commit to user 8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan prestasi dan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pendapat mereka. Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan. Menurut Bahri (2002:19),“Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok.” Selanjutnya menurut Syah (2006:89), belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga. .
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan suatu tolak ukur keberhasilan dalam belajar baik bagi seorang guru maupun bagi siswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan hasil tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Surakhmad, 2000).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu informasi yang memberikan fungsi untuk mengukur keberhasilan dalam belajar yang dicapai oleh siswa yang diberikan oleh guru.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Subini (2012: 85), menjelaskan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) dan faktor
commit to user
eksternal (faktor dari luar diri siswa). Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang melakukan belajar. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi kesehatan (kemampuan mengingat, kemampuan pengindraan seperti melihat, mendengarkan, dan merasakan) dan cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi, bakat minat, kematangan, motif, kelelahan, dan perhatian. Selain faktor internal terdapat faktor lain yaitu faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah (guru, metode mengajar, instrumen/fasilitas, kurikulum sekolah, relasi guru dengan anak, relasi antar anak, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu, standar pelajaran, kebijakan penilaian, keadaan gedung, dan tugas rumah yang diberikan guru) dan lingkungan masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan dalam masyarakat). Faktor dari dalam diri siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar. Hal tersebut dapat dipahami sebab dalam proses pembelajaran sasaran utamanya adalah individu sebagai subjek belajar.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan kompetensi didasarkan pada klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat (create).
2) Ranah Afektif
Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
a) Sikap
Sikap merupakan suatu kencenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif,
commit to user
kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal.
Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu.
b) Minat
Minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap mata pelajaran, yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran.
c) Konsep Diri
Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir siswa, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi siswa. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar siswa dengan tepat.
d) Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk.
e) Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Moral sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
3) Ranah Psikomotor
Menurut Sudjana (2008: 31) ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu.
commit to user Ada enam tingkatan ketrampilan, yakni:
a) gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar) b) ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar
c) kemampuan konseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain
d) kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan
e) gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan kompleks
f) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresi dan interpretatif.
2. Metode Pembelajaran a. Definisi Metode Pembelajaran
Sebelum membicarakan pengertian metode pembelajaran terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan metode dan pembelajaran. Menurut Bahri (2002:85) pemilihan metode merupakan hal yang sangat penting perlu diperhatikan karena metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Bahri (2002:85-93), pemilihan dan penentuan metode dalam pembelajaran harus memiliki:
1) Nilai strategi dan metode
Di dalam proses pembelajaran sering terjadi interaksi edukatif antara anak didik dan guru. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pembelajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Oleh karena itu metode adalah salah satu cara yang memilliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar.
Nilai strategis dari metode adalah dapat mempengaruhi jalannya pembelajaran.
commit to user 2) Efektivitas penggunaan metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadikan kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan, karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuain metode dengan semua komponen pembelajaran yang telah diprogramkan.
3) Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pembelajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik dikelas.
Menurut Sagala (2006:61),”Pembelajaran ialah membelajarkan siswa dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Sedangkan Riyanto (2002:57) berpendapat bahwa pembelajaran adalah “suatu proses eksperimantasi.” Selalu harus ada yang dipelajari karena adanya pengalaman-pengalaman baru. Menurut Bahri (2002:62),”Dalam mengajarkan guru harus pandai menggunakan pendekatan secara aktif, secara arif dan bijaksana.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka dengan metode pembelajaran yang sesuai siswa akan bersemangat dan suasana kelas akan lebih hidup sehingga prestasi yang akan dicapai memuaskan.
commit to user 3. Mind Mapping a. Definisi Mind Mapping
Menurut Gelb dalam Buzan (2009:179-181): Mind Mapping dapat diartikan sistem revolusioner dalam perencanaan dan pembuatan catatan yang telah mengubah hidup jutaan orang di seluruh dunia. Pembuatan Mind Mapping didasarkan pada cara kerja alamiah otak dan mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas dalam otak karena melibatkan kedua belahan otak kita.
Menurut Porter & Hernacki (2008:152-159), Mind Mapping juga dapat disebut dengan peta pemikiran. Mind Mapping juga merupakan metode mencatat secara menyeluruh dalam satu halaman. Mind Mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran atau Mind Mapping pada dasarnya menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan pada otak.
Metode Mind Mapping adalah metode baru untuk mencatat yang bekerjanya disesuaikan dengan bekerjanya dua belah otak (otak kiri dan otak kanan). Metode ini mengajarkan untuk mencatat tidak hanya menggunakan gambar atau warna. Buzan mengemukakan “your brain is like a sleeping giant, hal itu disebabkan 99% kehebatan otak manusia belum dimanfaatkan secara optimal.”
Tabel 2.1. Penggunaan Otak pada Mind Mapping
Otak Kiri Otak Kanan
Tulisan Warna
Urutan Penulisan Gambar
Hubungan Antar Kata Dimensi
Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran. Mind Mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan
commit to user
daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Selain itu Mind Mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang menajubkan.
Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.
Mind Mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping. Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar, sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa mind mapping adalah cara mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual, kreatif, dan efektif yang menampilkan gambaran menyeluruh dengan memadukan potensi kerja otak kanan dan kiri.
commit to user b. Kegunaan Mind Mapping
Jones, et al. (2012), mengatakan bahwa Mind Mapping membantu siswa mempelajari informasi dengan mengelompokkannya dan membiarkan siswa untuk memvisualisasikan materi pelajaran sesuai pikiran mereka.
Menurut Michalko dalam Buzan (2009:6), metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Kegunaan metode Mind Mapping dalam bidang pendidikan, antara lain:
1) Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah.
2) Memungkinkan kita merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan.
3) Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat.
4) Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif.
Selain itu menurut Buzan (2009:54-130) metode Mind Mapping dapat bermanfaat untuk :
1) Merangsang bekerjanya otak kiri dan kanan secara sinergis.
2) Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali belajar.
3) Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan.
4) Membuat rencana atau kerangka cerita.
5) Mengembangkan sebuah ide.
6) Membuat perencanaan sasaran pribadi.
7) Meringkas isi sebuah buku.
8) Dapat memusatkan perhatian.
9) Meningkatkan pemahaman.
10) Menyenangkan dan mudah diingat.
Dalam membuat Mind Mapping juga diperlukan keberanian dan kreativitas yang tinggi. Variasi dengan huruf capital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang menggambarkan poin atau gagasan utama.
Menghidupkan Mind Mapping yang telah dibuat akan lebih mengesankan.
commit to user
Aplikasi Mind Mapping dalam Pembelajaran dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:
1) Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari.
Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Map yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
2) Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus.
Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.
3) Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.
4) Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus
commit to user
diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
c. Indikator Mind Mapping
Menurut Buzan (2009:6), indikator Mind Mapping sebagai berikut : 1) merencanakan,
2) berkomunikasi, 3) menjadi lebih kreatif, 4) menyelesaikan masalah, 5) memusatkan perhatian,
6) menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, 7) mengingat dengan lebih baik
8) belajar lebih cepat dan efisien, dan 9) melatih “gambar keseluruhan”.
d. Kelebihan dan Kelemahan
Menurut Mahmudin (2009) kelebihan dan kelemahan mind mapping sebagai berikut:
1) Kelebihan metode Mind Mapping
a) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
b) Dapat bekerjasama dengan teman lainnya c) Catatan lebih padat dan jelas
d) Catatan lebih terfokus pada inti materi e) Mudah melihat gambaran keseluruhan
f) Membantu otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan
g) Memudahkan penambahan informasi baru h) Pengkajian ulang bisa lebih cepat
commit to user
2) Kelemahan pembelajaran metode Mind Mapping : a) Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
b) Tidak sepenuhnya murid yang belajar
c) Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa.
4. Pembelajaran Konvensional
Dalam bukunya, (Sanjaya, 2006 : 259), menyatakan bahwa “dalam pembelajaran konvensional, jika siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif, siswa lebih banyak belajar dengan menerima, mencatat, materi pelajaran, siswa belajar didasarkan faktor dari luar dirinya, misalnya takut hukuman dari guru, guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran “. Ini berarti pada pembelajaran konvensional guru menjadi pusat pembelajaran dan sangat tidak memperhatikan perbedaan kemampuan individu yang dimiliki siswa.
Dalam proses belajar, pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. lebih berpusat kepada guru.
b. fokus pembelajaran lebih kepada struktur dan format bahasanya (ilmu bahasanya)
c. guru berbicara, siswa mendengarkan.
d. para siswa melakukan kegiatan sendiri.
e. guru selalu memonitor dan mengoreksi tiap-tiap ucapan siswa.
f. guru menjawab pertanyaan para siswa tentang (ilmu) bahasa.
g. guru yang menentukan tema atau topik pembelajaran.
h. guru menilai hasil belajar siswa.
i. kelas tenang.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka metode pembelajaran konvensional dapat dimaknai sebagai metode pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah daru guru ke siswa, metode pembelajaran lebih banyak menggunakan ceramah, tanya jawab dan demonstrasi.
commit to user
5. Kemampuan Memori a. Pengertian Kemampuan Memori
Ingatan merupakan alih bahasa dari memori, karena itu disamping ada yang menggunakan ingatan ada pula yang menggunakan istilah memori sesuai dengan ucapan dari memori. Menurut Walgito (2003:146), ingatan diartikan sebagai kemampuan psikis untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan memunculkan kembali (remembering) hal-hal lampau. Menurut Woodworth dan Marquis dalam Walgito (2003:146), “Memory consists in remembering what has previously been learned. It would be better, however to say that memory consits in learning, retaining and remembering, what has previously been learned…. We have thus three main topics under the general head of memory: learning, retention, remembering”.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diambil pengertian bahwa kemampuan memori adalah kemampuan untuk memasukkan atau menerima, menyimpan dan memunculkan kembali hal-hal yang telah lalu.
b. Fungsi Memori
Memori penting sekali bagi kehidupan manusia sehari-hari. Segala kegiatan bersumber dari apa yang tersimpan dalam memori. Belajar sebagai salah satu kegiatan manusia, menggunakan memori sebagai hal pokok. Hal ini dapat dimengerti karena dalam kegiatan belajar, tak lepas dari membaca, mengamati, memikirkan, memecahkan masalah-masalah yang semuanya menuntut adanya memori.
Fungsi paling penting dalam ingatan :
1) Memasukkan, dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang pernah dialami oleh seseorang. Bagaimana seseorang memperoleh pengalaman dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu dengan cara tidak sengaja dan dengan cara sengaja. Memperoleh pengalaman secara tidak sengaja, yaitu apa yang dialami oleh seseorang secara tidak sengaja itu dimasukkan dalam ingatannya. Sedangkan memperoleh pengalaman dengan sengaja, yaitu apabila seseorang
commit to user
dengan sengaja memasukkan pengalaman-
pengalamannya,..pengetahuan-pengetahuannya dalam psikisnya.
2) Menyimpan, fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (retention) apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi. Seperti diketahui setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak (traces) dalam jiwa seseorang, dan traces ini untuk sementara disimpan dalam ingatan yang pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali.
3) Menimbulkan kembali, fungsi ketiga adalah menimbulkan kembali hal-hal yang simpan dalam ingatan. Dalam menimbulkan kembali apa yang disimpan dalam ingatan dapat ditempuh dengan mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize). Pada mengingat kembali orang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa dibantu adanya objek sebagai stimulus untuk dapat diingat kembali. Sedangkan pada mengenal kembali orang dapat menimbulkan kembali apa yang diingat atau yang telah pernah dipelajari dengan bantuan adanya objek yang harus diingat. (Walgito, 2003:148-153)
c. Hal-hal yang mempengaruhi Kemampuan Memori
Menurut Walgito (2003:155) ingatan manusia itu terbatas, kadang- kadang manusia tidak dapat mengingat secara tepat seperti apa adanya, tidak lengkap, bahkan sering yang ditimbulkan kembali tidak cocok dengan keadaan sebenarnya, sehingga apa yang ditimbulkan kembali merupakan hal yang palsu. Hal ini disebabkan karena beberapa sebab, antara lain cara memasukan kurang tepat, adanya kecerobohan pada waktu mempersepsi atau pada waktu belajar sehingga apa yang diingat tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, retensi kurang baik dan gangguan dalam menimbulkan kembali.
d. Metode Pengukuran Kemampuan Memori
Menurut Walgito (2003: 161-165) pengukuran kemampuan memori dapat dilakukan dengan:
commit to user
1) Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (The Learning Method)
Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat sampai sejauh mana waktu yang diperlukan oleh subjek untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, misalnya dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan.
2) Metode belajar kembali (The Relearning Method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana subjek disuruh mempelajari kembali materi yang pernah dipelajari sebelumnya sampai pada suatu kriteria tertentu seperti pada subjek mempelajari materi tersebut pada pertama kali. Dalam learning ternyata subjek untuk mempelajari materi yang sama dengan kriteria yang sama untuk yang kedua kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat daripada waktu yang diperlukan oleh subjek untuk mempelajari materi tersebut untuk pertama kali sampai pada kriteria yang sama.
3) Metode Rekontruksi
Metode ini merupakan metode yang berbentuk subjek disuruh mengkonstruksi kembali suatu materi yang diberikan kepadanya.
Dalam subjek mengkontruksi itu dapat diketahui waktu yang digunakan, kesalahan-kesalahan yang dibuat sampai pada kriteria tertentu. Misalnya kepada subjek diperlihatkan gambar yang terdiri dari beberapa bagian yang dapat dipisah-pisahkan satu dengan yang lain. Sesudah gambar itu diperlihatkan kepada subjek, maka gambar tersebut dibongkar, dipisah-pisahkan bagian satu dengan yang lain. Tugas subjek mengkonstruksi kembali bagin-bagian menjadi suatu kesatuan seperti keadaan gambar semula.
4) Metode mengenal kembali
Metode ini digunakan dengan mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali. Subjek disuruh mempelajari suatu materi, kemudian diberikan materi untuk mengetahui sampai sejauh mana
commit to user
yang dapat diingat oleh subjek dengan bentuk pilihan benar salah atau dengan pilihan ganda. Dalam bentuk pilihan ganda dari beberapa kemungkinan jawaban. Jawaban yang betul disajikan diantara beberapa kemungkinan jawaban tersebut.
5) Metode mengingat kembali
Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Misalnya dengan menyuruh membuat karangan atau dengan cara mengisi isian. Ujian berbentuk essay, ataupun isian merupakan bentuk metode mengingat kembali.
6) Metode Asosiasi Berpasangan
Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan subjek mengingat apa yang telah dipelajari itu, maka dalam evaluasi salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus dan subjek disuruh memberikan pasangan- pasangannya. Misal subjek disuruh mempelajari atau menghafal materi tersebut dibawah ini :
Oksigen - 617 Massa Molar - AJ Argon - 821 Jumlah Partikel - MC Bila materi tersebut telah dipelajari atau dihafalkan maka kemudian diadakan test untuk melihat kemampuan mengingatnya.
Salah satu bagian pasangan digunakan stimulus dan subjek disuruh memberikan pasangannya.
6. Materi Hukum-hukum Dasar Kimia a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Lavoisier telah menyelidiki massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum kekekalan massa: “Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”.
commit to user
Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas (seperti pada pembakaran kertas), maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih kecil daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi mengikat sesuatu dari lingkungannya (misalnya oksigen), maka hasil reaksi akan lebih besar daripada massa semula.
Contoh:
Magnesium + Oksigen → Magnesium Oksida 6 gram 4 gram 10 gram
b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Pada tahun 1799, Proust menemukan satu sifat penting dari senyawa, yang disebut hukum perbandingan tetap. Berdasarkan penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust menyimpulkan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam satu senyawa adalah tertentu dan tetap”.
Contoh: Perbandingan massa hidrogen dan oksigen dalam air adalah tetap yaitu 1 : 8
Hal ini berarti, setiap satu gram H2 tepat bereaksi dengan 8 gram O2
membentuk 9 gram H2O. Jika massa H2 adalah 2 gram maka massa O2
yang diperlukan adalah 16 gram untuk membentuk 18 gram H2O.
Massa H2 Massa O2 Massa H2O
1 gram 8 gram 9 gram
2 gram 16 gram 18 gram
3 gram 24 gram 27 gram
c. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Salah seorang di antaranya adalah Dalton (1766 – 1844). Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan massa unsur-
commit to user
unsur dalam suatu senyawa. Untuk memahami hal ini, perhatikan hasil percobaan reaksi antara nitrogen dengan oksigen berikut.
Jenis Senyawa Massa Nitrogen yang direaksikan
Massa Oksigen yang direaksikan
Massa senyawa yang terbentuk Nitrogen
monoksida 0,875 gram 1,00 gram 1,875 gram Nitrogen
dioksida 1,75 gram 1,00 gram 2,75 gram Dengan massa oksigen yang sama, ternyata perbandingan massa nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida (NO2) dan senyawa nitrogen monoksida (NO) merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton merumuskan hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton) yang berbunyi: “Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa-massa salah satu unsur dalam senyawa-senyawa tersebut sama, sedangkan massa-massa unsur lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana”.
d. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa gas hidrogen dapat bereaksi dengan gas oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas hydrogen dan oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yaitu 2 : 1. Pada tahun 1808, Gay Lussac melakukan percobaan serupa dengan menggunakan berbagai macam gas. Ia menemukan bahwa perbandingan volume gas-gas dalam reaksi selalu merupakan bilangan bulat sederhana.
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen → 2 volume uap air 1 volume gas nitrogen + 3 volume gas hidrogen → 2 volume gas amonia 1 volume gas hidrogen + 1 volume gas klorin → 2 volume gas hidrogen klorida
commit to user
Percobaan-percobaan Gay Lussac tersebut dapat kita nyatakan dalam persamaan reaksi sebagai berikut.
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) N2 (g) + 3 H2(g) → 2 NH3(g)
H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl(g)
Dari percobaan ini, Gay Lussac merumuskan hukum perbandingan volume (hukum Gay Lussac): “Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana”.
Hukum perbandingan volume dari Gay Lussac juga dapat kita nyatakan sebagai berikut: “Perbandingan volume gas-gas sesuai dengan koefisien masing-masing gas”.
Untuk dua buah gas (misalnya gas A dan gas B) yang tercantum dalam satu persamaan reaksi,berlaku hubungan:
e. Hipotesis Avogadro
Banyak ahli termasuk Dalton dan Gay Lussac gagal menjelaskan hukum perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay Lussac.
Ketidakmampuan Dalton karena ia menganggap partikel unsur selalu berupa atom tunggal (monoatomik). Pada tahun 1811, Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur tidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.
Gay Lussac:
2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen → 2 volume uap air
commit to user Avogadro:
2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen → 2 molekul uap air
Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro yang berbunyi: “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula”. (Utami, dkk., 2009).
B. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang telah dilakukan oleh Tucker, et al. (2012) yang menyimpulkan bahwa penggunaan Mind Map membantu orang-orang dalam bidang pendidikan untuk mengorganisasikan pemikiran mereka. Mereka menggunakan Mind Mapping untuk brainstorming, pemecahan masalah, mempersiapkan presentasi dan melakukan penelitian. Sulistyowati (2011) menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan teknik pembelajaran Mind Mapping dengan cara merangkum dapat meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas siswa dalam berfikir kreatif sehingga disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas sebagi variasi guru mengajar, terutama untuk materi-materi yang bersifat wacana dan hafalan.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Karina (2012) memberikan kesimpulan bahwa peserta didik yang belajar pada materi reduksi oksidasi dengan metode Mind Mapping mempunyai kreativitas dan prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah. Penelitian yang dilakukan oleh Desstya (2012) memberi kesimpulan bahwa kemampuan memori memberikan kontribusi positif terhadap prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut aspek kognitif dan aspek afektif. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.
commit to user
1. Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Hukum-hukum Dasar Kimia
Menurut Siberman (2001:181),”Pemetaan pemikiran (Mind Mapping) adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian baru”. Dengan memerintahkan siswa membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.
Metode pembelajaran Mind Mapping mempunyai beberapa kelebihan, antara lain memungkinkan siswa lebih fokus pada pokok bahasan, memberi gambaran yang jelas keseluruhan dan perincian pokok bahasan yang dipelajari. Pola pikir siswa akan lebih berkembang dengan memunculkan ide-ide dalam proses pembelajaran Hukum-hukum Dasar Kimia. Sehingga metode Mind Mapping dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Materi Hukum-hukum Dasar Kimia mempunyai karakteristik yaitu terdiri dari materi yang cukup banyak, memerlukan kemampuan menghafal, serta memerlukan keaktifan siswa untuk berlatih sehingga benar-benar memahami konsep yang sekilas hampir sama antara sub materi satu dengan yang lain.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diduga bahwa metode pembelajaran Mind Mapping berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum-hukum Dasar Kimia dimana metode pembelajaran Mind Mapping akan berpengaruh lebih baik daripada metode pembelajaran konvensional.
2. Pengaruh Kemampuan Memori terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Hukum-hukum Dasar Kimia
Selain faktor eksternal berupa metode pembelajaran, terdapat faktor internal yang perlu diperhatikan pengaruhnya terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kemampuan memori yang diperoleh dari
commit to user
pengalaman belajar atau pelajaran sebelumnya. Setiap siswa memiliki kemampuan memori yang berbeda-beda sehingga dapat mempengaruhi daya tangkap dan daya terima bahan ajar yang berbeda pula. Kemampuan memori berkaitan dengan kemampuan memasukkan, menyimpan dan menimbulkan kembali hal-hal yang pernah dilihat, didengar, dan dilakukan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diduga bahwa kemampuan memori berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum-hukum Dasar Kimia dimana siswa yang memiliki kemampuan memori yang tinggi maka ia akan lebih cepat menangkap materi yang di sampaikan oleh guru dan segera menyimpannya kedalam memori jangka pendek yang selanjutnya akan di kirim ke memori jangka panjang sehingga prestasi yang dicapai juga akan baik. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan memori rendah akan lebih lambat menangkap materi yang disampaikan oleh guru sehingga prestasi yang dicapai juga tidak maksimal.
3. Interaksi antara Metode Pembelajaran Mind Mapping dengan Kemampuan Memori terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Hukum- hukum Dasar Kimia
Prestasi belajar siswa merupakan indikator keberhasilan belajar siswa dalam mencapai tujuan belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar akan dipengaruhi faktor eksternal dan internal dimana keduanya akan saling berpengaruh. Metode pembelajaran adalah faktor eksternal sedangkan kemampuan memori siswa adalah faktor internal yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Untuk mengurangi kendala- kendala dalam proses pengajaran dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka diperlukan kemampuan memori siswa yang baik dan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar.
Siswa dengan kemampuan memori tinggi maupun rendah diduga akan memiliki prestasi belajar yang baik dengan metode pembelajaran Mind Mapping karena dengan metode ini memungkinkan siswa lebih
commit to user
fokus pada pokok bahasan, memberi gambaran yang jelas keseluruhan dan perincian pokok bahasan yang dipelajari. Pola pikir siswa akan lebih berkembang dengan memunculkan ide-ide dalam proses pembelajaran Hukum-hukum Dasar Kimia. Sehingga interaksi metode Mind Mapping dengan kemampuan memori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Untuk memperjelas kerangka berpikir tersebut, dapat digambarkan dalam gambar 1 di bawah ini:
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Faktor- faktor yang
mempengaruhi prestasi siswa
Internal Eksternal
Kemampuan Memori
Metode Pembelajaran Mind Mapping
Prestasi Belajar
commit to user D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping terhadap prestasi belajar siswa materi pokok Hukum-hukum Dasar Kimia.
2. Terdapat pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum-hukum Dasar Kimia.
3. Terdapat interaksi antara penggunaan metode pembelajaran Mind Mapping dan tinggi rendahnya kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Hukum-hukum Dasar Kimia.