• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambar Lokasi Pengambilan Data

RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat terletak di Jl. A. Yani, Kec. Lawang, Kab. Malang, Jawa Timur. Rumah Sakit Jiwa Lawang dibuka secara resmi pada tanggal 23 Juni 1902. Pengerjaan mendirikan rumah sakit ini dimulai tahun 1884 berdasarkan Surat Keputusan Kerajaan Belanda tertanggal 20 Desember 1865 No.100. Penelitian ini dilakukan di Ruang Cempaka merupakan ruang rawat jiwa pada perempuam dewasa. Ruang cempaka memberikan pelayanan pada penderita kelas I dengan pembiayaan umum ataupun BPJS. Jumlah kapasitas 20 tempat tidur. Fasilitas penderita di ruang ini terdiri dari : ruang makan, ruang tamu, ruang bersantai, kamar mandi dan WC. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2022 pada pasien Perilaku Kekerasan dengan 1 partisipan yaitu Ny. L

4.1.2 Pengkajian

I. IDENTITAS KLIEN Nama : Ny. L Umur : 42 tahun

Alamat : Lawang, Malang Pendidikan : SMA

Agama : Islam Status : Cerai Hidup

(2)

Pekerjaan : Karyawan Swasta Jenis kelamin : Perempuan No. CM : 616xx

Tanggal MRS : 24 – 07 - 2022 Ruang Rawat : Cempaka II. ALASAN MASUK

1. Data Primer

Pasien mengatakan dibawa ke RSJ Lawang oleh ibunya karena mudah marah, sering membanting pintu, memukul meja dan banyak bicara.

2. Data Sekunder

Perawat mengatakan Ny. L cenderung mudah marah, berbicara dengan nada tinggi dan berbicara kotor

3. Keluhan Utama Saat Pengkajian

Pasien mengatakan bahwa tidak suka jika ada yang menggurui, jika marah membanting pintu, memukul meja, dan berbicara kotor III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)

Pasien dibawa ke RSJ Lawang pada tanggal 24 Juli 2022 oleh ibunya karena tidak rutin minum obat, banyak bicara, mudah marah dan bicara dengan nada tinggi. Sebelumnya pasien di bawa ke RSJ tanggal 11 Juli 2022 tetapi perilaku pasien semakin memberat. Pasien ditempatkan di ruang mawa pada tanggal 24 Juli 2022, kemudian dibawa ke ruang cempaka tanggal 28 Juli 2022. Pada saat pengkajian tanggal 28 Juli 2022 pasien

(3)

mengatakan tidak sukai jika ada yang menggurui dan jika marah membanting pintu memukul meja. Pasien tampak mudah tersinggung, banyak bicara, bicara nada tinggi, tatapan tajam, membanting dan memukul meja.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI) 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

Ya. Pasien mengatakan sering keluar masuk RSJ sejak 2017 karena sering mengamuk.

2. Faktor Penyebab atau Pendukung

Tabel 4. 1 Riwayat Trauma Pada Perilaku Kekerasan di RSJ Dr.

Radjiman Wediodingrat Lawang Malang

Usia Pelaku Korban Saksi

1.

Aniaya fisik

2.

Aniaya seksual Penolakan Kekerasan dalam keluarga Tindakan kriminal

(4)

Jelaskan :

Klien mengatakan tidak pernah mengalami atau tidak pernah memiliki riwayat trauma.

Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah a. Pernah Melakukan Upaya / Percobaan bunuh diri

Klien mengatakan tidak ada upaya atau percobaan bunuh diri Diagnosa Keperawatan : -

b. Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan ( Peristiwa Kegagalan, kematian, Perpisahan)

Pasien mengatakan mengalami trauma masa lal yaitu bercerai dengan suaminya.

Diagnosa Keperawatan : Respon Pasca Trauma

c. Pernah Mengalami Penyakit Fisik (Termasuk Gangguan Tumbuh Kembang)

Pasien tidak pernah mengalami penyakit fisik Diagnosa Keperawatan : -

d. Riwayat Penggunaan NAPZA

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penggunaan NAPZA

(5)

Diagnosa Keperawatan : -

3. Upaya Yang Telah Dilakukan Terkait Kondisi di Atas dan Hasilnya

Pasien mengatakan pernah berobat ke RSJ Lawang malang tetatpi tidak rutin minum obat

Diagnosa Keperawatan : - 4. Riwayat Penyakit Keluarga

Anggota Keluarga Yang Gangguan Jiwa ?

Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa

Diagnosa Keperawatan : -

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (SEBELUM DAN SESUDAH SAKIT) 1. Genogram

(6)

Keterangan :

: Laki- Laki : Perempuan : Meninggal ... : Tinggal serumah : Pasien

: Cerai Jelaskan :

Klien mengatakan anak pertama dari dua bersaudara. Pasien bercerai dengan suaminya dan tinggal dengan kedua orang tuanya.

Anak pasien di asuh oleh suaminya.

Diagnosa Keperawatan : Loss and Grieving 2. Konsep Diri

a. Citra tubuh

Pasien mengatakan bisa menerima dirinya sendiri, mulai dari bentuk tubuhnya, potensi atau kemampuan yang dimiliki.

b. Identitas

Pasien mampu menyebutkan nama, jenis kelamin, dan puas dengan kewanitaannya.

c. Peran

Pasien mengatakan dirumah membantu membersihkan rumah, dan pada saat di RSJ pasien adalah seorang pasien yang selalu taat dengan peraturan RS.

(7)

d. Ideal diri

Dirumah : Pasien ingin bertemu keluarga dan berharap keluarga, lingkungan dan masyarakat menerima kembali

Di RS : Pasien ingin cepat sembuh e. Harga diri

Klien mengatakan tidak malu meskipun keluar masuk RSJ Diagnosa Keperawatan : -

3. Hubungan Dengan Sosial a. Orang yang berarti/terdekat

Klien mengatakan orang terdekat adalah ibunya

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial

Aktivas pasien saat di RSJ menonton TV di ruang tamu, mengikuti senam pagi dan jalan-jalan.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan memiliki masalah dengan ibunya karena selalu memarahi dan ikut campur dalam masalah.

Diagnosa Keperawatan : Koping keluarga tidak efektif 4. Spiritual

a. Agama

Pasien mengatakan beragama islam dan menjalankan sholat 5 waktu dan mengaji.

(8)

b. Pandangan terhadap gangguan jiwa

Pasien mengatakan bahwa sakitnya adalah cobaan dan pasien berusaha sabar menerima kondisinya.

Diagnosa Keperawatan : - VI. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Keadaan umum baik. Klien dalam keadaan bersih dan kooperatif

2. Kesadaran (Kuantitas)

Composmentis, GCS 4-5-6 3. Tanda Vital

TD : 110 / 70 mmHg N : 98 x/mnt S : 36,3°C RR : 20 x/mnt 4. Ukur

BB : 54 Kg TB : 155 Cm 5. Keluhan fisik

Pasien mengatakan tidak ada keluhann Diagnosa Keperawatan : -

(9)

VII. STATUS MENTAL

1. Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan) Penampilan sesuai usia, gigi bersih, pakaian bersih dan rapi, kuku kaki dan tangan bersih dan pendek.

Diagnosa Keperawatan : -

2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter)

Frekuensi : Sering, Volume : Tinggi, Jumlah : Banyak, Karakter : Kaku dan cenderung emosional

Diagnosa Keperawatan : - 3. Aktifitas motorik/Psikomotor

Pada saat pengkajian pasien tidak mengalami gangguan aktivitas atau psikomotor

Diagnosa Keperawatan : - 4. Mood dan Afek

a. Mood

Pasien mengatakan kesepian ingin bertemu anaknya karena anaknya jarang pulang.

b. Afek

Afek sesuai ditandai dengan membicarakan anaknya.

Diagnosa Keperawatan : - 5. Interaksi Selama Wawancara

Pasien mudah tersinggung saat diajak bicara atau di beri saran

(10)

Diagnosa Keperawatan : - 6. Persepsi Sensorik

Pasien mengatakan bahwa mendapat bisikan dari tuhan ke hati untuk berdakwah sebagai imam mahdi

Diagnosa Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

7. Proses Pikir a. Arus Pikir

Pasien berbicara melantur b. Isi Pikir

Pasien mengatakan bahwa suaminya telah merugikan dirinya dengan memanfaatkan ibunya

c. Bentuk pikir

Pasien berpikir tidak sesuai dengan kenyataan Diagnosa Keperawatan : Gangguan Proses Pikir 8. Kesadaran

Orientasi (waktu, tempat, orang)

Waktu : klien mengatakan sekarang masih siang

Tempat : klien mengatakan berada di ruang Cempaka RSJ Lawang Orang : klien mengatakan saya ingat nama mahasiswa yang bertanya, namanya Rindi.

Diagnosa Keperawatan : - 9. Memori

(11)

a. Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan)

Klien mengatakan pernah masuk RSJ Lawang dari tahun 2017.

b. Gangguan daya ingat jangka menengah (24 jam < 1 bulan ) Klien mengatakan datang ke RSJ diantar oleh ibunya.

c. Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit )

Klien mengatakan selesai sholat dhuhur.

Diagnosa Keperawatan : -

10. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung a. Konsentrasi

Pasien mampu menjawab pertanyaan sesuai keinginan tetapi mudah beralih

b.Berhitung

Klien dapat berhitung dengan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian, misal : 6 + 4 = 10, 15 – 10 = 5, 3 x 4 = 12

Diagnosa Keperawatan : -

11. Kemampuan penilaian

Pasien dapat mengetahui dan memahami tindakan yang benar dan salah dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum makan cuci tangan terlebih dahulu, setelah makan dirapikan dan dibersihkan sendiri.

Diagnosa Keperawatan : -

(12)

12. Daya Tilik Diri

Pasien mengatakan menyadari jika dirinya mengalami gangguan jiwa

Diagnosa Keperawatan : - VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Kemampuan pasien memenuhi Kebutuhan a. Perawatan kesehatan

Pasien mengatakan kalau sakit dia pergi ke Rumah Sakit b. Transportasi

Pasien mengatakan jika sakit atau kontrol naik kendaaraan pribadi c. Tempat tinggal

Pasien mengatakan tinggal satu rumah dengan ayah dan ibunya.

d. Keuangan dan kebutuhan lainnya

Pasien mengatakan keuangan dia dapatkan dari jualan online 2. Kegiatan Hidup Sehari –Hari

a. Perawatan diri - Mandi

Pasien mengatakan mandi sehari 2-3 kali secara mandiri - Berpakaian, berhias dan berdandan

Pasien memakai baju RS, berdandan sesuai usia, berpakaian, berhias cukup baik dan secara mandiri

- Makan

Pasien makan sehari 3 kali dan 1 porsi makanan dihabiskan

(13)

- Toileting (BAK,BAB)

Pasien mampu BAK dan BAB secara mandiri Diagnosa Keperawatan : -

b. Nutrisi

Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari : Makan 3x sehari porsi habis

Bagaimana nafsu makannya : Makan dengan lahap tidak ada penurunan nafsu makan

Bagaimana berat badannya : Berat badannya tidak turun Diagnosa Keperawatan : -

c. Tidur

- Istirahat dan tidur

Tidur siang : jam 13.00 s/d jam 15.00. Tidur malam : jam 20.00 s/d jam 05.00

- Aktifitas sebelum/sesudah tidur

Pasien mengatakan aktivitas sebelum tidur sholat dan sesudah tidur menyapu halaman, senam pagi dan jalan-jalan bersama perawat.

- Gangguan tidur

Pasien tidak mengalami gangguan tidur Diagnosa Keperawatan : -

(14)

3. Kemampuan lain – lain

1. Mengantisipasi kebutuhan hidup

Pasien mengatakan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berjualan online dan dibantu ibunya

2. Membuat keputusan berdasarkan keinginannya

Pasien mengatakan bisa membuat keputusan sendiri, tapi terkadang membutuhkan bantuan keluarga

3. Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya sendiri

Pasien tau kapan waktunya minum obat dan jadwal kontrol Diagnosa Keperawatan : -

4. Sistem pendukung

Pasien mengatakan mendapat dukungan dari orang tua dan petugas kesehatan

Diagnosa Keperawatan : - IX. MEKANISME KOPING

Maladaptif, Jika ada masalah pasien dipendam sendiri dan selalu ingin marah.

Diagnosa Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya

Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam sebuah kelompok 2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya

(15)

Pasien mengatakan tidak ada masalah 3. Masalah dengan pendidikan, spesifiknya

Pasien mengatakan pendidikan terakhirnya SMA 4. Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya

Pasien mengatakan tidak ada masalah di dalam pekerjaannya 5. Masalah dengan perumahan, spesifiknya

Pasien mengatakan berhubungan baik dengan tetangga 6. Masalah dengan ekonomi, spesifiknya

Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam ekonomi karena dia bekerja sebelumnya

7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya

Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan Diagnosa Keperawatan : -

XI. ASPEK PENGETAHUAN

1. Apakah pasien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang suatu hal ?

Bagaimana pengetahuan pasien / keluarga saat ini tentang penyakit / gangguan jiwa, perawatan dan penatalaksanaanya, faktor yang memperberat masalah (presipitasi), obat - obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah tersebut

Jelaskan :

Pasien mengetahui bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa dan mengetahui apa itu gangguan jiwa

Diagnosa Keperawatan : - XII. ASPEK MEDIS

(16)

1. Diagnosis Multi Axis

Axis I : F31.2 Bipolar affective disorder Axis II :

Axis III : Axis IV : Axis V :

2. Terapi Medis

1. Lorazepam 2mg 1⁄ .0. 1 22 ⁄ .0

2. Haloperidol 5 mg 1.0.1.0 3. Frimania 200mg 2.0.2.0 4. Ciprofolaxin 500mg 1.0.1.0 5. Omeprazole 20mg 0.0.1.0 6. Paracetamol 500mg k/p XIII. Analisa Data

NO DATA DIAGNOSA

KEPERAWATAN 1. DS :

- Pasien mengatakan tidak suka jika ada yang menggurui dan mudah marah - Pasien mengatakan jika marah

membanting pintu dan memukul meja DO :

- Mudah tersinggung - Nada berbicara tinggi

- Tatapan tajam dan mata melotot - Wajah memerah dan tegang - Tangan mengepal

- Berbicara kotor - Bicara ketus

- Mengancam secara verbal

Perilaku Kekerasan

2. DS : Pasien mengatakan bahwa dirinya mendapat bisikan dari tuhan ke hati untuk berdakwah sebagai imam Mahdi

DO : Pasien berbicara sendiri

Halusinasi Pendengaran

(17)

3. DS : Pasien mengatakan jika ada masalah di pendam sendiri dan selalu ingin marah DO : Pasien tampak menyendiri

Koping Individu Tidak Efektif

(18)

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perilaku Kekerasan

2. Halusinasi Pendengaran 3. Koping Individu Tidak Efektif XV. Pohon Masalah

XVI. PRIORITAS DIAGNOSA Perilaku Kekerasan

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku Kekerasan

Halusinasi Pendengaran (Causa)

(Efek)

(Core Problem)

Koping Individu Tidak Efektif

(19)

19 XVII. NURSING CARE PLANE (NCP) Diangnosa

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Perilaku Kekerasan TUM : Klien tidak mencederai diri.

TUK : TUK 1:

Klien dapat

membina hubungan saling percaya dengan perawat.

1.1 klien mau membalas salam 1.2 klien mau menjabat tangan 1.3 klien mau menyebutkan nama 1.4 klien mau tersenyum

1.5 klien mau kontak mata

1.6 klien mau mengetahui nama perawat

1. Beri salam atau panggil nama a. sebutkan nama perawat

b. jelaskan maksud hubungan interaksi c. jelaskan akan kontrak yang akan dibuat d. beri rasa aman dan sikap empati

e. lakukan kontak singkat tapi sering TUK 2:

Klien dapat mengidentifikasi menyebab perilaku kekerasan

2.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya.

2.2 Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/ kesal (dari diri sendiri)

2.1 Berikan kesempatan untuk mengukapkan perasaannya.

2.2.Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal

TUK 3: 3.1 Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah/jengkel.

3.1.1. Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan saat marah/jengkel.

(20)

20 Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.

3.2 Klien dapat menyimpulkan tanda dan gejala jengkel/kesal yang dialaminya.

3.1.2. Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien

3.2.1. Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel/kesal yang akan dialami

TUK 4:

Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

4.1 Klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

4.2 Klien dapat bermain peran sesuai perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

4.3 Klien dapat mengetahui cara yang biasa dilakukan untuk menyelesaikan masalah.

4.1.1Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekeraan yang biasa dilakukan klien(verbal, pada orang lain, pada lingkungan dan pada diri sendiri)

4.2.1 Bantu klien bermain peran sesuai perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

4.3.1 Bicarakan dengan klien apakah

dengan cara klien lakukan masalahnya selesai.

TUK 5:

Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

5.1 Klien dapat menjelaskan akibat dari cara yang digunakan klien :

a. Akibat pada klien sendiri.

b. Akibat pada orang lain.

c. Akibat pada lingkungan.

5.1.1 Bicarakan akibat atau kerugian dari cara yang dilakukan klien.

5.1.2 Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan oleh klien.

5.1.3 Tanyakan pada klien” apakah dia ingin mempelajari cara baru yang sehat”.

(21)

21 TUK 6 : Klien dapat

mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan.

6.1 Klien dapat menyebutkan contoh pencegahan perilaku kekerasan secara fisik :

a. Tarik napas dalam.

b. Pukul kasur, dan bantal.

6.1.1. Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

6.1.2 Beri pujian atas kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

6.1.3 Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah untuk mencegah perilaku kekerasan, yaitu : tarik napas dalam dan pukul kasur serta bantal.

6.2 Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan.

6.2.1 Diskusikan cara melakukan tarik napas dalam dengan klien

6.2.2 Beri contoh klien cara menarik napas dalam 6.2.3 Minta klien untuk mengikuti contoh yang

diberikan sebanyak 5 kali

6.2.4 Beri pujian positif atas kemampuan klien mendemonstrasikan cara menarik napas dalam

6.2.5 Tanyakan perasaan klien setelah selesai 6.2.6 Anjurkan klien menggunakan cara yang telah

dipelajari saat marah/jengkel

6.2.7 Lakukan hal yang sama dengan 6.2.1 sampai 6.2.6 untuk cara fisik lain di pertemuan yang lain.

6.3 Klien mempunyai jadwal untuk melatih cara pencegahan fisik yang telah dipelajari

sebelumnya.

6.3.1 Diskusikan dengan klien mengenai frekuensi latihan yang akan dilakukan sendiri oleh klien.

6.3.2 Susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari.

(22)

22 6.4 Klien mengevaluasi kemampuannya dalam melakukan cara fisik sesuai jadwal yang disusun

6.4.1 Klien mengevaluasi peaksanaan latihan, cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dilakukan dengan mengisi jadwal kegiatan harian (self-evolution).

6.4.2 Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan.

6.4.3 Beikan pujian atas keberhasilan klien.

6.4.4 Tanyakan pada klien” apakah kegiatan cara pencegahan perilaku kekerasan dapat mengurangi perasaan marah”.

TUK 7 : Klien dapat

mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan

7.1 Klien dapat menyebutkan cara bicara yang baik dalam mencegah perilaku kekerasan.

a. Meminta dengan baik.

b. Menolak dengan baik.

c. Mengungkapkan perasaan dengan baik

7.1.1. Diskusikan cara bicara yang baik dengan klien

7.1.2. Beri contoh cara bicara yang baik : a. Meminta dengan baik.

b. Menolak dengan baik.

c. Mengungkapkan perasaan dengan baik.

7.2 Klien dapat mendemonstrasikan cara verbal yang baik.

7.2.1. Minta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik

a. Meminta dengan baik : “Saya minta uang untuk beli makanan”.

b. Menolak dengan baik : “ Maaf, saya tidak dapat melakukannya karena ada kegiatan lain.

(23)

23 c. Mengungkapkan perasaan dengan baik :

“Saya kesal karena permintaan saya tidak dikabulkan” disertai nada suara yang rendah.

7.2.2. Minta klien mengulang sendiri.

7.2.3. Beri pujian atas keberhasilan klien.

7.3 Klien mumpunyai jadwal untuk melatih cara bicara yang baik.

7.3.1. Diskusikan dengan klien tentang waktu dan kondisi cara bicara yang dapat dilatih di ruangan, misalnya : meminta obat, baju, dll, menolak ajakan merokok, tidur tidak pada waktunya; menceritakan kekesalan pada perawat

7.3.2. Susun jadwaj kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari.

7.4 Klien melakukan evaluasi terhadap kemampuan cara bicara yang sesuai dengan jadwal yang telah disusun

7.4.1. Klien mengevaluasi pelaksanaa latihan cara bicara yang baik dengan mengisi jadwal kegiatan ( self-evaluation )

7.4.2.Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan

7.4.3 Berikan pujian atas keberhasilan klien

(24)

24 7.4.4 Tanyakan kepada klien : “

Bagaimana perasaan Budi setelah latihan bicara yang baik ? Apakah keinginan marah berkurang ?”.

TUK 8 : Klien dapat

mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan

8.1 Klien dapat menyebutkan cara bicara yang baik dalam mencegah perilaku kekerasan.

a. Meminta dengan baik.

b. Menolak dengan baik.

c. Mengungkapkan perasaan dengan baik

8.1.1. Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan.

8.1.2. Bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang perawat.

8.1.3. Bantu klien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan

8.2 Klien dapat mendemonstrasikan cara verbal yang baik

8.2.1 Minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.

8.2.2 Beri pujian atas keberhasilan klien.

8.2.3. Klien mengevaluasi pelksanaan kegiatan ibadah dengan mengisi jadwal kegiatan

8.3 Klien mempunyai jadwal untuk melatih cara bicara yang baik

8.3.1. Susun jadwal kegiatan untuk melatihb kegiatan ibadah.

(25)

25

8.4 Klien melakukan evaluasi terhadap kemampuan cara bicara yang sesuai dengan jadwal yang telah disusun

8.4.1 Klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan mengisi jadwal kegiatan harian 8.4.2. Validasi kemampuan klien dalam melakukan

validasi

8.4.3. Berikan pujian atas keberhasilan klien 8.4.4 . Tanyakan kepeda klien “ bagaimana perasaan

imam setelah teratur melaksanakan ibadah?

Apakah keinginan merah berkurang?”.

TUK 9 : Klien

mendemonstrasiakan kepatuhan minum obat untuk

mencegah perilaku kekerasan

9.1 Klien dapat menyebutkan jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat dari obat itu (prinsip 5 benar : benar orang, dosis, waktu dan cara pemberian)

9.1.1. Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminumnya (nama, warna, besarnya);

waktu minum obat (jika 3 kali: pkl 07.00), 13.00, 19.00; cara minum obat)

9.1.2. Diskusikan dengan klien manfaat minum obat secara teratur:

 Beda perasaan sebelum minum obat dan sesudah minum obat.

(26)

26  Jelaskan bahwa jenis obat hanya boleh diubah oleh dokter

9.2 Klien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat sesuai jadwal yang ditetapkan.

9.2.1. Diskusikan tentang proses minum obat:

 Klien meninta kepada perawat (jika di RS) kepada keluarga (jika di Rumah).

 Klien memeriksa obat sesuai dosisnya.

 Klien meminum obat pada waktu yang tepat.

9.2.2. susun jadwal minum obat bersama klien.

9.3 Klien mengevaluasi kemampuannya dalam mematuhi minum obat.

9.3.1 Klien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan mengisi jadwal kegiatan harian 9.3.2. Validasi pelaksanaan minum obat klien 9.3.3. Beri pujian atas keberhasilan klien

9.3.4. Tanyakan kepada klien “ bagaimana perasaan Imam dengan minum obat secara teratur?

apakah keinginan untuk marah berkurang?”.

TUK 10 : Klien dapat mengikuti TAK:

10.1 Klien yang mengikuti TAK: stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan

10.1.1. Anjurkan klien untuk ikut TAK: stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan.

10.1.2. Klien mengikuti TAK: stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan (kegiatan mandiri)

(27)

27 stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan

10.1.3. Diskusikan dengan klien tentang kegiatan selama TAK

10.1.4. Fasilitasi klien untuk mepraktikkan hasil kegiatan TAK dan beri pujian atas keberhasilannya.

10.2 Klien mempunyai jadwal, klien melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan TAK.

10.2.1. Diskusiakn dengan klien tentang jadwal TAK

10.2.2. Masukkan jadwal TAK dalam jadwal kegiatan harian.

10.2.3. Beri pujian atas kemampuan mengikuti TAK.

10.2.4. Tanyakan klien: bagaimana perasan setelah ikut TAK?”

TUK 11 : Klien mendapat keluarga dalam melakukan cara pencegahan perilaku kekerasan

11.1 Keluarga dapat mendemonstrasikan cara merawat klien

11.1.1. Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan yang telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini 11.1.2. Jelaskan keuntungan peran serta keluarga

dalam merawat klien.

11.1.3. Jelaskan cara-cara merawat klien.

 Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secra konstruktif.

 Sikap dan cara bicara.

 Membantu klien mengenal penyebab marah dan pelksanaan cara pencegahan perilaku kekerasan.

(28)

28

4.2 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama : Ny. L

No. RM : 616xx Ruang : Cempaka

Tabel 4. 2 Implementasi dan Evaluasi partisipan Studi Kasus Perilaku Kekerasan di RSJ Dr. Radjiman Wediodinigrat Lawang NO

DX

Tanggal

& Jam

Implementasi Keperawatan

Evaluasi 1. Kamis, 28

Juli 2022 Jam : 11.00

1. Menyebutkan penyebab perilaku kekerasan

2. Menyebutkan tanda dan gejala perilaku kekerasan

3. Menyebutkan perilaku kekerasan yang

dilakukan

4. Menyebutkan akibat perilaku kekerasan 5. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan

6. Mempraktikkan latihan cara mengontrol fisik 1

7. Masuk jadwal kegiatan pasien

S : Klien mengatakan :

“Nama saya ibu L, senang dipanggil L”

“Saya marah jika ada yang menggurui saya”

“Saya kalau marah membanting pintu, memukul meja dan berbicara kotor”.

O :

1. Pasien mudah tersinggung 2. Berbicara kotor

3. Memukul meja dan membanting pintu 4. Tatapan tajam

5. Nada bicara tinggi A :

1. Klien mampu BHSP

2. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekrasan

3. Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala perilaku kekerasan

4. Klien mampu menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan

P : Lanjutkan SP 1, Poin : 4,5,6,7

4. Menyebutkan akibat perilaku kekerasan 5. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan

6. Mempraktikkan latihan cara mengontrol fisik 1

7. Masuk jadwal kegiatan pasien

(29)

29

NO DX

Tanggal

& Jam

Implementasi Keperawatan

Evaluasi Jumat, 29

Juli 2022 Jam : 09.00

1. Menyebutkan akibat perilaku kekerasan 2. Menyebutkan cara

mengontrol perilaku kekerasan

3. Mempraktikkan latihan cara mengontrol fisik 1 4. Masuk jadwal

kegiatan pasien

S : Pasien mengatakan :

“Kerugian dari marah membuat ibunya takut dan pintu menjadi rusak ”

O :

1. Wajah tegang

2. Tatapan pasien tajam 3. Nada bicara masih tinggi

A : Pasien mampu mempraktikkan tarik napas dalam

P : Lanjutkan SP 2

1. Masuk jadwal kegiatan pasien 2. Latih tarik napas dalam jika perasaan marah muncul

Sabtu, 30 Juli 2022

Jam : 09.00

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)

2. Mempraktikkan latihan cara mengontrol fisik 2 : Pukul bantal dan Kasur

3. Masuk jadwal kegiatan pasien

S : Pasien mengatakan :

“Latihan fisik untuk mengontrol marah yaitu tarik napas dalam dan pukul batal atau kasur”

O :

1. Suara masih keras 2. Tatapan pasien tajam 3. Wajah sudah tidak tegang A :

1. Pasien mampu menyebutkan latihan fisik untuk mengontrol marah yaitu tarik napas dalam dan pukul bantal atau kasur 2. Pasien mampu mempraktikkan cara mengontrol marah dengan pukul bantal dan kasur

P : Lanjutkan SP 3 Pasien

1. Masuk jadwal kegiatan pasien

(30)

30

NO DX

Tanggal

& Jam

Implementasi Keperawatan

Evaluasi 2. Latih tarik napas dalam dan pukul bantal atau kasur jika perasaan marah muncul

Senin, 01 Agustus 2022 Jam : 09.00

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)

2. Mempraktikkan latihan cara verbal/sosial

3. Masuk jadwal kegiatan pasien

S : Pasien mengatakan :

“Latihan fisik cara verbal mengontrol marah yaitu meminta dengan baik, menolak dengan baik, mengungkapkan perasaan kesal”

O :

1. Suara masih keras

2. Wajah sudah tidak tegang

A : Pasien mampu mempraktikkan cara mengontrol marah meminta dengan baik, menolak dengan baik, mengungkapkan perasaan kesal

P : Lanjutkan SP 4 Pasien

1. Masuk jadwal kegiatan pasien 2. Latih tarik napas dalam dan pukul bantal atau kasur jika perasaan marah muncul

3. Latih cara verbal mengontrol marah yaitu meminta dengan baik, menolak dengan baik, mengungkapkan perasaan kesal

(31)

31

NO DX

Tanggal

& Jam

Implementasi Keperawatan

Evaluasi Selasa, 02

Agustus 2022 Jam : 09.00

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1, 2) dan verbal 2. Latih cara spiritual 3. Masuk jadwal kegiatan pasien

S : Pasien mengatakan :

“Latihan fisik cara mengontrol marah yaitu dengan ibadah sholat 5 waktu”

O :

1. Suara masih keras

2. Pasien tampak tenang dan rileks 3. Pasien kooperatif

A :

1. Pasien mampu menyebutkan cara mengontrol marah itu dengan sholat 5 waktu

2. Pasien dapat menyebutkan sholat 5 P : Lanjutkan SP 5 Pasien

1. Masuk jadwal kegiatan pasien

2. Anjurkan tarik napas dalam dan pukul bantal atau kasur jika perasaan marah muncul

3. Anjurkan cara verbal mengontrol marah yaitu meminta dengan baik, menolak dengan baik, mengungkapkan perasaan kesal

4. Anjurkan melakukan sholat 5 waktu

(32)

32

NO DX

Tanggal

& Jam

Implementasi Keperawatan

Evaluasi Rabu, 03

Agustus 2022 Jam : 09.00

1. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.

2. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat.

3. Susun jadwal minum obat secara teratur

S : Pasien mengatakan :

“Prinsip minum obat secara benar itu ada 5 benar”

O :

1. Pasien tampak tenang dan rileks 2. Pasien kooperatif

A :

1. Pasien mampu menyebutkan 5 benar minum obat

2. Pasien dapat menyebutkan fungsi dari ovat yang diminum

P : SP 5 Pasien teratasi pasien pulang 1. Anjurkan tarik napas dalam dan pukul bantal atau kasur jika perasaan marah muncul

2. Anjurkan cara verbal mengontrol marah yaitu meminta dengan baik, menolak dengan baik, mengungkapkan perasaan kesal

3. Anjurkan melakukan sholat 5 waktu 4. Anjurkan melakukan kegiatan rumah seperti menyapu, mencuci baju, dll.

(33)

33 FORMAT

ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial Klien : Ny. L Nama Mahasiswa : N. Rindiantika S.

Status Interaksi : Fase Perkenalan I Tanggal : 28/07/2022

Jam : 11.00 WIB Ruang : Cempaka

KOMUNIKASI VERBAL

KOMUNIKASI NON VERBAL

ANALISA BERPUSAT PADA PERAWAT

ANALISA BERPUSAT PADA KLIEN

RASIONAL P : Selamat pagi bu

K : Pagi mbak

P : duduk, tersenyum, suara jelas, tetap mempertahankan sikap terbuka

K : Duduk, tatapan tajam, wajah tegang

Merasa ragu apakah pasien mau menerima kehadiran

- Masih terkejut disapa perawat

- Duduk sambil menjawab

Pada awal interaksi harus didahului dengan BHSP

P : Saya perawat yang akan merawat Ibu, nama saya perawat A, nama Ibu siapa ? Mau dipanggil apa?

K : Nama saya ibu L, panggil saja ibu L.

P : Duduk memandang Ny. K mengulurkan tangan untuk bersalaman.

K : Duduk dan bersalaman

- Berhadap dan melanjutkan pembicaraan

- Merasa senang karena pasien menerima stimulus yang disampaikan dan

menyebutkan namanya.

- Pasien duduk mau mendengarkan dan menjawab

- Pasien tampak datar namun mau menjawab

Untuk menambah kepercayaan pasien

(34)

34 P : Bagaiaman perasaan ibu hari ini ?

K : Saya lagi kesal mbak

P : Memandang Ny. L dan tersenyum

K : Pasien menjawab dengan nada tinggi

Perawat mencoba menggali data tentang perasaan pasien

Pasien tampak

menerima dan terbuka dengan diskusi

Perawat ingin mengetahui keadaan pasien

P : Bagaimana kalau kita bercakap – cakap sebentar tentang perasaan marah ibu ? K : Iya mbak

P : Memperhatikan pasien dan sikap terbuka

K : Menjawab dan memandang perawat

Mencoba membuka diskusi tentang masalah yang dikeluhkan

Pasien memberikan informasi mengenai permasalahnnya

Perawat mulai

mengidentifikasi faktor penyebab masalah

P : Kira-kira berapa lama ? bagaimana kalau 20 menit ?

K : iya mbak

P : memandang, tersenyum, sikap terbuka

K : menjawab kontak mata kurang

Perawat mencoba mengatur waktu diskusi

Pasien tampak menerima saran dari perawat

Perawat mengatur waktu yang tepat untuk diskusi

P : Dimana kita akan bercakap-cakap ? Bagaimana kalau disini saja ?’

K : Iya mbak, disini saja.

P : Tersenyum, bersikap terbuka

K : Menjawab dan mengangguk

Perawat mengatur tempat diskusi dengan klien

Pasien memberikan informasi untuk tempat diskusi

Pengaturan tempat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan diskusi

(35)

35 P : Apa yang menyebabkan ibu marah ?” Apa

sebelumnya ibu marah dan penyebabnya sama?

K : Iya masih sama, saya tidak suka jika ada yang menggurui

P : Sikap terbuka dan tetap menjaga kontak mata

K : Nada bicara tinggi

Perawat menggali informasi tentang masalah pasien

Pasien menjelaskan penyebab marah

Mengidentifikasi masalah

P : Pada saat penyebab marah itu ada apa yang bapak rasakan ? Apakah ibu merasakan kesal kemudian dada

berdebar-debar, tangan mengepal, mata melotot

?

K : Iya yang saya rasakan itu berdebar- debar, tangan mengepal dan mata melotot

P : Bersikap terbuka, tersebyum

K : Menjelaskan apa yang dirasakan

Perawat menggali tanda dan gejala pasien

Pasien menjelaskan apa yang dirasakan

Mengidentifikasi tanda dan gejala

(36)

36 P : “Setelah itu apa yang ibu lakukan ? K : Saya kalau marah membanting pintu dan memukul meja

P : Bersikap terbuka

K : Menjawab

pertanyaan dengan nada tinggi

Perawat menggali informasi hal yang dilakukan saat marah

Pasien menjelaskan perilaku kekerasan yang dilakukan

Mengidentifikasi

perilaku kekerasan yang dilakukan

P : Apakah dengan marah, membanting pintu, memukul meja masalah akan selesai ? K : Tidak mbak

P : Bersikap terbuka, tersenyum dan menjaga kontak mata

K : Menjawab dengan menunduk

Membuka diskusi kerugian marah

Pasien menjawab yang ditanyakan

Untuk mengidentifikasi kerugian perilaku kekerasan

P : Nah iya tentu tidak bu

K : Iya mbak

P : Menjaga kontak mata

K : Menjawab dengan mengalihkan wajah

Perawat membuka diskusi

Pasien menjawab dengan mengalihkan wajah

Untuk membuka diskusi

P : Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap- cakap dengan saya tadi

?

P : memandang Ny. L dan tersenyum K : pasien menjawab dengan datar

Perawat mencoba menggali data tentang perasaan pasien

Pasien tampak

menerima dan terbuka dengan diskusi

Perawat ingi

nmengetahui keadaan pasien

(37)

37 K : Lumayan sedikit berkurang kesal saya mbak

P : Iya jadi penyebab marah ibu tadi jika ada yang menggurui dan yang ibu rasakan dada berdebar-debar, tangan mengepal dan mata melotot lalu yang ibu lakukan marah, membanting pintu, memukul meja dan berbicara kotor K : Iya mbak

P : Memandang dan sikap terbuka K : menjawab dan memandang perawat

Perawat menjelaskan ulang tanda dan gejala, tindakan kekerasan yanh dilakukan

Pasien tampak terbuka menyampaikan apa yang dikeluhkan

Perawat ingin mengetahui masalah yang dialami pasien

P : Baiklah bu besok kita lanjut berbicara lagi K : Iya boleh mbak

P : memandang, tersenyum, sikap terbuka

K : menjawab dan memandang perawat

Perawat mengakhiri dan menentukan kontrak selanjutnya

Pasien tampak menerima saran dari perawat

Perawat mengatur waktu yang tepat untuk diskusi selanjutnya

P : Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk berbicara akibat

P : sikap terbuka dan selalu tersenyum, , kontak mata terjaga

Perawat menentukan kontrak selanjutnya

Pasien menerima kontrak jadwal kegiatan selanjutnya

Untuk melatih cara mengontrol marah dengan latihan fisik

(38)

38 marah dan latihan cara mengontrol marah K : Iyaa mbak

K : menjawab dan menatap perawat P : Mau jam berapa ibu.

Baik, besok pagi jadinya?

K : Jam 09.00 saja mbak

P : sikap terbuka dan selalu tersenyum, memperhatikan pasien, kontak mata terjaga K : menjawab dan menatap perawat

Perawat menentukan waktu selanjutnya

Pasien menerima kontrak waktu

Untuk menentukan waktu pertemuan selanjutnya

P : Untuk tempatnya dimana bu, apakah di sini ?

K : Iya mbak disini saja diruang tamu

P : meyakinkan pasien, selalu tersenyum, sikap terbuka dan BHSP

K : menjawab dan menatap perawat

Perawat menentukan tempat pertemuan selanjutnya

Pasien menentukan tempat pertemuan

Untuk meningkatkan BHSP

P : Baik bu, sampai bertemu besok K : Iya mbak

P : Sikap terbuka dan tersenyum

K : Menjawab dan tersenyum

Perawat mengakhiri pertemuan

Pasien juga mengakhiri pertemuan

Untuk mengakhiri pertemuan

(39)

39 4.3 Pembahasan

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan kepada Ny. L dengan perilaku kekerasa di Ruang Cempaka RSJ DR. Radjiman Widiodiningrat lawang, maka penulis pada BAB ini akan membahas kesenjangan antara teoritis dengan tinjauan kasus. Pembahasan dimulai melalui tahapan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keparawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

4.3.1 Pengkajian

Pengkajian ialah proses awal dalam sebuah asuhan keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dari berbagai sumber data dalam tindakan evaluasi dan identifikasi status klien dalam pengumpulan data (Nursalam, 2017). Pada pembahasan ini diuraikan tentang hasil pelaksanaan tindakan keperawatan didasarkan pada pengkajian dan diagnosis keperawatan. Tahap pengkajian pada pasien perilaku kekerasan dilakukan interaksi perawat-pasien melalui komunikasi terapeutik untuk mengumpulkan data dan informasi tentang status kesehatan pasien. Pada tahap ini terjadi proses interaksi manusia, komunikasi, transaksi dengan peran yang ada pada perawat sebagaimana konsep tentang manusia yang bisa dipengaruhi dengan adanya proses interpersonal.

Selama pengkajian dilakukan pengumpulan data dari beberapa sumber, yaitu dari pasien dan tenaga kesehatan di ruangan. Penulis mendapat sedikit kesulitan dalam menyimpulkan data karena keluarga

(40)

40 pasien jarang mengunjungi pasien di rumah sakit jiwa. Maka penulis melakukan pendekatan kepada pasien melalui komunikasi terapeutik yang lebih terbuka membantu pasien untuk memecahkan perasaannya dan juga melakukan observasi kepada pasien. Adapun upaya tersebut yaitu :

1. Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya diri pada klien agar klien lebih terbuka dan lebih percaya dengan menggunakan perasaan.

2. Mengadakan pengkajian pasien dengan wawancara

3. Mengadakan pengkajian dengan cara membaca status, melihat buku rawatan dan bertanya kepada perawat ruangan.

Dalam pengkajian ini, penulis menemukan kesenjangan karena ditemukan. Pada kasus Ny. L, pada saat pasien marah membanting pintu, memukul meja, berbicara kotor, tatapan tajam,nada bicara tinggi, wajah tegang, mudah marah dan mudah tersinggung. Gejala gejala yang muncul tersebut tidak semua mencakup dengan yang ada di teori klinis dari perilaku kekerasan (Pardede, 2020). Akan tetapi terdapat faktor predisposisi maupun presipitasi yang menyebabkan kekambuhan penyakit yang dialami oleh Ny. L.

(41)

41 4.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan pada Ny. L berdasarkan hasil pengkajian sebanyak tiga diagnosa yaitu Perilaku Kekerasan, Halusinasi Pendengaran, Koping Individu Tidak Efektif. Namun yang menjadi prioritas diagnosa yaitu Perilaku Kekerasan.

4.3.3 Implementasi

Implementasi adalah tahap dimana perawat memulai melakukan tindakan penulis hanya mengatasi masalah. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Ny. L adalah strategi pertemuan pertama sampai pertemuan ke enam. Strategi pertemuan pertama yaitu menyebutkan penyebab perilaku kekerasan, menyebutkan tanda dan gejala perilaku kekerasan, menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, dan strategi pertemuan kedua yaitu menyebutkan akibat perilaku kekerasan dan melakukan latihan fisik mengontrol marah dengan tarik napas dalam. Strategi pertemuan ketiga yaitu latihan cara fisik yang kedua yaitu pukul bantal atau kasar. Strategi pertemuan kempat latihan cara berbicara yang baik dan mencegah perilaku kekerasan seperti cara bicara yang baik dalam mencegah perilaku kekerasan seperti meminta dengan baik, mnolak dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik. Strategi pertemuan kelima dengan cara spiritual yaitu sholat 5 waktu. Strategi keenam dengan penggunaan cara minum obat 5 benar.

(42)

42 4.3.4 Evaluasi

Pada tinajauan teoritis evaluasi yang diharapkan adalah:

Pasien mempercayai perawat sebagai terapis, dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala, mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, melakukan latihan fisik cara mengontrol marah, melalukan latihan bicara yang baik, megontrol marah dengan melakukan spiritual, dan melakukan aktivitas serta menggunakan obat secara teratur.

Pada tinjauan kasus evaluasi yang didapatkan adalah pasien mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, pasien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala, pasien mampu mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, mampu melakukan latihan fisik cara mengontrol marah, mampu melalukan latihan bicara yang baik, mampu mengontrol marah dengan melakukan spiritual, dan pasien mampu memahami penggunaan obat yang benar : 5 benar.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan hybrid magnet NdFeB menggunakan bahan baku serbuk NdFeB tipe MQP-B+ dengan penambahan komposisi serbuk BaFe 12 O 19

Muara Baru Ujung, Darmaga Timur No. Tanah Multa

Saran yang diajukan penulis kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneruskan penelitian yang telah peneliti lakukan mengenai hubungan antara upah kerja

Hal ini ditunjukkan melalui hasil persamaan regresi linier berganda diperoleh nilai t-hitung pada gaya belajar (X2) sebesar dengan tingkat signifikan 3,255 dengan tingkat

 Undang-undang Barat menetapkan sesiapa yang berminat untuk mengusahakan kawasan tidak perlu mendapat kebenaran daripada pembesar Melayu, tetapi mestilah membuat permohonan

bahwa ada pengaruh Partai Politik dan Calon terhadap Pemilih pada Pemilu.Hal ini terlihat dari masing-masing jenis atau kategori jawaban responden dan yang

Hasil uji statistik perbandingan contoh dengan metode one way Anova pada taraf nyata 0,05 di seluruh stasiun pengamatan yang terletak di Pulau Pramuka menghasilkan nilai sig

Semakin berkembangnya teknologi informasi, akan berdampak dalam pemanfaatan teknologi tersebut dengan semaksimal mungkin dari segala segi kehidupan. Implementasi dari