• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Agama Islam dalam Sistem Pengobatan Tradisional Bali Studi Kasus. I Ketut Eriadi Ariana, I Nyoman Sukartha, I Made Suastika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Agama Islam dalam Sistem Pengobatan Tradisional Bali Studi Kasus. I Ketut Eriadi Ariana, I Nyoman Sukartha, I Made Suastika"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SastraS as tra G CARAC A R A G CARA

Journal Of Old Javanese StudiesJournalOfOldJavaneseStudies

Universitas UdayanaU n iv er si ta s U d a y a n a Universitas Udayana

Sastra

9772528493008

ISSN 2528-4932

Journal Of Old Javanese Studies SG Volume IV Nomor 1

April 2018 ISSN 2528-4932

Pengaruh Agama Islam dalam Sistem Pengobatan Tradisional Bali Studi Kasus di dalam Teks Usadha Manak I Ketut Nuarca Bahasa Jawa Kuno dalam Pasang Aksara Bali I Gde Nala Antara Kuttara Kaṇḍa Dewa Purāṇa Bangsul: Analisis Semiotik I Ketut Eriadi Ariana, I Nyoman Sukartha, I Made Suastika Pengaruh Lingkungan terhadap Ganesha dalam Kakawin Smaradahana Analisis Semiotik Ni Made Ayu Satyadriti, Ni Ketut Ratna Erawati, Komang Paramartha Integrasi Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Jawa Kuno Pada Teks Adiparwa Putu Eka Sura Adnyana, I Nyoman Sukartha, Anak Agung Gede Bawa Kidung Tantri Kĕdiri Pada Episode Angsa dan Kura-Kura : Sebuah Kajian Wacana R.A Kurniasari Yardella1, I Ketut Jirnaya , I Ketut Nuarca Wacana Tanda-Tanda Menjelang Kematian dalam Tutur Śwacadha Marāṇa: Teks dan Konteks Ida Bagus Anom Wisnu Pujana, Anak Agung Gede Bawa, I Wayan Sukersa Teks Pelayanan dalam Kěkundangan Siddhakarya I Putu Suyasa Ariputra, Ni Ketut Ratna Erawati, I Ketut Nuarca Pengaruh Agama Islam dalam Sistem Pengobatan Tradisional Bali Studi Kasus di dalam Teks Usadha Manak I Ketut Nuarca Bahasa Jawa Kuno dalam Pasang Aksara Bali I Gde Nala Antara

Sastra Gocara

Sastra Gocara Universitas UdayanaUniversitas Udayana Volume IV Nomor 1 April 2018Volume IV Nomor 1 April 2018Volume IV Nomor 1 April 2018 Sastra Gocara Universitas Udayana

(2)

SUSUNAN REDAKSI PENANGGUNG JAWAB Dr. Drs. I Ketut Jirnaya, M. S.

(Koordinator Program Studi Sastra Jawa Kuno) REDAKTUR

Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M. Hum.

Dr. Dra. Ni Ketut Ratna Erawati, M. Hum.

PENYUNTING Prof. Dr. I Made Suastika, S. U.

Dr. Drs. I Nyoman Sukartha, M. Hum.

Drs. Anak Agung Gede Bawa, M. Hum Drs. I Ketut Nuarca, M. S.

Drs. I Wayan Sukersa, M. Hum.

MITRA BESTARI

Prof. Dr. Marsono, S. U. (UGM Yogyakarta) Prof. Dr. Teguh Supriyanto, M. Hum. (UNSES Semarang)

Prof. Dr. Nengah Duija, M. Si. (IHDN Denpasar)

Prof. Dr. Ida Bagus Putra Manuaba, M. Hum. (UNAIR Surabaya) Prof. Dr. Drs. I Wayan Sukayasa, M. Si. (UNHI Denpasar)

Dr. Drs. Undang Darsa, M. Hum. (UNPAD Bandung) Dr. Karsono H. Saputra, M. Hum. (UI Jakarta)

SEKRETARIAT Drs. I Made Wijana, M. Hum.

Putu Ari Suprapta, S. S.

DESAIN COVER Drs. Komang Paramartha, M. S.

I Ketut Eriadi Ariana, S.S.

ALAMAT

Prodi Sastra Jawa Kuno Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana

E-mail: sastrajawakuna2010@yahoo.com

Sampul : Rerajahan Koleksi Mangku Wayan Turun

Sastra Gocara

Journal of Old Javanese Studies

ISSN 2528-4932 Volume IV, Nomor 1, Edisi April 2018

(3)

DAFTAR ISI Pengantar

Daftar Isi

Pengaruh Agama Islam dalam Sistem Pengobatan Tradisional Bali Studi Kasus Di Dalam Teks Usadha Manak

I Ketut Nuarca

Bahasa Jawa Kuno Dalam Pasang Aksara Bali I Gde Nala Antara

Kuttara Kaṇḍa Dewa Purāṇa Bangsul:

Analisis Semiotik

I Ketut Eriadi Ariana, I Nyoman Sukartha, I Made Suastika

Pengaruh Lingkungan terhadap Ganesha dalam Kakawin Smaradahana Analisis Semiotik

Ni Made Ayu Satyadriti, Ni Ketut Ratna Erawati, Komang Paramartha

Integrasi Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Jawa Kuno Pada Teks Adiparwa

Putu Eka Sura Adnyana, I Nyoman Sukartha, Anak Agung Gede Bawa

Kidung Tantri Kĕdiri Pada Episode Angsa Dan Kura-Kura : Sebuah Kajian Wacana

R.A Kurniasari Yardella1, I Ketut Jirnaya , I Ketut Nuarca

Wacana Tanda-Tanda Menjelang Kematian dalam Tutur Śwacaṇdha Marāṇa: Teks dan Konteks Ida Bagus Anom Wisnu Pujana, Anak Agung Gede Bawa, I Wayan Sukersa

Teks Pelayanan dalam Kěkundangan Siddhakarya I Putu Suyasa Ariputra, Ni Ketut Ratna Erawati, I Ketut Nuarca

iiiii 1 - 16

17 - 27 28 - 54

55 - 67

68 - 84

85 - 98

99 - 115

116 - 135

(4)

Integrasi Bahasa Sanskerta Dalam Bahasa Jawa Kuno Pada Teks Adiparwa

Putu Eka Sura Adnyana1*, I Nyoman Sukartha2, Anak Agung Gede Bawa3

[123]Prodi Sastra Jawa Kuno, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Udayana

Abstract

Sanskrit has a very noble position and has a very important function for Hindus both in India and in the archipelago. The Old Javanese poets borrowed Sistani terminology and vocabulary, causing mutual influence between the two languages. The process of influencing between Sanskrit and Old Javanese causes a process of integration.

Based on the above, a research entitled Sanskrit Language Integration in Old Javanese Language In Adiparwa Text, with the objectives, which are: 1) Describe integration in phonology, morphology, syntax, semantics. 2) Describe the intralingual and extralingual factors that cause integration. The type of research conducted is qualitative based on data on Adiparwa text. By using Research Methods and Techniques, Data collection techniques based on literature study on Adiparwa text, technique record, through qualitative data analysis.

The data are grouped in such a way from the next library of analysis and presented descriptively. The results of the Sanskrit Language Integration in Old Javanese in Adiparwa text include: 1). field of phonology. 2). field of syntactic grammar. 3). Vocabulary field. 4).

semantic field. Further factors causing the integration include: 1).

The intralingual factors include: the talents of speech participants,

(5)

the sheer readiness of the recipient language user, inadequate vocabulary of the recipient language, the disappearance of rarely used words, the necessity of synonyms, the prestige of the source language and the language style, the carrying out of the habit in the mother tongue. 2). External factors include: culture, human capability, grounding, functional requirements, and simplification.

Based on the results of this study, it can be concluded that: Sanskrit integration in Javanese Kuna Adiparwa text occurs at the level of phonology, syntactic morphology, vocabulary and semantics caused by intralingual and extralingual factors. Suggestions to the public, students, government, language institutions that pursue, should understand and deepen the integration of Sanskrit in Old Javanese language in the text of parwa especially Adiparwa. and conduct research related to sociolinguistics

Keywords: Integration, Sanskrit, Old Javanese, Adiparwa Text

Abstrak

Bahasa Sanskerta mempunyai kedudukan yang sangat mulia dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi umat Hindu baik di India maupun di Nusantara. Para pujangga Jawa Kuno banyak meminjam peristilahan dan kosa kata Sanskerta, yang menyebabkan adanya saling mempengaruhi antara kedua bahasa tersebut. Proses mempengaruhi antara Bahasa Sanskerta dengan Bahasa Jawa Kuno menimbulkan terjadinya proses integrasi. Berdasarkan hal tersebut maka dilaksanakan penelitian berjudul Integrasi Bahasa Sanskerta Dalam Bahasa Jawa Kuno Pada Teks Adiparwa, dengan tujuan, yaitu: 1) Mendeskripsikan integrasi dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik. 2) Mendeskripsikan faktor

(6)

intralingual dan ekstralingual penyebab terjadinya integrasi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif berdasarkan data pada teks Adiparwa. Dengan menggunakan Metode dan Teknik Penelitian, Teknik pengumpulan data berdasarkan studi pustaka pada teks Adiparwa, metode simak dan teknik catat, melalui analisis data secara kualitatif. Data dikelompokkan sedemikian rupa dari kepustakaan selanjutnya analisis dan disajikan secara deskriptif.

Adapun hasil penelitian Integrasi Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa meliputi tataran: 1). bidang fonologi. 2). bidang gramatika sintaksis. 3). bidang kosakata. 4).

bidang semantik. Selanjutnya faktor penyebab terjadinya integrasi meliputi: 1). Faktor intralingual meliputi: kedwibahasaan peserta tutur, tipisnya kesediaan pemakai bahasa penerima, tidak cukupnya kosa kata bahasa penerima, menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan, kebutuhan akan sinonim, prestise bahasa sumber dan gaya bahasa, terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu. 2). Faktor ekstralingual meliputi: kebudayaan, tingkat kemampuan manusia, landasan, kebutuhan fungsional, dan penyederhanaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: integrasi Bahasa Sanskerta pada Bahasa Jawa Kuno teks Adiparwa terjadi pada tataran fonologi, sintaksis, kosa kata dan pada semantik disebabkan oleh faktor intralingual dan ekstralingual. Saran kepada masyarakat, mahasiswa, pemerintah, lembaga bahasa yang menekuni, hendaknya memahami dan mendalami integrasi Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Jawa Kuno pada teks parwa terutama Adiparwa. dan mengadakan penelitan terkait dengan sosiolinguistik

Kata Kunci: Integrasi, Bahasa Sanskerta, Bahasa Jawa Kuno, Teks Adiparwa

(7)

1. Pendahuluan

Bahasa digunakan oleh manusia dalam berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Chaer (2006:1) mengatakan bahwa bahasa digunakan oleh penuturnya untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Bahasa menyebabkan terjadi proses interaksi, komunikasi, dan perbedaan pola pikir individu dalam mewujudkan hubungan sosiokulturalnya. Wujud hubungan sosio-kultural dapat dilihat dalam budaya India dan budaya Jawa Kuno. Budaya India memberikan pengaruh besar terhadap budaya Jawa Kuno.

Pengaruh kebudayaan India terhadap kebudayaan Indonesia pada masa lampau dapat diketahui dengan adanya kerajaan- kerajaan di Indonesia masih bercorak Hindu sampai pada abad XIV (Zoetmulder, 1983: 22). Peninggalan sejarah bercorak Hindu dapat dilihat dari nama raja generasi dynasti Sailendra (Mataram), Kediri, Singasari, dan Majapahit. Disisi lain khususnya pada bidang sastra seperti pada parwa, kekawin, dll (Mishra, 1989:82). Kesusastraan India banyak tersalin ke dalam Bahasa Jawa Kuno (Mishra, 1989:83).

Salah satu wujud budaya India yang memberikan pengaruh besar adalah Bahasa Sanskerta. Bahasa Sanskerta adalah bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sabda suci (wahyu) dari Brahman yang tersurat dalam kitab suci Veda (Sharma,1985:1-3).

Bahasa Sanskerta mempunyai kedudukan yang sangat mulia dan memiliki fungsi penting di kalangan umat Hindu baik di India maupun di Nusantara. Para pujangga Jawa Kuno banyak meminjam peristilahan dan kosa kata Sanskerta.

(8)

Pengaruh bahasa Sanskerta terhadap bahasa Jawa Kuno dilatarbelakangi dua hal, yaitu pengaruh intralingual bahasa dan pengaruh ekstralingual. (Weinrich 1953:154).

Proses saling mempengaruhi antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak dapat dihindarkan. Bahasa sebagai bagian integral kebudayaan tidak dapat lepas dari masalah tersebut.

Suwito (1985:39-40) mengatakan apabila dua bahasa atau lebih digunakan secara bergantian oleh penutur yang sama, dapat dikatakan bahasa tesebut dalam keadaan saling kontak. Setiap kontak bahasa terjadi proses saling memengaruhi antara bahasa satu dengan bahasa yang lain. Sebagai akibatnya, interferensi akan muncul, baik secara lisan maupun tertulis.

Kontak bahasa terjadi karena adanya kedwibahasaan menimbulkan integrasi suatu bahasa. Integrasi bahasa adalah proses penyerapan bahasa yang disesuaikan dengan sistem bahasa sehingga tidak terasa asing lagi sifat bahasanya (Jendra,1991: 115). Faktor penyebab timbulnya interferensi adalah tidak cukupnya kosakata suatu bahasa dalam menghadapi kemajuan dan pembaharuan peradaban (Weinrich 1953:4). Selain itu, terdapat kecenderungan menghilangnya kata-kata tertentu yang jarang digunakan, disamping kebutuhan akan sinonim, dan prestise bahasa sumber. Kedwibahasaan peserta tutur dan tipisnya kesetiaan terhadap bahasa penerima juga merupakan faktor penyebab terjadinya interferensi dan integrasi.

Oleh karena itu, kedwibahasaan terjadi karena ada proses akulturasi bahasa.

Proses akulturasi bahasa menimbulkan perkembangan bahasa dan sastra yang begitu pesat. Hal itu diakibatkan terjadinya proses interferensi dan integrasi sebuah bahasa. Bahasa Sanskerta

(9)

juga mengalami proses interferensi dan integrasi dalam Bahasa Jawa Kuno mengalami beberapa penyesuaian terhadap sistem tatabahasa Jawa Kuno, khususnya dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik.

Penyesuaian sistem tatabahasa tersebut dapat dilihat dalam karya sastra Jawa Kuno salah satunya yaitu kitab Adiparwa.

Kitab Adiparwa merupakan karya sastra prosa yang prototipenya terbagi atas dua bagian. Bagian pertama menyajikan kerangka guna menceritakan epos bhārata mengenai kurban atas perintah raja Janamejaya, yang dipersembahkan sebagai suatu sarana magis guna memusnahkan para ular. Bagian kedua berisi silsilah para Pāndawa dan Korawa, kelahiran dan masa muda mereka sampai pada pernikahan Arjuna dan Subhadrā (Zoetmulder,1983:80). Kitab Adiparwa juga memiliki keunikkan dengan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Jawa Kuno dan kutipan sloka bahasa Sanskerta.

Bahasa Sansekerta yang digunakan dalam Bahasa Jawa Kuno begitu besar, melebihi perbandingan kosakata bahasa Sansekerta pada bahasa Nusantara (Mardiwarsito, 2012:25).

Pemilihan teks Adiparwa sebagai objek penelitian, berdasarkan pernyataan Gonda (1998:74) bahwa sloka Bahasa Sanskerta setiap kali diikuti oleh terjemahan Bahasa Jawa Kuno, kutipan Bahasa Sanskerta ini sebagai syair penanda yang bertujuan agar tetap menghubungkan dengan aslinya. Bahasa Sanskerta mengalami proses integrasi kedalam Bahasa Jawa Kuno sebagaimana pada teks Adiparwa, merupakan parwa pertama dari Asta Dasa Parwa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa Bahasa Sanskerta memberikan pengaruh yang sangat besar dalam berbagai

(10)

karya sastra, khususnya pada teks Adiparwa. Oleh karena hal tersebut sangat penting dan menarik perhatian untuk diteliti mengenai Integrasi Bahasa Sanskerta pada Bahasa Jawa Kuno dalam teks Adiparwa.

2. Pokok Permasalahan

a) Bagaimana integrasi Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa ?

b) Faktor apa saja penyebab integrasi Bahasa Sanskerta dalam teks Adiparwa?

3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Memberikan gambaran dan kontribusi mengenai integrasi Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Jawa Kuno sebagai bentuk inventarisasi data kebahasaan, serta sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya linguistik Bahasa Jawa Kuno.

Tujuan Khusus

a) Untuk mendeskripsikan integrasi Bahasa Sanskerta dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik pada Bahasa Jawa Kuno yang dipergunakan pada teks Adiparwa.

b) Mendeskripsikan faktor-faktor intraligual dan ekstralingual yang menyebabkan terjadinya integrasi.

(11)

4. Metode Penelitian

Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode simak. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, berasal dari bahasa Sanskerta yang dipakai dalam bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa.

Pengumpulan data dilanjutkan dengan teknik catat, yaitu mencatat data pada sebuah buku, data yang tercatat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan maknanya (Sudaryanto, 2015:6).

Metode dan Teknik Analisis Data.

Metode dan teknik analisis data penelitian menggunakan Metode padan translasional, yaitu metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur bahasa, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun beberapa bahasa yang berbeda (Mahsun, 2005:112).

Pada tahap analisis data digunakan metode translasional dengan teknik dasar teknik pilah unsur penentu dan teknik lanjutan, teknik hubung banding (Sudaryanto, 2015: 13-30). Penggunaan metode padan translasional dengan teknik dasar pilah unsur penentu guna mengkaji bahasa lain (langue) yang berupa unsur-unsur dalam bahasa seperti; fonem, suku kata, morfem, kosa kata ataupun kata

Sanskerta.

Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Data yang sudah dianalisis disajikan dengan menggunakan metode formal dan informal. Metode formal adalah menyajikan analisis dengan menggunakan tanda-tanda, lambang-lambang atau tanda-tanda linguistik seperti tanda diakritik, tanda kurung dan

(12)

sebagainya. Metode informal, yaitu suatu metode penyajian hasil penelitian akan dideskripsikan dengan menggunakan kata-kata biasa yang singkat, jelas dan padat yang kemudian dirangkaikan menjadi sebuah alur kalimat yang membentuk paragraf-paragraf yang sistematis (Sudaryanto,1982:16). Hasil penelitian ini disajikan dengan menggunakan kata-kata dalam Bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh pembaca mengenai integrasi Bahasa Sanskerta pada teks Adiparwa.

5. Pembahasan

5.1 Integrasi Bahasa Sanskerta Dalam Bahasa Jawa Kuno Pada Teks Adiparwa

1) Integrasi Bahasa Sanskerta Pada Bidang Fonologi

a. Integrasi Bahasa Sanskerta Mengalami Penambahan Bunyi Proses integrasi fonologi Bahasa Sanskerta kedalam Bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa, mengalami penambahan bunyi pada kata. Namun tanpa merubah makna kata atau arti. Adapun data yang teridentifikasi mengalami penambahan bunyi, yaitu:

Kata Handha (APAB 32.2.2) dalam Bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa berasal dari kata Andha AN/ ‘buta, gelap’(KBS.48) telah berintegrasi kedalam bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa dan mengalami penambahan bunyi /h/. Penambahan ini tidak merubah arti kata dan tetap memiliki makna sama dalam teks Adiparwa Bahasa Jawa Kuno.

b. Integrasi Bahasa Sanskerta Mengalami Pengurangan Bunyi Proses integrasi fonologi Bahasa Sanskerta kedalam Bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa, mengalami pengurangan bunyi

(13)

pada kata. Tetapi tanpa mengalami perubahan bentuk kata ataupun arti. Adapun data yang terindentifiasi mengalami pengurangan bunyi pada teks Adiparwa, yaitu: Kata duḥkha du”% ‘duka, sedih’ (KBS 206) berintegrasi kedalam Bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa.

Mengalami pengurangan bunyi /h/ sehingga menjadi Dukha (APZ 37.13). Pengurangan bunyi ini tidak merubah arti kata dan tetap memiliki makna sama dalam teks Adiparwa Bahasa Jawa Kuno.

c. Integrasi Bahasa Sanskerta Mengalami Perubahan Pelambangan Bunyi.

Proses integrasi Bahasa Sanskerta kedalam Bahasa Jawa Kuno dalam teks Adiparwa, mengalami perubahan pelambangan bunyi. Hal ini dikarenakan sistem pelambangan bunyi dalam Bahasa Jawa Kuno tidak mengenal pelambangan bunyi /v/ dan /ṛ/ sehingga terjadi perubahan pelambangan bunyi /v/ menjadi /w/ dan /ṛ/ menjadi /rè/. Namun disisi lain ditemukan juga identifikasi perubahan bunyi yang terjadi pada kosakata Bahasa Sanskerta dalam teks Adiparwa, perubahan bunyi /u/ pada kosa kata Bahasa Sanskerta menjadi bunyi /o/ dalam teks Adiparwa. Adapun beberapa data perubahan lambang bunyi yang dapat diidentifikasikan, yaitu:

1.Perubahan lambang bunyi /v/ menjadi /w/ dan perubahan lambang /ṛ/ menjadi /rè/. 2. Perubahan bunyi /u/ menjadi /o/ atau sebaliknya.

3.Perubahan bunyi /j/ menjadi bunyi /k/. 4.Perubahan bunyi /i/

menjadi /ī/. 5.Perubahan bunyi /ī/ menjadi /i/. 6.Perubahan bunyi /a/

menjadi /ā/.

(14)

2) Integrasi Bahasa Sanskerta Pada Bidang Gramatika (Morfologi)

Dalam penelitian ini, tidak dapat ditemukan integrasi sistem morfologi Bahasa Sanskerta kedalam Bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa. Sistem morfologi Bahasa Sanskerta ialah subanta atau deklinasi. Bahasa Jawa Kuno tidak menyerap dan tidak mengintegrasikan proses deklinasi dari sistem morfologi Bahasa Sanskerta, namun Bahasa Jawa Kuno memiliki ciri khas yang identik melambangkan dirinya dalam sistem morfologi. Penyerapan kosakata Bahasa Sanskerta yang diproses melalui penambahan secara morfologis, yakni afiksasi atau imbuhan dalam Bahasa Jawa Kuno.

Melalui proses penambahan afikasasi yang terjadi dalam kosakata Bahasa Sanskerta pada teks Adiparwa menandakan bahwa Bahasa Jawa Kuno memiliki ciri khas yang kuat dan khusus dalam bidang morfologi sebagai bentuk menandakan identitas diriya Bahasa Jawa Kuno. Seperti contoh data kata Sabhuwana (APZ 1.1) ‘seluruh alam’

merupakan kata jadian yang mendapatkan prefiks bahasa Jawa Kuno sa- dan berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu Bhuana .uAn (KBS 244)

‘Alam’.

3. Integrasi Bahasa Sanskerta Pada Bidang Gramatika (Sintaksis)

Integrasi sintaksis terjadi apabila struktur Bahasa Sanskerta digunakan dalam pembentukan kalimat Bahasa Jawa Kuno yang digunakan pada Adiparwa. Tataran sintaksis yang dimaksud meliputi kata (frasa) dan klausa (clausa) adalah bagian-bagian yang mungkin terkena interferensi (Jendra,1991:111). Namun dalam penelitian ini, integrasi sintaksis Bahasa Sanskerta kedalam Bahasa Jawa Kuno

(15)

pada teks Adiparwa yang dapat ditemukan dan teridentifikasi hanya pada tataran frasa hal ini disebabkan karena sintaksis merupakan bidang yang sulit terpengaruh, karena sintaksis adalah daftar yang tertutup (close list). Adiparwa berbahasa Jawa Kuno banyak ditemukan bentukan-bentukan yang mempergunakan kata dan pola Sanskerta. Pola ini berlainan dengan pola aslinya. Adapun jenis- jenis kontruksi pola Sanskerta dibagi menurut pembagian yang berlaku pada Sanskerta: a) Tatpuruṣa tTpuruz, yaitu kontrusksi yang bagian pertama serta keduanya berupa nomina dan bagian kedua kata yang berarti pelaku, tempat, asal atau rupa. Kata pertama menerangkan kata kedua, sering sebagai pemiliknya (Mardiwarsito

& Kridalaksana, 2012:91). Adapun data yang teridentifikasi dalam Adiparwa adalah Kata warāha rūpa ‘Berwujud Babi Hutan’

vrahrUp (APZ 34.5) merupakan frasa tatpuruṣa kata pertama warāha sebagai pelaku dan kata kedua rūpa sebagai rupa. b) Karmadhāraya kmR/ary, yaitu kontruksi yang mirip tatpuruṣa, hanya kedua bagian memiliki fungsi sintaksis yang sama dalam kalimat, lebih tepatnya merupakan satu frasa tersendiri (Mardiwarsito & Kridalaksana, 2012:91). Adapun data yang teridentifikasi dalam Adiparwa adalah:

Kata durśasana ‘(orang) sulit diatur; (orang) berdosa’ duxRsn (APZ 98.12) merupakan frasa karmadhāraya kontruksi yang mirip dengan tatpuruṣa namun frasa ini merupakan frasa tersendiri yang tidak dapat dipisahkan. c) Dvandva ŠNŠ, yaitu merupakan kontruksi parataktis, mungkin terdiri dari nomina - nomina, mungkin ajektiva - ajektiva atau jenis lainnya yang dijajarkan (Mardiwarsito & Kridalaksana, 2012:91). Adapun data yang teridentifikasi dalam Adiparwa antara lain Kata Úiwa ‘Dewa siwa’ ixv (APZ 257.3) dengan kata Buddha

‘Buddha’ bo„ (APZ 190.5). merupakan frasa Dvandva yang terdiri berdasarkan nomina dengan nomina yang sejajar. d) Dvigu iŠgu merupakan kontruksi yang anggota pertamanya berupa numeralia

(16)

(Mardiwarsito & Kridalaksana, 2012:92). Adapun data yang teridentifikasi dalam Adiparwa antara: Kata Triloka ‘Tiga dunia’ i]

lok (APZ 56.9) merupakan frasa Dvigu yang terdiri berdasarkan awal kata numeralia yaitu tri ‘tiga’ dilanjutkan dengan kata loka ‘dunia’.

e) Avyayībhava AVyyI/v adalah sebuah kontruksi yang bagian awalnya merupakan preposisi atau prefiks adverbial (Mardiwarsito

& Kridalaksana, 2012:92). Adapun data yang teridentifkasi dalam Adiparwa antara lain:

Kata Awidyā ‘kegelapan, kebodohan’ AivÛa (APZ 124.5) merupakan frasa Avyayībhava yang terdiri berdasarkan awal preposisi atau prefiks adverbial a ‘tidak’ dilanjutkan dengan widyā ‘pengetahuan’

sehingga menjadi Awidyā ‘kegelapan atau kebodohan’. f) Bahuvrīhī bhuVrIhI, yaitu kontruksi majemuk yang menjadi atribut sebuah nomina lain atau menjadi nama benda yang mempunyai sifat yang tersebut dalam frase itu (Mardiwarsito & Kridalaksana. 2012 : 92). Adapun contoh yang ditemui dalam Adiparwa adalah antara lain: Kata Mukha padma mu%pÚ ‘berwajah seperti bunga padma’

merupakan frasa Bahuvrīhī terdiri berdasarkan nomina dan menjadi nama benda memiliki sifat dalam frasa tersebut yang berarti Dewa Wisnu atau Kresna.

4. Integrasi Bahasa Sanskerta pada Bidang Kosa Kata

Perangkat kosa kata merupakan bagian bahasa yang paling mudah menerima pengaruh (Jendra,1991:113).Dalam proses lahirnya karya sastra Adiparwa Bahasa Jawa Kuno, bisa dipastikan seorang pengarang memiliki pemahaman kedwibahasaan yaitu paham akan Bahasa Sanskerta dan paham akan Bahasa Jawa Kuno. Faktor kedwibahasaan inilah yang menyebabkan terjadinya integrasi kosa kata Bahasa Sanskerta kedalam Bahasa Jawa Kuno yang terdapat

(17)

dalam Adiparwa. Oleh karena itu, integrasi kosa kata Bahasa Sanskerta dapat diidentifikasikan pada teks Adiparwa sejumlah 363 kosakata.

5. Integrasi Bahasa Sanskerta Pada Bidang Semantik

Adapun integrasi semantik dapat diidentifikasi dalam teks Adiparwa sebagai berikut:

a). Semantic Expansive Bahasa Sanskerta Pada Teks Adiparwa Penyerapan Bahasa Sanskerta kedalam bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa, melalui proses integrasi dengan mengalami penyerapan konsep kultural (budaya) beserta namanya. Adapun data yang teridentifikasi antara lain: Yudhiṣṭhira huwus kṛtābhiseka.

‘Yudhistira sudah dinobatkan’. Kata Abhiseka ‘dinobatkan’ Ai.sek (APZ 284.56) dalam kalimat tersebut merupakan kosa kata dari Bahasa Sanskerta yang berintegrasi kedalam Bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa. Penyerapan makna kultural (budaya) yang berarti penobatan atau pengukuhan serta diidentikan dengan seorang raja.

b) Semantic Aditif Bahasa Sanskerta Pada Teks Adiparwa

Kata-kata pinjaman yang berasal dari Bahasa Sanskerta mengalami pergeseran makna karena disesuaikan dengan keadaan alam dan budaya Jawa Kuno. Adapun contoh kata Bahasa Sanskerta yang dapat diidentifikasikan mengalami pergeseran makna antara lain: Kata Bhagawan (APZ 67.22) telah mengalami pergeseran makna menjadi maharèsi, pendeta agung yang awal mulanya berasal dari kata Bhagavan .gvn( (KBS 269) memiliki makna sebagai Tuhan.

Kata Bahasa Sanskerta tersebut mengalami integrasi kedalam Bahasa Jawa Kuno pada teks Adiparwa mengalami pergeseran makna.

(18)

c) Semantic replasive Bahasa Sanskerta Pada Teks Adiparwa Integrasi semantik replasive merupakan integrasi yang terjadi bila penggantian nilai makna dari suatu bentuk kata lama menjadi sebuah konsep baru. Integrasi ini ditemukan dalam Adiparwa berdasarkan pertemuan dua buah kata Bahasa Sanskerta yang diselaraskan sehingga menjadikan sebuah konsep baru dan makna yang baru. Adapun data yang teridentifikasi antara lain: Kata Purohita (APZ 264.34) merupakan pertemuan dua buah kata Bahasa Sanskerta yaitu kata para pr (KBS 243) ‘masa lalu, lebih jauh’

dan kata hita iht (KBS 557) ‘menyenangkan, kebahagiaan’. Kata Bahasa Sanskerta tersebut yang berintegrasi ke dalam teks Adiparwa menjadi bentuk baru dan konsep baru yang memiliki makna baru pendeta, orang suci, penasehat kerajaan.

5.2 Faktor-Faktor Intraligual dan Ekstralingual Yang Menyebabkan Terjadinya Integrasi

Proses integrasi Bahasa Sanskerta dalam teks Adiparwa, tidak bisa dipungkiri bahwa terjadi kontak bahasa antara Bahasa Jawa Kuno dan Bahasa Sanskerta. Oleh karena kontak bahasa itu, maka adanya faktor penyebab terjadi integrasi Bahasa Sanskerta tersebut.

Faktor penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu faktor intralingual dan faktor ekstralingual. Weinrich (1970 : 64 - 65) mengatakan faktor intralingual terjadinya integrasi yaitu: (1) Kedwibahasaan peserta tutur; (2) Tipisnya kesediaan pemakai bahasa penerimana; (3) Tidak cukupnya kosa kata bahasa penerima; (4) Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan; (5) Kebutuhan akan sinonim; (6) Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa; (7) Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu. Dan faktor ekstralingual diakibatkan oleh a) kebudayaan (culture), b) tingkat kemampuan manusia (knowledge), c) landasan (substratum), d) kebutuhan fungsional, dan e) penyederhanaan.

(19)

6. Simpulan

Berdasarkan analisis data, sebagaimana telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

Integrasi Bahasa Sanskerta pada Bahasa Jawa Kuno dalam Adiparwa, terjadi pada tataran: a) bidang fonologi meliputi adanya penambahan bunyi, pengurangan bunyi, dan perubahan pelambangan bunyi. b) bidang morfologi tidak ditemukan adanya integrasi sistem morfologi Bahasa Sanskerta. c) bidang sintaksis meliputi adanya frasa berpolakan struktur sanskerta. d) bidang kosa kata ditemukan 363 jenis kosa kata Bahasa Sanskerta dalam teks Adiparwa. e) bidang semantik meliputi adanya penyerapan secara kultural (semantic expansive), pembentukan makna baru (semantic aditif) dan pergantian nilai makna (semantic replasive).

Faktor penyebab terjadinya integrasi Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Jawa Kuno pada Adiparwa, yaitu ada dua faktor intralingual dan Faktor ekstralingual.1) Faktor intralingual meliputi:

a) Kedwibahasaan peserta tutur; b) Tipisnya kesediaan pemakai bahasa penerimana; c) Tidak cukupnya kosa kata bahasa penerima;

d) Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan; e) Kebutuhan akan sinonim; f) Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa; g) Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu. 2) Faktor ekstralingual meliputi: a) kebudayaan (cultre), b) tingkat kemampuan manusia (knowledge), c) landasan (substratum), d) kebutuhan fungsional, dan e) penyederhanaan.

(20)

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul dkk. 2006. Sosioliguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:

Rineka Cipta.

Gonda. 1998. Sanskrit In Indonesia. India: International Akademi Of Indian Culture and Aditya Prakashan.

Jendra. I Wayan. 1991. Dasar-Dasar Sosiolinguistik. Denpasar:

Ikayana.

Mardiwarsito, L dan Harimurti Kridalaksana. 2012. Struktur Bahasa Jawa Kuno. Depok: Komunitas Bambu.

Mahsun.2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mishra. 1989. “Sejarah Kesusastraan Sanskerta”. Denpasar : Publisher.

Sharma. 1985. Unsur-Unsur Bahasa Sanskerta Dalam Bahasa Indonesia. Denpasar: Wyāsa Sanggraha.

Sudaryanto. 1982. “Predikat- Objek dalam Bahasa Indonesia”.

Jakarta: Djambatan

Sudaryanto.2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa:

Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Surada, I Made. 2007. Kamus Bahasa Sanskerta-Indonesia.

Surabaya: Paramita.

Suwito. 1985. Pengantar awal sosiolinguistik: teori dan problema.

Surakarta: henary offset

Weinreich, Uriel.1953. Language In Contact. Netherlands: Mouton Publisher, The Hague.

Weinreich, Uriel.1970. Language In Contact (Cetakan ke-II).

Netherlands: Mouton Publisher, The Hague.

Zoetmulder, P.J. 2005. Adiparwa Bahasa Jawa Kuno dan Indonesia.

Surabaya: Paramitha

Zoetmulder, P.J. 1983. Kalangwan Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Penerjemah Dick Hartoko SJ. Jakarta: Djambatan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian hasil belajar kognitif peserta didik pada siklus I belum memenuhi indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian yaitu sekurang-kurangnya 85%

Pada fase MF jumlah nitrogen yang diserap oleh tanaman semakin besar dengan peningkatan pemberian nitrogen, sedangkan pada perlakuan kerapatan populasi jumlah nitrogen semakin

Perubahan Sosial, 2003), hal.. Upacara kematian adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah keluarga untuk memberikan peringatan terakhir kepada orang yang dikasihinya

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada bulan Oktober 2013 didapatkan didapatkan bahwa 8 dari 10 usia lanjut yang berumur antara usia

Dengan pendekatan secara langsung sesuai dengan bidang keahliannya serta ikut berperan aktif dalam dunia kerja yang sesungguhnya, maka Praktek Kerja Lapangan diharapkan

Peran media sosial yang di era sekarang lebih penting karena bisa mempengaruhi partisipasi politik masyarakat di kelurahan pulogebang pilkada DKI Jakarta 2017

Panitia Pelatihan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus bagi Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU, Medan, 24-27 Mei

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapang tentang Teknik Pembesaran Ikan Nila