Laporan Kasus Tinea Kapitis
Disusun oleh : Raudhatul Aisy Fachrudin
1102017189
Pembimbing : dr. Hapsari Triandriyani, Sp.KK, M.Kes
Kepaniteraan Klinik SMF Dermatovenerologi
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI RSUD Pasar Rebo Periode 5 Juni – 25 Juni 2022
Identitas
● Nama : An. M
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Umur : 3 tahun
● Alamat : Cijantung
● Agama : Islam
● Suku Bangsa : Padang
● Pekerjaan : -
● Pendidikan Terakhir : -
● Status pernikahan : Belum menikah
Keluhan Tambahan
Anamnesis
Anamnesis
Dilakukan secara
autoanamnesis pada tanggal 14 Juni 2022 pukul 11:00
WIB di Poliklinik Kulit &
Kelamin RSUD Pasar Rebo
Keluhan Utama
Gatal Bercak kemerahan di sekitar
rambut di kulit kepala sejak 10 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Anak laki-laki berusia 3 tahun dibawa berobat oleh orang tuanya dengan keluhan Bercak kemerahan di sekitar rambut di kulit kepala sejak 10 hari SMRS awalnya tumbuh bintik-bintik kemerahan yang banyak yang membentuk bulatan sebesar 1cm x 1cm, kemudian makin lama bulatan tersebut membesar dan bintik-bintik tersebut yang awalnya kemerahan berisi cairan jernih dan ada sebagian yang berisi cairan warna keputihan, kemudian bintik-bintik tersebut pecah. Keluhan disertai gatal dan pasien sempat demam. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien jarang menggunakan shampoo, suka bermain di bawah terik matahari dan suka bermain dengan hewan seperti kucing, ibu pasien mengaku sebelumnya pasien sempat dibawa ke Puskesmas dan diberikan obat amoksisilin dan gentamicin sulfate yang dioleskan di daerah kulit kepala tetapi keluhan tidak membaik. Pasien mengaku baru pertama kali mengalami hal seperti ini,
Riwayat Penyakit Dahulu
01 02
Riwayat Pengobatan
03
Riwayat Alergi
04
● Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
● Asma : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
● Riwayat Keluhan serupa : disangkal
● Riwayat Asma : disangkal
● Riwayat Diabetes melitus : disangkal
● Riwayat Hipertensi : disangkal
Pasien mengkonsumsi obat amoksisilin dan gentamicin sulfate yang dioleskan di daerah kulit kepala tetapi keluhan tidak membaik
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat- obatan maupun alergi makanan.
Riwayat Kebiasaan
Pasien tinggal Bersama saudara kembar, ibu dan ayah pasien, Rumah berukuran 6x5m2. Kondisi rumah padat dan kurang bersih, memiliki 2 buah kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur dan 1 toilet.
Penerangan dalam rumah dengan listrik dan ventilasi kurang.
Sumber air minum dari air mineral, Kondisi rumah secara keseluruhan kurang baik, Ibu pasien mengatakan bahwa pasien jarang menggunakan shampoo, suka bermain di bawah terik matahari dan suka bermain dengan hewan seperti kucing.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
● Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
● Kesadaran: Komposmentis
● Frekuensi Nadi: 80x/menit
● Pernapasan: 16x/menit
● Suhu: 36,5
Status Lokalis
● Kepala: Lihat status dermatologikus
● Wajah : Dalam batas normal
● Mata: Dalam batas normal
● THT: Dalam batas normal
● Axilla: Dalam batas normal
● Thorax: Dalam batas normal
● Abdomen: Dalam batas normal
● Genitalia: Dalam batas normal
● Ekstremitas superior: Dalam batas normal
● Ekstremitas inferior: Dalam batas normal
Pada kulit kepala regio parietal tampak tampak makula eritematosa, papul, multiple, miliar-lenticular, sirkumkrip,
diskret dengan krusta berwarna kuning dan kehitaman
Status Dermatologikus
Resume
Pasien Laki-laki usia 3 tahun datang dengan keluhan :
● Bercak kemerahan di sekitar rambut di kulit kepala sejak 10 hari SMRS
● awalnya tumbuh bintik-bintik kemerahan yang banyak yang membentuk bulatan sebesar 1cm x 1cm, kemudian makin lama bulatan tersebut membesar dan bintik-bintik tersebut yang awalnya kemerahan berisi cairan jernih dan ada sebagian yang berisi cairan warna keputihan, kemudian bintik-bintik tersebut pecah.
● Keluhan disertai gatal dan pasien sempat demam
● Riwayat keluhan serupa, asma, alergi obat dan makanan disangkal.
● Riwayat keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa
● Riwayat pengobatan + menggunakan obat amoksisilin dan gentamicin sulfate yang dioleskan di daerah kulit kepala tetapi keluhan tidak membaik
● Kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan kurang baik, pasien jarang menggunakan shampoo, suka bermain di bawah terik matahari dan suka bermain dengan hewan seperti kucing.
● Pada pemeriksaan dermatologi ditemukan Pada kulit kepala regio parietal tampak tampak papul eritematosa, multiple, miliar-lenticular, sirkumkrip, diskret dengan krusta berwarna kuning dan kehitaman.
Diagnosis Banding
● Tinea Kapitis Tipe Kerion
● Psoriasis
● Alopesia areata
● Dermatitis seboroik
Pemeriksaan Penunjang
• Lampu wood
• Pemeriksaan KOH 10%
• Kultur jamur
Diagnosis Kerja
Tinea Kapitis Tipe Kerion
Tatalaksana
Non-Medikamentosa
• Shampo selenium sulfide 1%
dipakai 4x/ minggu didiamkan 5 menit baru dicuci
• Griseovulfin 10 mg/kgbb/ hari, 1x1 selama 6-12 minggu
• Edukasi tentang penyakit dan cara penularannya
• Mencuci barang-barang pribadi secara berkala (sprei, pakaian, dan lain-lain)
• Masing-masing anggota keluarga menggunakan handuk yang berbeda
• Tidak menggaruk atau menggosok bagian yang gatal
• Mencari binatang penyebab dan diobati di dokter hewan untuk mencegah penularan
Medikamentosa
Candidosis
Sinonim : Kandidiasis, Moniliasis
Definisi
Kandidiasis merupakan sekelompok infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans ataupun spesies lain dari genus kandida. Organisme ini khususnya menginfeksi kulit, kuku, membran mukosa, dan traktus
gastrointestinal, tetapi organisme ini juga dapat menyebabkan
penyakit sistemik
Epidemiologi
Semua umur predominan terjadi pada usia pertengahan atau lanjut usia
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia
laki-laki maupun perempuan memiliki proporsi yang sama
Insiden lebih tinggi di negara berkembang
Pada daerah tropis dengan kelembapan udara yang tinggi, dan musim hujan Pekerja kebun, tukang cuci, petani.
Etiologi
C. albicans Tersering untuk kelainan di kulit, genital dan mukosa oral Spesies Non Albicans
C. dubliniensis C. glabrata C. guillermondii C. Kr usei
C. lusitaniae C. parapsilosis C. pseudotropicalis C. tropicalis
Patogenesis
Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen :
1. Perubahan fisiologik : usia, kehamilan, dan haid
2. Faktor mekanik : trauma (luka bakar, aberasi), oklusi lokal, kelembaban, maserasi, kegemukan
3. Faktor nutrisi: avitaminosis, defisiensi zat besi, malnutrisi
4. Penyakit sistemik: penyakit endokrin (misal: diabetes mellitus, sindroma Cushing), Down Syndrome, acrodermatitis enteropatika, uremia, keganasan, dan imunodefisiensi
5. latrogenik: penggunaan kateter, iradiasi sinar X, penggunaan obat-obatan (misal: glukokortikoid, agen imunosupresi, antibiotika, dll)
Klasifikasi
Kandidosis oral
Kandidosis oral (Oral trush)
Perleche (Keilitis angular atau
kandidal keilosis)
Kandidosis kutis dan selaput lendr
genital
Paronikia candida dan
onimikosis kandida
Kandidosis kongenital
Kandidosis
Mukotan kronik Reaksi id
Lokalisata
Vulvovaginitis
Balantis atau balanopostitis
Diaper candidosis Kandidosis kutis
granulomatosa
Daerah intertriginosa Daerahperianal dan skrotal
Gejala Klinis
Trush
• Bayi, infeksi HIV dan AIDS
• Tampak pseudo membran putih coklat muda kelabu yang menutup lidah, palatum molle, pipi bagian dalam, dan permukaan rongga mulut yang lain
• Lesi dapat terpisah-pisah, dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut
Perleche
Kandidosis Oral Kandidosis Oral
• Lesi berupa fisur pada sudut mulut; lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah, dan dasarnya eritematosa
• Faktor predisposisinya antara lain adalah defisiensi riboflavin dan kelainan gigi
Gejala Klinis
a. Lokalisata
1. Kandidosis Intertriginosa
Kandidosis kutis dan selaput lendir genital Kandidosis kutis dan selaput lendir genital
2. Kandidosis perianal
• Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, genito krural, intergluteal, lipat payudara, inter digital, dan umbilikus, lipatan kulit dinding perut
• bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa.
• Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul pustul kecil atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah erosif, dengan pinggir yang kasar
• Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah.
• Menimbulkan pruritus ani
Gejala Klinis
b. Vulvovaginitis
Kandidosis kutis dan selaput lendir genital Kandidosis kutis dan selaput lendir genital
• DM, Perubahan hormonal (kehamilan dan siklus haid)
• Gatal di daerah vulva. Kondisi berat terdapat rasa panas, nyeri sebelum miksi, dan dyspareunia
• Tampak hiperemia pada labia minora, introitus vagina, dan vagina terutama bagian 1/3 bagian bawah
• kelainan khas : bercak-bercak putih kekuningan.
• kelainan yang berat : edema pada labia minora dan ulkus-ulkus yang dangkal pada labia minora dan sekitar introitus vagina.
• Fluor albus pada kandidosis vagina berwarna kekuningan. Tanda yang khas gumpalan gumpalan susu berwarna kekuningan.
Gejala Klinis
c. Balanitis atau balanopostitis
Kandidosis kutis dan selaput lendir genital Kandidosis kutis dan selaput lendir genital
• Faktor predisposisi : kontak seksual dengan pasangan yang menderita vulvovaginitis, diabetes mellitus dan kondisi non-sirkumsisi
• Lesi berupa erosi, pustula dengan dindingnya yang tipis, terdapat pada glans penis dan sulkus koronarius glandis.
d. Diaper-rash
(candida diaper dermatitis)
• Infeksi dapat terjadi karena oklusi kronik area popok oleh popok yang basah.
• Lesi berawal dari area perianal meluas ke perineum dan lipat inguinal berupa eritema.
Gejala Klinis
e. Kandidosis kutis granulomatosa
Kandidosis kutis dan selaput lendir genital Kandidosis kutis dan selaput lendir genital
• Lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal berwarna kuning kecoklatan, Krusta ini seperti tanduk sepanjang 2 cm
• predileksi : wajah, kepala, kuku, badan, tungkai, dan larings
Gejala Klinis
Paronikia candida dan onimikosis kandida Paronikia candida dan onimikosis kandida
• Pekerjaan berhubungan dengan air
• Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah dan nyeri di area paronikia disertai retraksi kutikula ke arah lipat kuku proksimal
• Kelainan kuku berupa onikolisis, terdapat lekukan transversal dan berwarna kecoklatan
• Onikomikosis dengan kelainan di kuku berupa distrofi total menyerupai oni komikosis
Gejala Klinis
Kandidosis Mukotan kronik (KMK) Kandidosis Mukotan kronik (KMK)
• infeksi kandida superfisial pada kulit, kuku dan orofaring , bersifat kronis , dan resisten terhadap pengobatan .
• Pada banyak kasus kelainan imunitas
dapat spesifik pada sistem imun selular
atau bersifat global
Gejala Klinis
Reaksi id (Candidid) Reaksi id (Candidid)
• Reaksi alergi terhadap jamur atau antigen lain yang terbent selama proses inflamasi.
• vesikel eritematosa yang bergerombol, terdapat pada lateral jari dan telapak tangan
• Dapat ditandai oleh erupsi diffus , berawal dan vesikel yang meluas dan konfluen di daerah badan dan ekstremitas
• Keluhan berupa prunitus terutama di daerah inguinal, anal, aksila sela jari tangan, dan kaki
Dignosis
Pemeriksaan Langsung
Pemeriksaan Biakan
• Ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri
• disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37 C
• koloni tumbuh setelah 2-5 hari , berupa koloni mukoid putih
• Kerokan kulit atau usapan mukokutan dengan larutan KOH 20%
• pewamaan Gram : sel ragi , blastospora , atau hifa semu .
Dignosis Banding
Kandidosis kutis lokalisata
Kandidosis kuku
• Tinea ungulum
• Eritrasma
• Dermatitis intertriginosa
• Dermatofitosis (Tinea)
Kandidosis vulvovaginitis
• Trikomonas vaginalis
• Gonore akut
Tatalaksana
1. Upayakan untuk menghindari atau meng hilangkan faktor pencetus dan predisposisi 2. Pengobatan topikal
a selaput lendir
- larutan ungu gentian ½ - 1 % untuk selap lendir 1-2 % untuk kulit, dioleskan sehari 2x selama 3 hari
- Nistatin : berupa krim, suspensi ( untuk kelainan kulit dan mukokutan )
- Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol - 500 mg per vaginam dosis tunggal , sistemik bila perlu dapat diberikan keto konazol 1x 200mg atau itrakonazol 2x 200 mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal
spesies penyebab, sensititas terhadap obat antijamur, lokasi infeksi, penyakit yang mendasari , dan status imun pasien
spesies penyebab, sensititas terhadap obat antijamur, lokasi infeksi, penyakit yang mendasari , dan status imun pasien
Tatalaksana
3. Pengobatan sistemik
• untuk berbagai kelainan , antara lain kasus refrakter , kandida diseminata , dan kandidosis mukokutan kronik .
• Flukonazol adalah lini pertama untuk pasien non - neutropenik, dengan kandidemia atau kandidosis invasif ( dosis 100-400mg / hari )
• Pilihan lain adalah itrakomazol dengan dosis harian 200mg / hari atau dosis b. kelainan kulit
- mikonazol 2 % berupa krim atau bedak
- klotrimazol 1 % berupa bedak, larutan, dan krim - tiokonazol , bufonazol , isokonazol
- siklopiroksolamin 1 % larutan , krim
- antimikotik yang lain yang berspektrum luas
Prognosis
Umumnya baik , bergantung pada berat ringannya faktor predisposisi
.
Tinea kapitis
Definisi
Tinea kapitis adalah infeksi kulit kepala dan rambut akibat
jamur (dermatofita) terutama Trichophyton dan Microsporum
Epidemiologi
0-7 tahun (36%), 8-14 tahun (30,66%), 15-21 tahun (24%), 22-28 tahun (5,33%), 29-35 tahun (2,66%), dan > 35 tahun (2,66%)
laki-laki : perempuan hampir sama, 1,02 : 1 (50,66% : 49,33%)
Riwayat keluarga yang terpapar tinea kapitis 70,66%
Tidak memiliki riwayat keluarga tinea kapitis 29,33%
Desa : 72 % Kota : 28 %
Klasifikasi dan Etiologi
Etiologi tinea kapitis berdasarkan manifestasi klinis
1. Tipe kerion (Inflamasi) : Microsporum audouini, Microsporum canis, Microsporum gypseum, Microsporum nanum, Trichophyton interdigitale, Trichophyton schoenleini, Trichophyton tonsurans, dan Trichophyton verrucosum.
2. Tipe gray patch (Non-inflamasi) : Microsporum audouinii, Miccrosporum canis, Microsporum ferrugineum, dan Trichophyton tonsurans.
3. Black dot : Trichophyton tonsurans dan Trichophyton violaceum
4. Favus : Trichophyton schoenleinii, Trichophyton violaceum, dan Trichophyton mentagrophytes.
Klasifikasi dan Etiologi
Cara Infeksi dengan tinea kapitis diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
1. Endotrik memiliki ciri adanya spora jamur yang berdiam di dalam batang rambut, sehingga memungkinkan korteks tetap utuh.
2. Ektotrik memiliki ciri adanya spora jamur yang melekat pada permukaan batang rambut, sehingga memungkinkan hancurnya kutikula.
3. Endotrik favosa memiliki ciri adanya pembentukan ruang udara antara hifa dalam batang rambut yang terinfeksi.
Klasifikasi dan Etiologi
Faktor Resiko
• Infeksi ini sering menyebar di antara anggota keluarga dan teman sekelas yang terpapar tinea kapitis.
• Transmisi tinea kapitis terjadi ketika seseorang yang terkena tinea kapitis berbagi sisir, sarung bantal, boneka, atau topi kepada orang lain.
• Transmisi bisa berpindah dari kucing, anjing.
• Daerah dengan iklim tropis dan kondisi tempat tinggal yang padat.
• kebersihan pribadi yang buruk
• sosial ekonomi yang rendah
Gambaran Klinis
● Inflamasi minimal.
● Keluhan penderita berupa gatal
● Berawal dari lesi berupa papul eritem disekitar rambut
● Papul melebar membentuk bercak, pucat dan bersisik
● Rambut menjadi abu-abu, tidak mengkilat, mudah patah, sehingga terbentuk alopesia setempat
● Tersering daerah oksipital
Gray Patch Ring Worm Gray Patch Ring Worm
Gambaran Klinis
● Reaksi peradangan berat yang bersifat lokal pada tinea kapitis berupa pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang disekitarnya
● Keluhan : gatal, demam, nyeri
● Lesi inflamasi tampak tampak makula eritematosa folikular pustular dan kadang ditutupi sisik-sisik tebal sampai bentuk kerion
● Rambut mudah patah dan terdapat pus disekitarnya,
● Limfadenopati, dapat menimbulkan jaringan parut dan alopesia menetap
● LAMPU WOOD: fluoresensi (+) hijau kekuning-kuningan Tipe Kerion
Tipe Kerion
Gambaran Klinis
● rambut mudah rapuh dan patah pada muara folikel sehingga akan tampak pada daerah alopesia titik kecil hitam pada kulit kepala.
● Sisik yang difus juga kadang tampak pada tinea kapitis tipe black dot yang menyerupai ketombe. ‘
Black Dot Ring Worm Black Dot Ring Worm
Gambaran Klinis
▪ Lesi berupa papulovesikel dan papuloskuamosa, disertai lesi krusta berbentuk cawan (scutula) yang khas
▪ Krusta berwarna merah kuning, bila krusta diangkat terlihat dasar yang cekung merah dan basah dan tercium bau seperti tikus (mousy odor)
Favosa
Favosa
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan lampu wood:
- Gray Patch Ring Worm : fluoresensi (+) hijau kekuning-kuningan - Tipe Kerion : fluoresensi (+) hijau kekuning-kuningan
- Black Dot Ring Worm : fluoresensi (-) - Favosa : fluoresensi (+)/(-) blue-gray
2. Preparat langsung dari kerokan kulit dalam larutan KOH 10%,
- hifa atau spora di dalam rambut (endotriks) atau diluar rambut (eksotriks)
3. Kultur dengan tes Dermatophyte Test Media (DTM)
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan lampu wood:
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan lampu wood:
Pemeriksaan penunjang
2. Preparat langsung dari kerokan kulit dalam larutan KOH 10%,
- hifa atau spora di dalam rambut (endotriks) atau diluar rambut (eksotriks)
3. Kultur dengan tes Dermatophyte Test Media (DTM)
Diagnosis Banding
folikulitis stapilokokus kronik, pedikulosis kapitis, psoriasis, dermatitis seboroik, sifilis sekunder, trikotilomania, alopesia areata, lupus eritematous,
liken planus, liken simpleks kronis, kondisi
inflamasi follikular.
Tatalaksana
Prognosis
Tinea kapitis tidak membahayakan kehidupan seseorang yang memiliki imunitas yang baik. Namun apabila tinea kapitis tidak diobati dengan segera
dapat berakibat buruk, salah satunya adalah tinea kapitis tipe kerion dapat mengakibatkan alopesia yang membentuk jaringan parut pada kulit kepala.
Efek tinea kapitis pada anak-anak mereka dapat diejek dan diganggu oleh teman sekelas dan teman bermain mereka. Hal ini dapat menyebabkan pengucilan dalam lingkungan sosial, merasa tidak mampu dalam melakukan
sesuatu atau berkarya dan anak merasa rendah diri
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
THANKS
!
Do you have any questions?
[email protected] +91 620 421 838 yourwebsite.com
Please keep this slide for attribution