• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENUMBUHKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas Dikelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENUMBUHKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas Dikelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENUMBUHKAN

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh

Arinda Putri Ekawati 0806989

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

Lembar Hak Cipta

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK

MENUMBUHKAN

AKTIVITAS

BELAJAR

SISWA

DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (PENELITIAN

TINDAKAN KELAS DI KELAS XI IPS 3 SMA

PASUNDAN 1 CIANJUR)

Oleh

Arinda Putri Ekawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Arinda Putri Ekawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

HALAMAN PENGESAHAN ARINDA PUTRI EKAWATI

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENUMBUHKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP. 19660113 199001 2 022

Pembimbing II

Drs. Tarunasena Ma’mur

NIP. 19680828 199802 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

(4)
(5)

ABSTRAK

(6)

ABSTRACT

The tittle of this research is “Application of Group Discussion Method for Grow Up Studying Activity of Student in History Learning (Classroom Action Research at Class XI Social Programme 3 Pasundan 1 Cianjur Senior High School)”. This research related with studying activity of student with the application of studying method which more variety than before, that is group discussion method. This research was done at XI Social Programme 3 Pasundan 1 Cianjur Senior High School. The main purpose of this research is growing up studying activity of student in history learning, because it said to low. That showed of the condition history learning which more dominated of the teacher. Student as studying subject more be to listen, wrote the content of history or made the resume which dictation of the teacher, its made the students thought if the history learning as a learning which have contents of tales and memorize more. Limited of studying media and studying source make the studying activity of student be more to low. The students unresponsible when the teacher give asking or give opportunity for they give asking too, so this condition make the history learning be one direction. This research used the classroom action research method with Kemmis and MC. Taggart design. This method have for phases are plan, action, observe and reflect, and the technique for get data is observation and interview. Observation used is open observation and interview developed form structure interview. Based on the research was done, the resulted showed if the group discussion method can growing up studying activity of student in history learning at XI Social Programme 3 Pasundan 1 Cianjur Senior High School. That showed of the student achieving every studying action whose be up and up significantly, in group discussion processed, in evaluated of studying activity of student and in evaluated of the group discussion reported. Based on the resulted of this research, the conclusion is application of group discussion method can growing up studying activity of student at XI Social Programme 3 Pasundan 1 Cianjur Senior High School, but to applicate this method on the other learning need to adaption with the classroom condition, without out of the main purpose of the history learning.

(7)

DAFTAR ISI

D. Manfaat atau Signifikansi Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Belajar dan Metode Diskusi Kelompok dalam Pembelajaran Sejarah ... 11

B. Teori Konstruktivisme dan Hubungannya dengan Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Menumbuhkan Aktivitas Belajar Siswa ... 21

C. Penerapan, Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi Kelompok ... 27

D. Pembelajaran Sejarah dan Aktivitas Belajar Siswa ... 31

E. Metode Diskusi Kelompok dalam Menumbuhkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Sejarah ... . 39

BAB III METODE PENELITIAN... 41

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Metode Diskusi Kelompok untuk Menumbuhkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 54

a. Tindakan I ... 54

(8)

c. Tindakan III ... 104

d. Tindakan IV ... 127

e. Tindakan V... 150

B. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Menumbuhkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 175

1. Data Hasil Wawancara ... 175

2. Data Hasil Perencanaan Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Menumbuhkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 179

3. Data Hasil Penerapan Metode Diskusi Kelompok dan Penilaian Laporan Diskusi Kelompok ... 181

4. Data Hasil Aktivitas Belajar Siswa ... 186

5. Data Kendala dan Solusi dalam Menerapkan Metode Diskusi Kelompok untuk Menumbuhkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 189

C. Analisis Hasil Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Menumbuhkan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah ... 192

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 203

A. Kesimpulan ... 203

B. Saran ... 205

DAFTAR PUSTAKA ... 208

LAMPIRAN ... 212

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran sejarah di tingkat sekolah menengah atas pada dasarnya memberikan ruang yang luas kepada siswa untuk dapat mengoptimalkan berbagai potensi yang ada dalam diri siswa itu sendiri, sehingga pembelajaran sejarah tidak hanya selesai dengan tersampaikannya materi ajar saja, akan tetapi harus sampai kepada tercapainya tujuan dari pembelajaran sejarah sebagaimana yang tercantum dalam KTSP, yaitu:

1. Mendorong siswa berpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang.

2. Memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami proses perubahan dan keberlanjutan masyarakat. (Pusat

Kurikulum, 2002 dalam

http://teachingofhistory.blogspot.com/2012/06/tujuan-pembelajaran-sejarah.html [8 Mei 2013]).

(10)

Arinda Putri Ekawati, 2013

sejarah di tingkat sekolah menengah atas akan dapat tercapai. Kompetensi tersebut antara lain:

1. Mampu mengklasifikasi perkembangan masyarakat untuk menjelaskan proses keberlanjutan dan perubahan dari waktu ke waktu;

2. Mampu memahami, menganalisis, dan menjelaskan berbagai aspek kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, ekonomi, politik, sosial dan budaya serta pengaruhnya terhadap masyarakat di Indonesia dan dunia dari waktu ke waktu;

3. Mampu mengidentifikasi, memahami, dan menjelaskan keragaman dalam sejarah masyarakat di Indonesia dan dunia serta perubahannya dalam konteks waktu;

4. Mampu menemukan dan mengklasifikasi berbagai sumber sejarah dan adanya keragaman analisis serta interpretasi terhadap fakta tentang masa lalu yang digunakan untuk merekonstruksi dan mendeskripsikan peristiwa serta objek sejarah;

5. Menyadari arti penting masa lampau untuk memahami kekinian dan membuat keputusan (Pusat Kurikulum, 2006 dalam http://teachingofhistory.blogspot.com/2012/06/tujuan-pembelajaran-sejarah.html [8 Mei 2013]).

Kompetensi-kompetensi di atas membutuhkan adanya aktivitas belajar siswa yang beragam. Tidak akan mudah menumbuhkan kompetensi mengklasifikasikan, memahami, menganalisis maupun menjelaskan berbagai hal yang berkaitan dengan sejarah, jika tidak didukung oleh aktivitas belajar yang baik dari siswa, sehingga di sinilah kreativitas dalam menciptakan suasana pembelajaran sejarah yang menarik, menantang dan menyenangkan dibutuhkan. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan, ada beberapa permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sejarah, yang membuat tujuan dan kompetensi dari pembelajaran sejarah menjadi sulit untuk dicapai. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2002: 133) yang menyatakan bahwa

(11)

kadang-kadang juga kita berpikir atau merenungkan apa yang kita lihat dan kita alami dengan hasil yang berbeda-beda.

Pendapat Wiriaatmadja sejalan dengan pendapat Ismaun (2001: 99-100) yang juga mengungkapkan bahwa permasalahan lainnya yang muncul dalam pembelajaran sejarah di kelas adalah

Keluhan para siswa yang kadang-kadang kita dengar pada umumnya adalah bahwa mereka merasa jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran dan mempelajari materi pelajaran sejarah. Hal itu terjadi karena seakan-akan demikian luas dan hampir tak terbatasnya materi pelajaran yang harus dipelajari dan dihapalkan.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, terlihat bahwa pembelajaran sejarah identik dengan banyaknya materi ajar tentang berbagai peristiwa sejarah, tokoh-tokoh, tanggal, tahun dan itu semua dipandang sebagai sesuatu yang harus dihafalkan oleh siswa, sehingga ketika pembelajaran sejarah disajikan tanpa adanya inovasi dan kreativitas dari guru, maka pembelajaran sejarah akan menjadi pembelajaran yang membosankan dan tidak memberikan makna apapun bagi siswa dan tentu saja hal tersebut akan berpengaruh terhadap ketercapaian tujuan dan kompetensi dari pembelajaran sejarah itu sendiri. Oleh karena itu, inovasi dan kreativitas guru dalam pembelajaran sejarah menjadi penting. Bentuk kreativitas itu dapat berupa penerapan beragam model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan kreativitas dalam hal lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah. Penggunaan model atau pun metode pembelajaran ternyata memberi pengaruh yang cukup besar terhadap berjalannya kegiatan belajar mengajar, termasuk dalam pembelajaran sejarah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Martanto, dkk (2009: 10) dalam

http://suciptoardi.wordpress.com/2009/07/28/pembelajaran-sejarah-permasalahan-dan-solusinya/ [8 Nopember 2012] yang juga menyatakan bahwa hal lainnya yang mempengaruhi pembelajaran sejarah yaitu

(12)

Arinda Putri Ekawati, 2013

diubah. Pembelajaran sejarah saat ini mengakibatkan peran siswa sebagai pelaku sejarah pada zamannya menjadi terabaikan. Pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya atau lingkungan sosialnya tidak dijadikan bahan pelajaran di kelas, sehingga menempatkan siswa sebagai peserta pembelajaran sejarah yang pasif.

Kondisi pembelajaran sejarah yang dipaparkan di atas, sejalan dengan hasil pengamatan di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur yang menunjukkan bahwa selama kegiatan pembelajaran sejarah, aktivitas belajar siswa cenderung rendah. Hal ini terlihat dari peran guru di kelas yang nampak lebih dominan, siswa masih sangat tergantung kepada penjelasan guru, sehingga kondisi ini membuat siswa kurang aktif di kelas bahkan terkadang sampai ada siswa yang tertidur ketika pelajaran sejarah berlangsung. Selain itu, ketika menjelaskan materi ajar sejarah pun, guru lebih sering membacakan kembali isi materi dari buku teks yang digunakan dalam proses belajar mengajar sejarah di kelas, sehingga siswa memandang pembelajaran sejarah sebagai pembelajaran yang berisi dongeng dan berisi banyak hafalan. Akibatnya kondisi ini membuat siswa merasa bosan, dan pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tidak ada satu pun siswa yang mengajukan pertanyaan, bahkan ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, tidak ada siswa yang mau memberikan jawaban.

(13)

memberikan penjelasan. Hal ini membuat aktivitas belajar siswa semakin menurun.

Berdasarkan kondisi di atas, perlu ditumbuhkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah agar siswa dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya melalui kegiatan mendiskusikan permasalahan yang bersifat tematik, mencari referensi yang relevan dengan masalah yang didiskusikan, menulis laporan hasil diskusi kelompok, mempresentasikan laporan, melakukan tanya jawab, berpendapat, dan menyanggah bahkan hingga berdebat. Aktivitas belajar tersebut dapat menjadikan pembelajaran sejarah menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa itu sendiri dan dapat menumbuhkan kompetensi belajar dalam diri siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan metode diskusi kelompok. Metode ini mendorong terhadap munculnya pola komunikasi dua arah, baik komunikasi antara siswa dengan guru maupun komunikasi siswa dengan siswa, sehingga dengan penerapan metode diskusi kelompok memungkinkan setiap individu siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sejarah. Hal ini sejalan dengan pendapat Djamarah (2010: 87-88) yang menyatakan bahwa “Dalam proses diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi

juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja”.

Melalui metode diskusi kelompok ini, maka kegiatan belajar mengajar akan berpusat kepada siswa, tidak lagi berpusat kepada guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin (1994) dalam Baharuddin (2008: 116-117) yang menyatakan bahwa

(14)

Arinda Putri Ekawati, 2013

mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri, di samping mengajarkan siswa untuk menyadari dan sadar akan strategi belajar mereka sendiri.

Merujuk kepada berbagai temuan di lapangan dan mengacu pula kepada berbagai pendapat di atas, maka dapat terlihat bahwa metode diskusi kelompok merupakan salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, khususnya dalam pembelajaran sejarah. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut, sehingga penulis melakukan penelitian dengan judul:

“Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Menumbuhkan Aktivitas

Belajar Siswa dalam Pembelajaran Sejarah”

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan kepada kondisi yang ada di lapangan serta permasalahan yang tertuang dalam latar belakang masalah di atas, nampak bahwa kegiatan pembelajaran sejarah yang dilaksanakan di sekolah belum mendorong tumbuhnya aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti melihat aspek penerapan metode diskusi kelompok sebagai hal penting yang dapat diterapkan secara kreatif oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti merasa perlu untuk melakukan rumusan masalah berkaitan dengan “Bagaimana penerapan metode diskusi kelompok dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur

dalam kegiatan pembelajaran sejarah di kelas?”.

Berdasarkan kepada uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang kemudian dikembangkan adalah sebagai berikut:

(15)

2. Bagaimana menerapkan metode diskusi kelompok untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa setelah diterapkannya metode diskusi kelompok dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur?

4. Apa saja kendala yang dihadapi oleh guru pada saat menerapkan metode diskusi kelompok untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur?

5. Solusi apa saja yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi berbagai kendala yang menghambat terhadap penerapan metode diskusi kelompok untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penerapan metode diskusi kelompok untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah. Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengkaji perencanaan penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur.

2. Mengkaji penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur

3. Menganalisis aktivitas belajar siswa setelah diterapkannya metode diskusi kelompok dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur.

(16)

Arinda Putri Ekawati, 2013

5. Menemukan solusi untuk mengatasi berbagai kendala yang menghambat terhadap penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur.

D. Manfaat atau Signifikansi Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: 1. Manfaat secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis dalam penerapan metode diskusi kelompok untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

2. Manfaat secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berada dalam lingkungan dunia pendidikan:

a. Bagi guru

Memberikan informasi baru mengenai metode ajar yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran sejarah di kelas serta memberikan gambaran dan motivasi kepada guru untuk mendiversifikasi dan mengembangkan ide kreatif guru dalam pembelajaran sejarah di sekolah. b. Bagi siswa

Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sejarah dengan mengajak siswa untuk melakukan perbincangan ilmiah dalam diskusi kelompok, sehingga pembelajaran sejarah menjadi sebuah kegiatan belajar mengajar yang menarik dan memotivasi siswa.

c. Bagi sekolah

(17)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan penelitian tindakan kelas (PTK) ini dijabarkan dalam struktur organisasi skripsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdapat latar belakang penelitian yang di dalamnya berisi pemaparan hasil pengamatan awal di lapangan dalam proses belajar mengajar sejarah di kelas, kemudian terdapat identifikasi dan perumusan masalah yang menjadi fokus dari penelitian untuk diperoleh pemecahannya, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian yang dijabarkan baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis bagi guru, siswa dan sekolah, serta struktur organisasi skripsi yang menjabarkan bagian-bagian yang terdapat dalam skripsi ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan variabel-variabel yang ada dalam penelitian, di mana variabel-variabel tersebut dikaji secara teoritis berdasarkan kepada berbagai sumber referensi yang relevan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini memaparkan mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian yang menjelaskan tentang tahapan-tahapan penelitian dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi sampai dengan refleksi. Bab ini pun memaparkan pula mengenai metode penelitian yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dan analisis data sebagai kerangka untuk mengolah data yang diperoleh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(18)

Arinda Putri Ekawati, 2013

dalam penelitian dapat dijabarkan dengan lebih jelas sesuai dengan hasil yang diperoleh di lapangan.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian yang diuraikan pada sub bab kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar berbagai referensi, baik referensi berupa sumber buku, artikel, maupun sumber internet yang digunakan oleh penulis sebagai sumber rujukan tertulis dalam penelitian, sehingga berbagai kutipan maupun sumber-sumber yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.

LAMPIRAN

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 1 Cianjur yang beralamat di Jalan Pasundan No. 31 Telp (0263) 271602 Cianjur 43281. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu aktivitas belajar siswa di kelas XI IPS 3, interaksi guru dengan siswa dan interaksi sesama siswa dalam pembelajaran sejarah. Kelas ini dipilih karena kelas XI IPS 3 memiliki karakteristik sesuai dengan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan permasalahan yang muncul di kelas. Jika melihat lokasi dari SMA Pasundan 1 Cianjur, sekolah ini berada di lingkungan perumahan warga dan di sekitarnya masih terdapat lahan persawahan yang cukup luas, sehingga jika melihat kepada kondisi lokasi yang demikian, nampak bahwa kegiatan belajar mengajar di SMA Pasundan 1 Cianjur secara umum terlihat kondusif, tidak terganggu oleh hingar-bingar lalu lintas di jalan raya. Di dalam sekolah pun nampak sangat asri dan nyaman. Hal ini ditunjang pula oleh sarana dan prasarana pembelajaran yang cukup memadai.

(20)

Arinda Putri Ekawati, 2013

Cianjur, Universitas Langlang Buana Bandung (UNLA), dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Berdasarkan deskripsi dari SMA Pasundan 1 Cianjur, nampak bahwa sekolah ini memiliki kriteria yang baik dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

B.Metode Penelitian

Metode penelitian dibutuhkan untuk mengarahkan bagaimana suatu penelitian itu dilakukan. “Metode penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu yang menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah” (Sukmadinata, 2010: 52). Oleh karena itu, penelitian ini pun memiliki metode penelitian yang akan menjadi alur untuk memecahkan permasalahan yang diteliti.

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat reflektif dan dituntut adanya upaya perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga metode penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas (PTK) didasari oleh pandangan bahwa dengan metode ini seorang guru merupakan sosok yang mengenal kondisi pembelajaran di kelas, sehingga ia dapat melakukan berbagai upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan sebuah kegiatan perbaikan dalam pembelajaran yang diawali dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran tersebut yang dilanjutkan dengan upaya perbaikan dalam pembelajaran melalui penerapan berbagai metode pembelajaran, media atau pun model-model pembelajaran dengan disengaja dan terrencana. Menurut Hopkins (1993: 44) dalam Wiriaatmadja (2012: 11) menyatakan bahwa:

(21)

disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam pembelajaran sehingga ada upaya perbaikan terhadap kualitas pembelajaran itu sendiri. Adapun yang menjadi alasan penggunaan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur, sehingga diharapkan penelitian ini dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

C.Desain Penelitian

(22)

Arinda Putri Ekawati, 2013

mempertimbangkan penguasaan peneliti terhadap berbagai desain penelitian yang ada, karena jika menggunakan desain yang lebih rumit, maka membutuhkan waktu yang relatif lama untuk peneliti bisa mempelajarinya dengan baik. Berikut ini merupakan gambar desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart:

Gambar 3.1 Adopsi Desain Penelitian Kemmis dan Mc. Taggart (http://physicsed.buffalostate.edu/danowner/actionrsch.html [24 April 2013])

(23)

menjadi kerangka awal yang akan menentukan tahapan-tahapan selanjutnya dalam sebuah proses penelitian tindakan kelas.

Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan (action). Tahap ini merupakan proses penerapan rancangan dari tahap sebelumnya, yaitu tahap perencanaan (plan). Pada tahap ini, peneliti dapat menerapkan segala sesuatu yang sudah direncanakan untuk kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan-tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Arikunto (2010: 139) menyatakan bahwa “Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas”. Tahap ketiga adalah tahap pengamatan (observe). Pada tahap ini biasanya peneliti dan mitra melakukan pengamatan terhadap aspek-aspek yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan. Kegiatan observasi (observe) dalam desain Kemmis dan Mc. Taggart dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Lalu tahap terakhir adalah tahap refleksi (reflect). Pada tahap ini peneliti dan mitra mengevaluasi kembali semua rangkaian penelitian yang sudah dilakukan, berdasarkan kepada apa yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan dan pengamatan serta menyesuaikannya dengan rancangan yang dibuat dalam tahap perencanaan. Menurut Arikunto (2010: 140) “Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Penemuan-penemuan dari tahap refleksi ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam merancang perencanaan (plan) pada siklus selanjutnya”.

(24)

Arinda Putri Ekawati, 2013 D.Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan rumusan indikator-indikator dari setiap variabel yang akan diteliti dan dijabarkan dalam instrumen penelitian. Definisi operasional dalam peneitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Metode diskusi kelompok adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar di mana siswa diajak untuk membahas sebuah permasalahan dan mencari pemecahannya secara bersama-sama dalam kelompok. Diskusi yang dilaksanakan dalam penelitian ini akan melibatkan beberapa komponen, di antaranya adalah guru, penyaji, moderator, dan peserta diskusi. Keberadaan komponen-komponen diskusi ini akan memungkinkan siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Metode diskusi kelompok dalam penelitian ini akan diterapkan di kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru memimpin para siswa untuk membentuk kelompok-kelompok diskusi, mengatur ruangan dan sarana lainnya yang dibutuhkan.

b. Guru mengemukakan permasalahan yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan mengenai cara-cara pemecahannya.

c. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing sedangkan guru memantau setiap kelompok, memelihara ketertiban, memberikan dorongan agar setiap anggota kelompok berperan aktif sebab mereka memiliki hak berbicara yang sama.

d. Setiap kelompok diskusi membuat laporan hasil diskusi kelompoknya. e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan

kelas.

f. Siswa dan guru merefleksikan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok untuk mengungkapkan tanggapan siswa atau kelompok lainnya, kemudian memberikan ulasan atau penjelasan atas hasil diskusi tersebut.

(25)

2. Aktivitas belajar siswa adalah beragam keinginan dan potensi yang mendorong siswa untuk berbuat dan bekerja sendiri, dalam hal ini adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini terlihat dari:

a. Menemukan informasi maupun referensi yang relevan dari berbagai sumber. Aktivitas ini ditunjukkan oleh siswa dengan masing-masing siswa mencari, membawa dan menggunakan berbagai referensi yang relevan, baik referensi berupa buku, artikel, catatan maupun referensi lainnya sebagai sumber yang digunakan dalam memecahkan masalah yang dibahas dalam kelompok diskusinya.

b. Mendiskusikan tema yang diberikan oleh guru. Aktivitas ini ditunjukkan oleh siswa dengan melakukan pengkajian menggunakan berbagai informasi yang diperolehnya dari berbagai sumber serta hasil analisis kelompok terhadap topik permasalahan yang diberikan dan siswa diarahkan untuk bertanya, menjawab maupun menyanggah secara argumentatif dalam kelompoknya.

c. Membuat laporan hasil diskusi. Aktivitas ini ditunjukkan oleh siswa dengan membuat laporan hasil diskusi kelompok secara tertulis sebagai bahan yang akan dipresentasikan dan laporan tersebut dikumpulkan tepat waktu.

d. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Aktivitas ini ditunjukkan oleh siswa dengan menyampaikan dan menjelaskan kembali hasil kajian kelompoknya di depan kelas disertai dengan aktivitas tanya jawab dengan kelompok diskusi lainnya.

(26)

Arinda Putri Ekawati, 2013

f. Mengemukakan pendapat, ide maupun gagasan yang berkaitan dengan tema diskusi yang dibahas. Aktivitas ini ditunjukkan oleh siswa dalam sesi tanya jawab maupun dalam sesi penjelasan materi yang disampaikan oleh guru.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi atau Pengamatan

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka. Observasi terbuka merupakan kegiatan di mana observer mencatat segala sesuatu yang terjadi di kelas. Menurut Wiriaatmadja (2012: 110-111) observasi terbuka bertujuan untuk menggambarkan situasi kelas selengkapnya sehingga urutan-urutan kejadian tercatat semuanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Kunandar (2010: 146) yang juga menyatakan bahwa “Observasi terbuka adalah apabila sang pengamat atau observer melakukan pengamatan dengan mengambil kertas pensil, kemudian mencatatkan segala sesuatu yang terjadi di kelas”. Observasi terbuka pada prinsipnya dapat disesuaikan dengan selera pengamat atau observer dengan catatan, apa yang diamati dilakukan sesuai dengan fakta dan tanpa penafsiran subjektif dari pengamat atau observer.

(27)

2. Wawancara

Menurut Hopkins (1993: 125) dalam Wiriaatmadja (2012: 117) dinyatakan bahwa „Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain‟. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan untuk mengumpulkan data, baik dari guru maupun siswa terkait penerapan metode diskusi kelompok dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Menurut Wiriaatmadja (2012: 118) menyebutkan bahwa “Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan pewawancara terlebih dahulu mempersiapkan bahan wawancara”. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto (2010: 270) yang juga menyatakan bahwa “Wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list”. Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan di luar pelaksanaan tindakan di kelas. Berikut ini merupakan gambaran spesifik dari data, sumber data, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian:

(28)

Arinda Putri Ekawati, 2013

Instrumen penelitian merupakan hal yang penting dalam proses pelaksanaan penelitian. Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Selain itu, masih menurut Arikunto (2010: 193) menyebutkan pula bahwasannya “Instrumen penelitian berfungsi untuk memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan”. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

(29)

penerapan metode diskusi kelompok dan aktivitas belajar siswa. Tujuan penggunaan pedoman observasi ini adalah untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran” (Arikunto, 2010: 200). Bentuk dari lembar observasi terdapat dalam bab IV.

2. Catatan Lapangan

Tujuan dari catatan lapangan ini adalah untuk mendokumentasikan segala sesuatu yang terjadi di kelas, terutama yang berkaitan dengan variabel yang diteliti kemudian dicatat untuk menggambarkan situasi kelas selengkapnya sehingga urutan-urutan kejadian tercatat semuanya. Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan di kelas. Data yang diperoleh dari catatan lapangan ini akan dijadikan sumber untuk kemudian didiskusikan, dianalisis dan ditafsirkan oleh peneliti dan kolaborator. Catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dalam lampiran di halaman 212.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon siswa dan guru terhadap penerapan metode diskusi kelompok dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas. Pedoman wawancara dikembangkan dengan memuat garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan oleh koresponden kepada responden. Pedoman dan hasil wawancara terdapat dalam lampiran di halaman 212.

G. Analisis Data

(30)

Arinda Putri Ekawati, 2013

sejarah berlangsung. Data-data tersebut kemudian diolah sehingga menjadi data yang memiliki makna. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini:

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari, penerapan metode diskusi kelompok, aktivitas belajar siswa dan penilaian laporan diskusi kelompok. Di mana data ini merupakan data dalam bentuk rating scale atau skala bertingkat yang memuat tentang aktivitas belajar siswa dalam diskusi kelompok, aktivitas belajar siswa secara keseluruhan dan aktivitas belajar siswa dalam menulis laporan hasil diskusi.

2. Data Kualitatif

Dalam mengolah data kualitiatif dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Pengumpulan, kodifikasi dan kategorisasi data

Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber data yang diperoleh dari instrumen penelitian yang sudah disiapkan sebelumnya. Kemudian data-data tersebut dikodifikasi berdasarkan jenis dan sumbernya. Setelah itu, data dikategorisasikan berdasarkan penerapan metode diskusi kelompok, aktivitas belajar siswa secara keseluruhan dan aktivitas belajar siswa dalam menulis laporan hasil diskusi.

3. Validitas Data

Validitas data dilakukan untuk menguji tingkat kesahihan atau keterpercayaan hasil penelitian. Validitas data dilakukan bersamaan dengan proses pengolahan data kuantitatif dan data kualitatif yang diperoleh dengan menggunakan instrumen yang sudah ditentukan dalam penelitian. Adapun validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah member check dan expert opinion. Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2012: 168)

(31)

Member check merupakan bentuk validasi data dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, siapapun juga untuk melihat apakah keterangan atau informasi atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya.

Dalam penelitian ini, member check dilakukan dengan melibatkan rekan peneliti yang berperan sebagai observer, guru mitra atau kolaborator dan siswa di kelas XI IPS 3 yang menjadi subjek penelitian. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mensinkronisasikan kembali berbagai data yang sudah diperoleh dari kegiatan penelitian di kelas XI IPS 3. Selain member check, validasi data dilakukan dengan expert opinion., dan masih

(32)
(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kepada pemaparan hasil penelitian yang sudah disajikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

Pertama, penerapan metode diskusi kelompok merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa di kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Cianjur. Sebelum metode diskusi kelompok diterapkan dalam pembelajaran sejarah, terlebih dahulu dilakukan perencanaan agar segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan diskusi kelompok dipersiapkan. Semisal menganalisis materi, untuk menentukan dalam materi apa diskusi kelompok dapat diterapkan, menentukan tema diskusi, mempersiapkan bahan ajar yang relevan dengan tema diskusi, mempersiapkan media pembelajaran, mengatur alokasi waktu, memberikan informasi kepada siswa setidaknya sehari sebelum diskusi kelompok dilaksanakan. Hal ini penting dilakukan agar siswa mendapat arahan awal dan ikut mempersiapkan berbagai hal yang dibutuhkan dalam proses diskusi tersebut, dan jika diperlukan, penerapan metode diskusi kelompok ini dapat melibatkan rekan sejawat untuk bersama-sama mempersiapkan dan mengawasi jalannya proses diskusi kelompok sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Kedua, metode diskusi kelompok dapat diterapkan dalam pembelajaran

(34)

Arinda Putri Ekawati, 2013

pada saat berdiskusi dalam kelompoknya maupun pada sesi tanya jawab. Selain itu, metode ini pun memungkinkan siswa untuk berlatih menyusun hasil diskusi kelompoknya menjadi sebuah laporan diskusi yang sistematis dan dapat dipresentasikan di depan kelas secara bergiliran sebagai bentuk melatih keberanian dan kemampuan berkomunikasi yang baik dengan kelompok-kelompok diskusi lainnya.

Ketiga, mengarahkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam pelaksanaan

diskusi kelompok memang tidak mudah. Akan tetapi perlahan-lahan siswa menunjukkan respon yang positif terhadap proses diskusi kelompok. Keterlibatan siswa dalam seluruh rangkaian diskusi kelompok menjadi fokus dari observasi dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejarah. Adanya respon yang positif terhadap penerapan metode diskusi kelompok sejalan dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini didorong oleh beberapa faktor, di antaranya kemauan siswa untuk belajar dalam kelompok, membangun kerja sama yang baik dengan sesama anggota kelompok dan juga dengan kelompok-kelompok diskusi lainnya. Selain itu, tantangan dari tema-tema diskusi yang diberikan mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, mendorong siswa untuk lebih mengeksplorasi berbagai referensi yang relevan dengan tema-tema diskusi tersebut sehingga hal ini berdampak pula kepada kemampuan komunikasi siswa melalui aktivitas bertanya, menjawab dan berpendapat yang terlihat semakin membaik dalam setiap tindakan yang dilaksanakan.

Keempat, selain keberhasilan yang sudah dipaparkan di atas, dalam

(35)

tema-tema tersebut dengan menyediakan referensi lainnya selain sumber belajar yang selama ini mereka miliki. Selain itu, siswa juga belum terbiasa untuk menyusun hasil belajar menjadi sebuah laporan yang harus dipresentasikan di hadapan banyak orang dan mereka pun belum terbiasa saling melakukan tanya jawab terlebih berpendapat, sehingga hal ini menjadi tantangan tambahan bagi mereka termasuk juga bagi guru untuk dapat mengarahkan siswa dalam aktivitas tersebut.

Kelima, dengan berbagai kendala yang ada, maka guru dituntut untuk

menemukan solusi yang tepat. Solusi yang dilakukan diantaranya dengan senantiasa memotivasi siswa pada saat pembelajaran dimulai dan dalam seluruh rangkaian diskusi. Motivasi tersebut dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab dengan siswa hingga menyediakan reward sebagai bentuk apresiasi bagi siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran dan dalam diskusi. Sebisa mungkin berbagai bentuk penjelasan dan arahan yang diberikan oleh guru senantiasa dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi dari setiap tindakan yang dilaksanakan dengan harapan diskusi kelompok selanjutnya akan berjalan dengan lebih baik, demikian pula dengan aktivitas belajar siswa, sehingga pembelajaran sejarah menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan menantang bagi mereka.

B. Saran

(36)

Arinda Putri Ekawati, 2013

tetapi belum dapat dikatakan sempurna. Ada hal-hal yang masih harus diperhatikan lagi oleh pihak-pihak terkait dan peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode diskusi kelompok, sehingga peneliti mencoba memberikan beberapa saran, yaitu:

Pertama, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi

baru bagi guru dalam mengembangkan dan mendiversifikasi metode pembelajaran, terutama dalam kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas. Penerapan metode diskusi kelompok yang sudah diterapkan dapat dikembangkan dengan lebih baik dan lebih kreatif lagi oleh guru melalui berbagai upaya perbaikan yang disesuaikan dengan karakter siswa dan karakter kelas, sehingga metode ini dapat menjadi salah metode pembelajaran yang relevan dengan tujuan pembelajaran sejarah itu sendiri.

Kedua, hendaknya siswa belajar untuk lebih mengeksplorasi kemampuan

dan keterlibatannya dalam pembelajaran sejarah melalui penerapan metode diskusi kelompok, karena metode pembelajaran ini merupakan salah satu sarana bagi siswa untuk menjadikan kegiatan belajar sejarah di kelas bukan lagi dipandang sebagai kewajiban dan rutinitas untuk memperoleh nilai saja, akan tetapi juga menjadi kegiatan belajar yang memberikan makna, pengetahuan serta ilmu baru untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan kelak di masa depan.

Ketiga, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak

(37)

Keempat, bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan

salah satu rujukan untuk mengembangkan metode diskusi kelompok dengan lebih baik lagi, sesuai dengan karakter subjek penelitian.

(38)

Arinda Putri Ekawati, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arikunto, S, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara: Jakarta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka

Cipta: Jakarta.

Azhar, L.M. (1993). Proses Belajar-Mengajar Pola CBSA. Usaha Nasional: Surabaya.

Baharuddin. dan Wahyuni, E.N. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga: Jakarta. Dimyati. dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta:

Jakarta.

Djamarah, S. Bahri. (2011). Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara: Jakarta. Hatimah, I. (2003). Strategi dan Metode Pembelajaran. Andira: Bandung.

Jacobsen, D, dkk. (2009). Methods for Teaching: Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Mulyasa, E. (2011). Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Rusyan, T. dan Daryani, Y. (1992). Penuntun Belajar yang Sukses. Nine Karya Jaya: Jakarta.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar. Alfabeta: Bandung.

(39)

Sardiman. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Suryosubroto, B. (2012). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Wahab, A. A. (2009). Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS). Alfabeta: Bandung.

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Sumber Jurnal:

Ismaun. (2001).”Paradigma Pendidikan Sejarah yang Terarah dan Bermakna”. Historia Jurnal Pendidikan Sejarah. 4, (2), 88-118.

Sumber Skripsi:

Akbari, R. (2012). Model Pembelajaran Induktif, Pendekatan Guided Discovery, Prestasi Belajar Fisika dan Keaktifan Siswa MA. Skripsi Sarjana pada FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan. Sofyanti. (2011). Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil untuk Menumbuhkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 14 Bandung). Skripsi Sarjana pada FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sumber Internet:

Gambar Desain Penelitian Kemmis dan Mc.Taggart Gabel, D.

[Online]

Tersedia:http://physicsed.buffalostate.edu/danowner/actionrsch.html [24 April 2013] Permasalahan dalam Pembelajaran Sejarah

Martanto, SD, dkk (2009: 10) [Online]

(40)

Arinda Putri Ekawati, 2013

Definisi Aktivitas

Poerwadarminto. W. J. S dan S. Nasution [Online]

Tersedia:http://www.bukuhalus.com/2011/74/definisi-aktivitas-belajar.html [23 Oktober 2012]

Tujuan dan Kompetensi Pembelajaran Sejarah Pusat Kurikulum (2006) dalam Miskawi (2012) [Online] Definisi Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(41)

Karakteristik Pembelajaran Sejarah (Tanpa Nama)

[Online]

Tersedia:http://www.pustakasekolah.com/karakteristik-mata-pelajaran-sejarah.html [25 Mei 2013]

Permasalahan dalam Pembelajaran Sejarah Wiriaatmadja, R (2002: 133)

[Online]

Gambar

gambaran dan motivasi kepada guru untuk mendiversifikasi dan
Gambar 3.1 Adopsi Desain Penelitian Kemmis dan Mc. Taggart http://physicsed.buffalostate.edu/danowner/actionrsch.html [24 April 2013]
Tabel 3.2           Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian
Gambar Desain Penelitian Kemmis dan Mc.Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar..

Kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dan Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang yang wilayah kerjanya menjadi lokasi uji coba pelaksanaan pendaftaran tanah

Mangkunegara, Anwar Prabu, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan , Cetakan Kedua, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.. Mathis dan Jackson, (2002), Manajemen

(1) Dalam hal langkah-langkah penertiban dan pendayagunaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, 16, 17, 18 dan Pasal 19, Pemegang Hak Atas Tanah atau pihak yang telah

Interaksi model penalaran deduktif yang dipergunakan oleh penstudi hukum teoretis, dengan berbagai model penalaran lain yang dikenal dalam teori hukum dan filsafat hukum

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Anisa Suciati Wardhani 2015 Universitas

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil dari pengujian Throughput dari akses ke beberapa situs dari tabel menunjukan bahwa penggunaan SSH Tunneling dapat meningkatkan

While the Grammar Translation Method only focused on linguistic structure and on written language and forced the students to translate the source language utterances into the