• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang diperoleh dari sektor pertanian itu sendiri. Sektor pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang diperoleh dari sektor pertanian itu sendiri. Sektor pertanian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan petani tergantung pada tingkat pendapatan petani dan keuntungan yang diperoleh dari sektor pertanian itu sendiri. Sektor pertanian merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dan kesejahteraan sebagian masyatarakat Indonesia karena sebagian besar masyarakat Indonesia yang tinggal di pedasaan dan bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu hal yang menjadi dasar dalam pembangunan dan pengembangan kegiatan perekonomian (Soeharjo,2010).

Salah satu komoditas di sektor pertanian yang memiliki arti penting dalam peningkatan perekonomian baik bagi masyarakan ataupun pemerintah Indonesia adalah jagung ( Zea Mays ). Keunggulan jagung dengan komuditas lainnya adalah kandungan gizi yang hampir sama dengan beras sehingga sangat cocok unstuck dijadikan makanan pokok sebagai pengganti beras atau dicampurkan dengan beras. Jagung cukup memadai untuk dijadikan bahan pangan pengganti beras atau dicampur dengan beras. selain digunakan sebagi bahan makanan, pipilan keringnya juga dapat digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industry pakan (Mukhlis, 2007).

Jagung ( Zea Mays ) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan unggulan di NTB. Salah satu varietas jagung sebagai komoditi andalan yang sangat potensial dibudidayakan di wilayah NTB saat ini adalah jagung hibrida.

Pasar jagung sangat terbuka lebar, kebutuhan nasional masih belum mencukupi

(2)

2

dari produksi dalam negeri. Peluang besar pada sektor pertanian jagung harus terus dimamfaatkan dengan cara peningkatan produksi dan produktivitas (Harlan, 2018).

Table 1. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung di Nusa Tenggara Barat Tahun 2016-2019.

Tahun Luas Panen

(Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha)

2016 206.885 1.278.271 61,79

2017 310.990 2.127.324 68,40

2018 326.377 2.084.928 63,88

2019 362.092 2.494.931 68,90

Sumber: Kementerian pertanian, dinas pertanian dan perkebunan NTB (diolah)

Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa perkembangan produksi sangat dipengaruhi oleh besarnya luas panen. Data perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas dari tahun 2016-2019 mengalami peningkatan, diketahui pada tahun 2016 luas lahan 206.885 Ha diproleh produksi mencapai 1.278.271 Ton dengan produktivitas sebesar 61,79 Ton/Ha. Adapun pada tahun 2017 luas panen mengalami peningkatan yaitu 310.990 Ha dengan produksi 2.127.324 Ton sehingga produktivitas mencapai 68,40 Ton/Ha. Sedangkan di tahun 2018 produksi sedikit mengalami penurunan 2.084.928 Ton dengan luas panen 326.377 Ha, hal ini berdampak juga pada produktivitas sehingga produktivitas yang diperoleh sebesar 63,88 Ton/Ha. Dan pada tahun 2019 adanya penambahan luas panen yaitu mencapai 362.092 Ha, sehingga dengan demikian produksi mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu mencapai pada 2.494.931 Ton. Meningkatnya luas panen dan proksi tentu akan berpengaruh pada

(3)

3

produktivitas, dengan jumlah luas panen dan hasil produksi di tahun 2019 produktivitas mencapai pada angka 68,90 Ton/Ha.

Komoditas jagung tergolong komoditas yang strategis dan memiliki nilai jual yang sangat baik. Pada dasarnya kuwalitas produk merupakan salah satu hal yang penting dalam menjalankan sebuah usaha. Kuwalitas produk yang baik dapat memberikan harga yang sangat baik. Salah satu masalah dalam hal hasil pertanian adalah sedikitnya persentasi harga yang diterima oleh petani dari harga yang ditawarkan oleh para konsumen. Salah satu faktor dalam masalah ini yaitu lemahnya keberadaan petani dalam pasar. Hal ini memberikan kerugian bagi para petani dan para konsumen. Harga yang rendah ditinggkat petani menyebabkan menurunnya minat petani untuk meningkatkan hasil produksinya dan begitu pula sebaliknya jika harga ditingkat konsumen meningkat menyebabkan konsumen akan mengurangi konsumsi (Ginting, P. 2006).

Table 2. Rata-Rata Produksi Jagung Kabupaten Sumbawa Barat

Tahun Luas Panen

(Ha)

Tatal Produksi (Ton)

2015 5.893 29.597

2017 16.634 121.736

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa Barat 2017 (diolah)

Berdasarkan Tabel 2 Rata-rata produksi Kabupaten Sumbawa Barat per tahun 2015 dengan luas lahan panen 5.893Ha, dengan total produksi mencapai 29.597 Ton. Pada tahun 2017 mengamai peningkatan dimana luas lahan panen menjadi 16.634 Ha dan total produksi mencapai 121.736 Ton. Data ini merupakan rekapan data terahir yang dimiliki BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten

(4)

4

Sumbawa Barat. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa. Kabupaten Sumbawa Barat merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan jumlah produksi jagung yang sangat tinggi. Hampir semua masyarakat yang ada di Sumbawa Barat mayortitas petani jagung. Produksi jagung di Sumbawa Barat menjadi suatu hal yang harus ditingkatkan per tahun dengan tujuan agar para permintaan bisa terpenuhi. Adanya 8 kecamatan yang ada di Sumbawa Barat dengan tanaman unggulan yaitu jagung mampu meningkatkan hasil produksi. Konsumsi jagung menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan.

Meningkatnya jumlah konsumsi yang dibutuhkan mejadi hal yang perlu dievaluasi dalam sektor produksi. Peningkatan jumlah produksi menajdi salah satu hal yang harus dilakukan dengan tujuan agar tercapainya jumlah permintaan.

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dan komuditas unggulan di Desa Talonang Baru. Jagung menjadi unggulan karena perannya yang semakin strategis baik untuk memenuhi kebutuhan perekonomian dan juga kondisi wilayah yang cocok untuk ditanam komoditas tersebut. Talonang Baru merupakan salah satu desa dengan potensi pengembangan komoditas jagung yang sangat besar.

Namun permasalahan yang sering muncul pada petani jagung di Desa Talonang Baru ini adalah penurunan hasil produksi yang mengakibatkan turunya pendapatan yang diperoleh.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah diantaranya sebagai berikut:

(5)

5

1. Berapa biaya usahatani jagung hibrida di Desa Talonang Baru Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat?

2. Berapa pendapatan usahatani jagung hibrida di Desa Talonang Baru Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat?

3. Bagaimana kelayakan usahatani jagung hibrida di Desa Talonang Baru Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat?

1.3 Tujuan

Berdasarkan permasalahan diatas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui biaya usahatani jagung hibrida di Desa Talonang Baru Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat.

2. Untuk menganalisis pendapatan usahatani jagung hibrida di Desa Talonang Baru Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat.

3. Untuk menganalisis kelayakan usahatani jagung hibrida di Desa Talonang Baru Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat.

1.4 Kegunaan Penelitian

Keguanaan penelitian yang ingin disumbangkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi pemerintah, dapat dijadikan bahan masukan dalam pengambilan keputusan di bidang pertanian, khususnya komoditas jagung.

2. Bagi petani, merupakan informasi dapat dijadikan pertimbangan untuk

(6)

6

meningkatkan hasil dan pendapatan dalam mengusahakan usahatani jagung di wilayah tersebut.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Definisi Oprasional

1. Usahatani merupakan suatu kegiatan dan tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang yang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, modal, tenaga kerja dibidang pertanian yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya.

2. Produksi adalah hasil panen yang didapatkan petani dalam kegiatan usahatani jagung di Desa Talonang Baru Kecamatan Sekongkang, dihitung dengan satuan Ton/MT.

3. Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya yang digunakan atau dikeluarkan selama dalam proses produksi usahatani yang masih berlangsung.

4. Biaya total (total cost) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses budidaya jagung yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, dihitung dengan satuan rupiah (Rp).

5. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi jagung, diantanya: sewa lahan, pajak lahan, biaya peralatan usahatani (penyusutan), dihitung dengan satuan rupiah (Rp).

(7)

7

6. Biaya tidak tetap (variabel cost) merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh besarnya produksi jagung, diantaranya: tenaga kerja, pupuk, bibit, pestisida, dihitung dengan satuan rupiah (Rp).

7. Pendapatan usahatani jagung merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi usahatani jagung, dan perhitungannya dilakukan dengan satuan rupiah (Rp).

8. Kelayakan usahatani merupakan perhitung tingkat kelayakan penggunaan biaya usahatani dengan menggunkan R/C Ratio.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah user menginputkan jumlah ahli waris yang ada dan mengklik button “Hitung Waris”, maka sistem akan menampilkan hasil pembagian waris pada halaman

Dari semua defenisi diatas dapat dinyatakan bahwa sistem temu balik informasi adalah suatu proses temu balik atau penemuan kembali informasi yang tersimpan dengan menggunakan

Gejala sindrom radikular tergantung pada lokasi radiks saraf yang terkena (yaitu pada servikal, torakal, atau lumbal). Nyeri radikular yang bangkit akibat lesi iritatif di

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan katalis ZnO/ZAA dalam mengkonversi minyak biji alpukat menggunakan reaksi catalytic hydrocracking menjadi

Ibrahim berkata: Sesungguhnya Allah telah memilih Islam sebagai agamamu, sebab itu janganlah kamu meninggal melainkan dalam memeluk agama Islam (QS..

Dari beberapa permasalahan diatas, maka penulisan tugas akhir ini dibuat untuk mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan adobe flash CS6 pada materi kalkulus

Namun demikian, ELA dapat membantu untuk mengidentifikasi daerah yang dimanipulasi jika gambar asli memiliki tingkat kualitas lain dengan daerah disalin, adapun

Tahapan indentifikasi dari 470 sampel citra pembuluh vena telapak tangan dengan penerapan metode klasifikasi LVQ dilakukan dalam 2 tahap, pertama tahap pelatihan