• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "METODE PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK

VEGETATIF

(2)

Karakteristik tanaman membiak vegetatif

KLON: Keturunan dari satu tanaman tunggal atau sekelompok tanaman hasil perbanyakan vegetatif (mitosis)

Karakteristik tanaman membiak vegetatif:

1. Umumnya memiliki umur panjang (perenial)

2. Satu siklus hidup (perkecambahan biji-tanaman dewasa: menghasilkan biji) antara 3-50 th.

3. Latar belakang genetik heterozigot

Kelompok tanaman buah-buahan dan perkebunan.

KLON: Keturunan dari satu tanaman tunggal atau sekelompok tanaman hasil perbanyakan vegetatif (mitosis)

Karakteristik tanaman membiak vegetatif:

1. Umumnya memiliki umur panjang (perenial)

2. Satu siklus hidup (perkecambahan biji-tanaman dewasa: menghasilkan biji) antara 3-50 th.

3. Latar belakang genetik heterozigot

Kelompok tanaman buah-buahan dan

perkebunan.

(3)

• Indonesia merupakan pusat keragaman hayati

• Pemenuhan kebutuhan pembentukan dan pelepasan kultivar-kultivar tanaman

membiak vegetatif masih sangat rendah

• Tanaman buah-buahan pertahun kurang dari 0,50, hanya durian mencapai 2,33/thn

• Hal yang sama pada tanaman perkebunan dan kehutanan

• Indonesia merupakan pusat keragaman hayati

• Pemenuhan kebutuhan pembentukan dan pelepasan kultivar-kultivar tanaman

membiak vegetatif masih sangat rendah

• Tanaman buah-buahan pertahun kurang dari 0,50, hanya durian mencapai 2,33/thn

• Hal yang sama pada tanaman perkebunan

dan kehutanan

(4)

PERMASALAHAN TANAMAN DALAM MEMBENTUK BIJI

1. Sterilitas tinggi– Kegagalan pembentukan biji

2. Heterosigositas yang tinggi—terjadi segregasi gen besar dan depresi inbreeding pada keturunannya 3. Tingkat ploidi yang tinggi—peluang terjadinya

gangguan proses meiosis

4. Viabilitas benih rendah---mempengaruhi ketersediaan benih pada musim selanjutnya

5. Kondisi klimat dan kultur teknis tidak sesuai – kegagalan pembentukan biji.

6. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu

siklus pertumbuhan– memilih pembiakan vegetatif

(5)

Karakteristik Klon:

1. Memiliki susunan genetik identik, karena merupakan bagian dari satu tanaman tunggal yang berdiferensiasi secara mitosis, sehingga tidak berubah seperti halnya pada proses meiosis--- Tidak ada VARIASI

2. Klon memiliki susunan genetik heterozigot. Terdapat hampir seluruh tanaman yang membiak vegetatif adalah heterozigot.

3. Karena diperbanyak secara vegetatif terus maka karakteristik keturunan akan serupa

4. Karakteristik klon STABIL---Tidak terjadi

segregasi/keragaman pada generasi selanjutnya.

(6)

PROSEDUR SELEKSI PROSEDUR SELEKSI

• Seleksinya disebut seleksi klonal.

• Dalam suatu populasi tanaman yang

diperbanyak secara vegetatif, klon unggul secara genetik dapat diseleksi dan

selanjutnya diperbanyak sebagai varietas.

• Pada dasarnya seleksi klonal tidak

memungkinkan munculnya peningkatan

keragaman genetik antar klon pada generasi selanjutnya.

• Seleksinya disebut seleksi klonal.

• Dalam suatu populasi tanaman yang

diperbanyak secara vegetatif, klon unggul secara genetik dapat diseleksi dan

selanjutnya diperbanyak sebagai varietas.

• Pada dasarnya seleksi klonal tidak

memungkinkan munculnya peningkatan

keragaman genetik antar klon pada generasi

selanjutnya.

(7)

3 ASPEK PEMULIAAN VEGETATIF 3 ASPEK PEMULIAAN VEGETATIF

1. Konstitusi genetik kedua tetua yang mampu memberikan keragaman genetik luas pada keturunannya

2. Kehadiran karakter pada kedua tetua yang ingin digabungkan pada satu genotipe keturunannya 3. Kemudahan menduga ekspresi genetik yang

ditampilkan yang didukung oleh keragaman genetik yang luas.

1. Konstitusi genetik kedua tetua yang mampu memberikan keragaman genetik luas pada keturunannya

2. Kehadiran karakter pada kedua tetua yang ingin digabungkan pada satu genotipe keturunannya 3. Kemudahan menduga ekspresi genetik yang

ditampilkan yang didukung oleh keragaman genetik

yang luas.

(8)

• X

• PRINSIP PENERAPAN SELEKSI KLONAL

• X

• PRINSIP PENERAPAN SELEKSI KLONAL

KLON 1 KLON 2

F1

SELEKSI DIANTARA INDIVIDU-INDIVIDU KLON

KLON 3

(9)

GENERASI PERSILANGAN

X MUSIM TANAM KE-1

PENANAMAN 10000 TANAMAN F1

SELEKI 10 % TERBAIK. PERBANYAK SEBAGAI KLON

MUSIM TANAM KE-2

Penanaman Klon Dalam Barisan

Seleksi 10% terbaik dalam setiap musim tanam Perbanyak sebagai Klon

MUSIM TANAM KE -4 sd KE- 7

Penanaman Klon dalam pengujian Hasil dengan beberapa ulangan, pada beberapa lokasi, dibandingkan dengan kultivar kontrol

MUSIM TANAM KE-8 SD KE-10

Perbanyakan dan Pelepasan Klon Unggul Baru

KLON A KLON B

V V V V V V V V V V V V V V V V

(10)

PROSEDUR PENGEMBANGAN KULTIVAR MEMBIAK VEGETATIF (Poehlman dan Sleper, 1995)

1. Generasi Persilangan: Dilakukan persilangan antara Klon A dengan Klon B untuk menghasilkan benih hasil rekombinasi kedua tetua pesilangan.

2. Musim Tanam Ke-1: Sejumlah 1000 benih hasil persilangan

ditanam untuk memperoleh Tanaman F1. Pada musim tanam ini mulai dilakukan seleksi untuk penampilan terbaik, selanjutnya memperbanyak secara vegetatif tanaman terpilih untuk

digunakan sebagai Klon pengujian pada tahap berikutnya.

3. Musim Tanam ke-2 dan ke-3: Sejumlah 1000 klon hasil

perbanyakan pada musim ke-1 ditanam untuk menghasilkan klon generasi ke-2. Seleksi dan perbanyakan vegetatif terhadap 100 klon terbaik diteruskan penanaman pada musim ke-3. Seleksi pada musim ke-3 memilih 10 klon yang memiliki penampilan terbaik. Penanaman dilakukan pada 2 lokasi berbeda.

PROSEDUR PENGEMBANGAN KULTIVAR MEMBIAK VEGETATIF (Poehlman dan Sleper, 1995)

1. Generasi Persilangan: Dilakukan persilangan antara Klon A dengan Klon B untuk menghasilkan benih hasil rekombinasi kedua tetua pesilangan.

2. Musim Tanam Ke-1: Sejumlah 1000 benih hasil persilangan

ditanam untuk memperoleh Tanaman F1. Pada musim tanam ini mulai dilakukan seleksi untuk penampilan terbaik, selanjutnya memperbanyak secara vegetatif tanaman terpilih untuk

digunakan sebagai Klon pengujian pada tahap berikutnya.

3. Musim Tanam ke-2 dan ke-3: Sejumlah 1000 klon hasil

perbanyakan pada musim ke-1 ditanam untuk menghasilkan klon generasi ke-2. Seleksi dan perbanyakan vegetatif terhadap 100 klon terbaik diteruskan penanaman pada musim ke-3. Seleksi pada musim ke-3 memilih 10 klon yang memiliki penampilan terbaik. Penanaman dilakukan pada 2 lokasi berbeda.

(11)

Musim Tanam ke-4 sd ke-7; Sejumlah 10 klon

unggulan hasil seleksi musim sebelumnya ditanam sebagi plot-plot perlakuandengan disain tata ruang percobaan,dengan ulangan dan lokasi berbeda

dengan menyertakan kontrol (pembanding).

Selanjutnya Klon-klon terseleksi diperbanyak secara vegetatif sebagai materi pengujian musim

berikutnya.

Musim Tanam ke-8 sd ke-10: Sejumlah klon harapan hasil seleksi diperbanyak secara vegetatif

diperbanyak dan dilepas sebagai klon-klon ungul baru.

Musim Tanam ke-4 sd ke-7; Sejumlah 10 klon

unggulan hasil seleksi musim sebelumnya ditanam sebagi plot-plot perlakuandengan disain tata ruang percobaan,dengan ulangan dan lokasi berbeda

dengan menyertakan kontrol (pembanding).

Selanjutnya Klon-klon terseleksi diperbanyak secara vegetatif sebagai materi pengujian musim

berikutnya.

Musim Tanam ke-8 sd ke-10: Sejumlah klon harapan hasil seleksi diperbanyak secara vegetatif

diperbanyak dan dilepas sebagai klon-klon ungul

baru.

(12)

PRINSIP DASAR YG PERLU DIPERTIMBANGKAN:

1. Segregasi gen hanya terjadi pada populasi F1. Jika tidak ditemukan klon-klon unggul yg diharapkan maka persilangan antar klon harus diulang

/dengan kombinasi yg berbeda.

2. Persilangan sendiri individu2 dalam satu klon yang heterosigos cenderung mengakibatkan depresi

inbreeding.

3. Seleksi genotipe unggul dalam klon yang sama

tidak efektif, karena secara genetik semua individu serupa, kecuali yg dikembangkan melalui induksi mutasi yg memungkinkan terjadinya khimera

maka perlu diseleksi.

PRINSIP DASAR YG PERLU DIPERTIMBANGKAN:

1. Segregasi gen hanya terjadi pada populasi F1. Jika tidak ditemukan klon-klon unggul yg diharapkan maka persilangan antar klon harus diulang

/dengan kombinasi yg berbeda.

2. Persilangan sendiri individu2 dalam satu klon yang heterosigos cenderung mengakibatkan depresi

inbreeding.

3. Seleksi genotipe unggul dalam klon yang sama

tidak efektif, karena secara genetik semua individu serupa, kecuali yg dikembangkan melalui induksi mutasi yg memungkinkan terjadinya khimera

maka perlu diseleksi.

(13)

4. Pengujian klon-klon pada pemuliaan tanaman membiak vegetatif didasarkan pada penampilan tanaman tunggal.

Karena setiap keturunan klon terseleksi memiliki konstitusi genetik sama dg tetuanya, maka heritabilitas karakternya sangat tinggi sehingga pada seleksi klonal umumnya tidak membutuhkan pengujian keturunan.

5. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkn suatu klon unggul baru sangat tergantung pada metode perbanyakan vegetatif dari spesies tanaman yang dikembangkan.

5. Jumlah bibit atau tanaman yang ditanampada setiap tahap seleksi sangat bervariasi tergantung kepada spesies tanaman yang akan dikembangkan dan sumberdaya yang dimiliki.

6. Banyaknya generasi seleksi yang dilakukan dipengaruhi oleh umur tanaman dan spesies yang dikembangkan, jumlah

karakter yang diseleksi dan ekstensivita penggunan klon unggul.

4. Pengujian klon-klon pada pemuliaan tanaman membiak vegetatif didasarkan pada penampilan tanaman tunggal.

Karena setiap keturunan klon terseleksi memiliki konstitusi genetik sama dg tetuanya, maka heritabilitas karakternya sangat tinggi sehingga pada seleksi klonal umumnya tidak membutuhkan pengujian keturunan.

5. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkn suatu klon unggul baru sangat tergantung pada metode perbanyakan vegetatif dari spesies tanaman yang dikembangkan.

5. Jumlah bibit atau tanaman yang ditanampada setiap tahap seleksi sangat bervariasi tergantung kepada spesies tanaman yang akan dikembangkan dan sumberdaya yang dimiliki.

6. Banyaknya generasi seleksi yang dilakukan dipengaruhi oleh umur tanaman dan spesies yang dikembangkan, jumlah

karakter yang diseleksi dan ekstensivita penggunan klon unggul.

(14)

I.

II.

III. X X X

IV.

V.

Gambar 1. Bagan Prosedur seleksi klonal tanaman Kopi.

I.

II.

III. X X X

IV.

V.

Gambar 1. Bagan Prosedur seleksi klonal tanaman Kopi.

V V V V V V V V V

V V V V V V V V V

V V V V V V

V V V

V +V +V V+ V+ V V+V+V

(15)

• Seleksi pada genotipe-genotipe hasil

persilangan ditujukan untuk mendapatkan sejumlah klon yang siap untuk diuji

keunggulannya.

• Seleksi juga untuk karakter-karakter lain yang menunjang penampilan hasil kopi.

• Uji penampilan hasil pada suatu rancangan percobaan dibandingkan kultivar kontrol.

• Klon-klon terseleksi langsung

direkomendasikan sebagai klon unggul baru.

• Seleksi pada genotipe-genotipe hasil

persilangan ditujukan untuk mendapatkan sejumlah klon yang siap untuk diuji

keunggulannya.

• Seleksi juga untuk karakter-karakter lain yang menunjang penampilan hasil kopi.

• Uji penampilan hasil pada suatu rancangan percobaan dibandingkan kultivar kontrol.

• Klon-klon terseleksi langsung

direkomendasikan sebagai klon unggul baru.

(16)

PEMULIAAN TANAMAN KARET Kendala:

1.Latar belakang genetik sempit 2.Umur tanaman panjang

3.Bahan tetua persilangan terbatas

4.Interaksi genotip dan lingkungan besar

5.Masa pembungaan yang tidak serempak &musiman 6.Pembentukan fruitset buah rendah.

PEMULIAAN TANAMAN KARET Kendala:

1.Latar belakang genetik sempit 2.Umur tanaman panjang

3.Bahan tetua persilangan terbatas

4.Interaksi genotip dan lingkungan besar

5.Masa pembungaan yang tidak serempak &musiman

6.Pembentukan fruitset buah rendah.

(17)

I II

III

IV V

Bagan Prosedur seleksi Klonal pada Tanaman Karet.

I. Materi Induk, II. Pengujian Klon I, III. Persilangan, IV. Pengujian dan

Seleksi Klon, V. Pengujian Klon Lanjutan (Ferweda, 1968). Siklus seleksi III dan IV diulang sampai ditemukan Klon unggul Baru.

VVVVV VVVV VVVV

Vvvvv Vvvv vvvv

Vvvv Vvvv vvvv

Vvvvv Vvvvv Vvvvv vvvvv

(18)

Keuntungan Seleksi Klonal

1. Karakteristik Klon stabil seperti galur murni.

Terhindar dari pengaruh segregasi gen kecuali terjadi mutasi

2. Karakteristik heterosis mudah dipertahankan Perbanyakan klonal dapat mempertahankan keunggulan heteosis sepanjang masa, tanpa

melelui pentahapan seperti pembentukan jagung hibrida.

3. Penerapannya mudah dan sederhana. Hanya didasarkan pada keunggulan penampilan klon- klon yang diuji, dibandingkan dengan kontrol.

Keuntungan Seleksi Klonal

1. Karakteristik Klon stabil seperti galur murni.

Terhindar dari pengaruh segregasi gen kecuali terjadi mutasi

2. Karakteristik heterosis mudah dipertahankan Perbanyakan klonal dapat mempertahankan keunggulan heteosis sepanjang masa, tanpa

melelui pentahapan seperti pembentukan jagung hibrida.

3. Penerapannya mudah dan sederhana. Hanya

didasarkan pada keunggulan penampilan klon-

klon yang diuji, dibandingkan dengan kontrol.

(19)

KELEMAHAN

• Seleksi klonal hanya untuk tanaman membiak vegetatif, tidak mampu memisahkan pengaruh segregasi gen yang muncul pada generasi

berikutnya seperti tan yang diperbanyak

generatif maka tidak dapat diterapkan pada tanaman yang iregenerasikan lewat biji.

• Seleksi klonal tidak menimbulkan variasi baru.

Kemajuan seleksi dibatasi hanya pada

pemilihan genotipe unggul yang telah ada dalam populasi.

• Seleksi klonal hanya untuk tanaman membiak vegetatif, tidak mampu memisahkan pengaruh segregasi gen yang muncul pada generasi

berikutnya seperti tan yang diperbanyak

generatif maka tidak dapat diterapkan pada tanaman yang iregenerasikan lewat biji.

• Seleksi klonal tidak menimbulkan variasi baru.

Kemajuan seleksi dibatasi hanya pada

pemilihan genotipe unggul yang telah ada

dalam populasi.

(20)

METODE PEMULIAAN TANAMAN MEMBIAK VEGETATIF

• PERMASALAHAN DLM PEMBENTUKAN BIJI:

1. Sterilitas tinggi-kegagalan pembentukan biji

2. Heterosigositas tinggi-segregasi gen besar dan depresi inbreeding pada keturunan selfingnya

3. Tingkat ploidi tinggi – membuka peluang terjadi gangguan proses meiosis

4. Viabilitas benih rendah – mempengaruhi ketersediaan benih 5. Kondisi klimat dan kultur teknis yang tidak memungkinkan –

kegagalan pembentukan bunga dan biji.

6. Lama waktu mencapai satu siklus pertumbuhan.

KLON: keturunan dari satu tanaman tunggal atau sekelompok

tanaman hasil perbanyakan vegetatif.

(21)

KARAKTERISTIK KLON

1. Klon mempunyai susunan genetik identik, - klon bagian

tanaman tunggal yang berdiferensiasi secara mitosis-genetik tidak berubah. Dalam satu klon tidak terjadi variasi.

Variasi yang ada – variasi oleh lingkungan-tidak diwariskan.

2. Klon-susunan genetik heterosigot.

Referensi

Dokumen terkait

Sampai saat ini bagian vegetatif tanaman kakao yang banyak digunakan sebagai bahan tanam untuk perbanyakan vegetatif adalah batang atau cabang yang disebut dengan entres.. Ciri

Perbanyakan tanaman jahe umumnya dilakukan secara vegetatif, yaitu dengan menggunakan rimpang berukuran 2.5 – 5 cm, dengan bobot 25 – 60 gram. Perbanyakan vegetatif pada tanaman

Pendekatan yang dilakukan adalah pengkajian teknologi perbanyakan tanaman secara vegetatif (okulasi mata entris dan sambung pucuk). Pemilihan lokasi penelitian didasarkan

 Seleksi individu tanaman hasil persilangan berdasarkan kriteria yang dikehendaki.  Perbanyak individu terpilih

Teknik sambung samping merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menggabungkan bagian dari satu tanaman ke tanaman lain yang sejenis (se-family) sehingga

Manfaat perbanyakan tanaman dengan cara grafting ini adalah untuk mengekalkan sifat klon yang tidak dapat dilakukan dengan cara perbanyakan tanaman lainnya, memperoleh sifat

Untuk memperoleh bibit pisang raja waak dengan jumlah stek jadi dan persentase bibit tumbuh tinggi sampai bibit siap pindah tanam ke lapang, maka perbanyakan bibit secara vegetatif

9.2 Produksi Benih Unggul 9.2.1 Pengertian Benih Unggul Benih unggul merupakan benih yang dihasilkan dari pemuliaan tanaman dengan tujuan untuk menghasilkan tanaman yang memiliki