Oka Saraswati AP;
Salain, IP;
V o lu m e ( 4 ) N o m o r (2 ) E d is i Ju li 2 0 1 6 Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur Teknik-Universitas Udayana yang terbit
dalamsetahun.www.ojs.unud.ac.id
Oka Saraswati, AAA; WidyaParamadhyaksa, IN AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM
Salain, IP;Sueca, NP; Suartika, GAM;Susanta, IN; Suryada, IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB;
Muktiwibowo, A
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
dan Desain Riset Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
rsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas Universitas Udayana yang terbit dua kali www.ojs.unud.ac.id
WidyaParamadhyaksa, IN; Syamsul, Swanendri, NM; Rumawan Susanta, IN; Suryada, Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel Muktiwibowo, A.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
e-Jurnal Arsitektur
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata d
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsi
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk
JA UNUD mempublikasikan stud
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi d
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.
merupakan hasil studi/skrips 2. Studi Perkotaan dan Lingkungan
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah p
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur, dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil pengamatan terhadap studi kasus.
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
[email protected] @ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id
Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior, perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro, dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah p
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur, Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil pengamatan terhadap studi kasus.
Bali, Indonesia [email protected]
www.ar.unud.ac.id
) Universitas Udayana
Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA unia kerja dalam bidang arsitektur dan
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka tektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior, perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
i riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro, dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
an desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.Artikel biasanya
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan, perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
Penanggung Jawab Anak Agung Ayu Oka Saraswati Pengarah I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Ketua Syamsul Alam Paturusi Sekretaris I Wayan Yuda Manik
Bendahara Ni Made Swanendri Penyunting dan Reviewer I Putu Rumawan Salain Ngakan Putu Sueca Gusti Ayu Made Suartika I Nyoman Susanta I Gusti Agung Bagus Suryada Tim Validasi I Ketut Mudra Ngakan Putu Sueca Syamsul Alam Paturusi I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Penerbit I Made Widja Ngakan Putu Sueca I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover Antonius Karel Muktiwibowo
Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.
Volume (4) Nomor (2) Edisi Juli 2016 ISSN No. 9 772338 505762
Hak Cipta 2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur UNUD untuk mereproduksi, mendistribusikan, dan mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id
Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:
1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4, spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45 cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt, spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka
10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak miring.
Keterangan umum:
1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan kata MS Word atau format teks/ASCII.
2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
3. Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.
Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3, ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang mudah.Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas, menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya.Selain itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya.Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 4 nomor 2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume keempat ini.Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal mudah.Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester.Sehingga diharapkan diperoleh keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan.Dalam kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 4 nomor 2 ini.
Redaktur
Daftar Isi
Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ... iii
Editorial ... iv
Daftar Isi ... v
1. Pengembangan Universitas Dhyana Pura di Badung:Esensi, Konsep, dan Output Pengembangan.
(Made Joshua Evan Arnawa, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Wayan Yuda Manik) ... 1-6 2. Apartemen Taman Pintar Sains di Denpasar, Bali:Sarana Melali sambil Melajah Sains yang
Menyenangkan
(Made Agastia Bethari Rahayu, Widiastuti, dan I Wayan Wiryawan) ... 7-10 3. Galeri Kain Bali di Kabupaten Gianyar, Bali:Perancangan Arsitektur pada Bangunan Galeri Kain.
(Kadek Suwi Yantari, I Nyoman Surata, dan I Ketut Mudra) ... 11-14 4. Fasilitas Agrowisata Terintegrasi Dengan Permukiman Tradisional Bali Aga di Desa Sukawana
Kintamani Bangli Bali:Modifikasi Rumah Tradisional Bali Aga Sebagai Penginapan
(I Putu Arys Wira Wicaksana, I Wayan Kastawan,dan EvertEdward Moniaga) ... 15-18 5. Pusat Sosial Remaja di Denpasar:Implementasi Konsep atau Gaya “Industrial Pop-Art”.
(Putu Gama Yasa, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 19-22 6. Gedung Planetarium di Bali:Bentuk dan Tampilan pada Bangunan.
(Dewa Ayu Citra Dewi, Nengah Keddy Setiada, dan I Nyoman Surata) ... 23-26 7. Resort Hoteldi Klungkung, Bali: Penerapan Gaya Arsitektur Tropis
(I Made Darma, I Putu Rumawan Salain, dan I Nyoman Sudiarta) ... 27-32 8. Chinese Garden Restaurant And Family Karaokedi Gianyar, Bali:Karakter ‘Oriental Modern’pada
Rancangan
(Ni Wayan Bella Handayani,, I Nyoman Widya Paramadhyaksa,
dan
Ida Bagus Gde Primayatna)... 33-38 9. Pusat Pelatihan Anak Berkebutuhan Khusus di Bangli, Bali:Perencanaan Konsep Desain PadaRancangan
(Ida Ayu Dian Kurniantari, Nengah Keddy Setiada, dan I Nengah Lanus) ... 39-44 10. Pusat Pelatihan Yoga di Kabupaten Tabanan, Bali.
(Ni Nyoman Ayuk Widiari, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Dewa Gede Agung Diasana Putra) ... 45-50 11. Pusat Modifikasi dan Penjualan Aksesoris Mobil di Denpasar, Bali.
(I Gusti Bagus Sukma Esa, I Wayan Gomudha, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 51-56 12. Perancangan UPT Puskesmas Kuta Selatan 2, Badung, Bali.
(I Gusti Ngurah Eddy Suryadinata, Syamsul Alam Paturusi, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 57-62 13. Beach Mall di Gianyar, Bali.
(I Wayan Parsika Utama, Ciptadi Trimarianto, dan I Nyoman Susanta)... 63-68 14. Perancangan Elite Basketball Academy di Denpasar, Bali.
(Cokorda Widhiyani, I Made Suarya, dan I Ketut Mudra) ... 69-72 15. Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing di Denpasar, Bali.
(Andi Rayno Ulvania Saransi, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 73-78 16. Sirkuit Motocrossdi Tabanan:Penerapan Tema Harmonis pada Rancangan.
(I Made Adi Gunawan, Ngakan Putu Sueca, dan I Nyoman Surata) ... 79-84
17. Pusat Pengembangan Kesenian Jegog di Jembrana, Bali: Pengaplikasian Tema Neo-Vernakular pada Tampilan Desain
(I Gede Arya Pradnya Prasana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan Ni Made Swanendri) ...85-88 18. Wadah Komunitas Perancang Mode di Denpasar, Bali.
(I Nyoman Bagus Sakhapradnya Batan, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Wayan Wiryawan) ...89-94 19. Tempat Penitipan Anak Usia Dini di Denpasar, Bali:Implementasi Tema dalam Perancangan.
(I Wayan Windrayana Raditya, Widiastuti, dan I Wayan Yuda Manik) ...95-98 20. Fasilitas Penunjang Wisata Alam di Cluster Destinasi Abang Airawang Kintamani,
Bangli:Integrasi Ekowisata dengan Perumahan Penduduk.
(I Putu Sutama Mandala, I Wayan Kastawan, dan Evert Edward Moniaga) ...99-102 21. Redesain Polsek Ubud, Gianyar, Bali:Penerapan Arsitektur Bali dalam Rancangan Desain
Bangunan.
(I Wayan Ekayana Saputra, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Nyoman Sudiarta) ... 103-108
22. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Negara-Bali:Penerapan Langgam Neo Vernakular pada Desain.
(I Putu Adhi Adnyana Artha, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Nyoman Surata) ... 109-114
23. Wedding Chapeldi Kuta Selatan, Bali:Penerapan Tema dan Konsep dalam Perancangan.
(Nadia Griselda, Nengah Keddy Setiada, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 115-120
24. Galeri Seni Kriya Logam, Kulit, dan Rotan di Denpasar, Bali
(Ida Bagus Anom Artha Lingga, I Putu Rumawan Salain, dan I Putu Sugiantara) ... 121-126
25. Agrowisata Kopi Luwak di Petang, Badung.
(I Putu Dedy Sumantra, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 127-130 26. Industri Pembuatan Selai Salak di Bebandem, Karangasem-Bali
(Ida Ayu Agung Martadewi, Syamsul Alam Paturusi, dan I Ketut Mudra) ... 131-136 27. Badung Sports Centre, Bali: Fasilitas Olahraga dengan Pendekatan Green Arsitektur dan
Postmodern.
(I Kadek Jery Yasa, Ciptadi Trimarianto, dan I Nyoman Susanta) ... 137-140
28. Pabrik Pengolahan Kakao di Buleleng, Bali: Penerapan Tema Arsitektur Humanis.
(Putu Siskha Pradnyaningrum, I Made Suarya, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ... 141-146
29. Galeri Seni Rupa Murni Nasional Indonesia di Gianyar, Bali:Konsep Perancangan.
(Simon Togar Kurniawan, I Made Adhika, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 147-150
30. Bali Surf Training Camp di Kabupaten Badung, Bali.
(I Komang Ari Wijaya Kusuma Putra, Ngakan Putu Sueca, dan I Wayan Wiryawan) ... 151-154
31. Makerspace Bengkel Kreatif di Denpasar, Bali: Penerapan Tema “Tropical Artistic” dalam Perancangan.
(Made Ukrania Sanjiwani, Widiastuti, dan Evert Edward Moniaga) ... 155-158
32. Pengembangan Desain Wisata Pantai Lepang, di Klungkung, Bali: Pola Penataan Zonasi dan Bangunan Pelindung Pantai.
(I Gede Agus Prayoga, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 159-164
33. Pusat Pengolahan dan Kedai Kopi di Kecamatan Rendang, Karangasem, Bali.
(I Gusti Ayu Mirah Tiarasani Artawa, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Ketut Mudra) ... 165-170
34. Water Sport di Pantai Melasti, Ungasan, Bali: Teori dan Perancangan Fasilitas Water Sport.
(I Putu Gede Jayantara, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Nyoman Sudiarta)... 171-176 35. Taman Budidaya Lebah Madu Organik di Karangasem, Bali.
(Putu Ari Martina Dewi, Ida Ayu Armeli, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 177-180 36. Taman Budaya Karangasem di Amlapura: Penerapan Tema Regionalisme dalam Konsep
Perancangan.
(I Wayan Andy Priawan, I Putu Rumawan Salain, dan Ida Bagus Gde Primayatna)... 181-186
37. Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Denpasar-Bali: Implementasi Green Architecture.
(Azvin Ghara Krisopras, Nengah Keddy Setiada, dan I Nengah Lanus) ... 187-190 38. Universal Wedding Venue di Kecamatan Ubud, Bali
(Violeta Charisma Saragih, I Wayan Gomudha, dan I Nyoman Susanta) ... 191-196 39. Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Taman Bali Raja, Desa Tamanbali Bangli, Bali:
Perwujudan Tema Green Architecture.
(Desak Putu Korpiyoni, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan Anak Agung Gede Djaja Bharuna S.) ... 197-200 40. Museum dan Cafe Kopi di Kintamani, Bali: Penerapan Tema Rastik Tempo Dulu pada Desain.
(Ni Komang Nalatri Sudapradnyani, Syamsul Alam Paturusi,dan I Nyoman Surata) ... 201-204 41. Ekowisata Rice Terrace Jatiluwih, Tabanan-Bali: Pengembangan Fasilitas Wisata Berwawasan
Lingkungan dan Konservasi.
(I Gede Bayu Pratama, Ciptadi Trimarianto, dan I Putu Sugiantara)... 205-210 42. Penataan Kawasan Wisata Spiritual Pancoran Solas di Desa Guliang Kangin, Tamanbali-Bangli,
Bali: Penataan Kawasan Wisata Spiritual.
(I Putu Adi Sumar Bawa, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati)... 211-214 43. Agrowisata Coklat di Badung Utara, Bali:Sustainable Architecture pada Rancangan.
(I Gede Gandhi Silantara, Anak Ayu Agung Oka Saraswati, dan I Wayan Wiryawan) ... 215-218 44. Redesain Pasar Desa Adat Blahkiuh, Badung-Bali: Tinjauan Tema, Konsep Perencanaan, dan
Konsep Perancangan.
(I Putu Indra Pramartha Pande Usadi, I Made Suarya, dan I Wayan Yuda Manik) ... 219-222 45. Sirkuit Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung.
(I Gede Wahyu Kusuma, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan Evert Edward Moniaga) ... 223-228 46. Museum Nelayan Tradisional Bali di Kabupaten Klungkung: Penerapan Tema Profesi, Tradisi,
dan Prosesi Nelayan Tradisional Bali Pada Rancangan.
(I Putu Aditya Oka Pratana, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, danI Nengah Lanus) ... 229-232 47. Redesain Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB) Jemaat Philia di Amlapura, Bali: Kapasitas
Gedung Gereja dan Tata Letak Bangunan.
(I Komang Ari Gunawan, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Nyoman Surata) ... 233-238 48. Co-working Spacedi Kota Denpasar, Bali: Penerapan Tema Perancangan “Creative Urban
Space”.
(Cynthia Indah Prayanti, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan Ida Bagus Ngurah Bupala)... 239-242 49. Redesain GOR Basket Ngurah Rai Denpasar, Bali:Implementasi Tema “We Play As One”.
(Putu Rahadi Setiawan, Widiastuti, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 243-246 50. Redesain Mandala Wisata Samuantiga, Bali: Penerapan Teman Neo Vernakular
(I Made Ari Suryawan, Ida Ayu Armeli, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 247-250 51. E-Sport Arena Berstandar Internasional di Badung, Bali: Teori dan Perancangan E-Sport Arena.
(Julio, I Putu Rumawan Salain, dan I Nyoman Susanta)... 251-256 52. Wisata Agro Kopi di Pupuan, Tabanan.
(Kadek Ayu Inten Lestari, Nengah Keddy Setiada, dan I Ketut Mudra) ... 257-262 53. Pengembangan Pasar Tradisional Desa Sidemen, Karangasem-Bali: Pengaplikasian Tema
Rekreasi pada Konsep Perancangan Pasar.
(I Dewa Ayu Sukma Dewi, I Made Suarya, I Wayan Yuda Manik) ... 263-266 54. Ekowisata Cagar Budaya Gunung Kawi di Sebatu Kabupaten Gianyar, Bali: Penataan dan
Pengembangan Kawasan Cagar Budaya.
(I Gede Wirawan, Ciptadi Trimarianto, danI Gusti Agung Bagus Suryada) ... 267-272 55. Bali United Football Academy di Gianyar, Bali.
(Deny Indra Yuliasmadi, Syamsul Alam Paturusi, dan Ni Made Swanendri) ... 273-278 56. Redesign Pasar Kodok di Tabanan, Bali: Penerapan Tema pada Ruang Luar dan Ruang Dalam.
(I Putu Eka Apriliantara, I Made Adhika, dan I Nengah Lanus) ... 279-282 57. Museum Transportasi Darat di Bali: Penerapan Tema Teknologi Edukatif pada Rancangan.
(Anak Agung Kresna Mahadhipa, Ngakan Putu Sueca, dan I Wayan Wiryawan) ... 283-288
58. Taman Kupu-Kupu di Badung, Bali: Perancangan Fasilitas Rekreasi dan Pelestarian Alam.
(I Nyoman Triwikrama, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan I Nyoman Susanta) ... 289-292 59. Bali Skatepark di Badung, Bali: Penerapan Tema “The Beauty of Extreme” pada Rancangan.
(A.A. Gd. Raka Fajar Raditya, Widiastuti, dan I Nyoman Surata) ... 293-296 60. Pusat Rehabilitasi Narkoba di Bangli: Tema “Home Sweet Home” dengan Menerapkan Bentuk
Neo-Vernakular.
(Cok Gde Agastya Prawira Putra, I Wayan Kastawan, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 297-300 61. Pusat Komunitas Fotografi di Bali: Penerapan Tema Light and Shadow pada Bangunan.
(Made Resta Handika, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan I Nengah Lanus) ... 301-306 62. Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja Bali: Harmonisasi Unsur Modern dan
Tradisional Bali dalam Fungsi Pertunjukan Seni.
(Gede Yogi Swara Pradita Nanda, Nengah Keddy Setiada, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 307-310 63. Kompleks Komersial dan Hunian Terpadu di Badung, Bali: Penerapan Arsitektur Bioklimatik pada
Rancangan.
(I Kadek Saka Anggarika Suwirna B, Syamsul Alam Paturusi, dan I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 311-314 64. Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegongan di Gianyar, Bali:Fasilitasi Produk
Seni Tari Legong.
(I G. N. Surya Suta Riadi, Ciptadi Trimarianto, dan Ni Made Swanendri) ... 315-320 65. Sport Club di Denpasar, Bali
(A.A. Ngr. Manik Satriya Wicaksana, I Made Adhika, dan I Wayan Wiryawan) ... 321-326 66. Rumah Perawatan Anak Penderita Kanker di Denpasar, Bali:Naungan Kegiatan Paliatif,
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Penderita Kanker
(I Gusti Agung Ngurah Wisnu Maha Adi, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Wayan Yuda Manik) ... 327-330 67. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh, Bali: Suatu Pendekatan terhadap
Pengembangan Fasilitas Wisata Air.
(Ajus Wiranata, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, dan Evert Edward Moniaga) ... 331-336 68. Pasar Tradisional di Jalan Cokroaminoto Denpasar, Bali: Penerapan Tema “Smart Market”
dalam Konsep Perancangan.
(Ida Bagus Joni Mantara, Ngakan Putu Sueca, dan I Nyoman Sudiarta) ... 337-342 69. Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintahan Kabupaten
Badung, Bali: Penerapan Suasana Ramah dan Bersahabat terhadap Kegiatan dalam Bangunan.
(I Putu Indra Satyawan, Widiastuti, dan I Nyoman Surata) ... 343-346 70. Wisata Alam Persawahan di Ubud, Bali:Penerapan Tema dalam Desain Arsitektur Kegiatan
Wisata Alam.
(Ida Bagus Gede Eka Arimbawa, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 347-352 71. Penataan Kawasan Daya Tarik Wisata Ceking Tegallalang, Gianyar-Bali: Pengembangan
Pariwisata dan Konservasi Persawahan.
(I Wayan Muliana, Gusti Ayu Made Suartika, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 353-358 72. Redesain Sasana Budaya di Tabanan, Bali: Tema Perancangan Arsitektur.
(Anak Agung Yudi Adi Wedana, I Wayan Kastawan, dan I Wayan Wiryawan) ... 359-362 73. Pusat Kegiatan dan Informasi Arsitektur di Denpasar, Bali: Pengaplikasian Rain Catcher Tree
sebagai Solusi Sistem Konservasi Air Hujan.
(Ketut Ryan Budhi Saputra, I Made Suarya, dan I Nengah Lanus) ... 363-368 74. Industri Pengolahan Buah Stroberi di Desa Pancasari, Bali: Penerapan Tema “Fresh and
Healthy” dalam Desain.
(Gede Fendi Permana Putra, I Nyoman Widya Paramadhyaksa, dan I Nyoman Sudiarta) ... 369-372 75. Pet Care Center di Denpasar, Bali: Penerapan Tema dan Konsep Perancangan dalam Desain
Bangunan.
(I Gede Rai Dwija Putra, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 373-376 76. Objek Wisata Alam di Bukit Asah, Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem, Bali: Merancang
Massa Bangunan di Area Bertransis.
(Ida Bagus Wisnawa Wiantara, Ida Ayu Armeli, dan I Nyoman Surata.) ... 377-382
77. Pusat Kerajinan Bahan Daur Ulang di Denpasar, Bali: Teori dan Perancangan.
(Putu Sutristya Adi Putra, Nengah Keddy Setiada, dan I Wayan Yuda Manik) ... 383-388 78. Redesain Pasar Umum Sukawati di Kabupaten Gianyar, Bali: Arsitektur Neo Vernakular
(Rangga Seta Ugrasena, Ni Ketut Ayu Siwalatri, dan I Nengah Lanus) ... 389-392 79. Rumah Duka dan Krematorium di Tabanan, Bali.
(Puspita Yuliana Dewi, Widiastuti, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 393-396 80. Organic Bakery di Denpasar, Bali: Desain Interior Organic Bakery dengan Konsep Open Kitchen.
(Hapsari Widya Pratiwi, Widiastuti, dan I Ketut Muliawan Salain) ... 397-400 81. Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan, Buleleng, Bali: Penerapan Tema “Back To Nature” pada
Rancangan.
(Ignasius Gede Irwan Dinata, Widiastuti, dan Ni Made Swanendri) ... 401-404 82. Redisain Pasar Hewan Kayuambua di Kabupaten Bangli, Bali: Penerapan Konsep Tri Angga
pada Desain.
(I Komang Budi Suryawan, Syamsul Alam Paturusi, dan Ni Made Swanendri) ... 405-410 83. Taman Mini Rumah Tradisional Bali di Kabupaten Badung, Bali: Pengembangan Arsitektur
Tradisional Manjadi Pariwisata di Bali
(I Made Gandhi Pramana Putra, Ngakan Putu Sueca, dan Nengah Keddy Setiada) ... 411-414 84. Pasar Wisata Tradisional di Gianyar, Bali.
(I Putu Arik Okayana Suputra, I Gusti Bagus Budjama, dan Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 415-418 85. Eco Resort Villadi Kecamatan Kuta Selatan: Penerapan Green Roof pada Unit Honeymoon Suite
Villa dalam Eco Resort Villa di Kecamatan Kuta Selatan, Bali.
(A. A. Ngr. Gde Wirottama Putra, I Made Suarya, dan Ni Made Swanendri) ... 419-426 86. Redesain Pasar Tampaksiring di Kabupaten Gianyar, Bali: Konsep Tampilan dan Material
Bangunan.
(Putu Manik Yoga Sahadewa, I Nyoman Surata, dan I Wayan Yuda Manik) ... 427-430 87. Redesain Kantor Bupati Bangli, Bali.
(Indra Pranananda, I Wayan Kastawan, dan Evert Edward Moniaga) ... 431-434 88. Stadion Softball di Kota Denpasar, Bali: Penerapan Konsep Bentuk Massa Bangunan dan Ruang
Luar pada Stadion Softball.
(I Wayan Juliarta, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Wayan Yuda Manik) ... 435-438 89. Sport Center di Gianyar, Bali: Penerapan Tema, Bentuk, dan Tampilan Bangunan.
(I Kadek Darma Putra, I Wayan Kastawan, dan I Nyoman Susanta) ... 439-442 90. Pusat Budidaya Anggrek Hibrida di Tabanan, Bali: Penerapan Konsep Tampilan dan Interior
pada Bangunan.
(I Kadek Adi Pramana, Nengah Keddy Setiada, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 443-448 91. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Vokal di Denpasar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan Bangunan
dan Ruang Dalam.
(Anggi Yogiarta, I Wayan Gomudha, dan Anak Agung Ayu Oka Saraswati) ... 449-454 92. Pengembangan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali: Studi Mengenai Penentuan Tema yang
Ideal.
(Dian Fajar Prasetyo, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, dan Ciptadi Trimarianto) ... 455-458 93. Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar: Penerapan Konsep Tampilan pada Bangunan.
(Putu Yoga Pratama Adi Putra, Ida Ayu Armeli, dan Putu Gede Sukarsana) ... 459-462 94. Galeri Kerajinan Patung Batu di Gianyar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan pada Bangunan.
(Wayan Gede Aldi Sujaya, Nengah Keddy Setiada, dan Gusti Ayu Made Suartika) ... 463-468 95. Galeri Gambuh dan Gong Kebyar di Gianyar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan Luar pada
Bangunan.
(Ida Bagus Gede Eka Narayana Mas, I Made Adhika, dan Putu Gede Sukarsana) ... 469-474 96. Perencanaan Fasilitas Sistem Resi Gudang di Gianyar, Bali: Penerapan Konsep Tampilan dan
Interior pada Bangunan.
(I Wayan Gus Widiarta, Nengah Keddy Setiada, dan Ngakan Putu Sueca) ... 475-480
97. Redesain Pasar Blahbatuh, Gianyar: Tema, Tampilan Entrance, dan Tampilan Bangunan.
(I Made Saptika, I Nengah Lanus, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 481-486 98. Penataan Desa Wisata Bongkasa Pertiwi di Kecamatan Abiansemal, Badung-Bali
(I Wayan Wahyu Raditya, I Made Adhika, dan I Putu Sugiantara) ... 487-492 99. Wedding House di Desa Kelating, Tabanan, Bali: Perancangan dengan Tema Romantis dan
Tipologi Bangunan Neo-Vernakular.
(Dewa Ayu Putu Nanda Pradnya Dianti, Ida Ayu Armeli, dan I Gusti Bagus Budjana)... 493-496 100. Redesain Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sangsit Buleleng, Bali: Penataan dan
Pengembangan Dermaga.
(I Gusti Bagus Made Sumertadana, Gusti Ayu Made Suartika, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 497-500 101. Pusat Bisnis Kerajinan Kulit di Kabupaten Badung, Bali.
(I Gede Bayu Dewanthara, I Putu Rumawan Salain, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 501-506 102. Hotel Resort Agro di Desa Belimbing, Tabanan: Penerapan Konsep Tampilan pada Bangunan.
(Aika Andreyana, I Putu Rumawan Salain, dan Anak Agung Ayu Oka Saraswati) ... 507-510 103. Pengembangan Hunian sebagai Akomodasi Wisata di Desa Pangsan, Badung-Bali: Penerapan
Konsep Tampilan Bangunan.
(Dewa Putu Gede Angga Darmawan, Ida Ayu Armeli, dan Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.) ... 511-514 104. Relokasi Pasar Tradisional Desa Adat Buduk, Bali: Penerapan Langgam Arsitektur Tropis.
(I Putu Handy Mahendrayasa, Widiastuti, dan Evert Edward Moniaga) ... 515-518 105. Museum Sepeda Motor di Kabupaten Badung, Bali: Tema dan Konsep Perancangan.
(Perdana Putra, Ida Ayu Armeli, dan Syamsul Alam Paturusi) ... 519-524
Gede Yogi Swara Pradita Nanda (1204205101)1), Nengah Keddy Setiada2), dan I Gusti Bagus Budjana3)–Redesain Ge-
REDESAIN GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA, BALI
Harmonisasi Unsur Modern dan Tradisional Bali dalam Fungsi Pertunjukan Seni
Gede Yogi Swara Pradita Nanda1),Nengah Keddy Setiada2), danI Gusti Bagus Budjana3)
1)
Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected]2)
Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected]3)
Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected]ABSTRACT
Gde Manik Arts Centre is a cultural asset Buleleng regency which was built in the 1980s as a used for artistic performances or festivals organized by government and society. In its golden age, this building is a means of performances that have demonstrated a variety art of Bali and local arts Buleleng. But in a growing era and the emergence of human indifference, the building was as underappreciated due to the many performances of modern art displayed in the open area. Moreover, because this building can not accommodate the number of spectators were present performances featuring national artists, the building was slowly abandoned by the society. That was the reason this building will be redesign hoping to become the pride of Buleleng people especially. As be use the theme of harmonization of modern and balinese traditional architecture, this building will show a modern impression to follow the current development however would not relieve balinese traditional architecture while retaining the existence of balinese elements. Gde Manik Arts Centre will accommodate 1200 people with 2757 m2 building area.
Keywords: Gde Manik Art Centre, art, art perform, Singaraja
ABSTRAK
Gedung Kesenian Gde Manik merupakan aset budaya Kabupaten Buleleng yang dibangun pada tahun 1980an sebagai sarana pertunjukan kesenian atau festival yang diselenggarakan pemerintah maupun ma- syarakat. Pada jaman keemasannya, gedung ini merupakan sarana pertunjukan yang telah mempertunjuk- kan beragam kesenian-kesenian daerah bali, dan kesenian daerah Buleleng. Namun seiring berkembang- nya jaman dan munculnya sikap acuh tak acuh manusia, gedung ini pun seperti kurang dipedulikan akibat banyaknya pertunjukan seni modern yang dipertunjukkan di area terbuka. Selain itu karena gedung ini tidak bisa menampung jumlah penonton yang ada saat pertunjukan yang menampilkan artis nasional, gedung ini pun perlahan ditinggalkan masyarakat. Hal tersebutlah yang mendasari gedung ini diredesain dengan hara- pan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Buleleng pada khususnya. Dengan mengambil tema harmonisasi unsur modern dan tradisional Bali, gedung ini akan menampilkan kesan modern agar mengikuti perkemban- gan jaman tetapi tidak akan meninggalkan arsitektur tradisional Bali dengan tetap mempertahankan unsur- unsur lokal yang ada di Bali. Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja akan menampung 1200 orang dengan luas bangunan 2757 m
2.
Kata Kunci: Gedung Kesenian Gde Manik, kesenian, pertunjukan seni, Singaraja
PENDAHULUAN
Di zaman yang serba canggih dan modern ini, pengaruh segala hal yang bersifat modern tentunya akan sangat kuat. Salah satu contohnya adalah dalam bidang seni pertunjukan. Seni pertunjukan modern yang berkembang pesat di Indonesia khususnya di Bali sangat menarik minat masyarakat untuk mempelajarinya atau sekedar menikmatinya.
Namun saat ini di Bali khususnya di Singaraja, seni pertunjukan lokal Bali menjadi terkikis dan kalah dengan seni pertunjukan modern. Hal tersebut karena kurangnya fasilitas untuk menampung kreatifitas masyarakat, kalaupun ada fasilitas tersebut tidak memenuhi kapasitas penonton yang hadir.
Gedung Kesenian Singaraja yang hanya menampung 800 orang dirasa kurang mampu untuk mewadahi
kreatifitas masyarakat Bali dan Singaraja pada khususnya. Seperti yang diketahui bahwa Kabupaten Bule-
leng memiliki jumlah penduduk terbesar di Bali yaitu 1/3 penduduk Bali dengan jumlah 786.972 jiwa (berda-
sarkan hasil registrasi tahun 2009). Selain itu masyarakat Buleleng adalah masyarakat yang sangat kurang akan hiburan-hiburan seperti masyarakat di Denpasar mengingat tidak seimbangnya pembangunan di Bali Utara dan Bali Selatan
KONDISI EKSISTING GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
Gambar 1. Peta Pulau Bali Gambar 2. Peta Kabupaten Buleleng
Sumber: Nanda, 2016:8 Sumber: Nanda, 2016:8
Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja terletak di Jalan Udayana (Singaraja), Kecamatan Buleleng, persis di sebelah Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Dengan usia bangunan yang sudah tua ini, banyak kebutuhan fasilitas-fasilitasnya yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat jaman sekarang tentunya dalam bidang kesenian
Dengan pemilik Pemerintah Kabupaten Buleleng dan dikelola oleh Dinas Pariwisata & Kebudayaan Buleleng, Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja memiliki luas tapak 4.500 m² dengan luas bangu- nan 814 m².
Gambar 3. Peta Kota Singaraja Sumber: Nanda, 2016:8
Ruangan-ruangan yang terdapat di GKGM:
a. Ruang untuk kegiatan utama - Stage
- Tribun
- Toilet panitia dan pengisi acara - Ruang ganti pengisi acara b. Ruang untuk kegiatan penunjang
- Ruang latihan (ruang tunggu) c. Ruang untuk kegiatan servis
- Parkir kendaraan pengunjung
- Toilet umum
Gambar 3. Tampilan Eksterior Samping Gedung- Gudang sarana prasarana
Sumber: Nanda, 2016:12Gambar 4. Tampilan Interior dari Gedung Sumber: Nanda, 2016:12
Dari berbagai permasalahan yang telah dihadapi oleh GKGM dengan semakin beragamnya kebutuhan fasili-
tas gedung pertunjukan yang semakin modern dan teknologi yang semakin maju yang tidak diimbangi den-
gan penyediaan ruang yang mampu mengakomodasi kebutuhan pelaku kegiatan yang semakin beragam
maka akan dilakukan usaha Redesign dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari GKGM
Gede Yogi Swara Pradita Nanda (1204205101)1), Nengah Keddy Setiada2), dan I Gusti Bagus Budjana3)–Redesain Ge-
itu sendiri. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain: Usia bangunan yang sudah tua, kapasitas pengunjung yang kurang memadai, sistem akustik gedung yang kurang baik, tidak terdapat sistem keama- nan gedung seperti sistem pemadam kebakaran, parkir yang kurang baik, sirkulasi yang kurang jelas, tidak terdapat ruang utilitas seperti ruang genset, dan tidak ada ruang penunjang seperti lobby.
TEMA DAN KONSEP PERANCANGAN
Tema dapat diwujudkan sebagai bentuk atau ekspresi fisik atau dalam wujud non fisik berupa ekspresi peri- laku pengguna arsitektur (Snyder dan Catanese, 1985:295).
Berdasarkan pendekatan yang dilakukan, didapatkan tema Harmonisasi Modern Tradisional Bali, menggu- nakan gaya bangunan postmodern yang diwujudkan dalam perancangan pola massa dan perancangan tampilan bangunan.
Gambar 5. Zoning GKGM Singaraja Sumber: Nanda, 2016
Pada zoning terlihat pola massa yang digunakan adalah pola massa monolite. Memberi keuntungan kelan- caran sirkulasi dalam bangunan serta memberi kesan padu antar fungsi, dalam hal ini mewujudkan tema Harmonisasi Modern Tradisional Bali, diibaratkan menjadi satu dalam satu massa.
Dengan tema Harmonisasi modern tradisional, maka tampilan bangunan akan menampilkan unsur modern dari segi tampilan bangunan akan tetapi tidak mening- galkan unsur budaya lokal, budaya lokal disini dite- rapkan pada fasad bangunan yaitu berupa ukiran- ukiran yang diterapkan pada eksterior bangunan serta pada entrance dan tembok penyengker yang merupa- kan ciri arsitektur lokal. Di depan gedung terdapat pa- tung singa yang melambangkan ikon Kota Singaraja
Gambar 6. Eksterior GKGM SingarajaSumber: Nanda, 2016
Penerapan tema juga terdapat dalam interior bangunan, yai- tu stage. Dimana stage merupakan fungsi utama bangunan.
Pada stage kesan modern sangat kental dengan permainan warna baik pada dinding, atap, lantai dan juga warna kursi, namun terdapat candi bentar ditengah-tengah stage sebagai unsur budaya lokal, difungsikan sebagai entrance pengisi acara memasuki panggung.
G
Gambar 7. Interior Stage Sumber: Nanda, 2016
Area Parkir Pen- gunjung
Area Utama Area Pelayanan
publik Area Parkir Pen- gunjung
Area Utama Area Pelayanan
publik
Ruang-ruang yang penting pada GKGM adalah salah satunya control room yaitu ruang untuk mengatur segala hal yang diperlukan selama berlangsungnya pertunjukan seperti lighting, sound dan lain sebagainya, ruang lainnya adalah toilet. Pada toilet pengunjung tidak lupa disediakan fasilitas toilet untuk penyandang cacat.
Gambar 8. Ruang Kontrol dan Toilet GKGM Sumber: Nanda, 2016
Salah satu fungsi ruang hijau diterapkan pada taman re- kreasi yang digunakan untuk berbagai macam kegiatan yang mendukung Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, diantaranya kegiatan bersantai, bermain dan latihan/kursus menari. Hal ini diperlukan karena suasana indoor pada ge- dung yang memakai full AC kadang memberikan suasana yang terlalu tertutup, jadi diimbangi dengan adanya ruang terbuka hijau ini.
Gambar 9. Ruang Terbuka Hijau GKGM Sumber: Nanda, 2016