• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. Oleh: Yulivia NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. Oleh: Yulivia NIM :"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN

DI CANDI RATU BOKO, KECAMATAN PRAMBANAN, KABUPATEN SLEMAN, DIY.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Yulivia NIM : 142214015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Motto dan Persembahan

“Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku” (mazmur 94 : 19)

“ ketika kita terjatuh dan terpuruk dalam suatu sumur , maka hanya ada satu jalan untuk keluar, yaitu keatas, begitu juga didalam hidup ketika kegagalan

membuat kita jatuh jalan satu satunya adalah bangkit”

-Penulis-

Skripsi ini dipersembahkan kepada : Tuhan Yesus Kristus , Bunda Maria, yang telah menyertai perjalanan hidupku setiap saat.

Keluarga dan orang-orang yang tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan doa.

Almamaterku.

(5)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN

DI CANDI RATU BOKO, KECAMATAN PRAMBANAN, KABUPATEN SLEMAN, DIY.

Dan diajukan untuk diuji tanggal 13 Juni 2019 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan, pendapat, ataupun pemikiran dari penulis lain yang seolah - olah sebagai tulisan saya sendiri, dan tidak terdapat bagian ataupun keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan. Serta diproses sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku (UU No 20 tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 31 Juli 2019 Yang membuat pernyataan,

Yulivia

(6)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Yulivia

Nomor Mahasiswa : 142214015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN”. Studi kasus pada Candi Ratu Boko, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lainnya untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada 31 Juli 2019 Yang menyatakan,

Yulivia

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Electronic Word Of Mouth Dan Daya Tarik Wisata Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Candi Ratu Boko, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Diy. Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomo, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan yang Maha Esa atas segala Berkat dan Rahmat – Nya

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto,M.Si., selaku ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Hg Suseno Triyanto Widodo. M.S., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

5. Ibu Ima Kristina Yulita, M.Sc., selaku Dosen pembimbing II, yang telah mengarahkan dan membimbing dengan sepenuh hati, proses penyelesaian skripsi hingga menjadi lebih sempurna.

6. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membagikan ilmu pengetahuan serta membantu proses berjalannya dinamika selama proses berlangsungnya perkuliahan.

7. Orang tua dan kedua kakak saya yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk doa dan pengorbanan, kepercayaan, dan cinta kasih yang tidak pernah berhenti hingga saya bisa mencapai tahap ini.

8. Teman – teman angkatan 2014, yang telah memberikan kebersamaan, dan kehangatan kekeluargaan selama berkuliah di Universitas Sanata Dharma.

(8)

9. Teman – teman terdekat Ovi, Momo, Pinky, mas Dul, Novi Tulur, Mita, Berta, Anggrainy, Dito, Hieronimus, Berry, Anjar, Intan, yang telah memberikan bantuan, dukungan maupun doa dalam proses penyelesaian skripsi ini

10. Yogi Isti Agung yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan membantu dalam segala hal sehingga saya dapat meyelesaikan tugas akhir ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan, semangat dan doa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna, bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan – rekan yang sedang menyusun skripsi.

Yogyakarta, 31 Juli 2019 Penulis,

Yulivia

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..ii

HALAMAN PENGESAHAN………iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN………...vi

HALAMAN KATA PENGANTAR………..vii

HALAMAN DAFTAR ISI……….ix

HALAMAN DAFTAR TABEL………xii

..HALAMAN DAFTAR GAMBAR………xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN...………xiv

HALAMAN ABSTRAK………xv

HALAMAN ABSTRACT………xvi

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang………...1

B. Rumusan Masalah………..5

C. Pembatasan Masalah………..6

D. Tujuan Penelitian………..….6

E. Manfaat Penelitian………..…...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA………8

A. Landasan Teori………...8

1. Pengertian Manajemen……….8

2. Manajemen Pemasaran………9

3. Perilaku Konsumen………....10

4. Kepuasan………..………..11

5. Pariwisata...………....12

(10)

7. Instagram………23

8. Daya Tarik………..24

9. Wisatawan………..…………26

10. Keputusan Berkunjung Wisatawan………28

B. Penelitian Sebelumnya……….30

C. Kerangka Konseptual Penelitian………..33

D. Rumusan Hipotesis………..34

BAB III METODE PENELITIAN……….41

A. Jenis Penelitian………..…...41

B. Subjek dan Objek………...41

C. Lokasi dan Waktu Penelitian………...41

D. Variable Penelitian………...42

E. Definisi Operasional………....44

F. Populasi dan Sampel………50

G. Teknik Pengambilan Sampel………...50

H. Sumber Data………..…...51

I. Teknik Pengimpulan Data………51

J. Teknik Pengujian Instrumen………52

K. Teknik Analisis Data………....54

1. Analisis Deskriptif……….……54

2. Analisis Regresi Linier………..56

3. Uji Asumsi Klasik………..57

4. Uji Hipotesis……….……….59

BAB IV GAMBARAN UMUM CANDI RATU BOKO………...63

A. Profil Candi Ratu Boko………..63

B. Daya Tarik Candi Ratu Boko……….65

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………70

A. Deskripsi Data dan Analisis Deskripsi Variabel………70

B. Hasil Uji Statistik………...76

C. Pembahasan………..…………..86

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN……….89

A. Kesimpulan………..……..89

B. Saran………..……….89

C. Keterbatasan………...91

DAFTAR PUSTAKA………93

LAMPIRAN………...95

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.…………..70

Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal...70

Tabel V.3 Kategori Deskripsi Variabel ………...72

Tabel V.4 Deskripsi Variabel Electronic Word Of Mouth ……….73

Tabel V.5 Deskripsi Variabel Daya Tarik Wisata ……….74

Tabel V.6 Deskripsi Variabel Keputusan Berkunjung Wisatawan …………75

Tabel V.7 Hasil Uji Validitas Electronic word of mouth..………..76

Tabel V.8 Hasil Uji Validitas Daya tarik wisata……….76

Tabel V.9 Hasil Uji Validitas Keputusan berkunjung wisatawan.………….77

Tabel V.10 Hasil Uji Reliabilitas …………..………...78

Tabel V.11 Hasil Uji Normalitas ………..………...79

Tabel V.12 Hasil Uji Multikolinieritas……….80

Tabel V.13 Hasil Uji Regresi linier berganda ………..82

Tabel V.14 Hasil Uji Hipotesis Berganda (Uji F) ………82

Tabel V.15 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji T)……….84

Tabel V.16 Hasil Koefisien Determinasi………..85

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Gambar kerangka konseptual……….36

Gambar IV.1 Gambar Kraton Walaing….………...65

Gambar IV.2 Gambar Sunset Candi Ratu Boko………...66

Gambar IV.3 Gambar Sunset Candi Ratu Boko………...66

Gambar IV.4 Gambar Candi Batukapur……….67

Gambar IV.5 Gambar Candi Pembakaran….……….67

Gambar IV.6 Gambar Paseban...68

Gambar IV.7 Gambar Pendopo...68

Gambar IV.8 Gambar Keputren……….……….68

Gambar IV.9 Gambar Gua………..………69

Gambar IV.10 Gambar Plaza Andrawina..………69

Gambar V.1 Karakteristik responden berdasarkan media sosial …..………….71

Gambar V.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……..……….…….81

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner……….93

Lampiran II Hasil tabulasi data………..99

Lampiran III Deskripsi responden dan Deskripsi variabel………111

Lampiran IV Hasil uji statistik………...………115

(14)

ABSTRAK

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN DAYA TARIK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN

DI CANDI RATU BOKO, KECAMATAN PRAMBANAN, KABUPATEN SLEMAN, DIY.

Yulivia

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Electronic word of mouth,dan daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada Candi Ratu Boko.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria wisatawan Candi Ratu Boko yang menggunakan media sosial Instagram.

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 (seratus) responden. Analisis data menggunakan uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Mayoritas responden adalah laki – laki , 2) Secara simultan electronic word of mouth dan daya tarik wisata berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko, 3) Electronic word of mouth berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko. 4) Daya tarik wisata berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko.

Kata kunci : electronic word of mouth, daya tarik wisata, keputusan berkunjung

(15)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ELECTRONIC WORD OF MOUTH AND ATTRACTION ON TOURISTS DECISIONS

A CASE STUDY ON TOURISTS VISITING RATU BOKO TEMPLE, SLEMAN REGENCY, SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA.

Yulivia

Sanata Dharma University Yogyakarta

2019

This study aims to determine whether electronic word of mouth and attraction on tourists decision to visit Ratu Boko Temple in Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta. The sampling technique used is purposive sampling.The criterion of the sample is that they use Instagram social media. This study uses a sample of 100 ( one hundred) respondents. The data analysis uses classical assumption test, multiple linear regression analysis and descriptive analysis. The result of this study indicates that : 1) The majority of respondents are male, 2) Electronic word of mouth and attraction influences the decision to visit Ratu Boko Temple Simultaneously. 3) Electronic word of mouth influences the decision to visit Ratu Boko Temple. 4) The attractiveness influence the decision to visit Ratu Boko Temple.

Keywords : electronic word of mouth, attraction, visiting decision.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan bentuk nyata dari suatu perjalanan sebagai sebuah bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap dalam kehidupan manusia terutama dalam menikmati nuansa budaya dan alam. Munculnya pariwisata tidak lepas dari adanya dorongan naluri manusia yang selalu ingin mengetahui dan mencari hal- hal yang baru, bagus, menarik, mengagumkan, dan menantang. Biasanya hal itu dilakukan dengan perjalanan-perjalanan ke luar daerah atau keluar dari kebiasaan sehari-hari dalam jangka waktu tertentu.

Objek wisata merupakan sesuatu tempat yang menjadi pusat daya tarik dan dapat memberikan kepuasan khususnya wisatawan.

Pengembangan objek wisata menjadi acunan sebagai sumber penghasilan utama bagian setiap daerah. Hal ini dapat meningkatkan suatu tempat tujuan kunjungan terutama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintahan daerah harus berupaya dalam mengembangkan berbagai objek wisata.

Pengembangan objek wisata dapat dilakukan dengan berbagai cara. Hal itu terlihat dari pemasaran objek wisata, acara tradisi adat daerah. Pemasaran objek wisata merupakan salah satu daya tarik suatu objek wisata dalam menarik wisatawan, tetapi banyak sekali pemasaran kurang dilakukan karena kurangnya pembiayaan dari pemerintah pusat.

(17)

Menurut Koen Meyers (2009) pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya. Pariwisata juga merupakan perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasiaan dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu (Kodhyat, 1998).

Objek wisata sangatlah beragam mulai dari pantai, puncak, air terjun, hingga kawasan-kawasan taman wisata. Salah satu tujuan wisata di Indonesia adalah Yogyakarta. Yogyakarta yang terdiri dari beberapa kabupaten yaitu Gunungkidul, Bantul, Kulonprogo, Sleman, dan Kota Yogyakarta. Banyak tempat wisata di setiap daerah di Yogyakarta yang memiliki ciri khas tersendiri dari setiap daerah, seperti wisata alam, wisata budaya, hingga wisata di tempat – tempat yang memiliki nilai sejarah.

Salah satu destinasi wisata di Yogyakarta yang memiliki daya tarik wisata alam dan nilai sejarah yang tinggi adalah taman wisata Candi Ratu Boko yang terletak di kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Istana Ratu Boko atau Candi Ratu Boko adalah peninggalan situs arkeologi yang beda dari situs-situs serupa. Banyak yang mengira kalau Istana Ratu Boko ini hanya berupa candi seperti halnya Prambanan dan Borobudur. Faktanya, candi Ratu Boko merupakan bekas kompleks istana

(18)

yang terdiri atas beberapa bagian bangunan. Candi Ratu Boko juga terkenal sebagai tempat terbaik untuk menikmati sunset di Yogyakarta, Lokasinya yang berada di perbukitan memungkinan kita bisa menyaksikan pemandangan sebagian kota Yogyakata. Lingkungan di sekitar Ratu Boko ini sangat asri dan terawat. Tidak hanya keindahan wisata yang disediakan di candi Ratu Boko namun juga dari segi pengelolaan nya. BUMN mengambil alih dalam pengelolaan taman wisata candi yang tidak hanya candi Ratu Boko namun juga candi Borobudur dan candi Prambanan.

Semua fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola sangatlah diperhatikan demi memberikan kenyamanan dalam berwisata seperti contohnya kebersihan toilet yang sering menjadi salah satu indikasi kualitas tempat wisata, selain itu juga pengelolaan tiket dilakukan dengan rapi. Tiket masuk ke kompleks Ratu Boko sudah menggunakan smart card walaupun belum terlihat maksimal. Selain kompleks Istana Ratu Boko sebagai objek utama, di sekitar tempat wisata ini juga terdapat sebuah resto outdoor serta sebuah tempat pertemuan.

Pada saat ini, pengguna media sosial sangat tinggi, khususnya anak-anak muda. Instagram adalah salah satu media sosial yang sangat sering digunakan oleh masyarakat, Anak muda zaman sekarang yang aktif menggunakan jejaring sosial Instagram dengan upload foto menarik dan saling mengomentari menunjukkan bahwa komunikasi saat ini tidak hanya secara langsung atau word of mouth namun komunikasi dapat juga dilakukan melalui media elektronik atau Electronic Word of Mouth. Foto

(19)

tentang tempat wisata dan dengan ulasan yang cukup baik akan menarik bagi pengguna Instagram lainnya untuk berkunjung ke tempat wisata tersebut. karena ramai informasi yang beredar di jejaring sosial dimasyarakat luas. Hal ini menunjukan bahwa Electronic Word of Mouth sangat berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

Banyak wisatawan yang tertarik berkunjung ke tempat ini karena informasi yang tersebar dari mulut ke mulut maupun dari berbagai jejaring sosial media seperti Twitter, Facebook, Instagram, yang sekarang banyak digunakan oleh masyarakat umum. Beredar luasnya informasi-informasi tentang keindahan yang di sajikan tempat ini di media komunikasi sosial.

Hal ini mendorong wisatawan dalam mengambil keputusan berkunjung karena pengaruh tersebarnya informasi-informasi tentang keindahan candi Ratu Boko oleh masyarakat sekitar dan wisatawan yang berkunjung.

Selain kekuatan Electronic Word of Mouth pada instagram, daya tarik objek wisata menjadi pertimbangan utama wisatawan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Daya tarik dari taman wisata candi Ratu Boko ini sendiri sudah lebih dikenal masyarakat luas sebagai istana megah sejuta pesona, yang memanjakan mata dalam menikmati matahari terbenam, namun tidak hanya pesona alam nya saja, keindahan yang dimiliki oleh bangunan-bangunan yang

(20)

berada pada kompleks candi ini seakan memikat para pecinta seni fotografi untuk mengabadikannya pada sebuah foto. Banyak sekali fotografer yang mengunjungi candi Ratu Boko hanya untuk sekedar mengabadikan foto. Kompleks candi ini memang memiliki banyak objek yang menawan untuk fotografi seperti arca, patung, seni pahatan serta bangunan-bangunan lainnya. Selain itu letak candi yang berada pada perbukitan memungkinkan pelancong untuk melihat keindahan panorama alam di candi Ratu Boko.

Wisata candi Ratu Boko juga merupakan candi yang patut menjadi destinasi wisata budaya. Bangunan bersejarah ini mempunyai daya tarik tersendiri yang tak dimiliki oleh candi-candi lainnya. Candi ini memiliki keistimewaan tersendiri yang akan ditemukan berbagai bentuk bangunan pada kompleks yang dipercaya dulu merupakan istana. Keanekaragaman dalam hal aksitektur bangunan juga semakin menambah keindahan candi yang dicalonkan dalam situs warisan dunia tersebut. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat melihat seberapa pentingnya pengaruh Electronic Word of Mouth dan daya tarik wisata dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berkunjung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(21)

1. Apakah secara parsial Electonic word of mouth berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko?

2. Apakah secara parsial daya tarik wisata berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko?

3. Apakah secara berganda Electonic word of mouth dan daya tarik wisata berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini membahas tentang electronic word of mouth dan daya tarik wisata namun memiliki batasan dalam kajian mengenai pengaruh electronic word of mouth, yaitu pada media Instragram dan daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh Electonic word of mouth secara parsial terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko.

2. Untuk mengetahui pengaruh daya tarik wisata secara parsial terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko.

(22)

3. Untuk mengetahui pengaruh Electonic word of mouth dan daya tarik wisata secara berganda terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi pengelola objek wisata

Dengan penelitian ini pengelola akan mendapat informasi tentang perilaku kosumen di Candi Ratu Boko, sehingga dapat membantu pengelola dalam menentukan strategi-strategi dalam pengelolaan dan pengembangan wisata candi Ratu Boko, baik dalam pemasaran maupun dalam pelayanan wisata Candi Ratu Boko bagi konsumen.

2. Bagi konsumen

Konusmen dapat mengerti tentang pentingnya Electronic word of mouth dan daya tarik wisata sehingga dalam pengumpulan informasi- informasi tentang tempat wisata dapat diperoleh infomasi yang akan berpengaruh dalam menentukan keputusan untuk berkunjung di suatu tempat wisata.

3. Bagi penulis

Dengan melakukan penelitian ini penulis dapat mengerti tentang besarnya pengaruh komunikasi pemasaran yang berkembang cepat saat ini dan dapat memahami perilaku-perilaku konsumen, sehingga untuk kedepannya dapat diterapkan dalam lingkungan kerja.

(23)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari suatu organisasi, didalam organisasi Manajemen memiliki peran penting dalam mengatur organisasi dalam pencapaian tujuannya. Manajemen memiliki beberapa fungsi yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Adapun pengertian Manajemen dari beberapa ahli, yaitu:

Manajemen menurut George R. Terry (dalam Afifudin 2013:5) didefinisikan sebagai suatu proses khas yang terdiri atas tindakan- tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Manajemen menurut Irham Fahmi (dalam Fauzi, 2017:19) didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan dan mengelola orang- orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mencapai yang diinginkan.

(24)

2. Manajemen Pemasaran

Menurut Tjiptono (2013:2) manajemen pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, dan mendistribusikan produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan perusahaan, dimana perusahaan memiliki komunikasi pemasaran yang berbeda- beda dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran dimana perusahaan menyampaikan informasi tentang produk yang dijual kepada konsumen agar dapat diterima oleh pasar sasaran sehingga dapat mempengaruhi konsumen dan mendapatkan pelanggan. Komunikasi pemasaran akan mempermudah dalam mempertemukan pembeli dengan penjual dan mepermudah pertukaran informasi sehingga lebih efisien. Komunikasi pemasaan memiliki beberapa sarana, yaitu:

a. Face to Face

Komunikasi ini dilakukan secara langsung oleh para penjual dengan pembeli. Penjual dan pembeli menjalin komunikasi dengan bertemu langsung untuk memperkenalkan produk dan menawarkannya kepada calon konsumen. Namun jenis komunikasi langsung ini kurang diminati oleh para marketer bisnis, karena

(25)

selain menyita waktu lebih banyak juga menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

b. Media Cetak

Komunikasi pemasaran juga dapat dilakukan dengan melalui media cetak. Terdapat berbagai macam cara yang dapat digunakan dalam promosi produk melalui media cetak, diantaranya dengan menggunakan brosur, surat kabar, koran, majalah, spanduk dan stiker. Dengan cara tersebut produk yang ditawarkan akan di kenal oleh masyarakat dan dipercaya akan menarik banyak minat konsumen untuk membeli produk yang di iklankan.

c. Internet

Internet meurupakan media komunikasi yang saat ini banyak digunakan oleh banyak orang. Biaya yang relatif murah, Internet menjadi sarana promosi yang paling sering digunakan oleh para pebisnis dalam memasarkan produknya. Internet memudahkan penjual dan pembeli dalam bertukar informasi dengan cepat dan bisa dilakukan setiap saat.

3. Perilaku Konsumen

Kotler dalam Sangadji (2014:7) menjelaskan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang unit pembelian bisa perorangan, kelompok, atau organisasi. Unit-unit tersebut akan membentuk pasar sehingga

(26)

muncul pasar individu atau pasar konsumen, unit pembelian kelompok, dan pasar bisnis yang dibentuk organisasi.

Pengaruh antara perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian pengambilan keputusan sebagai proses penting yang memengaruhi perilaku konsumen harus dipahami oleh pemasar. Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan untuk membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi (Suryani, 2013:6). Ada dua faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan pembelian yang akan menentukan respons konsumen :

a. konsumen itu sendiri. Ada dua unsur dari konsumen yang berpengaruh ter-hadap pengambilan keputusan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi, sikap dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup, dan kepribadian konsumen.

b. pengaruh lingkungan yang terdiri atas nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to face group, dan situasi lain yang menentukan (Suryani, 2013:6).

4. Kepuasan

Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi

(27)

terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Hasil dari evaluasi pasca konsumsi adalah kosumen puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk yang telah dilakukannya. Kepuasan akan mendorong konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi ulang produk (Riantika,2016).

5. Pariwisata

Pariwisata Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan (dalam http://www.kemenpar.go.id), wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Orang yang melakukan kegiatan wisata merupakan wisatawan. Sedangkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Menurut Spillane (1991:28-30), jenis-jenis pariwisata terdiri atas : a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk mengurangi ketegangan syarafnya, untuk menikmati

(28)

keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan sebagainya.

b. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism).

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki hari- hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

c. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism).

Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset. Untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain, dan sebagainya.

d. Pariwisata untuk urusan usaha dagang besar (Business Tourism).

Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan yang tidak memberikan pilihan bagi pelaku untuk menentukan daerah tujuan atau waktu perjalanan.

e. Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism).

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang inigin mempraktekkannya sendiri.

(29)

f. Pariwisata untuk konvensi (Convention Tourism).

Banyak negara yang tertarik dan menganggap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism.

Menurut Suwantoro (2004:14-17), selain dipandang dari jenisnya, pariwisata dapat pula dilihat dari kriteria lain yaitu bentuk-bentuk perjalanan wisata yang dilakukan, lamanya perjalanan, dan pengaruhnya terhadap ekonomi akibat adanya perjalanan wisata.

Bentuk-bentuk pariwisata ini antara lain:

a. Wisata dari segi jumlahnya, dibedakan atas : 1) Individual Tour

Suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh seseorang atau sepasang suami-istri. Family Group Tour, suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh keluarga atau yang masih mempunyai hubungan saudara.

2) Group Tour

Suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh sedikitnya 10 orang dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan para anggotanya.

b. Wisata dari segi pengaturannya, dibedakan atas : 1) Pre-arranged Tour

Suatu perjalanan wisata yang telah diatur jauh hari sebelumnya, biasanya diatur oleh suatu lembaga yang

(30)

mengurus perjalanan wisata yang bekerja sama dengan semua instansi yang terkait.

2) Packaged Tour

Suatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh biro perjalanan wisata yang menyediakan paket-paket wisata guna memberikan kemudahan dalam melakukan perjalanan wisata.

3) Coach Tour

Suatu paket perjalanan wisata yang dipimpin oleh pemandu wisata, dilakukan secara rutin dan mempunyai waktu dan rute perjalanan yang telah ditetapkan.

4) Special Arranged Tour

Suatu perjalanan wisata yang disusun sesuai keinginan pelanggannya.

5) Optional Tour,

Suatu perjalanan wisata tambahan yang dilakukan diluar perjanjian dan disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

c. Wisata dari segi maksud dan tujuan, dibedakan atas : 1) Holiday Tour

Suatu perjalanan wisata yang dilakukan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur dan bersenang-senang.

(31)

2) Familiarization Tour

Suatu perjalanan yang bertujuan untuk lebih mengenal bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaannya

3) Educational Tour

Suatu perjalanan wisata yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.

Jenis wisata ini disebut juga study tour.

4) Scientific tour

Suatu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu pengetahuan.

5) Pilgrimage tour

Suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.

6) Special mission tour

Suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan khusus.

7) Hunting tour

Suatu kunjungan wisata untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan sebagai hiburan.

d. Wisata dari segi penyelenggaraannya, dibedakan atas : 1) Excursion

(32)

Suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek 2) Safari tour

Perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus dengan perlengkapan khusus yang tujuan maupun objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya.

3) Cruize tour

Perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar mengunjungi objek wisata bahari dan objek wisata di darat tetapi menggunakan kapal pesiar.

4) Youth tour

Kunjungan wisata yang khusus diperuntukkan bagi para remaja menurut umur yang ditetapkan.

5) Marine tour

Suatu kunjungan ke objek wisata yang khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreckdiving.

6. Electronic Word of Mouth

Menurut Henning – Theurau et al yang dikutip oleh Putri (2018) Electronic word of mouth adalah bentuk komunikasi pemasaran berisi tentang pernyataan positif ataupun negatif yang dilakukan oleh pelanggan potensial, maupun mantan pelanggan tentang suatu produk

(33)

atau perusahaan, yang tersedia bagi banyak orang melalui media internet.

Menurut Word of mouth Marketing Association pengertian dari word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen ke konsumen lain (www.womma.com, 2007). Di dalam masyarakat word of mouth dikenal juga dengan istilah komunikasi dari mulut ke mulut. Komunikasi personal ini dipandang sebagai sumber yang lebih dapat dipercaya atau dapat diandalkan dibandingkan dengan informasi dari nonpersonal. Word of mouth tidak dapat dibuat-buat atau diciptakan. Karena word of mouth dilakukan oleh konsumen dengan sukarela atau tanpa mendapatkan imbalan.

WOM positif dianggap sebagai media komunikasi pemasaran yang kuat bagi perusahaan untuk mempengaruhi pelanggan. Fungsi WOM berdasarkan social networking dan trust :orang mengandalkan keluarga, teman, dan orang lain dalam jaringan sosialnya. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang tampaknya lebih tertarik pada pendapat orang di luar social network yang mereka miliki, misalnya seperti online reviews (Duana, Gub, & Whinston dalam Sari, 2012:34) Bentuk ini dikenal sebagai online WOM (OWOM) atau Electronic WOM (EWOM).

Penelitian Jeonga dan Jang (dalam Sari, 2012: 38-41) menyatakan bahwa dimensi electronic word of mouth positif direfleksikan melalui tiga dimensi, yaitu:

(34)

a. Kepedulian terhadap orang lain ( Concern for others )

Kepedulian terhadap orang lain berkaitan erat dengan konsep altruisme atau keinginan tulus untuk membantu orang lain.

Misalnya seseorang mencegah orang lain berwisata ke suatu tempat yang menurutnya berbahaya untuk dikunjungi. Dalam hal ini seseorang tersebut menggunakan electronic word of mouth positif dengan tujuan murni ingin membantu wisatawan lain dengan berbagai pengalaman positif yang dia dapat.

b. Mengungkapkan perasaan positif (Expressing positive feelings) Seorang wisatawan yang telah melakukan kunjungan ke suatu tempat dan puas akan tempat yang di kunjunginya, maka dia berkeinginan kuat untuk berbagi pengalaman positifnya kepada orang lain. Maka hal tersebut dapat dikatakan sebuah pengalaman berwisata yang positif.

c. Membantu perusahaan (Helping the company)

Wisatawan termotivasi untuk ikut terlibat dalam EWOM positif karena untuk memberikan sesuatu kepada pengelola objek wisata yang di datangi. Hal tersebut dilakukan karena seorang wisatawan merasa ingin memberikan imbalan mengenai apa yang telah di dapatkannya selama berkunjung ke objek wisata tersebut.

Misalnya wisatawan tersebut puas akan layanan yang di berikan oleh pengelola objek wisata.

(35)

Menurut Henning, dkk (2004) merefleksikan electronic word of mouth positif melalui 8 dimensi, yaitu:

a. Platform assistance

Perilaku electronic word of mouth positif dibedakan berdasarkan dua cara:

1) Frekuensi Kunjungan user pada media electronic word of mouth positif.

2) Jumlah komentar yang ditulis oleh user pada kolom komentar.

b. Venting negative feeling

Rasa untuk mencegah orang lain mengalami masalah yang telah mereka alami. Dalam hal ini, biasanya terdapat pada EWOM negatif, yaitu ketika wisatawan berkunjung ke tempat wisata dan menurutnya buruk atau tidak menyenangkan dari segi fasilitas, kebersihan, dan respon yang kurang baik terhadap pengunjung yang datang. Berbagai pengalaman negatif yang dilakukan melalui publikasi komentar online agar menjadi pertimbangan bagi wisatawan untuk berkunjung dan membantu wisatawan untuk mengurangi ketidakpuasan

c. Concern for other consumers

Membantu orang disekitar ,teman atau saudara dalam membuat keputusan berkunjung dengan tulus dan sukarela.

(36)

d. Extraversion/ positive self-enhancement

Motif ini mencakup fokus pada manfaat psikologis komunikator dari electronic word of mouth mengintegrasikan kategori motif asli untuk mengekspresikan perasaan positif dan peningkatan diri.

e. Social benefits

Afiliasi dengan sebuah komunikasi virtual dapat mewakili suatu manfaat sosial konsumen untuk alasan identifikasi dan integrasi sosial, dengan demikian dapat diduga bahwa konsumen terlibat dalam komunikasi electronic word of mouth untuk berpartisipasi dan menjadi milik komunitas online (William dalam Sari, 2012:40).

User dapat menulis komentar pada kolom komentar, perilaku tersebut menandakan partisipasi mereka dalam penggunaan dan memungkinkan mereka menerima keuntungan dari media electronic word of mouth.

f. Economic incentives

Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai pendorong penting dari perilaku manusia secara umum. Dengan demikian, penerima komunikasi electronic word of mouth operator platform adalah bentuk dari utilitas penerimaan.

(37)

g. Helping the company

Membatu perusahaan adalah hasil dari kepuasan yang didapat dari konsumen dengan produk dan keinginan untuk membantu pengelola. Dalam hal ini konsumen atau wisatawan dimotivasi untuk ikut terlibat dalam komunikasi EWOM untuk memberikan sesuatu sebagai imbalan kepada perusahaan atau pengelola berdasarkan pengalaman yang baik yang diterimanya. Dalam hal tersebut konsumen atau pengunjung menganggap perusahaan lembaga sosial layak untuk mendapatkan dukungan (dalam bentuk komunikasi EWOM).

Konsumen atau wisatawan merasa telah menerima rasio yang lebih tinggi dari perusahaan maka kemudian dia akan membantu perusahaan dengan merekomendasikan penawarannya melalui media internet sebagai salah satu cara untuk menyamakan kedudukan.

h. Advice seeking

Komunikasi dapat terjadi ketika seorang user membaca suatu ulasan dan komentar yang sengaja ditulis orang lain, yang membuat user untuk meninggalkan komentar disitus tersebut.

Menulis dan meminta informasi guna mendapatkan informasi yang spesifik lebih berguna daripada hanya membacanya saja secara anonim. Kehadiran internet menjadikan perkembangan komunikasi word of mouth menjadi lebih mudah, dimana seseorang tanpa harus

(38)

bertemu tatap muka langsung untuk berkomunikasi. Paradigma baru dalam komunikasi word of mouth inilah awal dari munculnya electronic word of mouth. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini memberikan pengaruh yang cukup besar kepada konsumen untuk mencari informasi yang dibutuhkan terlebih dahulu tentang produk-produk yang akan dia beli melalui situs online dan terjadilah aktivitas electronic word of mouth. Sosial media adalah salah satu konten yang sering digunakan oleh konsumen sebagai referensi dalam mendapatkan informasi mengenai sebuah produk.

Dengan banyaknya pengguna media social pada zaman ini mendorong banyak perusahaan yang memanfaatkan sebagai alat komunikasi dan pemasaran mereka. Melalui sosial media perusahaan dapat mempromosikan sebuah produk dan memberikan berbagai informasi tentang produk yang dia jual kepada konsumen dengan mudah.

7. Instagram

Menurut Albarran (2013) dalam bukunya yang berjudul The Social Media Industries. Media sosial Instagram merupakan situs jejaring sosial untuk berbagi foto yang dibuat pada Oktober 2010. Pengguna media sosial Instagram dapat mengambil foto, mengeditnya dengan menggunakan efek yang tersedia, dan membagikan foto mereka ke situs jejaring sosial.

(39)

Media sosial Instagram yang diluncurkan pada tahun 2010 dan langsung meledak di jagat media sosial. Sekarang media sosial Instagram sangat populer di kalangan para selebritas dan politisi, sejak bulan Juli 2012, media sosial Instagram telah digunakan oleh 80 juta pengguan juga telah dibeli oleh Facebook. Pada September 2012, Zuckerberg melaporkan bahwa media sosial Instagram telah digunakan oleh 100 juta orang (Diamond, 2015).

Dalam situs resmi media sosial Instagram, dikatakan bahwa :

“Instagram adalah sebuah cara yang cepat, indah, dan menyenangkan untuk berbagi kehidupan Anda dengan teman dan keluarga. Ambil foto atau video, pilih filter untuk mengubah tampilan dan rasanya, kemudian kirim ke Instagram semudah itu. Anda bahkan bisa berbagi ke Facebook, Twitter, Tumblr dan lainnya. Ini adalah cara baru untuk melihat dunia.”

Media sosial Instagram sebagai aplikasi berbagi foto dimana penggunanya dapat mengambil foto, melakukan filter, dan membagikannya ke beberapa jaringan media sosial dalam sekaligus.

Menurut studi global yang bertajuk “Social Media Around the World 2012” yang dilakukan oleh Insite Consulting yang di muat didalam buku the Visual Marketing Revolution (Diamond, 2015:296) para pengguna Instagram adalah :

a. 43% laki laki dan 57% perempuan b. 49% berusia antara 25 dan 34 tahun.

(40)

Disamping itu, menurut Mike Isaac dalam artikelnya di Wall Street Journal yang berjudul “Instagram Beat Twitter in Daily Mobile Users for First Time, Data Says,” para pemilik ponsel cerdas menghabiskan lebh banyak waktu di Instagram pada Agustus 2012 daripada di Twitter.

8. Daya Tarik Wisata

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 (dalam http://www.kemenpar.go.id), daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Menurut Maryani (dalam riantika 2016) suatu daya tarik wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, syarat-syarat tersebut adalah :

a. What to see

Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.

b. What to do

(41)

Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.

c. What to buy

Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.

d. What to arrive

Di dalamnya termasuk bagaimana kita mengunjungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.

e. What to stay

Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.

9. Wisatawan

Undang-undang Nomor 9 tahun 2000, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan wisata. Jadi menurut pengertian ini, “semua orang yang melakukan perjalanan wisata disebut “wisatawan” apapun tujuannya yang penting perjalanan itu bukan untuk menetap dan tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi.

(42)

Menurut WTO (dalam Kusumaningrum, 2009:17) membagi wisatawan kedalam tiga bagian yaitu:

a. Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu Negara lain dimana ia mempunyai tempat kediaman, dengan alasan melakukan pekerjaan yang diberikan oleh Negara yang dikunjunginya.

b. Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu Negara tanpa tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung kesuatu tempat pada Negara yang sama untuk waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Memanfaatkan waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olahraga.

2) Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga.

Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar- benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum,2009:17). Wisatawan menurut sifatnya (Kusumaningrum, 2009:18):

(43)

a. Wisatawan modern Idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual.

b. Wisatawan modern Materialis, wisatawan dengan golongan Hedonisme (mencari keuntungan) secara berkelompok.

c. Wisatawan tradisional Idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.

d. Wisatawan tradisional Materialis, wistawan yang berpandangan konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan.

10. Keputusan Berkunjung Wisatawan

Keputusan berkunjung juga dapat dianalogikan sebagai keputusan pembelian yang memiliki berbagai macam keleluasaan, keputusan berkunjung sama dengan membeli produk intangible, yaitu produk yang tidak dapat diraba namun dapat dirasakan, Memiliki nilai pembelian yang besar, Pembelian tersebut juga bersifat spontan, wisatawan atau pengunjung harus mengunjungi daerah wisata secara langsung ke objek wisata yang diinginkan, perjalanan untuk dapat sampai ke tempat tujuan wisata juga merupakan bagian dari produk wisata yang harus dibeli. (Pangestuti, dkk. 2017).

(44)

Menurut Sumarwan (dalam Riantika, 2016) proses keputusan konsumen dibagi menjadi enam proses, yaitu:

a. Pengenalan kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (dalam Riantika, 2016), ada beberapa faktor yang mempengaruh pengaktifan kebutuhan, yaitu:

1) Waktu

Rutinitas yang dilakukan seseorang setiap harinya akan mendorong kebutuhan fisiologis seseorang dan berlalunya waktu akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan konsumen.

2) Perubahan situasi

Perubahan situasi seseorang akan mengaktifkan kebutuhan.

Perubahan situasi ini akan mendorong seseorang mengubah rutinitasnya sehigga menimbulkan kebutuhannya yang baru.

3) Pemilikan produk

Memiliki sebuah produk akan mengaktifkan kebutuhan akan produk yang lain sebagai pelengkap.

4) Konsumsi produk

(45)

Konsumsi akan produk yang sudah rutin dilakukanakan mendorong seseorang untuk membeli kembali produk tersebut.

Habisnya produk yang lama akan membuat konsumen menyadari kebutuhannya untuk mengkonsumsi kembali.

5) Perbedaan individu

Perbedaan sikap setiap individu mempengaruhi akan kebutuhan yang akan timbul. Sikap antar individu berbeda-beda sehingga kebutuhan yang timbul berbeda pula.

6) Pengaruh pemasaran

Produk baru yang muncul setiap harinya akan diiklankan dan dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya. Program pemasaran akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari kebutuhannya.

b. Pencarian informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Dua jenis pencarian informasi, yaitu:

1) Pencarian internal

Konsumen mencari informasi yang tersimpan di dalam ingatannya. Pencarian informasi secara internal dilakukan konsumen dengan mengingat semua produk yang dikenalnya kemudian konsumen akan berfokus pada produk yang sangat dikenalnya. Konsumen membagi produk yang dikenalnya

(46)

tersebut menjadi tiga kategori, yaitu produk yang dipertimbangkan lebih lanjut, produk yang dipandang tidak berbeda satu sama lain, dan produk yang ditolak.

2) Pencarian eksternal

Konsumen mungkin cukup sampai pencarian internal jika apa yang dicari telah terpenuhi. Jika tidak, konsumen akan berlanjut ke pencarian eksternal. Pencarian eksternal adalah pencarian informasi mengenai produk, merek, dan pembelian kepada lingkungan konsumen. Konsumen akan bertanya kepada pihak-pihak yang paham akan informasi terkait.

c. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Menurut Mowen dan Minor (dalam Sumarwan, 2011:368), proses evaluasi alternatif akan mengikuti model pengambilan keputusan, model eksperiental, dan model perilaku. Jika konsumen berada dalam kondisi keterlibatan tinggi terhadap produk, maka proses evaluasi alternatif akan memiliki tahapan berikut: pembentukan kepercayaan, pembentukan sikap, dan keinginan berperilaku.

d. Pembelian

Jika konsumen telah memutuskan alternatif yang akan dipilih, maka selanjutnya akan melakukan pembelian. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli

(47)

atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, bagaimana cara membayar. Proses pembelian terdiri atas dua tahap, yaitu:

1) Mencari informasi

Konsumen akan mencari informasi mengenai produk dari berbagai sumber seperti koran, majalah, radio, televisi, internet dan sumber lain.

2) Mengambil dana

Selain perlu mencari informasi mengenai produk yang akan dibeli, konsumen juga perlu mengetahui dari mana dana yang akan dipakai untuk membeli produk tersebut.

e. Konsumsi

Setelah konsumen membeli atau memperoleh produk dan jasa, akan diikuti proses konsumsi atau penggunaan produk. Istilah konsumsi memiliki arti yang luas dan arti ini terkait dengan jenis atau kategori produk dan jasa yang dibeli. Seperti misalnya rumah arti konsumsinya dihuni, motor arti konsumsinya dikendarai, objek wisata arti konsumsinya dinikmati keindahannya dan dimanfaatkan jasanya.

f. Evaluasi setelah pembelian

Proses pengambilan keputusan tidak berhenti pada pengkonsumsian melainkan berlanjut ke evaluasi produk yang dikonsumsi, yang mengarah pada respon puas atau tidak, setelah

(48)

alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya berasal dari beberapa penelitian, diantaranya:

1. Penelitian berjudul, “Pengaruh Electronic Word of Mouth di Sosial Media Twitter Terhadap Minat Beli Konsumen” (Studi Pada Restoran Holycowsteak) yang ditulis oleh Viranti Mustika Sari pada tahun 2012. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh electronic word of mouth (ewom) di sosial media Twitter terhadap minat beli konsumen. Populasi penelitian ini adalah pengguna media sosial Twitter yang pernah terpapar informasi mengenai Holycowsteak dan belum pernah bersantap di Holycowsteak. Jumlah sampel adalah 100 responden, pengambilan sampel menggunakan teknik Snowball. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan multiple regression. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa electronic word of mouth di sosial media Twitter memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat beli.

2. Penelitian berjudul,” Pengaruh electronic Word Of Mouth, Daya Tarik, dan Lokasi Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Curug Sidoharjo” yang ditulis oleh Irma Riantika pada tahun 2016.

Tujuan Penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh electronic

(49)

word of mouth pada sosial media Instagram terhadap keputusan berkunjung ke Curug Sidoharjo. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung wisata Curug Sidoharjo pada periode Maret 2016. Sampel berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling dan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu variabel concern for other (1) tidak berpengaruh terhadap keputusan berkunjung, variabel expressing positive feelings (2) berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung, variabel economic incentives (3) berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung, variabel helping the company (4) berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung, dan variabel platform assistance (5) tidak berpengaruh terhadap keputusan berkunjung.

3. Penelitian berjudul “ Pengaruh Electronic Word Of Mouth Di Media Sosial Instagram Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Wisata Bukit Rhema Magelang” yang ditulis oleh Maria Agustin Putri tahun 2018. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh electronic word of mouth di media sosial Instagram terhadap keputusan berkunjung ke wisata Bukit Rhema Magelang.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang telah mengikuti/following akun Instagram Bukit Rhema (22 november 2017). Sampel berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan

(50)

sampel dengan purposive sampling dan survei dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu concern for others tidak berpengaruh terhadap keputusan berkunjung sedangkan electronic word of mouth dengan dimensi expressing positive feeling, helping the company, serta platform assistance memiliki pengaruh terhadap keputusan berkunjung.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Keputusan berkunjung mengacu pada beberapa hal yang meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan konsumsi. Para calon wisatawan yang mempunyai kebutuhan untuk berekreasi akan melakukan pencarian informasi, kemudian informasi yang diperoleh akan dievaluasi dan akhirnya akan menimbulkan keputusan berkunjung, Electronic word of mouth pada Instagram yang menjadi bahan pertimbangan calon wisatawan untuk berkunjung adalah concern for others, expressing positive feelings, helping the company, dan platform assistance. Wisatawan yang pernah berkunjung ke suatu obyek wisata akan membagikan pengalamannya kepada seseorang yang hendak berwisata seperti melarang datang atau merekomendasikan tempat secara langsung kepada calon wisatawan atau melalui media sosial. Hal tersebut dilakukan dengan harapan akan

(51)

memberi referensi wisatawan lain serta membantu suatu obyek wisata supaya lebih dikenal banyak orang.

Daya tarik wisata yang menjadi pertimbangan wisatawan yaitu daya tarik yang disajikan oleh objek wisata. Daya tarik wisata yang ditujukan kepada wisatawan yang datang seperti apa yang dapat dilihat,apa yang dapat dilak ukan disana, apa yang dapat dibeli di objek wisata, apa yang bisa mengantar sampai objek wisata,dan apa ada tempat yang dapat digunakan untuk istirahat. Kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut :

Gambar II.1 Kerangka konseptual

Keterangan :

: Pengaruh secara parsial : Pengaruh secara simultan

Keputusan Berkunjung (Y) Electronic word

of mouth (X1)

Daya tarik wisata (X2)

H3

(52)

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban permasalahan sementara yang bersifat dugaan dari suatu penelitian. Meskipun begitu, hipotesis harus dijawab secara nyata melalui penelitian dengan mencari bukti yang mampu membenarkan hipotesis penelitian.

1. Terdapat pengaruh Electronic word of mouth terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko.

Menurut Word of mouth Marketing Association pengertian dari word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen ke konsumen lain (www.womma.com, 2007). Di dalam masyarakat word of mouth dikenal juga dengan istilah komunikasi dari mulut ke mulut. Komunikasi personal ini dipandang sebagai sumber yang lebih dapat dipercaya atau dapat diandalkan dibandingkan dengan informasi dari nonpersonal. Word of mouth tidak dapat dibuat-buat atau diciptakan. karena word of mouth dilakukan oleh konsumen dengan sukarela atau tanpa mendapatkan imbalan.

Pada kehidupan sehari-hari, banyak orang yang suka berbagi pengalamannya kepada orang lain. Misalnya, seseorang tersebut telah berkunjung kesuatu tempat wisata yang menurutnya bagus untuk dikunjungi maka seseorang tersebut akan membagikan pengalamannya kepada orang lain disekitarnya untuk mengunjungi tempat tersebut. Sebaliknya, jika menurut seseorang tersebut

(53)

kurang bagus maka dia membagikan pengalamannya agar menjadikan patokan orang lain untuk berkunjung ke tempat tersebut. Jadi, informasi positf sangat berpengaruh baik terhadap kesuksesan produk yang dijual,dan sebaliknya jika informasi yang disampaikan negatif maka akan berpengaruh buruk terhadap kesuksesan produk tersebut.

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh electronic word of mouth, diantaranya adalah penelitian Riantika (2016) yang menunjukkan secara parsial electronic word of mouth berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Electronic word of mouth secara parsial berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Candi Ratu Boko.

2. Terdapat pengaruh daya tarik wisata terhadap keputusan berkunjung wisatawan di Candi Ratu Boko

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 (dalam http://www.kemenpar.go.id), daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan

(54)

alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

Daya tarik wisata menjadi suatu pertimbangan utama wisatawan memutuskan untuk mengunjungi suatu objek wisata, semakin menarik suatu objek wisata maka akan semakin tinggi ketertarikan wisatawan untuk berkunjung. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh daya tarik wisata, diantaranya adalah penelitian Riantika (2016) yang menunjukkan secara parsial daya Tarik wisata berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H2 : Daya tarik wisata secara parsial berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Candi Ratu Boko.

3. Terdapat pengaruh Electronic Word of Mouth dan Daya Tarik wisata terhadap Keputusan Berkujung Wisatawan di candi Ratu Boko.

Menurut Mathueson and Wall (dalam Pangestuti, dkk.2017) perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan berdasarkan berbagai evaluasi serta pertimbangan untuk berkunjung ke suatu objek wisata. Keputusan berkunjung juga dapat dianalogikan

(55)

sebagai keputusan pembelian yang memiliki berbagai macam keleluasaan, keputusan berkunjung sama dengan membeli produk intangible, yaitu produk yang tidak dapat diraba namun dapat dirasakan, memiliki nilai pembelian yang besar, pembelian tersebut juga bersifat spontan.

Dengan melihat foto atau video yang dibagikan pengguna Instagram tentang suatu objek wisata dimana didalamnya mencangkup pengalaman dan pemaparan tentang daya tarik wisata di lokasi tersebut dapat menjadi informasi atau bahkan dapat mendorong keinginan bagi pengguna Instagram lain membuat keputusan untuk berkunjung. Hal ini dijelaskan pada hasil penelitian Riantika (2016), hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara berganda electronic word of mouth dan daya tarik berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H3 : Electronic word of mouth dan daya tarik secara berganda berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan di objek wisata Candi Ratu Boko.

(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Menurut Sugiyono (2014:80) dalam penelitian survei, peneliti menanyakan ke beberapa orang (yang disebut dengan responden) tentang keyakinan, pendapat, karakteristik suatu objek dan perilaku yang telah lalu atau sekarang. Dalam penelitian ini, survei akan dilakukan dengan cara membagikan kuesioner secara langsung di lokasi Candi Ratu Boko kepada pengguna media sosial Instagram.

B. Subjekdan Objek Penelitian

1) Subjek penelitian subjek dalam penelitian ini adalah wisatawan yang sedang berwisata di Candi Ratu Boko, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.

2) Objek dalam penelitian ini adalah electronic word of mouth, daya tarik wisata, dan keputusan berkunjung wisatawan.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Januari 2019.

2. Lokasi penelitian ini adalah Candi Ratu Boko, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.

(57)

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu : a. Variabel Independen

Variabel independen (Martono, 2014:61) merupakan variabel yang memengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:

1) Electronic word of mouth (X1) 2) Daya tarik wisata (X2)

b. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Variabel dependen ( Martono , 2014:61 ) merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan berkunjung wisatawan (Y).

2. Definisi Variabel

Definisi variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan kegiatan atau

(58)

membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi : a. Electronic Word Of Mouth

Menurut Henning – Theurau et al yang dikutip oleh Putri (2018) Electronic word of mouth adalah bentuk komunikasi pemasaran berisi tentang pernyataan positif ataupun negatif yang dilakukan oleh pelanggan potensial, maupun mantan pelanggan tentang suatu produk atau perusahaan, yang tersedia bagi banyak orang melalui media internet.

b. Daya Tarik Wisata

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 (dalam http://www.kemenpar.go.id), daya tarik wisata adalah segala

sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

c. Keputusan Berkunjung Wisatawan

Keputusan berkunjung juga dapat dianalogikan sebagai keputusan pembelian yang memiliki berbagai macam keleluasaan, keputusan berkunjung sama dengan membeli produk intangible, yaitu produk yang tidak dapat diraba namun dapat dirasakan memiliki nilai pembelian yang besar pembelian tersebut juga bersifat spontan, wisatawan atau pengunjung harus mengunjungi daerah wisata secara langsung ke objek wisata yang diinginkan

Gambar

Gambar II.1  Kerangka konseptual
Gambar IV.1  Kraton Walaing
Gambar IV.2  Sunset Candi Ratu Boko
Gambar IV.4  Candi Batukapur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai cara dapat dilakukan untuk pengendalian epidemi penyakit jamur pada anggrek antara lain dengan memotong bagian tanaman yang sakit seperti daun, batang atau

Oleh sebab itu pendekatan Heuristik Silver Meal sangat menunjang untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di PG Watoe Toelis Sidoarjo yaitu dapat melakukan perencanaan

Raihani : Nama lain khat Ijazah; salah satu gaya tulisan dalam kaligrafi Arab Rasm : Bahasa arab untuk gambar; gaya tulisan. Riq’ah : Salah satu gaya tulisan

Cari link join untuk departemen anda pada tabel dibawah, kemudian pada tab baru tersebut, ketik link join kelas EFL dan TPA Maba sesuai dengan Asal Departemen anda, dan klik

Sayyid Abul A‘la Maududi (1967) menegaskan Islam menyediakan asas norma-norma moral dan nilai untuk membimbing dan mengawal keseluruhan hidup manusia. Ia memberi kod

Hasil kegiatan menunjukan bahwa Sebagian besar guru memiliki pemahaman secara komprehensif mengenai teknik-teknik pembimbingan, pelaksanaan praktek pengenalan lapangan

Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemilik bangunan gedung

 Teknologi mekanik adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang proses atau prinsip pembuatan dan cara kerja dari suatu benda sehingga diperoleh hasil yang