• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION MULTIMEDIA TERHADAP KESIAPAN MENJADI FASHION VISUAL MERCHANDISER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION MULTIMEDIA TERHADAP KESIAPAN MENJADI FASHION VISUAL MERCHANDISER."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION MULTIMEDIA TERHADAP KESIAPAN MENJADI FASHION VISUAL MERCHANDISER

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh :

LISTYA SITI SARAH 0906313

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION

MULTIMEDIA TERHADAP KESIAPAN MENJADI

FASHION VISUAL MERCHANDISER

Oleh

Listya Siti Sarah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Listya Siti Sarah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LISTYA SITI SARAH

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION MULTIMEDIA TERHADAP KESIAPAN MENJADI FASHION VISUAL MERCHANDISER

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Prof. Dr. Hj. Arifah. A.Riyanto, M.Pd NIP. 19460829 197501 2 001

Pembimbing II,

Dra. Cucu Ruhidawati, M.Si NIP. 19601219 198601 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

(4)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR FASHION MULTIMEDIA TERHADAP KESIAPAN MENJADI FASHION VISUAL MERCHANDISER

Penelitian ini mengkaji kontribusi hasil belajar mata kuliah fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data tentang kontribusi hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan alat pengumpulan data berupa tes dan angket. Sampel yang digunakan yaitu sampel total sebanyak 25 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar fashion multimedia pada indikator pemahaman multimedia dan penggunaan software adobe photoshop umumnya berada pada kategori tinggi, dan memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser. Hasil penelitian mengenai kesiapan menjadi fashion visual merchandiser masuk dalam kriteria tinggi, yang ditunjang oleh kemampuan dalam pengetahuan fashion visual

merchandiser, dan kemampuan dalam menggunakan software adobe photoshop.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah mahasiswa sudah menguasai materi fashion multimedia dalam membuat rancangan desain menggunakan software adobe

photoshop pada kesiapan menjadi fashion visual merchandiser dan terdapat

kontribusi yang positif dan signifikan dari hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser.

(5)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

CONTRIBUTION OF LEARNING FASHION MULTIMEDIA READINESS TO BE A FASHION VISUAL MERCHANDISER

This research examines the contribution of fashion multimedia learning courses readiness to become a fashion visual merchandiser. The purpose of this research was to obtain data on learning outcomes contribute to the readiness of fashion multimedia into fashion visual merchandiser. The method used is descriptive method of data collection tools such as tests and questionnaires. The samples used were a total sample of 25 respondents. The results showed that the learning outcomes in fashion multimedia indicators multimedia understanding and use adobe photoshop software generally at the high category and provide a significant positive contribution to the readiness becomes a fashion visual merchandiser. The results of research on the readiness of becoming a fashion visual merchandiser high in the criteria, which is supported by the ability of the fashion visual merchandiser knowledge, and skills in using software Adobe Photoshop.The conclusion of this study is the students have mastered the material in a fashion multimedia design drafting using software Adobe Photoshop in readiness into the fashion visual merchandiser and there is a positive and significant contribution of the learning outcomes of the readiness of fashion multimedia into fashion visual merchandiser.

(6)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua makhluk-Nya. Berkat izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kontribusi Hasil Belajar

Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Tata Busana, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.

Fashion multimedia merupakan Mata Kuliah di Prodi Kriya dan Tekstil Universitas Telkom yang bertujuan agar mahasiswa mampu mengkomunikasikan dan mengaplikasikan prinsip-prinsip perancangan kriya tekstil dan mode dalam industri kreatif, mampu mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dan atau keinginan konsumen dan mampu mengoperasikan dan memanfaatkan alat-alat produksi dan penerapan teknologi secara efisien.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan yang akan datang.

Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Februari 2014

(7)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil’aalamin,

Skripsi ini penulis susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Tata Busana, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi banyak mendapat masukan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

Prof. Dr. Arifah A. Riyanto, M.Pd , selaku Dosen Pembimbing I dan Dra. Cucu Ruhidawati, M.Si selaku Pembimbing II dan Tim Penyelesaian Studi Program Studi Pendidikan Tata Busana, yang telah membimbing dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan ketelitian, juga memberikan petunjuk, masukan yang berharga pada penulis sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini. Dra. Tati abas Iwan, M.Si selaku ketua Jurusan PKK FPTK UPI, Dr. Mally Maeliah, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Tata Busana sekaligus dosen pembimbing akademik serta Suciati, S.Pd, M.Ds selaku dosen pembimbing akademik. Dra. Marlina, M.Si dan Winwin Wiana, S.Pd, M.Ds selaku dosen partisipan yang telah memberikan saran dan masukan pada penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. Dra. As-as Setiawati, M.Si selaku TPS Jurusan PKK FPTK UPI dan staf pengajar jurusan PKK FPTK UPI yang telah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan pada penulis selama menempuh studi di Jurusan PKK FPTK UPI.

Teristimewa ucapan terimakasih yang sangat mendalam untuk Orang tua, kakak-kakak, pupu-pupuku Asti, Astari dan Noval juga seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materil serta doa dan kasih sayang.

Rekan-rekan mahasiswa Tata Busana angkatan tahun 2009 Lilik, Widyastari, Anke, yang telah banyak memberikan dorongan, semangat, motivasi untuk terus berusaha dalam menyelesaikan skripsi ini. Bu Yulia, Bu Dina dan Bu Tati sebagai rekan kantor di Tahlia yang telah memberikan waktu untuk menyelesaikan skripsi ini. Semua pihak yang tidak disebutkan saru persatu yang telah membantu dan mendukung tiada hentinya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan, dari semua pihak yang telah memberikan doa, dukungan dan bantuan.

Skripsi ini penulis harapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan bidang busana, para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

(8)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

c. Penggunaan Multimedia di Era Global ... 8

d. Software Multimedia ... 9

1) Adobe Photoshop ... 9

4. Hasil Belajar Fashion Multimedia ... 34

5. Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser ... 37

B. Kerangka Pemikiran ... 44

(9)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

B. Metode Penelitian ... 46

C. Definisi Operasional ... 46

D. Instrumen Penelitian ... 48

E. Proses Pengembangan Instrumen... 48

F. Teknik Pengumpulan Data ... 48

G. Analisis Data ... 49

H. Prosedur Penelitian ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 61

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN ... A. Kisi-kisi ... 77

B. Instrumen Penelitian ... 78

(10)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Asal sekolah ... 58

4.2 Alasan memilih Program Studi Kriya Tekstil dan Mode ... 58

4.3 Tujuan masuk Prodi Kriya Tekstil dan Mode ... 59

4.4 Hasil pengukuran Variabel X ... 59

4.5 Hasil belajar fashion multimedia ... 60

4.6 Data hasil belajar fashion multimedia ... 60

4.7 Hasil pengukuran Variabel Y ... 61

4.8 Kesiapan menjadi fashion visual merchandiser ... 62

4.9 Data kesiapan menjadi fashion visual merchandiser ... 62

4.10 Hasil uji normalitas variabel X dan variabel Y ... 64

(11)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.9 Tampak layar photoshop setelah membuat kertas kerja ... 13

2.10 Membuat garis bantu ... 13

2.16 PIlih perspective untuk membuat bentuk perspektif ... 15

2.17 Tarik garis perspekctive ... 16

(12)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.39 Klik save as untuk menyimpan data pada pilihan file di menu bar ... 22

2.40 Pilih format PNG untuk menyimpan file portable ... 23

2.41 Open file background ... 23

2.42 Rectangle marquee tool pada gambar background ... 24

2.43 Bidang perspektif ... 24

2.44 Pilih kotak 1 menggunakan magic wand tool ... 24

2.45 Klik Edit ... 25

2.46 Paste into pada pilihan Edit ... 25

2.47 Hasil setelah paste into, gambar background ke dalam bidang yang sudah diberi tanda oleh magic wand tool ... 25

2.48 Membuat bentuk perspektif pada gambar background di dalam bidang ... 25

2.49 Hasil mengaplikasikan gambar background pada bidang polos ... 26

2.50 Line tool pada toolbox ... 26

2.51 Tarik garis untuk membuat bentuk segitiga ... 26

2.52 Pilih tiga layer dengan cara klik dan tekan Shift pada keyboard ... 27

2.53 Pilih marge layer untuk menggabungkan layer ... 27

2.54 Memberi warna bentuk segitiga dengan warna kuning seperti sinar ... 27

2.55 Drag/geser gambar bentuk segitiga ke dalam gambar bidang ... 27

2.56 Ubah arah suatu bentuk menggunakan Ctrl+T ... 28

2.57 Membuat efek transparan dengan mengurangi opacity dan fill ... 28

2.58 Add layer mask ... 28

2.59 Tarik mouse untuk membuat gradasi ... 29

2.60 Hasil linear gradient ... 29

2.61 Terapkan bentuk lampu pada letak lighting yang diinginkan ... 29

2.62 Background ... 30

2.70 a) Window display dengan nuansa putih yang memberikan kesan luas.

b) Window display dengan warna kuning yang memeberikan kesan hangat 38 2.71 Pencahayaan yang dibantu dari warna produk yang mencolok pada window 39

2.72 (a) Material mannequin dari kayu (b) materials mannequin dari melamin 40

(13)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

(14)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

(15)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

(16)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dunia mode atau fashion yang menjadi bagian dari industri kreatif di Indonesia kian menjamur di tengah kehidupan masyarakat urban yang serbacepat dan tak lepas dari dominasi peran multimedia. Kondisi ini semakin membuka peluang dan kesempatan bagi segelintir orang yang memiliki talenta dan perhatian spesifik di bidang fashion untuk menempa potensi yang dimiliki agar dapat menjadi seorang fashion designer yang dapat membuat tren dan inovasi baru.

Teknologi multimedia digunakan oleh semua orang dalam kehidupan sehari-hari dengan kebutuhannya masing-masing. Dalam dunia mode, seorang

fashion designer sangat memerlukan teknologi multimedia yang mutakhir untuk

kelancaran bisnis. Dengan adanya teknologi yang membuat multimedia saat ini lebih mudah dipelajari dan digunakan, dapat membantu seorang fashion designer dalam membuat inovasi desain busana. Dengan memahami teknologi, seorang

fashion designer dapat menciptakan busana yang lebih baik dan memberi inovasi

pada penggunaan fashion itu sendiri. Multimedia penting untuk seorang desainer, seperti yang diungkapkan oleh Alberta (2011:3) bahwa “Penggunaan multimedia penting untuk seorang desainer yang menjadi tempat menuangkan kreatifitas agar informasi dapat lebih komunikatif, estetis dan ekonomis”.

(17)

2

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hati konsumen agar dapat dikonsumsi dan pastinya produk tersebut harus melalui masa promosi.

Kemudahan teknologi multimedia pada saat ini menjadikan seorang

designer dituntut untuk memiliki tanggung jawab yang besar, harus memiliki

pengetahuan yang mendasar seperti pengetahuan multimedia, cara penggunaan berbagai software pendukung multimedia, manfaat menggunakan multimedia pada era global dan keuntungan dari menggunakan berbagai software multimedia. Semua dapat didalami secara kontinyu dan konsisten melalui jalan belajar yang serius dan terarah, baik secara formal ataupun nonformal.

Multimedia dapat dipelajari secara formal dalam mata kuliah fashion multimedia. Berdasarkan kurikulum program studi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom tahun 2009, fashion multimedia termasuk salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa program studi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom pada semester V (lima) dengan bobot 3 SKS. Mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah ini diharapkan dapat mengaplikasikan hasil belajar di kehidupan kerja, seperti yang tercantum pada silabus mata kuliah fashion multimedia (2009:1), bahwa :

Tujuan mata kuliah fashion multimedia adalah agar mahasiswa mampu mengkomunikasikan dan mengaplikasikan prinsip-prinsip perancangan kriya tekstil dan mode dalam industri kreatif, mampu mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dan atau keinginan konsumen dan mampu mengoperasikan dan memanfaatkan alat-alat produksi dan penerapan teknologi secara efisien.

(18)

3

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan penggunaan multimedia di era global serta mempelajari penggunaan

software multimedia secara umum. Secara praktek, mempelajari berbagai

software (perangkat lunak), yaitu iMovie, Macromedia Flash, Adobe Photoshop, Corel Draw, Adobe Illustration. Tugas praktek mata kuliah ini, penyempurnaan

fashion multimedia dalam aplikasi graphic design yang membuat suatu desain

busana dengan Adobe dan Corel Draw setelah itu mahasiswa menyempurnakan suatu advertising dan merchandising menggunakan software Macromedia Flash dan iMovie.

Kualitas hasil pembelajaran fashion multimedia dapat dijadikan tolak ukur apakah hasil belajar yang dicapai peserta didik sudah optimal dan dapat dijadikan sebagai bekal kesiapan kerja di bidang fashion visual merchandiser. Sebagai kesiapan dalam bekerja, seseorang harus memiliki pembelajaran atau pengalaman terlebih dahulu dan ditunjang oleh kesehatan tubuh sehingga siap untuk bekerja, seperti yang diungkapkan oleh Dalyono (2005: 52) “Kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan”

Kesiapan kerja merupakan suatu kondisi yang memungkinkan dapat langsung bekerja setelah menyelesaikan pendidikannya, seperti yang diungkapkan oleh Moh. Thayeb (1998: 26), “Kesiapan Kerja adalah daftar perilaku yang bersangkutan dengan mengidentifikasi, memilih, merencanakan dan melaksanakan tujuan - tujuan bekerja yang tersedia bagi individu tertentu sesuai dengan usia perkembangannya”. Kesiapan kerja mahasiswa dalam profesi busana perlu memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan, khususnya bagi fashion visual merchandiser.

Fashion visual merchandiser adalah seseorang yang bekerja membuat

(19)

4

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau citra sebuah merk fashion tertentu melalui tampilan displai tersebut. Fashion visual merchandiser dituntut harus kreatif, inovatif dan atraktif serta berani bereksperimen agar tampilan display tidak monoton. Tema displai harus sesuai dengan tema produk atau biasanya disesuaikan dengan tren atau musim yang ada pada lingkungan tersebut. Oleh karena itu untuk menunjang kesiapan kerja fashion visual merchandiser diperlukan tenaga kerja yang terampil, kreatif, inovatif dan aktif.

Uraian dari latar belakang di atas, penulis jadikan sebagai dasar pemikiran untuk mengadakan penelitian mengenai kontribusi hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Fashion multimedia dapat berkontribusi terhadap kesiapan menjadi fashion

visual merchandiser apabila mahasiswa dapat melaksanakan tugas-tugas mata

kuliah fashion multimedia dengan baik.

2. Apabila keadaaan yang harus dicapai dalam kesiapan menjadi fashion visual

merchandiser pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional

dapat tercapai, hasilnya akan lebih baik pada saat mempraktekan fashion multimedia terhadap fashion visual merchandiser.

3. Fashion visual merchandiser membutuhkan keahlian dan keterampilan

multimedia. Apabila mata kuliah fashion multimedia telah dilaksanakan dengan baik maka menjadi seorang fashion visual merchandiser akan lebih mudah dilaksanakan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Seberapa besar kontribusi hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser?

(20)

5

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan merupakan pedoman atau dasar dalam melakukan penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk memperoleh data tentang kontribusi hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser. Secara spesifik tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini memperoleh data tentang :

1. Hasil belajar fashion multimedia yang berkaitan dengan :

a. Pemahaman fashion multimedia yang meliputi pengertian, fungsi dan tujuan penggunaan multimedia di era global.

b. Penggunaan software multimedia Adobe Photoshop.

2. Kesiapan menjadi fashion visual merchandiser yang didalamnya meliputi kematangan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan dan minat, motivasi serta kesehatan dalam melakukan tugas fashion visual merchandiser.

3. Kontribusi hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser.

4. Besarnya kontribusi hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung :

1. Secara teori penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang fashion multimedia dan profesi fashion visual merchandiser.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal dan acuan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan fashion multimedia serta dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan tujuan pembelajaran fashion multimedia.

(21)

6

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini terbagi menjadi lima bab. Bab I berisi uraian tentang pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II berisi uraian hasil belajar

fashion multimedia dan kesiapan menjadi fashion visual merchandiser serta

(22)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian bertempat di Univeristas Telkom, Telkom Creative Industries School Building, Telkom Education Park Jl. Telekomunikasi – Sukabirus Kabupaten Bandung.

2. Populasi dan Sampel

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, agar data dan informasi tersebut digunakan untuk menjawab tujuan penelitian atau menjawab pertanyaan penelitian. Data diperoleh dari sejumlah lokasi, populasi dan sampel penelitian.

a) Populasi

Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya agar data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis, data yang diperoleh merupakan respon dari populasi atau sampel penelitian. Populasi menurut Sugiyono (2008:80) adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

(23)

46

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom angkatan 2010 berjumlah 25 orang mahasiswa yang telah lulus mengikuti perkuliahan fashion multimedia.

b) Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel total. Sampel total adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2008: 94). Seluruh objek dalam populasi dijadikan sampel penelitian sehingga sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode angkatan 2010 yang berjumlah 25 orang.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007:72) “Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar”. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Adapun ciri-ciri metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (2004:140) adalah:

1. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah actual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa karena itu metode ini disebut metode analitik.

Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dalam penelitian ini dimaksud untuk memperoleh jawaban atas masalah yang ada pada masa sekarang yang menggunakan, menyusun, menjelaskan dan menganalisis data tentang kontribusi hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser.

(24)

47

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi operasional digunakan untuk menghindari kesalah pahaman antara pembaca dan penulis. Definisi operasional yang perlu dijelaskan dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia a) Kontribusi

Kontribusi adalah sumbangan variabel terhadap variabel lain

b) Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2012:22) adalah “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

c) Fashion Multimedia

Fashion multimedia adalah salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi

Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom yang materinya pengetahuan yang mendasar seperti pengetahuan multimedia, cara penggunaan berbagai

software pendukung multimedia dan penggunaan multimedia pada era global.

Kontribusi hasil belajar fashion multimedia pada penelitian ini mengacu pada pengertian yang telah dikemukakan di atas adalah sumbangan perubahan tingkah laku yang mencakup kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar mata kuliah fashion multimedia yang wajib diambil pada Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom dengan materi pengetahuan multimedia, cara penggunaan software multimedia dan penggunaan multimedia di era global.

2. Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser a) Kesiapan

(25)

48

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respon”.

b) Fashion Visual Merchandiser

Fashion visual merchandiser merupakan suatu profesi yang bertugas

mendisplai atau menata ruang sebuah toko semenarik mungkin dengan produk yang ditawarkan. Seorang fashion visual merchandiser dituntut harus kreatif, inovatif dan atraktif serta berani bereksperimen agar tampilan display tidak monoton dan rancangannya menarik konsumen.

Kesiapan menjadi fashion visual merchandiser adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon dalam melakukan suatu profesi yang bertugas mendisplai atau menata ruang sebuah toko dengan kreatif, inovatif dan atraktif agar dapat menarik konsumen.

D. Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden mengenai kontribusi hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion

visual merchandiser. Instrumen selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran

bersama dengan kisi-kisi instrumen. E. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrument yang baik meliputi pengkajian masalah yang sedang diteliti, membuat kisi-kisi butir soal instrumen, pembuatan butir soal penyuntingan, mengadakan revisi terhadap butir-butir soal yang kurang baik, dan pengujian instrument kepada responden.

(26)

49

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses penerapan metode penelitian pada masalah yang sedang diteliti. Langkah pertama yang harus ditempuh dalam mengumpulkan data yaitu menentukan teknik pengumpulan data, menentukan pertanyaan dan langkah selanjutnya adalah pengumpulan data sampai data terkumpul kembali untuk diolah. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes (Test)

Pengertian tes sebagaimana dikemukakan oleh Nana Sudjana (2012:100) “Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara lisan atau secara perbuatan.”. Tes yang dibuat dalam penelitian ini merupakan pertanyaan tertulis dalam bentuk tes objektif. Tes yang dibuat dalam penelitian ini merupakan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan mahasiswa yang sudah lulus mata kuliah fashion multimedia pada semester lima Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom tahun angkatan 2010. 2. Angket (questionnaire)

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket untuk memperoleh data tentang hasil belajar desain hiasan busana terhadap pembuatan hiasan lekapan pada adibusana. Bambang S. Soedibjo (2005: 92) mengungkapkan pengertian angket/kuesioner:

Kuesioner adalah sehimpunan pertanyaan yang telah dirancang terlebih dahulu dimana responden diberi alternatif pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui secara persis apa yang diinginkannya dan bagaimana mengukur variabel yang akan ditelitinya. Kuesioner dapat disebarkan secara langsung, melalui pos atau elektronik.

(27)

50

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fashion visual merchandiser yang diberikan kepada 25 mahasiswa Program Studi

Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom angkatan 2010.

G. Analisis Data

Pengolahan data penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Verifikasi data, yaitu pemeriksaan dan pemilihan lembar jawaban yang benar-benar dapat diolah lebih lanjut.

2. Menstabulasi nilai dari setiap item jawaban responden untuk memperoleh skor mentah dari seluruh responden untuk variabel X dan Y.

3. Pemberian skor jawaban dengan kriteria sebagai berikut:

a) Penskoran setiap jawaban tes hasil belajar fashion multimedia dan angket kesiapan menjadi fashion visual merchandiser yaitu jawaban setiap option mendapat nilai 1 dan responden boleh memilih lebih dari 1 jawaban yang benar.

b) Penjumlahan dari setiap jawaban setiap pertanyaan untuk memperoleh skor mentah.

c) Menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1) Uji Validitas Instrumen

Uji validitas ini dimaksudkan apakah instrument penelitian mempunyai kelas kebenaran, ketepatan atau tidak sebagai alat ukur, yang dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi momen produk

(product moment) atau metode Pearson yang diberi notasi “r”, sebagai berikut:

(28)

51

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

r = Koefisien korelasi  X = Jumlah skor item  Y = Jumlah skor total

n = Jumlah responden

Harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan menggunakan uji t untuk menentukan taraf signifikannya menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden

Kriteria pengujian: Instrumen penelitian dikatakan valid bila t hitung > t tabel dengan derajat kebebasan dk = n – 2. Pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen hasil belajar fashion multimedia (variabel X), sebagai contoh pada item nomor 4 terlihat bahwa nilai r terdapat sebesar 0,568 dan setelah dilakukan uji–t diperoleh nilai t hitung= 2,491 > t tabel 95%=1,771 dengan taraf kepercayaan 95% sehingga dapat dikatakan bahwa item no.4 pada variabel X dinyatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan item pertanyaan yang berjumlah 25 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk=13.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen kesiapan menjadi fashion visual

merchandiser (variabel Y), sebagai contoh pada item nomor 1 terlihat bahwa nilai

(29)

52

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keseluruhan item pertanyaan yang berjumlah 20 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk=13.

2) Uji Reliabilitas Instrumen.

Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrument cukup dapat dipercaya atau tidak. Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Internal Consistency sebagi berikut:

a) Rumus Sperman Brown (Split Half)

Keterangan:

ri = Reliabilitas internal seluruh instrument

rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua b) Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)

Keterangan:

ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen k = Jumlah item dalam instrument

Pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 qi ` = 1 – P2

s = Varians total c) Rumus KR. 21

(Sugiyono, 2008:185)

(Sugiyono, 2008:186)

(30)

53

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

ri = Reliabilitas internal seluruh instrument k = Jumlah item dalam instrument

M = Means skor data s2 = Varians total

d) Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt)

Keterangan:

ri = Reliabilitas instrument MKs = Mean kuadrat antara subyek MKe = Mean kuadrat kesalahan

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas menggunakan bahan interpretasi nilai r dari JP. Guilfford (Riduwan, 2006:138) sebagai berikut:

0,800 – 1,000 = sangat tinggi 0,600 – 0,799 = tinggi

0,400 – 0,599 = cukup 0,200 – 0,399 = rendah

<0,200 = sangat rendah

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan menggunakan uji t-student untuk menentukan taraf signifikannya dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai t hitung

(31)

54

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Kriteria pengujian: Instrumen penelitian dikatakan reliabel bila t hitung > t tabel dengan derajat kebebasan dk = n – 2, pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil perhitungan reliabelitas variabel X diperoleh nilai r10 = 0,520 yang berada pada kriteria cukup dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai t hitung = 2,196 > t table(95%) =1,77 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk=13, maka variabel X dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

Hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh nilai r10 = 0,607 yang berada pada kriteria tinggi dan setelah dilakukan pengujian dengan uji-t diperoleh nilai t hitung= 2,648 > t tabel (95%) = 1,77 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk =13, variabel Y dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

3) Pengolahan data identitas responden

Pengolahan data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan pada responden, karena jumlah jawaban responden tiap item berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase mengutip pendapat Anas Sudijono (2011:43) sebagai berikut:

Keterangan:

P = Persentase (jawaban responden yang dicari) f = Frekuensi jawaban yang dicari

(32)

55

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian data dirafsirkan setelah dipersentasikan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

100% : Seluruhnya 76% - 99% : Sebagian besar

51% - 75% : Lebih dari setengahnya 50% : Setengahnya

26% - 49% : Kurang dari setengahnya 25% - 1% : Sebagian kecil

0% : Tidak seorang pun

Keterangan: data yang ditafsirkan adalah data yang persentasenya paling besar.

4) Uji Normalitas

Uji normalitas distribusi skor dilakukan sebagai syarat analisis korelasi yaitu untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau penentuan mempunyai penyebaran yang normal dengan menggunakan uji Chi-kuadrat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Menentukan rentang skor (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

b) Menentukan banyaknya kelas (Bk) interval dengan menggunakan aturan sturgess

Keterangan:

BK = Banyaknya kelas n = Jumlah responden

c) Menggunakan panjang interval (P)

(33)

56

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

P = Panjang kelas

R = Rentang skor tertinggi – skor terendah BK = Banyakny kelas

d) Membuat table distribusi frekuensi variable X dan variable Y e) Menghitung Mean (M) skor

Keterangan:

= Nilai rata-rata

fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas x

Xi = Tanda kelas interval

f) Membuat table distribusi untuk harga-harga yang diperlukan dan uji chi-kuadrat, yaitu:

(1) Menentukan batas kelas interval

(2) Menentukan angka baku (Z) dengan rumus:

Keterangan: Z = Angka baku

X = Batas kelas interval = Mean

S = simpangan baku

(3) Menentukan batas luas tiap kelas interval (L) dengan rumus:

(Nana Sudjana, 2012:116) (Sudjana, 2012:67)

(34)

57

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4) Menetukan frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalihkan luas kelas interval (L) dengan jumlah responden (n)

(5) Menghitung besarnya distribusi Chi-kuadrat dengan rumus:

Keterangan: 2

= Chi-kuadrat

fo = Data frekuensi yang diperoleh dari sampel (hasil observasi kuesioner) fe = Frekuensi yang diperoleh atau diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal jika 2hitung < 2tabel dengan derajat kebebasan (dk = d – 3) pada taraf nyata  = 0,05 begitu juga sebaliknya data berdistribusi tidak normal jika 2hitung > 2tabel.

5) Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebar disekitar garis linier atau tidak. Pengujian linieritas regresi menggunakan rumus fisher (F), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mencari harga persamaan regresi variabel X dan Y melalui persatuan regresi linier sederhana: Ŷ = a + bX dimana harga a dan b diperoleh dari:

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2012:145)

2

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2012:159)

(35)

58

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b) Uji linier dan keberartian regresi, dengan rumus:

(1) Menghitung jumlah kuadrat regresi

(2) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a

(3) Menghitung jumlah kuadrat residu

(4) Menghitung kuadrat kekeliruan

(5) Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan

(6) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan

(7) Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan

(8) Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan

(9) Menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2012:161)

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2012:161)

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2012:161) (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2012:161)

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2012:161)

(36)

59

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (10) Menghitung nilai ketidakcocokan

(11) Menentukan derajat kebebasan regresi b terhadap a (12) Menentukan derajat kebebasan residu

(13) Menentukan RJKL (b/a) = JK b/a

(14) Menentukan jumlah rata-rata kuadrat residu

(15) Mencari korelasi dengan menghitung Ftabel dan Fhitung

(16) Perolehan hasil penelitian regresi linieritas diuji dengan menggunakan uji fisher, dengan maksud untuk mengetahui kelas keberartian perolehan persamaan linieritas regresi.

Kriteria pengujian: Jika F hitung < Ftabel, maka linieritas data signifikan pada taraf kepercayaan 95%.

(37)

60

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara mencari koefisien korelasi antara kedua variabel, dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi  X = Jumlah skor item  Y = Jumlah skor total

n = Jumlah responden

Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus Rank Spearman sebagai berikut:

Keterangan:

Rho = Koefisien korelasi

D2 = Jumlah beda rangking antara variabel X dan variabel Y n = Jumlah responden

Kriteria penafsiran koefisien korelasi yaitu: 0,80 rxy 1,00 : Sangat tinggi

0,60 rxy 0,80 : Tinggi

0,40 rxy 0,60 : Cukup

0,20 rxy 0,40 : Rendah

0,00 rxy 0,20 : Sangat rendah

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2012: 148)

(38)

61

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Harga r yang diperoleh dari perhitungan, kemudian diuji menggunakan uji

t-student untuk menentukan taraf signifikannya, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden

Kriteria pengujian: instrument penelitian dikatakan valid jika thitung > ttabel dengan derajat kebebasan dk= n – 2 pada taraf kepercayaan 95%.

7) Perhitungan Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y. Rumus koefisien menurut Suprian A. S (2007:40), sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari r2 = Kuadrat koefisien korelasi

Kriteria penafsiran indeks koefisien dterminasi, yaitu: 80,00  KD  100,00% : Sangat besar

60,00  KD  80,00% : Besar 40,00  KD  60,00% : Cukup 20,00  KD  40,00% : Kecil 00,00  KD  20,00 : Sangat kecil

H. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

(39)

62

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap persiapan dilakukan untuk merencanakan dan mengumpulkan bahan bekal penelitian. Sebelum mengadakan penelitian Penulis mengadakan kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan pengamatan lapangan dan mempelajari literatur-literatur yang menjadi acuan pembuatan outline penelitian

b. Pemilihan masalah dan merumuskan masalah c. Pembuatan outline penelitian

d. Pengajuan dosen pembimbing e. Proses bimbingan

f. Penyusunan desain penelitian g. Seminar tahap I

h. Uji coba instrument

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap selanjutnya setelah dilakukan semionar I dan hasil perbaikan desain skripsi disetujui, dilanjutkan tahap pelaksanaan sebagai berikut:

a. Penyebaran instrumen penelitian

b. Pengumpulan kembali instrument penelitian c. Pemeriksaan data dan pengolahan data penelitian d. Penyusunan dan pembahasan hasil penelitian e. Penyusunan draft skripsi

f. Seminar tahap II

g. Tahap perbaikan draft skripsi hasil seminar II

3. Tahap Akhir

(40)

73

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

hasil pengolahan data dan hasil penelitian yang berjudul “Kontribusi hasil belajar

fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser”.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Universitas Telkom tahun angkatan 2010. Kesimpulan penelitian ini adalah:

1. Hasil Belajar Fashion Multimedia

Materi fashion multimedia terdiri dari pemahaman tentang pengertian, fungsi, kegunaan multimedia di era global dan penggunaan software multimedia yang membantu dalam membuat suatu rancangan desain. Hasil penelitian mengenai hasil belajar fashion multimedia ditinjau dari indikator kemampuan pemahaman multimedia yang meliputi pengertian, fungsi dan kegunaan multimedia di era global menunjukan bahwa kurang dari setengahnya berada pada kategori sangat tinggi. Hasil belajar fashion multimedia ditinjau dari kompetensi penggunaan software Adobe Photoshop menunjukan bahwa lebih dari setengahnya berada pada kriteria tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar fashion multimedia kurang dari setengah mahasiswa sudah menguasai materi teori multimedia dan lebih dari setengah mahasiswa sudah menguasai praktik software adobe photoshop.

(41)

74

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fashion visual merchandiser adalah profesi mengembangkan rencana

display dan menampilkan tiga dimensi untuk memaksimalkan penjualan produk

busana. Fashion visual merchandiser membutuhkan keahlian dan keterampilan

software multimedia untuk melaksanakan profesinya. Hasil penelitian mengenai

kesiapan menjadi fashion visual merchandiser pada mahasiswa Prodi Kriya Tekstil dan Mode angkatan tahun 2010 yaitu masuk dalam kriteria tinggi, yang ditunjang oleh kemampuan dalam pengetahuan fashion visual merchandiser, dan kemampuan dalam menggunakan software adobe photoshop.

3. Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan diterima atau terdapat kontribusi yang positif dan signifikan dari hasil belajar fashion multimedia (X) terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser (Y).

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Hasil perhitungan Koefisien Determinasi (KD) diperoleh kontribusi positif dan signifikan dari hasil belajar fashion multimedia terhadap kesiapan menjadi fashion visual merchandiser. Perolehan tersebut apabila diterjemahkan dalam pedoman kriteria berdasarkan pada batasan-batasan yang dikemukakan oleh J.P Guilfford (Riduwan, 2006:139) berada pada kriteria tinggi. Selebihnya diduga dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel X (hasil belajar fashion multimedia).

B. Saran

(42)

75

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mahasiswa Program Studi Kriya Tekstil dan Mode Tahun angkatan 2010

Hasil penelitian menunjukan bahwa masih terdapat mahasiswa yang belum menguasai praktik software adobe photoshop. Hasil penelitian tersebut hendaknya dijadikan motivasi agar mahasiswa mampu menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam perkuliahan fashion multimedia pada teori multimedia dan lebih sering berlatih dalam praktik software adobe photoshop dengan cara memanfaatkan potensi yang ada dan senantiasa dapat dijadikan bekal untuk kesiapan menjadi fashion visual merchandiser.

2. Dosen Mata Kuliah Fashion Multimedia

Hasil penelitian menunjukan bahwa masih terdapat mahasiswa yang belum menguasai praktik software adobe photoshop. Hasil pengolahan data tersebut hendaknya dijadikan bahan masukan agar para dosen dapat memberi motivasi kepada mahasiswa untuk meningkatkan potensi yang dimiliki mahasiswa untuk mengoptimalkan proses perkuliahan di kelas dengan memberikan bimbingan yang lebih intensif dan latihan yang terarah pada praktik software

adobe photoshop sesuai dengan perkembangan wawasan dan ilmu pengetahuan,

(43)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Alberta. (2011). Belajar Mudah Multimedia. Bandung: Tirta Karya. Citra, Aurora. (2005). Store Window Design. New York: teNeues Dalyono, M. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Manribu, Moh Thayeb. (1998). Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Depdikbud

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Sosial dan Teori Aplikasi. Malang: PT. Bumi Aksara

Riduwan M.B.A. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Riduwan M.B.A. (2004). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan

Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Robin, Linda. (2001). Kitab Suci Komputer & Multimedia. Yogyakarta: Alberta Rosch. (1996). Easy Way To Understand The Multimedia. Bostom: Allyn and

Bacom.

Setywan, Andri. (2013). Tutorial Kreasi Desain Proyek Corel Draw X6. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Silabus Fashion Multimedia. (2009). Program Studi Kriya Tekstil dan Mode STISI Telkom. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Slameto. (2010). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Soedibjo, S. (2005). Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

(44)

Listya Siti Sarah, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Fashion Multimedia Terhadap Kesiapan Menjadi Fashion Visual Merchandiser

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana & Ibrahim. (2009). Penilitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjiono, A. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik.Bandung: Tarsito.

Sutopo. (2003). Komputer Multimedia. Jakarta: Mediakom.

Syaodih Sukmadinata, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Internet :

Gaber, Yumi. (2013). Visual Merchandiser. [online]. Tersedia: http//www.pinterest.com/pin. [15 September 2013].

Gambar

Tabel
Gambar                                                                                                    Halaman
Grafik

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

The C1-I allele, illus- trating dominant epistasis, is dominant to C1 because the C1-I mutant protein competes with the C1 wild- type protein for the regulatory sites of

Penelitian ini bertujuan membangun perangkat keras dan lunak untuk pembacaan posisi koordinat dari modul GPS yang diaplikasikan sebagai pengendali palang pintu kereta

Sehubungan dengan Evaluasi Penawaran, Kami Panitia Pelelangan mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Verifikasi dan Klarifikasi terhadap Perusahaan pada Kegiatan :. Pengadaan

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

masalah yang serius yang terdapat pada daya dukung tanah rendah, penurunan.. yang terjadi besar, dan memiliki kadar air yang tinggi, sehingga

KESIMPULAN DAN SARAN