• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Umum Perusahaan

PT. Jaya Beton Indonesia dibangun oleh PT. Pembangunan Jaya pada tahun 1978 yang muncul dari aspirasi untuk mengikuti kemajuan perkembangan yang sangat cepat dalam sektor industri dan infrastruktur. Beberapa proyek besar telah disupplai oleh PT. Jaya Beton Indonesia sebagai gantinya material telah diimpor dari luar negeri pada awal berdirinya PT Jaya Beton Indonesia.

Proyek seperti Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), Asean Aceh Fertilizer Plant, Panjang Harbour, LNG Bontang, Jakarta Outer Ring Road, Matahari Tower (40 storey Building) telah menggunakan produk Jaya Beton, bahkan PT. Jaya Beton telah mengekspor tiang pancang ke Guam, Hawaii dan ke Brunei Darussalam untuk proyek Royal Brunei Air Force. Dengan produk dan pelayanan yang handal, pasar Jaya Beton bertumbuh dengan sangat cepat. Pada saat ini, perusahaan ada dalam hampir setiap proyek infrastruktur seluruh Indonesia.

Sejak awal didirikan, PT. Jaya Beton Indonesia telah berpartisipasi dalam pengembangan aktivitas dalam mendukung penerapan produk-produk utama di seluruh Indonesia. Dengan proyek awal yaitu Proyek Asahan, PT. Jaya Beton Indonesia dengan cepat dapat mencapai kreibilitas dalam penanganan banyak proyek besar seperti Pabrik Pupuk Asean di Aceh, Pabrik Minyak Kelapa di

(2)

Belawan, Pabrik Pengepakan Semen Andalas, Gudang Bulog di Dumai dan berbagai proyek besar lainnya.

Untuk memproduksi tiang pancang dan tiang listrik membutuhkan proses teknologi yang tinggi dan utilisasi dengan teknik yang modern dan terbaru. Jadi, PT. Jaya Beton Indonesia berusaha untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan Jepang yang memiliki pengalaman tinggi, dengan tujuan transfer teknologi.

Sebagai hasilnya, pada tahun 1978 PT. Jaya Beton Indonesia menjalin kerjasama dengan perusahaan Jepang Yoshimoto Co, Ltd dan Daido Concrete Co.Ltd.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Jaya Beton Indonesia Sumut di dalam menjalankan perusahaannya memproduksi jenis beton sebagai berikut:

1. Prestressed Concrete Spun Piles, yaitu produk beton yang berbentuk tiang pancang bulat yang di gunakan untuk pondasi bangunan dan gedung bertingkat. Spesifikasi untuk produk ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.

(3)

Tabel 2.1. Spesifikasi Prestressed Concrete Spun Piles Outside

Diameter (mm)

Tipe (Kelas)

Ketebalan (mm)

Cross Section Area (cm2)

Allowable Bearing Capacity (ton)

Kekuatan Patah

Panjang (m) & Berat (ton)

7m 8m 9m 10m 11m 12m 13m 14m 15m

300

A

60 452,4 46

2,5

0,82 0,94 1,06 1,18 1,29 1,41 1,53

AB 3,0

B 3,5

C 4,0

350

A

65 582,0 59

3,5

1,06 1,21 1,36 1,51 1,66 1,81 1,97 2,12 2,27

AB 4,0

B 5,0

C 6,0

400

A

75 765,8 78

5,5

1,39 1,59 1,79 1,99 2,19 2,39 2,59 2,79 2,98

AB 6,5

B 7,5

C 9,0

450

A

80 929,9 95

7,5

1,69 1,93 2,17 2,42 2,66 2,90 3,14 3,38 3,62

AB 9,0

B 11,0

C 12,5

C 200,0

(4)

Tabel 2.1. Spesifikasi Prestressed Concrete Spun Piles (Lanjutan) Outside

Diameter (mm)

Tipe (Kelas)

Ketebalan (mm)

Cross Section Area (cm2)

Allowable Bearing Capacity (ton)

Kekuatan Patah

Panjang (m) & Berat (ton)

7m 8m 9m 10m 11m 12m 13m 14m 15m

500

A

90 1159 120

10,5

2,11 2,41 2,71 3,01 3,31 3,62 3,92 4,22 4,52

AB 12,5

B 15,0

C 17,0

600

A

100 1570,8 161

17,0

2,86 3,27 3,67 4,08 4,49 4,90 5,31 5,71 6,12

AB 20,0

B 25,0

C 29,0

800

A

120 2564,1 270

40,7

4,49 5,13 5,77 6,41 7,05 7,69 8,33 8,97 9,62

AB 48,0

B 55,7

C 70,6

1000

A

140 3872 402

75,0

6,62 7,57 8,51 9,46 10,41 11,35 12,30 13,24 14,19

AB 87,2

B 105,7

C 123,6

1200

A

150 4847,8 529

120,0

8,66 9,90 11,13 12,37 13,61 14,84 16,08 17,32 18,56

AB 137,0

B 170,0

C 200,0

Sumber : PT. Jaya Beton Indonesia

(5)

2. Prestressed Concrete Spun Poles (Electricity and Telecommunication), yaitu produk beton yang berupa tiang listrik dan telekomunikasi yang di gunakan untuk menyangga kabel/kawat yang di aliri listrik dari pembangkit ke konsumen. Spesifikasi untuk produk ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Spesifikasi Prestressed Concrete Spun Poles Spesifikasi Panjang (m) Diameter

Atas (cm)

Diameter Bawah (cm)

Tarikan Kabel (DaN) 7-12,4-100

7-14,2-100

7 7

12,4 12,4

22 24

100 200 9-15,7-100

9-15,7-200 9-19-350 9-19-500

9 9 9 9

16 16 16 19

28 28 31 31

100 200 350 500 11-19-200

11-19-350 11-19-500 11-22-850

11 11 11 11

19 19 19 22

34 34 34 37

200 350 500 850 12-19-350

12-19-500

12 12

19 19

35 35

350 500 13-19-350

13-19-500 13-22-850

13 13 13

19 19 22

36 36 39

350 500 850 14-19-350

14-19-500

14 14

19 19

38 38

350 500 Sumber : PT. Jaya Beton Indonesia

Saat ini PT. Jaya Beton Indonesia memiliki tiga pabrik yang tersebar di Indonesia yaitu:

1. Tangerang, Jakarta 2. Medan, Sumatera Utara 3. Surabaya, Jawa Timur

(6)

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan kegiatan perusahaan diperlukan struktur organisasi serta uraian tugas yang jelas dari setiap orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi memberikan gambaran tentang posisi dan hubungan kerja sama antara setiap unit-unit kerja yang ada pada perusahaan. Masing-masing unit kerja tersebut mempunyai tujuan umum yang sama untuk mewujudkan suatu keberhasilan. Hal ini dijumpai di PT. Jaya Beton Indonesia yang mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan maksimum dengan kesejahteraan karyawan dan kegiatan perusahaan.

Jenis struktur organisasi pada PT. Jaya Beton Indonesia dikategorikan dalam bentuk lini dan fungsional. Struktur organisasi PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.1.

(7)

Kepala Operasi Wil. 1

Supervisor Accounting Plant Manager

Inspector

Supervisor Umum & Pers.

Supervisor Pembelian

Supervisor Gudang Supervisor Pemancangan

Supervisor M & R Supervisor

Produksi Supervisor

Marketing

Kabag QC &

Kabag KPU Eng Kabag

Marketing

Kabag/

Wakabag Produksi

Kasir

Supervisor Adm. Produksi

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Jaya Beton Indonesia Sumber : PT. Jaya Beton Indonesia

2.3.2. Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Pengupahan

Penjelasan lebih lanjut mengenai jumlah tenaga kerja, jam kerja, dan sistem pengupahan yang berlaku di PT. Jaya Beton Indonesia, akan dijelaskan sebagai berikut.

(8)

2.3.2.1. Jumlah Tenaga Kerja

Data tenaga kerja pada PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Data Tenaga Kerja

No. Karyawan Jumlah

1 Pegawai kantor 41 Orang 2 Tenaga kerja Outsourcing 82 Orang

Total 123 Orang

Sumber : PT. Jaya Beton Indonesia

PT. Jaya Beton Indonesia terdiri dari 3 departemen yang dibagi lagi atas beberapa bagian, adapun departemen tersebut yaitu:

1. Departemen Produksi

2. Departemen KPU (Keuangan, Pembelian dan Umum) 3. Departemen Quality Control & Engineering

2.3.2.2. Jam Kerja

Jam kerja produksi terdiri atas 2 shift kerja dengan perincian sebagai berikut :

Shift I :

1. Jam 07.00-12.00 WIB (Kerja) 2. Jam 12.00-13.00 WIB (Istirahat) 3. Jam 13.00-18.00 WIB (Kerja) Shift II :

1. Jam 19.00-00.00 WIB (Kerja)

(9)

2. Jam 00.00-01.00 WIB (Istirahat) 3. Jam 01.00-04.00 WIB (Kerja) 4. Jam 04.00-05.00 WIB (Istirahat) 5. Jam 05.00-07.00 WIB (Kerja)

Karyawan yang bekerja melebihi kerja normal atau kerja shift dihitung sebagai kerja lembur. Hari Minggu dan hari-hari besar lainnya merupakan hari libur bagi perusahaan.

2.3.2.3. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Gaji adalah pembayaran berupa uang yang diberikan kepada pegawai atas pekerjaan yang dilaksanakan dan diserahkan setiap bulan pada tanggal yang telah ditetapkan perusahaan. Pada PT. Jaya Beton Indonesia, jumlah gaji yang diterima oleh pegawai tergantung dari gaji pokok dan tunjangan-tunjangan yang diperoleh dan yang ditentukan oleh perusahaan. Staf dan karyawan perusahaan digaji menurut gaji sesuai dengan jenjang organ yang telah diatur secara terperinci.

Upah adalah pembayaran berupa uang yang diberikan kepada karyawan atas pekerjaan yang dilaksanakan. Upah untuk karyawan outsourcing diberikan secara insentif, yaitu didasarkan pada massa output beton yang dihasilkan. Upah didapat dengan mengalikan upah/ ton dengan massa beton yang dihasilkan. Jadi, semakin banyak unit produksi yang dihasilkan maka semakin tinggi insentif yang diterima.

(10)

Sistem pengupahan dibuat berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) yang ditetapkan oleh Disnaker untuk daerah Medan, yaitu upah serendah- rendahnya Rp. 1.197.000,-

Dalam manajemennya, perusahaan memberikan fasilitas berupa materi maupun non materi untuk memotivasi staff dan karyawan agar tetap bekerja lebih giat dalam meningkatkan prestasinya. Adapun beberapa fasilitas yang diberikan yaitu:

1. Pemberian Cuti

Pemberian cuti dilakukan sesuai dengan tahunan, cuti sakit kepada staf dan karyawan tetap.

2. Asuransi Kesehatan

Seluruh karyawan tetap diberikan asuransi kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Fasilitas Kerja

Perusahaan memberikan pakaian kerja, sarung tangan, kaca mata las, helm, dan alat pengaman kepada regu produksi.

4. Jaminan sosial

Seluruh staff dan karyawan yang bekerja di PT. Jaya Beton Indonesia diikutsertakan pada PERUM JAMSOSTEK.

5. Dana Pensiun

Kepada seluruh staff dan karyawan diberikan dana pensiun (BPLK) dan asuransi untuk batas usia 55 tahun ke atas.

6. Memberikan tunjangan

(11)

Memberikan tunjangan berupa THR sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu pada saat Lebaran dan Tahun Baru sebesar 1 bulan upah.

7. Sarana/ fasilitas

Staff dan karyawan mendapat fasilitas berupa mushalla.

8. Ekstra puding

Karyawan yang bekerja pada shift malam mendapat ekstra puding bubur.

9. Training

Training kepada seluruh staff dan karyawan, misalnya mengenai:

a. Proses produksi

b. Training-training eksternal yang biasanya dilaksanakan di Jepang.

10. Peningkatan Karir

Pada setiap akhir semester, dilakukan evaluasi kinerja karyawan. Karyawan yang memiliki kinerja baik akan dipromosikan untuk mendapatkan jabatan yang lebih baik. Selain itu, lama bekerja juga sangat diperhatikan di perusahaan ini. Karyawan yang sudah bekerja cukup lama akan diberikan cenderamata sebagai bentuk penghargaan.

2.4. Proses Produksi

Proses produksi dapat diartikan sebagi cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana) yang ada. PT. Jaya Beton memproduksi dengan sistem produksi Make to Order (MTO).

Suatu perusahaan disebut mempunyai sistem produksi Make to Order yaitu bila

(12)

perusahaan/produsen menyelesaikan item jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut.

2.4.1. Standar Mutu Bahan/Produk

Keberhasilan dalam mencapai standar mutu produk ditentukan oleh mutu dari bahan-bahan penyusun produk itu sendiri. PT. Jaya Beton melakukan pengawasan terhadap mutu produk baik dari segi proses dan mutu bahan- bahannya. Adapun bahan-bahan yang digunakan antara lain PC bar, iron wire, semen, pasir, kerikil, dan air. Dalam hal mutu dari bahan-bahan itu telah ada standarnya seperti yang ditujukan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Standar Mutu Bahan

No. Bahan Standard

1. PC Bar JIS G 3137-94 SPBDN & Contract Spesification 2. Iron wire JIS G3532

3. Semen SNI 15-03032-2004

4. Pasir Diameter (∅) < 4 mm 5. Kerikil Diameter (∅) = 10-20 mm

6. Air PDAM

Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia

Untuk standar mutu produk dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Standar Mutu Produk

No. Bahan Standard

1. Tiang pancang JIS A 5335 2. Tiang listrik dan

telekomunikasi

SPLN 93:1991, STEL L-022 dan STEL L-024

Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia

(13)

2.4.2. Bahan yang Digunakan 2.4.2.1.Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di PT. Jaya Beton Indonesia antara lain:

1. PC Bar (Prestressed Concrete Bar/Baja Beton Pratekan)

PC Bar merupakan kawat baja karbon tinggi berpenampang bulat dengan penampang beralur atau berlekuk dilakukan proses perlakuan panas, didinginkan dengan cepat untuk menghasilkan struktur kemudian dihilangkan sisa tegangannya dengan proses perlakuan panas secara kontinu untuk mencapai sifat mekanis sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. PC Bar yang digunakan dalam poduksi tiang pancang berdiameter 7,1 mm dengan kekuatan tarik 1445-1500 N/mm2 dan elongasi >5,0%. PC Bar digunakan sebagai tulangan dalam pembuatan sangkar.

2. Iron wire

Iron wire yang digunakan berdiameter 3,2 mm dengan kekuatan tarik 640- 1080 N/mm2. Iron wire digunakan sebagai lilitan dalam pembuatan sangkar.

3. Semen

Semen yang digunakan adalah semen Andalas tipe Portland Pozzolan Cement (PPC).

4. Pasir

Pasir yang digunakan memiliki diameter <4 mm dengan kadar lumpur tidak lebih dari 5% dan daya serap air lebih kecil dari 3 %.

(14)

5. Kerikil

Kerikil yang digunakan memiliki diameter 10-20 mm dengan kadar lumpur tidak lebih dari 1 % dan daya serap air lebih kecil dari 3%.

6. Pile joint plate

Pile joint plate (plat sambung) yang digunakan antara lain berdiameter 300 mm, 350 mm, 400 mm, 450 mm, 500 mm, 550 mm, dan 600 mm.

2.4.2.2.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk mempermudah proses dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Jaya Beton Indonesia antara lain:

1. Air

Air yang dipergunakan dalam proses produksi berasal dari air sumur bor dengan tingkat kesadahan 72 mg/L.

2. Plascitizer

Plascitizer merupakan jenis chemical admixture yang ditambahkan dalam proses pembuatan adukan beton untuk mempermudah adukan supaya homogen dan mengurangi pemakaian air dengan tidak mengurangi mutu.

3. Cat

Cat digunakan sebagai bahan untuk mewarnai kedua ujung tiang pancang dan membuat label akta produksi (marking) pada produk.

(15)

4. Baut

Baut digunakan untuk menahan PC Bar agar tidak lepas saat sangkar dirakit dengan pile joint plate. Baut berukuran ¾ inchi ditempatkan pada locking pin hole keemudian dikencangkan menggunakan impact tool.

2.4.2.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk membantu kelancaran proses, tetapi bahan tersebut tidak terdapat pada produk akhir.

1. Minyak CPO (Crude Palm Oil)

Minyak CPO merupakan bahan tambahan yang digunakan untuk melapisi cetakan agar pada saat pengecoran, beton tidak lengket dengan cetakan.

2.4.3. Uraian Proses

PT. Jaya Beton Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi tiang pancang dan tiang listrik. Adapun proses produksi dimulai dari persiapan tulangan, pembuatan sangkar (cage forming), pemasangan pile joint plat, perakitan sangkar dengan cetakan, pembuatan adukan beton (concrete mixing) pengecoran adukan beton, penutupan cetakan dan penarikan PC Bar (tensioning), pemutaran cetakan (spinning), steam curing, remoulding, storage.

Proses produksi selengkapnya dapat dilihat pada flow process chart dan dijelaskan sebagai berikut.

1. Persiapan tulangan (PC Bar)

(16)

PC Bar (∅=7,1 mm) dengan kekuatan tarik 1445-1500 N/mm2 dan elongasi

>5,0% dipindakan dari gudang penyimpanan ke area pemotongan menggunakan forklift. Selanjutnya PC Bar dipindahkan ke cutting machine menggunakan hoist crane. PC Bar dipotong menggunakan cutting machine dengan ukuran sesuai pesanan (7 m - 15 m). Potongan PC Bar dipindahkan ke area pengheadingan dengan menggunakan hoist crane. Secara manual PC Bar dimasukkan ke heading machine kemudian diproses untuk membentuk ujung PC Bar menjadi bulat (berkepala) dengan diameter 15 mm.

2. Pembuatan sangkar (cage forming)

Dalam pembuatan sangkar diperlukan PC Bar (∅ = 7,1 mm) dan iron wire (∅=3,2 mm). Iron wire dipindahkan dari gudang ke area perakitan dengan menggunakan forklift. Gulungan iron wire ditempatkan ke cage forming machine secara manual. Cover ring dipasang sesuai diameter sangkar yang akan dibuat. PC Bar yang sudah melewati tahap pengheadingan dipasang pada plat tembaga langsung ke plat penarik. Selanjutnya ujung iron wire dipasangkan pada PC Bar. Pengelasan iron wire secara otomatis dilakukan.

Pada masing-masing ujung sangkar berjarak 1m ± 100 mm jarak spiralnya 40-80 mm, sedangkan jarak spiral 1m ± 100 mm dari ujung pertama adalah 80-120 mm sampai 1m ± 100 mm. Setelah selesai pengelasan, ujung PC wire dipotong menggunakan tang. Sangkar yang telah selesai dibuat dipindahkan ke area pemasangan joint secara manual.

(17)

3. Pemasangan pile joint plate

Sangkar yang telah selesai selanjutnya dipasangi pile joint plate (∅ = sesuai dengan diameter luar produk yang akan dibuat). Ujung PC bar yang berkepala ditempatkan pada lubang-lubang yang ada di pile joint plate. Baut berukuran

¾ inchi ditempatkan pada locking pin hole yang berfungsi untuk menahan agar PC Bar tidak lepas.

4. Perakitan sangkar dengan cetakan

Cetakan diolesi dengan minyak CPO sebelum dilakukan pengecoran.

Selanjutnya dipindahkan ke area placing dengan menggunakan over head crane. Sangkar yang telah dipasangi pile joint plate dipindahkan ke area placing menggunakan over head crane dan ditempatkan di dalam cetakan bagian bawah.

5. Pembuatan adukan beton (concrete mixing)

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat adukan beton adalah air, semen, kerikil, pasir, dan plascitizer sebagai admixture. Sebelum digunakan dalam proses ini, terlebih dahulu mutu bahan diinspeksi. Semen, kerikil, dan pasir dimasukkan ke dalam batching plant dengan menggunakan conveyor.

Air dan plascitizer dialirkan ke batching plant melalui selang. Pengadukan terhadap bahan-bahan tersebut selama 5 menit dengan putaran 45 rpm. Hasil pengadukan dipindahkan ke trolley hopper atas kemudian ke trolley hopper bawah selanjutnya ke concrete placing machine dengan membuka gate trolley hopper.

(18)

6. Pengecoran adukan beton

Setelah adukan beton dipindahkan ke concrete placing machine, pengecoran dilakukan dengan menjalankan concrete placing machine sepanjang mould yang akan dicor sambil membuka gate perlahan-lahan. Kemudian adukan beton diratakan.

7. Penutupan cetakan dan penarikan PC Bar (tensioning)

Setelah adukan beton rata dilakukan penutupan cetakan. Cetakan atas dibawa dengan over head crane. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan, maka seluruh baut cetakan dikencangkan dengan menggunakan impact tool. Bila seluruh baut telah dikencangkan maka dilakukan prestressing terhadap PC Bar menggunakan tensioning jack (kekuatan tarik 750 kg/cm2). Selanjutnya cetakan dipindahkan ke spinning machine.

8. Pemutaran cetakan (spinning)

Pada bagian pemutaran (spinning) terdapat roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan. Setelah cetakan diletakkan di atas roll pemutar maka spinning machine akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan bertujuan untuk memadatkan adonan beton dalam cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin. Cetakan diputar dengan kecepatan dan lama putaran sesuai dengan diameter luar produk. Lama putaran dan kecepatan putaran dapat dilihat pada Tabel 2.6. dan 2.7.

(19)

Tabel 2.6. Lama Putaran dan Kecepatan Putaran Spinning Machine no. 1

Diameter Early Low Middle High

Rpm Time Rpm Time Rpm Time Rpm Time

300 200 0,5 300 1,5 600 1,5 800 5,0

350 200 0,5 300 1,5 600 1,5 800 5,0

400 200 0,5 300 1,5 600 1,5 800 5,0

450 200 0,5 300 1,5 600 1,5 800 5,0

500 200 0,5 300 1,5 700 1,5 840 6,0

600 200 0,5 300 1,5 700 1,5 840 6,0

Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia

Tabel 2.7. Lama Putaran dan Kecepatan Putaran Spinning Machine no. 2 dan 3

Diameter Early Low Middle High

Rpm Time Rpm Time Rpm Time Rpm Time

300 300 0,5 500 1,5 900 1,5 1200 6,0

350 300 0,5 500 1,5 900 1,5 1200 6,0

400 300 0,5 500 1,5 900 1,5 1200 6,0

450 300 0,5 500 1,5 900 1,5 1200 6,0

500 300 0,5 500 1,5 1000 1,5 1400 5,0

600 300 0,5 500 1,5 1000 1,5 1400 5,0

Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia

Selanjutnya cetakan yang telah selesai melalui proses spinning dipindahkan ke bak uap menggunakan over head crane.

9. Steam curing

Steam curing merupakan proses pengeringan dengan menggunakan uap air yang dialirkan dari boiler ke bak uap bertujuan untuk mempercepat pengerasan beton. Proses penguapan dilakukan selama lebih kurang 4 jam

(20)

pada suhu 70oC. Dari bak uap selanjutnya dipindahkan ke area pembukaan cetakan menggunakan over head crane.

10. Remoulding

Remoulding merupakan proses pembukaan cetakan. Cetakan bagian atas dibuka dengan terlebih dahulu melepaskan baut menggunakan impact tool.

Cetakan bagian atas dipindahkan menggunakan over head crane. Selanjutnya produk dipindahkan ke bagian pengecatan. Produk diinspeksi apakah sudah sesuai dengan standar. Selanjutnya kedua ujung produk dicat dan produk diberi label akta produksi.

11. Storage

Produk yang telah selesai diinspeksi dan dicat selanjutnya dipindahkan ke stock area menggunakan over head crane.

2.5. Mesin dan Peralatan 2.5.1. Mesin Produksi

Dalam melakukan proses produksinya, PT. Jaya Beton Indonesia menggunakan beberapa mesin dan peralatan. Adapun mesin-mesin yang digunakan oleh PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8. Mesin Produksi

No. Nama Mesin Kegunaan Spesifikasi

1. Cutting Machine Untuk memotong PC Bar sesuai ukuran yang dibutuhkan

Buatan : Takasima Type : TB-1 Kapasitas : 30 m/min Tahun : 1978

(21)

Tabel 2.8. Mesin Produksi (Lanjutan)

No. Nama Mesin Kegunaan Spesifikasi

2. Heading Machine Untuk membuat kepala di kedua ujung PC Bar

1. Tipe : SH-40 Tahun : 1986 2. Tipe : SH-40

Tahun : 1978 3. Spinning

Machine

Untuk memutar roll spinning agar adukan beton di dalam cetakan menjadi padat

1. Buatan : Tatchi/Baldor Tipe : 45 Kw

Diameter : 300-400 mm Tahun : 1995

2. Buatan : Kodama (Meiden) Tipe : EB-MHC Motor 30 Kw

Diameter : 300-400 mm Tahun : 1986-Jepang 3. Buatan : Kodama (Meiden)

Tipe : EB-MHC Motor 30 Kw

Diameter : 300-400 mm Tahun : 1982-Jepang 4. Cage forming

Machine

Untuk membentuk sangkar produk

Model : P 400 – 13B Buatan : Hiraoka (Jepang) Tahun : 1978

5. Batching Plant Untuk mencampur atau mengaduk pasir, semen, kerikil, dan plascitizer selama 5 menit sehingga homogen

Merk : Nikko-Jepang Model : BPU 100A Kapasitas : 60 m3/ hr 6. Concrete placing

machine

Untuk menempatkan adonan pengecoran pada cetakan

Buatan : Lokal – JBI Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia

2.5.2. Peralatan (Equipment)

Dalam mendukung kegiatan produksi diperlukan adanya material handling yang berperan sebagai sarana transportasi untuk memindahkan material. Alata material handling dan peralatan lainnya yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.9.

(22)

Tabel 2.9. Peralatan/Equipment

No. Nama Peralatan Kegunaan

1. Overhead Crane - Untuk memindahkan sangkar ke area placing - Untuk memindahkan cetakan ke area placing

- Untuk memindahkan cetakan dari spinning machine ke area steam curing

- Untuk memindahkan cetakan dari bak steam curing ke area remoulding

- Untuk memindahkan cetakan ke area pengecatan - Untuk memindahkan produk ke stock area

2. Belt Conveyor Untuk memindahkan pasir, kerikil, dan semen dari bucket ke batching plant

3. Tensioning jack Untuk menarik PC Bar agar menjadi tegang, dilakukan setelah proses pengecoran

4. Hoist crane Untuk memindahkan PC Bar dari area pemotongaan ke area pengheadingan

5. Tang Untuk memotong iron wire setelah selesai proses pembuatan sangkar (cage forming)

6. Kuas - Sebagai alat untuk membantu kegiatan pengolesan minyak CPO ke cetakan

- Sebagai alat untuk membantu kegiatan pemberian label akta produksi dan pengecatan ujung produk

7. Forklift Untuk memindahkan gulungan PC Bar dan iron wire dari gudang ke area produksi

8. Meteran Untuk mengukur diameter produk 9. Vernier caliper Untuk mengukur diameter iron wire

10. Trolley Hopper Untuk memindahkan adonan beton dari batching plant ke concrete placing machine

(23)

Tabel 2.9. Peralatan/Equipment (Lanjutan)

No. Nama Peralatan Kegunaan

11. Bucket Sebagai tempat pasir, kerikil, dan semen sebelum dipindahkan ke batching plant

12. Impact Tool Untuk mengencangkan dan mengendurkan baut Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia

2.5.3. Utilitas

Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu semua kegiatan dalam suatu bangunan atau gedung. Untuk kelancaran kegiatan produksi pada PT. Jaya Beton Indonesia diperlukan unit pendukung seperti pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10. Utilitas

No. Utilitas Kegunaan

1. Genset Pembangkit listrik bagi perusahaan apabila terjadi pemadaman arus oleh PLN

2. Boiler Sebagai penghasil uap air yang digunakan pada proses steam curing

3. Kompresor Untuk menghasilkan udara bertekanan yang diperlukan oleh impact tool

Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia

2.5.4. Safety and Fire Production

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan di dalam pabrik yang sedang beroperasi. Kecelakaan kerja akan dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengagn menggunakan alat pelindung diri. Alat-alat

(24)

pelindung diri yang terdapat pada PT. Jaya Beton Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Helm

Helm berfungsi untuk melindungi kepala pekerja dari benda yang terjatuh dari atas.

2. Sepatu

Sepatu berfungsi sebagai pengaman atau pelindung kaki.

3. Sarung tangan

Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari benda-benda yang tajam, permukaan kasar, dan sebagainya.

4. Masker

Masker berfungsi untuk melindungi hidung dan mulut dari debu.

2.5.5. Waste Treatment

Setiap perusahaan perlu memperhatikan masalah limbah agar tidak mencemari lingkungan. Limbah dari proses pembuatan produk di PT. Jaya Beton Indonesia berupa limbah cair dan padat yaitu air, sisa potongan PC Bar, dan sisa potongan iron wire. Air merupakan hasil buangan dari cetakan setelah proses spinning. Air ini kemudian dialirkan ke bak pengolahan limbah untuk disaring dalam 3 tahap. Selanjutnya air dialirkan ke kolam. Sisa potongan PC Bar dan sisa potongan iron wire yang tidak dapat dipakai lagi dijual karena ukurannya tidak cukup untuk membuat tulangan.

Referensi

Dokumen terkait

Kalau dari jawaban warga Kuta sendiri hal tersebut adalah aturan adat yang merupakan amanah dari para leluhur yang masih menjaga Kampung Kuta itu.. Dari hal ini terlihat, bagaimana

Penelitian yang dilakukan pada rawa Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, diperoleh terdapat 5 spesies vegetasi rawa yang diklasifikasikan sebagai rumput

Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta adalah lembaga pendidikan tinggi seni yang berfungsi sebagai wadah untuk menimbah ilmu dan praktik seni, terutama seni tradisi.Melalui

Kendala yang dihadapi guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter Abdullah bin Abu Kuhafah melalui pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dalam penanaman nilai-nilai

Setelah penetapan Taliwang sebagai pusat pemerintahan sampai tahun 2010 perkembangan kawasan perdagangan terbangun secara merata perumahan telah berubah fungsi menjadi

Kesimpulannya kecamatan Eris Kabupaten Minahasa memiliki potensi untuk pengembangan ternak sapi potong karena didukung oleh faktor ketersediaan sumberdaya alam,

Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan keberfungsian TPS 3R Kota Jambi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan keberfungsian TPS 3R

Indikator  kinerja  yang  disajikan  di  sini  dirancang  untuk  memberikan  panduan  dalam  mengukur  kepatuhan  dengan  Kriteria  GSTC  bagi  Hotel  dan  Operator