• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

65 3.1 BINUS UNIVERSITY

3.1.1 Sejarah BINUS UNIVERSITY

BINUS UNIVERSITY bermula sebagai suatu lembaga jangka pendek yang berdiri pada tanggal 21 Oktober 1974 dengan nama Modern Computer Course. Berkat landasan yang kuat dan visi yang jelas, lembaga ini terus berkembang. Pada tanggal 1 Juli 1981, karena banyaknya peminat dan pesatnya pertumbuhan, berkembang menjadi Akademi Teknik Komputer (ATK) dengan Jurusan Manajemen Informatika. Pada tanggal 13 Juli 1984, ATK mendapat Status terdaftar dan berubah menjadi AMIK Jakarta. Setahun kemudian, tepatnya tanggal 1 Juli 1985, dibuka Jurusan Komputerisasi Akuntansi, dan pada tanggal 21 September 1985, AMIK Jakarta berganti nama menjadi AMIK Bina Nusantara.

Dalam usia mudanya, sebuah prestasi emas ditoreh AMIK Bina Nusantara dengan terpilih sebagai Akademi Komputer terbaik oleh Depdikbud melalui Kopertis Wilayah III Jakarta pada tanggal 17 Maret 1986. Peningkatan kebutuhan akan tenaga-tenaga handal dalam bidang teknologi informasi mendorong dikembangkan AMIK menjadi STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) Bina Nusantara sejak tanggal 1 Juli 1986, STMIK Bina Nusantara didirikan dengan Program Strata1 (S1) Jurusan Manajemen Informatika, Teknik Informatika dan Jurusan Teknik Komputer (S1).

(2)

Pada tanggal 9 November 1987, AMIK Bina Nusantara dilebur ke dalam STMIK Bina Nusantara hingga terbentuk sebuah lembaga yang menyelenggarakan Program Diploma III (DIII) dan Strata1 (S1). STMIK Bina Nusantara berhasil memperoleh status Disamakan untuk semua Jurusan dan Jenjang pada tanggal 18 Maret 1992, dan pada tanggal 10 Mei 1993 membuka Program Pascasarjana Magister Manajemen Sistem Informasi, salah satu program pascasarjana pertama di Indonesia dalam bidang ini.

Pada tanggal 8 Agustus 1996, BINUS UNIVERSITY berdiri dan secara sah diakui oleh Pemerintah. STMIK Bina Nusantara kemudian melebur ke dalam BINUS UNIVERSITY pada tanggal 20 Desember 1998, dan hingga sekarang BINUS UNIVERSITY terdiri dari Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi; Fakultas Teknik, Fakultas Sastra, Fakultas MIPA, dan Program Ganda serta Program Pascasarjana. Pada akhir tahun 1997, BINUS UNIVERSITY memperoleh Sertifikasi Manajemen Mutu Internasional. Sejak tahun 2007, BINUS UNIVERSITY bekerja sama dengan Curtin University of Technology, Australia; Murdoch Unversity, Australia; Macquarie University, Australia; The Royal Melbourne of Technology (RMIT), Australia;

Limkokwing University of Creative Technology, Malaysia, dan Cologne Business School, Jerman, dengan 5 jurusan, yaitu Computer Science, Information Systems, marketing, Accounting, dan Art & Design. Pada

(3)

tahun 2007, BINUS UNIVERSITY membuka 2 fakultas baru yaitu Fakultas Psikologi dan Fakultas Komunikasi dan Multimedia.

3.1.2 Visi dan Misi BINUS UNIVERSITY 3.1.2.1 Visi

“A World-class UNIVERSITY

… In continuous pursuit of innovation and enterprise”

Menjadi institusi pengetahuan dengan praktek terbaik yang dikenal secara internasional. Dengan cara menciptakan nilai ekonomi melalui perbedaan kemampunan, menciptakan inovasi dan kemampuan organisasi untuk dapat melakukan perubahan positif pada pasar global dan lingkungan.

3.1.2.2 Misi

9 Menyelenggarakan program studi berkelanjutan yang ditunjang oleh hal yang terkait dengan teknologi informasi, kemampuan berbahasa asing, komunikasi, kepemimpinan, kemampuan berinovasi dan berwirausaha serta berkarakter baik.

9 Menjadi model sarana penelitian antara dosen, mahasiswa dan pihak-pihak yang terkait.

9 Menjadi penyedia sumber daya IT yang mumpuni dan mampu bersaing di tingkat global.

(4)

9 Menjadi model kerjasama antara dunia pendidikan dengan dunia industri khususnya yang terkait dengan aplikasi terapan.

9 Membangun kebanggaan para pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam proses pendidikan.

(5)

3.1.3 Struktur Organisasi BINUS UNIVERSITY

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BINUS UNIVERSITY

(6)

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Computer Science BINUS UNIVERSITY

3.2 Analisis Masalah

3.2.1 Wawancara terhadap Objek Penelitian

Untuk memperoleh informasi mengenai sistem yang sedang berjalan pada BINUS UNIVERSITY terutama cara kerja pengkoreksian jawab dari mahasiswa/i oleh dosen, maka penulis pun menerapkan metode wawancara pada objek penelitian, yaitu pada pihak dosen di BINUS UNIVERSITY. Penulis hanya melakukan wawancara kepada Kepala Jurusan Computer Science dari BINUS UNIVERSITY dan beberapa dosen matakuliah Pengantar Teknologi Informasi (PTI) untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Dengan melakukan wawancara terhadap beberapa dosen dirasa penulis sudah dapat mewakili keseluruhan kebutuhan dari dosen PTI, yaitu dapat langsung melihat nilai ujian dari

(7)

mahasiswa/i tanpa harus mengkoreksi jawaban tersebut secara manual.

Adapun data hasil wawancara adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Hasil Wawancara 1 Narasumber : Narasumber 1

Jabatan : Kepala Jurusan Computer Science Metode : Wawancara

1. P : Bagaimana cara Bapak dalam mengoreksi soal esai?

J : Dalam mengkoreksi soal esai saya membuat keyword atau kunci jawaban terlebih dahulu untuk setiap soal. Tetapi untuk soal esai harus dilihat juga jawaban dari mahasiswa/i tidak harus terfokus dengan kunci jawaban yang sudah dibuat karena ada mahasiswa/i dalam menjawab soal dengan bobot yang lebih dari yang seharusnya.

2. P : Pernahkan Bapak menggunakan aplikasi yang dapat langsung mengkoreksi tanpa perlu dibaca?

J : Belum pernah menemukan aplikasi tersebut sehingga belum pernah menggunakan.

3. P : Apa saran Bapak terhadap aplikasi yang akan kami buat?

J : Saran saya terhadap aplikasi ini yaitu dalam mengkoreksi jawaban dari mahasiswa/i menggunakan rubrik sehingga hasil yang dicapai dapat lebih akurat.

(8)

Tabel 3.2 Hasil Wawancara 2 Narasumber : Dosen 1

Jabatan : Dosen Pengantar Teknologi Informasi Metode : Wawancara

1. P : Bagaimana cara Ibu dalam mengoreksi soal esai?

J : Dalam mengoreksi soal esai ada keyword atau kunci jawaban yang sudah ditentukan kemudian dikaitkan menjadi kalimat - kalimat, kemudian baru dilihat lagi penalaran dari mahasiswa/i dalam menjawab soal.

Penalaran tersebut akan menjadi nilai tambahan.

2. P : Pernahkan Ibu menggunakan aplikasi yang dapat langsung mengkoreksi tanpa perlu dibaca?

J : Belum pernah menggunakan.

3. P : Apa saran Ibu terhadap aplikasi yang akan kami buat?

J : Saran saya terhadap aplikasi ini yaitu dalam mengkoreksi jawaban dari mahasiswa/i aplikasi ini dapat merangkai kata-kata yang menjadi inti dari jawaban sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih akurat.

Tabel 3.3 Hasil Wawancara 3 Narasumber : Dosen 2

Jabatan : Dosen Pengantar Teknologi Informasi Metode : Wawancara

1. P : Bagaimana cara Bapak dalam mengoreksi soal esai?

J : Dalam mengoreksi soal esai mencocokan point-point penting yang ada pada jawaban dari mahasiswa/i.

Kemudian melihat kembali bagaimana cara mahasiswa/i dalam menjawab, sehingga dapat dilihat pemahaman mahasiswa/i tentang soal yang diberikan

2. P : Pernahkan Bapak menggunakan aplikasi yang dapat langsung mengkoreksi tanpa perlu dibaca?

J : Belum pernah menggunakan

3. P : Apa saran Bapak terhadap aplikasi yang akan kami buat?

J : Saran saya terhadap aplikasi ini yaitu dalam mengkoreksi jawaban dari mahasiswa/i aplikasi ini sangat berguna dan membantu dosen dalam mengkoreksi soal ujian.

(9)

Dari wawancara yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan informasi dapat disimpulkan bahwa dalam mengkoreksi soal esai, dosen menggunakan kunci analisis dosen dari sendiri sehingga pengkoreksian dapat berjalan dengan baik dan cepat. Dosen juga menyarankan agar analisis yang dibuat oleh penulis dapat merangkai kalimat inti dari jawaban yang diberikan oleh mahasiswa/i.

3.2.2 Sistem yang Sedang Berjalan

BINUS UNIVERSITY merupakan salah satu universitas swasta di Indonesia yang memiliki banyak mahasiswa/i yang terbagi atas beberapa fakultas. Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis memfokuskan pada mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi pada jurusan Computer Science yang berada dibawah naungan Fakultas Ilmu Komputer.

Pada Fakultas Ilmu Komputer BINUS UNIVERSITY dalam mempelajari mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi (PTI) terdapat silabus atau pedoman mengajar yang diberikan kepada dosen mata kuliah tersebut, sehingga dalam mengajar dosen tidak keluar dari tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh mahasiswa/i pada setiap pertemuan. Untuk menguji kemampuan mahasiswa/i secara informal dosen dapat memberikan kuis atau tugas mandiri kepada mahasiswa/i tersebut, dan secara formal mahasiswa/i diuji dengan diadakannya Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semater (UAS) untuk memperoleh nilai akhir dari mahasiswa/i.

(10)

Secara garis besar, sistem yang dijalankan oleh dosen untuk mengkoreksi jawaban dari mahasiswa/i saat ini dapat di gambarkan melalui alur berikut ini:

masuk di nilai

nilai di kembalikan

Gambar 3.3 Alur Sistem Pengkoreksian Jawaban Mahasiswa/i

Cara yang digunakan oleh dosen dalam mengkoreksi jawaban ujian dari mahasiswa/i saat ini adalah dengan cara manual, jadi dosen mata kuliah tersebut langsung mengkoreksi tanpa melalui suatu aplikasi.

Dalam mengkoreksi jawaban dari mahasiswa dosen menerapkan dengan dua langkah yaitu dengan melihat kunci jawaban yang dibuat oleh dosen sendiri dan menganalisis jawaban dari mahasiswa/i.

3.2.3 Identifikasi Masalah

Pada saat mahasiswa telah selesai mengerjakan soal ujian, maka lembar jawab tersebut akan diperiksa oleh dosen yang mengajar kelas tersebut. Jika pada soal ujian terdapat soal pilihan ganda (PG) maka dosen dapat menggunakan suatu aplikasi untuk mengecek apakah semua jawaban tersebut benar atau salah, maka dengan mudah suatu aplikasi tersebut memberikan nilai pada pilihan ganda tersebut. Tetapi jika pada

Jawaban Mahasiswa

Akademis Dosen

(11)

soal ujian terdapat esai yang mengharuskan mahasiswa untuk mendeskripsikan, mendefinisikan, menjelaskan, menyebutkan , dan menganalisis sesuatu, maka dosen sekarang ini harus membaca, menelaah, dan menganalisis apakah jawaban dari mahasiswa/i tersebut sudah sesuai dengan point-point yang sudah di sepakati oleh tim pembuat soal. Dengan menggunakan cara manual tersebut banyak ditemui kendala-kendala yaitu :

- Membutuhkan waktu lama untuk menganalisis jawaban.

- Jika mata kuliah yang di koreksi merupakan matakuliah yang wajib diambil oleh semua fakultas pada semester yang sama, maka peng-input-an nilai akan memakan proses yang lama.

- Dosen dapat tidak secara maksimal mengkoreksi jawaban karena tidak teraturnya tulisan mahasiswa/i sehingga menyulitkan dosen untuk menganalisa jawaban.

3.2.4 Usulan Pemecahan Masalah

Berdasarkan kendala-kendala yang ditemui dari sistem berjalan tersebut, diperlukan suatu aplikasi yang dapat membantu mempercepat pengkoreksian jawaban sehingga dosen yang banyak mengajar kelas yang banyak tidak perlu lagi membaca dan menganalisis jawaban dari mahasiswa/i terlalu lama. Maka penulis mengusulkan perancangan aplikasi sistem koreksi ini sebagai solusi atas kendala tersebut.

(12)

Aplikasi ini akan membantu dosen-dosen yang mengajar banyak kelas dan kelas tersebut merupakan kelas yang ada pada sepuluh jurusan.

Pada aplikasi sistem koreksi ini, diterapkan metode Natural Language Processing (NLP) dan diproses oleh internal kampus, sehingga data yang digunakan tidak mudah disalah gunakan oleh pihak luar. Proses analisis dimulai pada saat mahasiswa/i menjawab soal, kemudian dari jawaban mahasiswa/i akan dicari jawaban yang tepat dan sesuai dengan yang ada pada database. Dengan demikian akan meringankan pekerjaan dosen dalam mengkoreksi jawaban dari mahasiswa/i.

3.3 Perancangan Sistem yang Diusulkan

3.3.1 Gambaran Umum Sistem yang diusulkan

Aplikasi analisis sistem koreksi soal esai ini akan membantu dosen dalam mengkoreksi dan memberi penilaian terhadap jawaban dari mahasiswa/i. Jawaban dari mahasiswa/i akan langsung dianalisis oleh sistem yaitu dengan cara mencocokan jawaban tersebut dengan database kata kunci yang sudah disediakan, sehingga dapat membantu dosen dalam memberikan nilai terhadap jawaban.

Sistem dimulai pada saat mahasiswa/i meng-input jawaban ke dalam aplikasi. Agar dapat memberikan penilaian dan evaluasi terhadap jawaban dengan optimal, maka pada proses analisis ini diterapkan metode Natural Language Processing (NLP). Dengan adanya metode NLP, akan berusaha untuk memahami inti dari jawaban mahasiswa/i dalam

(13)

menjawab soal. Pada perancangan analisis ini, proses NLP hanya akan sampai pada tahapan analisis semantik. Sistem akan mencari kata kunci pada database yang ada dan menyusun katakunci tersebut menjadi kalimat inti, kemudian kalimat tersebut dicocokan dengan inti dari jawaban mahasiswa/i.

3.3.2 Perancangan Natural Language Processing

Seperti yang telah penulis uraikan sebelumnya, dalam analisis dan perancangan sistem koreksi ini, penulis menerapkan metode NLP terutama pada saat mahasiswa/i memasukkan jawaban pada aplikasi.

Sebagai contoh untuk menunjukan proses dalam perancangan NLP, penulis menggunakan kalimat berikut. Tanda petik dua disini hanya sebagai penanda awal dan akhir kalimat, bukan bagian dari contoh kalimat yang di-input oleh mahasiswa/i. Contoh kalimat Input Jawaban dari mahasiswa/i:

“Aplikasi software adalah aplikasi yang membuat kita bisa mengerjakan tugas tertentu, memecahkan masalah, atau sekedar mencari hiburan. Aplikasi tersebut terdiri atas program-program.”

3.3.2.1 Analisis Morfologi

Tahap awal dari proses NLP pada pengembangan aplikasi analisis sistem koreksi esai ini adalah analisis morfologi. Pada tahap analisis ini akan dilakukan pengecekan awal pada kalimat

(14)

input-an. Inti dari proses analisis ini adalah mencari bentuk morfem dari kata-kata yang di-input oleh mahasiswa/i. Penulis membedakan morfem menjadi morfem imbuhan dan morfem dasar. Misalnya menemukan kata “mengerjakan”, maka morfem imbuhannya adalah “meng-kan”, dan morfem dasarnya adalah

“kerja”. Kemudian hasil dari penemuan morfem tersebut, ditentukan jenis kata atau kelas katanya agar dapat dilakukan pemrosesan analisis sintaksis.

Dalam menentukan morfem dari kalimat yang di-input oleh mahasiswa/i, penulis melakukan tahap berikut:

1. Memecah paragraf menjadi kalimat

Pada tahap ini kalimat-kalimat atau paragraf input-an mahasiswa/i akan dipecah menajdi kalimat tunggal.

Pemecahan didasarkan pada tanda baca titik (.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?). Jadi jika pada saat pengecekan paragraf ditemukan salah satu dari ketiga tanda baca tersebut, maka sistem akan memecahnya paragraf tersebut menjadi kalimat- kalimat tunggal.

Dari contoh paragraf input-an yang dijabarkan diatas, maka sistem akan memecah paragraf menjadi kalimat berdasarkan tanda titik (.) yang ada. “Aplikasi software adalah aplikasi yang membuat kita bisa mengerjakan tugas tertentu, memecahkan masalah, atau sekedar mencari hiburan. (terdapat

(15)

tanda titik, maka kalimat ini dipecah), dan aplikasi tersebut terdiri atas program-program.” Sehingga terbentuk menjadi dua kalimat:

(1) Aplikasi software adalah aplikasi yang membuat kita bisa mengerjakan tugas tertentu, memecahkan masalah, atau sekedar mencari hiburan.

(2) Aplikasi tersebut terdiri atas program-program.

2. Menghapus karakter-karakter yang tidak perlu

Pada tahap ini, untuk setiap kalimat tunggal yang telah terbentuk setelah melewati tahap pertama, maka dilakukan penghapusan karakter-karakter tertentu yang tidak diperlukan dalam menganalisis kalimat, yaitu karakter-karakter yang apabila dihapus, tidak akan mengubah makna kalimat awal.

Misalnya karakter ~!@#$%^&*()-_+={}[]:;”’?><,.|\/. Proses penghapusan karakter tersebut dilakukan berulang kali sampai semua karakter yang tidak diperlukan telah dihapus. Karakter yang dihapus tersebut akan digantikan oleh karakter spasi kosong (whitespace). Penghapusan karakter juga dimaksudkan untuk memudahkan proses tahap selanjutnya.

Pada contoh kalimat input-an, karakter yang dihapus adalah karakter titik (.), dan karakter koma (,).

(16)

(1) Aplikasi software adalah aplikasi yang membuat kita bisa mengerjakan tugas tertentu, memecahkan masalah, atau sekedar mencari hiburan. (karakter titik, dan koma dihapus) (2) Aplikasi tersebut terdiri atas program-program. (karakter

titik dan strip dihapus)

Sehingga menghasilkan kalimat sebagai berikut:

(1) Aplikasi software adalah aplikasi yang membuat kita bisa mengerjakan tugas tertentu, memecahkan masalah, atau sekedar mencari hiburan

(2) Aplikasi tersebut terdiri atas program program

3. Memecah kalimat menjadi kata

Pada tahap ini, kalimat tunggal yang telah melewati tahap ke-dua yaitu penghapusan karakter akan dipecah menjadi kata- kata. Pemecahan didasarkan pada karakter spasi kosong yang ditemukan selama sistem membaca kalimat tersebut. Jadi jika ditemukan karakter spasi kosong pada saat pengecekan kalimat, maka sistem akan memecahnya menjadi kata-kata.

Maka contoh kalimat yang dipecah berdasar pada hasil dari tahap ke-dua adalah sebagai berikut:

(1,1) Aplikasi (2,1) Aplikasi (1,2) software (2,2) tersebut (1,3) adalah (2,3) terdiri

(17)

(1,4) aplikasi (2,4) atas (1,5) yang (2,5) program (1,6) membuat (2,6) program (1,7) kita

(1,8) bisa

(1,9) mengerjakan (1,10) tugas

(1,11) tertentu (1,12) memecahkan (1,13) masalah (1,14) atau (1,15) sekedar (1,16) mencari (1,17) hiburan

4. Mencari bentuk morfem dari kata

Pada tahap ini, hasil dari pemecahan kata yang dihasilkan berupa kata-kata tunggal. Pada setiap kata tunggal ini, dilakukan pencarian bentuk morfem dari kata tersebut, yang merupakan satuan gramatikal terkecil. Untuk menemukan bentuk morfem tersebut penulis menggunakan algoritma stemming Nazief dan Adriani. Dari algoritma stemming ini, akan ditemukan morfem imbuhan dan morfem dasar. Morfem imbuhan seolah-olah

(18)

dihapus sehingga akan menghasilkan morfem dasar. Morfem imbuhan tidak benar-benar dihapus karena akan digunakan untuk proses penentuan jenis kata pada analisis sintaksis.

Proses pertama kali yang dilakukan oleh sistem adalah pengecekan tiap kata ke dalam database. Jika kata tersebut berada di database dan sudah merupakan morfem dasar, maka tidak akan dilakukan proses stemming. Tetapi jika kata tersebut berada dalam database dan ternyata memiliki imbuhan maka proses stemming dilakukan untuk memperoleh morfem dasar, dan jika kata tersebut tidak ditemukan dalam database, maka kata tersebut akan dihapus dan digantikan oleh spasi kosong. Untuk itu, penulis berusahan membuat kamus data selengkap mungkin.

Berdasar pada proses ke-tiga ini, maka kata-kata yang tidak dilakukan proses stemming karena sudah merupakan morfem dasar adalah sebagai berikut:

(1,1) Aplikasi (2,1) Aplikasi (1,2) software (2,4) atas

(1,3) adalah (2,5) program (1,4) aplikasi (2,6) program

(1,5) yang

(1,7) kita (1,8) bisa (1,10) tugas

(19)

(1,13) masalah (1,14) atau (1,15) sekedar

(1,17) hiburan

Kata-kata ini yang akan diproses lebih lanjut untuk mendapatkan bentuk morfem dasarnya adalah sebagai berikut:

(1,6) membuat (2,2) tersebut (1,9) mengerjakan (2,3) terdiri (1,11) tertentu

(1,12) memecahkan (1,16) mencari

Setelah mendapatkan kata yang masih memiliki imbuhan, maka kata-kata tersebut harus diproses lebih lanjut yaitu dengan menggunakan algoritma stemming Nazief dan Adriani. Penulis hanya mengambil contoh pada kata “mengerjakan”. Tahapan yang dilakukan untuk kata “mengerjakan”, dikerjakan dengan langkah- langkah berikut:

a. Membuang inflection suffix

Pada kata “mengerjakan” akan dicek apakah memiliki inflection suffix, yaitu akhiran -lah, -kah, -ku, -mu, -nya, -pun,

(20)

-tah. Ternyata tidak terdapat inflection suffix pada kata

“mengerjakan”, maka proses selanjutnya dijalankan.

b. Membuang derivation suffix

Kemudian kata “mengerjakan” dicek apakah memiliki derivation suffix, yaitu akhiran -i, -an, -kan. Ternyata ditemukan akhiran -kan. Maka akhiran -kan , sehingga kata

“mengkerja”.Kemudian sistem mengerjakan pencarian ke database, dan ternyata kata “mengkerja” tidak terdapat dalam database.

c. Membuang derivation prefix

Dari proses sebelumnya setelah dilakukan pengecekan ternyata kata “mengerjakan” manjadi “mengerja”. Maka pada kata “mengerja” akan dilakukan pengecekan apakah terdapat awalan pada kata tersebut. Ternyata ditemukan pola awalan meng- pada kata “mengerja”, maka dilakukan pemotongan awalan pada kata tersebut. Sehingga kata “mengerja” menjadi

“erja”, kemudian sistem mencari kata tersebut dalam database.

Dan ternyata kata “erja” tidak terdapat dalam database, maka sistem untuk kata “erja” ditambah dengan huruf “k”. Karena huruf awal pada kata “mengerja” adalah huruf “e”, maka kata

(21)

“mengerja” menjadi “kerja”. Kemudian dilakukan pengecekan ke database, dan ternyata ditemukan kata “kerja”.

d. Setelah sampai pada tahap berhasil menemukan kata di dalam database, maka diasumsikan bahwa pada kata “mengerjakan”

memiliki morfem dasar “kerja” dan morfem imbuhan adalah

“meng”, dan morfem akhiran adalah “kan”.

3.3.2.2 Analisis Sintaksis

Pada tahap analisis sintaksis, input-an jawaban dari mahasiswa/i berupa kalimat jawab, pola, dan struktur bahasa Indonesia yang baik dan benar akan di analisis oleh sistem.

Terdapat beberapa tahapan analisis yang dilakukan pada tahap analisis sintaksis ini, yaitu:

1. Analisis Pola Kalimat

Pada tahap analisis pola kalimat ini, sistem akan menganalisis apakah pola kalimat yang digunakan oleh mahasiswa/i dalam menjawab soal sudah sesuai dengan tata bahasa Indonesia. Tata bahasa yang diterima oleh sistem akan disusun dalam bentuk grammar yang dibangun oleh penulis.

Sebelum membuat grammar, penulis mendefinisikan kata- kata yang dapat diterima berdasarkan grammar terlebih dahulu, atau yang disebut dengan lexicon. Lexicon ini akan

(22)

lebih diutamakan pada hal yang berkaitan dan sering digunakan dalam permasalahan Teknologi Informasi dan istilah-istilah seputar Terknologi Informasi. Lexicon juga berisi beberapa kata dalam bahasa Inggris yang penggunaannya berkaitan dengan Teknologi Informasi.

Berikut terdapat beberapa kata yang merupakan lexicon untuk digunakan pada sistem ini:

KB Æ saya | anda | monitor | printer | komputer

| CPU | hardware | software | memori | program | kesalahan | layar | user | pengguna | karyawan | motherboard | parallel | serial | port | CD-ROM | CD- RW | hasil | modem

KK Æ menjalankan | menerima | menulis | membaca

KS Æ rusak | cepat | lambat | baik | benar | salah

| panas | sukses KTunjuk Æ ini | itu

KBil Æ satu | sepuluh | tiga | pertama

KDep Æ di | dalam | atas | antara | dari | ke | kepada | akan | terhadap | oleh | tentang | mengenai | hingga | sampai | dengan

(23)

KHub Æ dan | serta | atau | tetapi | namun | sedangkan | sebaiknya | melainkan | hanya | bahkan | malah | lagipula | apalagi | jangankan | kecuali | lalu | kemudian | selanjutnya | yaitu | yakni | bahwa | adalah | ialah | kalau | jikalau | jika | bila | apabila | asal | untuk | buat | guna | seperti | sebagai | laksana

KKet Æ memang | pasti | tertentu | barangkali | mungkin | kiranya | rasanya | agaknya | rupanya | semoga | hendaknya | seringkali | jarang | sudah | telah | sedang | lagi | tengah | akan | belum | masih | pernah | sempat | ingin | mau | hendak | suka | sangat | amat | sekali | tidak | tak | tiada | bukan

Berdasarkan lexicon tersebut, misalnya pada KK Æ menjalankan, terkesan seolah-olah kata yang akan diperiksa oleh sistem adalah “menjalankan”. Namun penulisan lexicon ini hanya untuk menjelaskan bahwa kata “menjalankan”

merupakan kata kerja (KK). Proses yang dilakukan oleh sistem adalah pengecekan morfem dasar “jalan” dan morfem imbuhan “men-kan”. Pada saat pengecekan kalimat

(24)

berdasarkan grammar, akan diperiksa apakah kata “jalan”

yang memiliki imbuhan “men-kan” merupakan kata kerja.

Jika ya, maka kata tersebut lolos dalan proses parsing.

Setelah lexicon dibuat, makan selanjutnya akan dibuat grammar untuk memeriksa kalimat input-an dari mahasiswa/i:

KALIMAT Æ Klausa KH1 Klausa | KH1 Klausa | Klausa Klausa Æ S P Opel Ket

S Æ FB S2 | ε

P Æ FB3 | FK | FS | FN | FP O Æ FB | FB KH Klausa | ε Ket Æ Ket1 Ket2 Klausa | ε S2 Æ S3 KT1| ε

S3 Æ KH2 Klausa | ε FB Æ FB1 KH1 FB2 | ε FB1 Æ KS FB | FBil KB FB FB2 Æ KS FB | FBil KB FB | ε FBil Æ Kbil FN2| ε

FN2 Æ KKet2 FBil KKet2 | ε KT1 Æ KT | ε

KH1 Æ KHn | ε

KH2 Æ KHs

FB3 Æ Kket2 FB

(25)

FK Æ FK2 FK3 FK2 Æ KKet2 FK4

FK4 Æ KK KKet2 | KK KH KKet2 KK KKet2 FK3 Æ FK2 | ε

FS Æ KKet2 FS2 KKet2 FS2 Æ KS | KS KH KS FN Æ KKet2 KBil FB KKet2 FP Æ KDep FP2 FB

FP2 Æ FP | ε Ket1 Æ FN1

FN1 Æ KKet2 Kbil KKet2 | ε Ket2 Æ KH Ket3 | ε

Ket3 Æ KDep | ε KKet2 Æ KKet KKet2 | ε

KB Æ KB | Pe Kata | Pem Kata | Pen Kata | Peng Kata | Peny Kata | Kata an | Kata nya | Pe Kata an | Per Kata an | Ke Kata an | Ter kata KK Æ KK | Me Kata | Mem Kata | Men Kata | Meng

Kata | Meny Kata | Ber Kata | Per Kata | Per Kata an | Kata kan | Kata i | Ber Kata kan | Ber Kata an | Per Kata i | Me Kata kan |Me Kata i | Memper kata | Memper kata kan | Memper kata i | Di kata | Di kata kan | Di kata

(26)

i | Diper kata |Diper Kata kan | Diper Kata i | Ter Kata kan | Ter kata i

Kata Æ KB | KK | KS | KBil | KKet KB Æ Kata Benda

KK Æ Kata Kerja KS Æ Kata Sifat KBil Æ Kata Bilangan KH Æ Kata Hubung

KHn Æ Kata Hubung (selain yang) KHs Æ Kata Hubung (khusus yang) KDep Æ Kata Depan

KKet Æ Kata Keterangan KT Æ Kata Tunjuk

Berdasar pada grammar diatas, maka sistem dapat memeriksa kalimat dalam bentuk:

a. Kalimat sederhana

b. Kalimat majemuk rapatan c. Kalimat majemuk bersisipan d. Kalimat majemuk bertingkat

Kemudian, dari keseluruhan proses tahap morfologi pada contoh kalimat input-an diawal, dilakukan pengecekan berdasarkan grammar yang telah dibuat. Input-an yang

(27)

diperiksa oleh sistem mulai dari kalimat sampai dengan morfem dari kalimat tersebut.

2. Penerapan Algoritma Earley

Pada tahap analisis sintaksis, penulis tidak hanya menganalisis pola kalimat saja tetapi juga menggunakan algoritma Earley untuk menentukan apakah kalimat input-an dari mahasiswa/i bisa diproses berdasarkan grammar yang telah dibangun pada analisis pola kalimat. Untuk membut parser-nya penulis menggunakan Jerly (J-Earley), yaitu sebuah implementasi Java dari parser sintaksis berdasarkan algoritma Earley. Jerly ini bersifat open source sehingga penulis memutuskan untuk menggunakan Jerly ke dalam sistem ini (reuse code).

Sistem akan membaca input-an kalimat mahasiswa/i, kemudian memeriksanya berdasarkan pada grammar yang ada.

Grammar berupa Context Free Grammar (CFG) dengan G=(VN, VT, S, H). Matriks F akan dikompilasi per kolom dari kiri ke kanan dengan setiap kolom dikomputasi bottom up kecuali sel Fi,j dalam diagonal utama, yang akan dikomputasi terakhir pada tiap kolom. Pertama kali sel dari F bernilai kosong dan akan diisi dengan algoritma berikut:

(28)

1. j Å 0 S Æ W Є H Ö S Æ .W Є F0,0

Penjelasan : aturan S Æ W Є H ditulis ke sel (0,0) sebagai Î S Æ .W Є F0,0

2. B Æ U Є H

k ≤ j A Æ X. BY Є Fi,k

Ö B Æ .U Є Fi,j

(dimana B Є VN ; U Є (VNU VT) + ; X,Y Є (VNU VT)x) Penjelasan:

Ulangi selama k ≤ j (misalnya dalam kolom j, proses bergerak ke bawah sel demi sel)

{

Pada sel A Æ X. BY Є Fi,k, dicari aturan dimana ada sebuah non-terminal setelah tanda dot. Non-terminal ini dianggap sebagai B (disimpan ke dalam sebuah variable). Jika ada aturan B Æ U Є H, maka tambahkan B Æ .U Є Fi,j yang merupakan sel bawah kolom.

}

3. Jika j = n, maka komputasi selesai Jika j < n, maka j Å j+1, iÅ i-1 Penjelasan:

(29)

Jika j = n, maka komputasi selesai.

Jika j < n, maka tambahkan j dan kurangi i. Variabel j menunjuk pada kolom saat ini. Dengan j, proses bergerak satu kolom ke kanan . Variabel i menunjuk pada sel saat ini, terbawah, dan proses bergerka maju dengan i pada langkah berikutnya.

4. A Æ X.aj Y Є Fi,j-1 Ö A Æ X.aj Y Є Fi,j Penjelasan:

Pada satu sel di sebleh kiri sel (i,j), jika ada aturan yang memiliki terminal setelah dot, maka cocokan pada database: terminal tersebut dengan kata ke-j dari input-an kalimat. Jika hasilnya cocok, maka salin aturan ini ke sel (i,j), dan pindahkan dot ke satu posisi ke kanan.

5. I ≤ k < j: A Æ X. BY Є Fi,k

B Æ U. Є Fk,j

Ö A Æ XB.Y Є Fi,j

(dimana U Є (VN U VT)x) Penjelasan:

Simpan sel pada posisi (k,j) ke dalam variable E.

Kemudian simpan sel pada posisi (i,k) ke dalam variable G.

Jika ada aturan dalam E yang letak dot paling akhir

(30)

(seperti B Æ U. Є Fk,j), maka simpan B. Kemudian liat G.

Jika ada aturan dimana B berada disebelah kanan dari dot, maka salin aturan ini ke sel (i,j), lalu pindahkan dot tersebut ke satu posisi kanan. Setelah itu, bergerak dengan E satu sel ke bawah, dan dengan G satu sel ke kanan, dan proses dimulai lagi. Perulangan akan berhenti ketika mencapai F pada sel, yang di sebelah (i,j) Jika ada aturan baru pada B Æ U. Є Fi,j, maka harus dipasangkan antara sel (0,j) dengan (0,0) lagi.

6. Jika i > 0: i Å i-1, goto 4 Jika i = 0: goto 2

Penjelasan:

Jika i > 0: i Å i-1, goto 4, maka kurangi i dan menuju ke langkah 4. Artinya jika proses belum sampai ke atas dengan i, maka bergerak dengan i ke satu posisi ke atas, dan melompat ke langkah 4.

Jika i = 0: goto 2, maka menuju ke langkah 2.

Artinya jika proses sudah di atas dengan i, maka melompat ke langkah 2.

Berikut contoh simulasi penerapan algoritma Earley pada contoh grammar sederhana untuk kalimat “Aplikasi menjalankan komputer”.

(31)

Grammar contoh:

KALIMAT Æ S P O S Æ KBenda (KB) P Æ KKerja (KK) O Æ KBenda (KB)

Tabel 3.4 Proses Simulasi Algoritma Earley

0 0 1 2 3

1 0,0 KALIMAT Æ .S P O

S Æ .KBenda P Æ .KKerja O Æ .KBenda

0,1 S Æ KBenda . K Æ S. P O

0,2

KÆ S P. O 0,3

KÆ S P O.

2 1,1 P Æ .KKerja

1,2 P Æ KKerja.

1,3

3 3,2

O Æ .KBenda

3,3 O Æ KBenda.

Sel (0,3) memiliki aturan dot dari bentuk SÆ U. , oleh karena itu, kalimat “Aplikasi menjalankan komputer” dapat diterima oleh sistem berdasarkan contoh grammar sederhana diatas.

Untuk mempermudah dalam melihat prose yang terjadi di sistem, maka penulis membangun parser tree berdasar contoh kalimat diatas. Parser tree ini hanya sekedar bentuk

(32)

representasi visual dari proses parsing yang terjadi pada sistem.

Klausa

S P O Ket

FB S2 FK O Ket1 Klausa5

ε ε

FB KH1 FB2 FK2 FK3 KH2 Klausa2 Ket2

ε ε ε FB

F.Bil KB FB K.Ket FK4 KH Ket3

ε ε ε

Aplikasi KH1 FB2 KK K.Ket2 F.Bil KB FB Atau

FB1 ε ε ε ε ε

Adalah Aplikasi FB1 KB FB

ε ε

Software

Gambar 3.4 Parse Tree Pada Kalimat Jawaban

(33)

Klausa2

S P O Ket

ε FK FB Ket1 Klausa3

ε FK2 FK3 KH2 FB2 Ket2

ε FB ε ε ε

K.Ket2 FK4

ε

KK K.Ket2 F.Bil KB FB

ε ε ε Membuat Anda

Gambar 3.5 Parser Tree Klausa 2 Pada Kalimat Jawaban

(34)

Klausa3

S P O Ket

ε FK FB Ket1 Klausa4

ε FK2 FK3 KH1 FB2 Ket2

FB1 ε ε ε K.Ket2 FK4 FK2

ε

KK K.Ket2 F.Bil KB FB ε K.Ket2 FK4 ε

Bisa ε Tugas

FB1 KH1 FB2

KK K.Ket2 ε ε

ε KS FB

Mengerjakan Tertentu ε

Gambar 3.6 Parser Tree Klausa 3 Pada Kalimat Jawaban

(35)

Klausa4

S P O Ket

ε FK FB ε

FK2 FK3 KH1 FB2

ε FB1 ε ε K.Ket2 FK4

ε

KK K.Ket2 F.Bil KB FB ε ε ε

Memecahkan Masalah

Gambar 3.7 Parser Tree Klausa 4 Pada Kalimat Jawaban

(36)

Klausa5

S P O Ket

ε FK FB ε

FK2 FK3 KH1 FB2

ε FB1 ε ε K.Ket2 FK4

Sekedar

KK K.Ket2 F.Bil KB FB ε ε ε

Mencari Hiburan

Gambar 3.8 Parser Tree Klausa 5 Pada Kalimat Jawaban

(37)

Jika dilihat dari hasil parsing pada Gambar 3.4 sampai dengan Gambar 3.8. Parsing dibuat berdasarkan pada grammar yang dibuat, kalimat input-an dinyatakan Benar (True) jika kalimat tersebut dianggap sesuai dengan tata bahasa Indonesia atau diterima oleh grammar. Sebaliknya, kalimat dinyatakan Salah (False) maka sistem akan menolak kalimat tersebut. Hal ini disebabkan oleh kalimat input-an jawaban yang memang tidak sesuai dengan grammar yang ada, terjadi kesalahan mengetikan kata sehingga tidak ditemukan pada database pada saat pencarian. Saat ini sistem parser yang dibangun penulis hanya bisa menerima kalimat input-an yang sesuai dengan grammar dan yang tiap katanya terdapat di dalam database.

3.3.2.3 Analisis Semantik

Setelah berhasil melewati tahap morfologi, dan sintaksis, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kalimat input-an mahasiswa/i sudah sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang dirumuskan melalui grammar yang dibuat. Maka dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu analisis semantik.

Pada perancangan analisis semantik ini, sistem hanya akan dibuat melalui tahapan analisis semantik kata dari input-an mahasiswa/i dari beberapa kalimat yang di-input, sistem akan

(38)

mencoba untuk membangun konsep atau intisari dari kalimat tersebut berdasarkan arti tiap kata. Hal yang sama dilakukan oleh dosen dalam menganalisis jawaban dari mahasiswa/i yaitu dengan membuat rubrik, tetapi masih dengan cara manual dan tidak diresmikan oleh tim pembuat soal. Kalimat intisari yang diperoleh dari sistem oleh penulis akan dicocokan dengan database jawaban yang sudah disediakan. Hasil dari pencocokan atau pengevaluasian dari sistem akan ditampilkan pada layar beserta nilai yang dapat diperoleh mahasiswa setelah menjawab soal Untuk mendapatkan evaluasi yang diinginkan maka penulis dalam rancangannya mengerjakan beberapa tahapan yaitu:

1. Mendapatkan kedudukan kalimat S-P-O

Berdasarkan hasil parsing pada analisis sintaksis, maka sistem akan dapat mengenali kedudukan kata pada kalimat. Contohnya dapat diliat pada kalimat diawal, maka kedudukan kaliat tersebut yaitu:

Aplikasi software adalah aplikasi yang membuat kita bisa

S P O

mengerjakan tugas tertentu, memecahkan masalah, atau

sekedar mencari hiburan.

Ket

(39)

Pada perancangan ini, sistem akan mengambil pola kalimat Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan (S-P-O-K).

Pada kalimat “Aplikasi software adalah aplikasi yang membuat kita bisa mengerjakan tugas tertentu, memecahkan masalah, atau sekedar mencari hiburan.” memiliki perluasan Objek yaitu pada frase “aplikasi yang membuat kita bisa mengerjakan tugas tertentu, memecahkan masalah” dan perluasan Keterangan yaitu “atau sekedar mencari hiburan”.

Dari perluasan Objek tersebut dapat ditelaah menjadi:

aplikasi yang membuat kita bisa mengerjakan tugas S P O P

tertentu, memecahkan masalah O P O

dan dari perluasan Keterangan ditelaah menjadi:

atau sekedar mencari hiburan Ket P O

2. Membandingkan kalimat input-an mahasiswa/i dengan database

Setelah mendapatkan konsep kalimat dari input-an, maka sistem akan membandingkan intisari dari kalimat dengan database. Dengan adanya perbandingan dari database dapat dilihat kemiripan dengan konsep kalimat yang sudah

(40)

-pertanyaan_id : int -pertanyaan_isi : string -pertanyaan_tipe : string

kata_pertanyaan

-jawaban_id : int -jawaban_kunci : string -jawaban_tipe : string -jawaban_nilai : string -jawaban_struktur : string

kata_jawab +mencek_kata()

-dasar_id : int -dasar_kata : string -dasar_tipe : string -dasar_sinonim : string

kata_dasar

+mencek_kata() -nondasar_id : int -nondasar_kata : string -nondasar_tipe : string -nondasar_sinonim : string

kata_nondasar

1..1

1..*

didapat. Nilai dan hasil dari perbandingan tersebut akan ditampilkan pada layar, sehingga analisis yang dilakukan oleh sistem sampai dengan tahap semantik kata dapat terlihat jelas.

Pada penambahan kalimat jawab pada database juga menggunakan motode NLP, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menganalisis jawaban dari mahasiswa/i.

3.4 Perancangan Unified Modelling Language 3.4.1 Class Diagram

Gambar 3.9. Class Diagram

(41)

Mahasiswa/i

Menjawab

Jawaban Database

Memeriksa Jawaban

Kembalikan Nilai dan Evaluasi Tampilkan Nilai dan Evaluasi

Dosen Mahasiswa/i

Melihat Soal

Menjawab Soal

Mengetahui nilai dan evaluasi

Analisis Sistem Koreksi Soal Esai 3.4.2 Use Case Diagram

Gambar 3.10 Use Case Diagram

3.4.3 Sequence Diagram untuk Mengkoreksi Jawaban Mahasiswa/i

Gambar 3.11 Sequence Diagram untuk Mengkoreksi Jawaban Mahasiswa/i

(42)

Menerima Kalimat

Analisis Morfologi

Analisis Sintaktis

Analisis Semantik

Kembalikan Hasil Kata Kunci

Tabel 3.5 Penjelasan Sequence Diagram Mengkoreksi Jawaban

Penjelasan Singkat Menggambarkan proses pengkoreksian jawaban

Actor Mahasiswa/i

Preconditions Mahasiswa/i tidak menjawab soal / tidak mengerjakan kegiatan apapun

Main Flow Mahasiswa/i menjawab soal pada kotak yang sudah disediakan Post-conditions Jawaban dari mahasiswa/i di analisis menggunakan database

yang ada, dan mengembalikan nilai dari hasil analisis pada layar.

3.4.4 Activity Diagram Natural Language Processing

Gambar 3.12 Activity Diagram Proses NLP

(43)

Memecah Paragraf menjadi Kalimat

Menghapus karakter-karakter yang tidak perlu

Memecah kalimat menjadi kata

Mencari bentuk morfem dari kata

Kembalikan Kata dasar dan imbuhannya secara terpisah

Analisis pola kalimat

Perancangan Algoritma Earley

Kembalikan kalimat dan kedudukannya Gambar 3.13 Activity Diagram Analisis Morfologi

Gambar 3.14 Activity Diagram Analisis Sintaksis

(44)

Mendapatkan kedudukan kalimat S-P-O

Membentuk konsep kalimat

Membentuk konsep kalimat yang memiliki persamaan arti

Membandingkan kalimat inputan dengan database kata kunci

Kembalikan database jawaban yang sesuai

Gambar 3.15 Activity Diagram Analisis Semantik

(45)

3.5 Perancangan Layar

Gambar 3.16 Rancangan Layar User untuk Soal Esai Tipe Sebutkan

Pada rancangan layar ini, mahasiswa/i dapat langsung membaca soal yang sudah disediakan oleh sistem, kemudian mahasiswa/i dapat menjawab pada kotak yang sudah disediakan. Pada soal sebutkan akan terdapat beberapa kotak jawaban yang menunjukan jumlah jawaban yang harus diberikan oleh mahasiswa/i dalam menjawab soal. Setelah mahasiswa yakin dengan jawaban, mahasiswa/i dapat mengklik tombol ‘submit’, kemudian sistem akan menganalisis jawaban dari mahasiswa/i dan sistem akan mengeluarkan evaluasi yang berupa analisis pengecekan dengan database dan nilai yang sesuai dengan jawaban yang diberikan.

Evaluasi dari sistem akan ditampilkan pada kotak evaluasi.

(46)

Gambar 3.17 Rancangan Layar User untuk Soal Esai Tipe Jelaskan

Pada rancangan layar ini, mahasiswa/i dapat langsung membaca soal yang sudah disediakan oleh sistem, kemudian mahasiswa/i dapat menjawab pada kotak yang sudah disediakan. Pada soal jelaskan hanya terdapat satu kotak jawaban yang dapat digunakan oleh mahasiswa/i untuk meng-input jawaban yang ditanyakan.

Setelah mahasiswa yakin dengan jawaban, mahasiswa/i dapat mengklik tombol

‘submit’, kemudian sistem akan menganalisis jawaban dari mahasiswa/i dan sistem akan mengeluarkan evaluasi yang berupa analisis pengecekan dengan database dan nilai yang sesuai dengan jawaban yang diberikan. Evaluasi dari sistem akan ditampilkan pada kotak evaluasi.

(47)

Gambar 3.18 Rancangan Layar User untuk Soal Esai Tipe Bedakan

Pada rancangan layar ini, mahasiswa/i dapat langsung membaca soal yang sudah disediakan oleh sistem, kemudian mahasiswa/i dapat menjawab pada kotak yang sudah disediakan. Pada soal bedakan akan terdapat dua kotak jawaban yang digunakan untuk menjelaskan perbedaan dari suatu hal. Setelah mahasiswa yakin dengan jawaban, mahasiswa/i dapat mengklik tombol ‘submit’, kemudian sistem akan menganalisis jawaban dari mahasiswa/i dan sistem akan mengeluarkan evaluasi yang berupa analisis pengecekan dengan database dan nilai yang sesuai dengan jawaban yang diberikan. Evaluasi dari sistem akan ditampilkan pada kotak evaluasi.

(48)

3.6 Pseudocode Analisis Aplikasi Sistem Koreksi Soal Esai Mulai

Baca jawab

JIKA ada karakter . atau ! atau ? MAKA pecah paragraf jadi kalimat AKHIR JIKA

Inisialisasi variabel

SELAMA posisi < panjang kalimat

JIKA ditemukan karakter ~ ! @ # $ % ^ & * ( ) _ + - = [ ] { } ` \ | ; : ‘ “ , < . > / ? pada kalimat

MAKA ganti karakter dengan spasi AKHIR JIKA

AKHIR PERULANGAN Kembalikan kalimat Inisialisasi variabel1

SELAMA posisi < jumlah kalimat JIKA ditemukan karakter spasi

Maka pecah kalimat menjadi kata AKHIR JIKA

AKHIR PERULANGAN Inisialisasi variabel

JIKA ditemukan akhiran “lah”, “kah” ”, “pun”, “tah”

MAKA potong akhiran “lah, “kah” ”, “pun”, “tah”

JIKA ditemukan akhiran “ku”, “mu”, “nya”

MAKA potong akhiran “ku”, “mu”, “nya”

(49)

AKHIR JIKA AKHIRJIKA

JIKA ditemukan akhiran “ku”, “mu”, “nya”

MAKA potong akhiran “ku”, “mu”, “nya”

AKHIR JIKA

Periksa hasil pemotongan akhiran ke dalam database JIKA tidak ditemukan di database

JIKA ditemukan awalan “di”, “ke”, “se”, “te”, “me”, “be”, “pe”

MAKA potong awalan “di”, “ke”, “se”, “te”, “me”, “be”, “pe”

AKHIR JIKA

Periksa hasil pemotongan akhiran ke dalam database JIKA tidak ditemukan di database

JIKA ditemukan awalan “di”, “te”, “me”

JIKA ditemukan akhiran“i”, “kan”

MAKA potong akhiran “i”, “kan”

AKHIR JIKA

AKHIR JIKA

JIKA ditemukan awalan “ke”, “se”, “pe”

JIKA ditemukan akhiran“an”

MAKA potong akhiran “an”

AKHIR JIKA

AKHIR JIKA

JIKA ditemukan awalan “be”

JIKA ditemukan akhiran“an”, “kan”

(50)

MAKA potong akhiran “an”, “kan”

AKHIR JIKA

AKHIR JIKA AKHIR JIKA

Periksa hasil pemotongan akhiran ke dalam database JIKA ditemukan awalan “be”, “te”

JIKA ditemukan awalan1 “r”

MAKA potong awalan1 “r”

AKHIR JIKA AKHIR JIKA

JIKA ditemukan awalan “me”

JIKA ditemukan awalan1 “m”,”n”

MAKA potong awalan1 “m”, “n”

AKHIR JIKA

Periksa hasil pemotongan akhiran ke dalam database JIKA tidak ditemukan di database

JIKA ditemukan awalan1 “n”

JIKA ditemukan awalan2 “g”

MAKA potong awalan2 “g”

SELAIN ITU JIKA ditemukan awalan2 “y”

MAKA ubah awalan2 “y” menjadi “s”

SELAIN ITU

MAKA ubah awalan1 “n” menjadi “t”

AKHIR JIKA

(51)

AKHIR JIKA AKHIR JIKA

AKHIR JIKA

JIKA ditemukan awalan “pe”

JIKA ditemukan awalan1 “r”

MAKA potong akhiran “r”

AKHIR JIKA

JIKA ditemukan awalan1 “m”,”n”

MAKA potong awalan1 “m”, “n”

AKHIR JIKA

Periksa hasil pemotongan akhiran ke dalam database JIKA tidak ditemukan di database

JIKA ditemukan awalan1 “n”

JIKA ditemukan awalan2 “g”

MAKA potong awalan2 “g”

SELAIN ITU JIKA ditemukan awalan2 “y”

MAKA ubah awalan2 “y” menjadi “s”

SELAIN ITU

MAKA ubah awalan1 “n” menjadi “t”

AKHIR JIKA

AKHIR JIKA AKHIR JIKA

AKHIR JIKA

Periksa hasil pemotongan akhiran ke dalam database

(52)

kata_pertanyaan PK pertanyaan_id

pertanyaan_isi pertanyaan_tipe

kata_jawab PK jawab_id

jawab_kunci FK1 pertanyaan_id jawab_tipe jawab_nilai jawab_struktur kata_dasar

PK dasar_id

dasar_kata dasar_tipe dasar_sinonim

kata_nondasar PK nondasar_id

nondasar_kata nondasar_tipe nondasar_sinonim

dimiliki 1..1

1..*

JIKA tidak ditemukan di database Kembalikan akhiran

AKHIR JIKA

Periksa hasil pemotongan akhiran ke dalam database JIKA tidak ditemukan di database

Kembalikan nilai salah SELAIN ITU

Kembalikan nilai benar AKHIR JIKA

AKHIR JIKA

3.7 Spesifikasi Database

Gambar 3.19 ERD Analisis Database

(53)

Dalam perancangan untuk membuat analisis sistem koreksi soal esai yang menggunakan metode Natural Language Processing ini telah dijabarkan oleh penulis pada subbab di atas. Perancangan terhadap web tidak dilakukan karena web hanya digunakan sebagai perantara agar analisis dapat berjalan dengan benar dan penulis juga tidak berfokus pada tampilan dari web tersebut. Perancangan terhadap metode NLP yang terintegrasi di dalam sistem juga dilakukan oleh penulis untuk merancang alur tahapan NLP mulai dari tahap pertama yaitu analisis tahap morfologi, kemudian tahap ke-dua yaitu analisis tahap sintaksis, dan yang terakhir yaitu analisis tahap semantik kata. Selain itu penulis juga menyertakan rancangan layar dan spesifikasi fungsi agar semakin memperjelas gambaran tentang analisis yang akan dibuat oleh penulis. Dengan demikian, penerapan dan pengevaluasian terhadap analisis dapat dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum membahas mengenai etika bisnis Islam, saya akan memaparkan terlebih dahulu mengenai Ekonomi Islam. Hal tersebut saya lakukan karena etika bisnis merupakan

Ayat 1 sampai 5 dari surat ini adalah ayat-ayat Al Qur'an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saat menyepi di Gua Hira'.. Pada saat itu pula Allah SWT secara

Dengan arah koefisien positif, dengan demikian diperoleh bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa variabel gaya kepemimpinan, kompensasi dan diklat secara bersama-sama

Ne pirmus metus baudþiamojo proceso ir kriminalistikos mokslininkai diskutuoja dël optima- laus ikiteisminio tyrimo pradëjimo. Anksèiau diskusijos vykdavo dël baudþiamosios

Kinerja adalah kemampuan atau potensi angkutan umum untuk melayani kebutuhan pergerakan pada suatu daerah, dengan kata lain kinerja merupakan tingkat pencapaian atau

Saya harus memikirkan dia. Rumah belum dapat. Masih nebeng di tempat kawan. Dia harus diurus. Saya cari keterangan. Nelpon pakai bahasa Belanda yang masih baik, karena

menjadi 7.156 orang, Menurunnya jumlah penjualan paket wisata masih terjadi pada tahun 2012 dan 2013 yaitu dengan jumlah peserta paket wisata tahun 2012 sebanyak

bahwa dalam rangka melaksanakan amanat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah