• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Harga

Tinjauan pustaka harga pada penelitian ini merujuk pada artikel yang ditulis oleh Kotler dan Keller (2012 : 67), Kotler dan Amstrong (2012 : 345) serta Tjiptono (2014 : 151).

Pada dasarnya harga adalah sebuah naman yang mempengaruhi konsumen dan menjadi kriteria penelitian. Kemampuan harga yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian terhadap konsumen bergantung pada harga tersebut dan konsumen itu sendiri.

Menurut Kotler dan Keller (2012 : 67) menyebutkan bahwa :

“Harga adalah suatu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran dan bahkan komunikasi membuhtukan banyak waktu.”

Dan disini menurut Kotler dan Amstrong (2012 : 345) bahwa :

“Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk dan jasa.”

Sedangkan menurut Tjiptono (2014 : 151 ) menyebutkan bahwa :

“Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi suatu perusahaan.”

Berikut ini adalah perbandingan definisi harga menurut para ahli dan menurut peneliti :

(2)

Tabel 2.1.

Definisi Harga

Sumber Definisi

Kotler dan Keller ( 2012 : 67)

Harga adalah suatu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran dan bahkan komunikasi membuhtukan banyak waktu.

Kotler dan Amstrong (2012 : 345)

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk dan jasa.

Tjiptono (2014 : 151)

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi suatu perusahaan.

Peneliti

Harga merupakan nilai uang atau sejumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu barang atau jasa di Zero Toys.

Definisi harga yang digunakan dalam penelitian ini ada harga sebagai persepsi konsumen tentang harga, terkait dengan harga tersebut dalam benak pelanggan, dan menggambarkan posisi harga tersebut dalam pasar, dan juga dibuat untuk menjadi patokan nilai suatu barang atau jasa.

Mursid (2014:83-84) menjelaskan bahwa ada 3 beberapa dimensi mengenai harga yaitu :

1. Cost Oriented Pricing

Penetapan harga yang semata-mata untuk memperhitungkan biaya-biaya dan tidak berorientasi pada pasar, terdiri dari dua macam yaitu:

a. Mark up pricing dan cost plus pricing cara penetapan harga yang sama, yaitu menambahkan biaya perunit dengan laba yang diharapkan. Mark up pricing biasanya digunakan dikalangan pedagang pengecer sedangkan cost plus pricing digunakan oleh manufactur.

b. Target pricing, yaitu suatu penetapan harga jual berdasarkan target rate of return dari biaya total yang dikeluarkan di tambah laba yang diharapkan pada volume penjualan yang diperkirakan. Ditetapkan dalam jangka panjang. Kelemahan metode ini tidak memperhitungkan permintaan, yang dapat menunjukan berapa unit

(3)

dapat dijual pada masing-masing tingkat harga. Jadi jila tidak tercapai, maka laba yang diharapkan tidak tercapai.

2. Demand Oriented Pricing

Penentuan harga dengan mempertimbangkan kedaan permintaan, keadaan pasar dan keinginan konsumen terdiri dari :

a. Perceived value pricing, yaitu berapa nilai produk dalam pandangan konsumen terhadap dihasilkan perusahaan.

b. Demand differential pricing, yaitu penerapan harga jual produk dua macam atau lebih.

3. Competition Oriented Pricing

Penetapan harga jual yang berorientasi pada pesaing terdiri dari :

a. Going rate pricing, penetapan harga dimana perusahaan berusaha menetapkan harga setingkat dengan rata-rata industry.

b. Sealed bid pricing, penetapan harga didasarkan pada penawaran yang diajukan pedagang.

Sementara itu Menurut Stanton (2013 : 308), ada empat indikator yang mencirikan harga yaitu, keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat.

1. Keterjangkauan harga, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.

2. Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang diberikan oleh produsen/penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain, pada satu jenis produk yang sama.

3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang dapat diperoleh konsumen.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.

Sedangkan Kotler dan Keller (2016:63), menyatakan bahwa dimensi harga terdiri dari:

(4)

1. Price List (Daftar harga), adalah informasi mengenai harga produk yang ditawarkan agar konsumen mempertimbangkan untuk membeli.

2. Discount (Rabat/Diskon), ialah tingkat diskon/potongan harga yang diberikan penjual kepada konsumen.

3. Allowance (Potongan harga khusus), yaitu potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada konsumen pada saat event-event tertentu.

4. Payment Period (Periode pembayaran), adalah kemudahan pembayaran yang diberikan penjual terhadap konsumennya berupa kelonggaran jangka waktu pembayaran yang dilakukan konsumen dalam transaksi pembelian.

5. Credit Term (Syarat kredit), ialah sistem pembayaran secara kredit yang diberikan penjual terhadap konsumen dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan tambahan pembayaran berupa bunga yang harus dibayarkan.

Tabel 2.2.

Dimensi Harga

Sumber Dimensi

Murshid (2014:83-84)

1. Cost oriented pricing 2. Demand oriented pricing 3. Competititon oriented pricing

Stanton (2013:308)

1. Keterjangkauan harga

2.Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3. Daya saing harga

4. Kesesuaian harga dengan manfaat Kotler & Keller (2016:63)

1. Price list 2. Dis count 3. Allowance 4. Payment Period 5. Credit Term Peneliti

1. Kesesuaian harga 2. Keterjangkauan harga

Peneliti menggunakan 2 dimensi dari harga yakni kesesuaian harga dan keterjangkauan harga dimana para pelanggan atau konsumen Zero Toys menetapkan sebuah harga untuk membuat konsumen tertarik dan meyakinkan pelanggan dalam keputusan pembelian di Zero Toys Bandung.

(5)

2.1.2. Lokasi

Lokasi merupakan letak, tempat atau suatu penempatan benda, keadaan pada permukaan bumi.

Menurut Tjiptono dalam Wahyudi (2014) mengemukakan bahwa :

“lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.”

Sedangkan menurut Hurriyati (2015:56) dikatakan bahwa :

“tempat (place) diartikan sebagai tempat pelayanan jasa, berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya.”

Definisi lokasi menurut Lupiyoadi dalam Pamungkas (2014:28) mengatakan bahwa :

“lokasi adalah tempat dimana harus bermakas melakukan operasi.”

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat di ketahui bahwa lokasi merupakan tempat di mana perusahaan beroperasi dalam membuat suatu produk atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen secara langsung maupun tidak dan melakukan kegiatan strategi perusahaan untuk memasarkan produk atau jasa.

Berikut ini adalah perbandingan definisi lokasi menurut para ahli dan menurut peneliti :

Tabel 2.3.

Definisi Lokasi

Sumber Definisi

Tjiptono dalam Wahyudi (2014)

Lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.

Hurriyati (2015:56)

Tempat (place) diartikan sebagai tempat pelayanan jasa, berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya.

Lupiyoadi dalam Pamungkas (2014:28)

Lokasi adalah tempat dimana harus bermakas melakukan operasi.

Peneliti

Lokasi adalah tempat terjadinya perusahaan melakukan operasional kegiatan terhadap produknya di Zero Toys.

(6)

Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:

1. Pelanggan mendatangi penyedia jasa (perusahaan). Apabila keduanya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

2. Penyedia jasa mendatangi pelanggan. Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

3. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara, berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, internet, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.

Lokasi sangat penting bagi suatu perusahaan dalam mengadakan aktivitas usaha, karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam menghadapi persaingan yang menentukan kelangsungan hidup baik sekarang maupun masa datang. Oleh sebab itu, dalam menentukan lokasi suatu perusahaan harus dipertimbangkan secara baik, untuk menghindari kerugian yang mungkin dihadapi.

Lokasi atau saluran distribusi memindahkan barang dari produsen kepada konsumen. Menurut Thamrin Abdulah dan Francis Tantri (2016:208) fungsi utama dan partisipasi dalam lokasi penjualan sebagai berikut:

1. Informasi

Pengumpulan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai pelanggan potensial dan pelanggan saat ini, pesaing, pelaku dan kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran.

2. Promosi

Pengembangan dan penyerahan komunikasi persuasif mengenai penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan.

3. Negosiasi

(7)

Usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat-syarat lain sehingga pengalihan kepemilikan dapat dipengaruhi.

4. Pesanan

Komunikasi kebelakang yang bermaksud mengadakan pembelian oleh anggota saluran pemasaran kepada produsen.

5. Pendanaan

Penerimaan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk penyediaan persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda.

6. Pengambilan resiko

Asumsi resiko yang terkait dengan pelaksaan kerja saluran pemasaran.

7. Kepemilikan fisik

Gerakan penyimpanan dan pemindahan produk fisik dari bahan mentah hingga produk jadi ke pelanggan.

8. Pembayaran

Pembeli yang membayar melalui hak dan lembaga keuangan lainnya kepada penjual.

9. Kepemilikan

Pengalihan kepemilikan dari satu organisasi atau individu kepada organisasi atau individu lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik secara spesifik adalah dilihat dari :

1. Aksesibilitas

Aksesibilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk datang atau masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua tahap, yaitu:

a. Analisis Makro

Mempertimbangkan area perdagangan primer, seperti area dua hingga tiga mil dari lokasi tersebut. Untuk menganalisis aksesibilitas dari sebuah lokasi pada tingkat mikro ritel secara bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti pola-pola jalan, kondisi dan halangan-halangan.

(8)

b. Analisis Mikro

Berkonsentrasi pada masalah-masalah sekitar lokasi, seperti vasibilitas, arus lalu lintas, parker, keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar.

2. Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat

Dimana akan memerlukan biaya yang mahal jika mendirikan sebuah toko apabila lokasi seperti mendekati supermarket. Pengalokasian sebuah toko dalam sebuah pusat menarik terhadap target pangsa pasar yang saling berdekatan. Pada intinya, konsumen ingin berbelanja dimana mereka menemukan sejumlah variasi barang dagangan lengkap.

Menurut Hani Al-Dmour1, Al-Zu’bi1 dan Kakeesh1 (2013). Terdapat dimensi lokasi yaitu:

1. Accesibility

misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum.

2. Visibility

yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

3. Traffic (Lalu Lintas)

Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi habatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran, atau ambulans.

4. Tempat parkir

Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

5. Lingkungan

Yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

6. Kompetisi,

Yaitu lokasi pesaing.

7. Peraturan pemerintah

(9)

Misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan bermotor terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk.

Tjiptono (2017:92), menjelaskan bahwa terdapat lima dimensi lokasi yaitu 1. Accesibility

Adalah kemudahan untuk menjangkau lokasi yang meliputi:

a. Lokasi yang mudah dijangkau b. Kondisi jalan menuju lokasi

c. Waktu yang ditempuh menuju lokasi.

2. Traffic (Lalu Lintas)

Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying. Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan.

3. Visibility

Adalah lokasi dapat dilihat dari jalan utama dan terdapat petunjuk lokasi keberadaan perusahaan meliputi:

a. Lokasi yang bisa dilihat dari jalan raya b. Petunjuk yang jelas menuju lokasi

Dimensi lokasi Menurut Yazid (2013) adalah:

1. Kedekatan dengan sumber produksi

Adalah sumber produk yang dibutuhkan perusahaan dekat dengan lokasi.

2. Accesibility

Adalah kemudahan jangkauan lokasi perusahaan.

3. Situasi persaingan

Memiliki pesaing disekitar lingkungan perusahaan.

4. Visability

Adalah sejauh mana lokasi dapat dilihat dari jalan utama.

(10)

Tabel 2.4.

Dimensi Lokasi Penjualan

Sumber Dimensi

Al-Dmour, Al-Zu’bi1 dan Kakeesh (2013)

1. Accesibility 2. Visibility 3. Traffic 4. Tempat parkir 5. Lingkungan 6. Kompetisi

7. Peraturan Pemerintah

Tjiptono (2017:92)

1. Accesibility 2. Traffic 3. Visability

Yazid (2013)

1. Kedekatan dengan sumber produksi 2. Accesibility

3. Situasi persaingan 4. Visability

Peneliti

1. Accesibility 2. Visibility

Berdasarkan penelitian diatas, peneliti mengambil dua dimensi menurut Tjiptono (2017:92) yaitu Accesibility dan Visibility. Accesibility yaitu kemudahan konsumen untuk mencapai lokasi Zero Toys, dimana menentukan lokasi yang mudah dijangkau, kondisi jalan menuju lokasi, dan waktu jarak tempuh konsumen mencapai Zero Toys. Visibility merupakan lokasi dapat dilihat dari jalan utama dan terdapat petunjuk lokasi keberadaan perusahaan meliputi: Lokasi yang bisa dilihat dari jalan raya, Petunjuk yang jelas menuju lokasi Zero Toys.

2.1.3. Keputusan Pembelian

Semua manusia pasti harus melakukan pengambilan keputusan atau memutuskan suatu hal untuk mendapat keuntungan bagi dirinya. Sebagian besar keputusan dibuat berdasarkan pilihan yang ditetapkan dari dua alternatif atau lebih.

Dengan kata lain pada saat seseorang memutuskan sesuatu, pilihan alternatif harus dicari atau didapatkan. Untuk membuat keputusan seseorang harus mempertimbangkan terlebih dahulu dan menentukan alternatif mana yang akan dipilih untuk mencari keputusan yang terbaik, pertimbangan tersebut dapat didasari oleh informasi yang diperoleh.

(11)

Menurut Kotler dan Amstrong (2014) proses keputusan pembelian adalah:

“Keputusan konsumen tentang merek yang akan dibeli.”

Adapun pengertian keputusan pembelian menurut Setiawati dkk (2015:4) yang mengatakan bahwa :

“Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pegintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.”

Proses keputusan pembelian menurut Tekin dkk (2016:5) adalah :

“Proses keputusan pembelian adalah kombinasi dari kegiatan mental dan fisik yang berakhir dengan pembelian actual hampir setiap hari.”

Perusahaan harus mendengar saran, kebutuhan, dan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah serta memahami keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk secara penuh, semua pelanggan mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk.

Berikut ini adalah tabel perbandingan definisi dari keputusan pembelian menurut para ahli dan menurut peneliti :

Tabel 2.5.

Definisi Proses Keputusan Pembelian

SUMBER DEFINISI

Kotler dan Amstrong. (2014)

Proses keputusan pembelian adalah keputusan konsumen tentang merek yang akan dibeli.

Setiawati, dkk.

(2015:4)

Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pegintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Tekin, dkk. (2016:5)

Proses keputusan pembelian adalah kombinasi dari kegiatan mental dan fisik yang berakhir dengan pembelian actual hampir setiap hari.

Peneliti

Proses keputusan pembelian adalah kegiatan dalam keputusan konsumen untuk membeli suatu produk berdasarkan pertimbangan dengan alternatif yang sudah ditentukan di Zero Toys.

Menurut Kotler dan Armstrong (2014) proses keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor Budaya Budaya (culture)

(12)

adalah dasar keingan dan perilaku seseorang. Pemasar harus benar-benar memperhatikan nilai-nilai budaya jadi setiap negara untuk memahami cara memasarkan kualitas produk, berbagai macam menu makanan yang ditawarkan.

a. Sub Budaya budaya terdiri dari beberapa sub budaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Sub budaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

b. Kelas Sosial Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, seringkali dalam bentuk kelas sosial, divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersususn secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai , minat, dan perilaku yang sama.

c. Faktor Sosial

Kelompok Referensi Kelompok referensi (reference group) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut sebagai kelompok keanggotaan (membership group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder (secondary group), seperti agama, profesional, dan kelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan. Orang juga dipengaruhi oleh kelompok di diluar kelompoknya. Kelompok aspirional (aspirational group) adalah kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu, kelompok disosiatif (dissociative group) adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang tersebut.

(13)

2. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang penting dalan masyarakat, dan anggota keluarga merepsentasikan kelompok refensi utama yang paling berpengaruh.

3. Peran dan Status Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status. Orang memilih produk yang mencerminkan dab mengkomunikasijan peran mereka serta status yang diinginkan dalam masyarakat.

4. Faktor Pribadi

a. Ketika keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakterustik pribadi. Faktor pribai meliputi usia dan tahap dalan siklus hidup pembeli, pekerjaan dan keadaan ekonomi, serta gaya hidup dan nilai.

b. Usia dan Tahap Siklus Hidup. Lokasi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia serta jenis kelamin

c. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

d. Kepribadian dan Konsep Diri Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya.

e. Gaya Hidup dan Nilai Gaya hidup (life style) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan , minat dan pendapat. Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core values), system kepercayaan yang mendasari sikap dan prilaku. Nilai int lebih dalam dari pada perilaku atau sikap dan menentukan pilihan dan keinginan seseorang pada tingkat dasar dalam jangka panjang.

f. Faktor Psikologi Empat proses psikologis kunci motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori mempengaruhi respons konsumen secara fundamental.

g. Motivasi Beberapa kebutuhan bersifat biogenik :kebutuhan itu timbuk dari keadaan tekanan psikologis seperti rasa tidak nyaman.

Kebutuhan lain bersifat psikogenik : kebutuhan yang timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti kebutuhan yang timbul dari

(14)

keadaan tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,penghargaan, atau rasa memiliki.

Kotler dan Keller (2014) mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan pembelian dapat dibagi menjadi lima tahapan sebagai berikut :

Gambar 2.1.

Proses Keputusan Pembelian Konsumen Sumber : Kotler dan Keller (2014)

Penjelasan pada gambar diatas adalah sebagai berikut :

• Pengenalan Masalah atau Kebutuhan

Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan dapat timbul ketika pembeli merasakan adanya rangsangan eksternal atau internal yang mendorong dirinya untuk mengenali kebutuhan.

Rangsangan internal timbul dari dalam diri manusia itu sendiri, sedangkan dorongan eksternal berasal dari luar diri manusi atau lingkungan.

Kebutuhan mempunyai tingkat intensitas tertentu. makin besar tingkat intensitasnya, maka akan semakin kuat dorongan yang timbul menguranginya dengan jalan mencari objek baru yang dapat memuaskan kebutuhannya.

• Pencarian Informasi

Konsumen yang merasakan rangsangan akan kebutuhan kemudian akan terdorong untuk mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak- banyaknya. Rangsangan tersebut dibagi dalam dua level. Level pertama adalah penguatan perhatian dimana pada level ini orang hanya sekesar lebih peka terhadap informasi produk. Level selanjutnya adalah pencarian informasi secara aktif dimana pada level ini orang mulai mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Sumber informasi konsumen dapat digolongkan menjadi

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Penilaian Alternatif

Keputusan Membeli

Perilaku Pasca Pembelian

(15)

empat kelompok, yaitu sumber pribadi, sumber komersial, sumber public, dan sumber eksperimental. Melalui pengumpulan informasi yang didapat dari berbagai sumber tersebut, konsumen kemudian dapat mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur merek tersebut.

• Penilaian Alternatif

Setelah menerima banyak informasi, konsumen akan mempelajari dan mengolah informasi tersebut untuk sampai pada pilihan terakhir. Terdapat banyak proses evaluasi atau penilaian konsumen terhadap produk. Namun model yang terbaru adalah orientasi kognitif yang memandang konsumen sebagai pembuat pertimbangan mengenai produk terutama berlandaskan pada pertimbangan yang standard an rasional.

Untuk mengetahui proses evaluasi yang dilakukan oleh konsumen perlu dipahami beberapa konsep dasar yaitu :

1. Atribut produk

2. Bobot pentingnya ciri bagi konsumen 3. Kepercayaan terhadap merek

• Keputusan Pembelian

Jika keputusannya adalah membeli, maka konsumen harus mengambil keputusan menyangkut merek, harga, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayaran. Keputusan tersebut tidak terpaku harus dilakukan melalui proses urutan seperti diatas, dan tidak semua produk memerlukan proses keputusan tersebut. Misalnya barang yang menjadi keperluan sehari- hari seperti makanan tidak memerlukan perencanaan dan pertimbangan saat membeli.

• Perilaku Pasca Pembelian

Setelah pembelian suatu prduk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau keputusan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, hingga penggunaan dan pembuangan pasca pembelian.

(16)

Menurut Swastha dalam Permatasari (2013:32) dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain :

1. Keputusan tentang jenis produk 2. Keputusan tentang bentuk produk 3. Keputusan tentang merk

4. Keputusan tentang penjualnya.

5. Keputusan tentang jumlah produk.

6. Keputusan tentang waktu pembelian 7. Keputusan tentang cara pembayarannya

Sedangkan menurut Hahn dalam Irwandi Sugianto (2014), dimensi keputusan pembelian adalah sebagai beikut :

1. Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian 2. Kualitas yang diperoleh

3. Loyalitas konsumen yang sudah biasa beli dengan produk pesaing

Berikut ini merupakan tabel perbandingan meengenai dimensi keputusan pembelian menurut para ahli dan juga menurut peneliti :

(17)

Tabel 2.6.

Dimensi Keputusan Pembelian

Sumber Dimensi

Kotler dan Keller (2014)

1. Pengenalan masalah 2. Pencarian infomasi 3. Penilaian alternatif 4. Keputusan pembelian 5. Perilaku pasca pembelian

Swastha dalam Permatasari (2013:32)

1. Keputusan tentang jenis produk 2. Keputusan tentang bentuk produk 3. Keputusan tentang merk

4. Keputusan tentang penjualnya 5. Keputusan tentang jumlah produk 6. Keputusan tentang waktu pembelian 7. Keputusan tentang cara pembayarannya

Hahn dalam Irwandi Sugianto (2014)

1. Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian

2. Kualitas yang diperoleh

3. Loyalitas konsumen yang sudah biasa beli dengan produk

Peneliti

1. Pengenalan masalah 2. Pencarian Informasi 3. Penilaian alternatif 4. Keputusan pembelian

Berdasarkan tabel diatas peneliti megambil empat dimensi dari Kotler dan Keller (2014) yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, dan keputusan pembelian.

Pengenalan masalah adalah sebuah tahapan dimana konsumen Zero Toys merasakan untuk mencari action figure yang sesuai dengan keinginan. Pencarian informasi merupakan tahapan dimana konsumen menggali semua hal mengenai action figure yang diinginkan di Zero Toys. Penilaian alternatif adalah tahapan dimana konsumen mempertimbangkan dan mengevaluasi atas informasi yang telah didapatkan. Selajutnya adalah keputusan pembelian yaitu konsumen memilih untuk

(18)

membeli produk atau action figure di Zero Toys setelah melalukan beberapa pertimbangan sebelumnya.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya, harga, lokasi dan proses keputusan pembelian. Analisa penelitian tersebut dipaparkan didalam tabel berikut :

a. Hubungan antara variabel harga dengan proses keputusan pembelian.

Harga memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat diketahui dari adanya penelitian terdahulu tentang kedua variabel tersebut dan menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel harga terhadap proses keputusan pembelian. Hal ini memberikan arti bahwa jika perusahaan melakukan penetapan harga maka hal tersebut akan menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut. Penelitian sebelumnya terkait hal ini akan terangkum pada table berikut :

Tabel 2.7.

Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Variabel Harga dan Proses Keputusan Pembelian

SUMBER HASIL PENELITIAN

Harris (2014)

Dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif menunjukan bahwa harga berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk di My Minimarket Sungailiat.

Yunda (2014)

Dengan menggunakan metode penelitian regresi linear berganda menunjukan bahwa harga berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian makanan di Waroeng Cowek Ireng Cabang Tusam Semarang.

Magda (2017)

Hasil penelitian data dengan metode deskriptif verivikatif menunjukan bahwa variabel harga berpengaruh positif terhadap proses keputusan pembelian produk kopi pada El’s Coffee Kartini Bandar Lampung.

Berdasarkan Tabel diatas, maka bisa digambarkan hubungan antara variabel Harga dan Proses Keputusan Pembelian seperti yang terlihat pada gambar berikut:

(19)

Magda (2017) Harris (2014) Yunda (2014)

Gambar 2.2.

Hubungan antara Variabel Harga dan Proses Keputusan Pembelian

b. Hubungan antara variabel lokasi pembelian dan proses keputusan pembelian.

Variabel lokasi pembelian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian. Hal ini memberikan arti bahwa lokasi penjualan yang tepat akan mempengaruhi konsumen dalam hal keputusan pembelian. Penelitian sebelumnya terkait hal ini akan terangkum dalam tabel berikut

Tabel 2.8.

Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Variabel Lokasi

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat digambarkan hubungan atara variabel lokasi penjualan dan proses keputusan pembelian seperti yang terlihat pada gambar berikut :

SUMBER HASIL PENELITIAN

Algrina (2013)

Metode penelitian yang digunakan adalah metode regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi penjualan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian produk Daihatsu pada PT Astra Internasional Manado

Desy dan Martinus (2013)

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lokasi penjualan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian Kopitiam Oey Surabaya.

Afra (2014)

Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, maka hasil dari penelitian menunjukan bahwa lokasi penjualan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian produk Ouval Research Buah Batu Bandung

Harga Proses Keputusan

Pembelian

(20)

Desy dan Martinus (2013) Afra (2014)

Algrina (2013)

Gambar 2.3.

Hubungan antara Variabel Lokasi Penjualan dan Proses Keputusan Pembelian

c. Hubungan antara variabel harga dan lokasi penjualan

Harga dan lokasi penjualan salah satu hal yang penting bagi perusahaan.

Suatu perusahaan harus memberikan harga yang menarik untuk menarik calon konsumen. Faktanya selain iklan, perusahaan harus berpikir mengenai lokasi penjualan karena dengan lokasi penjualan suatu perusahaan akan mempengaruhi pula konsumen dari perusahaan. Penelitian sebelumnya terkait hal ini akan terangkum pada tabel berikut :

Tabel 2.9.

Penelitian Terdahulu Terkait Hubungan Variabel Harga dan Lokasi Penjualan

SUMBER HASIL PENELITIAN

Hasanuddin (2016)

Dengan menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel harga dan variabel lokasi penjualan berpengaruh terhadap proses keputusan nasabah PT Pegadaian untuk menggadaikan logam mulia emas.

Wariki, Mananeke dan Tawas

(2015)

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode analisis jalur. Hasil analisis yang diperoleh menunjukan variabel harga dan variabel lokasi penjualan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian rumah di perumahan Tamansari Metropolitan Manado.

Antari, Dunia dan Indrayani (2014)

Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk membuktikan bahwa variable harga dan lokasi dapat mempengaruhi keputusan berbelanja konsumen Mini Market Sastra Tabanan Bali.

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat digambarkan hubungan atara variabel lokasi penjualan dan proses keputusan pembelian seperti yang terlihat pada gambar berikut :

Lokasi Penjualan

Proses Keputusan Pembelian

(21)

Hasanuddin (2016)

Wariki, Maneneke & Tawas (2015) Antari, Dunia dan Indrayani (2014)

Gambar 2.4.

Hubungan antara Variabel Harga dan Lokasi Penjualan

2.2 Kerangka Pemikiran

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi).

Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan. Maka dari itu perusahaan memerlukan kalkulasi yang tepat untuk menjaga keseimbangan harga agar memiliki segmen dalam pasar, namun menguntungkan dari sisi finansial. Harga adalah elemen yang digunakan oleh Zero Toys untuk menentukan nilai produk yang dijualnya di pasaran. Dengan menentukan harga yang tepat juga dapat mempengaruhi daya beli konsumennya, maka harga merupakan salah satu faktor penting dalam menilai performa penjualan suatu produk oleh produsen tertentu.

Variabel dependen yang kedua adalah lokasi penjualan.

Lokasi penjualan adalah tempat dimana suatu perusahaan melakukan aktivitas bisnisnya. Lokasi penjualan suatu perusahaan dapat dinilai baik jika memiliki lokasi yang tepat seperti lokasi yang dapat dicapai konsumen dengan mudah, lokasi yang dekat dengan jalan utama sehingga konsumen akan lebih mengetahui dimana letak perusahaan yang ingin ditujunya, selain itu faktor dari lokasi penjualan yang penting yaitu akses menuju tempat usaha karena dengan akses yang mudah akan memudahkan konsumen baik yang menggunakan

Harga Lokasi

Penjualan

(22)

kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Selanjutnya terdapat variabel independen yaitu proses keputusan pembelian

Proses keputusan pembelian adalah pilihan yang dilakukan oleh konsumen melalui tahap pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki konsumen terhadap produk action figure Zero Toys sehingga konsumen tersebut bersedia untuk membeli. Dalam proses keputusan pembelian terdapat empat dimensi diantaranya pengenalan masalah atau kebutuhan, pencarian informasi, pencarian alternatif, dan keputusan pembelian. Pengenalan masalah adalah sebuah tahapan dimana konsumen action figure merasakan timbulnya kebosanan terhadap action figure yang biasa dan terkadang action figure yang didapatkan tidak memiliki keuntungan lebih, pencarian informasi adalah tahap konsumen menggali semua hal mengenai action figure. Ketiga adalah tahap pencarian alternatif dimana konsumen menentukan beberapa pilihan untuk mempertimbangkan aspek apa saja yang ingin konsumen dapatkan dari berbagai alternatif yang berbeda karena tentunya dengan alternatif ini, konsumen akan memiliki beberapa keuntungan berbeda dari setiap pilihannya. Tahap selanjutnya yaitu keputusan pembelian yaitu konsumen memilih produk action figure berdasarkan pertimbangan yang telah dilakukan sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melihat sejauh mana pengaruh keputusan pembelian action figure dengan harga yang ditetapkan oleh perusahaan dan lokasi penjualan yang dimiliki oleh Zero Toys. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat dibuat paradigma seperti terlihat pada gambar ber ikut ini :

(23)

Gambar 2.5.

Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Harga berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen action figure di Zero Toys.

2. Lokasi penjualan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen action figure di Zero Toys.

3. Harga dan lokasi penjualan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian konsumen action figure di Zero Toys.

Harga (X1)

Kesesuaian Harga

Keterjangkaua n Harga

Lokasi Penjualan (X2)

Accesibility

Visibility

Proses Keputusan Pembelian (Y)

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Penilaian Alternatif

Keputusan Pembelian

Referensi

Dokumen terkait

Untuk bisa login, petugas kantor pos yang akan mengirimkan paket harus menginputkan username dan password pada halaman awal dari WAP, setelah itu dengan

Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan hanya berarti sebuah makna yang mengacu pada sebuah objek atau gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk

Namun untuk penelitian tentang kisah figur perempuan dalam Alquran menurut tafsir al-Azhâr karya HAMKA (H. Abdul Malik Karim Amrullah) masih belum ada yang mengangkat

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk; (1) Mengetahui pola distribusi dan kelimpahan larva ikan bandeng (C. chanos, Forsskal) di perairan kawasan Teluk Youtefa dan

harapan). 2) Kesungguhan ( seriousness), 3) Seorang da’i yang sedang menyampaikan atau membahas suatu topik dengan menunjukkan kesungguhan, akan menimbulkan sebuah

Selama kurun waktu dua tahun terakhir, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Ake Malamo telah melakukan kegiatan – kegiatan dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan

Hal ini didukung oleh pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 289) bercerita merupakan salah satu bentuk tugas kemampuan berbicara yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan

Tipe Grafik Lingkaran Sebanding (Proportional Circles) digunakan bersama dengan peta, dan digambar dalam bentuk lingkaran dengan jari-jari yang mewakili nilai data.. Tetapi dalam