hanseler et al (2009), Pirouz (2006), Sarstedt (2008) dan Tenenhaus (2008) dalam Ghozali dan Latan (2012) mengungkapkan salah satu kelebihan PLS-SEM dibanding dengan CB-SEM adalah mampu meng-handle model yang kompleks dengan multiple variabel eksogen dan endogen dengan banyak indikator, dapat digunakan pada jumlah sampel kecil dan dapat mengatasi variabel dengan tipe nominal, ordinal dan continuous.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan banyak variabel laten eksogen, jumlah sampel yang tidak banyak dan memiliki beberapa variabel dengan indikator yang bersifat nominal. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode PLS-SEM dengan WARP-PLS sebagai software-nya.
Tahapan yang digunakan untuk melakukan analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan dua langkah (two step approach) yang dikemukakan oleh Anderson dan Gerbing (1998) dalam Ghozali dan Latan (2012). Langkah-langkah dalam two step approach diantaranya (1) melakukan analisis faktor konfirmatori, dan (2) menguji model struktural secara keseluruhan.
3.2.5.2. Teknik Uji Hipotesis
reflektif (Ghozali dan Latan : 2012). Sedangkan konstruk dengan indikator formatif mengasumsikan bahwa setiap indikatornya mendefenisikan atau menjelaskan karakteristik domain konstruknya (Ghozali dan Latan : 2012). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka model di dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 3.1
Model Penelitian
Untuk melakukan pengujian hipotesis berdasarkan model penelitian seperti pada gambar di atas, menurut Ghozali dan Latan 2012, maka dilakukan evaluasi model berikut ini.
Fee Audit Size
Complexity
Inh. Risk
Profitability
Liq&Lev
CGI
Industry Total Asset
Subsidiary
Disc. Accrual
Profitability
Debt Ratio
CA & IA
1. Measurement Model (Outer Model)
Measurement model atau pengukuran model atau sering pula disebut outer model adalah pengujian yang dilakukan terhadap indikator yang membentuk variabel laten eksogen. Model pengukuran ini menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Tujuan dari CFA adalah untuk mengetahui validitas dari indikator yang membentuk variabel laten eksogen tersebut. Untuk konstruk reflektif dibutuhkan pengujian validitas dan reliabilitas konstruk, sedangkan untuk konstruk formatif, pengukuran dilakukan hanya dengan melihat signifikansi weight-nya saja. Oleh karena penelitian ini menggunakan konstruk formatif, maka yang perlu dilakukan dalam model pengukuran untuk penelitian ini diantaranya (Chin, 1998 dalam Ghozali dan Latan 2012) :
1) Memperoleh signifikansi weight, melalui prosedur resampling (jackknifing atau bootstraping). Jika didapat nilai p-value <0.05 dan VIF <5 , maka dapat disimpulkan bahwa indikator konstruk adalah valid.
2) Melakukan uji multikolonieritas dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan lawannya Tolerance. Untuk nilai VIF direkomendasikan <10 atau <5 dan nilai Tolerance > 0.10 atau > 0.20.
2. Structural Model (Inner Model)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan seperti pada bab IV, maka ditarik kesimpulan seperti berikut.
1. Penelitian ini memperlihatkan bahwa variabel-variabel di dalam client attribute memiliki pengaruh sebesar 68.5% terhadap fee audit. Sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, dalam hal ini dimaksud adalah atribut lain. Variabel-variabel yang terdapat di dalam client attribute dan berpengaruh secara signifikan terhadap fee audit adalah size, complexity dan industry. Sedangkan inherent risk, profitability dan leverage&liquidity tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fee audit.
3. Terdapat perbedaan diantara hasil penelitian ini dengan hasil penelitian terdahulu, terutama yang hasil penelitian Hay (2010) dan Hay et al (2004), dimana hasil penelitian ini hanya memperlihatkan bahwa hanya terdapat tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap fee audit, sementara hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa keseluruhan variabel berpengaruh secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan indikator yang hanya mengambil satu indikator yang paling sering diteliti di dalam penelitian terdahulu, dan kemungkinan kekurangan sampel serta tahun penelitian.
4. Diantara keseluruhan variabel yang telah diuji dan dinyatakan signifikan berpengaruh terhadap fee audit, yaitu size (0.378), complexity (0.508) dan industry (0.252), terdapat satu variabel yang paling dominan berpengaruh. Dilihat dari nilai signifikansi-nya yang cukup tinggi dibandingkan dengan kedua variabel lain, yaitu complexity, dengan nilai signifikansi 0.508. Sedangkan untuk keseluruhan variabel, yaitu size, complexity, inherent risk, profitability, leverage&liquidity, dan industry memiliki R-Square sebesar 0.685, yang dapat disimpulkan bahwa seluruh fee audit dipengaruhi oleh seluruh variabel tersebut sebesar 0.685 atau 68.5%, sementara sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
5.2.Saran
1. Bagi Tim Auditor (Kantor Akuntan Publik), agar menawarkan atau membebankan fee audit kepada perusahaan klien dengan menggunakan karakter perusahaan sebagai dasar utamanya, lalu kemudian memasukkan unsur-unsur lain. Sehingga pihak manajemen tidak ragu bahwa pekerjaan audit yang dilakukan diperusahaan milik mereka sesuai dengan karakter perusahaan.
2. Bagi Perusahaan (Manajemen), agar memperhatikan karakter perusahaan sendiri sebelum memberi penawaran terhadap fee audit yang sebelumnya sudah diajukan oleh tim auditor. Sehingga fee yang dibayarkan sesuai dengan pekerjaan audit yang harus dilaksanakan oleh auditor di dalam perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
--. 1999. Singapore Audit Act (Revised Edition). Singapore.
Abdul Halim. 2008. Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan Jilid 1 Edisi Keempat. UPP STIM YKPN.
Abbott, et.al. 2006. Earning Management, Litigation Risk, and Asymetric Audit Fee Responses : Auditing: A Journal of Practice & Theory.
Arens, Alvin A. Elder, Randal J. Beasley, Mark S. 2012. Auditing and Assurance Service, fourteenth Edition. England : Pearson.
Beams, Floyd A. et.al., 2003. Advanced Accounting 8th Edition. New Jersey : Prentice - Hall, Inc.
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi Kedua. Surabaya : Penerbit Kencana. Singapore : Thompson.
Bringham and Houston. 2004. Fundamentals of Financial Management 10th edition.
Cadburry Comittee. 1992. Report on the Financial Aspects of Corporate Governance. London : Gee and Company Limited.
Christiawan, Y.G. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris. http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting/ : Universitas Kristen Petra.
Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. www.sna13purwokerto.com : Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Febrianti. 2011. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Perusahaan Sektor Perdagangan yang Terdaftar di BEI periode 2007-2009. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) Vol.1 No. 3 : PalComTech.
Francis, J. And Stokes, D. 1986. Audit Prices, Product Differentiation, and Scale Economics : Further Evidence from the Australia Market. Journal of Accounting Research, (Auntumn), pg. 383-393.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : BP Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Hengky Latan. 2012. Partial Least Square “Konsep, Teknik dan Aplikasi” SmartPLS 2.0 M3. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Hengky Latan. 2012. Partial Least Squares “Konsep, Metode dan Aplikasi” menggunakan program WarpPLS 2.0. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Safri. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Hay, David. 2010. The Accumulated Weight of Evidence in Audit Research : University of Auckland Business School.
Hay, David, W. Robert Knechel, and Norman Wong. 2004. Audit Fees : A Meta Analysis of The Effect of Supply and Demand Attributes.
Iskak, J. 1999. “Pengaruh Besarannya Perusahaan, dan Lamanya Waktu Audit serta Besarnya Kantor Akuntan Publik terhadap Fee Audit”. Publikasi FE UNTAR. Vol.2 No. 2 : 20-29.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Kieso, Donald. E. , Jerry J. Weygandt and Paul D. Kimmel. 2010. Accounting Principles. John Wiley & Sons, Pte. Ltd.
Lastanti, Hexana S. 2005. “Hubungan Struktur Corporate Governance Dengan Kinerja Perusahaan dan Reaksi Pasar”. Prosiding Konferensi Nasional Akuntansi H.1-17.
Low, L., P. Tan, and H. Koh. 1990. The Determination of Audit Fees : An Analysis in the Singapore Context. Journal of Business Finance and Accounting (Spring), pg. 285-295.
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta : Salemba Empat.
Nugrahani, Nadia Rizki. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Fee Audit Eksternal Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Semarang : Universitas Diponegoro.
Palmrose, Z. 1986. Audit Fees and Auditor Size. Journal of Accounting Research, (Spring) pg. 97-110.
Poitras, Geoffrey, Forest Young and Ameen Talib. 1995. What Determines Audit Fees? Evidence from Singapore and Malaysia. Singapore : Departement of Finance and Banking, Faculty of Business Administration, National University of Singapore.
Pujiastuti, Aprillia. 2010. Hubungan antara Karakteristik Dewan Komisaris dan Komite Audit dengan Working Capital Accrual sebagai Proksi Manajemen Laba. Universitas Diponegoro : Semarang.
Salleh, Zalailah et al. 2006. The Impact of Board Composition and Ethnicity on Audit Quality : Evidence from Malaysian Companies. Malaysia : Universiti Teknologi MARA dan Malaysian Institute of Accountants & Malaysian Accountancy Research and Education Foundation.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Sudjana. 2004. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga Jilid 2. Bandung. Tarsito.
Suharli, Michell dan Nurlaelah. 2008. Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit : Inverstigasi pada BUMN. JAAI Volume 12 No. 2 : 133-148.