LAMPIRAN 1
Daftar Pemilihan Populasi Sebagai Sampel
Keterangan:
K1 = Perusahaaan consumer good yang menyajikan laporan keuangannya selama
periode 2012-2014
K2 = Perusahaan consumer good yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk rupiah
K3 = Perusahaan consumer good yang memiliki profesional fee selama periode 2012-2014
33 STTP Siantar Top Tbk 21
34 TCID Mandom Indonesia Tbk -
35 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk -
36 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk -
37 UNVR Unilever Indonesia Tbk -
LAMPIRAN 2
Daftar Sampel Pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2013
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 DLTA Delta Djakarta Tbk
2 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
3 GGRM Gudang Garam Tbk
4 HMSP HM Sampoerna Tbk
5 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
6 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
7 KICI Kedaung Indah Can Tbk
8 KLBF Kalbe Farma Tbk
9 MBTO Martina Berto Tbk
10 MERK Merck Tbk
11 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
12 MRAT Mustika Ratu Tbk
13 MYOR Mayora Indah Tbk
14 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
15 PYFA Pyridam Farma Tbk
16 RMBA Bentoel International Investama Tbk
17 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
18 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
19 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
20 SKBM Sekar Bumi Tbk
21 STTP Siantar Top Tbk
LAMPIRAN 3 DATA PENELITIAN
LAMPIRAN 4
Descriptives
Hasil UJi Normalitas NPar Tests
Tipe Kepemilikan
13 19.7 19.7 19.7
53 80.3 80.3 100.0
66 100.0 100.0
BUMN Non BUMN Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
De scri ptive S tatistics
66 .00 1.00 .1970 .40076
66 13.96 30.15 22.9038 5.07401
66 .00 1.00 .8636 .34580
66 .00 1.00 .8182 .38865
66 11.77665 17.93388 15.49116 1.51814859 66
Tipe K epemilik an Ln_Uk uran Perusahaan Anak P erusahaan Uk uran KA P Ln_Audit Fee Valid N (lis twis e)
N Minimum Maximum Mean St d. Deviat ion
Residuals Statisticsa
12.74275 17.67834 15.49116 1.22345036 66
-2.61078 1.623740 .00000000 .89885725 66
-2.246 1.788 .000 1.000 66
-2.814 1.750 .000 .969 66
Predicted Value Residual
Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
PPlot As ymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Hasil Uji Multikolinieritas Detrended Normal P-P Plot of Unstandardized Residual
Coeffi cientsa Anak P erus ahaan Uk uran KA P Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistic s
Dependent Variable: Audit Fee a.
Colline arity Diagnosticsa
3.938 1.000 .00 .01 .00 .01 .01
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil Uji Heterokedastisitas
Regression
Residuals Statisticsa
12.74275 17.67834 15.49116 1.22345036 66
-2.61078 1.623740 .00000000 .89885725 66
-2.246 1.788 .000 1.000 66
-2.814 1.750 .000 .969 66
Predicted Value Residual
Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Audit Fee a.
Predic tors: (Constant), Ukuran KAP , Uk uran Perusahaan, Tipe K epemilikan, Anak P erus ahaan a.
Dependent Variable: Audit Fee b.
Coefficientsa
1.283 .455 2.818 .006
-.440 .166 -.320 -2.659 .010
-.015 .014 -.137 -1.068 .290
-.029 .206 -.018 -.142 .888
-.155 .170 -.109 -.912 .365
(Constant)
Dependent Variable: abs _res _1 a.
Model Summ aryb
.806a .649 .626 .92786007
Model
Predic tors: (Constant), Ukuran KAP , Uk uran Perusahaan, Tipe K epemilikan, Anak P erus ahaan a.
Charts
ANOVAb
97.294 4 24.324 28.253 .000a
52.516 61 .861
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan, Tipe Kepemilikan, Anak Perusahaan
a.
Dependent Variable: Audit Fee b.
Coefficientsa
1.636 .798 9.572 .000
.751 .290 .198 2.589 .012
.215 .024 .717 8.819 .000
1.641 .361 .374 4.543 .000
1.678 .297 .430 5.647 .000
(Constant)
Dependent Variable: Audit Fee a. Dependent Variable: Audit Fee
Regression Adjusted (Press) …
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, Johnson dan Kell, 2003. Modern Auditing, Edisi ke Tujuh, Jilid II,
Erlangga, Jakarta.
Carcello, J.V., D.R.Hermanson, T.I.Neal, and R.A.Riley, 2002. “Board
Characteristics and Audit Fees”. Contemporary Accounting Research,
Volume 19, No. 3, halaman 365-384.
Dewi, Deviana Prastuti, 2013. “Analisis Pengaruh Struktur Governance Dan
Internal Control Terhadap Fee Audit Eksternal (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2009-2011)”. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta.
Ghosh, S., 2011. “Firm Ownership Type, Earnings Management and Auditor
Relationships: Evidence from India”.Managerial Auditing Journal,
Gondodiyoto, Sanyoto, Henny Hendarty dan Ariefah, 2007. Pengelolaan Fungsi
Audit Sistem Informasi, Edisi Pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Volume
26, No. 4, halaman 350-369.
Halim, A., 2008, Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan, Edisi Keempat
Cetakan Pertama, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Immanuel, Raymond, 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penetapan Audit Fees (Studi Empirik Pada Perusahan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)”. Skripsi, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Khotimah, Husnul, 2014. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
KepemilikanInstitusional, Manajemen Laba, Tipe Auditor Dan Internal
Terdaftar di BEI Periode 2010-2013)”. Skripsi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.
Lauren, 2015. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fee
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”.Skripsi, Universitas Mikroskil, Medan.
Mulyadi, 2002. Auditing, Edisi ke Enam, Cetakan Pertama, Salemba Empat,
Jakarta.
Nurlaelah, 2008. “Konsentrasi Auditor dan Penetapan Fee Audit: Investigasi pada
BUMN”.Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia,
Octavia, Marcella Chandra, 2015. “Pengaruh Good Corporate Governance,
Karakteristik Perusahaan dan Ukuran KAP Terhadap Fee Audit Eksternal”, Volume 12, Nomor 2, Hal
133-148.
Jurnal Akuntansi Bisnis,
Rahayu, Siti Kurnia dan Suhayati Ely, 2010. AUDITING: Konsep Dasar dan
Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
Volume 8, Nomor 26, Hal 177.
Rizki, Nadia Nugrahani, 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan
Fee Audit Eksternal Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI” Skripsi,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang telah disahkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Suharli, M. dan Nurlaelah, 2008. “Konsentrasi Auditor Dan Penetapan Fee Audit:
Investigasi Pada BUMN”. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia,Volume
Van Caneghem, T., 2009. “Audit Pricing and The Big 4 Fee Premium: Evidence
from Belgium”.Managerial Auditing Journal,
Widiasari, Esti dan Tri Jatmiko, 2008. “Pengaruh Pengendalian Internal
Perusahaan dan Struktur Corporate Governance Terhadap Fee Audit”, Volume 25, No. 2,halaman
122-139.
Jurnal Akuntansi dan Investasi, Volume 9, No 2, Hal 12.
www.idx.co.id
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang
menjelaskan, menguji hubungan-hubungan antar fenomena, dan
menentukankausalitas dari variabel-variabel. Hubungan antara variabelnya
bersifat kausalitas. Desain Kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan
antara variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada laporan keuangan perusahaan consumer
good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2012-2014) dengan
mengakses situs
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional merupakan penarikan batasan yang lebih menjelaskan
ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari sebuah konsep. Batasan operasional ini
bertujuan agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat
variabel yang sudah didefinisikan konsepnya. Batasan operasional dalam
1) Objek perusahaan yang diteliti adalah perusahaan consumer good yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014.
2) Variabel Independen (X) yaitu, Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1),
Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3), Ukuran KAP (X4).
3) Variabel Dependen (Y) yaitu, Audit Fee (Y).
3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini definisi operasional yang dikemukakan mencakup
Tipe Kepemilikan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan dan Ukuran
KAP.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah audit fee. Audit fee merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh
setiap perusahaan untuk membiayai jasa auditor eksternal yang telah melakukan
audit atas laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Dalam penelitian ini,
audit fee diambil dari beban umum dan administrasi dengan profesional fee, biaya
konsultan, hononarium tenaga ahli.
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel bebas yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1)
Penelitian ini membagi tipe kepemilikan menjadi BUMN dan perusahaan
swasta. Dalam penelitian ini tipe kepemilikan perusahaan menggunakan variabel
dummy yaitu, apabila perusahaan merupakan BUMN, maka diberi kode 1. Dan
apabila perusahaan merupakan non BUMN (swasta atau asing) diberi kode 0.
Untuk melihat kepemilikan perusahaan, dapat dilihat dari presentase kepemilikan
modal saham di catatan atas laporan keuangan.
2. Ukuran Perusahaan (X2)
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya suatu perusahaan
yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan, dan
rata-rata total aktiva. Dalam penelitian kali ini, ukuran perusahaan diukur melalui
nilai logaritma natural dari total aset perusahaan pada akhir tahun. Semakin besar
total aset yang dimiliki suatu perusahaan, maka perusahaan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka panjang. Variabel indikator untuk mewakili
faktor ukuran perusahaaan adalah total aset yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Anak Perusahaan (X3)
Anak perusahaan turut atau sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan
lain, karena sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan lain atau
induk perusahaan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel anak perusahaan
yang diukur dengan melihat keberadaan anak perusahaan dan menggunakan
variabel dummy. Perusahaan yang memiliki anak perusahaan akan diberi kode 1,
sedangkan perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan diberi kode 0.
4. Ukuran KAP (X4)
Dalam penelitian ini KAP dibagi menjadi dua yaitu Kantor Akuntan
Publik big four dan Kantor Akuntan Publik non-big four. Perbedaan antara kantor
akuntan publik yang berkualitas tinggi (big four) dengan kantor akuntan publik
yang berkualitas rendah (non-big four) adalah para auditor pada kantor akuntan
publik berkualitas tinggi akan membuat sedikit kesalahan dalam mengaudit
perusahaan, dibandingkan kantor akuntan publik berkualitas rendah (non-big
four).
Pengukuran variabel ini yaitu menggunakan dummy, yaitu angka 1 untuk
indikasi penggunaan KAP big four dan angka 0 untuk indikasi penggunaan KAP
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
Definisi Operasional
Pengukuran Variabel Skala
Audit Fee (Y)
Audit fee akan diwakili oleh akunprofessional fee atau honorarium tenaga ahli yang diperoleh dengan melihat laporan keuangan
Perusahaan yang dimiliki oleh banyak pemegang saham atau kepemilikan modalnya tersebar (perusahaan swasta) akan memiliki tingkat kompleksitas audit dibandingkan perusahaan yang pemegang saham atau kepemilikan sahamnya terpusat atau sebagian besar dikuasai oleh negara (BUMN).
Variabel dummy yaitu, apabila perusahaan merupakan BUMN, maka diberi kode 1. Dan apabila perusahaan merupakan non-BUMN
(swasta atau asing) diberi kode 0.
Nominal
Ukuran Perusahaan
(X2)
Ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai total aktiva
Size = Ln (Total
Keberadaan anak perusahaan akan meningkatkan
kompleksitas audit yang dilakukan auditor
Variabel dummy, jika memiliki anak perusahaan diberi kode
1 dan jika tidak memiliki anak perusahaan diberi Nilai
0
Nominal
Ukuran KAP (X4)
KAP big four dipandang lebih baik dalam memberikan jasa audit laporan keuangan
perusahaan dibandingkan KAP non big four
Variabel dummy, yaitu angka 1 untuk indikas
penggunan KAP big Four dan angka 0 untuk
indikasi penggunaan KAP non-big Four
Nominal
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
1.`Populasi
Menurut Sugiyono (2011:61), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer good yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 yaitu sebanyak 38 perusahaan.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:62), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang
merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Adapun sampel yang dipilih berdasarkan kriteria berikut ini :
1. Perusahaan consumer good yang menyajikan laporan keuangannyaselama
periode 2012-2014.
2. Perusahaan consumer good yang menyajikan laporan keuangan dalam
bentuk rupiah.
3. Perusahaan consumer good yang memiliki professional fee selama periode
Berdasarkan kriteria tersebut, penulis menetapkan sebanyak 22 sampel
perusahaan consumer good. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini akan disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Consumer Good Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
28 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk 19
29 SKBM Sekar Bumi Tbk 20
30 SKLT Sekar Laut Tbk -
31 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk - 32 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia (PS) Tbk -
33 STTP Siantar Top Tbk 21
34 TCID Mandom Indonesia Tbk -
35 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk -
36 ULTJ Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk -
37 UNVR Unilever Indonesia Tbk -
38 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 22
3.6 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder atau
berupa data kuantitatif dengan sumber data yang berasal dari laporan keuangan
yang telah di audit dari masing-masing perusahaan yang terdaftar di BEI. Data
sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data laporan
keuangan dengan mengakses situs resmi BEI
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua
tahap yaitu studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka merupakan metode yang
digunakan dengan pengumpulan informasi dari jurnal akuntansi, buku, dan skripsi
yang dengan penelitian. Studi dokumentasi merupakan pengumpulan data berupa
laporan keuangan periode 2012, 2013, dan 2014 yang dipublikasikan oleh BEI
penelitian terdahulu, mempelajari buku-buku pustaka yang mendukung penelitian
terdahulu dan proses penelitian. Adapun pengolahan data dalam penelitian dengan
menggunakan aplikasi computer SPSS.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif didasarkan pada data yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisis. Analisis ini digunakan untuk memberikan 49 deskripsi
mengenai variabel-variabel penelitian yaitu audit tipe kepemilikan perusahaan,
ukuran perusahaan, anak perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, dan audit fees
yang dapat dilihat dari jumlah data, angka rata-rata (mean), kisaran (median), dan
standar deviasi.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti
melakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, uji
autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
cariabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Pada prinsipnya
normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran dara (titik) pada sumbu
Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis
statistik:
1. Analisis Grafik
Pada dasarnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik
Uji statistik dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji
statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan
membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :
1. Apabila nilai signifikasi (nilai probabilitas) < 0,05 secara statistik maka
Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti data terdistribusi tidak normal.
2. Apabila nilai signifikasi (nilai probabilitas) > 0,05 secara statistik maka
b) Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakahmodel regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Model regresi yang baik
seharusnya tidakterjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Deteksi ada atau tidaknya problem multikoloneritas, maka dapatNilai R2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi
secara individual variabel-variabel independen banyak dilakukan dengan melihat
nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar
variabel independen.
Pedoman suatu model regresi bebas multikoloneritas, memiliki kriteria
sebagai berikut:
yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
a) Jika korelasi kuat antara variabel independen dengan
variabel-variabel independen (umumnya diatas 0,90), maka halini menunjukkan
terjadinya multikoloneritas yang serius.
b) Pedomanpengambilan keputusannilai VIF (Variance Inflation Factor).:
1. Jika VIF > 10, maka variabel tersebut memiliki
problemmultikolinearitas,
2. Jika VIF < 10, maka variabel tersebut tidak memiliki
c) Uji Heteroskedastistas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan
lainnya.Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pangamatan lainnya
tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Adabeberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
1. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisis :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Analisis statistik dengan menggunakan uji Glejser, dengan dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
b. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka dapat disimpulkan terjadi
heteroskedastisitas.
d) Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linierada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya).Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Uji autokorelasi
dilakukandengan Run test untuk menguji apakah antar residual terdapat
korelasiyang tinggi.
3.8.3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi
Linear Berganda. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen
dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau
nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang
diketahui.
Persamaan regresi dinyatakan dalam persamaan berikut :
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
Keterangan:
Y = Audit Fee
b1-b4 = Koefisien Regresi
X1 = Tipe Kepemilikan Perusahaan
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Anak Perusahaan
X4 = Ukuran KAP
e = Error
1. Pengujian Simultan (Uji F)
Uji statistik F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama
atau secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis
nol yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan
nol yaitu :
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak
semua parameter secara simultan sama dengan nol yaitu :
HA : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut :
• Jika F signifikan > α maka H0 diterima • Jika F signifikan < α maka H0 ditolak
2. Pengujian Parsial (Uji t)
Uji statistik t ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter
(bi) sama dengan no, yaitu :
H0 : bi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter
suatu variabel tidak sama dengan nol, yaitu :
HA : bi ≠ 0
Artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Cara melakukan uji t yaitu :
1. Jika t signifikan > α maka H0 diterima
2. Jika t signifikan < α maka H0 ditolak
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen dalam output
SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary dan tertulis
Adjusted R Square.
Nilai Adjusted R2 sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya
dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang dapat
menyebabkan fluktuasi variabel dependen, jika nilai Adjusted R2 berkisar antara
0 sampai 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian pada tahap ini akan menguji pengaruh Tipe Kepemilikan
Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan dan ukuran KAP terhadap
Audit fee selama 2012-2014 sehingga terdapat 3 x 22 = 66 sampel penelitian.
4.1.1 Deskriptif Penelitian
Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai maksimum dan minimum,
baik dalam bentuk logaritma natural (Ln) maupun numerik. Berikut ini adalah
gambaran tentang statistik deskriptif dari penelitian ini :
Tabel 4.1
Deskripsi Statistik Penelitian
1. Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1)
Tipe Kepemilikan Perusahaan dalam penelitian ini adalah berupa data
dummy dimana perusahaan BUMN diberi skor 1 dan non BUMN diberi skor 0
sehingga nilai mean adalah 0.19 dan nilai standar deviasi sebesar 0.40. Sedangkan
nilai minimum Tipe Kepemilikan Perusahaan adalah 0.0 dan nilai maksimum 1.0.
2. Ukuran Perusahaan (X2)
Ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah total asset sehingga hasil
analisis deskriptif adalah dalam bentuk data Ln (logaritma natural) dimana nilai
mean Ukuran Perusahaan adalah 22.90 dengan nilai standar deviasi sebesar 5.07.
Sedangkan nilai minimum Ukuran Perusahaan adalah 13.96 dan nilai maksimum
30.15. Secara keseluruhan terlihat bahwa nilai mean Ukuran Perusahaan lebih
besar dari standar deviasi. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai Ukuran
Perusahaan pada umumnya adalah baik.
3. Anak Perusahaan (X3)
Anak perusahaan dalam penelitian ini adalah berupa data dummy dimana
perusahaan yang memiliki anak perusahaan diberi skor 1 dan yang tidak memiliki
anak perusahaan diberi skor 0 sehingga nilai mean adalah 0.86 dan nilai standar
deviasi sebesar 0.34. Sedangkan nilai minimum Anak Perusahaan adalah 0.0 dan
4. Ukuran KAP (X4)
Ukuran KAP dalam penelitian ini adalah berupa data dummy dimana
perusahaan yang menggunakan KAP big four diberi skor 1 dan non big four
diberi skor 0 sehingga nilai mean Ukuran KAP adalah 0.81 dengan nilai standar
deviasi sebesar 0.38. Sedangkan nilai minimum Ukuran KAP adalah 0.0 dan nilai
maksimum 1.02.
5. Audit fee (Y)
Audit fee dalam penelitian ini adalah dalam bentuk data numerik yang
meliputi biaya beban umum dan administrasi sehingga hasil analisis deskriptif
adalah dalam bentuk data Ln (Logaritma natural) dimana nilai mean Audit fee
adalah 14.49 dengan nilai standar deviasi sebesar 1.52. Sedangkan nilai minimum
Audit fee adalah 11.77 dan nilai maksimum 17.93. Secara keseluruhan terlihat
bahwa nilai mean Audit fee lebih besar dari standar deviasi. Hal ini
mengindikasikan bahwa nilai Audit fee Perusahaan Consumer good Yang
Terdaftar di BEI pada umumnya adalah tergolong tinggi.
4.2 Hasil Pengujian dan Analisis Data
Dalam sebuah penelitian ilmiah untuk memastikan apakah penelitian
tersebut adalah layak untuk diuji atau tidak sebagai model regresi maka
diperlukan pengujian terlebih dahulu yaitu: uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah normalitas, autokorelasi, dan
penelitian berdistribusi normalitas dan tidak terdapat gejala autokorelasi, dan
heteroskesdasitas dalam model penelitian yang digunakan.
4.2.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ,
variabel penganggu atau resdiual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini
uji normalitas digunakan dengan cara uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual tidak berdistribusi normal
Ha : Data residual terdistribusi normal
Untuk menentukannya maka kriterianya adalah sebagai berikut:
H0 : diterima apabila nilai signifikansinya (Asymp.Sig) < 0,05
Tabel 4.2 Hasil uji Normalitas
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa nilai residual probabilitas (asymp.sig.
2-tailed) adalah 0.880, lebih besar dari sig-α (0.05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa data penelitian berdistribusi secara normal. Hasil yang sama juga
diperlihatkan oleh grafik berikut:
Gambar 4.1.
Grafik Normal Probability Plot
Hal yang sama juga diperlihatkan oleh grafik P-P normalitas seperti
berikut ini :
Gambar 4.2
Grafik PP Normalitas Data Penelitian
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Grafik di atas memperlihatkan bahwa titik titik data penelitian tersebar
secara merata disepanjang garis diagonal sehingga membentuk garis simetris kiri
dan kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian berdistribusi secara
4.2.2 Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas yang dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian terbebas dari gejala multikolinieritas memperlihatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa nilai tolerance ketiga variabel bebas
secara berturut turut adalah 0.980, 0.868, 0.848, dan 0.993, keempatya lebih kecil
dari 1 dan nilai VIF keempat variabel bebas secara berturut turut adalah 1.021,
1.152, 1.179, dan 1.007 dimana keempatnya lebih kecil dari 10, sehingga
memenuhi uji persyaratan multikolineritas. Dengan demikian dapat disimpulkan
4.2.3 Hasil Uji Autokolerasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Uji Autokorelasi pada penelitian ini dilakukan
menggunakan uji Durbin Watson dengan kriteria ketentuan jika nilai DW berada
diantara 1.5 – 2.5, maka data penelitian bebas gejala autorelasi sebagaimana
diperlihatkan pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
a Predictors: (Constant), X4 KAP X3_Anak, X2 Ukuran, X1_Tipe,
b Dependent Variable: Y_Audit fee
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Tabel 4.4 diatas memperlihatkan nilai DW adalah sebesar 1.655, berada
dalam batas interval kelayakan uji autokorelasi antara 1.5 -2.5, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak mengandung gejala autokorelasi.
4.2.4 Hasil Uji Heteroskedasitas
Uji Heterokesdasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini dengan melihat grafik
Model Durbin-Watson
scatterplot antara nilai prediksi terkait (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan ddengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada scatterplot anatar SRESID dan ZPRED dimana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi- Y
sesungguhnya ) yag telah distudentized.
Tabel 4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa nilai signifikansi variabel independen
secara bertutut turut adalah 0.010, 0.290, 0.888, dan 0.365, dimana tiga dari
empat variabel bebas memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa data penelitian pada umumnya adalah bebas gejala
heterokedastisitas. Hasil yang sama juga dikonfirmasikan dengan grafik scatter
Gambar 4.3
Scatterplot Uji Heteroskedasitas
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas atas
penyebaran titik-titik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat
disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak mengandung gejala hetero
kedastisitas.
4.3 Hasil Uji Hipotesis
4.3.1 Hasil Uji Determinasi R
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas Tipe Kepemilikan
Perusahaan (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3) dan Ukuran
KAP (X4) terhadap variabel terikat Audit fee (Y), dilakukan uji determinasi R
Tabel 4.6
Hasil Uji Determinasi R
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa nilai adjusted r-square = 0.626, hal ini
berarti besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat Y (Audit fee
adalah sebesar 0.626 x 100% = 62.6 %. Dengan kata lain, sebesar 62.6% variabel
terikat Audit fee(Y) dapat dijelaskan oleh variabel Tipe Kepemilikan Perusahaan
(X1), Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3) dan Ukuran KAP (X4),
selebihnya (37.4%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti
4.3.2 Hasil Uji F Simultan
Uji F secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah ke-4 variabel
bebas X1 (Tipe Kepemilikan Perusahaan), X2 (Ukuran Perusahaan), X3 (Anak
Perusahaan) dan X4 (Ukuran KAP) memberi pengaruh signifikan atau tidak
Tabel 4.7
Hasil Uji F Secara Simultan
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa nilai F-hitung = 28.253 dengan nilai
signifikansi (p-value) =0.000. Jika dibandingkan dengan nilai F-tabel = 2.52
(terlampir daftar tabel uji F untuk N = 66 atau df=62) dapat diketahui bahwa
nilai F-hitung (28.253) > F-tabel (2.52) dan sig-p (0.000) < 0.05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ke-4 variabel bebas Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1),
Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3) dan Ukuran KAP (X4) memberi
pengaruh signifikan (bermakna) terhadap variabel terikat Audit fee (Y).
4.3.3 Hasil Uji-t Secara Parsial
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas Tipe
Kepemlikan Perusahaan (X1), Ukuran Perusahaan (X2), Anak Perusahaan (X3)
dan Ukuran KAP (X4) terhadap variabel terikat Audit fee (Y), dilakukan uji-t
Tabel 4.8.
Hasil Uji-t Secara Parsial
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (data diolah)
Interpretasi :
1) Pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1) Terhadap Audit fee (Y)
Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung Tipe Kepemilikan
Perusahaan (X1) =2.589 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.012. Jika
dibandingkan dengan nilai t-tabel (N=66 atau df=62) sebesar 1.99 dan sig-
=0.05, dapat diketahui bahwa t-hitung X1 (2.589) > t-tabel (1.99) dan p-value
(0.012) <0.05. Hasil analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana
jika t-hitung > t-tabel danp-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Tipe Kepemilikan
Perusahaan (X1) memberi pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Audit
2) Pengaruh Ukuran Perusahaan (X2) Terhadap Audit fee (Y)
Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung Ukuran Perusahaan (X2) =
8.819 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan
nilai t-tabel (N=66 atau df=62) sebesar 1.99 dan sig- =0.05, dapat diketahui
bahwa t-hitung X2 (8.819) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05. Hasil
analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel
dan p-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan (X2) memberi
pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Audit fee (Y).
3) Pengaruh Anak Perusahaan (X3) Terhadap Audit fee (Y)
Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung Anak Perusahaan (X3) =
4.543 dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan
nilai t-tabel (N=66 atau df=62) sebesar 1.99 dan sig- =0.05, dapat diketahui
bahwa t-hitung X3 (4.543) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05. Hasil
analisis ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel
dan p-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa variabel Anak Perusahaan (X3) memberi pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat Audit fee (Y).
4) Pengaruh Ukuran KAP (X4) Terhadap Audit fee (Y)
Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa nilai t-hitung Ukuran KAP (X4) = 5.647
dengan signifikansi (p-value) sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai
t-hitung X4 (5.647) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05. Hasil analisis
ini memenuhi persyaratan uji hipotesis dimana jika t-hitung > t-tabel dan
p-value < 0.05, berarti Ha diterima atau Ho ditolak. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa variabel Ukuran KAP (X4) memberi pengaruh signifikan
terhadap variabel terikat Audit fee (Y).
4.3.4 Persamaan Regresi
Persamaan regresi dapat disusun sesuai dengan nilai koefisien hasil
perhitungan berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y = 1.636 + 0.751X1 + 0.215X2 + 1.641X3 + 1.678X3 + e
Bentuk persamaan ini berarti bahwa jika faktor lain dianggap tetap, maka
setiap peningkatan Tipe Kepemilikan Perusahaan sebesar 1 point akan dapat
meningkatkan Audit fee sebesar 1.630+0.751 point. Demikian seterusnya untuk
variabel lainnya.
4.4 Pembahasan
1. Pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1) Terhadap Audit fee (Y)
Hasil analisis parsial dengan uji-t memperlihatkan bahwa bahwa nilai tipe
kepemilikan memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee perusahaan customer
good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Hal ini diindikasikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agustina, 2013, Fakultas
Ekonomika dan bisnis, Universitas Diponegoro dengan judul Analisis Pengaruh
Tipe Kepemilikan Perusahaan dan Manajemen Laba Terhadap Pemilihan Auditor
Dan Audit Fees (Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan Go Public Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2010 dan 2011) dan dengan menggunakan analisis
regresi berganda membuktikan bahwa Tipe Kepemilikan Perusahaan dan
Manajemen Laba memberi pengaruh signifikan terhadap Pemilihan Auditor Dan
Audit Fees (p<0.05).
Desender dkk. (2009) menemukan hubungan signifikan antara
kepemilikan perusahaan dengan audit fees. Hal yang sama juga dalam penelitian
Ghosh (2010) menemukan bahwa biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan
BUMN lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya audit yang dibayarkan oleh
perusahaan swasta. Dimana perusahaan termasuk kepemilikan institusional
sebagin besar sahamnya dimiliki oleh pihak atau lembaga keuangan. Pemilik
perusahaan yang merupakan institusi tertentu tentunya memiliki keistimewaan
bila dibandingkan dengan investor individual, sehingga investor institusional
memiliki pengaruh yang lebih besar daripada investor individual lainnya. Oleh
karena itu, perusahaan BUMN kemungkinan membayar audit fees lebih rendah
dibandingkan dengan perusahan non-BUMN. Pada tipe kepemilikan institusional
akan membayar fee audit lebih untuk mendapatkan kualitas audit yang baik
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan (X2) Terhadap Audit fee (Y)
Hasil analisis parsial dengan uji-t memperlihatkan bahwa bahwa nilai
ukuran perusahaan memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee perusahaan
customer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Hal ini
diindikasikan oleh nilai t-hitung X2 (8.819) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000)
<0.05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arifatun, Program Studi
Akutansi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2013 dengan judul
pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Auditor dan Opini Audit
terhadap Audit Fee. Hasil analisis membuktikan bahwa Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Ukuran Auditor dan Opini Audit memberi pengaruh signifikan
terhadap Pemilihan Auditor Dan Audit Fees (p<0.05).
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan yang
ditentukan berdasarkan ukuran nominal misalnya jumlah kekayaan dan total
penjualan perusahaan dalam satu periode penjualan (Rahayu, 2011). Keputusan
Ketua Bapepam-LK No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan
menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki
total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah
badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Besar kecilnya ukuran
perusahaan juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kompleksitas
operasionalnyal, variabilitas, dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang
keuangan. Di samping itu ukuran perusahaan juga memiliki alokasi dana yang
lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees).
3. Pengaruh Anak Perusahaan (X3) Terhadap Audit fee (Y)
Hasil analisis parsial dengan uji-t memperlihatkan bahwa bahwa nilai anak
perusahaan memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee pada perusahaan
customer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Hal ini
diindikasikan oleh nilai t-hitung X3 (4.543) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000)
<0.05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Raymond Immanuel Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2012, dengan
judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fees (Studi
Empirik Pada Perusahaan Manufaktur di BEI) dan dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda membuktikan bahwa anak perusahaan memberi pengaruh
signifikan terhadap audit fee. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan
bahwa keberadaan anak perusahaan akan meningkatkan kompleksitas audit yang
dilakukan auditor. Menurut Beams (dalam Halim, 2005), apabila perusahaan
memiliki anak perusahaan dalam negri maka transaksi yang dilakukan perusahaan
akan semakin rumit karena perusahaan harus membuat laporan keuangan
konsolidasi. Nurlaelah (2008), menyatakan bahwa kompleksitas audit yang
dilakukan auditor tersebut juga akan menyebabkan waktu audit yang dibutuhkan
4. Pengaruh Ukuran KAP (X4) Terhadap Audit fee (Y)
Hasil analisis parsial dengan uji-t memperlihatkan bahwa bahwa nilai
ukuran KAP memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee perusahaan
customer good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. Hal ini
diindikasikan oleh nilai -hitung X4 (5.647) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.000)
<0.05.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Raymond Immanuel
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2012,
dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Audit Fees
(Studi Empirik Pada Perusahaan Manufaktur di BEI) dan dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda membuktikan bahwa ukuran KAP perusahaan
memberi pengaruh signifikan terhadap audit fee. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang mengatakan bahwa Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Fees Kantor
akuntan publik yang memiliki reputasi internasional tentu memiliki jam terbang
yang lebih tinggi, klien yang lebih banyak, efektifitas dan efisiensi yang lebih baik
dibandingkan kantor akuntan publik lokal. KAP big four dipandang lebih baik
dalam memberikan jasa audit laporan keuangan perusahaan dibandingkan KAP
non big four. Menurut Francis (2005) menyatakan bahwa KAP big four dipandang
sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit yang melebihi
persyaratan minimal keprofessionalan dibandingkan yang diberikan KAP non big
four. KAP big four juga akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.
Namun, hal tersebut sejalan dengan biaya audit yang semakin tinggi yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data tentang faktor faktor yang mempengaruhi
peneapan audit fee pada perusahaan consumer good yang terdaftar di Burssa Efek
Indonesia, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tipe Kepemilikan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Anak Perusahaan
dan Ukuran KAP berpengaruh signifikan dan positif secara simultan
terhadap Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai F-hitung (28.253) >
F-tabel (2.52) dan sig-p (0.000) < 0.05.
2. Tipe Kepemilikan Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara
parsial terhadap Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai t -hitung X1
(2.589) > t-tabel (1.99) dan p-value (0.012) <0.05.
3. Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial
terhadap Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai hitung X2 (8.819) >
t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05.
4. Anak Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial
terhadap Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai hitung X3 (4.543) >
t-tabel (1.99) dan p-value (0.000) <0.05.
5. Ukuran KAP berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap
Audit fee. Hal ini diindikasikan oleh nilai t-hitung X4 (5.647) > t-tabel
6. Besarnya pengaruh variabel bebas (Tipe Kepemilikan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Anak Perusahaan dan Ukuran KAP terhadap Audit fee
adalah sebesar 62.4%.
5.2 S a r a n
1. Sebaiknya Bursa Efek Indonesia lebih mempermudah akses bagi setiap
peneliti dalam memperoleh informasi keuangan sehingga penelitian
tentang perusahaan perusahaan yang ada dalam Bursa Efek Indonesia
dapat menerima penelitian lebih lanjut.
2. Sebaiknya peneliti selanjutnya melakukan penelitian sejenis dengan
menambah variabel lain sehingga diperoleh hasil penelitian yang dijadikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Tipe Kepemilikan Perusahaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe
kepemilikan perusahaan terbagi atas dua yaitu BUMN dan perusahaan swasta.
Maka dari itu, tipe kepemilikan perusahaan penelitian ini juga dibagi menjadi dua
yaitu BUMN dan perusahaan swasta.Pengertian dari tipe kepemilikan perusahaan
sebagai berikut:
• Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ialah perusahaan yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh pemerintah atau sebuah negara.
Dengan mengelola berbagai produksi BUMN,pemerintah mempunyai
tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa publik oleh
perusahaan swasta yang kuat. Karena apabila terjadi monopoli pasar atas
barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak maka dapat
dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai akibat
jndari tingkat harga yang cenderung meningkat.
• Perusahaan swasta adalah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh
organisasi non-pemerintah atau sekelompok kecil pemegang saham atau
anggota-anggota perusahaan yang tidak menawarkan atau
melalui pasar saham, namun saham perusahaan ditawarkan, dimiliki, dan
diperdagangkan atau dibursakan secara swasta. Perusahaan yang sebagian
besar kepemilikan sahamnya dikuasai oleh pihak asing juga termasuk
dalam kategori perusahaan swasta.
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Di Indonesia, Badan Usaha Milik Negara ialah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa
bagi masyarakat. BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan,
perusahaan umum, dan perusahaan jawatan.
2. Perusahaan Swasta
Perusahaan swasta ialah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh
non-pemerintah atausekelompok kecil pemegang saham yang seluruh modalnya
dimiliki oleh swasta dan tidak ada campur tangan Pemerintah. Tujuan
dibentuknya perusahaan swasta ialah mencari keuntungan seoptimal mungkin
dalam mengembangkan usaha dan modalnya serta membka lapangan kerja.Jenis
perusahaan swasta ada tiga, yaitu:
1) Perusahaan swasta nasional, ialah suatu perusahaan yang modal usahanya
2) Perusahaan swasta asing, ialah suatu perusahaan yang modal usahanya
berasal dari pihak swasta asing atau luar negeri.
3) Perusahaan swasta campuran, ialah perusahaan yang modal usahanya
berasal dari kerjasama antar pengusaha nasional dan pengusaha luar
negeri.
Modal diperoleh dari warga negara Indonesia dan perusahaan didirikan di
Indonesia. BUMS biasanya berbentuk perusahaan perseorangan, firma,
persekutuan komanditer, atau perseroan terbatas.
2.1.2 Ukuran Perusahaan
Client size adalah faktor penentu yang paling penting dalam menentukan
fee audit. Model inilah kemudian yang dijadikan acuan untuk melihat
fenomena di seputar penawaran jasa audit. Penentuan ukuran perusahaan
diukur berdasarkan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Nadia Rizki
Nugrahani, 2013). Besar kecilnya suatu perusahaan juga berdampak terhadap
struktur pendanaan perusahaan. Perusahaan besar cenderung memerlukan dana
yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
Auditor yang melakukan pekerjaan audit pada perusahaan besar membutuhkan waktu dan jumlah tim audit yang lebih banyak dibandingkan dengan mengaudit perusahaan kecil karena perusahaan besar memiliki transaksi yang lebih banyak. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan mengindikasikan total aset yang dimilikinya sehingga akan berdampak pada meningkatnya fee audit yang dibebankan kepada perusahaan (Marcella, 2015).
Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda:
1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal.
2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan.
3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan returnmembuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba (Agnes Sawir, 2008 : 101).
2.1.3 Anak Perusahaan
Anak perusahaan (subsidiary), dalam urusan bisnis adalah sebuah
perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan yang lebih tinggi. Selain
itu, anak perusahaan turut atau sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan lain,
karena sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan lain atau induk
perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka semakin besar pula anak perusahaan
sebagai lini induk perusahaan. Hal ini membuat kompleksitas dalam audit yang
dilakukan oleh auditor eksternal semakin tinggi dan biaya yang dikeluarkan
perusahaan kemungkinan semakin besar. Perusahaan induk dan anak perusahaan
ialah entitas yang terpisah, bukan tidak mungkin salah satu terkena permasalahan
hukum sedangkan yang satunya lagi tidak.
Perusahaan memiliki anak perusahaan dalam negeri maka transaksi yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin rumit karena perusahaan harus melakukan laporan konsolidasi. Hal ini dikarenakan kompleksitas pelaporan keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi audit fee. Semakin kompleks perusahaan maka semakin sulit proses audit yang dilakukan oleh auditor, dan proses audit juga akan memakan waktu lebih lama (Lauren, 2015).
2.1.4 Ukuran Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan badan usaha yang telah
memperoleh izin dari Menteri Keuangan yang diatur dalam Pasal 1 angka 5 UU
Nomor 5 tahun 2011 sebagai tempat bagi akuntan publik dalam memberikan jasa.
Menurut Mulyadi (2002 : 52), kantor akuntan publik merupakan tempat
penyediaan jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat. Kantor akuntan
publik menyediakan berbagai jasa bagi masyarakat berdasarkan Standar
Profesional Akuntan Publik.
Bidang jasa yang dihasilkan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) meliputi:
1. Jasa assurance ialah jasa profesional indepen meningkatkanmutu
informasi bagi pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan.
2. Jasa atestasi ialah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria telah ditetapkan. 3. Jasa nonassurance ialah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang
“Kantor akuntan publik dapat berbentuk usaha sendiri dengan
menggunakan nama Akuntan Publik yang bersangkutan, dan dapat pula dalam
bentuk usaha kerjasama yaitu beberapa Akuntan Publik bergabung dalam satu
KAP. Bentuk hukum suatu kantor akuntan publik dapat berupa perusahaan
perseorangan atau persekutuan” (Siti et al, 2010 : 26).Dalam hal pemberian jasa
audit atas laporan keuangan, Kantor Akuntan Publik (KAP) hanya dapat
memberikan pelayanan paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dalam satu
perusahaan.
Persyaratan untuk membuka Kantor Akuntan Publik menurut Siti et al (2010 : 26) ialah:
1. Akuntansi berdomisili di Indonesia
2. Memiliki Register Akuntan (UU No. 34 Tahun 1954) 3. Lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
Materi USAP :
a. Auditing dan Jasa Profesional akuntan publiki lain b. Teori dan Praktik Akuntansi Keuangan
c. Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan d. Sistem Informasi Akuntansi
e. Perpajakan dan Hukum Komersial
4.Memiliki pengalaman kerja menjadi auditor pada kantor akuntan publik atau BPKP paling sedikit selama 3 Tahun atau 3000 jam.
Menurut Sanyoto (2007 : 55 ), The Big Four adalah international
accountancy firms (terutama dalam jasa audits for publicly traded corporations) adalah:
1) Deloitte Touche Tohmatsu (semulaDeloitte & Touche, merger dari Touche Ross and Deloitte Haskins & Sells)
2) Ernst & Young (merger Ernst & Whinney dan Arthur Young) 3) KPMG (merger Peat Marwick International dan KMG group)
Yang termasuk kantor akuntan publik the big four di Indonesia ialah:
1. KAP Purwanto, Suherman, dan Surja yangberafiliasi dengan Ernst and Young
(E & Y).
2. KAP Tanudiredja, Wibisana, dan rekan yang berafiliasi dengan
Pricewaterhouse Coopers (PwC).
3. KAP Osman Bing Satrio dan Rekan yang berafiliasi dengan Deloitte Touche
Thomatsu (DTT).
4. KAP Sidartha dan Widjaja yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick
Goerdeler (KPMG), (Direktori IAI, 2006).
2.1.5 Audit Fee
Audit fee ialah besaran biaya yang diterima oleh auditor dengan
mempertimbangkan berbagai hal seperti kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian dan lain-lain.Imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh
lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditor atau akuntan terdahulu atau
dianjurkan oleh auditor atau akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai
kemampuan atau kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis
danstandar operasional yang berlaku.
publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar professional akuntan publik yang berlaku (Esti et al, 2003).
Besarnya fee anggota kantor akuntan publik menurut Siti et al (2010 : 55) dapat bervariasi tergantung pada :
• Risiko penugasan
• Kompleksitas jasa yang diberikan
• Tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasatersebut
• Struktur biaya kantor akuntan publik yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.
Anggota kantor akuntan publik tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.Ketentuan ini membantu para akuntan publik mempertahankan objektivitas dalam melaksanakan audit atau memberikan jasa perpajakan atau manajemen.
Menurut Mulyadi(2002 : 64), fee kontinjen ialah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan. Kecuali ada temuan atau hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penetapan audit fee menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian ini
merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian-penelitian terdahulu.
Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
No. Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
4. Lauren Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Internal Audit, Tipe Kepemilikan
Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Anak Perusahaan, Ukuran KAP dan Manajemen Laba
Internal Audit, Tipe Kepemilikan
Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Anak Perusahaan, Ukuran KAP dan Manajemen Laba berpengaruh signifikan terhadap audit fee.
2.3 Kerangka Konseptual
Dapat digambarkan skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut:
Variabel Independen (X)
H1
Variabel Dependen (Y)
H2
Tipe Kepemilikan Perusahaan (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Anak Perusahaan (X3)
Ukuran KAP (X4)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cenderung menggunakan auditor
lokal (non Big Four) atau auditor berkualitas rendah, karena dapat meningkatkan
modal melalui koneksi ini tanpa mengurangi asimetri informasi dengan laporan
keuangan yang kredibel. Perusahaan yang dimiliki oleh banyak pemegang saham
(swasta) akan meningkatkan kompleksitas dalam melakukan audit dibandingkan
perusahaan yang kepemilikannya
Ukuran perusahaan yang besar dengan jumlah asset yang tinggi akan
membuat proses audit yang dilakukan auditor eksternal akan semakin rumit. Hal
tersebut akan dibebankan ke perusahaan sebagai salah satu syarat kerjanya.
Apabila perusahaan memiliki anak perusahaan dalam negeri maka
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin rumit karena perusahaan
harus melakukan laporan konsolidasi. Hal ini dikarenakan kompleksitas pelaporan
keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi audit fees.
Semakin kompleks perusahaan maka semakin sulit proses audit yang dilakukan
oleh auditor, dan proses audit juga akan memakan waktu lebih lama.
Kantor akuntan publik yang memiliki reputasi internasional tentu memiliki
jam terbang yang lebih tinggi, klien yang lebih banyak dan efisiensi serta
efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan publik dalam
negeri. Semakin besar reputasi KAP yang digunakan untuk mengaudit laporan
keuagan perusahaan maka tarif yang dikenakan juga akan semakin besar, bila
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
kalimat pernyataan. Berdasarkan rumusan masalah yang sebelumnya telah
dijelaskan, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tipe kepemilikan perusahaan berpengaruh terhadap audit fee
2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fee
3. Anak perusahaan berpengaruh terhadap audit fee
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan,
mengklasifikasikan, mencatat dan menghasilkan laporan, yaitu laporan keuangan.
Laporan keuangan ialah suatu penyajian yang terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. “Laporan keuangan perusahaan disusun
berdasarkan akrual, artinya setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam
perusahaan akan dicatat pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi
serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan”
(Sukrisno Agoes, 2016 : 26).Laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholders) baik pihak didalam perusahaan maupun diluar
perusahaan. Para stakeholders atau pemangku kepentingan tersebut tentu
menghendaki diadakan pegawasan terhadap perusahaan agar laporan keuangan
yang dihasilkan dapat dipercaya dan membantu untuk pengambilan keputusan.
“Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen (klien) memiliki tujuan,
yaitu untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban manajemen” (Siti et al, 2010 : 94).Sebagai pihak yang
memiliki akses informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan, manajer
kinerja keuangan yang sebenarnya. Manajer memiliki informasi menyeluruh
terhadap kinerja perusahaan yang kemudian disajikan dalam bentuk laporan
keuangan dan dilaporkan kepada pemilik perusahaan.Pemilik perusahaan dengan
manajer perusahaan memiliki hubungan yang disebut dengan hubungan agency
yang meliputi pelimpahan wewenang dari pemilik kepada manajer perusahaan
untuk mengelola perusahaan. Teori keagenan mengatakan sulit untuk
mempercayai bahwa manajemen (agent) akan selalu bertindak berdasarkan
kepentingan pemegang saham (principal) oleh karena itu, muncul konflik
kepentingan didalam diri agent (manajer) dalam melakukan tanggung jawabnya.
Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat memberi
informasi yang relevant dan reliable maka dilakukan kegiatan audit. Kegiatan
audit dilakukan oleh auditor eksternal untuk meminimalisasikan kemungkinan
terjadinya konflik kepentingan, dan praktik manajemen laba. Agar penilaian audit
terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen dilakukan secara bebas dan
tidak memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.
“Akuntan publik dapat mengaudit laporan keuangan, memberikan
keyakinan yang layak bahwa laporan keuangan itu telah bebas dari salah saji yang
material, atau tidak memberikan keyakinan tentang apakah laporan keuangan
telah bebas dari salah saji yang material dalam bentuk laporan keuangan yang
belum di audit” (Boynton et al, 2003:432).
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah
dalam memberikan jasanya. Dalam melakukan praktik akuntan publik dilakukan
melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Kualitas audit biasanya dikaitkan
dengan ukuran auditor, yaitu big four dan non big four. Auditor big four dianggap
memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor non big four.
Banyak perusahaan-perusahaan besar yang go public memilih untuk
menggunakan auditor yang berasal dari KAP big four untuk menghasilkan laporan
keuangan dan kinerja audit yang lebih baik. Biaya yang dikeluarkan untuk
memperkerjakan auditor independen ini disebut dengan audit fee.
Audit fee merupakan biaya yang diterima oleh akuntan publik setelah
melaksanakan jasa audit. Audit fee yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
mempekerjakan seorang auditor diharapkan mampu meningkatkan pengawasan
manajemen, kualitas laporan keuangan perusahaan dan independensi manajemen.
Untuk mengurangi biaya operasi perusahaan, banyak perusahaan yang
menggunakan KAP big four. Perusahaan ingin menekan biaya operasi sekecil
mungkin maka perusahaan lebih memilih menggunakan KAP big four
dibandingkan non big four.
Tipe kepemilikan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta. Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) ialah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh negara. Perusahaan swasta ialah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki oleh
organisasi non-pemerintah atau sekelompok kecil pemegang saham yang seluruh
modalnya dimiliki oleh swasta dan tidak ada campur tangan dari Pemerintah. Tipe