• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA DAUR AIR DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA DAUR AIR DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Popi Nopiawati

NIM 1004102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SUBTEMA DAUR AIR DI SEKOLAH DASAR

Oleh Popi Nopiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Popi Nopiawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DI SEKOLAH DASAR

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Drs. Edi Hendri Mulyana, M. Pd. NIP. 19600825 198603 1 002

Pembimbing II

Drs. H. Sumardi, M. Pd. NIP. 19570719 198403 1 001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI KAMPUS TASIKMALAYA

(4)

ii

Penelitian ini berjudul Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Saintifik pada Subtema Daur Air di Sekolah Dasar. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development) dengan menggunakan model 4D. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar yang terdiri atas buku siswa dan buku guru. Adapun tahap yang dilalui dalam penelitian ini adalah tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (desseminate). Subjek penelitian adalah siswa SDN 1 Cisadap, SDN 2 Cisadap, dan SDN 3 Cisadap yang berjumlah 121 siswa. Teknik pengumpulan data pada tahap pendefinisian dan perancangan, dilakukan dengan menggunakan wawancara dan checklist. Sedangkan pada tahap pengembangan, teknik pengumpulan data menggunakan lembar pengisian angket validasi, lembar observasi, lembar angket respons siswa, dan lembar tes hasil belajar. Hasil analisis uji coba dalam tahap pengembangan menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan peneliti dinyatakan valid dan cukup efektif. Hasil validasi ahli menyatakan bahwa bahan ajar berbasis pendekatan saintifik yang dibuat peneliti memiliki tingkat kevalidan dengan persentase 58,33% untuk buku siswa dan 46,94% untuk buku guru. Sedangkan bahan ajar yang dikembangkan dinyatakan cukup efektif, dapat diketahui dari hasil perhitungan normal gain pada ranah kognitif yaitu 37,50 % , pada ranah afektif 83,92%, sedangkan pada ranah psikomotor mencapai nilai 87,50% . Nilai kognitif didapat dari tes hasil belajar yang dilakukan yaitu pre test dan post test. Nilai afektif dan psikomotor didapat dari penilaian rubrik yang digunakan pada penilaian Kurikulum 2013.

(5)

iii

products developed in this research is composed of teaching materials and student book teacher book. The stages through which in this research is defining stage (define), design (design), development (develop) and deployment (desseminate). The subjects were students at SDN 1 Cisadap, SDN 2 Cisadap, and SDN 3 Cisadap totaling 121 students. Data collection techniques in the definition and design phase, carried out using interviews and checklists. While at this stage of development, the techniques of data collection using questionnaire validation charging sheet, observation sheets, sheet student questionnaire responses, and achievement test sheet. The results of the analysis in the development stage trial showed that the approach based teaching materials developed scientific investigator declared valid and effective enough. The results of validation experts claim that the scientific approach based teaching materials that made investigators have validity rate of 58.33% for the percentage of the student book and teacher 46.94% for books. While teaching materials developed declared effective enough, it can be seen from the calculation of the gain on the normal cognitive domain that is 37.50%, 83.92% in the affective domain, whereas the psychomotor domain reaches 87.50%. Values obtained from the cognitive achievement test done of pre-test and post-pre-test. Affective and psychomotor value obtained from the valuation used in the assessment rubric Curriculum 2013.

(6)

v

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN… ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, ASUMSI DAN KETERBATASAN PENGEMBANGAN ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Penelitian dan Pengembangan ... 7

2. Bahan Ajar ... 8

3. Pendekatan Saintifik... 13

4. Pembelajaran Tematik Terpadu. ... 18

5. Bahan Ajar Berbasis Saintifik ... 23

6. Analisis Kegiatan Saintifik Berdasarkan Fase-Fase Pembelajaran Tematik Dan Jenis Bahan Ajar. ... 24

7. Penelitian Yang Relevan ... 25

B. Kerangka Pemikiran ... 28

(7)

vi

BAB III METODE PENELITIAN ... . 30

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... . 30

B. Desain Penelitian ... . 31

C. Metode Penelitian ... . 36

D. Definisi Operasional ... . 38

E. Instrumen Penelitian ... . 41

F. Proses Pengembangan Instrumen ... . 44

G. Teknik Pengumpulan Data ... . 50

H. Analisis Data ... . 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Penelitian ... 55

1. Deskripsi Hasil Tahap Pendefinisian (Define) ... 55

2. Deskripsi Hasil Tahap Perancangan (Designe) ... 60

3. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan (Develop) ... 62

4. Deskripsi Hasil Tahap Penyebaran (Desseminate) ... 86

B. Pembahasan ... 88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Simpulan ... 89

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 96

(8)

vii

Tabel Halaman

2.1 Sintaks Pembelajaran Tematik Terpadu……….…… 21

2.2 Analisis Kegiatan Saintifik berdasarkan Fase-Fase Pembelajaran Tematik dan Jenis Bahan Ajar……….……... 24

3.1 Jenis Data, Teknik Pengumpulan data, Instrumen yang digunakan...…………. 41

3.2 Kisi-kisi Instrumen Pree Test – Post Test Subtema Daur Air... 43

3.3 Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas...………. 46

3.4 Hasil Reliabilitas Tes Hasil Belajar...……….. 49

4.1 Sebaran Usia Siswa Kelas V Berdasarkan Sampel Penelitian ...………... 56

4.2 Pemetaan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran Subtema Daur Air……….... 58

4.3 Hasil Validasi Buku Siswa………... 63

4.4 Persentase Hasil Validasi Buku Siswa……… 66

4.5 Hasil dan Analisis Data Validasi Buku Siswa……… 67

4.6 Hasil Validasi Buku Guru...……… 67

4.7 Persentase Hasil Validasi Buku Guru ……… 69

4.8 Hasil dan Analisis Data Validasi Buku Guru...…………... 70

4.9 Nilai Rata-rata Pre Test ………...………. 72

4.10 Nilai Rata-rata Post Test...………... 73

4.11 Kriteria Kelulusan Siswa………... 74

4.12 Hasil Analisis Observasi pada Pembelajaran Menggunakan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Saintifik...………... 75

4.13 Data Respons Siswa...………... 76

(9)

viii

4.16 Hasil Perhitungan Efektivitas dari Rumus Normail Gain… 81 4.17 Hasil Revisi Buku Siswa………...……… 82 4.18 Hasil Revisi Buku Guru...………... 84 4.19 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Varians Data Hasil

(10)

ix

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran...……… 28

3.1 Alur Penelitian dan Pengembangan Bahan Ajar...…. 35

3.2 Pemetaan Kompetensi Dasar 1 dan 2……….. 39

3.3 Pemetaan Kompetensi Dasar 3 dan 4………... 40

3.4 Menu Analyze >> Scale >> Reliability Analysis...………… 48

3.5 Kotak Dialog Reliability Analysis ………... 48

3.6 Kotak Dialog Reliability Analysis: Statistics ……… 49

3.7 Kotak dialog One-Way ANOVA…………...………. 54

4.1 Bagan Subtema Daur Air...…. 57

(11)

x

B Instrumen Penelitian……… 99

C Hasil Uji Instrumen Penelitian………..……….. 126

D Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 139

E Hasil Penelitian………. 230

F Administrasi Penelitian………. 277

(12)

1

PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Penerapan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013 memberikan nuansa baru bagi dunia pendidikan Indonesia. Nuansa baru tersebut sangat terasa oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Selain pembelajarannya yang tematik, dan pendekatannya yang saintifik, guru juga harus mampu berkreasi dan berinovasi untuk memberikan hal-hal baru dan berbeda dari pembelajaran-pembelajaran sebelumnya, baik dalam model pembelajaran, metode, media, sumber belajar maupun penilaiannya.

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tertulis bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Terkait dengan hal tersebut, Sukirman & Jumhana (2006, hlm. 10) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran adalah proses aktivitas atau kegiatan siswa melalui interaksi dengan lingkungan, baik dengan guru maupun unsur-unsur pembelajaran lain untuk memperoleh perubahan tingkah laku.

Dalam proses pembelajaran, salah satu komponen terpenting yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar adalah penggunaan bahan ajar yang dipilih dan dikembangkan guru. Bahan ajar yang sesuai dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran atau kompetansi tertentu dengan cara menarik minat siswa, menstimulasi siswa, dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dan giat dalam belajar melalui materi yang diberikan. Merujuk dari itu, Mulyasa (2008, hlm. 53), mengemukakan bahwa:

(13)

menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.

Majid (2012, hlm. 173), mengemukakan pengertian bahan ajar yaitu segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan bahan ajar, siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis dimana dan kapan saja baik secara individu maupun kelompok meskipun tanpa kehadiran guru.

Walinono (dalam Darmadi, 2009, hlm. 47), mengungkapkan bahwa ada sepuluh kemampuan dasar yang harus dikuasai guru, salah satunya adalah kemampuan menyusun program pembelajaran. Dalam menyusun program pembelajaran, guru harus mampu memilih dan mengembangkan bahan ajar yang sesuai dan tepat untuk pencapaian hasil belajar. Dipertegas lagi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses yang berbunyi:

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Maka dari itu, dalam perencanaan proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu memilih dan mengembangkan bahan ajar yang termasuk salah satu elemen dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Bahan ajar perlu dipilih dan dikembangkan supaya pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jadi, tidak memerlukan waktu lama untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan ajar yang dimaksud merupakan penjabaran materi pokok secara lengkap yang tertulis pada kurikulum atau silabus. Namun, pada kenyataannya masih sedikit guru yang mampu memilih dan mengambangkan bahan ajar, sehingga pembelajaran masih bersifat konvesional, dan cenderung membosankan karena siswa hanya menjadi pendengar informasi dari guru.

(14)

atau setiap tahun berganti buku, tidak sedikit materi dari buku tersebut yang tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Karena isi buku teks yang beredar luas di pasaran tersebut disamakan untuk semua siswa di Indonesia, baik yang tinggal di daerah perkotaan, pedesaan, pegunungan, maupun yang ada di daerah pantai. Selain itu, bahan ajar yang berupa buku teks tersebut dominannya mengutamakan hasil dan mengabaikan proses. Jadi, kemampuan akhir yang dimiliki siswa lebih banyak pada aspek pengetahuan, yaitu menghapal. Hal ini sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 17 Desember 2013 di SDN 1 Cisadap, SDN 2 Cisadap, dan SDN 3 Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Oleh karena itu, sangat penting jika guru mempunyai kompetensi dalam memilih dan mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar dapat memudahkan siswa dalam belajar baik dengan bimbingan guru maupun ketika siswa belajar mandiri dan dapat membantu siswa mencapai ketuntasan belajarnya masing-masing.

Pada Kurikulum 2013, hanya kelas I dan IV yang sudah memiliki bahan ajar, oleh karena itu sangat perlu mengembangkan bahan ajar di kelas II, III, V, dan VI. Bahan ajar ini harus berorientasi pada esensi Kurikulum 2013 yaitu pembelajaran tematik, pembelajaran kontekstual, pendidikan karakter, pendekatan saintifik, dan penilaian autentik. Berkaitan dengan pendekatan saintifik sebagai salah satu diantara kelima esensi Kurikulum 2013, pendekatan saintifik disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Pendekatan ini meliputi berbagai aktivitas, diantaranya yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking).

(15)

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan yang muncul terkait dengan penggunaan bahan ajar di Sekolah Dasar, diantaranya:

a. Bahan ajar yang paling banyak digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran adalah buku teks. Tidak sedikit materi dari buku tersebut yang tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Karena isi buku teks yang beredar luas di pasaran tersebut disamakan untuk semua siswa di Indonesia, baik yang tinggal di daerah perkotaan, pedesaan, pegunungan, maupun yang ada di daerah pantai.

b. Bahan ajar yang berupa buku teks tersebut dominannya mengutamakan hasil dan mengabaikan proses. Jadi, kemampuan akhir yang dimiliki siswa lebih banyak pada aspek pengetahuan, yaitu menghapal.

c. Masih sedikit guru yang mampu memilih dan mengambangkan bahan ajar, sehingga pembelajaran masih bersifat konvesional, dan cenderung membosankan karena siswa hanya menjadi pendengar informasi dari guru. d. Dalam pembelajaran, siswa belum menguasai aktivitas ilmiah seperti

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. 2. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimanakah bahan ajar di kelas V Sekolah Dasar?

b. Bagaimanakah rancangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas V di Sekolah Dasar?

c. Bagaimanakah implementasi rancangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik dalam proses uji coba?

(16)

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bahan ajar berbasis pendekatan saintifik yang digunakan di

kelas V Sekolah Dasar saat ini.

2. Untuk menghasilkan rancangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik di kelas V Sekolah Dasar.

3. Untuk mengetahui implementasi penggunaan bahan ajar dalam uji coba rancangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik di kelas V Sekolah Dasar. 4. Untuk menghasilkan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik yang dapat

digunakan di Kelas V Sekolah Dasar. D.Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang diharapkan peneliti setelah penelitian dilaksanakan.

1. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah bahan ajar berbasis pendekatan saintifik yang dapat dijadikan pedoman pembelajaran oleh guru.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah bahan ajar berbasis pendekatan saintifik yang dapat digunakan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar dalam proses pembelajaran.

3. Bagi lembaga terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah contoh bagi pengembangan bahan ajar yang dapat digunakan di kelas V Sekolah Dasar di masa yang akan datang.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber rujukan yang sesuai untuk penelitian selanjutnya.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Gambaran lebih jelas tentang isi keseluruhan skripsi dipaparkan dalam sistematika penulisan yang disusun sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

(17)

Latar belakang menjelaskan tentang alasan peneliti melakukan Penelitian dan Pengembangan dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Saintifik pada Subtema Daur Air di Sekolah Dasar. Identifikasi dan perumusan masalah membahas mengenai batasan masalah penelitian. Tujuan penelitian ditulis berdasarkan rumusan masalah penelitian yang akan dicari hasil atau alternatif pemecahannya. Manfaat penelitian memaparkan beberapa manfaat dari penelitian yang dilaksanakan. Yang terakhir adalah struktur organisasi skripsi menjelaskan tentang garis besar skripsi yang ditulis oleh penulis berdasarkan hasil penelitian.

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Bab ini menjelaskan tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran, asumsi dan keterbatasan pengembangan. Kajian pustaka menjelaskan tentang teori-teori dari para ahli yang sesuai dengan penelitian dan dapat digunakan sebagai rujukan dalam melaksanakan penelitian.

3. Bab III Metode Penelitian

Terdiri atas lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bagian ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian dibahas secara rinci.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang dicapai dan pembahasannya. Hasil penelitian yang disajikan berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang dihubungkan dengan kajian teori yang ideal pada BAB II.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

(18)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Sekolah Dasar Negeri 1 Cisadap, Sekolah Dasar Negeri 2 Cisadap, dan Sekolah Dasar Negeri 3 Cisadap yang beralamat di Jalan R. A. Sutadinata Desa Cisadap, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis. 2. Subjek Penelitian

a. Populasi

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2010, hlm. 173). Sedangkan Sugiyono (2010, hlm. 117) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Cisadap terdiri dari 23 siswa kelas VA dan 21 siswa kelas VB, sedangkan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Cisadap terdiri dari 21 siswa kelas VA dan 21 siswa kelas VB, dan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Cisadap sebanyak 35 siswa. Jadi, semuanya berjumlah 121 siswa.

b. Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi Arikunto, 2010, hlm. 174). Sementara Sugiyono (2010, hlm. 118) menyebutkan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

(19)

bertambah, maka peneliti menggunakan nonprobability sampling dengan teknik snowball sampling.

Sugiyono (2010, hlm. 122) mengemukakan bahwa “nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”. Sedangkan “snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar” (Sugiyono, 2010, hlm. 125).

Sampel pada tahap uji coba pertama berjumlah 23 siswa kelas VA SDN 1 Cisadap. Pada tahap uji coba kedua, sampel berjumlah 42 siswa yang terdiri dari 21 siswa kelas VB SDN 1 Cisadap dan 21 siswa kelas VA SDN 2 Cisadap. Uji coba ketiga menggunakan sampel sebanyak 56 siswa, terdiri dari 21 siswa kelas VB SDN 2 Cisadap dan 35 siswa kelas V SDN 3 Cisadap. Maka, dapat diketahui bahwa uji coba kedua menggunakan sampel yang lebih banyak dari uji coba pertama, dan uji coba ketiga pun menggunakan sampel yang lebih banyak dari uji coba kedua dan uji coba pertama.

B.Desain Penelitian

Bagian ini menjelaskan tentang prosedur yang ditempuh oleh peneliti dalam membuat produk bahan ajar. Dalam desain penelitian dan pengembangan ini masing-masing sifat dan komponen dalam setiap tahapan penelitian dijelaskan secara rinci. Model yang digunakan pada penelitian ini yaitu model 4-D. Penjabaran dari setiap tahap dari model 4-D adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian (Define), pada tahap ini terdapat lima langkah kegiatan, yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Awal Akhir

(20)

b. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk menganalisis atau menelaah karakteristik siswa berdasarkan kebutuhan perkembangan usianya. Hal ini dilakukan sebagai pedoman dalam merancang pengembangan bahan ajar. Karakteristik siswa ini meliputi perkembangan kognitif siswa pada usia kelas V sekolah dasar, sikap dan pemahaman siswa terhadap konsep pada topik pembelajaran. Analisis ini diperlukan untuk menyesuaikan rancangan bahan ajar dengan karakteristik siswa pada usia kelas V sekolah dasar.

c. Analisis Tugas

Analisis tugas dilakukan untuk mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas yang harus dikerjakan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Tahap-tahap penyelesaian tugas dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran.

d. Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan telaah tentang konsep-konsep yang relevan untuk pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik. Analisis konsep bertujuan untuk memilih, menetapkan, merinci, dan menyusun secara sistematis konsep yang akan diajarkan kepada siswa disesuaikan dengan bahan ajar yang akan dirancang dan dikembangkan untuk digunakan selama proses pembelajaran. e. Analisis Tujuan Pembelajaran

Pada kegiatan ini, langkah yang dilakukan yaitu mengubah analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang terdapat pada kurikulum 2013.

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap ini merupakan tahapan merancang bahan ajar. Adapun kegiatan dari tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan tes

(21)

b. Pemilihan media

Tujuan dari kegiatan pemilihan media ini yaitu untuk menentukan media apa yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran sehingga dapat membantu memperjelas penyajian materi kepada siswa dan memudahkan penerimaan siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Selain itu, tujuan dari pemilihan media ini yaitu agar dapat menarik minat siswa untuk mempelajari materi dengan lebih antusias.

c. Pemilihan format

Peneliti melakukan pemilihan format isi bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran. Menentukan komponen apa saja yang harus ada di dalam bahan ajar yang nantinya akan digunakan oleh siswa. Hasil dari tahap perancangan ini adalah desain awal atau rancangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik. Selanjutnya rancangan bahan ajar ini dikembangkan melalui validasi ahli dan uji coba lapangan.

3. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan terdiri dari pengembangan bahan ajar dengan langkah pertama yaitu validasi oleh ahli. Kegiatan validasi ahli dilakukan dengan menyerahkan hasil rancangan bahan ajar dan instrumen validasi yang berupa lembar telaah bahan ajar kepada validator. Validator pertama yang memvalidasi rancangan bahan ajar ini yaitu dosen yang berpengalaman dalam pengembangan bahan ajar, sedangkan validator kedua yaitu guru dari sekolah dasar yang dijadikan sekolah penelitian. Komentar dan saran yang diberikan oleh validator tersebut dijadikan landasan dalam penyempurnaan atau revisi bahan ajar. Ada tiga langkah utama yang dilakukan peneliti dalam validasi ini, yaitu:

a. Meminta pertimbangan ahli untuk mengetahui kelayakan rancangan bahan ajar yang telah dibuat. Untuk kegiatan ini instrumen yang digunakan berupa lembar telaah bahan ajar.

b. Melakukan analisis terhadap hasil validasi dari validator ahli. c. Melakukan revisi terhadap bahan ajar berdasarkan hasil analisis.

(22)

yang telah ditentukan sebagai sekolah penelitian. Ujicoba ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kepraktisan dan keefektifan rancangan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran di kelas.

Setelah melakukan uji coba lapangan, tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis terhadap data hasil uji coba. Berdasarkan analisis data hasil ujicoba, maka untuk langkah selanjutnya yaitu melakukan revisi terhadap bahan ajar. Langkah-langkah pokok pada kegiatan uji coba ini yaitu:

a. Uji coba lapangan

b. Analisis data hasil uji coba

c. Revisi berdasarkan analisis data hasil uji coba 4. Tahap Penyebaran (Desseminate)

Tahap ini merupakan tahap penginformasian dan penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain.

(23)

Gambar 3.1 Alur Penelitian dan Pengembangan Bahan Ajar Keterangan:

: Tahap Pendefinisian (Define) : Tahap Perancangan (Design) : Tahap Pengembangan (Develop) : Tahap Penyebaran (Desseminate)

Perumusan Tujuan Pembelajaran

Penyusunan Tes Pemilihan Media Pemilihan Format Analisis Awal Akhir

Analisis Siswa Analisis Analisis Tugas

Pengemasan Penyebaran

Produk Final Bahan Ajar

Rancangan Awal Bahan Ajar

(Draft 1)

Validasi Ahli Draft 1

Uji Coba 1

Analisis Hasil Revisi Draft 2

Revisi

Uji Coba 2 Analisis Hasil

Revisi

Draft 3 Uji Coba 3 Analisis Hasil

(24)

C.Metode Penelitian

Sugiyono (2010, hlm. 6) mengemukakan pengertian metode penelitian sebagai berikut:

“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2010, hlm. 407), “metode penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”.

Research & Development merupakan kegiatan penelitian yang diawali dengan research dan diteruskan dengan development. Kegiatan research dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna (needs assessment) dan dalam pelaksanaan uji coba produk, sedangkan kegiatan development dilakukan untuk menghasilkan bahan ajar berbasis saintifik.

Menurut Jaedun (2010, hlm. 5), Research and Development (R & D) bertujuan untuk mengembangkan, menguji kemanfaatan, dan efektivitas produk (model) yang dikembangkan, baik produk teknologi, material, organisasi, metode, alat-alat, dan sebagainya. Secara umum, penelitian dan pengembangan mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan kajian teoretik dan produk untuk menghasilkan produk baru yang lebih baik.

b. Mengembangkan prototipe produk baru.

c. Melakukan uji terhadap produk yang telah dikembangkan, baik melalui ahli, pengguna maupun kemanfaatan.

(25)

Penelitian dan pengembangan bahan ajar ini, teknik pengumpulan datanya menggunakan metode kuantitatif, dan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif meliputi, kuesioner, observasi, dan wawancara terstruktur. Sedangkan teknik pengumpulan data kualitatif meliputi, participant observation, in depth interview, dokumentasi, dan triangulasi.

Pengembangan bahan ajar berbasis saintifik ini menggunakan model pengembangan 4-D. Model pengembangan 4-D ini terdiri dari tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (desseminate). Untuk setiap tahapnya, peneliti menggunakan beberapa metode pada teknik pengumpulan datanya.

Pada tahap pendefinisian dan tahap perancangan, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada metode kuantitatif yaitu kuesioner, observasi, dan wawancara terstruktur. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan pada metode kualitatif yaitu studi dokumentasi.

Pada tahap pengembangan teknik pengumpulan datanya menggunakan metode kuantitatif yaitu pre-experimen. Pre-experimen ini digunakan pada saat uji coba produk bahan ajar. Jenis dari pre-experimen yang digunakan peneliti adalah one group pretest-posttest only dimana objek penelitian diberikan pretest terlebih dahulu sebelum adanya perlakuan. Sehingga hasil posttest lebih akurat karena dapat dibandinkan dengan hasil sebelum diberi perlakuan. Selain itu, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam tahap pengembangan ini berupa angket dan format observasi.

Menurut Trianto (2012, hlm. 93), model pengembangan 4-D ini terdiri atas 4 tahap utama, yaitu:

(26)

b. Tahap Perancangan (Design). Tahap perancangan bertujuan untuk menyiapkan rancangan bahan ajar. Tahap perancangan terdiri dari tiga langkah, yaitu penyusunan tes, pemilihan media, dan pemilihan format bahan ajar.

c. Tahap Pengembangan (Develop). Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari ahli dan hasil uji coba lapangan. Tahap pengembangan terdiri dari validasi ahli, revisi, dan uji coba kepada siswa.

Tahap Penyebaran (Desseminate). Tahap penyebaran bertujuan untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat dalam pembelajaran. Tahap penyebaran adalah tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain.

D.Definisi Operasional

Bahan ajar adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu.

Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan metode ilmiah yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.

Bahan ajar berbasis pendekatan saintifik adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mengintegrasikan kegiatan-kegiatan ilmiah berupa mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.

Pembelajaran tematik terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan beberapa aspek, baik intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran dengan menggunakan tema sebagai pemersatunya sehingga siswa memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara utuh dan dapat memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung dan nyata.

(27)

untuk proses kehidupannya. Subtema ini dibuat oleh peneliti sendiri dan dirancang dengan mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari Kurikulum 2013, hal ini dikarenakan belum ada subtema untuk kelas V pada Kurikulum 2013. Materi ini mencakup tiga mata pelajaran, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Indonesia, dan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) yang terdiri dari beberapa Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar. Kompetensi inti dan Kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

IPA

1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serra mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

2.2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi.

SBdP

1.1. Menerima kekayaan dan keragaman karya seni daerah sebagai anugerah Tuhan.

2.2. Menghargai alam dan lingkugnan sekitar sebagai sumber ide dalam berkarya seni.

Bahasa Indonesia

1.1. Meresapi anugerah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan proses kehidupan bangsa dan lingkungan alam.

2.2. Memiliki perilaku jujur dan disiplin tentang proses daur air rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia.

Da ur Air

(28)

Gambar 3.3 Pemetaan Kompetensi Dasar 3 dan 4 IPA

3.5. Mendeskripsikan siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan mahluk hidup. 4.7. Menyajikan hasil laporan

tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang

akan terjadi jika

permasalahan tersebut tidak diatasi.

Bahasa Indonesia

3.2. Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.

4.2. Menyampaikan teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.

SBdP

3.1. Mengenal prinsip seni dalam

menggambar komik,

dekoratif, dan membentuk topeng Nusantara.

4.1. Menggambar ilustrasi dengan menerapkan proposisi dan komposisis berdasarkan hasil pengamatan.

(29)

E.Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah” (Suharsimi Arikunto, 2010, hlm. 203). Sedangkan Sugiyono (2010, hlm. 148) berpendapat bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati yakni yang disebut variabel penelitian”. Instrumen ini dibuat untuk mengumpulkan data. Adapun instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Jenis Data, Teknik Pengumpulan data, Instrumen yang digunakan

No Jenis Data

Teknik Pengumpulan

Data

Instrumen Sumber

Data Tahapan

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

1. Penggunaan bahan ajar dalam

pembelajaran di Kelas V SDN 1 Cisadap

Wawancara bebas

Pedoman wawancara

Guru Kelas V SDN 1, 2 3 Cisadap

Pendefini sian

Studi Dokumentasi

Check-list Arsip SDN 1, 2 3 Cisadap

Pendefini sian

2. Validasi rancangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik untuk

Validasi Ahli Kuesioner/a ngket

Validator ahli

(30)
[image:30.595.120.518.110.657.2]

Tabel 3.1 (lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

siswa Kelas V Sekolah Dasar 3. Pengetahuan

awal siswa

Pre Test Pilihan Ganda

Siswa Kelas V SDN 1, 2 3 Cisadap

Pengemb angan

4. Prestasi belajar siswa

Post Test Pilihan Ganda

Siswa Kelas V SDN 1, 2 3 Cisadap

Pengemb angan

5. Aktivitas sains siswa dalam pembelajaran

Observasi Format Observasi Guru Kelas Kelas V SDN 1 Cisadap Pengemb angan

6. Respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar berbasis saintifik Pengisian Angket

Angket Siswa Kelas V SDN 1, 2, 3 Cisadap

Pengemb angan

(31)

Pelaksanaan uji coba instrumen ini akan dilaksanakan secara terbimbing. Tujuan diujicobakannya instrumen yaitu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian.

1. Instrumen pada tahap Pendefinisian dan Perancangan

Dalam tahap pendefinisian, instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, dan checklist. Sedangkan dalam tahap perancangan, instrumen yang digunakan adalah angket untuk vaidator. Instrumen ini terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembiming.

2. Instrumen Pada Tahap Pengembangan

[image:31.595.124.528.567.718.2]

Instrumen pada tahap pengembangan yang digunakan adalah pre test dan post test yang berupa soal pilihan ganda, lembar observasi mengenai aktivitas sains siswa dalam pembelajaran menggunakan buku ajar, dan angket respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar berbasis saintifik. Lembar telaah bahan ajar dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar. Instrumen pre test dan post test dibuat dengan mengacu kepada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Tujuan Pembelajaran. Instrumen lembar observasi aktivitas sains siswa dan angket respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar dikembangkan dengan mengacu pada indikator pendekatan saintifik. Kisi-kisi instrumen pre test dan post test subtema daur air dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Pree Test – Post Test Subtema Daur Air Sub Pokok

Materi Indikator

Nomor Soal

Kunci Jawaban

Ranah Kognitif

(a) (b) (c) (d) (e)

Daur Air Menjelaskan proses daur air

1, 2, 3, 4, 5, 6

c, d, d, a,

a, b C2

Membuktikan bahwa air

(32)
[image:32.595.122.526.108.354.2]

Tabel 3.2 (lanjutan)

(a) (b) (c) (d) (e)

Menjelaskan isi bagan tentang proses terjadinya hujan

8, 9 b, d C2

Gambar Ilustrasi Menjelaskan pengertian

gambar ilustrasi 10, 11 a, a C2

Menggambarkan ilustrasi

daur air 14 a C3

Menyebutkan macam-macam gambar ilustrasi

12, 13,

15 b, d, d C1

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini dibuat dan dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada referensi yang mendukung dan konsultasi dengan dosen pembimbing. Pengukuran aktivitas sains siswa dilakukan dengan melakukan observasi oleh peneliti dan rekan sejawat selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan pengukuran hasil belajar kognitif siswa, peneliti melakukan pre test dan post test. Instrumen penelitian yang telah dibuat selanjutnya diuji validitas dan reliabilitasnya untuk kelayakan penggunaannya dalam pelaksanaan penelitian.

a. Validitas

(33)

kesahihan sesuatu instrumen”. Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid dapat ditentukan oleh langkah-langkah peneliti dalam awal penyusunan instrumen tersebut.

Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item

ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total),

perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor

total item. Dari hasil penghitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi

yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk

menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah ada instrumen yang harus dibuang ataupun diperbaiki karena dianggap tidak relevan. Dalam penelitian ini perhitungan uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer pada program Microsoft excel 2007.

Soal yang diuji cobakan sebanyak 15 soal. Pengujian dilakukan di kelas yang belum mendapatkan pembelajaran dengan subtema Daur Air. Peneliti melakukan uji coba instrumen di Kelas V SDN 4 Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis kepada 61 responden.

Langkah kerja yang akan dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut (Abdurahman, 2011, hlm. 50-61). 1) Membuat instrumen penelitian yaitu soal tes.

2) Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitas dan reliabilitasnya kepada responden yaitu siswa.

3) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

(34)
[image:34.595.121.468.241.447.2]

6) Membuat tabel pembantu dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh dengan tujuan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

Tabel 3.3

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

No Responden

Nomor Item Instrumen Jumlah

1 2 3 4 5 6 ... ... ... 15 1

2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... 61

7) Memberikan atau menempatkan scor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

8) Masukkan skor yang diperoleh siswa. Untuk jawaban benar = 1, untuk jawaban salah = 0.

9) Menghitung koefisien korelasi rxy dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir

soal dengan skor total, dalam program Microsoft Excel 2007 menggunakan rumus CORREL.

10) Menghitung rhitung menggunakan rumus SQRT.

11) Menghitung rtable menggunakan rumus TINV, dengan derajat kebebasan 0.05.

(35)

Kriteria pengujian validitas adalah dengan membandingkan antara koefisien korelasi (rhitung) dengan nilai tabel korelasi Pearson Product Moment (rtabel).

Kriterianya: “jika rhitung> rtabel maka instrumen valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel

maka instrumen tidak valid” (Riduwan, 2010, hlm. 98). Item yang tidak valid, diperbaiki kemudian diujikan kembali.

Berdasarkan pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 mengenai uji validitas instrumen soal penguasaan konsep siswa diperoleh hasil pengujian validitas yang dapat dilihat pada tabel 3.7 yang terlampir.

Berdasarkan hasil uji validitas, dari 15 soal terdapat 11 soal yang valid, dan 4 soal yang tidak valid. Soal-soal yang tidak valid, yaitu item soal nomor 2, 11, 14, dan 15. Untuk soal yang tidak valid tersebut, dilakukan perbaikan soal lalu akan diujicobakan kembali karena jumlah butir soal yang telah valid belum mewakili semua indikator dan belum memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil perbaikan soalnya dapat dilihat pada tabel 3.8 yang terlampir.

Setelah soal yang tidak valid diperbaiki, kemudian soal tersebut diujicobakan kembali kepada siswa kelas V SDN 4 Cisadap. Setelah itu diuji lagi validasi dari soal yang telah diperbaiki tersebut. Hasilnya dapat dilihat pada tabel yang terlampir. Setelah dihitung kembali dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 mengenai uji validitas soal, dari 15 soal semuanya sudah valid. Setelah semua soal valid, maka langkah selanjutnya yaitu dilakukan pengujian reliabilitas.

b. Reliabilitas

(36)

instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya (Abdurahman, 2011, hlm. 56).

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha yang perhitungannya menggunakan bantuan komputer pada program SPSS 16.0. Langkah-langkah uji reliabilitas pada program SPSS adalah sebagai berikut:

1) Entry data atau buka file data yang akan diuji.

[image:36.595.166.430.275.437.2]

2) Pilih menu Analyze >> Scale >> Reliability Analysis.

Gambar 3.4 Menu Analyze >> Scale >> Reliability Analysis

3) Klik semua item (kecuali skor total), kemudian masukan ke kotak Items.

[image:36.595.191.435.520.657.2]
(37)
[image:37.595.208.404.158.372.2]

4) Klik Statistics, pada kotak dialog Descriptives for klik Scale if Item Deleted.

Gambar 3.6 Kotak Dialog Reliability Analysis: Statistics

5) Klik Continue, kemudian klik OK.

Adapun hasil uji coba reliabilitas adalah sebagai berikut. Tabel 3.4

Hasil Reliabilitas Tes Hasil Belajar Cronbach's Alpha N of Items

.680 15

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Alpha Cronbach. Kriterianya yaitu bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Cronbach’s Alpha keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi, Uyanto (2009, hlm. 275). Hasilnya dapat dilihat pada tebel 3.11 yang terlampir.

[image:37.595.211.412.497.551.2]
(38)

soal dan soal yang tidak reliabel juga sebanyak 4 soal. Keterpakaian soal yang akan dijadikan instrumen untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa pada penelitian ini, harus memenuhi unsur valid dan reliabel. Butir soal yang tidak valid dan tidak reliabel dilakukan perbaikan-perbaikan.

G.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, cara, dan sumber.

Jika dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dibagi menjadi sumber primer

dan sumber sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data sedangkan sumber sekunder ialah

sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data

(Sugiyono, 2010, hlm. 308). Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di Kelas V SDN 1 Cisadap, SDN 2 Cisadap, dan SDN 3 Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari empat tahap, yaitu pada tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan, dan tahap penyebaran. Teknik pengumpulan data yang dilakukan disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan.

1. Tahap Pendefinisian dan Tahap Perancangan

Dalam tahap pendefinisian, data diperlukan untuk melakukan analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis tugas, dan analisis materi. Karena data yang diperlukan berupa data kualitatif, maka teknik yang digunakan dalam pengumpulan datanya adalah dengan wawancara, dan studi dokumentasi.

a. Wawancara

(39)

Menurut Licoln dan Guba (Sugiyono, 2009, hlm. 235) ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan,

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, c. Mengawali atau membuka alur wawancara,

d. Melangsungkan awal wawancara,

e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan,

g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah di peroleh. Wawancara terbagi menjadi beberapa macam, yakni wawancara terstruktur/wawancara terpimpin, semistruktur/bebas terpimpin, dan tidak berstruktur/bebas. Wawancara terstruktur (structured interview)/terpimpin dilaksanakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh dalam suatu penelitian sehingga pertanyaan yang diajukan mengacu pada daftar yang telah disusun. Berbeda dengan wawancara bebas/ tidak berstruktur (unstuctured interview) yang tidak menggunakan pedoman wawancara telah tersusun sistematis dan lengkap ketika pengumpulan datanya. Namun tetap mengacu pada tujuan penelitian. Sedangkan wawancara semistruktur (semistructured interview) atau wawancara bebas terpimpin adalah perpaduan antara wawancara tidak berstruktur dan terstruktur.

(40)

b. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berupa gambar, tulisan, atau karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2009, hlm. 329). Studi dokumentasi digunakan sebagai pelengkap penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Adapun alat-alat yang akan digunakan dalam studi dokumentasi diantaranya yaitu berupa tulisan/dokumen dari sekolah, kamera digital sebagai dokumen berupa gambar.

2. Tahap Pengembangan

Teknik pengumpulan data dalam tahap pengembangan adalah tes, non-tes, dan observasi. Untuk teknik tes adalah tes hasil belajar yang dilakukan dengan cara pre test dan post test. Untuk teknik non-tes yang digunakan adalah angket penilaian validasi ahli, dan lembar observasi aktivitas sains siswa. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan langkah pembelajaran melalui lembar observasi.

H.Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh secara sistematis. Setelah peneliti mengumpulkan data, maka langkah selanjutnya adalah mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Tahap pertama yaitu persiapan, kegiatan pada langkah persiapan ini antara lain: mengecek kelengkapan identitas pengisi, mengecek

kelengkapan data, dan mengecek isian data.

Tahap kedua yaitu tabulasi, kegiatan pada langkah tabulasi ini antara lain:

memberikan skor terhadap item-item soal, serta mentabulasikan setiap data yang

berhasil dikumpulkan ke dalam tabel. Tahap ketiga yaitu analisis statistik, pada

langkah analisis statistik penelitian ini yaitu menggunakan uji statistik komparasi.

1. Analisis Statistik

(41)

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Melalui statistik deskriptif peneliti ingin mendesripsikan data dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa bermaksud membuat generalisasi. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0.

2. Uji Asumsi Dasar a. Uji Homogenitas

Menurut Duwi Priyatno (dalam Herliani, 2012, hlm. 62), “uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak”. Dalam penelitian ini adalah data skor pre test dan post test hasil belajar siswa pada pembelajaran subtema Daur Air dengan menggunakan bahan ajar berbasis spendekatan saintifik.

Pada pengujian dengan SPSS, uji homogenitas data dilihat pada tabel Test of Homogenity of Variance. Kriteria pengujian, jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian data dua atau lebih kelompok adalah sama sedangkan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak sama (tidak homogen) (Herliani, 2012, hlm. 62). Langkah-langkah pada program SPSS adalah sebagai berikut:

1) Klik Data View, lalu masukkan skor pre test pada baris pertama, kemudian

dibawah skor post test. Pada baris kedua ketik angka 1 untuk skor pre test,

kemudian ketik angka 2 untuk skor post test.

2) Klik Variable View.

Pada kolom Name baris pertama ketik pre tes, baris kedua ketik post test. Pada

Decimals ketik 0. Selanjutnya pada kolom Label, baris pertama ketik pre test, baris kedua post test. Pada kolom Values, baris pertama ketik None, dan baris

(42)

kemudian klik add. Selanjutnya ketik 2 (pada Value) ketik Pos Test (pada

Label). Kemudian klik OK. Pada kolom Measure pilih Scale untuk baris pertama, pilih Nominal pada baris kedua.

3) Klik Analyze >> Compare Means >> One-Way ANOVA. Selanjutnya akan

[image:42.595.161.463.215.363.2]

terbuka kotak dialog One-Way ANOVA seperti berikut:

Gambar 3.7 Kotak dialog One-Way ANOVA

(43)

89 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan

Dari hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik pada subtema Daur Air yang dilaksanakan di SDN 1 Cisadap, SDN 2 Cisadap, dan SDN 3 Cisadap Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, maka dapat diambil beberapa simpulan. Pertama, di kelas V sekolah dasar yang dijadikan objek penelitian, bahan ajar yang digunakan yaitu buku teks dari penerbit dan dari pemerintah. Tidak sedikit isi buku teks tersebut memuat materi yang tidak lengkap. Dengan diterapkannya kurikulum baru, maka buku teks yang digunakan tidak cocok dengan kurikulum 2013 khususnya untuk subtema Daur Air di kelas V.

Kedua, untuk mengatasi ketidaksesuaian bahan ajar yang tersedia, maka peneliti merancang bahan ajar berbasis pendekatan saintifik pada subtema Daur Air di kelas V sekolah dasar untuk dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan ajar yang dirancang terdiri dari buku siswa dan buku guru.

Bahan ajar dirancang dengan memperhatikan komponen-komponen yang harus ada pada bahan ajar. Komponen-komponen tersebut terdiri dari judul, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, petunjuk belajar, uraian materi, latihan-latihan, dan evaluasi. Hasil dari rancangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik tersebut merupakan rancangan awal bahan ajar berbasis pendekatan saintifik.

(44)

dilakukan revisi I, maka dihasilkan draft I, kemudian dilakukan uji coba I bahan ajar objek penelitian.

Berdasarkan hasil observasi dan respons siswa pada penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran dari uji coba 1 yang sudah dianalisis, menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang ada pada bahan ajar memiliki penilaian cukup yaitu aspek kegiatan menalar. Dari hasil analisis tersebut dilakukanlah revisi II dan menghasilkan draft II. Draft II digunakan untuk uji coba 2, setelah uji coba 2, hasil dianalisis untuk revisi III, dan menghasilkan draft III, dan draft III digunakan untuk uji coba 3, lalu dianalisis untuk revisi IV kemudian menghasilkan perangkat final yaitu bahan ajar berbasis pendekatan saintifik pada subtema Daur Air. Perbaikan-perbaikan terus dilakukan pada setiap revisi untuk menghasilkan bahan ajar yang layak digunakan pada pembelajaran.

Kelayakan produk atau bahan ajar dilihat dari efektivitas penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran. Efektivitas tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada ranah kognitif, penilaian dilakukan menggunakan soal pilihan ganda, sedangkan penilaian ranah afektif dan psikomotor dilakukan menggunakan rubrik penilaian.

Dari hasil penilaian tersebut, dapat diketahui bahwa pada ranah kognitif tingkat efektivitas penggunaan bahan ajar diukur menggunakan rumus normal gain dan mencapai 35,70 %. Pada ranah afektif, efektivitas penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran mencapai 83,92 %, sedangkan pada ranah psikomotor efektivitas penggunaan bahan ajar mencapai nilai 87,50 % .

(45)

Keempat, dari hasil penelitian yang telah dijelaskan, peneliti menyimpulkan bahwa bahan ajar berbasis pendekatan saintifik pada subtema Daur Air yang dapat digunakan untuk siswa kelas V di Sekolah Dasar itu harus dapat membantu siswa melakukan kegiatan sains supaya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya seimbang. Bahan ajar yang dikembangkan juga harus mencakup komponen-komponen bahan ajar, diantaranya yaitu harus ada judul, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator, petunjuk belajar (petunjuk siswa dan guru), tujuan pembelajaran, uraian materi, latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi. B.Saran

Dari hasil analisis dan pengalaman selama melaksanakan penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik pada subtema Daur Air di sekolah dasar, peneliti memberikan beberapa saran untuk pihak-pihak yang terkait sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, peneliti harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini memiliki kegiatan dan beberapa tahap untuk dapat menyelesaikan penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan penelitian dan pengembangan, peneliti harus terlebih dahulu mempersiapkan instrumen penelitian dan persiapan penelitian yang lainnya dengan baik supaya waktu yang tersedia bisa digunakan dengan lebih efektif. 2. Bahan ajar yang memiliki kriteria baik setelah dilakukan penilaian dan uji coba

lapangan, dapat membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar tersebut mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

(46)
(47)

93

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Maman. (2011). Dasar-dasarMetodeStatistikauntukPenelitian. Bandung:PustakaSetia.

Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Asyhar, Rayandra. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi

Astuti, Dwi. (2010). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Untuk SMPLB/B Kelas IX Berdasarkan Standar Isi. Sinopsis Skripsi. Universitas Negeri

Yogyakarta. Yogyakarta. [Online]. Tersedia:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&v ed=0CDwQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id%2F1669%2 F1%2FSKRIPSI.pdf&ei=D4vxUq31KMLArAek3IGgDg&usg=AFQjCNH 6eQSee-4AZkk4XhF_ofhL4QpBOQ&bvm=bv.60444564,d.bmk [5 Februari 2014]

Atsnan, M. F., dkk. (2013). Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan). Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2008). Model Bahan Ajar Paket A-Tingkatan 1. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. [Online]. Tersedia:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1 &cad=rja&ved=0CCMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.puskurbuk.ne t%2Fdownloads%2Fviewing%2FProduk_Puskurbuk%2F2008%2F03_Mo del%2BBahan%2BAjar%2FModel%2BBahan%2BAjar%2BPaket%2BA %2BTematik%2FModel%2BBahan%2BAjar%2B%2BPaket%2BA.pdf%

2F&ei=EozxUpTOC4ePrQfzj4GYBg&usg=AFQjCNE9YzM-7wGCGHjlDYsYZSlseToa5g&bvm=bv.60444564,d.bmk [5 Februari 2014]

Budiningsih, Asri. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta Darmadi, Hamid. (2009). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta Daryanto. (2013). Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam

Mengajar. Yogyakarta: Gava Media

Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA.

Jakarta: Kemendiknas. [Online]. Tersedia:

(48)

cad=rja&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fteguhsasmitosdp1.files .wordpress.com%2F2010%2F06%2F22-juknis-pengembangan-bahan-ajar-

_isi- revisi__0104.pdf&ei=fozxUuS1H46CrAfnmoDIBg&usg=AFQjCNG93b-imMcdIQ2X5clihQBG2DMtAw&bvm=bv.60444564,d.bmk [5 Februari 2014]

Furchan, Arief. (2011). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hernawan, Asep Herry. (2007). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press

Jaedun, Amat. (2010). Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta. [Online]. Tersedia:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2& cad=rja&ved=0CCkQFjAB&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsite

s%2Fdefault%2Ffiles%2Fpengabdian%2Fdrs-amat-jaedun-

mpd%2Fpenelitian-pengembangan.pdf&ei=84zxUpSELYuYrAeQjIDYAg&usg=AFQjCNFL W_GYFZFz6tf82GOp0fpPdPC_pw&bvm=bv.60444564,d.bmk [5 Februari 2014]

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

[Online]. Tersedia:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2& cad=rja&ved=0CCUQFjAB&url=http%3A%2F%2Fakhmadsudrajat.files. wordpress.com%2F2013%2F07%2Fpendekatan-saintifik-ilmiah-dalam-pembelajaran.docx&ei=UI3xUt7XMM6prAfcmoCoAQ&usg=AFQjCNFV VSWJpaSGu0qDQq5LJPJSeWtbkA&bvm=bv.60444564,d.bmk [5 Februari 2014]

Latief, Mohammad Adnan. (2009). Penelitian Pengembangan. Malang: Universitas Negeri Malang

Majid, Abdul. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyati, Yeti. (2002). Pokok-pokok Pikiran Tentang Penulisan Modul Bahan Ajar dan Diklat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

(49)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/pp-ri-n0-19-th-2005-ttg-snp.pdf [28 Januari 2014]

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013. Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan. [Online]. Tersedia:

http://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/173768/PP0322013.pdf [28 Januari 2014]

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.

[Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/standar-proses-_permen-41-2007_.pdf [28 Januari 2014]

Purwanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Putra, Sitiatava Rizema. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press

Rakhmat, Cece dan Solehuddin, M. (2006). Pengukuran DAN Penelitian Hasil Belajar. Bandung: Andira

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukayati. (2004). Pembelajaran Tematik Di SD Merupakan Terapan Dari Pembelajaran Terpadu. Pusat Pengembangan Penataran Guru

Matematika: Yogyakarta [Online]. Tersedia:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1& cad=rja&ved=0CCMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsy

stem%2Ffiles%2Flain-lain%2Fsaliman-drs-mpd%2FPanduan%2520Ramadhan.pdf&ei=aYrxUp2PJYOQrgf3h4HoCg &usg=AFQjCNEFHLoduarSjgw35UWqP_as7foGqw&bvm=bv.60444564 ,d.bmk [5 Februari 2014]

Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Tabel
Gambar 3.1 Alur Penelitian dan Pengembangan Bahan Ajar
Gambar 3.2 Pemetaan Kompetensi Dasar 1 dan 2
Gambar 3.3 Pemetaan Kompetensi Dasar 3 dan 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Call option pada sebuah saham merupakan sebuah perjanjian hak, tetapi bukan obligasi, untuk membeli saham tersebut pada suatu hari tertentu, T yang akan datang, yang

Biaya Administrasi Akademik tersebut diatas akan dibayarkan sesuai tata cara dan jadwal pembayaran yang ditentukan serta sesuai dengan peraturan yang dikenakan kepada mahasiswa

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dan data yang dikumpulkan dari pra siklus hingga pada siklus II, serta perbandingan hasil antarsiklus dapat disimpulkan

Data Pada Komputer Tata Usaha SMA Nurul Hidayah Karang Pucung Kecamatan Waysulan Kabupaten Lampung Selatan, 6 Sept 2016. Data Pada Komputer Tata UsahaSMA Nurul Hidayah Karang

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peran kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah dan kinerja guru memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar

[r]

[r]

Selain itu diperkuat dalam juranal Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera (Vol. 12, Desember 2014) disebutkan bahwa faktor penentu bagi perkembangan anak baik fisik