BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD Negeri Selopukang Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Peneliti memilih objek penelitiannya di SD karena siswa SD belum bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik produktif (berbicara dan menulis) maupun reseptif (membaca dan menyimak).
Adapun waktu yang dibutuhkan selama empat bulan, yakni mulai September sampai Desember 2008. Berikut rincian kegiatan selama penelitian:
Tabel 1. Rincian kegiatan penelitian
No Jenis Kegiatan/Waktu September
‘08
Oktober
‘08
Nopember
‘08
Desember
‘08
1 Penyusunan proposal x
2 Mengurus perizinan x x
3 Mempersiapkan instrument x
4 Mengumpulkan data x x x x
5 Mengklasifikasikan data x x x
6 Menganalisis data x x
7 Menyimpulkan hasil
penelitian x x x
8 Menyusun laporan
penelitian x x x
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskripif kualitatif. Peneliti menekankan catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung
29
penyajian data (Sutopo. 2002: 36). Peneliti berupaya mendeskripsikan peristiwa alih kode dan campur kode dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas II SD Negeri Selopukang Kabupaten Wonogiri berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Strategi penelitian yang digunakan adalah analisis isi (content analysis), yaitu menganalisis hasil dokumen tindak tutur yang mengandung unsur alih kode dan campur kode dalam pembelajaran yang diamati.
C. Sumber Data
Pemahaman mengenai sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh (Sutopo, 2002: 49). Dalam penelitian ini, data diperoleh dari tiga sumber, yaitu:
1. Informan
Jenis sumber data yang berupa manusia dalam penelitian dikenal sebagai responden. Posisi responden memberikan tanggapan (respond) pada apa yang diminta atau ditentukan oleh penelitinya. Dalam memilih informan, peneliti wajib memahami posisi dengan beragam peran dan keterlibatannya dengan kemungkinan akses informasi yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan penelitiannya (Sutopo, 2002: 50). Dalam penelitian ini, peneliti memilih informan guru yang terlibat dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas II.
2. Peristiwa
Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya. Dalam penelitian ini, peristiwa yang diamati melalui proses pembelajaran bahasa Indonesia kelas II SD Negeri Selopukang Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Peristiwa yang diamati adalah tindak tutur yang dilakukan oleh guru.
3. Dokumen
Beragam benda yang terlibat dalam suatu peristiwa atau kegiatan yang berupa
benda sederhana sampai peralatan yang paling rumit dapat dijadikan sebagai sumber data (Suwito, 2002: 53). Sumber lain yang cukup penting posisinya dapat berupa rekaman. Sumber data dokumen dalam penelitian ini berupa rekaman tindak tutur guru dan tindak tutur siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas II SD Negeri Selopukang Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sutopo (2002: 36), pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel yang memuat data alih kode dan campur kode dalam pembelajaran di kelas II SD Negeri Selopukang Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat bermanfaat dalam menggali data. Penelitian ini, data yang diperoleh dengan menerapkan metode sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar (Sutopo, 2002:
65). Menurut Spradley (dalam Sutopo, 2002: 65), pelaksanaan teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi : (1) tidak berperan sama sekali; (2) observasi berperan, yang terdiri dari berperan aktif dan berperan pasif, (3) berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar menjadi warga (bagian) atau anggota kelompok yang sedang diamati. Dalam penelitian ini, teknik observasi partisipan pasif untuk mengamati peristiwa berupa tindak tutur guru dan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Observasi disertai perekaman dan pencatatan terhadap tindak tutur guru dan siswa.
2. Analisis Dokumen
Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini peneliti menganalisis data alih kode dan campur kode berdasarkan rekaman dan catatan yang telah diperoleh di lapangan, yaitu tindak tutur guru dan siswa kelas II SD Negeri Selopukang Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Hasil rekaman ditranskrip kemudian diidentifikasi yang berkaitan dengan peristiwa alih kode dan campur kode.
3. Wawancara Mendalam
Wawancara digunakan untuk menggali lebih dalam mengenai data yang telah diperoleh. Wawancara dilakukan dengan guru yang terlibat dalarn proses pembelajaran yang diamati, yaitu guru kelas II SD Negeri Selopukang Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui alasan guru melakukan alih kode dan campur kode dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
F. Validitas Data
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas data dalam penelitian ini meliputi teknik triangulasi sumber atau data dan triangulasi metode.
1. Teknik Trianggulasi Sumber atau Data
Teknik trianggulasi menurut Sutopo (2002: 79) adalah data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya dibanding dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda. Dalam penelitian ini, menggunakan sumber data, peristiwa dan dokumen untuk memperoleh data tentang wujud alih kode dan campur kode dalam pembelajaran di kelas II SD Negeri Selopukang Kabupaten Wonogiri. Faktor- faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode, serta pengaruh positif dan
negatif terjadinya alih kode dan campur kode tersebut diperoleh dari sumber data peristiwa, dokumen, dan informan.
2. Teknik Trianggulasi Metode
Jenis trianggulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda (Sutopo, 2002: 80). Dalam penelitian ini, pengumpulan data tentang wujud alih kode dan campur kode, sebab terjadinya alih kode dan campur kode, serta pengaruh positif dan negatif terjadinya alih kode dan campur kode diperoleh meggunakan metode observasi yang disertai dengan perekaman dan pencatatan, serta analisis dokumen.
G. Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah dengan metode analisis interaktif. Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu reduksi data; penyajian data; dan penarikan simpulan.
Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2002: 96)
Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti berusaha mengembangkan teori yang telah ada dengan menggunakan pendekatan kontekstual yang dihubungkan
dengan komponen tutur, yaitu pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui keadaan siswa yang dapat dilihat dari komponen tutur, misalnya siswa sebagai penutur menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari dengan lawan tuturnya. Selain itu, di sekolah guru juga sering menggunakan bahasa Jawa, sehingga guru juga kurang konsekuen dalam penggunaan bahasa Indonesia. Dengan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang dilakukan oleh guru, maka terjadilah alih kode dan campur kode dalam pembelajaran. Data alih kode dan campur kode dapat dikumpulkan pada saat pembelajaran berlangsung. Setelah data terkumpul, kemudian direduksi, yaitu memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan. Data yang diperlukan yaitu data-data yang memuat alih kode dan campur kode. Apa yang telah peneliti dapatkan kemudian disajikan. Apabila dalam penyajian data masih ada data yang tidak perlu digunakan, data dapat direduksi kembali sampai akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, setelah penyajian data dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kesulitan siswa menggunakan bahasa Indonesia disebabkan karena lingkungan masyarakat yang sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari dan juga lingkungan sekolah terutama guru kelas II yang dalam pembelajaran juga banyak menggunakan bahasa Jawa.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan a. Menyusun proposal b. Mengurus perizinan
c. Mempersiapkan instrument penelitian 2. Tahap Pengumpulan Data
a. Mengumpulkan data yang diperlukan 3. Tahap Analisis Data
a. Mengklasifikasi data b. Menganalisis data 4. Tahap Penyusunan Laporan
a. Membuat kesimpulan hasil penelitian b. Menyusun laporan penelitian