• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORI EKONOMI KREATIF JAKARTA DINAS PARIWISATA & EKONOMI KREATIF PROVINSI DKI JAKARTA. Direktori Ekonomi Kreatif Jakarta 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DIREKTORI EKONOMI KREATIF JAKARTA DINAS PARIWISATA & EKONOMI KREATIF PROVINSI DKI JAKARTA. Direktori Ekonomi Kreatif Jakarta 1"

Copied!
195
0
0

Teks penuh

(1)

2021

DINAS PARIWISATA & EKONOMI KREATIF PROVINSI DKI JAKARTA

DIREKTORI

EKONOMI KREATIF

JAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

DIREKTORI EKONOMI KREATIF JAKARTA...

IKHTISAR EKSEKUTIF...

PROLOG...

METODOLOGI PEMETAAN...

STUDI PUSTAKA...

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

02 04 05

Sepatah Kata

Sambutan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta

Sambutan Direktur PEBS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

Apakah Ekonomi Kreatif Itu?

Siapakah Pelaku Ekonomi Kreatif?

Bagaimana Ekosistem Ekonomi Kreatif?

Subsektor Ekonomi Kreatif, Apa Saja?

07 08 09

17 19 21 23

06 11 15

25

17

(3)

DAFTAR ISI

HASIL DAN DISKUSI PEMETAAN...

SARAN DAN REKOMENDASI...

27

40

Pelaku Ekonomi Kreatif Terdampak Pandemi Ekosistem Ekonomi Kreatif Belum Optimal

Terdapat Tiga Tipe Besar Ekonomi Kreatif : Tradisional, Kultur Pop dan Teknologi Terdapat Prestasi Ekonomi Kreatif yang Belum Terpublikasi

Belum Tersedianya Manajemen Database Terkait Industri Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta

Membuat Manajemen Direktori dan Database yang Berkesinambungan Mendorong Percepatan Pemulihan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta

Menciptakan Enabling Creative Environment

Pengembangan Ekonomi Kreatif dengan Pendekatan Model 3 Budaya (Traditional Culture - Pop Culture - Tech Culture)

Optimalisasi Eksposure Dalam Negeri dan Menarget Pasar Luar Negeri

27 27 30 30 32

40 40 43 45

48

EPILOG...

DIREKTORI...

PERUMUS...

54 56

195

(4)

Metode Pemetaan Sub Sektor Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta 2021

Penghargaan / Prestasi Pelaku Ekonomi Kreatif DKI Jakarta setiap Subsektor

D AFT AR T ABEL

Tabel 1 Tabel 2

26

33

(5)

Karakteristik Ekonomi Kreatif

Gambaran Ekosistem Ekonomi Kreatif

Sub Sektor dan Tahun berdiri Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif

Upaya Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif bertahan di Masa Pandemi

Lima Eksposure Pelaku Ekonomi Kreatif

Hasil Pemetaan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta

Model Akulturasi Pengembangan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambar 3

Gambar 5 Gambar 2

Gambar 4

Gambar 6 Gambar 7

18

22

24

29

34

39

46

(6)

DIREKTORI EKONOMI KREATIF DKI JAKARTA

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. 2021.

“DKI Jakarta Kota Kolaborasi Berbasis Ekonomi Kreatif”, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta - Jakarta

2021 @Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Penasihat:

Andhika Permata, S STP., M.Si - Kepala Dinas Pariwisata &

Ekonomi Kreatif DKI Jakarta

Teguh Dartanto, PhD - Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia Pengarah:

Helima Dahlia, ST, M.Si - Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata &

Ekonomi Kreatif DKI Jakarta

Rahmatina A. Kasri SE, MIDEC, MBA, PhD - Direktur PEBS, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia

Penanggung Jawab:

Lucky Wulandari, SE, M.Ak – Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga dan Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual, Dinas Pariwisata &

Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Poppy Octavia Siregar, S.Sos Pengendali Mutu Pemetaan:

Irwanda Wisnu Wardhana, SST, MPP, PhD, CACP, CRMP Tim Pelaksana Pemetaan:

Ketua Tim : Gumilar Ekalaya, S.H., S.E., M.S.E Anggota Tim : Helma Dahlia, ST, M.Si

Lucky Wulandari, S.E, M.Ak

Restuning Dyah Widyanti, S.E., M.S.E., M.P.P Agustia Martadiana, S.Si.

Agung Pramanto, S.S.

Hesti Woro Tri Utami, S.KPm Tirta Priambadha, S.Kom

Lisa Herfina Margareth, A.Md.A.B.

Annisa Asri Lestari, S.Par Naufal Farhan Irawan, S.Hum Widiasih Nurhayati

Anggrito Dwi Harnowo,S.H Nanang Nurbuat, S.Tr.Ak

Almira Rizqia, SE, MM, Dr. Cand Ni Nyoman Nila Permata Sari, S.Hum Anang Sejati, SE

Nafitri Eka Lestari, S.Pd Pelaksana Desain Buku:

Achmad Satria, S.Hum

(7)

O SEPATAH

KATA

(8)

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan pembuatan Buku Direktori Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Tahun 2021.

Berdasarkan Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) tahun 2019, tercatat ekonomi kreatif memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional sebesar Rp. 1.105 Triliun Rupiah atau sebesar 7.16 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sumber daya Ekonomi Kreatif berasal dari ide dan gagasan yang tidak pernah habis selama manusia tetap eksis, menjadikan sektor ini memiliki potensi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Provinsi DKI Jakarta diharapkan menjadi bagian dari perjalanan pertumbuhan Ekonomi Kreatif ini.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta resmi berdiri sejak Desember 2019 yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah yang dibentuk melalui Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 151 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melihat potensi ekonomi yang signifikan dari sektor Ekonomi Kreatif yang perlu dijembatani dengan data dan direktori, sebagai fungsi pemetaan terhadap sub sektor yang memiliki nilai pertumbuhan ekonomi dan sosio kultur pada masyarakat Jakarta dan ekosistemnya. Dalam rangka mendorong pertumbuhan dan memajukan potensi pelaku ekonomi kreatif, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memberikan fasilitasi dan dituangkan dalam regulasi melalui Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 84 Tahun 2021 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif.

Melalui pembuatan Direktori Ekonomi kreatif Jakarta ini, kami berharap dapat menjadi awal untuk pembuatan road map (peta jalan) industri ekonomi kreatif di Jakarta, dimulai dari pendidikan, riset, investasi, infrastruktur, pemasaran, HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) dan hubungan industri ekonomi kreatif dengan industri lainnya. Direktori ini juga diharapkan dapat menjadi pemberi informasi serta membuka peluang pengembangan ekonomi kreatif Jakarta ke depannya.

Atas nama Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Saya menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih sebesar - besarnya kepada berbagai pihak yang telah turut berpartisipasi aktif dalam pembuatan dan pengisian survei online, pelaksanaan Forum Group Discussion (FGD) dan pembuatan Direktori Ekonomi Kreatif Jakarta. Semoga direktori ini dapat memberikan manfaat kepada para pelaku Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta serta para pemangku kepentingan lainnya.

Andhika Permata, S STP., M.Si

Kepala Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif DKI Jakarta

SAMBUT AN KEP ALA DINAS P ARIWISA TA & EK ONOMI KREA TIF DKI J AKAR TA

(9)

SAMBUT AN DIREKTUR PEBS F AKUL TAS EK ONOMI BISNIS UNIVERSIT AS INDONESIA

Pertama-tama mari kita memanjatkan puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas izin serta ridho-Nya kita dapat menyelesaikan pembuatan Buku Direktori Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Tahun 2021.

Dalam kapasitas sebagai Direktur PEBS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, saya menyampaikan apresiasi kepada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta yang telah memberikan kepercayaan kepada Tim Riset kami. Sehingga kami dapat membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan segenap komunitas ekonomi kreatif untuk melaksanakan pemetaan dan penyusunan direktori Ekonomi Kreatif di wilayah DKI Jakarta untuk periode tahun 2021. Harapan kami, kolaborasi ini akan menghasilkan produk yang mendukung peningkatan kualitas kebijakan ekonomi kreatif untuk kesejahteraan semua pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat secara umum.

Dalam melakukan pemetaan ini tim riset kami menempuh beberapa metode pengumpulan data antara lain survei online kepada seluruh pelaku usaha ekonomi kreatif yang berdomisili di DKI Jakarta dan Focus Group Discussion (FGD) dengan perwakilan asosiasi 17 subsektor ekonomi kreatif. Semakin banyak yang berpartisipasi, maka semakin baik kualitas direktori atau kumpulan data yang kita miliki. Sehingga semua pihak yang berkepentingan baik itu pemerintah pusat dan daerah, asosiasi, pelaku bisnis, calon investor, dan calon konsumen dapat memanfaatkan data yang tersedia. Ini tentu saja akan memberikan keuntungan kepada pelaku ekonomi kreatif yang sudah berpartisipasi.

Saya juga menyampaikan selamat kepada semua pihak yang berkolaborasi untuk pemetaan dan penerbitan Buku Direktori Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Tahun 2021 ini hendaknya menjadi momentum pemetaan ekonomi kreatif untuk memikirkan bagaimana cara meningkatkan daya saing ekonomi kreatif di DKI Jakarta. Saya meyakini bahwa kesuksesan ekonomi kreatif di ibukota menjadi barometer keberhasilan ekonomi kreatif di tingkat nasional dan internasional.

Terakhir, saya menegaskan komitmen dari segenap pimpinan Universitas Indonesia untuk selalu hadir dan bersama dengan pemerintah dan masyarakat untuk memberikan kontribusi sebagai perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Semoga Buku Direktori Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Tahun 2021 ini dapat menjadi karya terbaik dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terhadap para pemangku kepentingan, pelaku usaha ekonomi kreatif, akademisi dan masyarakat luas umumnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rahmatina Awaliah Kasri, S.E., MIDEC., M.B.A.,Ph.D

Direktur PEBS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

(10)

O IKHTISAR

EKSEKUTIF

(11)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Ekonomi Kreatif (ekraf) memiliki potensi pengembangan yang sangat besar di Indonesia dengan lapangan kerja yang dihasilkan sebesar 18,1 juta dan kontribusi ekonomi kreatif terhadap eksport sebesar US$ 20 miliar menurut data BPS pada tahun 2019. Demikian halnya di DKI Jakarta sebagai penyumbang besaran ekonomi kreatif terbesar di Indonesia, hal ini menunjukkan betapa besar potensi ekonomi kreatif di DKI Jakarta sebagai tulang punggung perekonomian baru bagi DKI Jakarta dan sebagai pusat ekonomi kreatif untuk daerah-daerah lainnnya secara nasional.

Secara praktis definisi ekonomi kreatif melingkupi tiga karakteristik yaitu kekayaan intelektual, kreativitas dan memiliki nilai tambah. Subsektor ekonomi kreatif yang ada saat ini menurut situs kemenparekraf.go.id dibagi menjadi 17 Subsektor.

Tim pemetaan selanjutnya melakukan aktivitas pengumpulan data primer dan sekunder serta analisis data dengan pendekatan deskriptif kualitatif.

Data primer diperoleh dari tiga jenis aktivitas yaitu survei online, Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara. Sementara data sekunder diperoleh dari studi literatur.

Responden pemetaan ini adalah semua pelaku usaha sektor ekonomi kreatif baik berupa Asosiasi, Perusahaan maupun perusahaan perseorangan yang berdomisili di DKI Jakarta.

Semua pelaku sektor Ekonomi Kreatif berasal dari 17 Sub sektor ekonomi kreatif yang sudah dipetakan sebelumnya.

kemenparekraf.go.id

Kategori Subsektor :

1. Pengembang Permainan 2. Arsitektur

3. Desain Interior 4. Musik

5. Seni Rupa 6. Desain Produk 7. Fesyen

8. Kuliner

9. Film, Animasi dan Video 10. Fotografi

11. Desain Komunikasi Visual 12. Televisi dan Radio

13. Kriya

14. Periklanan

15. Seni Pertunjukan 16. Penerbitan

17. Aplikasi

(12)

1 2 3 4

5

Temuan pemetaan direktori ekonomi kreatif Jakarta:

Belum ada direktori dan database

Pelaku ekonomi kreatif terdampak pandemi

Ekosistem ekonomi kreatif yang belum optimal

Terdapat tiga tipe besar ekonomi kreatif:

Tradisional, Pop Culture dan Teknologi

Prestasi ekonomi kreatif yang

belum terpublikasikan

(13)

Presensi Par tisipasi A dap tabilitas K olaborasi Sustainabilitas

Pelaku ekonomi kreatif paling banyak menggunakan platform medsos

Instagram, Website dan Facebook.

Pelaku ekonomi kreatif sebagian sudah melakukan partisipasi di dalam proyek atau event yang diadakan Pemerintah DKI Jakarta, selain itu pelaku ekonomi kreatif juga sebagian aktif mengikuti event/ perlombaan/ kompetisi dan memenangkan berbagai penghargaan.

Sebanyak 56% pelaku ekonomi kreatif mengaku sudah melakukan kolaborasi dengan pihak lain.

Sebanyak 93,7% pelaku ekonomi kreatif melakukan berbagai usaha untuk dapat bertahan selama pandemi.

Kesadaran pelaku ekonomi kreatif

terhadap kelestarian lingkungan sebagian sudah mulai terbangun, contohnya

dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan.

W aktu pelaksanaan pemetaan sendiri berlangsung dari Bulan Juli 2021 – No vember 2021. Aspek publikasi pelaku ek onomi kreatif dengan 5 pendekatan y aitu :

(14)

Masalah – masalah yang ditemukan di atas harus dipecahkan agar Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta dapat dikembangkan secara op- timal. Berikut beberapa re- komendasi yang kami usul- kan agar Ekonomi Kreatif DKI Jakarta dapat terus bertumbuh dan berkem- bang secara optimal di masa yang akan datang:

1. Membuat manajemen database yang berkesi- nambungan

2. Mendorong percepatan pemulihan ekonomi krea- tif di DKI Jakarta

3. Menciptakan enabling creative environment

4. Membangun model akulturasi antara tiga kultur (tradisional – kultur pop – teknologi)

5. Optimalisasi publikasi pemasaran dalam dan luar negeri.

Provinsi DKI Jakarta sendiri yang merupakan ibu kota Republik Indonesia yang sekaligus menjadi pusat kegiatan ekonomi nasional, politik, dan kebudayaan memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Namun, Pemerintah DKI Jakarta tentunya tidak dapat berjalan sendirian untuk mendorong percepatan perkembangan industri kreatif DKI Jakarta. Perlu adanya kerja sama antara stakeholder yang harus ditempuh untuk membuat industri kreatif dapat menguak potensi maksimalnya.

Kerja sama antar stakeholder ekonomi kreatif dimaksud bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan sertifikasi pelaku usaha ekonomi kreatif, sebagai jembatan investasi kepada akses permodalan, pembentukan audience building atau masyarakat yang sadar bahwa industri kreatif memiliki proyeksi masa depan yang baik, mulai aktif berpartisipasi pada event-event internasional untuk dapat meningkatkan ekspor.

Akhir kata, pengembangan industri ekonomi kreatif memang tidaklah mudah, diperlukan tahapan-tahapan yang jelas dan komitmen serta konsistensi yang tinggi dari semua pemangku kepentingan. Oleh karena itu kami berharap pemetaan yang telah dilakukan ini dapat menjadi batu loncatan untuk mencapai keberhasilan industri ekonomi kreatif DKI Jakarta di masa yang akan datang.

EKONOMI KREATIF

KULTUR POP

TRADISIONAL TEKNOLOGI

(15)

PROLOG

Selain itu lapangan kerja yang dihasilkan ekonomi kreatif sebesar 18,1 juta jumlah lapangan kerja di Tahun 2019, dan sebesar US$20 Miliar kontribusi ekonomi kreatif terhadap eksport di tahun 2019. Kontribusi ini diharapkan bisa terus berkembang. Fakta ini memberi gambaran kuatnya potensi ekraf untuk perekonomian nasional.

“Keberadaan sektor ekonomi kreatif merupakan salah satu faktor penting bagi pemulihan ekonomi, termasuk bagi

perekonmian DKI Jakarta.

Sektor kreatif merupakan salah satu yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.”

Ekonomi Kreatif yang sering disebut dengan istilah “Ekraf”

memberikan sebuah harapan. Dengan

kontribusi pendapatan yang terus meningkat terhadap pertumbuhan ekonomi negara.

Sumbangsih ekonomi kreatif menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2017

sebesar:

1Sumber: Badan Ekonomi Kreatif.2019.Publikasi Ekonomi Kreatif

2Sumber: Badan Ekonomi Kreatif.2019.Publikasi Ekonomi Kreatif

7,24%

Terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB)

5,06%

Angka pertumbuhannya

sebesar:

Dimana besaran ekonomi kreatif DKI Jakarta adalah yang terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukkan DKI Jakarta mempunyai potensi yang sangat besar dalam mengembangkan pertumbuhan ekonomi dari sektor ekonomi kreatif.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan,

4Sumber: Kumparan bisnis diakses 7 November 2021

256.449,67

Miliar Rupiah

Menurut hasil statistik PDRB Ekonomi Kreatif DKI Jakarta tahun 2018 mencapai:

Hal itu setara dengan memberikan kontribusi sebesar:

Terhadap total PDRB DKI Jakarta.

9,78%

3Sumber: Badan Pusat Statistik Jakarta.2019.Laporan PDRB EKRAF DKI

(16)

Akan tetapi, pemetaan masih terbatas. Belum adanya data mapun informasi yang cukup terkait siapa saja para pelaku usaha ekonomi kreatif di DKI Jakarta, profil usaha apa yang mereka lakukan, media promosi apa yang digunakan serta apa saja hambatan yang mereka rasakan dan lain -lain. Padahal adanya suatu direktori sebagai basis data para pelaku ekonomi kreatif di DKI Jakarta dapat menjadi cikal bakal pembuatan roadmap keberlangsungan ekonomi kreatif di DKI Jakarta di masa yang akan datang.

Karena pentingnya data untuk pengembangan Ekonomi Kreatif, maka Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta yang memiliki salah satu tugas untuk mengembangkan ekonomi kreatif berinisiatif melaksanakan kegiatan pemetaan dan penyusunan direktori5. Kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sebagai mitra sebagai awal dari proses dukungan pengembangan ekonomi kreatif sesuai dengan amanat gubernur DKI Jakarta6. Kegiatan ini pula sejalan dengan Instruksi Gubernur DKI Jakarta7 dimana direktori pelaku ekonomi kreatif adalah salah satu instrumen penting dalam memberikan petunjuk dalam perumusan program kerja/kebijakan. Salah satu poin penting dalam Pergub ini adalah memfasilitasi pengembangan ekosistem ekonomi kreatif. Oleh karena itulah mengapa Pemetaan Ekonomi Kreatif ini dilakukan.

Buku ini memaparkan informasi dan data mengenai subsektor ekonomi kreatif DKI Jakarta termasuk direktori pelaku usaha. Buku ini diharapkan memberikan gambaran usaha ekonomi kreatif sebagai dasar pengambilan keputusan dan perkembangan kebijakan yang terkait ekonomi kreatif khususnya di DKI Jakarta. Buku ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak hanya kepada pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetapi juga bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif dan masyarakat umum lainnya.

5Peraturan Gubernur DKI Jakarta nomor 151 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

6Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.84 Tahun 2021 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif

7Instruksi Gubernur nomor 53 tahun 2021 tentang Dukungan Tahun Internasional Ekonomi Kreatif 2021

(17)

STUDI PUSTAKA

APAKAH EKONOMI KREATIF ITU?

Di lain pihak, John Howkins, yang diakui sebagai Bapak Ekonomi Kreatif karena bukunya yang berjudul “The Creative Economy:

How people make money from ideas” yang dipublikasikan pada tahun 2001, menyatakan bahwa

Di dalam negeri, ekonomi kreatif telah didefinisikan secara legal formal

10

oleh pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta

11

sebagai

“… ekonomi kreatif … didefinisikan sebagai proses dinamis menuju inovasi dalam teknologi, praktik, bisnis, pemasaran dan lain-lain, dan terkait erat dengan memperoleh keunggulan kompetitif dalam perekonomian.”

Menurut United Nations Conference on Trade and Development (2010)

“ekonomi kreatif … merupakan tipe ekonomi ketika imajinasi dan kreativitas menentukan apa yang orang-orang ingin lakukan dan hasilkan. Sumber daya utama dalam ekonomi kreatif adalah kreativitas (creativity), yakni kapasitas atau kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang unik, solusi dari suatu masalah, atau sesuatu yang

berbeda dari pakem (thinking outside the box).”

“… perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan dan/ atau teknologi.”

8Sumber: UNCTAD.2010. Creative Economy Report, halaman 3

9John Howkins.2001. The Creative Economy: How people make money from ideas, halaman 10

11Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 84 Tahun 2021 tentang Pengembangan EKonomi Kreatif

10Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2019 Tentang Ekonomi Kreatif Pasal 1 Ayat 1

(18)

Secara praktis, menurut kami, definisi ekonomi kreatif itu meling- kupi tiga karakteristik yaitu kekayaan intelektual, kreativitas, dan memiliki nilai tambah (Gambar 1). Pertama, kekayaan intelektu- al mengandung berbagai aktivitas yang dilindungi hak ciptanya.

Kedua, kreativitas berbasis pada warisan budaya, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Ketiga, penciptaan nilai tambah kepada kegiatan ekonomi.

Kreativitas

Kekayaan intelektual

Nilai Tambah

Gambar 1.Karakteristik Ekonomi Kreatif

(19)

SIAPAKAH PELAKU EKONOMI KREATIF?

“Merupakan sebuah masyarakat yang memiliki bakat kreatif dan mampu menggerakkan dinamika ekonomi, sosial dan

budaya khususnya di perkotaan. Orang-orang kreatif meliputi ilmuwan, insinyur, arsitek, desainer, pendidik, seniman dan musisi dalam bidang ekonomi melahirkan karya dan ide-ide baru, teknologi baru dan konten kreatif. Orang ini umumnya memiliki etos kerja kreatif yang menjunjung tinggi kreativitas, individualisme, keragaman dan meritokrasi. “

“..Masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.”

“ Orang perseorangan atau kelompok warga negara Indonesia atau badan usaha berbadan hukum atau bukan berbadan

hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia yang melakukan kegiatan Ekonomi Kreatif.”

Pelaku ekonomi kreatif menurut United Nations Conference on Trade and Development (2010)12

Pelaku ekonomi kreatif menurut John Howkins di dalam Bukunya yang berjudul The Creative Economy: How People Make Money (2001),13

Pelaku Ekonomi Kreatif menurut Pemerintah Pusat 14dan menurut Pemerintah DKI Jakarta15,

12Sumber: UNCTAD.2010. Creative Economy Report, halaman 5

13John Howkins.2001. The Creative Economy: How people make money from ideas, halaman 12

14Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2019, Pasal 1 Ayat 2

15Pergub DKI Jakarta Nomor 84 Tahun 2021, Pasal 1 Ayat 11

(20)

Dalam konteks ini, menurut kami, pelaku

ekonomi kreatif memiliki karakter kreatif,

inovatif, mampu mewujudkan gagasan

menjadi nilai tambah, terus berkembang,

terbuka terhadap ide-ide baru.

(21)

BAGAIMANA EKOSISTEM EKONOMI KREATIF?

“Ekosistem Ekonomi Kreatif adalah keterhubungan sistem yang mendukung rantai nilai Ekonomi Kreatif, yaitu kreasi,

produksi, distribusi, konsumsi, konservasi, yang dilakukan oleh pelaku ekonomi kreatif untuk memberikan nilai tambah pada produknya sehingga berdaya saing tinggi, mudah diakses dan terlindungi secara hukum.”

“Konsep ekosistem dari sudut pandang organisasi bisnis dengan referensi khusus ke jaringan bisnis dan menyatakan bahwa ekosistem merupakan respon terhadap kebutuhan untuk mempromosikan inovasi dan kreativitas serta

menemuka jawaban atas masalah ekonomi dan sosial. “

“Peran para pelaku dalam ekosistem bisnis dengan

menguhubungkan mereka dengan sifat kolektif ekosistem mereka. Jaringan hubungan ini melibatkan beragam

pemain yang berinteraksi dan berkontribusi pada kinerja masyarakat atau daerah, memberikan peluang untuk bisnis dan menggambarkan batas-batas tindak kewirausahaan.

Dengan melakukan hal tersebut para pelaku menyebabkan keberlanjutan ekosistem kewirausahaan itu sendiri.”

Menurut Pemerintah Pusat16

Menurut Moore (1993) dalam Purbasari, Wijaya dan Rahayu (2018)17, mengasumsikan

Menurut Iansti dan Levien (2004) dalam Purbasari, Wijaya dan Rahayu (2018)18 mendefinisikan

Definisi ekosistem ekonomi kreatif secara luas dapat diterapkan bahwa ia terdiri dari: seperangkat aktor yang terkoordinasi dan faktor-faktor yang saling bergantung yang memungkinkan terwujudnya kewiraswastaan.

16Undang Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2019, Pasal 1 Ayat 3

17Purbasari, R., Wijaya, C., & Rahayu, N. (2019). Entrepreneurial Ecosystem and Regional Competitive Advantage: A Case Study on the Creative Economy of Indonesia. Advances in Social Sciences Research Journal, 6(6) 92-110

18Purbasari, R., Wijaya, C., & Rahayu, N. (2019). Entrepreneurial Ecosystem and Regional Competitive Advantage: A Case Study on the Creative Economy of Indonesia. Advances in Social Sciences Research Journal, 6(6) 92-110

(22)

Berdasarkan gambar di atas dalam mewujudkan ekonomi kreatif yang berkelanjutan di masa yang akan datang maka diperlukan kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam industri kreatif, yaitu pelaku usaha ekonomi kreatif, dunia usaha seperti investor, pemasok dan konsumen serta pemerintah yang merupakan prasyarat mendasar sebagai pemangku kebijakan.

Hubungan simbiosis antar segmen ini memung- kinkan terjadinya kemajuan di satu sektor bagian ekonomi kreatif akan merangsang pertumbuhan di sektor ekonomi bagian lain. Sebuah ekosistem yang dalam banyak hal akan berkembang dalam lingkaran yang baik bersama-sama.

Aktor dan faktor terkait dengan ketersediaan pengetahuan nyata dan potensial, investor, sumber daya manusia, budaya, infrastruktur, institusi, regulasi kondisi fiskal, kualitas sosial dan lingkungan serta kemampuan menghasilkan inovasi.

Gambar 2.Gambaran Ekosistem Ekonomi Kreatif

Pemasok

Investor

Konsumen

Pemerintah Pelaku

Ekonomi

Kreatif

(23)

Berdasarkan hasil survey eksistensi pelaku Ekonomi kreatif

di DKI Jakarta sudah ada sejak tahun 1917 yakni PT Balai Pustaka yang berasal dari Subsektor

Penerbitan. Pada gambar subsektor di bawah ini dapat terlihat tahun berdiri setiap Pelaku Usaha Ekonomi kreatif tersebut.

Pelaku Ekonomi Kreatif berger- ak pada beberapa subsektor berdasarkan pada karakteristik khususnya. Subsektor Ekonomi Kreatif menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/

Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia di website kemenparekonomi kreatif.go.id/layanan/subsek- tor-ekonomi-kreatif yang diak- ses pada tanggal 7 November 2021 dibagi menjadi 17 Subse- ktor

Subsektor Ekonomi Kreatif, Apa Saja?

1. Pengembang Permainan 2. Arsitektur

3. Desain Interior 4. Musik

5. Seni Rupa

6. Desain Produk 7. Fesyen

8. Kuliner

9. Film, Animasi dan Video 10. Fotografi

11. Desain Komunikasi Visual 12. Televisi dan Radio

13. Kriya

14. Periklanan

15. Seni Pertunjukan 16. Penerbitan

17. Aplikasi

1971

(24)

Berdasarkan tabel tahun pertama berdisi usaha Pelaku Ekonomi kreatif di DKI Jakarta, berarti dapat disimpulkan geliat Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta sudah ada sejak lama, namun geliatnya mulai massive bermunculan menginjak tahun 2000-an.

Dan terus bermunculan pelaku-pelaku usaha Ekonomi kreatif baru pada tahun-tahun selanjutnya, seiring dengan bertambahnya kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah dalam mengelola aspirasi para pelaku ekonomi kreatif.

Gambar 3.Sub Sektor dan Tahun berdiri Pelaku Usaha Ekonomi kreatif

Film, Animasi dan Video

Desain Produk

Kuliner

Seni Pertunjukan

Seni Rupa Pengembangan

Permainan

Arsitektur

Periklanan

Musik

Fesyen Musik

Desain Komu- nikasi Visual

Televisi dan

Radio Penerbitan

Aplikasi Fotografi

Desain Interior

NA 1917

2003

2000 2012

2010

2003 2003

2002 2012

2006

2002 2003

2002 2013

2005

2002

(25)

METODOLOGI PEMETAAN

Tim Pemetaan melakukan aktivitas pengumpulan data primer dan sekunder serta analisis data dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh dari tiga jenis kegiatan yaitu survei, FGD (Focus Group Discussion), dan wawancara. Sementara data sekunder diperoleh dari studi literatur.

Pada proses pemetaan ini survei dibuat dengan menggunakan aplikasi dan disebar ke responden yang merupakan asosiasi/pelaku usaha sektor Ekonomi Kreatif.

Pertama, dilakukan piloting survei terlebih dahulu untuk melihat respon, kemudian dari hasil piloting survei dilakukan evaluasi terkait pertanyaan atau kebutuhan data yang kurang lengkap. Kedua setelah menambahkan perbaikan dari hasil evaluasi pada tahap Piloting, selanjutnya melakukan rilis survei online.

Responden pemetaan ini adalah semua pelaku usaha sektor Ekonomi Kreatif baik berupa Asosiasi, Perusahaan (PT/CV) maupun Perusahaan Perseorangan yang berada di wilayah DKI Jakarta. Semua pelaku sektor Ekonomi Kreatif berasal dari 17 Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang sudah dipetakan sebelumnya.

Pemetaan dilakukan menggunakan media online seperti penyebaran survei online melalui email, numerasi melalui platform zoom, penyebaran link survei di whatsapp group asosiasi dan pelaku Ekonomi Kreatif, paparan dan pembagian survei di beberapa program/event Ekonomi Kreatif sub sektor dan lain-lain.

Jumlah calon responden survei online terdiri atas : 17 sub sektor Ekonomi Kreatif;

27 Asosiasi Ekonomi Kreatif; Partisipan Jak Metaverse sebanyak 1.265 email, Data Jakarta Smart City Future City Hackathon sebanyak 159 email, Trade Expo Ekonomi Kreatif 2019 sebanyak 2.200 dan Ekonomi Kreatif beberapa sub sektor sebanyak 49 email, sehingga total calon responden yang dikirimkan survei online sebanyak 3.171.

Waktu pelaksanaan Pemetaan adalah dari Bulan Juli 2021 – November 2021.

Selain menyebar secara random, kami juga melakukan jemput bola. Menghadiri kegiatan dari Ekonomi Kreatif yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dan membuat kegiatan khusus untuk membimbing pengisian survei.

1. Survei Online

(26)

Sampel primer adalah unit sampel yang dipilih pada tahap pertama (primer) yang berasal dari data yang telah tersedia di berbagai sumber. Sampel ini digunakan sebagai bagian dari usaha mencari data para pelaku ekonomi kreatif di DKI Jakarta.

Pada proses ini, tim menggunakan Data Pendaftaran Program Stimulus Bangga Buatan Indonesia Jakpreneur untuk Direktori Ekraf 2021 bagian Kuliner dan Kriya sejumlah 473 data dan daftar Anggota Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia tahun 2019 sejumlah 136 data. Total data yang digunakan dalam tahap ini adalah 609 data pelaku ekonomi kreatif.

Literatur yang digunakan untuk kajian pemetaan ini berasal dari beberapa sumber antara lain : UNCTAD Creative Economy Book 2010, kemenparekraf.go.id, Badan Pusat Statistik, Undang-Undang Republik Indonesia , Peraturan Gubernur DKI Jakarta, Buku Ekonomi Kreatif 2020, Laporan PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Ekonomi Kreatif Outlook Badan Ekonomi Kreatif, Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Rencana Aksi Jangka Menengah 2015-2019 Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dan sumber-sumber lain yang relevan.

Pada tabel di bawah ini dapat terlihat metode pemetaan yang kami lakukan antara lain :

Bagi asosiasi yang tidak hadir dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) diberikan kesempatan wawancara tertulis. Ini dilakukan oleh ATVSI, PRSSNI dan P3I Jakarta.

2. Sampel Primer

4. Studi Kepustakaan 3. Wawancara

Metode

Survei

Wawancara Sampel Primer

Studi Pustaka

Keterangan

Random via sosial media dan email kepada sub sektor Ekonomi Kreatif, asosiasi Ekonomi Kreatif, peserta seminar/workshop terkait Ekonomi Kreatif.

Melakukan wawancara secara tertulis untuk pelaku asosiasi Ekonomi Kreatif yang tidak dapat mengikuti FGD sebelumnya.

Sampel pelaku ekonomi kreatif yang berasal dari data yang telah tersedia di berbagai sumber.

Mengumpulkan literatur yang relevan dengan kajian pemetaan Ekonomi Kreatif.

Jemput bola di kegiatan on-site dan online

bagi yg tidak hadir: dilakukan wawancara

Lainnya

Tabel 1. Metode Pemetaan Sub Sektor Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta 2021

(27)

HASIL DAN DISKUSI PEMETAAN

Terdapat 414 data pelaku subsektor kuliner, 59 data pelaku subsektor kriya, dan 136 subsektor periklanan. Dari data sampel primer tersebut, didapat total 609 pelaku ekonomi kreatif. Jumlah akhir pelaku ekonomi kreatif yang disajikan dalam direktori pelaku ekonomi kreatif DKI Jakarta adalah 725 pelaku.

Selain penggalangan data pelaku ekonomi kreatif, kami juga melakukan penggalian informasi terkait kondisi para pelaku ekonomi kreatif dengan media survei dan focus group discussion (FGD). Berdasarkan hal tersebut di atas, kami mendapatkan beberapa temuan yang perlu menjadi perhatian bersama antara lain:

Dari 240 orang responden tersebut yang mengisi survei secara lengkap berjumlah 174 orang. Dikarenakan beberapa faktor antara lain tingkat tidak terbiasa dengan survei digital, akses jaringan internet, banyaknya pertanyaan yang menurut pelaku Ekonomi Kreatif bersifat tidak untuk dipublikasi. Setelah dilakukan cleansing data, dari 174 data, didapat 116 data pelaku usaha yang unik dan valid. Selain hasil survei, data pelaku ekonomi kreatif DKI Jakarta yang menjadi bagian dari data pemetaan juga berasal dari sampel primer.

725

Pelaku

Ekonomi Kreatif

Belum adanya repository database yang terstruktur dan dapat diakses oleh para pemangku kepentingan di industri ekonomi kreatif menyebabkan sulitnya berkoordinasi dikarenakan minimnya informasi.

Informasi yang minim mengenai ketersediaan pelaku Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta sehingga untuk membuat roadmap Pengembangan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta ke depan mengalami kesulitan. Padahal menurut Pergub DKI Nomor 84 tahun 2021 diamanatkan agar dapat dilakukan upaya-upaya pengembangan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.

Di saat harapan memuncak, namun sayangnya harus pupus dikarenakan adanya hantaman pandemi Covid-19 di sepanjang tahun 2020. Virus Corona yang muncul pertama kali di Wuhan, Cina, akhir 2019, berkembang menjadi pandemi dan menyebar luas ke seluruh dunia. Pandemi ini membuat orang harus bertahan di rumah, memberlakukan jarak sosial dan mengurangi aktivitas.

Kondisi ini berpengaruh pada perekonomian Indonesia termasuk juga di DKI Jakarta. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar minus 2,36%. Dikarenakan banyaknya pembatasan sosial,

1. Belum adanya manajemen database terkait industri Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta

2. Pelaku Ekonomi Kreatif terdampak Pandemi

*Response Rate yang didapat adalah 174/240 = 72,5 persen.

Berdasarkan total survey tanpa sampel primer

(28)

Ekonomi Kreatif termasuk industri yang ikut terdampak akibat pandemi Covid-19 ini.

Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi yang diberlakukan sejak Bulan Juni 2020 memungkinkan ekonomi Jakarta menggeliat kembali sehingga memberikan peluang kepada sektor – sektor industri termasuk tak luput sektor industri Ekonomi Kreatif untuk segera menciptakan nilai tambah dan mendorong percepatan kinerja pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, tantangan yang dihadapi juga adalah menurunnya daya beli masyarakat sehingga menurunkan permintaan terhadap produk-produk Ekonomi Kreatif.

Namun, harapan masih akan ada dengan adanya adaptasi kebiasaan baru di era new normal, maka pelaku usaha Ekonomi Kreatif dituntut untuk lebih cepat beradaptasi dan lebih kreatif dalam menghadapi perubahan perilaku yang begitu cepat akibat pandemi. Berbagai usaha dilakukan oleh pelaku Ekonomi Kreatif untuk dapat bertahan. Antara lain UKM Kuliner baru mulai bermunculan dan menjual jasanya melalui platform digital dengan menjual trend makanan beku, kopi dan makanan berbasis sayur. Di sub sektor musik, sejak awal pandemi di Bulan Maret 2020, mulai beralih ke konser-konser virtual, dan di saat keran PSBB Jakarta dibuka, konser- konser dengan format kreatif mulai bermunculan, dengan mengacu pada penerapan protokol kesehatan. Konser Drive in dengan tema “New Live Experience” dengan bintang tamu Kahitna dan Afgan sukses digelar di JI-EXPO Kemayoran pada tanggal 29 dan 30 Agustus 2021. Sementara, Teater Koma mengubah studio yang berada di bagian belakang kediaman Nano dan Ratna menjadi pertunjukan yang dapat ditonton secara daring/streaming.

Digitalisasi Koma merupakan sebuah upaya karya dari Teater Koma di tengah Pandemi yang tayang di tahun 2020. Melalui tagar #NontonTeaterKomaDiRumah maka penikmat teater dapat menikmati tayangan video rekaman sejumlah pentas Teater Koma melalui perangkat digital.

Menurut hasil survei online yang dilakukan

bersama dengan Fakultas Ekonomi Bisnis

Universitas Indonesia pada tahun 2021, para

pelaku sektor Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta

melakukan beberapa usaha untuk dapat

bertahan di masa pandemi. Peringkat teratas

adalah usaha menawarkan produk/jasa secara

digital/online sebesar 30%, disusul dengan

usaha melakukan kolaborasi dengan pihak

lain sebesar 22% dan melakukan diversifikasi

produk/jasa sebesar 14%.

(29)

1. Menawarkan produk/jasa secara digital/online 2. Melakukan diversifikasi produk/jasa

3. Kolaborasi dengan pihak lain 4. Pengurangan jumlah karyawan 5. Pengurangan sebagian lini usaha 6. Pemotongan gaji karyawan

7. Menjual aset/harta

8. Mengajukan pinjaman untuk modal kerja

9. Mengajukan restrukturisasi hutang (perpanjangan tenor cicilan)

10. Lainnya

30%

14%

22%

7%

4% 4%

8 10 1 2 3 4 5 6 7 9

5% 5% 4% 5%

Sumber : survei online data diolah

Gambar 4.Upaya Pelaku Usaha Ekonomi kreatif bertahan di Masa Pandemi

(30)

Sektor Ekonomi Kreatif dapat divisualisasikan sebagai rantai nilai dari ide ke produk hingga distribusi dan konsumsi, menanggapi setiap perubahan dalam permintaan dan penawaran. Sementara mungkin setiap sektor memiliki langkah- langkah yang berbeda. Di setiap bagian dari Ekonomi Kreatif ada beberapa kebutuhan untuk penciptaan konsep, produksi dan distribusi kepada konsumen.

Oleh karena itu keterhubungan antara satu sektor dengan sektor ekonomi kreatif lainnya dapat menimbulkan hubungan mutualisme yang dapat saling menstimulasi pertumbuhan ekonomi antara satu sama lain. Sebagai contoh pada sektor Film dapat membutuhkan pelaku ekonomi kreatif lain seperti fotografi, aktor dari seni peran/pertunjukan, makanan di tempat syuting dari sektor kuliner, pembuatan properti dapat dari sektor kriya, sektor fesyen dan lain sebagainya.

Untuk internal sub sektor sendiri, karena masih belum adanya pengarsipan direktori dan database mengenai para pelaku Ekonomi Kreatif di Jakarta, sehingga menyulitkan para pelaku bahkan dari sektor Ekonomi Kreatif yang sama untuk saling berinteraksi. Selain itu kurang adanya media fisik sebagai Hub atau wadah para pelaku Ekonomi Kreatif ini bertemu. Dengan saling mengenal antar pelaku sub sektor Ekonomi Kreatif dapat menjadi jembatan apabila di satu pihak memiliki kelebihan order namun keterbatasan faktor produksi, hal ini dapat menjadi peluang untuk pelaku Ekonomi Kreatif lain untuk saling membantu memenuhi kelebihan order tersebut. Selain itu, dengan adanya keterbatasan kompetensi masing-masing subsektor sehingga sangat membutuhkan bantuan dari sub sektor lainnya seperti contoh untuk usaha kuliner, pelaku sangat mahir memasak, tapi belum mahir untuk membuat kemasan atau foto menarik dari masakannya sehingga sangat membutuhkan kolaborasi dengan sub sektor lain seperti desain produk dan fotografi.

Untuk antar sub sektor sendiri, ditemukan masih belum adanya koordinasi intensif dan hubungan kerja sama yang baik dan berkelanjutan antara pelaku Ekonomi Kreatif dengan para stakeholder, baik dari instansi pemerintah maupun swasta, perguruan tinggi, investor, bank dan lembaga keuangan lainnya serta masyarakat umum. Selain itu para pelaku ekonomi kreatif ini sangat membutuhkan akses permodalan sehingga mereka sangat mengharapkan dapat dihubungkan dengan para investor atau Bank.

3. Ekosistem Ekonomi Kreatif Belum Optimal

4. Terdapat Tiga Tipe Besar Ekonomi kreatif :

Kultur Tradisional, Kultur Pop dan Kultur Teknologi

Dari hasil pemetaan kami menemukan bahwa Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta dapat terbagi menjadi 3 jenis yaitu tradisional, kultur pop dan teknologi.

(31)

Sebagai contoh pertunjukan seni dan musik tari lenong, tanjidor, wayang, ondel-ondel dan lain sebagainya. Di bidang kuliner juga tak luput masakan atau kue tradisional seperti roti buaya, dodol, kembang goyang, putu mayang, soto Betawi dan lain sebagainya.

Jenis tradisional ini kelebihannya tidak lekang oleh zaman, hanya saja ada beberapa yang sudah mulai jarang terlihat, atau ada beberapa yang mengalami modifikasi sehingga menjadi lebih bercita rasa modern.

Menurut survei Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada 2020 ditemukan bahwa jumlah penduduk generasi milenial di Jakarta menjadi kelompok usia yang terbanyak jumlahnya di Jakarta19. General milenial sendiri memiliki kebutuhan akan layanan digital sangat besar dengan seringnya melakukan transaksi digital dan aktif dengan sosial media. Oleh karena itu tidak heran apabila sub sektor aplikasi dan pengembangan permainan mengalami tingkat pertumbuhan paling tinggi di DKI Jakarta pada tahun 2018 sebesar 10,19 persen20. Hal ini dibuktikan dengan inisiatif dari Anantarupa Studios yang melihat esports juga berkembang di Asia Tenggara, sehingga membuat permainan/

game Lokapala: Saga of the Six Realms MOBA, yang terinspirasi dari nilai - nilai budaya Indonesia.

Tradisional meliputi jenis Ekonomi Kreatif yang masih mengandung unsur nilai-nilai budaya yang sangat kental.

Kultur Teknologi atau Tech Culture, dimana kreativitas sudah dikombinasikan dengan teknologi untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat zaman di era 4.0 yang ingin serba cepat, simpel dan tidak repot.

Sebagai contoh untuk musik dari yang sebelumnya berupa keroncong, angklung, gambang kromo mulai masuk aliran musik pop yang populer di telinga anak muda atau milenial. Untuk film dan kuliner tidak luput dengan adanya akulturasi Kultur Pop (Pop Culture) tersebut, sebut saja demam K-POP yang melanda remaja di Jakarta, film yang mirip seperti drama Korea laris manis atau makanan khas Korea dengan adaptasi rasa kearifan lokal, sudah dapat kita temui di beberapa gerai makanan di Jakarta seperti Kimchi, Bibimbap, Bulgogi dan lain sebagainya.

Kultur Pop atau Pop Culture, dimana kreativitas sudah bercampur perlahan-lahan dengan budaya dari barat atau luar negeri.

19Badan Pusat Statistik.2020.Sensus Penduduk

20Badan Pusat Statistik Jakarta.2019.Laporan PDRB Ekonomi kreatif DKI Jakarta 2016-2018

(32)

5. Terdapat Prestasi Ekonomi kreatif yang Belum Terpublikasi

Dari partisipasi pengisian survei online pemetaan oleh asosiasi dan pelaku ditemukan beberapa kiprah pelaku Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta yang membanggakan karena sebagian besar pernah meraih penghargaan baik di kancah nasional maupun internasional.

Namun sayangnya, kurangnya publikasi atas pencapaian-pencapaian tersebut, sehingga masih terpisah-pisah belum berada di dalam satu database direktori yang terpadu. Publikasi terhadap pencapaian yang diraih oleh pelaku Ekonomi Kreatif dapat membantu banyak hal antara lain, dapat memberikan referensi bagi pemerintah untuk memberikan apresiasi terhadap pelaku Ekonomi Kreatif yang berprestasi untuk dapat diberikan ruang lebih sehingga dapat berkompetisi di kancah internasional.

Bagi calon konsumen atau calon vendor dapat sebagai referensi mengenai pelaku Ekonomi Kreatif yang direkomendasikan dan berkualitas. Bagi pelaku Ekonomi Kreatif sendiri dapat membantu sebagai media promosi mereka dan dapat sebagai ukuran penetapan harga jual berdasarkan prestasi yang sudah ditoreh.

Untuk di komunitas Ekonomi Kreatif sendiri dapat sebagai referensi berbagi pengalaman untuk saling meningkatkan kompetensi masing-masing.

Sub Sektor

Pengembangan Permainan

Desain Interior Arsitektur

Musik

Fesyen Seni Rupa

Prestasi

• Forbes 30 Under 30

• Google Play Best Casual of 2020

• Game of The Year Indie Game Ignite

• Indonesia Good Design Collection UNESCO WCC Gold Award

• Good Design Indonesia 2021

• Peserta Indonesian Architecture Week Rio 2021 Exhibition

• FFI Awards Music Scoring Good Design Indonesia 2021

• Apresiasi restorasi musik nasional dari iRadio tahun 2018

• Ambassador Asia Fashion Designer Showcas

• 1st Inkubasi WPC

• Penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia)

(33)

Sub Sektor

Kuliner

Fotografi Film, Animasi dan Video

Desain Komunikasi Visual

Kerajinan Kriya

Penerbitan

Aplikasi Periklanan

Prestasi

• Winner Gourmand Cookbook Festival di China untuk buku Rendang Minang Legacy to The World

• Rising Star Brand 2021

• Finalis One Eyeland Photography Award 2012 - Advertising Public Services

• Best Virtual Events in 2020 oleh Kemenparekonomi kreatif

• 43 Startup Pilihan Kominfo pada Program HUB.ID Vertikal Tourism

• Top 20 Startup pada Dailysocial Launchpad Ultra 2021

• Top 101 Video On Demand Startup to Follow Around The World in 2021 by Startup Pill (Global Media)

• Brand Consultancy of The Year 2019 dan 2020 Global Brand Excellence

• Honorable Mention Singapore Furniture Design Awards

• Innovative Craft Awards Thailand 20152011

• Good Design Awards Japan 2018

• Juara Pertama Cover / Sampul Buku Tingkat Provinsi Jawa Barat 2009

• Best Illustration - Islamic Book Fair 2017

• Top 10 Jakarta Smart City Hackathon 2020

• Top 5 Global Startup Competition 2021 (Hong Kong)

• Kick Andy Award 2012

• Pemenang ke-2 Citra Pariwara Tahun 2020

• Production House Of The Year Tahun 2016 di ajang Citra Pariwara

Tabel 2. Beberapa Contoh Penghargaan/Prestasi Pelaku Ekonomi Kreatif DKI Jakarta setiap Sub Sektor

(34)

Berdasarkan penghargaan-penghargaan yang sudah diterima oleh Pelaku Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta, maka dapat dikatakan Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta mempunyai potensi yang sangat besar dan menjanjikan untuk dapat lebih dikembangkan lagi, sehingga dapat menjadi salah satu tumpuan ekonomi unggulan masyarakat di DKI Jakarta dalam menyerap lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

Dalam konteks ini, kami mendapatkan lima aspek publikasi pelaku ekonomi kreatif yaitu :

PRE SENSI • Instagram

• Website dan Facebook

• Sebanyak 56 persen pelaku Ekonomi kreatif mengaku melakukan kolaborasi

• Sebanyak 93,7 persen pelaku Ekonomi kreatif melakukan usaha bertahan

selama pandemi

• Kesadaran terhadap kelestarian lingkungan sudah mewarnai Pelaku ekonomi kreatif

• Partisipasi dengan Pemerintah

• Perlombaan/Kompetisi/Event

PARTI SIPASI KOLA BORASI

SUSTA INABI LITAS

ADAPTA BILITAS

Gambar 5.Lima Eksposure Pelaku Ekonomi kreatif

(35)

5 PENDEKATAN PEMETAAN

DIREKTORI EKONOMI KREATIF DKI JAKARTA:

Secara umum, para pelaku sub sektor telah memiliki kemampuan untuk hadir di masyarakat dengan berbagai media yang ada. Saat ini, platform terbanyak dimiliki oleh pelaku sub sektor adalah Instagram.

Dari pemetaan yang telah dilakukan, sekitar 85%

responden telah memiliki akun instagram, baik berupa akun personal maupun akun khusus bisnis. Instagram banyak dipilih karena dapat menampilkan/

memasarkan/menceritakan segala hal tentang produk Ekonomi Kreatif dengan berbagai fitur dan tampilannya.

Hal ini juga tidak terlepas juga dari banyaknya jumlah pengguna di dunia. Sebagai gambaran, sampai dengan kuartal I-2021,

Platform digital lain yang digunakan pelaku Ekonomi Kreatif adalah website/situs dan Facebook. Berdasarkan hasil pemetaan, diketahui bahwa 57% responden memiliki website/situs dan Facebook. Saat ini dengan berkembangnya zaman, pengembangan website/situs semakin banyak diminati karena semakin mudah dan murah. Dari segi manfaat, website/situs juga memiliki manfaat yang besar dari segi personal branding, pemasaran, sampai dengan penyampaian detail informasi seputar pelaku usaha.

Facebook sendiri tidak jauh berbeda dengan Instagram yang menyasar segmen muda dan dewasa. Namun demikian, berdasarkan survei lain yang dilakukan pada tahun 2018, sekitar 42% pengguna Facebook tidak dianggap inaktif dan 28%

menghapus aplikasinya. Dengan keberadaan media sosial dan market place yang lebih baru, sepertinya Facebook mulai banyak ditinggalkan.

PRESENSI

85%

Akun Responden

juta pengguna

354

25-34 th

1,07

Miliar

total pengguna

Juta pengguna

93

di Indonesia

Sumber: statista.com

(36)

Menariknya jika dilihat dari pemanfaatan aplikasi YouTube yang akhir-akhir ini marak digunakan, terdapat sekitar 44% responden telah memiliki akun YouTube. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku Ekonomi Kreatif juga sangat responsif terhadap perkembangan platform digital. Selain itu, pelaku Ekonomi Kreatif seperti kriya, penerbitan, fashion, dan kuliner juga memanfaatkan marketplace populer seperti shopee, tokopedia, bli-bli, dan sebagainya untuk mendukung pemasaran produknya.

Sub sektor yang paling banyak menggunakan marketplace adalah Kerajinan (Kriya) sedangkan ada pula sub sektor yang tidak menggunakan marketplace seperti arsitektur, fotografi, dan televisi dan radio. Memang jika dilihat dari karakteristiknya, sub sektor yang memiliki produk berupa barang (bukan jasa), banyak menggunakan marketplace, begitu pula sebaliknya.

Untuk mendukung penjualan, terdapat juga media fisik seperti kios/toko dan keikutsertaan dalam pameran/bazar. Dengan persentase responden yang hampir sama, 21% responden pernah ikut serta dalam pameran/bazar dan 22% memiliki kios/

toko. 3 subsektor terbanyak yang menggunakan kios/toko adalah sub sektor kuliner, seni rupa, dan kerajinan (kriya). Sedikit berbeda dengan kios/toko, 3 subsektor terbanyak yang mengikuti pameran/bazar adalah subsektor kerajinan (kriya), seni rupa, dan fashion. Bersebrangan dengan itu, penggunaan email dan WhatsApp menjadi platform publik yang paling banyak responden gunakan yaitu sebesar 87%

total responden.

Partisipasi pelaku Ekonomi Kreatif dalam ajang perlombaan patut diacungi jempol.

Tidak hanya kompetisi tingkat nasional, bahkan masyarakat global pun telah mengakuinya. Beberapa contoh kompetisi nasional yang dimenangkan oleh pelaku ekonomi kreatif DKI Jakarta seperti Juara 2 High Pitch National Startup Competition 2020 dari kemenparekraf.go.id yang didapat oleh IZY Indonesia (sub sektor pengembangan aplikasi) dan pernah menjadi delegasi ke Festival Konvergensi Online SXSW 2021 di Austin, Texas, Amerika Serikat di program Archipelageek dari Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif, Juara 1 Lomba Tari Nusantara Tingkat Nasional yang didapat oleh Sanggar Tari Kirana Budaya, Pemenang ke-2 Citra Pariwara 2020 yang didapat oleh romp! (subsektor periklanan), juara 2 dan juara favorit Lomba Rancang Busana Muslim oleh majalah Noor yang didapat oleh Safartiwi Gadeng, dan masih banyak lagi.

Partisipasi pelaku ekonomi kreatif tidak lepas dengan keikutsertaan dalam berbagai event dan apresiasi dari pihak independen. Partisipasi dengan pemerintah sudah banyak dilakukan, baik dalam bentuk proyek pembuatan aplikasi, penataan tata kota, sampai dengan penyediaan souvenir kegiatan.

Namun dalam focus group discussion terdapat beberapa perwakilan yang menyampaikan bahwa kerja sama dengan pihak pemerintah masih sangat besar peluangnya untuk mendorong penyerapan produk kreatif mengingat terdapat banyak kantor pemerintah, baik pusat dan daerah di DKI Jakarta.

PARTISIPASI

(37)

Beberapa sub sektor seperti subsektor musik dan seni pertunjukan membutuhkan kehadiran sub sektor lain untuk dapat membuat suatu event yang sukses. Kolaborasi ini dapat diperkuat dengan adanya komunikasi yang baik antar sub sektor. Sub sektor pengembangan permainan misalnya, sangat erat dengan sumbangsih para pelaku di sub sektor Desain Komunikasi Visual, Film, Animasi, Video, Musik, dan Aplikasi untuk membuat produk yang baik.

Dari sisi adaptasi, beberapa sub sektor sangat fleksibel dalam menghadapi perubahan. Seperti dalam kondisi pandemi misalnya, survei menunjukkan bahwa 93,7%

pelaku Ekonomi Kreatif mencoba berbagai strategi seperti:

Dari hasil pemetaan kurang lebih 39% responden pernah mendapatkan apresiasi baik berupa penghargaan, pemenang lomba, terpilih menjadi perwakilan di kegiatan internasional, atau mendapatkan sertifikat yang diakui baik di kancah nasional maupun global.

Nilai kolaborasi adalah perspektif penting yang menggambarkan bagaimana suatu sub sektor dapat ikut membentuk multiplier effect dalam suatu kegiatan.

Tercatat 56% responden mengaku melakukan kolaborasi dengan pihak lain dalam masa pandemi ini.

KOLABORASI

ADAPTABILITAS

Di kancah internasional misalnya, Ully Zoelkarnain dari subsektor Fotografi pernah menjadi Finalis One Eyeland Photography Award 2012, sebuah ajang kompetisi fotografi tingkat dunia. Contoh lainnya berasal dari Satu Collective dari sub sektor desain dan periklanan mendapatkan titel Distinction Award dari Taipei International Design Week.

(38)

76,4%

Responden

14,2%

Responden

54,3%

Responden

9.4%

Responden

34,6%

Responden

11,8%

Responden

18,9%

Responden

10.2%

Responden

11,0%

Responden

11,0%

Responden

Menawarkan produk/jasa secara digital/

online

Memotong gaji karyawan

Melakukan kolaborasi dengan pihak

lain

Mengajukan pinjaman untuk modal

kerja Melakukan

diversifikasi produk/jasa

Menjual aset/

harta

Mengurangi jumlah karyawan:

melakukan mengajukan restrukturisasi

utang

Mengurangi sebagian lini

usaha

Memiliki strategi lainnya

Pelaku kreatif sangat memperhatikan isu budaya, nilai lokal, dan lingkungan. Tidak hanya sebagai bentuk perlindungan nilai-nilai tradisional dan kelestarian alam, namun juga dapat digunakan sebagai daya tarik tersendiri dalam mendapatkan perhatian konsumen.

Di sektor kuliner misalnya, selain membuat menu tradisional khas betawi, menambahkan esensi kemasan yang ramah lingkungan akan menciptakan citra yang baik di masyakarat.

Di sektor pengembangan permainan contohnya, pembentukan karakter-karakter dalam permainan tentu mempertimbangkan kisah tradisional, kepahlawanan dan perjuangan sehingga membuat sebuah narasi yang menarik untuk diketahui, ini seperti yang diadaptasi oleh permainan/game Lokapala.

Di sub sektor arsitektur, desain produk, dan desain interior juga saat ini sudah aktif penggabungan nilai budaya lokal dengan modern look, serta memperhatikan adanya unsur material yang peduli lingkungan sehingga memiliki kesan yang modern, sehat, aman untuk lingkungan dan unik sekaligus.

SUSTAINABILITAS

Strategi lainnya seperti menjual kebutuhan pandemi (mis: masker), mencari klien lain, melayani proyek pro-bono, melakukan penggalangan

dana, mencari lokasi usaha, menciptakan platform pertunjukan online, dan menambah investasi.

(39)

Belum Adanya Direktori/ Database Pelaku Ekonomi kreatif

Terdampak Pandemi

Pengaruh Tradisional - Pop Culture- Teknologi Ekosistem Ekonomi Kreatif

Belum Optimal

Prestasi Ekonomi Kreatif Belum Terpublikasi

Gambar 6.Hasil Pemetaan Ekonomi kreatif DKI Jakarta

Masalah – masalah yang ditemukan di atas harus

dipecahkan agar Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta

dapat dikembangkan secara optimal. Mengingat

DKI Jakarta sebagai penyumbang kontribusi

Ekonomi Kreatif terbesar secara nasional, artinya

Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta diproyeksikan

dapat menjadi tulang punggung perekonomian

di Indonesia.

(40)

SARAN DAN

REKOMENDASI

Pada tahun 2016 Humby, seorang matematikawan dan pebisnis asal Inggris menyampaikan frasa “Data is the new oil” yang artinya adalah data memiliki nilai yang tinggi seperti halnya minyak, tapi tidak akan bisa berguna jika tidak diolah dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan data tidak dapat dipandang sebelah mata. Kebijakan yang dihasilkan dari riset dengan mempertimbangkan berbagai data dan informasi yang komprehensif akan menghasilkan dampak yang lebih baik. Data ini tidak hanya tentang pelaku Ekonomi Kreatif, namun juga tentang perkembangan masing-masing sub sektor kreatif, kumpulan produk kreatif yang dihasilkan, dan lainnya. Sebagai pemangku kepentingan utama, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat memulai dengan pengumpulan data, dilanjutkan identifikasi data, pemrosesan data, dan diakhiri dengan penyajian data untuk dilakukan analisis.

Dampak pandemi bagi para pelaku kreatif sangat beragam. Terdapat subsektor yang sangat terdampak seperti sektor seni pertunjukan, musik, kriya, periklanan, seni rupa, dan fotografi. Ada juga subsektor yang bisa dengan baik berkembang di situasi yang ketika pandemi terjadi, seperti pengembangan permainan, aplikasi, desain komunikasi visual, kuliner. Namun demikian, terdapat hal-hal yang harus menjadi perhatian sehingga pasca pandemi, Ekonomi Kreatif bisa kembali bangkit dan semakin berkembang. 5 hal yang dapat dilakukan adalah membentuk roadmap yang jelas, pemberian kejelasan legalitas pekerjaan, kemudahan akses mendapatkan hak kekayaan intelektual (HaKI), pemberian tindakan tegas bagi pelanggar hak kekayaan intelektual (HaKI), dan monetisasi intellectual property (IP).

1. Membuat manajemen direktori dan database yang berkesinambungan

2. Mendorong percepatan pemulihan Ekonomi Kreatif DKI

Jakarta

(41)

Roadmap adalah suatu peta jalan yang mampu menjelaskan tahapan untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini penting dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena dengan tujuan yang jelas, maka dapat merumuskan kebijakan dan program yang terukur dalam periode tertentu. Dengan adanya roadmap, maka seluruh instrumen akan bisa dipersatukan dalam satu kesatuan yang utuh. Roadmap mampu memberikan berbagai petunjuk terkait dari mana dan akan kemana perubahan akan dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan. Pemetaan stakeholder dapat dipahami secara mendalam peranannya. Roadmap ini juga dapat dijadikan sebagai komitmen jangka panjang bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengembangkan industri kreatif, sehingga siapapun pengambil kebijakan di dalam struktural, memiliki acuan yang sama dan konsisten.

Beberapa subsektor masih belum memiliki kejelasan pekerjaan baik secara formal maupun pengakuan dari masyarakat. Seperti halnya desain grafis pekerjaan fotografi yang masih dianggap sebagai pekerjaan sampingan (free lance) sehingga posisi perintis usaha mengalami kesulitan dalam berkembang. Pemberian legalitas ini memiliki dampak besar seperti standarisasi payment, pengembangan jenjang karir, standar kompetensi, dan lainnya. Edukasi dan pelatihan tentang Intellectual Property (IP) dan HaKI salah satu bagian penting pertumbuhan ekosistem industri ini.

Sebuah produk kreatif, dibentuk dengan proses yang panjang yang menghabiskan waktu, tenaga, dan materi yang tidak sedikit. Trial and error dilakukan untuk membuat suatu produk memiliki nilai kreatif dan dapat diterima oleh khalayak. Di dalam industri ekonomi kreatif, produk atau karya yang dihasilkan adalah Intellectual Property (IP) dari kreatornya. Kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Pada intinya kekayaan intelektual adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Dengan proses yang panjang ini, perlindungan hak adalah bentuk apresiasi yang sangat penting bagi para pelaku.

Kemudahan dalam mendapatkan hak kekayaan intelektual (HaKI) merupakan bentuk perlindungan nyata atas sumber daya yang telah dikeluarkan dalam membuat produk kreatif. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat membuat call center/website/situs bagi para pelaku Ekonomi Kreatif yang ingin mendaftarkan produk yang telah dibuat untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual (HaKI). Call center/website/situs ini akan memberikan informasi seputar HaKI mulai dari persyaratan, tahapan, sampai dengan waktu yang dibutuhkan.

A. Roadmap

B. Pemberian kejelasan legalitas pekerjaan

C. Kemudahan akses mendapatkan hak kekayaan intelektual

(HaKI)

Gambar

Gambar 1.Karakteristik Ekonomi Kreatif
Gambar 2.Gambaran Ekosistem Ekonomi Kreatif
Gambar 3.Sub Sektor dan Tahun berdiri  Pelaku Usaha Ekonomi kreatif
Tabel 1. Metode Pemetaan Sub Sektor Ekonomi Kreatif di DKI Jakarta 2021
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

peningkatan kuantitas dan kualitas perkembangan pelaku usaha ekonomi kreatif, penguatan fasilitasi aspek bisnis pelaku usaha ekonomi kreatif (seperti pada fungsi pemasaran,

Dapat dikatakan subsektor ini merupakan subsektor prioritas yang dapat dijadikan acuan untuk pengembangan sektor pariwisata di Provinsi DKI Jakarta karena merupakan subsektor

1 Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan Kesehatan bagi masyarakat diluar bagi masyarakat diluar Provinsi DKI Jakarta untuk Provinsi DKI Jakarta untuk Korban Bencana / KDRT / Korban Bencana

Lampiran I sampai dengan Lampiran IV Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 17 Tahun 2021 tentang Tata

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah salah satu sektor terbesar di dunia, yang mendorong pembangunan sosio- ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Sektor ini memainkan peran

Selain itu, untuk melengkapi informasi yang bersifat kualitatif berupa kebijakan dan model bisnis serta outcome pelaku sektor ekonomi kreatif, kajian ini

PPLM Provinsi DKI Jakarta atau Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Mahasiswa Provinsi DKI Jakarta merupakan pembinaan lanjutan dari pembinaan Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar

Pada triwulan I 2015 perekonomian Provinsi DKI Jakarta tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meski masih pada level yang cukup tinggi.. DKI