188
DESAIN RUANG HENTI KHUSUS PADA PERLINTASAN SEBIDANG DENGAN PALANG PINTU
( STUDI KASUS PERLINTASAN SEBIDANG BERPALANG DI RUAS JALAN KS. TUBUN, KOTA TEGAL, JAWA TENGAH )
Abstract
The behavior of motorcycle users who are in other lanes while waiting for trains to pass often becomes the cause of the reduced level of comfort and smoothness. This study aims to design a special stop space for motorbikes at level crossings to reduce the number of existing traffic violations. This study refers to the success of a special stop room for motorbikes at signal intersections, so as to reduce the number of markers violations.
At the signal junction that is made a special stop room can separate the motorcycle from other vehicles so as to reduce the time delay. The method is carried out by interviewing the violating motorcyclist to find out the reason the rider committed the violation at that time. This research resulted in a design to overcome the comfort and safety problems that occur due to traffic violations that exist in the form of a special stop room design for motorbikes at the crossing of a gated slope.
Key words: Field Crossings, Traffic Violations, Special Stop Room.
Abstrak
Perilaku pengguna sepeda motor yang berada di lajur lain saat menunggu kereta melintas sering kali menjadi penyebab berkurangnya tingkat kenyamanan dan kelancaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain ruang henti khusus sepeda motor pada perlintasan sebidang untuk mengurangi angka pelanggaran lalu lintas yang ada. Penelitian ini mengacu pada keberhasilan ruang henti khusus sepeda motor pada persimpangan bersinyal, sehingga dapat mengurangi angka pelanggaran marka. Pada persimpangan bersinyal yang dibuatkan ruang henti khusus dapat memisahkan sepeda motor dengan kendaraan lain sehingga dapat mengurangi waktu tundaan. Metode yang dilakukan dengan mewawancarai pengendara sepeda motor yang melanggar untuk mengetahui alasan pengendara melakukan pelanggaran pada saat itu. Penelitian ini menghasilkan desain untuk mengatasi permasalahan kenyamanan dan keamanan yang terjadi akibat pelanggaran lalu lintas yang ada berupa desain ruang henti khusus sepeda motor di perlintasan sebidang berpalang.
M. Jauhar Nabil K
Program Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jalan Semeru No. 3, Slerok, Tegal Timur, Kota
Tegal, Jawa Tengah 52125 jauharnabilk@gmail.com
Agung Rifqi Akbar
Program Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jalan Semeru No. 3, Slerok, Tegal Timur, Kota
Tegal, Jawa Tengah 52125 rifqiagung33@gmail.com
Fransisca Dwi Yanti
Program Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jalan Semeru No. 3, Slerok, Tegal Timur, Kota
Tegal, Jawa Tengah 52125 fransiscadwiyanti1016@gmail.com
Rikhatul Aisyah
Program Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jalan Semeru No. 3, Slerok, Tegal Timur, Kota
Tegal, Jawa Tengah 52125 rikhatulaisyiah01@gmail.com
Bagus Prasetyo
Program Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jalan Semeru No. 3, Slerok, Tegal Timur, Kota
Tegal, Jawa Tengah 52125 baguspra07@gmail.com
Naomi Srie Kusumastutie
Program Diploma IV Manajemen Keselamatan Transportasi Jalan
Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan Jalan Semeru No. 3, Slerok, Tegal Timur, Kota
Tegal, Jawa Tengah 52125 naomis@pktj.ac.id
189
Kata-kata kunci: Perlintasan Sebidang, Pelanggaran Lalu Lintas, Ruang Henti Khusus.
PENDAHULUAN
Perlintasan sebidang berpalang adalah perpotongan sebidang antara jalurKereta Apidenganjalan (UU 22 Tahun 2009 tentang LLAJ). Pada perlintasan sebidang Kereta Api banyak terjadi pelanggaran lalu lintas, salah satunya adalah pelanggaran marka yang akan berdampak pada tingkat kenyamanan dan kelancaran lalu lintas. Perilaku pengendara sepeda motor yang ingin mengisi ruang yang kosong akan berdampak pada tingkat kenyamanan dan keamanan pengguna jalan lain. Berdasarkan Milati et al (2017) rata-rata jumlah pelanggaran pada perlintasan sebidang yang dilakukan oleh sepeda motor hingga mencapai 97% dari seluruh pengguna jalan yang melanggar.
Gambar 1. Jenis Pelanggaran Pengguna Jalan
Pada simpang bersinyal untuk solusi untuk masalah lamanya waktu tundaan berlalu lintas adalah dengan memberikan ruang henti khusus sepeda motor, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa RHK efektif untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan saat berkendara (Idris, 2009; Riantara, Yongky, Wahyudanari, & Ervina, 2016; Roesdyningtyas, Wicaksono, & Anwar, 2016; Yuniar et al., 2016) Keberhasilan penerapan ruang henti khusus pada simpang bersinyal terjadi karena memberikan ruang kosong khusus untuk sepeda motor sehingga perilaku pengendara sepeda motor yang ingin mengisi ruang kosong tidak mengganggu keamanan dan ketertiban lalu lintas (Roesdyningtyas et al., 2016)
Penelitian ini akan mencoba mengaplikasikan desain RHK simpang bersinyal pada perlintasan sebidang berpalang. Dengan mengacu hasil penelitian tentang penerapan RHK di perlintasan sebidang di ruas jalan AR.Hakim Kota Tegal yang pernah dilakukan oleh (Milati et al., 2017). Hasil desain dari penelitian tersebut adalah pemberian median, ruang henti khusus sepeda motor dan pemasangan rambu tambahan.
Penelitian ini juga akan menerapkan RHK pada perlintasan sebidang. Studi kasus akan dilakukan di ruas jalan KS. Tubun Kota Tegal. Pada ruas Jl. KS. Tubun terdapat sebuah perlintasan sebidang berpalang pintu. Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah menanyakan persepsi pengguna jalan dengan wawancara, memberikan rekomendasi ukuran, dan dalam pembuatan desain mengacu pada geometrik jalan dan volume kendaraan pada saat palang tertutup.
190
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan dapat digolongkan sebagai research and development karena akan melakukan perancangan dan pembuatan desain Ruang Henti Khusus pada perlintasan sebidang Jl. KS. Tubun, Kota Tegal. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Lokasi Penelitian
Pengumpulan data sebagai persepsi dalam pembuatan desain dilakukan yaitu survei wawancara kepada pengguna jalan yang melanggar dan menghitung persentase jumlah pelanggar, volume kendaraan saat berhenti, dan geometrik jalan. Hal ini dibutuhkan untuk melakukan tahap analisis dan pembuatan desain. Setelah melakukan analisis dan perancangan desain kemudian ditarik kesimpulan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.
Mulai
Pengumpulan Data
Analisis Data
Desain Ruang Henti Khusus
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
• Wawancara
• Volume Kendaraan
• Geometrik Jalan
191
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Eksisting Jalan KS. Tubun
Jalan KS Tubun merupakan jalan Kota yang berfungsi sebagai jalan kolektor primer dengan panjang 131 m dan lebar 14 m. Jalan ini sebagai tipe jalan 2/2 UD, dengan lebar efektif jalan 10 meter. Tampak melintang dari Jalan K.S Tubun pada gambar 1.
Gambar 1. Tampak melintang Jalan KS. Tubun Hasil Wawancara pada pengguna sepeda motor yang melanggar.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui secara langsung alasan pengguna jalan yang melanggar agar dapat ditemukan penyebab tingginya pelanggaran lalu lintas pada perlintasan sebidang. Survei dilaksanakan pada jam 12.00-17.00, dan dalam waktu 5 jam palang pintu menutup sebanyak 4 kali. Data volume kendaraan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel. 2 Volume Kendaraan saat palang tertutup.
Penutupan palang ke-
Jumlah kendaraan (Mobil dan Sepeda Motor)
Jumlah pelanggar pada Sisi Utara (Sepeda Motor)
Jumlah pelanggar pada Sisi Selatan
(Sepeda Motor)
1 63 11 9
2 3 4
56 48 34
8 3 9
6 7 8
Total 201 31 29
Didapatkan bahwa responden yang diwawancarai sebanyak 60 orang pelaku pelanggaran lalu lintas.
Tabel 3. Tingkat Kenyamanan saat berhenti di perlintasan sebidang.
Kenyamanan Saat Menunggu Jumlah Presentasi
Nyaman 0 0%
Belum Nyaman 60 100%
Didapatkan hasil bahwa pengguna sepeda motor selaku mayoritas pelaku pelanggaran lalu lintas menginginkan adanya kenyamanan saat menunggu palang pintu terbuka.
Tabel 4. Alasan Pelanggaran Lalu Lintas
192
Alasan Berada di Lajur lain Jumlah Presentasi
Terhindar dari kendaraan lain 44 72%
Lajur lain kosong 16 23%
Didapatkan hasil bahwa pengguna Sepeda Motor menginginkan tempat khusus pada saat menunggu agar terhindar dari kendaraan lain seperti Mobil, Bus, dan Truk.
Tabel 5. Pendapat Responden Terhadap Rencana Setujukah Dengan Pembuatan Daerah
Henti Khusus Sepeda Motor Jumlah Presentasi
Setuju 51 85%
Tidak Setuju 9 15%
Berdasarkan hasil wawancara bahwa sebesar 85% responden setuju jika dibuatkan ruang henti khusus bagi sepeda motor.
Gambar 5. Proses Wawancara Pada Pengguna Jalan yang Melanggar
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, memiliki arti bahwa pengguna jalan setuju dan merasa membutuhkan adanya desain ruang henti khusus sepeda motor ditegal.
Desain Ruang Henti Khusus Sepeda Motor
Berdasarkan ulasan di atas, maka ruas jalan KS.Tubun diperlukan RHK dengan mengacu pada desain RHK pada simpang bersinyal
Gambar 6.Ukuran Desain RHK
Desain pada gambar 6 diperoleh dari hasil wawancara dan mengacu pada desain Ruang Henti Khusus pada simpang bersinyal. Hal-hal yang mempengaruhi ukurannya adalah jumlah sepeda motor, kondisi geometrik, dan hasil wawancara. Desain dibuat dengan menggunakan aplikasi Google Skecthup 08 yang akan menghasilkan gambar tiga dimensi. Rancangan desain dibuat berdasarkan perilaku pengguna jalan pada lokasi penelitian. Hal ini bertujuan untuk menertibkan pengguna jalan yang berhenti di depan palang pintu perlintasan dan menertibkan pengguna jalan yang berhenti pada lajur yang berlawanan arah.
193
Penelitian dengan judul desain Ruang Henti Khusus Sepeda Motor pada perlintasan sebidang ruas Jalan KS. Tubun adalah penelitian yang dilakukan untuk merancang dan membuat desain ruas jalan pada daerah perlintasan sebidang berpalang. Desain ini diharapkan mampu menertibkan pengguna jalan agar tidak terjadi tundaan pada perlintasan sebidang akibat pengguna jalan yang melanggar berada di lajur berlawanan (Idris, 2009) Berikut merupakan desain tertib berlalu lintas pada daerah perlintasan sebidang berpalang.
Gambar 7. Desain Keseluruhan Tertib Berlalu Lintas
Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat lima item rekomendasi desain yang diajukan antara lain daerah henti khusus sepeda motor, jalur sepeda motor, rumblestrip, penambahan median jalan, rambu perintah menggunakan jalur kiri dan rambu dilarang masuk ke jalur kanan. Pada tahap perancangan teknis desain RHK terdiri dari penggunaan asumsi sepeda motor rencana, perancangan tipe RHK, dan perancangan dimensi area RHK. Didapatkan RHK Tipe Kotak dengan panjang sebesar 8 meter dengan melihat kondisi lebar jalan dan jumlah penumpukan sepeda motor. (Riantara et al., 2016).
Ukuran Rekomendasi :
Gambar 8. Ukuran Ruang Henti Khusus
Pada gambar 8 terpadat ukuran dari desain ruang henti khusus sepeda motor yang diperoleh dengan memperhatikan ukuran geometrik jalan dan volume kendaraan yang ada, yakni lebar jalan 2 x 3,5 dan rata rata penumpukan sepeda motor 30-37 kendaraan (Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan, 2012)
Gambar 9. Desain Ruang Henti Khusus Sepeda Motor
Dengan adanya ruang henti khusus sepeda motor, diharapkan pengguna jalan khususnya sepeda motor tidak berhenti di jalur yang berlawanan maupun di depan palang pintu.
Jalur Sepeda Motor
Jalur sepeda motor merupakan salah satu rekomendasi desain yang diajukan guna mendukung penerapan dari daerah henti khusus sepeda motor.
194
Berdasarkan hasil pengamatan survei, pengendara sepeda motor yang berhenti pada jalur yang berlawanan memiliki kecenderungan berhenti pada daerah terdepan dalam kondisi kendaraan yang mengantri. Hal ini menyebabkan pengendara sepeda motor haruss berhenti pada jalur yang berlawanan. Untuk menyikapi hal tersebut maka diperlukan jalur sepeda motor seperti pada gambar 10.
Rekomendasi Ukuran :
Ukuran Jalur Sepeda Motor : Panjang 25 m dan ; Lebar 1 meter.
Gambar 10. Tampilan Desain Jalur Khusus Sepeda Motor
Dengan jalur sepeda motor, diharapkan dapat memaksimalkan penerapan desain daerah henti khusus sepeda motor. Tujuan jalur sepeda motor ini untuk menuntun pengendara sepeda motor agar berhenti di daerah henti khusus sepeda motor.
Rumblestrip
Rumblestrip merupakan salah satu rekomendasi desain yang diajukan guna mendukung penerapan dari daerah henti khusus sepeda motor. Berdasarkan hasil survei, pengguna jalan yang mengemudikan mobil ataupun angkutan umum memiliki kecenderungan menggunakan kecepatan tetap dan melakukan perlambatan yang sulit diperkirakan oleh pengguna jalan lainnya. Hal ini menyebabkan pengguna jalan lainnya harus menjaga jarak aman lebih jauh dan mengakibatkan antrean bertambah panjang.
Untuk menyikapi hal tersebut maka diperlukan penambahan rumblestrip seperti pada gambar 11.
Gambar 11. Tampilan Desain Rumblestrip
Dengan adanya rumblestrip, diharapkan dapat pengguna jalan dapat mengurangi kecepatan kendaraannya lebih teratur dan perlambatan kendaraan lebih sempurna karena adanya perkiraan lebih cepat dari pengemudi yang diingatkan oleh rumblestrip untuk melakukan perlambatan.
Median Jalan
Median jalan merupakan salah satu rekomendasi desain yang diajukan guna mendukung penerapan dari daerah henti khusus sepeda motor.
195
Berdasarkan hasil survei, pengendara sepeda motor memiliki kecenderungan berhenti pada jalur yang berlawanan karena adanya pembatas jalur atau median jalan yang tidak berfungsi secara optimal. Pada lokasi penelitian kondisi eksisting belum memiliki median jalan. Hal ini menyebabkan pengendara sepeda motor dapat berpindah ke jalur berlawanan ketika berhenti. Untuk menyikapi hal tersebut maka diperlukan penambahan median jalan seperti pada gambar 12.
Rekomendasi Ukuran :
Ukuran median : Panjang : 15 m ; Lebar : 20 cm ; Tinggi : 30 cm.
Gambar 12. Desain Median Jalan
Penambahan median jalan dilakukan dengan cara memasang traffic cone berantai atau bertali dengan panjang median mencapai 10 meter.
Gambar 13. Penambahan median jalan
Rambu
Rambu merupakan salah satu rekomendasi desain
yang diajukan guna mendukung penerapan dari daerah henti khusus sepeda motor.
Pemasangan rambu dilakukan untuk memberikan informasi ke pengguna jalan untuk menggunakan jalur kiri sebagai tempat berhenti ketika palang pintu tertutup. Rambu yang dipasang adalah rambu perintah menggunakan jalur kiri dan rambu forbidden seperti pada gambar 14.
196
Gambar 14. Pemasangan Rambu
KESIMPULAN
Telah didapatkan desain ruang henti khusus dengan memperhatikan unsur geometrik jalan, volume kendaraan, dan pendapat pengguna jalan. Desain berisi lima item rekomendasi desain yang diajukan antara lain daerah henti khusus sepeda motor, jalur sepeda motor, rumblestrip, penambahan median jalan, rambu perintah menggunakan jalur kiri dan rambu dilarang masuk ke jalur kanan. Desain tersebut berfungsi untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan saat menunggu di perlintasan sebidang.
SARAN
Penelitian ini telah menghasilkan RHK untuk perlintasan sebidang, untuk penelitian selanjutnya dapat disimulasikan dan di implementasikan untuk mengetahui dampak yang terjadi ketika desain ini di implementasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan. (2012). Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan. Modul Pelatihan Perancangan RHK Jakarta: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Jalan Dan Jembatan.
Idris, M. (2009). Penerapan Ruang Henti Khusus Sepeda Motor Pada Persimpangan Bersinyal. Direktorat Jenderal Bina Marga. Puslitbang Jalan Dan Jembatan, Bandung.
Milati, N. A., Tantara, D. G., Pramesti, Y. T., & Agustina, W. W. (2017). Desain Tertib Berlalu Lintas Pada Perlintasan Sebidang Berpalang. Prosiding Forum Studi Antar Trasnportasi Perguruan Tinggi Ke-20 Universitas Hasanudin, Makassar, 4-5 November 2017.
Riantara, Yongky, Wahyudanari, & Ervina. (2016). Simulasi Perencanaan Ruang Henti Khusus pada Kertajaya Indah Surabaya Ditinjau dari Nilai Tundaan. Jurnal Teknik ITS, 5(1), 10–16.
Roesdyningtyas, A., Wicaksono, A., & Anwar, R. (2016). SEPEDA MOTOR DI
PERSIMPANGAN BERSINYAL ( STUDI KASUS KOTA MALANG ) A Study on The Implementation Plan of Exclusive Stopping Space ( ESS ) in The Traffic Light ( A Case Study in Malang ) ini kian bertambah hampir tak terkendali . sangat banyak permasalahan. Media Teknik Sipil, 14, 123–129.
UU 22 Tahun 2009 tentang LLAJ.
Yuniar, R. A., Kahira, Raisha El, Ismiyati, Setiadji, & Hario, B. (2016). Analisis
efektivitas ruang henti khusus sepeda motor pada simpang bersinyal di kota semarang.
Jurnal Karya Teknik Sipil, 5, 128–137.