• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT BELI MOBIL TOYOTA AGYA DI SURABAYA (TOYOTA AUTO2000 JEMURSARI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MINAT BELI MOBIL TOYOTA AGYA DI SURABAYA (TOYOTA AUTO2000 JEMURSARI)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

10

MINAT BELI MOBIL TOYOTA AGYA DI SURABAYA (TOYOTA AUTO2000 JEMURSARI)

Nuruni Ika K.W

1)

, Arrum Yulian Willyanda

2)

1)

Dosen Program Studi Manajemen UPN Veteran Jawa Timur

2)

Mahasiswa Program Studi Manajemen UPN Veteran Jawa Timur

ABSTRAK

Pada era modern sekarang ini, negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk cukup besar dan bersifat konsumtif, serta beragamnya aktivitas kerja setiap masyarakat yang menginginkan segala sesuatunya harus di lakukan dengan cepat. Hal ini merupakan salah satu factor pendorong dibutuhnya alat transportasi yang berukuran besar seperti alat transportasi beroda empat. Munculnya berbagai jenis merek atau desain produk mobil yang banyak, menjadikan persaingan pasar semakin ketat. Hal ini membuat konsumen lebih selektif dan mempertimbangkan banyak hal dalam memilih mobil. Oleh karena itu adanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Desain Produk, Brand Image dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli Mobil Toyota Agya di Surabaya (Toyota Auto2000 Jemursari).

Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang berusia 20 tahun ke atas dan konsumen yang pernah mengunjungi dealer Toyota Auto2000 Jemursari dengan responden sebanyak 85 orang. Tenik analisis yang di gunakan adalah Partial Least Square sedangkan teknik pengambilan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin uniknya Desain Produk, baiknya brand image dan kesesuaian pada Persepsi Harga maka akan semakin tinggi terjadinya Minat Beli mobil Toyota Agya di Surabaya (Toyota Auto2000 Jemursari).

Kata Kunci : Desain Produk, Brand image , Persepsi Harga dan Minat Beli.

PENDAHULUAN

Perkembangan bisnis otomotif semakin lama – semakin berkembang pesat, demikian juga segmen pasarnya. Hal ini dipacu oleh gaya hidup masyarakat jaman sekarang yang semakin tinggi mobilitasnya dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga membutuhkan alat transportasi yang tersedia disetiap saat. Ditambah lagi jumlah penduduk yang semakin lama semakin berkembang pesat, serta beragamnya aktivitas kerja setiap masyarakat yang memungkinkan segala sesuatunya harus dilakukan dengan cepat. Hal ini merupakan salah satu faktor pendorong dibutuhkannya alat transportasi yang berukuran besar seperti alat transpotasi beroda 4.Negara Indonesia tergolong dalam negara yang indeks minat beli terhadap mobil atau kendaraan beroda empat cukup tinggi sehingga banyak perusahaan berlomba serta bersaing dalam merebut konsumen dengan cara menawarkan beberapa jenis merek, tipe kendaraan, harga dan desain mobil. Pada tahun sekarang semakin beraneka ragam merek mobil baru, desain yang lebih tangguh dan harga ekonomis yang sudah masuk di negara Indonesia.

Saat ini berbagai perusahaan mobil menawarkan model desain yang dapat merangsang daya minat beli masyarakat. Setiap perusahaan berlomba – lomba untuk membuat desain mobil yang lebih menarik lagi dengan kualitas mobil yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta harga mobil yang sangat terjangkau. Selain desain, brand image juga menjadi pertimbangan penting. Konsumen yang memiliki rasa minat beli adalah konsumen yang mempunyai pandangan atau persepsi terhadap brand tertentu (bisa negatif atau positif ) melalui infomasi – informasi yang mereka dapat serta pertimbangan dari orang lain yang dulunya pernah membeli produk mobil dari salah satu brand tersebut.

(2)

11 Tinjauan Pustaka

Desain produk.

Kotler dan Keller (2009:10) berpendapat “Desain produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan”.

Brand Image.

Brand image adalah persepsi merek yang dihubungkan dengan asosiasi merek yang melekat dalam ingatan konsumen. Beberapa alat pemasaran yang dapat digunakan untuk menciptakan brand image adalah produk itu sendiri, kemasan/label, nama merek, logo, warna yang digunakan, titik promosi pembelian, pengecer, iklan dan semua jenis promosi lainnya, harga, pemilik merek, negara asal, bahkan target pasar dan pengguna produk (Rangkuti, 2009:90).

Persepsi Harga.

Harga adalah nilai relatif yang dimiliki oleh suatu produk. Nilai tersebut bukanlah indikator pasti yang menunjukkan besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk (Ramli 2013:51).

Kerangka Konseptual.

Berdasarkan hasil data yang sudah dijelaskan tersebut maka dapat kita membuat kerangka konseptual mengapa konsumen berminat untuk membeli mobil, ada beberapa variable yang menjadi pertimbangan oleh konsumen, berikut ini adalah kerangka konseptualnya :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Hipotesis.

H1 : Desain Produk berpengaruh positif terhadap Minat Beli.

H2 : Brand Image berpengaruh positif terhadap Minat Beli..

H3 : Persepsi Harga berpengaruh positif terhadap Minat Beli.

METODE PENELITIAN Definisi Operasinal Varibel

Di dalam penelitian ini terdapat dua variable, variable independen dan dependen. Berikut penjelasannya:

1. Desain produk adalah fitur yang mempengaruhi tampilan, fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan Menurut Kotler dan Keller, (2009:10) indikator desain produk :

Desain Produk

Brand Image

Persepsi Harga

Minat Beli

(3)

12 a. bentuk.

b. fitur.

c. kinerja.

d. kesesuaian.

e. ketahanan.

f. Kehandalan.

g. Gaya.

h. Kemudahan perbaikan.

2. Brand image adalah persepsi merek yang dihubungkan dengan asosiasi merek yang melekat dalam ingatan konsumen Menurut Kotler dan Keller (2012:347) indicator brand image :

a. Keunggulan asosiasi merek.

b. Kekuatan asosiasi merek.

c. Keunikan asosiasi merek.

3. Harga adalah nilai relatif yang dimiliki oleh suatu produk Menurut Kotler dan Amstrong yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2012:52) mengatakan indikatornya yaitu:

a. keterjangkauan harga.

b. Kesesuaian harga dengan kualitas.

c. Daya saing.

d. Kesesuaian harga dengan manfaat.

4. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian. Menurut Ferdinand (2002:129) ada beberapa aspek yaitu:

a. Minat Transtasional.

b. Minat Predensial.

c. Minat Eksploratif.

Populasi dan sampel.

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand,2006:223). Populasi pada penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung ke dealar Toyota Auto2000 Jemursari Surabaya.

Sampel adalah bagian yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Maka dari itu sampel dalam penelitian ini menggunakan tekniknon Probability sampling yaitu dengan purposive sampling (sampel pertimbangan)yaitu penarikan sampling berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sampel. Ciri-ciri kriteria sampel adalah :

a. Responden yang berusia 20 tahun ke atas.

b. Responden yang memiliki pekerjaan (PNS, Pegawai Swasta dan Wirausaha).

c. Responden yang pernah mengunjungi dealer Toyota Auto2000 jemursari Surabaya.

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Imam Ghozali (2011) antara lain yaitu :

a) Sepuluh kali skala terbesar dari indicator (kasual) formatif (skala untuk konstruk yang di desain dengan refleksi indicator dapat diabaikan).

b) Jumlah parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 parameter dari pedoman pengukuran sampel yaitu 5-10 kali jumlah indicator.

Mengacu pada pedoman pengukuran sampel menurut Imam Ghozali (2011), jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 85 responden dari seluruh jumlah indicator pervariabel dikali lima yakni ( 17 x 5 ) = 85 responden.

Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS), PLS dikembangkan perfama kali oleh Wolf sebagai metode umum untuk mengistemasi parth model yang menggunakan konstruk laten dengan multiple indikator yang dianalisis menggunakan program PLS.

(4)

13

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode SEM berbasis komponen dengan menggunakan PLS dipilih sebagai alat analisis pada penelitian ini. Teknik Partial Least Square (PLS) dipilih karena perangkat ini banyak dipakai untuk analisis kausal-prediktif yang rumit dan merupakan teknik yang sesuai untuk digunakan dalam aplikasi prediksi dan pengembangan teori seperti pada penelitian ini, SEM berbasis kovarian membutuhkan banyak asumsi parametrik, misalnya variabel yang diobservasi harus memiliki multivariate normal distribution yang dapat terpenuhi jika ukuran sampel yang digunakan besar (antara 200-800). Dengan ukuran sampel yang kecil akan memberikan hasil parameter dan model statistic yang tidak baik (Ghozali, 2008) PLS tidak membutuhkan banyak asumsi. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate dan jumlah sampel tidak harus besar (Ghozali merekomendasikan antara (30-100). Karena jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini kecil (<100) maka digunakan PLS sebagai alat analisisnya. Untuk melakukan pengujian dengan SEM berbasis komponen atau PLS, digunakan dengan bantuan SmartPLS. PLS mengenal dua macam komponen dalam model kausal yaitu model pengukuran (measurement models) dan model struktural (structural model).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

Evaluasi Outlier.

Data outliermenurut Ghozali (2013) adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unikyang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalambentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal atau kombinasi. Deteksi terhadapunivariate outlierdapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara mengkonversi nilai datakedalam skor standarizedatau yang biasa disebut z-score(Ghozali, 2013). Menurut (Ghozali. 2011 : 41) Ada empat penyebab timbulnya data outlier (1) kesalahan dalam meng-entri data, (2) gagal menspesifikasi adanya missing value dalam program komputer, (3) outlier bukan merupakan anggota populasi yang kita ambil sebagai sampel, tetapi (4) outlier berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel, tetapi distribusi dari variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak berdistribusi secara normal.

Uji tahap Outliers multivariate di lakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan x² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variable yang di gunakan dalam penelitian ini. Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum > Prob. & Jumlah variabel [=CHIINV(0,001;15) : dicari melalui Excel] = 56.49344.Berikut hasil Uji outlier tampak pada table berikut.

Table 1. Outlier Data

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 14.3435 63.0353 43.0000 10.93628 85

Std. Predicted Value -2.620 1.832 .000 1.000 85

Standard Error of Predicted

Value 4.486 19.919 11.230 3.649 85

Adjusted Predicted Value -7.2093 70.4205 41.9741 13.30102 85

Residual -44.91788 64.01199 .00000 22.12610 85

Std. Residual -1.799 2.564 .000 .886 85

Stud. Residual -1.971 3.078 .016 1.002 85

Deleted Residual -53.86720 92.20934 1.02592 28.69315 85

Stud. Deleted Residual -2.016 3.300 .019 1.017 85

Mahal. Distance 1.725 52.500 17.788 11.932 85

Cook's Distance .000 .220 .017 .032 85

Centered Leverage Value .021 .625 .212 .142 85

a. Dependent Variable: Resp

Nilai Mahal. Distance Maximum 52.500 yang lebih KECIL dari 56.49344 Berarti tidak terdapat outlier pada data tersebut, oleh karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjutdengan jumlah responden sebanyak 85.

(5)

14 Pengujian Model Pengukuran (outter Model).

Menilai outer model dengan melihat outer loading factor discriminant Validitr dan composite reliability dari konstruk.

a. Outer loading. Hasil pengujian pertama dengan PLS yang menghasilkan outer loading sebagai berikut.

Table 2 Outer Loading

Original

Sample (O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|) X1.1 <- Desain

Produk (X1) 0.843623 0.847299 0.033439 0.033439 25.228635 X1.2 <- Desain

Produk (X1) 0.808923 0.802934 0.055303 0.055303 14.627110 X1.3 <- Desain

Produk (X1) 0.423864 0.411085 0.143653 0.143653 2.950613 X1.4 <- Desain

Produk (X1) 0.732222 0.728521 0.067816 0.067816 10.797243 X1.5 <- Desain

Produk (X1) 0.324198 0.325962 0.152642 0.152642 2.123907 X1.6 <- Desain

Produk (X1) 0.649788 0.632256 0.091760 0.091760 7.081393 X1.7 <- Desain

Produk (X1) 0.657271 0.655233 0.071605 0.071605 9.179068 X1.8 <- Desain

Produk (X1) 0.508512 0.502534 0.115093 0.115093 4.418258 X2.1 <- Brand

Image (X2) 0.878946 0.879129 0.031318 0.031318 28.065486 X2.2 <- Brand

Image (X2) 0.793313 0.780939 0.095111 0.095111 8.340944 X2.3 <- Brand

Image (X2) 0.836251 0.831640 0.064727 0.064727 12.919615 X3.1 <- Persepsi

Harga (X3) 0.808167 0.806631 0.049053 0.049053 16.475267 X3.2 <- Persepsi

Harga (X3) 0.765459 0.763812 0.050139 0.050139 15.266771 X3.3 <- Persepsi

Harga (X3) 0.834027 0.827422 0.050273 0.050273 16.590018 X3.4 <- Persepsi

Harga (X3) 0.827267 0.823942 0.051389 0.051389 16.098131 Y1.1 <- Minat Beli

(Y) 0.904215 0.904840 0.018027 0.018027 50.157630 Y1.2 <- Minat Beli

(Y) 0.703409 0.705549 0.101419 0.101419 6.935674 Y1.3 <- Minat Beli

(Y) 0.814228 0.813419 0.048634 0.048634 16.741792

Validasi Indikator : nilai Factor Loading lebih besar dari 0,5 dan nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 (nilai Z pada = 0.05). Factor Loading merupakan korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 maka korelasinya di sebut signifikan.

Berdasarkan pada table outer loading di atas seluruh indicator reflektif pada variable Desain Produk (X1), Brand Image (X2), Persepsi Harga (X3) dan Minat Beli (Y1) menunjukan factor loading(orgina sample) lebih besar dari 0,5 dan signifikan (nilai T-

(6)

15

Statistic lebih dari Z = 0,05 (5%) = 1,96). Dengan demikian hasil estimasi seluruh indicator telah memenuhi convergen validity atau validitasnya baik.

Pada variable Desain Produk menunjukan bahwa semua indkator memiliki factor loading(orgina sample estimate) lebih besar dari 0,5 dan nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 (nilai Z pada = 0.05). sehingga semua indicator tersebut menjadi terukur atau membentuk variable Desain Produk .

Pada variable Brand Image menunjukan bahwa indicator X2.1, X2.2 dan X2.3 memiliki factor loading(orgina sample estimate) lebih besar dari 0,5 dan nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 (nilai Z pada = 0.05). sehingga indicator X2.1,X2.2 dan X2.3 tersebut menjadi terukur atau membentuk variable Brand image.

b. Discriminant validity

c. Pada indicator reflektif dapat di lihat pada cross-loading. Yaitu untuk menilai Discriminant validity dilakukan deangan cara membandingkan square root of average variance extracted (AVE) untuk setiap variable dengan nilai korelasi antar variable.

Model mempunyai discriminant validity yang tinggi jika akar AVE untuk setiap variable lebih besar dari korelasi antara konstruk (Ghozali, 2008). Berikut table AVE pada penelitian ini yaitu :

Table 3 Average Variance Extract (AVE)

Model pengukuran berikutnya adalah nilai Average Variance Extract (AVE) yaitu nilai menunjukan besarnya varian indicator yang dikandung oleh variable latennya.

Konvergen nilai AVE lebih besar 0,5 juga menunjukan kecukupan validitas yang baik bagi variable laten. Pada variable indicator reflektif yang dapat di lihat dari nilai Average Variance Extract (AVE) untuk setiap konsreuk (variable). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing kontruk lebh besar dari 0,5. Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variable) Brand Image (X2) , Persepsi Harga (X3) dan Minat Beli (Y1) memiliki nilai besar dari 0,5 . sehingga validitasnya baik, sedangkan nilai AVE untuk konstruk (variable) , Desai Produk (X1), memiliki nilai yang kecil dari 0,5. Sehingga validasinya kurang baik.

d. Composite resbility

ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukan yang menunjukkan derajad dalam variabel yang dibentuk.Dengan kata lain reliabilitasmenunjukan sesuatu konsistensi alat pengukur dalam hal yang sama. Hasil selengkapnya dapat di lihat pada table berikut yaitu :

Table 4 Reliability data

AVE

Desain Produk (X1) 0.412473 Brand Image (X2) 0.700402 Persepsi Harga (X3) 0.654759 Minat Beli (Y) 0.658452

Composite Reliability Desain Produk (X1) 0.838961

Brand Image (X2) 0.875018 Persepsi Harga (X3) 0.883420 Minat Beli (Y) 0.851285

(7)

16

Reliability konstruk yang di ukur dengan nlai composite reliability, kontruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indicator disebut tidak konsisten dalam mengukur variable latennya. Hasil pengujian menunjukan bahwa konstruk variable, Desain Produk (X1) , Brand Image (X2) , Presepsi Harga (X3) dan Minat Beli (Y1) memiliki nilai composite reliability lebih besar dari 0,7. Sehingga variable tersebut di katakana Reliabel.

Analisis Model PLS .

Gambar 1 Diagram Jalur Hasil Ouput PLS

Berdasarkan gambar di atas dapat di lihat nilai-nilai dari koefisien path maupun besaran pengaruh antar variable, sehingga dapat di ketahui variable minat beli dengan nilai koefisien path sebesar 0,540.

Evaluasi Pengajuan Struktural Model (Inner Model)

Pengujian inner model (model structural) dilakukan untuk melihat hubungan antar variable, nilai signifikan dan R-square dari model penelitian. Selesai mengetahui hubungan yang signifikan anatar variable, maka demikian dapat di simpulkan hipotesis untuk masalah minat pelanggan. Pengujian hipotesis di lakukan dengan metode resampling bootsrup. Stastistik uji yang digunakan adalah uji statistic uji t (Ghozali, 2008). Pengujian terhadap model sruktural dilakukan dengan melihat R-square yang merupakan uji goodness-fit model . pengujian inner model dapat dilihat dari nilai R-square. pada persamaan anta variable latent nilai R² menjelskan seberapa besar variable eksogen (independen/bebas) pada model mampu menerangkan variable endogen (dependen/terikat). Sebagai berikut :

Table 5 R-square

R Square

Desain Produk (X1) Brand Image (X2)

Persepsi Harga (X3) Minat Beli (Y) 0.614279

(8)

17

Nilai R² = 0,614279 hal ini dapat di interpretasikan bahwa model mampu menjelaskan fenomena Minat Beli sebesar 61,42%. Sedangkan sisanya (38,58%) di jelaskan oleh Variabel Desain Produk, Brand Image, Persepsi Harga ke dalam model dan error. Artinya Minat Beli dipengaruhi oleh Variabel Desain Produk, Brand Image, dan Persepsi Harga sebesar 61,42%

dan yang sedangnya sebesar 38,58% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak ada dalam penelitian ini, selanjutnya alat di lihat koefisien path pada inner model.

Table 6 outter weights

Original

Sample (O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|)

X1.1 <- Desain Produk (X1) 0.338779 0.335711 0.045918 0.045918 7.377929 X1.2 <- Desain Produk (X1) 0.263626 0.258479 0.034623 0.034623 7.614191 X1.3 <- Desain Produk (X1) 0.047893 0.044978 0.054994 0.054994 0.870887 X1.4 <- Desain Produk (X1) 0.224604 0.220728 0.035172 0.035172 6.385795 X1.5 <- Desain Produk (X1) 0.037447 0.033165 0.057003 0.057003 0.656932 X1.6 <- Desain Produk (X1) 0.202771 0.196233 0.035826 0.035826 5.659905 X1.7 <- Desain Produk (X1) 0.166905 0.168262 0.036134 0.036134 4.619060 X1.8 <- Desain Produk (X1) 0.123074 0.119330 0.044076 0.044076 2.792332 X2.1 <- Brand Image (X2) 0.449441 0.452677 0.068375 0.068375 6.573134 X2.2 <- Brand Image (X2) 0.295328 0.283178 0.101417 0.101417 2.912016 X2.3 <- Brand Image (X2) 0.443262 0.442332 0.091929 0.091929 4.821792 X3.1 <- Persepsi Harga (X3) 0.309727 0.310949 0.028030 0.028030 11.049806 X3.2 <- Persepsi Harga (X3) 0.285282 0.283262 0.036739 0.036739 7.765011 X3.3 <- Persepsi Harga (X3) 0.296321 0.298529 0.030722 0.030722 9.645188 X3.4 <- Persepsi Harga (X3) 0.343513 0.343223 0.040307 0.040307 8.522426 Y1.1 <- Minat Beli (Y) 0.464731 0.463033 0.035823 0.035823 12.973025 Y1.2 <- Minat Beli (Y) 0.338921 0.343626 0.043357 0.043357 7.816956 Y1.3 <- Minat Beli (Y) 0.419273 0.411103 0.036993 0.036993 11.333823

Berdasarkan table di atas bahwa hasil pengujan pada table outter weights menunjukan bahwa indicator (Y1.1, Y1.2 dan Y1.3) adalah signifikan karena nilai T-statistiknya di atas 1,96 (nilai Z pada = 0.05). jadi dapat di simpulkan bahwa indicator-indikator ini adalah indicator dengan pengukr variable minat beli.

Inner Model (Pengujian Model Sruktural)

Pengujian terhadap model sruktural di lakukan dengan melihat nilai R-square yang juga merupakan uji goodness-fit model. Pengujian inner model bisa di lihat dari nilai R-square pada persamaan antara variable latent. Nilai R² menjelaskan seberapa besar variable eksogen (independen/bebas) pada model variable endogen (dependen/terikat).

(9)

18

Table 7 hasi dari Inner Weights

Berdasarkan table di atas diperoleh,

➢ Desain Produk (X1), berpengaruh terhadap Minat Beli (Y) dapat di terima dengan koefisien path sebesar 0,3365 dan nilai T-Statistic sebesar 2,5215 lebih besar dari nilai Z = 0,5(5%) = 1,96 maka signifikan (Positif).

➢ Brand Image (X3), tidak berpengaruh terhadap Minat Beli (y) tidak dapat diterima dengan koefisien path sebesar -0,0211 dan nilai T-Statistic sebesar 0,1839 lebih kecil dari nilai Z = 0,5(5%) = 1,96 maka tidak signifikan (Negatif).

Alasan Negatif atau tidak signifikan, di karenakan berdasarkan hasil wawancara di lapang mengatakan bahwa (dikarenakan konsumen berminat kepada mobil Toyota Agya berdasarkan kebutuhan untuk di dalam kota, dari keunggulannya mobil Toyota Agya memiliki mesin LCGC yang bisa menghemat bahan bakar dan mendukung sistem anti polusi dan lebih menuju kepada kategori city car sedangkan sisi negativenya mobil Toyota Agya ini tidak cukup kuat untuk mengatasi jalanan di luar kota yang tipe jalannya itu bergelombang dan menanjak sehingga para konsumen tetap berminat dengan mobil Toyota Agya tetapi tidak menghiraukan Brand yang di bawaknya adalah Toyota).

➢ Persepsi Harga (X3), berpengaruh terhadap Minat Beli (Y) dapat di terima. Dengan koefisien path sebesar 0,5404 dan nilai T-Statistic 4,226 besar dari nilai Z = 0,5(5%) = 1,96 maka signifikan (Positif).

Pembahasan.

Pengaruh Desain Produk terhadap Minat Beli

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan serta di peroleh hasilnya, bahwa Desain Produk berpengaruh positif terhadap minat beli Toyota Agya di dealer Toyota Auto2000 Jemursari Surabaya dan dapat di terima. Pengaruhnya ini menunjukan ada hubungan antara Desain Produk terhadap Minat Beli di mana Desain produk yang bagus, unik, sesusai gaya konsumen, serta memiliki bentuk atau model baru yang berbeda dari mobil sejenis lainnya bisa mendorong rasa minat beli konsumen.

Hasil analisis deskriptif variable Desain Produk menunjukan indicator dan variable Desain Produk yang paling berpengaruh terhadap minat beli adalah indicator Bentuk Mobil Toyota Agya karena setiap sisi bodi atau eksterior yang dibawanya, mobil LCGC garapan Toyota ini memang dibuat lebih stylish dan sporty. Hal ini terjadi karena mobil Toyota Agya memiliki bentuk desainnya yang sudah, Grille Depan (Hanya tersedia untuk TRD), desain bumper belakang yang sudah Sporty ( tersedia semua type), Headlamp Proyektor Merokok dengan Panduan Lampu LED, (tersedia semua type), Spoiler belakang sudah menggunakan lampu stop mount yang tinggi (hanya tersedia untuk TRD), lampu yang ada pada spiyon sudah ada lampu trun sisi untuk lebih mempermudah konsumen melakukan tanda sent kiri atau kanan ( tersedia untuk type 1.2 TRD, 1.2 G & 1.0 G), lampu belakang yang sudah di kombinasikan dengan lampu model LED (tersedia semua type), dan velg pada ban mobil yang sudah menggunakan pemesinan Two Tone (tersedia type 1.2 TRD dan1.2 G). sehingga banyak konsumen yang tertarik dan melakukan rasa minat beli terhadap Mobil Toyota Agya.

Sedangkan indicator dari Desain Produk yang memiliki persentase paling sedikit adalah

Original

Sample (O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation

(STDEV)

Standard Error (STERR)

T Statistics (|O/STERR|)

Desain Produk (X1) ->

Minat Beli (Y) 0.336557 0.377080 0.133473 0.133473 2.521528 Brand Image (X2) ->

Minat Beli (Y) -0.021107 -0.030037 0.114720 0.114720 0.183987 Persepsi Harga (X3) ->

Minat Beli (Y) 0.540469 0.524068 0.127863 0.127863 4.226947

(10)

19

Ketahanan pada mobil Toyota Agya. Hal ini dikarenakan konsumen tidak bisa membawa mobil Toyota Agya tersebut ke perjalanan jarak jauh yang mesinnya hanya memiliki 1.200cc dan muatan untuk dalam ruangan mobil Toyota Agya hanya bisa batas Maximal 5 penumpang saja sedangkan konsumen di Indonesia khususnya Surabaya terkenal dengan keluarga besar atau memiliki keluarga banyak jadi kurangnya minat untuk memilih mobil Toyota Agya sebagai mobil keluarga.

Maka dari itu dalam penelitian ini factor Desain Produk terhadap Minat beli Mobil Toyota Agya berpengaruh positif dan dapat di terima. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan bahwa “Desain Produk adaah salah satu unsur untuk memajukan industry agar hasil industry produk tersebut dapa di terima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas yang baik, harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan sebagainya (Prastyo wibowo 1999:5). Desain merupakan bagian dari teknis pengembangan produk Menurut Saladin (2007). Sesuai perkembangan jaman, makin banyak macam bentuk desain produk yang dibuat oleh para perusahaan untuk memikat hati para konsumen yang mana menciptakan rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi bagi konsumen yang melihat desain produk tersebut. Jika sudah timbul rasa ketertarikan pada salah satu desain produk, maka kemungkinan besar konsumen mempunyai rasa minat beli yang tinggi.

Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta di peroleh hasilnya, bahwa Brand Image tidak berpengaruh terhadap Minat beli (Negatif) mobil Toyota Agya di dealer Toyota Auto2000 Jemursari Surabaya. Tidak berpengaruhnya di karenakan tidak ada hubungan antara Brand Image terhadap Minat Beli.

Berdasarkan hasil data pada tabel 4.5 Frekuensi hasil jawaban responden mengenai brand image, yaitu dari ke tiga indikator ini rata-rata memilih jawabanya adalah no 4 atau setuju yang paling berdominan. Dan di hasil tabel 4.9 outer loading ke tiga indikator brand image ini juga memiliki angka yang besar dan rata-rata di atas 0,05 tetapi mengapa di tabel 4.14 dari hasil inner weights menunjukan bahwa variabel brand image hasil prosentasenya sangat kecil dan menyebabkan hasilnya negative serta tidak signifikan. Sehinggan menyebankan ke tiga indikator tersebut walaupun outer loadingnya besar di atas rata-rata tetapi dihasil berikutnya inner weight sangat kecil menunjukan ke tiga indikator tersebut tidak ada pengaruh dengan minat beli dan ke tiga indikator ini tidak memberikan kontribusinya terhadap minat beli.

Alasannya dikarenakan konsumen berminat kepada mobil Toyota Agya berdasarkan kebutuhan untuk di dalam kota, dari keunggulannya mobil Toyota Agya memiliki mesin LCGC yang bisa menghemat bahan bakar dan mendukung sistem anti polusi dan lebih menuju kepada kategori city car sedangkan sisi negativenya mobil Toyota Agya ini tidak cukup kuat untuk mengatasi jalanan di luar kota yang tipe jalannya itu bergelombang dan menanjak sehingga para konsumen tetap berminat dengan mobil Toyota Agya tetapi tidak menghiraukan Brand yang di bawaknya adalah Toyota.

Pengaruh Persepsi Harga terhadap Minat Beli

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta di peroleh hasilnya, bahwa Persepsi Harga berpengaruh positif terhadap Minat Beli mobil Toyota Agya di dealer Toyota Auto2000 Jemursari Surabaya. Pengaruhnya ini menunjukan ada hubungan antara Persepsi Harga dengan Minat Beli dimana Persepsi Harga yang terjangkau, harga sesuai manfaat dan harga yang di keluarkan sesauai dengan barang yang akan di dapat bias membuat para konsumen akan tertarik atau memiliki rasa minat tersebut.

Hasil analisis deskriptif variable Persepsi Harga menunjukan indicator dari variable Persepsi Hrga yang paling berpengaruh terhadap Minat Beli adalah indicator Kesesuaian Hrga dengan Daya saing Mobil Toyota Agya. Hal ini terjadi karena harga jual dan beli mobil Toyota Agya terlampau cukup tinggi, sehingga harga bekas mobil Toyota Agya jika di jualkan kembali masih mampu bersaing dengan mobil sejenis lainnya dan harga yang di pasarkan masih cukup tinggi. Jadi jika konsumen membeli mobil baru Toyota Agya jika di jualkan kembali maka konsumen tidak tertlalu mengalami kerugian yang besar, pasalnya harga jualnya masih cukup

(11)

20

tinggi sehingga konsumen tertarik dengan hal tersebut karena harga yang di beli dan untuk di jualkan kembali tidak terlaluh turun harga tersebut. Sedangkan indicator dari Persepsi Harga yang memiliki persentase paling sedikit adalah indicator Kesesuaian Harga dengan Kualitas yang di dapat dalam Mobil Toyota Agya. Hal ini di karenakan harga yang di tunjukan ke dalam Mobil Toyota Agya termasuk Harga yang terjangkau tetapi dengan Kualitas mobil yang di dapat konsumen Standard atau terkesan biasa saja. Sehingga konsumen akan berpikir ulang jika ingin memutus kan untuk berminat Beli ke Mobil Toyota Agya tersebut.

Maka dari itu dalam penelitian ini factor Persepsi Harga terhadap Minat beli mobil Toyota Agya berpengaruh positif dan dapat di terima. hasil penelitian ini sesuai dengan Romdonah dkk (2015) menyatakan persepsi harga adalah tingkat kemampuan seseorang untuk menilai suatu barang dengan nilai atau satuan barang dengan nilai atau satuan alat ukur rupiah sehingga dapat memiliki barang atau jasa yang ditawarkan. Jadi hal ini dapat dikatakana bahwa dengan produk yang spesifikasinya berkualitas serta memenuhi standard kelengkapan, bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen maka hal tersebut akan dijadikan harga yang sesuai dengan produk yang akan didapat oleh konsumen. Persepsi Harga dapat diartikan sebagai manfaat produk yang diciptakan dan kecocokan produk yang berkualitas serta ada unsur keuntungan timbal balik antara penjual dan pembeli .Harga juga dapat diartikan sebagai jumlah nilai (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya (Lamarto, 2006:308).

KESIMPULAN DAN SARAN.

Kesimpulan.

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis PLS untuk menguji pengaruh beberapa variable terhadap Desain Produk, Brand Image dan Persepsi Harga terhadap Minat Beli mobil Toyota Agya, maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

➢ Desain Produk memiliki pengaruh signifikan terhadap Minat Beli, sehingga semakin adanya perubahan desain yang lebih bagus dan berbeda dengan desain pesaing mobil sejenisa lainnya maka menyebabkan rasa Minat Beli yang tinggi di benak konsumen.

➢ Brand Image tidak memiliki pengaruh atau tidak signifikan terhadap Minat Beli, sehingga dibutuhkannya perubahan di dalam Brand Image Mobil Toyota Agya sesuai dengan persepsi beberapa responden.

➢ Persepsi Harga memiliki pengaruh yang siginifikan terhadapa Minat Beli, sehingga semakin adanya harga yang sesuai dengan di dapatkatnya dan harga yang terjangkau bagi konsumen maka menyebabkan rasa ketertarikan untuk berminat beli akan semakin tinggi di benak konsumen.

Saran.

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan dan di manfaatkan sebagai bahan dalam meningkatkan rasa ketertarikan Minat Beli terhadap mobil Toyota Agya. berikut Variabel yang paling berpengaruh tinggi terhadap minat beli :

Brand Image, khususnya indicator Keunggulan, dalam penelitian ini merupakan factor yang paling tinggi prosentasenya untuk mempengaruhi minat beli konsumen. Hal ini Disebabkan karena brand imagemobil Toyota Agya mampu memberikan brand yang terbaik dan brand yang dapat di percaya oleh semua segmen konsumen dan mampu memberikan konsistensinya dalam segala hal. Maka dari itu band image mobil Toyota Agya harus tetap mengasihkan yang terbaik untuk konsumennya dan tetap menjaga kepercayaan konsumen yang sudah di dapatnya, serta mampu mengatasih dengan cepat keluhan yang ada pada konsumen terhadap mobil Toyota Agya agar tetap menjadi yang terunggul di benak pemikiran konsumen, sehingga mampu menarik ketertarikan terhadap konsumen baru dan mampu mempengaruhi pemikiran konsumen baru yang positif terhadap brand image mobil Toyota Agya.

(12)

21 DAFTAR PUSTAKA.

Achidah, N. 2016. Pengaruh promosi, harga dan desain terhadap keputusan pembelian sepeda motor Mio GT. Journal of Management, Vol 02 (02).

Agustin, R.D., dkk. 2015. Pengaruh green marketing terhadap minat beli serta dampaknya pada keputusan pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol 22 :02.

Chan, H.C. 2017. Pengaruh citra merek terhadap minat pembelian motor Yamaha di Bandar Lampung. Tesis Manajemen.

Durianto, D. 2013. Strategi menaklukan pasar melalui riset ekuitasdan perilaku merek.

Cet ke-10. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, :58.

Durianto dan S. Liana. 2004. Strategi menaklukkan pasar, melalui riset Ekuitas dan perilaku merek. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, :04.

Ferdinand, A. 2002. Pengembangan minat beli merek ekstensi. Semarang: badan penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. 2011. Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square (PLS) Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ginting, R. 2010. Perancangan produk. Graha ilmu, Yogyakarta, :233.

Hidayat, A.S. 2012. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli sepeda motor baru Yamaha di kota Semarang. Tesis Manajemen.

Kolopita, D.A. dan A.S. Soegoto. 2015. Analisis atribut produk dan harga terhadap minat beli mobil Suzuki Ertiga di kota Manado. Jurnal Emba, Vol 03 (02) Kotler dan Keller. 2009. Manajemen pemasaran. Jilid I edisi 13. Jakarta:Erlangga, :10.

Kotler, P and G.Amstrong. 2012. Prnciples of marketing. 14th edition. New jersery: Pearson : Prentice Hall, :52.

Kotler, P. and G. Amstrong. 2012. Principles of marketing. 15th edition. Pearson Education Limited.

Lamarto. 2006. Prinsip pemasaran. Edisi ke tujuh, alih Bahasa Y.Lamarto, Erlangga. Jakarta.

Maindoka, L.F, A. Tumbel, dan Rondonuwu. 2018. Analisis pengaruh citra merek, harga dan desain produk terhadap keputusan pembelian mobil Nissan Grand Livina pada PT. Wahana Wirawan Manado. Jurnal Emba, Vol 06 (03) :1518-1527.

Nugraheni, D.P. 2015. Pengaruh citra merek, persepsi harga, dan atribut produk terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Avanza dengan minat beli sebagai variable intervening. Skripsi Manajemen Ekonomi.

Prabowo, G.A.B, dan N. Rubiyanti. 2014. Pengaruh produk dan harga terhadap minat beli mobil tipe sedan all new Ford focus di kota Bandung. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis.

Ramil, S. 2013. Bacaan wajib para pratiksi pengadaan barang atau jasa pemerintah.

Visimedia, Jakarta, :51-52.

Romdonah, R., dan A. Fathoni. 2015. Pengaruh inovasi produk, harga dan brand image terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat. Jurnal Manajemen.

Rangkuti, F. 2009. Srategi promosi yang kreatif. Edisi pertama, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, :90.

Sciffman, L. dan L.L. Kanuk. 2007. Perilaku konsumen. Edisi ketuju. Jakarta:

PT. Indeks.

Septiyawan, E. 2017. Analysis of brand impact effect, product quality, and promotion of interest of Honda Mobilio Automoblie buying on decision purchase. JurnalEkonomi dan Bisnis.

Sutojo, S. 2009. Manajemen pemasaran. Edisi kedua, Damar Mulia Pustaka, Jakarta, Wicaksono, S.A. 2015. Pengaruh merek dan desain terhadap minat beli konsumen.

Skripsi Ekonomi.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Table 1. Outlier Data
Table 2 Outer Loading
Gambar 1 Diagram Jalur Hasil Ouput PLS
+3

Referensi

Dokumen terkait

Analisis berdasarkan unsur koherensi yang dipakai terutama dalam penggunaan kata penghubung umumnya yang digunakan oleh laki – laki dan perempuan adalah kata

Eksperimen menunjukkan komputasi matrik invers dengan jumlah data kecil atau besar dengan menggunakan prosessor berjumlah 2,4,8, dan 16 dalam perhitungan matrik inverse

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, didapatkan bahwa faktor penyebab terjadinya obesitas menurut Teori H.L. Blum sebagai berikut 1) faktor lingkungan yaitu:

Massa bangunan utama menampung fungsi sebagai warung makan dengan ruang- ruang yaitu: ruang makan pengunjung, area kasir dan area saji, ruang kasir dan istirahat

“Pengg unaan Metode Pembelajaran Concept Sentence dengan Media Flashcard dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan di Kelas II SDN 6 Panjer Tahun

Melihat realita yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kontribusi usahatani terhadap tingkat pendidikan dalam rumah tangga petani di nagari

This study considered relevant theories related to tenses, learning activity, speaking skill, writing skill, direct method, total physical response, audiolingual method,

Kabupaten Pasarnan Untuk keperluan pengambilan data dalam rangka Penulisan Tugas Akhir Program Magister TAPM pad.a Program Pascasarjana Universitas Terbuka, dengan ini kami