Nenden Desi Mulyani Apandi, 2013
Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU TERHADAP HASIL BELAJAR
LEMPAR CAKRAM
(Studi eksperimen di SMAN 4 Cimahi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi
Oleh:
NOVA AZWAR ARDIANA
0809142
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Nama : Nenden Desi Mulyani Apandi
Nim : 0700193
Judul Skripsi : Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw ( Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Conggeang )
Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I
Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd. NIP. 19490316197211 1 001
Pembimbing II
Didin Budiman, M.Pd. NIP. 19740907200112 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Modifikasi Alat Dalam
Pembelajaran Sepak Takraw (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 1 Conggeang)“ ini
sepenuhnya karya saya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari
karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2013
ABSTRAK
Nenden Desi Mulyani Apandi. Judul : Penerapan Modifikasi Alat Dalam Pembelajaran Sepak Takraw (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Conggeang) Programm Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. FPOK UPI. Pembimbing 1 : Drs. Yoyo Bahagia, Mpd., Pembimbing II : Didin Budiman, Mpd.
Penelitian ini dilatarbelakangi belum mampunya siswa melakukan keterampilan dasar permainan sepak takraw, serta rendahnya pemahaman siswa terhadap permaianan sepak takraw. Sebagai dampak dari belum mampunya guru menyajikan proses pembelajaran sepak takraw yang menarik minat siawa dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Tujuannya adalah ingin memberikan gambaran kepada guru penjas apakah dengan penerapan modifikasi alat dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan bermain siswa Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Conggeang Kabupaten Sumedang, dengan populasi 33 orang siswa dan di ambil sampel 21 orang siswa perempuan 12 orang siswa laki-laki.
Pelaksanaan penelitian tindakan di awali dengan observasi awal yang bertujuan ingin mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam melakukan gerakan-gerakan dasar permainan sepak takraw. Pelaksanaan berikutnya membuat perencanaan pembelajaran yang di buat dalam 2 siklus, dalam setiap siklus terdiri dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.
ABSTRAK
Nenden Desi Mulyani Apandi. Title : Application Customization Tools In Learning Sepak Takraw ( Action Research In SMP Negeri 1 Conggeang ) Teh Study Program Of Health Physical Education And Recreation. FPOK UPI. Preceptor I : Drs. Yoyo Bahagia, Mpd., Preceptor II : Didin Budiman, Mpd
This study in background students do not inability game sepak takraw basic skills, as well as students lack of understanding of the game sepak takraw. As a result of not unqualified teacher presents the learning process sepak takraw that interest students and in accordance with the needs of students.
Goal is to provide and overview for sport teacher whether modifications to the application of the tool in sepak takraw learning can improve students skills play,the research methode used was classroom action research in grade 8E SMP country 1 Conggeang district sumedang, with a student population of 33 people and 21 people were taken samples of female students 12 people male students.
Implementation of action research began with early observation that aims to determine the extent of the students ability to perfom basic movements sepak takraw game. Subsequent implementation planning study made in two cycles in each cycle consisting of planning, action, and reflection.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
UCAPA TERIMAKASIH ...iii
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GAMBAR...ix
DAFTAR LAMPIRAN...x
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Pemecahan Masalah ...5
D. Tujuan Penelitian ...6
E. Manfaat Penelitian ...6
F. Batasan Masalah...7
G. Penjelasan Istilah ...7
BAB II TINJAUAN TEORITIS... 9
A. Hakikat Pendidikan Jasmani ...9
1. Konsep Belajar Mengajar... 13
2. Tujuan Belajar Mengajar... 16
C. Hakikat Modifikasi...17
1. Modifikasi Tujuan Pembelajaran... 18
2. Modifikasi Materi Pembelajaran... 19
3. Modifikasi Lingkungan Pembelajaran... 21
4. Modifikasi Evaluasi Pembelajaran... 22
D. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ...23
E. Hakikat Permainan Sepak Takraw ...26
Keterampilan Dasar bermain Sepak Takraw... 30
F. Karakteristik Anak Besar ...48
G. Hipotesis Tindakan ...49
BAB III METODELOGI PENELITIAN... 50
A. Metode Penelitian...50
B. Prosedur Penelitian dan Rencana Penelitian ...51
1. Prosedur Penelitian... 51
2. Rencana Tindakan... 54
C. Lokasi, Subjek, dan Data Penelitian ...59
1. Lokasi Penelitian... 59
2. Subjek Penelitian... 60
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ...61
1. Instrumen Penelitian... 61
2. Teknik Pengumpulan data... 66
E. Prosedur dan Pengelolaan dan Analisa Data ...68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 70
A. Deskripsi Pembelajaran Sepak Takraw ...70
B. Hasi Penelitian ...72
1. Siklus I ... 72
2. Siklus II... 78
C. Pembahasan Penelitian ...85
D. Diskusi Penemuan ...90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 92
A. Kesimpulan ...92
B. Saran ...93
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Tujuan pendidikan
jasmani untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang dipilih untuk meningkatkan
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, serta meningkatkan
keterampilan gerak.
Belajar merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan oleh seseorang
untuk menjadi yang lebih baik, menurut Fontana (1981:147) mengatakan bahwa
“belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai
hasil dari pengalaman”, sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Proses pembelajaran diakui sepanjang hayat manusia serta dapat
berlaku dimanapun dan kapanpun. Dalam proses pembelajaran pendidikan
partisipasi siswa dapat terjadi bila atmosfir belajar menggairahkan dan keadaan
lingkungan belajar mendukung, siswa merasa aman, merasa diakui dan berharga
di kelasnya.
Modifikasi adalah upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian baik
dalam segi fisik, material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan
cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). Modifikasi pembelajaran
pendidikan jasmani dalam konsepnya menyebutkan apa yang dimodifikasi dan
bagaimana cara memodifikasi serta menyebutkan dan menerangkan beberapa
aspek analisis modifikasi. Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani
hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri
yaitu developentally appropriate practice (DAP) artinya bahwa tugas ajar yang
disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak dan
dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut, tugas ajar itu sendiri
harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik
yang diajarnya. Perkembangan dan kematangan yang dimaksud mencakup fisik,
psikis atau keterampilan. Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap
perubahan dan perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke arah
perubahan yang lebih baik.
Tujuan dari modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan
materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang
potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini
dimaksud untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa yang tadinya
3
guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya
yang diberikan guru mulai awal sampai akhir pembelajaran, Lutan (1998)
mengatakan bahwa “modifikasi ini bertujuan agar siswa memperoleh kepuasan
dalam mengikuti pembelajaran, meningkatkan kemungkinan dalam berprestasi,
siswa dapat melakukan pola gerak secara benar”.
Keterampilan atau skill merupakan perkembangan kemampuan gerak pada
taraf lanjut yang dicirikan dengan perwujudan gerak dasar yang lebih sempurna
dan kompleks, seperti halnya dalam gerakan-gerakan memainkan benda (gerak
manipulatif) yang dapat diamati pada cabang-cabang olahraga seperti Sepakbola,
Bolavoli, Bulutangkis dan cabang-cabang olahraga permainan lainnya termasuk
Sepaktakraw. Setiap bentuk latihan keterampilan dasar pada suatu cabang
olahraga tertentu akan memberi keuntungan bagi perkembangan keterampilan
dasar pada cabang olahraga yang lainnya. Keuntungan yang diperoleh melalui
latihan Sepaktakraw diantaranya adalah siswa memiliki kemampuan dasar untuk
mengembangkan keterampilan pada cabang olahraga lainnya seperti Sepakbola,
Bolavoli dan Bulutangkis.
Permainan Sepaktakraw merupakan salah satu jenis permainan yang
memuat berbagai bentuk keterampilan gerak yang tidak bisa dicapai dengan
mudah. Perlu tahapan yang harus dilalui agar keterampilan bermain Sepaktakraw
dapat dikuasai dengan baik, khususnya keterampilan dasar Sepaktakraw Seperti
sepak sila, sepak kuda/kura, memaha dan heading. Merupakan keterampilan yang
paling dominan dalam bermain sepak takraw diperlukan kesesuaian antara
yang harus dicapai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Tidak mudah untuk dapat mengajarkan keterampilan bermain Sepaktakraw sesuai
dengan skenario (rancangan) pembelajaran yang sudah ada dan tujuan yang akan
dicapai, selain keterampilan geraknya yang cukup kompleks, Sepaktakraw secara
umum merupakan cabang olahraga yang belum begitu berkembang di masyarakat.
Hal ini dapat menjadi kendala bagi anak, sekaligus juga menjadi tantangan bagi
guru yang mengajar. Semua itu akan berkaitan dengan upaya-upaya guru dalam
meningkatkan minat dan motivasi buat anak agar terus belajar dan berlatih sepak
takraw. Guru harus memberi pengarahan dan penguatan (reinforcement) pada
anak yang sukses, memberi umpan balik (feedback), menentukan cara
mengevaluasi yang tepat sehingga anak tetap memiliki kebanggaan diri meskipun
pernah mengalami kegagalan dan banyak lagi upaya guru yang terkait dengan
didaktik dan metodik pembelajaran, hal ini mengandung arti bahwa guru harus
memahami konsep belajar-mengajar keterampilan gerak.
Belajar keterampilan gerak melibatkan persoalan yang komplek karena
semua aspek terlibat di dalamnya tidak hanya melibatkan sistem fisiologi dan
sistem syaraf namun juga aspek psikologis. Untuk itulah “pembelajaran
permainan Sepaktakraw adalah pengajaran yang diselaraskan dengan karakteristik
pertumbuhan dan perkembangan anak serta pemberian kesempatan dan layanan
yang sama bagi setiap anak” (Prawirasaputra, 1999/2000:39-41).
Berdasarkan uraian di atas, maka pengajaran Sepaktakraw yang bersifat
tradisional, khususnya dalam mengajarkan keterampilan dasar Sepaktakraw yang
5
mendapat pengembangan-pengembangan yang bersifat menyeluruh agar seluruh
potensi siswa (afektif, kognitif, dan psikomotor) dapat ditumbuhkembangkan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan bahwa masalah
penelitian ini adalah masing kurangnya pengembangan sepak takraw di SMP
Negeri 1 Conggeang, belum mampunya siswa melakukan keterampilan dasar
Sepak takraw sebagai dampak dari belum mampunya guru menyajikan proses
pembelajaran Sepaktakraw yang menarik minat siswa dan sesuai dengan
kebutuhan siswa, fasilitas yang kurang lengkap dapat mempengaruhi pada
pembelajaran di sekolah itu sendiri serta inovasi pengembangan alat sangat
minim, sehingga sulit bagi sekolah itu untuk mengembangkan sepak takraw di
SMP Negeri 1 Conggeang ini. Dari rangkaian tersebut penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan bermain
Sepaktakraw?
C. PEMECAHAN MASALAH
Masalah belum mampunya siswa melakukan keterampilan dasar bermain
Sepaktakraw di SMP Negeri 1 Conggeang akan dikembangakan melalui
pemecahan masalah dengan cara memodifikasi alat dalam pembelajaran
keterampilan dasar Sepaktakraw dengan menggunakan alat yang disederhanakan
belajar-mengajar yang akan dilaksanakan melalui proses penelitian tindakan
kelas (class action research).
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang diajukan adapun yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini yaitu
1. Memberikan gambaran kepada guru penjas tentang penerapan modifikasi alat
dalam pembelajaran sepak takraw dapat meningkatkan keterampilan siswa
dalam permaianan Sepaktakraw.
2. Untuk mengetahui peningkatkan keterampilan bermain Sepaktakraw siswa
melalui penerapan modifikasi alat.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang baik. Adapun
manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagi berikut:
1. Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat mengetahui
tindakan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan pembelajaran serta
pemahaman siswa dalam permainan Sepaktakraw.
2. Siswa
Penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan
pemahaman dan keterampilan siswa dalam permainan Sepaktakraw.
7
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan sumbangan yang berarti
bagi sekolah dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan efektivitas
dan efisiensi proses pembelajaran, terutama bagi sekolah yang menjadi tempat
penelitian ini dilaksanakan dan sekolah lain pada umumnya.
4. Peneliti
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai acuan dan patokan
bagi peneliti di masa yang akan datang serta untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
F. BATASAN MASALAH
Untuk menghindari kesalahpahaman dan menjelaskan ruang lingkup
penelitian adapun batasan penelitiannya sebagai berikut:
1. Masalah yang diteliti adalah Penerapan Modifikasi Alat dalam Pembelajaran
Sepaktakraw.
2. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Conggeang kelas VIII.
3. Sampel menggunakan kelas VIII E sebanyak 33 orang.
G. PENJELASAN ISTILAH
Untuk mengurangi kesalahan persepsi pada pembaca maka ada penjelasan
istilah yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian, diantaranya
sebagai berikut
Modifikasi adalah upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian baik
dalam segi fisik, material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan
cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian). (Bahagia,2010:13)
2. Alat
Alat adalah suatu benda yang di pakai untuk mengerjakan sesuatu : perkakas,
perabot yang di pakai untuk mencapai maksud.
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
4. Sepaktakraw
Sepaktakraw adalah olahraga beregu yang dalam permainannya memiliki
posisi yang berbeda (apit kiri, apit kanan, dan tekong) dimainkan oleh 3 orang
pemain, dari masing-masing pemain memiliki tugas masing-masing. Cara
memainkan bolanya menggunakan anggota badan (kaki, paha, dada, kepala)
dengan cara menyepak atau menimang, menyundul, mengontrol untuk dapat
menyeberangkan bola melewati net ke daerah permainan lawan dan memiliki
peraturan permainan yang sudah ditetapkan (Darwis dan Basa, 1992; Sudrajat
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab
permasalahan yang ada. Menurut Sukardi (2003:210) menjelaskan bahwa “penelitian
tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu
kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat
pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain”.
Penelitian tindakan (action research) bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah-masalah melalui
penerapan-penerapan langsung di kelas atau di tempat kerja. Dalam penelitian
tindakan tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, melainkan di mana saja guru
bekerja atau mengajar. Action research juga berarti penelitian yang bersifat
partisipatif dan kolaboratif. Maksudnya, penelitian ini dilakukan oleh sendiri yang
berkepentingan, yaitu si peneliti yang kemudian hasilnya diamati bersama
rekan-rekannya.
PTK bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis
terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran kritis untuk bersiap terhadap proses
perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. Mcniff (1992) dalam Supardi
dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah,
meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya‟.
PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam
mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri dan bertanggung jawab
mengenai pelaksaaan tugasnya secara professional.
B. PROSEDUR PENELITIAN DAN RENCANA TINDAKAN
1. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan menurut Sukmadinata (2008:140) adalah:
Suatu pencarian sistematik yang dilakukan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam pengumpulan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.
Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana, dan
bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan
dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan
kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.
Arikunto (2010:131) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri
dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perencanaan atau planning. b. Tindakan atau acting.
52
Lebih lanjut Mills (2000) dalam Sukmadinata (2008:143) menjelaskan bahwa
penelitian tindakan memiliki empat konsep kunci, yaitu:
a. Penelitian tindakan bersifat partisipatif dan demokratis.
b. Penelitian tindakan responsif terhadap masalah-masalah sosial dan berlangsung dalam suatu konteks.
c. Penelitian tindakan membantu peneliti pelaksana (guru, dosen, dll.) untuk menguji dan menjamin cara-cara pelaksanaan pekerjaan profesional sehari-hari.
d. Pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian tindakan (dalam pendidikan) dapat memberikan kebebasan kepada siswa, guru, administrator dan meningkatkan proses belajar, pengajaran dan penentuan kebijakan.
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk mempermudah
alur penelitian dibuatlah sekema prosedurnya. Sesuai dengan prosedur umum
penelitian yang misalnya dikemukakan oleh Yusuf (2007:42) menyatakan bahwa
“setiap siklus tindakan memuat langkah langkah membuat rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi”. Semua tahapan tersebut dilakukan
setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai
karakteristik kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran permainan
Siklus I
Siklus II
Bagan 3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK
Berdasarkan langkah-langkah penelitian di atas maka upaya pemecahan
masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan sebagai berikut:
a. Pengamatan (observing), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses
pembelajaran sepak takraw di SMP Negeri 1 Conggeang kelas VIII E. Ini
bertujuan untuk mengetahui minat dan motivasi serta kendala pada saat
mempelajari sepak takraw dengan memodifikasi alat yang digunakan serta
54
b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian
(planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
keterampilan sepak takraw.
c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.
d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah
dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta
perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat menguasai
keterampilan teknik dasar dalam pembelajaran sepak takraw.
2. Rencana Tindakan
Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu
oleh observer (guru penjas yang lain) untuk melakukan rancangan tindakan. Ada
beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencaaan tindakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan menerapkan variasi bentuk-bentuk tugas
gerak yang sistematis dalam proses pembelajaran sepak takraw dengan
2) Membuat lembar observasi yaitu:
a) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua
kejadian yang muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus
sistematis karena akan menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan
dan analisi data.
b) Dengan menggunakan alat elektonik (kamera) untuk merekam serta
mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses
pembelajaran langsung yang hasillnya dapat dijadikan sebagai bahan koreksi
dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran ditahap berikutnya.
c) Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang
berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran sepak takraw.
3) Menyiapakan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan
pembelajaran sepak takraw.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan pengaplikasian dari proses perencanaan
yang telah dilakukan sebelumnya oleh penelitia. Menurut Arikunto (2010:139)
mengatakan bahwa “pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi
rencana di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas dan diperbolehkan
melakukan modifikasi, selama tidak merubah prinsip”. Dalam proses pelaksanaan
56
melaksanakan pembelajaran sepak takraw melalui penerapan variasi bentuk-bentuk
tugas yang sistematis.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu:
1) Peneliti menetapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam
pembelajaran sepak takraw yang telah dirancang dalam satuan penagajaran
(skenario pembelajaran).
2) Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan
terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan
sadar, kritis, sistematis dan objektif.
3) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke
dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
c. Alternatif Pemecahan
Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan catatan yang ada maka peneliti
menggunakannya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul
selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan
tindakan–tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan
tindakan berikutnya.
d. Observasi
Observasi yaitu kegiatan pengamatan oleh pengamat. Untuk mempermudah
pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh observer. Objek yang diamati adalah
yang bersifat individu maupun secara klasikal. Adapun bentuk-bentuk observasi yang
dapat dilakukan yaitu tahap pertemuan observasi awal, observasi kelas, pembahasan
hasil observasi.
Pada tahap pertemuan perencanaan awal akan menentukan observer (pengamat)
atau guru yang akan diamati. Kedua guru harus menyajikan persepsi dan masalah apa
yang akan diamati. Untuk memperoleh data awal maka dilakukan observasi dengan
monitoring kegiatan belajar siswa yang dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26
September 2011, adapun hasil yang didapat dari observasi untuk data awal dapat
dilihat berikut ini:
Observasi Awal
Nama Sekolah : SMPN 1 Conggeang
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Materi : Sepak takraw
a. Teknik dasar permainan Sepaktakraw (sepaksila, juggling,
service)
b. Bermain Sepaktakraw dengan peraturan dan alat yang
dimodifikasi
Alokasi Waktu : 80 menit (2 x 40 menit)
Hari/Tanggal : Senin 16 dan Sabtu 26 September 2011
Hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran
58
b. Siswa dapat melakukan teknik dasar permainan sepak takraw
2. Bahan/Materi Pembelajaran
1. Teknik dasar permainan sepak takraw (sepak sila, juggling, service)
2. Bermain sepak takraw dengan peraturan dan alat yang dimodifikasi
3. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran permainan Sepaktakraw
adalah pendekatan taktis (pendekatan bermain).
4. Partisipasi dan Motivasi Siswa Selama Pembelajaran
Selama proses pembelajaran permainan Sepaktakraw sebagian besar siswa
memiliki motivasi yang baik, walaupun pada awalnya mereka belum mengerti dan
memahami cara bermain Sepaktakraw. Akan tetapi ada beberapa siswa yang kurang
antusisas dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini diduga siswa masih belum
memahami dan menguasai teknik dasar Sepaktakraw dengan benar.
5. Evaluasi
a. Cara mengangkat kaki dan perkenaan bola pada kaki, serta cara menyundul bola.
b. Peraturan dan cara bermain permainan sepak takraw.
6. Kesulitan yang dirasakan Siswa
Setelah pembelajaran selesai dilakukan tanya jawab terhadap siswa, adapun
kesulitan yang dialami siswa adalah:
a. Siswa belum mampu melaksanakan dengan baik teknik dasar permainan sepak
takraw, karena ini masih dalam tahap persiapan awal.
e. Analisis dan Refleksi
Pelaksanaan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepak takraw yang
dilakukan oleh peneliti sendiri telah menghasilkan beberapa peristiwa atau kejadian
dalam pembelajaran dalam bentuk data-data. Berdasarkan data yang terkumpul ini
kemudian dilakukan analisis. Kemudian peneliti melakukan refleksi atau perbaikan
untuk rencana tindakan berikutnya.
C. LOKASI, SUBJEK, DAN DATA PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Conggeang,
Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang, alasan peneliti memilih SMP Negeri 1
Conggeang berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Conggeang memiliki ketertarikan
dan minat yang cukup besar, dengan semakin banyaknya
pertandingan-pertandinagan antar sekolah (Sentra SMP, Popwilda dan Popda).
b. Tersedianya lapangan yang cukup luas serta perlengkapan yang komplit.
c. Peneliti sendiri adalah salah satu alumni serta atlet sepak takraw Kabupaten
Sumedang yang memiliki keinginan cukup tinggi untuk mengembangkan
permainan sepak takraw pada usia dini (tingkat SMP) di Kabupaten Sumedang
60
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah upaya untuk terlaksananya pelakasnaan proses
pembelajaran permainan sepak takraw agar siswa dapat menguasai teknik dasar
permainan sepak takraw melalui pendekatan pembelajaran taktis dan variasi
bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis. Penelitian ini berkenaan dengan hampir semua
aspek yang terkait dengan proses pembelajaran sepak takraw, sebagai data yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sampel yang diambil
berjumlah 20 orang siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Conggeang. Sedangkan waktu
penelitian berlangsung selama kurang lebih dua bulan antara bulan Oktober sampai
bulan November 2011 dengan jumlah pertemuan sebanyak delapan kali pertemuan
yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan.
Peneliti bertindak sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan untuk
menyajikan pembelajaran yang dibantu oleh guru penjas sebagai mitra dan observer
selama penelitian berlangsung.
3. Data Penelitian
Data-data atau informasi yang dijadikan untuk kepentingan analisis guna
memecahkan masalah penelitian berasal dari:
a. Hasil wawancara antara peneliti, observer dan siswa.
b. Aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses
pembelajaran dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh dari peneliti
sebagai guru melalui proses observasi dan observer melalui observasinya pada
Berdasarkan itu pula maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis sumber data yang berasal dari:
a. Siswa: melalui perubahan sikap, partisipasi, motivasi dan kemampuan teknik
dasar dalam melakukan pembelajaran permainan sepak takraw.
b. Guru: catatan jurnalnya dan data peneliti dari perubahan siklus pada setiap
observasi dan refleksi dari setiap kegitan.
D. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur hasil
penelitian agar mempermudah peneliti mengetahui hasil yang diperolehnya. Menurut
Arikunto (2002:134) “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah”. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
hasil observasi, catatan lapangan dan tes yang digunakan peneliti sebagai instrument
penelitian. Setelah data tersebut diperoleh selanjutnya akan dianalisis dan hasilnya
digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, yaitu perubahan aktivitas
siswa dalam pembelajaran permainan sepak takraw. Untuk memperjelas instrument
62
a. Observasi
Observasi merupakan teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau
kegiatan (tingkah laku) sebagai upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang
terjadi selama tindakan berlangsung, secara singkat Hadi dalam Sugiyono (2010:145)
mengatakan bahwa obesrvasi adalah „proses-proses pengamatan dan ingatan‟.
Observasi berupa lembar panduan yang telah dibuat dan ditentukan terlebih dahulu
sebelum melakukan tindakan. Perencanaan data dengan menggunakan observasi
dilakukan secara subjektif agar mendapat data yang valid dan akurat.
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting dalam penelitian, catatan tersebut
berisi deskripsi pelaksanaan pembelajaran, Rusmini (1998:88) menjelaskan bahwa
“Catatan lapangan dalam penelitian pendidikan berkaitan dengan interaksi belajar
yang dilakukan oleh guru dan siswa”. Interaksi yang teramati dan tercatat memuat
perilaku praktisi saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan dengan
kesulitan perilaku yang telah dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang
termuat dalam perencanaan yang tersusun.
Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai indikator ketercapaian tujuan
pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran permainan sepak takraw dapat
Tabel 3.1
Lembar Catatan Lapangan
No Aspek Tanggapan
1 Aktivitas siswa dalam melakukan gerakan
2 Keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran
c. Tes
Tes digunakan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa baik dalam
aspek kognitif, dan psikomotor dalam pembelajaran sepak takraw. Arikunto dalam
Hasanudin dan Nurhasan (2007:3) mendefinisikan tes adalah „suatu alat ukur atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana
dengan cara aturan-aturan yang sudah ditentukan‟. Berdasarkan pengertian tersebut
maka peneliti menentukan tes yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
teknik dasar bermain Sepaktakraw yang tesnya terdiri dari:
1) Sepak sila
Tes sepak sila dilakukan secara perorangan, dalam setiap tes ini siswa
melakukan tidak dengan bola yang dimodifikasi tetapi menggunakan bola sepak
takraw yang sebenarnya. Dengan ketentuan tes sebagai berikut:
a) Siswa memegang 1 bola.
b) Melakukan sepakan selama 30 detik.
c) Siswa melakukan sepak sila dan harus mendapatkan sepakan
64
d) Bola harus ditendang minimalnya setinggi kepala, apabila bola berada
dibawah kepala maka tidak dihitung.
e) Siswa mendapatkan point 1 apabila bola dilambungkan kemudian ditendang
kembali (bagi yang mampu) atau di tangkap.
Untuk mempermudah pengolahan hasil yang diperoleh maka peneliti
menggunakan format penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.2
Penilaian Sepak Sila
No Nama Siswa Banyaknya Sepakan (30”) Keterangan
1
2
3
2) Juggling
Pelaksanaan tes juggling ini masih sama seperti melakukan tes sepak sila, tes
juggling menggunakan kaki bagian punggung kaki, kegiatannya juga sama seperti
tes sepak sila yaitu:
a) siswa melakukan tes selama 30 detik, selama itu siswa harus lebih banyak
mengumpulkan point atau mendapatkan tendangan yang
sebanyak-banyaknya.
c) Siswa mendapatkan point 1 pada saat bola dilambungkan kemudian di
tendang dan ditendang lagi (bagi yang mampu) atau bola di tangkap
kembali.
Untuk mempermudah pengolahan hasil yang diperoleh maka peneliti
menggunakan format penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.3
Penilaian Juggling
No Nama Siswa Banyaknya Juggling (30”) Keterangan
1
2
3
3) Service
Tes service yang dilakukan adalah dengan mengarahkan bola pada lapangan
yang telah diberi nilai pada bagian lapangannya. Aturan yang harus diikuti oleh
siswa adalah sebagai berikut:
a) Tes service juga dilakukan secara perorangan
b) Siswa diberikan 3 kali kesempatan untuk melakukan service
c) Siswa mendapatkan point sesuai dengan jatuhnya bola pada lapang
Lapangan yang akan digunakan untuk tes service dapat dilihat pada gambar
berikut:
66
Gambar 3.1
Lapangan Sepak Takraw
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak
hanya satu, akan tetapi menggunakan multi teknik atau multi instrumen. Menurut
Walcott (1992) yang dikutip oleh Sukmadinata (2008:151-152) menjelaskan bahwa:
“Ada tiga teknik pengumpulan data, yang disebutnya sebagai strategi pekerjaan
lapangan primer, yaitu pengalaman, pengungkapan dan pengujian.”
1. Pengalaman
Pengalaman (experiencing) dilakukan dalam bentuk observasi, ada beberapa
variasi bentuk observasi yang dapat dilakukan oleh peneliti, yaitu:
a. Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam
b. Observasi khusus, observasi dilakukan ketika peneliti melakukan tugas khusus,
seperti memberikan bimbingan.
c. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data dan mencatat
kegiatan yang sedang berlangsung.
2. Pengungkapan
Pengungkapan (enquiring) dilakukan melalui hasil catatan lapangan, Data
hasil catatan lapangan hanya dijadikan sebagai data perbandingan atas data hasil
observasi dan tes. Data tersebut akan dinarasikan.
3. Pembuktian
Pembuktian (examining) dilakukan dengan adanya tes keterampilan
dilapangan, Tes digunakan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa baik dalam
aspek kognitif, Afektif dan psikomotor dalam pembelajaran strategi pendekatan
keterampilan taktis dalam pembelajaran sepak takraw. Tes yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur pencapaian seseorang telah mempelajari sesuatu adalah
tes prestasi atau achievement test. Tes ini diberikan sesudah orang yang dimaksud
mempelajari hal-hal sesuai dengan yang diteskan.
Penilaian dilakukan terhadap hasil kerja peserta didik selama proses tindakan
berlangsung. Dengan teknik penilaian ini dapat dihasilkan data secara kuantitatif
68
F. PROSEDUR PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Proses pengolahan data seiing dengan proses pelaksanaan tindakan
pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif (Nasution,
1996:14). Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian
tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan
tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di
setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolaha
data dalam proses penelitian ini adalah:
1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada
setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.
2. Membandingkan jumlah siswa yang mampu melakukan tugas gerak yang
diberikan pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.
3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format tes keterampilan dan
catatan guru setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.
Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan
yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
a. Pengolahan dan Kategorsasi Data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, catatan lapangan dan tes
keterampilan dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik
data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam
pengolahan data ini, penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepak takraw
sebagai aktivitas siswa yaitu motivasi, pasrtisipasi siswa dalam melakuakn berbagai
macam penguasaan teknik dasar pada pembelajaran permainan sepak takraw.
b. Validasi
Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:
1) Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan
tiga sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses
pembelajaran (Nasution, 1996:115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah:
a) Peneliti sebagai pengajar (intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah diselenggarakan),
b) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar),
c) Observer yaitu mitra peneliti (guru penjas) yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar.
2) Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian
dengan mendidkusikannya dengan observer pada setiap akhir tindakan
pembelaaran (Nasution, 1996:114).
c. Interpretasi
Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan
kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama atau berdasarkan
intuisi peneliti sebagai guru berkenaaan dengan proses pembelajaran yang baik.
Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat
memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi data yang telah melewati tahap pengolahan dan analisis
serta fakta-fakta empiris di lapangan selama penelitian tindakan kelas dilaksanakan
dapat disimpulkan bahwa penerapan alat modifikasi dalam permainan sepaktakraw
dapat meningkatkan keterampilan bermain sepaktakraw yang dilakukan oleh
siswa-siswi sekolah.
B. SARAN
Dalam pelaksanaan pembelajaran sepaktakraw di sekolah menengah pertama,
faktor utama yang harus diperhatikan adalah penyesuaian bahan ajar dengan tingkat
kemampuan siswa. Berdasarkan kesimpulan dan temuan penelitian di lapangan,
peneliti mengajukan saran untuk memperbaiki proses pembelajaran sepaktakraw
sebagai berikut:
1. Guru pendidikan jasmani harus terus meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran penjas, khususnya pada kegiatan olahraga dan permainan
seperti halnya pembelajaran sepaktakraw. Guru penjas harus lebih berani
melakukan upaya-upaya modifikasi materi, metode, tujuan, dan evaluasi untuk
percepatan proses penguasaan tugas gerak yang harus dilakukan siswa. Proses
kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa. Kunci pokok ke arah itu adalah
guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang intinya adalah
proses penyajian materi pembelajaran.
2. Semua pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu
pendidikan jasmani harus terlibat langsung dan secara nyata membantu
penyelenggaraan program pengajaran penjas yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dan tujuan pendidikan nasional. Misalnya dengan menyediakan sarana
dan prasarana pendukung bagi terciptanya proses pembelajaran penjas yang
kondusif, efektif, dan efisien.
3. Bagi para guru penjas SMP diharapkan dapat menerapkan pembelajaran
sepaktakraw melalui pengembangan modifikasi pembelajaran sepak takraw
sebagaimana hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan penulis sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hamidi (2007). Sepak Takraw Konsep dan Aplikasi. FPOK UPI. Bandung
Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Hendrayana, Yudi. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Husdarta. M Saputra, Yudha (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Nasution, (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Prawirasaputra, Sudrajat, (1999/2000). Sepak Takraw. Depdikbud. Bandung ..
Subroto, Toto. (2002). Pendekatan Keterampilan Konsep Olahraga Sekolah Dasar;
Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sugiyono. ( 2009 ). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukardi. ( 2003 ). Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Yoyo Bahagia, Sufyar Mujianto. (2009). Media dan alat pembelajaran penjas.