• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT DALAM PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW : Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Conggeang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODIFIKASI ALAT DALAM PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW : Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Conggeang."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Nenden Desi Mulyani Apandi, 2013

Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR

LEMPAR CAKRAM

(Studi eksperimen di SMAN 4 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi

Oleh:

NOVA AZWAR ARDIANA

0809142

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Nama : Nenden Desi Mulyani Apandi

Nim : 0700193

Judul Skripsi : Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw ( Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Conggeang )

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd. NIP. 19490316197211 1 001

Pembimbing II

Didin Budiman, M.Pd. NIP. 19740907200112 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Modifikasi Alat Dalam

Pembelajaran Sepak Takraw (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Conggeang)“ ini

sepenuhnya karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari

karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013

(4)

ABSTRAK

Nenden Desi Mulyani Apandi. Judul : Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Conggeang) Programm Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI. Pembimbing 1 : Drs. Yoyo Bahagia, Mpd., Pembimbing II : Didin Budiman, Mpd.

Penelitian ini dilatarbelakangi belum mampunya siswa melakukan keterampilan dasar permainan sepak takraw, serta rendahnya pemahaman siswa terhadap permaianan sepak takraw. Sebagai dampak dari belum mampunya guru menyajikan proses pembelajaran sepak takraw yang menarik minat siawa dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Tujuannya adalah ingin memberikan gambaran kepada guru penjas apakah dengan penerapan modifikasi alat dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan bermain siswa Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Conggeang Kabupaten Sumedang, dengan populasi 33 orang siswa dan di ambil sampel 21 orang siswa perempuan 12 orang siswa laki-laki.

Pelaksanaan penelitian tindakan di awali dengan observasi awal yang bertujuan ingin mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam melakukan gerakan-gerakan dasar permainan sepak takraw. Pelaksanaan berikutnya membuat perencanaan pembelajaran yang di buat dalam 2 siklus, dalam setiap siklus terdiri dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.

(5)

ABSTRAK

Nenden Desi Mulyani Apandi. Title : Application Customization Tools In Learning Sepak Takraw ( Action Research In SMP Negeri 1 Conggeang ) Teh Study Program Of Health Physical Education And Recreation. FPOK UPI. Preceptor I : Drs. Yoyo Bahagia, Mpd., Preceptor II : Didin Budiman, Mpd

This study in background students do not inability game sepak takraw basic skills, as well as students lack of understanding of the game sepak takraw. As a result of not unqualified teacher presents the learning process sepak takraw that interest students and in accordance with the needs of students.

Goal is to provide and overview for sport teacher whether modifications to the application of the tool in sepak takraw learning can improve students skills play,the research methode used was classroom action research in grade 8E SMP country 1 Conggeang district sumedang, with a student population of 33 people and 21 people were taken samples of female students 12 people male students.

Implementation of action research began with early observation that aims to determine the extent of the students ability to perfom basic movements sepak takraw game. Subsequent implementation planning study made in two cycles in each cycle consisting of planning, action, and reflection.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPA TERIMAKASIH ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Pemecahan Masalah ...5

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian ...6

F. Batasan Masalah...7

G. Penjelasan Istilah ...7

BAB II TINJAUAN TEORITIS... 9

A. Hakikat Pendidikan Jasmani ...9

(7)

1. Konsep Belajar Mengajar... 13

2. Tujuan Belajar Mengajar... 16

C. Hakikat Modifikasi...17

1. Modifikasi Tujuan Pembelajaran... 18

2. Modifikasi Materi Pembelajaran... 19

3. Modifikasi Lingkungan Pembelajaran... 21

4. Modifikasi Evaluasi Pembelajaran... 22

D. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ...23

E. Hakikat Permainan Sepak Takraw ...26

Keterampilan Dasar bermain Sepak Takraw... 30

F. Karakteristik Anak Besar ...48

G. Hipotesis Tindakan ...49

BAB III METODELOGI PENELITIAN... 50

A. Metode Penelitian...50

B. Prosedur Penelitian dan Rencana Penelitian ...51

1. Prosedur Penelitian... 51

2. Rencana Tindakan... 54

C. Lokasi, Subjek, dan Data Penelitian ...59

1. Lokasi Penelitian... 59

2. Subjek Penelitian... 60

(8)

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ...61

1. Instrumen Penelitian... 61

2. Teknik Pengumpulan data... 66

E. Prosedur dan Pengelolaan dan Analisa Data ...68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 70

A. Deskripsi Pembelajaran Sepak Takraw ...70

B. Hasi Penelitian ...72

1. Siklus I ... 72

2. Siklus II... 78

C. Pembahasan Penelitian ...85

D. Diskusi Penemuan ...90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 92

A. Kesimpulan ...92

B. Saran ...93

DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam

kualitas individu baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Tujuan pendidikan

jasmani untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat

melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang dipilih untuk meningkatkan

pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, serta meningkatkan

keterampilan gerak.

Belajar merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan oleh seseorang

untuk menjadi yang lebih baik, menurut Fontana (1981:147) mengatakan bahwa

“belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai

hasil dari pengalaman”, sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain

pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik. Proses pembelajaran diakui sepanjang hayat manusia serta dapat

berlaku dimanapun dan kapanpun. Dalam proses pembelajaran pendidikan

(10)

partisipasi siswa dapat terjadi bila atmosfir belajar menggairahkan dan keadaan

lingkungan belajar mendukung, siswa merasa aman, merasa diakui dan berharga

di kelasnya.

Modifikasi adalah upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian baik

dalam segi fisik, material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan

cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). Modifikasi pembelajaran

pendidikan jasmani dalam konsepnya menyebutkan apa yang dimodifikasi dan

bagaimana cara memodifikasi serta menyebutkan dan menerangkan beberapa

aspek analisis modifikasi. Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani

hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri

yaitu developentally appropriate practice (DAP) artinya bahwa tugas ajar yang

disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak dan

dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut, tugas ajar itu sendiri

harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik

yang diajarnya. Perkembangan dan kematangan yang dimaksud mencakup fisik,

psikis atau keterampilan. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap

perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke arah

perubahan yang lebih baik.

Tujuan dari modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan

materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang

potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini

dimaksud untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa yang tadinya

(11)

3

guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya

yang diberikan guru mulai awal sampai akhir pembelajaran, Lutan (1998)

mengatakan bahwa “modifikasi ini bertujuan agar siswa memperoleh kepuasan

dalam mengikuti pembelajaran, meningkatkan kemungkinan dalam berprestasi,

siswa dapat melakukan pola gerak secara benar”.

Keterampilan atau skill merupakan perkembangan kemampuan gerak pada

taraf lanjut yang dicirikan dengan perwujudan gerak dasar yang lebih sempurna

dan kompleks, seperti halnya dalam gerakan-gerakan memainkan benda (gerak

manipulatif) yang dapat diamati pada cabang-cabang olahraga seperti Sepakbola,

Bolavoli, Bulutangkis dan cabang-cabang olahraga permainan lainnya termasuk

Sepaktakraw. Setiap bentuk latihan keterampilan dasar pada suatu cabang

olahraga tertentu akan memberi keuntungan bagi perkembangan keterampilan

dasar pada cabang olahraga yang lainnya. Keuntungan yang diperoleh melalui

latihan Sepaktakraw diantaranya adalah siswa memiliki kemampuan dasar untuk

mengembangkan keterampilan pada cabang olahraga lainnya seperti Sepakbola,

Bolavoli dan Bulutangkis.

Permainan Sepaktakraw merupakan salah satu jenis permainan yang

memuat berbagai bentuk keterampilan gerak yang tidak bisa dicapai dengan

mudah. Perlu tahapan yang harus dilalui agar keterampilan bermain Sepaktakraw

dapat dikuasai dengan baik, khususnya keterampilan dasar Sepaktakraw Seperti

sepak sila, sepak kuda/kura, memaha dan heading. Merupakan keterampilan yang

paling dominan dalam bermain sepak takraw diperlukan kesesuaian antara

(12)

yang harus dicapai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Tidak mudah untuk dapat mengajarkan keterampilan bermain Sepaktakraw sesuai

dengan skenario (rancangan) pembelajaran yang sudah ada dan tujuan yang akan

dicapai, selain keterampilan geraknya yang cukup kompleks, Sepaktakraw secara

umum merupakan cabang olahraga yang belum begitu berkembang di masyarakat.

Hal ini dapat menjadi kendala bagi anak, sekaligus juga menjadi tantangan bagi

guru yang mengajar. Semua itu akan berkaitan dengan upaya-upaya guru dalam

meningkatkan minat dan motivasi buat anak agar terus belajar dan berlatih sepak

takraw. Guru harus memberi pengarahan dan penguatan (reinforcement) pada

anak yang sukses, memberi umpan balik (feedback), menentukan cara

mengevaluasi yang tepat sehingga anak tetap memiliki kebanggaan diri meskipun

pernah mengalami kegagalan dan banyak lagi upaya guru yang terkait dengan

didaktik dan metodik pembelajaran, hal ini mengandung arti bahwa guru harus

memahami konsep belajar-mengajar keterampilan gerak.

Belajar keterampilan gerak melibatkan persoalan yang komplek karena

semua aspek terlibat di dalamnya tidak hanya melibatkan sistem fisiologi dan

sistem syaraf namun juga aspek psikologis. Untuk itulah “pembelajaran

permainan Sepaktakraw adalah pengajaran yang diselaraskan dengan karakteristik

pertumbuhan dan perkembangan anak serta pemberian kesempatan dan layanan

yang sama bagi setiap anak” (Prawirasaputra, 1999/2000:39-41).

Berdasarkan uraian di atas, maka pengajaran Sepaktakraw yang bersifat

tradisional, khususnya dalam mengajarkan keterampilan dasar Sepaktakraw yang

(13)

5

mendapat pengembangan-pengembangan yang bersifat menyeluruh agar seluruh

potensi siswa (afektif, kognitif, dan psikomotor) dapat ditumbuhkembangkan

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan bahwa masalah

penelitian ini adalah masing kurangnya pengembangan sepak takraw di SMP

Negeri 1 Conggeang, belum mampunya siswa melakukan keterampilan dasar

Sepak takraw sebagai dampak dari belum mampunya guru menyajikan proses

pembelajaran Sepaktakraw yang menarik minat siswa dan sesuai dengan

kebutuhan siswa, fasilitas yang kurang lengkap dapat mempengaruhi pada

pembelajaran di sekolah itu sendiri serta inovasi pengembangan alat sangat

minim, sehingga sulit bagi sekolah itu untuk mengembangkan sepak takraw di

SMP Negeri 1 Conggeang ini. Dari rangkaian tersebut penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan bermain

Sepaktakraw?

C. PEMECAHAN MASALAH

Masalah belum mampunya siswa melakukan keterampilan dasar bermain

Sepaktakraw di SMP Negeri 1 Conggeang akan dikembangakan melalui

pemecahan masalah dengan cara memodifikasi alat dalam pembelajaran

keterampilan dasar Sepaktakraw dengan menggunakan alat yang disederhanakan

(14)

belajar-mengajar yang akan dilaksanakan melalui proses penelitian tindakan

kelas (class action research).

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan masalah yang diajukan adapun yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini yaitu

1. Memberikan gambaran kepada guru penjas tentang penerapan modifikasi alat

dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan siswa

dalam permaianan Sepaktakraw.

2. Untuk mengetahui peningkatkan keterampilan bermain Sepaktakraw siswa

melalui penerapan modifikasi alat.

E. MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik. Adapun

manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat mengetahui

tindakan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan pembelajaran serta

pemahaman siswa dalam permainan Sepaktakraw.

2. Siswa

Penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan

pemahaman dan keterampilan siswa dalam permainan Sepaktakraw.

(15)

7

Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan sumbangan yang berarti

bagi sekolah dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan efektivitas

dan efisiensi proses pembelajaran, terutama bagi sekolah yang menjadi tempat

penelitian ini dilaksanakan dan sekolah lain pada umumnya.

4. Peneliti

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai acuan dan patokan

bagi peneliti di masa yang akan datang serta untuk memperbaiki proses

pembelajaran.

F. BATASAN MASALAH

Untuk menghindari kesalahpahaman dan menjelaskan ruang lingkup

penelitian adapun batasan penelitiannya sebagai berikut:

1. Masalah yang diteliti adalah Penerapan Modifikasi Alat dalam Pembelajaran

Sepaktakraw.

2. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Conggeang kelas VIII.

3. Sampel menggunakan kelas VIII E sebanyak 33 orang.

G. PENJELASAN ISTILAH

Untuk mengurangi kesalahan persepsi pada pembaca maka ada penjelasan

istilah yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian, diantaranya

sebagai berikut

(16)

Modifikasi adalah upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian baik

dalam segi fisik, material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan

cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). (Bahagia,2010:13)

2. Alat

Alat adalah suatu benda yang di pakai untuk mengerjakan sesuatu : perkakas,

perabot yang di pakai untuk mencapai maksud.

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik.

4. Sepaktakraw

Sepaktakraw adalah olahraga beregu yang dalam permainannya memiliki

posisi yang berbeda (apit kiri, apit kanan, dan tekong) dimainkan oleh 3 orang

pemain, dari masing-masing pemain memiliki tugas masing-masing. Cara

memainkan bolanya menggunakan anggota badan (kaki, paha, dada, kepala)

dengan cara menyepak atau menimang, menyundul, mengontrol untuk dapat

menyeberangkan bola melewati net ke daerah permainan lawan dan memiliki

peraturan permainan yang sudah ditetapkan (Darwis dan Basa, 1992; Sudrajat

(17)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab

permasalahan yang ada. Menurut Sukardi (2003:210) menjelaskan bahwa “penelitian

tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu

kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat

pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain”.

Penelitian tindakan (action research) bertujuan untuk mengembangkan

keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah-masalah melalui

penerapan-penerapan langsung di kelas atau di tempat kerja. Dalam penelitian

tindakan tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, melainkan di mana saja guru

bekerja atau mengajar. Action research juga berarti penelitian yang bersifat

partisipatif dan kolaboratif. Maksudnya, penelitian ini dilakukan oleh sendiri yang

berkepentingan, yaitu si peneliti yang kemudian hasilnya diamati bersama

rekan-rekannya.

PTK bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis

terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran kritis untuk bersiap terhadap proses

perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. Mcniff (1992) dalam Supardi

(18)

dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah,

meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya‟.

PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam

mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri dan bertanggung jawab

mengenai pelaksaaan tugasnya secara professional.

B. PROSEDUR PENELITIAN DAN RENCANA TINDAKAN

1. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan menurut Sukmadinata (2008:140) adalah:

Suatu pencarian sistematik yang dilakukan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam pengumpulan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.

Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana, dan

bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan

dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan

kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

Arikunto (2010:131) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri

dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perencanaan atau planning. b. Tindakan atau acting.

(19)

52

Lebih lanjut Mills (2000) dalam Sukmadinata (2008:143) menjelaskan bahwa

penelitian tindakan memiliki empat konsep kunci, yaitu:

a. Penelitian tindakan bersifat partisipatif dan demokratis.

b. Penelitian tindakan responsif terhadap masalah-masalah sosial dan berlangsung dalam suatu konteks.

c. Penelitian tindakan membantu peneliti pelaksana (guru, dosen, dll.) untuk menguji dan menjamin cara-cara pelaksanaan pekerjaan profesional sehari-hari.

d. Pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian tindakan (dalam pendidikan) dapat memberikan kebebasan kepada siswa, guru, administrator dan meningkatkan proses belajar, pengajaran dan penentuan kebijakan.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk mempermudah

alur penelitian dibuatlah sekema prosedurnya. Sesuai dengan prosedur umum

penelitian yang misalnya dikemukakan oleh Yusuf (2007:42) menyatakan bahwa

“setiap siklus tindakan memuat langkah langkah membuat rencana tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi”. Semua tahapan tersebut dilakukan

setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai

karakteristik kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran permainan

(20)

Siklus I

Siklus II

Bagan 3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK

Berdasarkan langkah-langkah penelitian di atas maka upaya pemecahan

masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan sebagai berikut:

a. Pengamatan (observing), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses

pembelajaran sepak takraw di SMP Negeri 1 Conggeang kelas VIII E. Ini

bertujuan untuk mengetahui minat dan motivasi serta kendala pada saat

mempelajari sepak takraw dengan memodifikasi alat yang digunakan serta

(21)

54

b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian

(planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

keterampilan sepak takraw.

c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru

melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah

dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta

perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat menguasai

keterampilan teknik dasar dalam pembelajaran sepak takraw.

2. Rencana Tindakan

Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu

oleh observer (guru penjas yang lain) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada

beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencaaan tindakan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan variasi bentuk-bentuk tugas

gerak yang sistematis dalam proses pembelajaran sepak takraw dengan

(22)

2) Membuat lembar observasi yaitu:

a) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua

kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus

sistematis karena akan menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan

dan analisi data.

b) Dengan menggunakan alat elektonik (kamera) untuk merekam serta

mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses

pembelajaran langsung yang hasillnya dapat dijadikan sebagai bahan koreksi

dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran ditahap berikutnya.

c) Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang

berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan

pembelajaran sepak takraw.

3) Menyiapakan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan

pembelajaran sepak takraw.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan pengaplikasian dari proses perencanaan

yang telah dilakukan sebelumnya oleh penelitia. Menurut Arikunto (2010:139)

mengatakan bahwa “pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi

rencana di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas dan diperbolehkan

melakukan modifikasi, selama tidak merubah prinsip”. Dalam proses pelaksanaan

(23)

56

melaksanakan pembelajaran sepak takraw melalui penerapan variasi bentuk-bentuk

tugas yang sistematis.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:

1) Peneliti menetapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam

pembelajaran sepak takraw yang telah dirancang dalam satuan penagajaran

(skenario pembelajaran).

2) Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan

terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan

sadar, kritis, sistematis dan objektif.

3) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,

kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke

dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

c. Alternatif Pemecahan

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan catatan yang ada maka peneliti

menggunakannya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul

selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan

tindakan–tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan

tindakan berikutnya.

d. Observasi

Observasi yaitu kegiatan pengamatan oleh pengamat. Untuk mempermudah

pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer. Objek yang diamati adalah

(24)

yang bersifat individu maupun secara klasikal. Adapun bentuk-bentuk observasi yang

dapat dilakukan yaitu tahap pertemuan observasi awal, observasi kelas, pembahasan

hasil observasi.

Pada tahap pertemuan perencanaan awal akan menentukan observer (pengamat)

atau guru yang akan diamati. Kedua guru harus menyajikan persepsi dan masalah apa

yang akan diamati. Untuk memperoleh data awal maka dilakukan observasi dengan

monitoring kegiatan belajar siswa yang dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26

September 2011, adapun hasil yang didapat dari observasi untuk data awal dapat

dilihat berikut ini:

Observasi Awal

Nama Sekolah : SMPN 1 Conggeang

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Materi : Sepak takraw

a. Teknik dasar permainan Sepaktakraw (sepaksila, juggling,

service)

b. Bermain Sepaktakraw dengan peraturan dan alat yang

dimodifikasi

Alokasi Waktu : 80 menit (2 x 40 menit)

Hari/Tanggal : Senin 16 dan Sabtu 26 September 2011

Hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran

(25)

58

b. Siswa dapat melakukan teknik dasar permainan sepak takraw

2. Bahan/Materi Pembelajaran

1. Teknik dasar permainan sepak takraw (sepak sila, juggling, service)

2. Bermain sepak takraw dengan peraturan dan alat yang dimodifikasi

3. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran permainan Sepaktakraw

adalah pendekatan taktis (pendekatan bermain).

4. Partisipasi dan Motivasi Siswa Selama Pembelajaran

Selama proses pembelajaran permainan Sepaktakraw sebagian besar siswa

memiliki motivasi yang baik, walaupun pada awalnya mereka belum mengerti dan

memahami cara bermain Sepaktakraw. Akan tetapi ada beberapa siswa yang kurang

antusisas dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini diduga siswa masih belum

memahami dan menguasai teknik dasar Sepaktakraw dengan benar.

5. Evaluasi

a. Cara mengangkat kaki dan perkenaan bola pada kaki, serta cara menyundul bola.

b. Peraturan dan cara bermain permainan sepak takraw.

6. Kesulitan yang dirasakan Siswa

Setelah pembelajaran selesai dilakukan tanya jawab terhadap siswa, adapun

kesulitan yang dialami siswa adalah:

a. Siswa belum mampu melaksanakan dengan baik teknik dasar permainan sepak

takraw, karena ini masih dalam tahap persiapan awal.

(26)

e. Analisis dan Refleksi

Pelaksanaan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepak takraw yang

dilakukan oleh peneliti sendiri telah menghasilkan beberapa peristiwa atau kejadian

dalam pembelajaran dalam bentuk data-data. Berdasarkan data yang terkumpul ini

kemudian dilakukan analisis. Kemudian peneliti melakukan refleksi atau perbaikan

untuk rencana tindakan berikutnya.

C. LOKASI, SUBJEK, DAN DATA PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Conggeang,

Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang, alasan peneliti memilih SMP Negeri 1

Conggeang berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Conggeang memiliki ketertarikan

dan minat yang cukup besar, dengan semakin banyaknya

pertandingan-pertandinagan antar sekolah (Sentra SMP, Popwilda dan Popda).

b. Tersedianya lapangan yang cukup luas serta perlengkapan yang komplit.

c. Peneliti sendiri adalah salah satu alumni serta atlet sepak takraw Kabupaten

Sumedang yang memiliki keinginan cukup tinggi untuk mengembangkan

permainan sepak takraw pada usia dini (tingkat SMP) di Kabupaten Sumedang

(27)

60

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah upaya untuk terlaksananya pelakasnaan proses

pembelajaran permainan sepak takraw agar siswa dapat menguasai teknik dasar

permainan sepak takraw melalui pendekatan pembelajaran taktis dan variasi

bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis. Penelitian ini berkenaan dengan hampir semua

aspek yang terkait dengan proses pembelajaran sepak takraw, sebagai data yang

diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sampel yang diambil

berjumlah 20 orang siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Conggeang. Sedangkan waktu

penelitian berlangsung selama kurang lebih dua bulan antara bulan Oktober sampai

bulan November 2011 dengan jumlah pertemuan sebanyak delapan kali pertemuan

yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan.

Peneliti bertindak sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan untuk

menyajikan pembelajaran yang dibantu oleh guru penjas sebagai mitra dan observer

selama penelitian berlangsung.

3. Data Penelitian

Data-data atau informasi yang dijadikan untuk kepentingan analisis guna

memecahkan masalah penelitian berasal dari:

a. Hasil wawancara antara peneliti, observer dan siswa.

b. Aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses

pembelajaran dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh dari peneliti

sebagai guru melalui proses observasi dan observer melalui observasinya pada

(28)

Berdasarkan itu pula maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua

jenis sumber data yang berasal dari:

a. Siswa: melalui perubahan sikap, partisipasi, motivasi dan kemampuan teknik

dasar dalam melakukan pembelajaran permainan sepak takraw.

b. Guru: catatan jurnalnya dan data peneliti dari perubahan siklus pada setiap

observasi dan refleksi dari setiap kegitan.

D. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur hasil

penelitian agar mempermudah peneliti mengetahui hasil yang diperolehnya. Menurut

Arikunto (2002:134) “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

hasil observasi, catatan lapangan dan tes yang digunakan peneliti sebagai instrument

penelitian. Setelah data tersebut diperoleh selanjutnya akan dianalisis dan hasilnya

digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, yaitu perubahan aktivitas

siswa dalam pembelajaran permainan sepak takraw. Untuk memperjelas instrument

(29)

62

a. Observasi

Observasi merupakan teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau

kegiatan (tingkah laku) sebagai upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang

terjadi selama tindakan berlangsung, secara singkat Hadi dalam Sugiyono (2010:145)

mengatakan bahwa obesrvasi adalah „proses-proses pengamatan dan ingatan‟.

Observasi berupa lembar panduan yang telah dibuat dan ditentukan terlebih dahulu

sebelum melakukan tindakan. Perencanaan data dengan menggunakan observasi

dilakukan secara subjektif agar mendapat data yang valid dan akurat.

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting dalam penelitian, catatan tersebut

berisi deskripsi pelaksanaan pembelajaran, Rusmini (1998:88) menjelaskan bahwa

“Catatan lapangan dalam penelitian pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar

yang dilakukan oleh guru dan siswa”. Interaksi yang teramati dan tercatat memuat

perilaku praktisi saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan

kesulitan perilaku yang telah dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang

termuat dalam perencanaan yang tersusun.

Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai indikator ketercapaian tujuan

pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran permainan sepak takraw dapat

(30)

Tabel 3.1

Lembar Catatan Lapangan

No Aspek Tanggapan

1 Aktivitas siswa dalam melakukan gerakan

2 Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran

c. Tes

Tes digunakan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa baik dalam

aspek kognitif, dan psikomotor dalam pembelajaran sepak takraw. Arikunto dalam

Hasanudin dan Nurhasan (2007:3) mendefinisikan tes adalah „suatu alat ukur atau

prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana

dengan cara aturan-aturan yang sudah ditentukan‟. Berdasarkan pengertian tersebut

maka peneliti menentukan tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan

teknik dasar bermain Sepaktakraw yang tesnya terdiri dari:

1) Sepak sila

Tes sepak sila dilakukan secara perorangan, dalam setiap tes ini siswa

melakukan tidak dengan bola yang dimodifikasi tetapi menggunakan bola sepak

takraw yang sebenarnya. Dengan ketentuan tes sebagai berikut:

a) Siswa memegang 1 bola.

b) Melakukan sepakan selama 30 detik.

c) Siswa melakukan sepak sila dan harus mendapatkan sepakan

(31)

64

d) Bola harus ditendang minimalnya setinggi kepala, apabila bola berada

dibawah kepala maka tidak dihitung.

e) Siswa mendapatkan point 1 apabila bola dilambungkan kemudian ditendang

kembali (bagi yang mampu) atau di tangkap.

Untuk mempermudah pengolahan hasil yang diperoleh maka peneliti

menggunakan format penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Penilaian Sepak Sila

No Nama Siswa Banyaknya Sepakan (30”) Keterangan

1

2

3

2) Juggling

Pelaksanaan tes juggling ini masih sama seperti melakukan tes sepak sila, tes

juggling menggunakan kaki bagian punggung kaki, kegiatannya juga sama seperti

tes sepak sila yaitu:

a) siswa melakukan tes selama 30 detik, selama itu siswa harus lebih banyak

mengumpulkan point atau mendapatkan tendangan yang

sebanyak-banyaknya.

(32)

c) Siswa mendapatkan point 1 pada saat bola dilambungkan kemudian di

tendang dan ditendang lagi (bagi yang mampu) atau bola di tangkap

kembali.

Untuk mempermudah pengolahan hasil yang diperoleh maka peneliti

menggunakan format penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.3

Penilaian Juggling

No Nama Siswa Banyaknya Juggling (30”) Keterangan

1

2

3

3) Service

Tes service yang dilakukan adalah dengan mengarahkan bola pada lapangan

yang telah diberi nilai pada bagian lapangannya. Aturan yang harus diikuti oleh

siswa adalah sebagai berikut:

a) Tes service juga dilakukan secara perorangan

b) Siswa diberikan 3 kali kesempatan untuk melakukan service

c) Siswa mendapatkan point sesuai dengan jatuhnya bola pada lapang

Lapangan yang akan digunakan untuk tes service dapat dilihat pada gambar

berikut:

(33)

66

Gambar 3.1

Lapangan Sepak Takraw

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak

hanya satu, akan tetapi menggunakan multi teknik atau multi instrumen. Menurut

Walcott (1992) yang dikutip oleh Sukmadinata (2008:151-152) menjelaskan bahwa:

“Ada tiga teknik pengumpulan data, yang disebutnya sebagai strategi pekerjaan

lapangan primer, yaitu pengalaman, pengungkapan dan pengujian.”

1. Pengalaman

Pengalaman (experiencing) dilakukan dalam bentuk observasi, ada beberapa

variasi bentuk observasi yang dapat dilakukan oleh peneliti, yaitu:

a. Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam

(34)

b. Observasi khusus, observasi dilakukan ketika peneliti melakukan tugas khusus,

seperti memberikan bimbingan.

c. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data dan mencatat

kegiatan yang sedang berlangsung.

2. Pengungkapan

Pengungkapan (enquiring) dilakukan melalui hasil catatan lapangan, Data

hasil catatan lapangan hanya dijadikan sebagai data perbandingan atas data hasil

observasi dan tes. Data tersebut akan dinarasikan.

3. Pembuktian

Pembuktian (examining) dilakukan dengan adanya tes keterampilan

dilapangan, Tes digunakan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa baik dalam

aspek kognitif, Afektif dan psikomotor dalam pembelajaran strategi pendekatan

keterampilan taktis dalam pembelajaran sepak takraw. Tes yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur pencapaian seseorang telah mempelajari sesuatu adalah

tes prestasi atau achievement test. Tes ini diberikan sesudah orang yang dimaksud

mempelajari hal-hal sesuai dengan yang diteskan.

Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses tindakan

berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara kuantitatif

(35)

68

F. PROSEDUR PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Proses pengolahan data seiing dengan proses pelaksanaan tindakan

pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif (Nasution,

1996:14). Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian

tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan

tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di

setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolaha

data dalam proses penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada

setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

2. Membandingkan jumlah siswa yang mampu melakukan tugas gerak yang

diberikan pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.

3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format tes keterampilan dan

catatan guru setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan

yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Pengolahan dan Kategorsasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, catatan lapangan dan tes

keterampilan dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik

data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam

pengolahan data ini, penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepak takraw

(36)

sebagai aktivitas siswa yaitu motivasi, pasrtisipasi siswa dalam melakuakn berbagai

macam penguasaan teknik dasar pada pembelajaran permainan sepak takraw.

b. Validasi

Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1) Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan

tiga sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses

pembelajaran (Nasution, 1996:115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah:

a) Peneliti sebagai pengajar (intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah diselenggarakan),

b) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar),

c) Observer yaitu mitra peneliti (guru penjas) yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar.

2) Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian

dengan mendidkusikannya dengan observer pada setiap akhir tindakan

pembelaaran (Nasution, 1996:114).

c. Interpretasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan

kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama atau berdasarkan

intuisi peneliti sebagai guru berkenaaan dengan proses pembelajaran yang baik.

Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat

memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi data yang telah melewati tahap pengolahan dan analisis

serta fakta-fakta empiris di lapangan selama penelitian tindakan kelas dilaksanakan

dapat disimpulkan bahwa penerapan alat modifikasi dalam permainan sepaktakraw

dapat meningkatkan keterampilan bermain sepaktakraw yang dilakukan oleh

siswa-siswi sekolah.

B. SARAN

Dalam pelaksanaan pembelajaran sepaktakraw di sekolah menengah pertama,

faktor utama yang harus diperhatikan adalah penyesuaian bahan ajar dengan tingkat

kemampuan siswa. Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian di lapangan,

peneliti mengajukan saran untuk memperbaiki proses pembelajaran sepaktakraw

sebagai berikut:

1. Guru pendidikan jasmani harus terus meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran penjas, khususnya pada kegiatan olahraga dan permainan

seperti halnya pembelajaran sepaktakraw. Guru penjas harus lebih berani

melakukan upaya-upaya modifikasi materi, metode, tujuan, dan evaluasi untuk

percepatan proses penguasaan tugas gerak yang harus dilakukan siswa. Proses

(38)

kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa. Kunci pokok ke arah itu adalah

guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang intinya adalah

proses penyajian materi pembelajaran.

2. Semua pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu

pendidikan jasmani harus terlibat langsung dan secara nyata membantu

penyelenggaraan program pengajaran penjas yang sesuai dengan tuntutan

kurikulum dan tujuan pendidikan nasional. Misalnya dengan menyediakan sarana

dan prasarana pendukung bagi terciptanya proses pembelajaran penjas yang

kondusif, efektif, dan efisien.

3. Bagi para guru penjas SMP diharapkan dapat menerapkan pembelajaran

sepaktakraw melalui pengembangan modifikasi pembelajaran sepak takraw

sebagaimana hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan penulis sebagai

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hamidi (2007). Sepak Takraw Konsep dan Aplikasi. FPOK UPI. Bandung

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Hendrayana, Yudi. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Husdarta. M Saputra, Yudha (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia

Nasution, (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Prawirasaputra, Sudrajat, (1999/2000). Sepak Takraw. Depdikbud. Bandung ..

Subroto, Toto. (2002). Pendekatan Keterampilan Konsep Olahraga Sekolah Dasar;

Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Sugiyono. ( 2009 ). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukardi. ( 2003 ). Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Yoyo Bahagia, Sufyar Mujianto. (2009). Media dan alat pembelajaran penjas.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Penilaian Sepak Sila
Tabel 3.3 Penilaian Juggling
Gambar 3.1 Lapangan Sepak Takraw

Referensi

Dokumen terkait

Bahan yang digunakan antaralain: kristal Na Sitrat, Na 2 CO 3 anhidrous, akuades, kupri sulfat, ksistal kuprti asetat, laritan reselsinol, HCl

Sedangkan dengan teknik dua titik, apabila sistem bersifat basa digunakan 2 buffer standar yaitu pH 7,00 dan 10,01, dan jika asam berupa pH 4,01 dan 7,00, kalibrasi

Mata kuliah Entomologi Pertanian membahas biologi dan ekologi serangga yang menjadi hama penting pertanian, yang meliputi hubungan serangga hama dengan tanaman dan

Safety google yang lama memiliki desain yang tidak ergonomi karena tidak disesuaikan dengan ukuran anthropometri kelapa sehingga tidak nyaman untuk digunakan dan

ƒ TIK memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek di dalam pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan

[r]

Oleh karena itu kemampuan membaca dan menulis diajarkan pada sekolah tingkat dasar maupun di PAUD bedanya di sekolah dasar anak di tuntut harus bisa membaca dan menulis sedangkan

403 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016..