1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apabila kita mengikuti perkembangan pemberitaan akhir-akhir ini, realitas menunjukkan bahwa anak-anak saat ini tidak hanya diposisikan sebagai objek kriminalitas, tetapi kini mulai memasuki sebagai subjek dari kriminalitas itu sendiri. Karena kehidupan anak adalah sebuah anugerah terbesar yang dimiliki sebagai titipan dari Allah SWT maka anak harus dijaga dengan sebaik- baiknya. Selain itu, anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru sebagai generasi penerus bangsa yang akan bertanggung jawab atas eksistensi bangsa yang akan mendatang.
Di Indonesia, Undang-undang perlindungan anak merupakan sebuah undang-undang yang memuat berbagai macam peraturan dimana anak-anak menjadi fokus utama dalam pembahasannya. Di dalam undang-undang tersebut dicantumkan berbagai macam penjelasan pada bagian pembukaan undang-undang perlindungan anak mengenai dasar pertimbangan perlunya dibuat undang-undang tersebut. Ada beberapa alasan, mengapa masalah pada anak diatur melalui sebuah hukum formal agar kekuatan hukum itu bersifat mengikat. Alasan tersebut dijelaskan pada bagian pembukaan undang-undang perlindungan anak pada bab pertimbangan.
2 Pembuatan undang-undang perlindungan anak ini dimaksudkan agar seorang anak bisa terjamin dalam proses pemenuhan hak-haknya. Sehingga pada akhirnya mereka bisa hidup, tumbuh dan berkembang serta berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat serta martabatnya sebagai manusia.1 Disisi lain, undang-undang ini menjamin seorang anak terbebas dari kekerasan serta diskriminasi sehingga bisa mewujudkan cita-cita anak indonesia yang memiliki kualitas, akhlak mulia serta sejahtera.2
Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 4 berbunyi: “Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.3 Kekerasan merupakan suatu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk menyengsarakan, melakukan tindakan tidak manusiawi baik dalam bentuk fisik maupun psikis.
Kekerasan terhadap anak tidak hanya sekedar pelanggaran norma sosial, tetapi juga norma agama dan susila.4
Kekerasan yang dimaksud adalah kekerasan seksual, kekerasan fisik, kekerasan emosional/psikologis dan penelantaran anak, sehingga dampak tersebut dapat merusak psikis korban yang mengakibatkan mengalami trauma
1 Maulana Hasan, Pengertian Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, Jakarta : PT. Gramedia Indonesia, 2000, hlm.63.
2 Hadi Supeno, Kriminalisasi Anak, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka, 2010, hlm.262.
3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2003
4 Achie Sudiarti Luhulima, Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif Pencegahanya, jakarta : Pusat Kajian Wanita dan Gender UI, 2000, hlm.78.
3 terhadap kejadian tersebut. Di antara beberapa kekerasan di atas, yang memiliki dampak atau pengaruh paling dominan terhadap korban adalah kekerasan seksual. Pada kenyataanya, kekerasan seksual kerap kali terjadi tidak hanya pada orang dewasa namun sering terjadi pada anak dibawah umur yang kebanyakan mereka tabu terhadap persoalan tersebut.
Di Kota Malang sendiri, jumlah penduduk Kota Malang menembus angka sebanyak 800 ribu jiwa dengan jumlah penduduk Kota Malang yang berkategori anak-anak usia (0-18 tahun) mencapai 273.345 jiwa atau sekitar 34,16 persen dari jumlah penduduk keseluruhan di Kota Malang. Sebagai kota yang termasuk angka kependudukan yang tinggi dan padat, kota malang masih sangat minim dalam lembaga perlindungan anak sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat terhadap terabaikanya hak-hak anak.
Menurut pengaduan yang masuk ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2020, kasus kekerasan terhadap anak di instansi pendidikan masih sangat tinggi, dari total 6.519 pengaduan kasus pelanggaran hak anak, 1.567 kasus di antaranya berasal dari klaster pendidikan, 1.622 kasus dari klaster keluarga dan pengasuhan alternatif dan 1.089 dari kasus anak berhadapan dengan hukum.5
Pada dasarnya tindak pidana kekerasan maupun pelecehan seksual dapat dilakukan oleh siapa saja dan kepada siapa saja, mulai dari anak-anak sampai
5 Adi Briantika, Mengurut Kasus kekerasan Seksual di Malang Setelah 11 Tahun Berlalu, diakses dari https://tirto.id/mengurut-kasus-kekerasan-seksual-di-malang-setelah-11-tahun-berlalu-ggsD, pada tanggal 02 Juni 2021
4 orang dewasa. Korban adalah mereka yang menderita jasmanian dan rohanian sebagai akibat dari tindakannya sendiri maupun tindakan dari pihak lain, yang ingin mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau pihak lain yang bertentangan dengan hak asasi yang dirugikan.6
Adapun Lembaga yang memiliki kewenangan untuk menangani kasus kekerasan seksual pada anak adalah Dinas Sosial. Peran Dinas Sosial sangat membantu bagi anak terutama melindungi anak dari tindak kekerasan dan perlakuan yang tidak manusiawi dari orang dewasa serta yang terpenting adalah membantu anak memperoleh hak-haknya.. Selain itu, Lembaga Dinas Sosial mampu mensosialisasikan atau menyuarakan kepada seluruh masyarakat agar berani menghentikan segala bentuk tindak kekerasan seksual pada anak dan diharapkan dapat memberikan pendampingan terhadap korban dalam penyembuhan mental dan psikologis anak yang mengalami trauma akibat tindak kekerasan seksual.
Disinilah ketertarikan peneliti untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam bagaimana lembaga Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang dalam memberikan jaminan perlindungan terhadap anak dibawah umur sebagai korban kekerasan seksual anak. Dapat dilihat jika angka kekerasan terhadap anak di Kota Malang terus bertambah, maka secara akademik perlu dilakukan penelitian guna mengetahui apa yang menjadi penyebab utama dan penyebab terbesar dari terjadinya tindak pidana kekerasan terhadap anak.
6 Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan, Jakarta : Akademi Prassindo, 1993, hlm.63.
5 Pentingnya bahasan ini untuk dibahas yaitu agar kita dapat menemukan jalan keluar untuk mengurangi angka kekerasan terhadap anak di Indonesia.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 ini adalah perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, serta disahkannya dalam Perpu Nomor 1 Tahun 2016 tentang perlindungan anak sehingga permasalahan dalam kasus kejahatan anak dapat berkurang seiring dengan penambahan peraturan-peraturan hukum yang berlaku.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti secara mendalam tentang permasalahn tersebut dalam sebuah penelitian dengan Judul : “Peran Dinas Sosial Dalam Penanganan Anak Sebagai Korban Kekerasan Seksual (Studi Kasus Di Dinas Sosial Kota Malang)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Peran Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang dalam menangani anak sebagai korban kekerasan seksual?
2. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang dalam mencegah dan menanggulangi anak sebagai korban kekerasan seksual?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran Dinas Sosial dalam memberikan pembinaan serta bimbingan dalam permasalahan yang dihadapi anak sebagai korban kekerasan seksual.
6 2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah dan
menanggulangi anak sebagai korban kekerasan seksual.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teorotis
Secara teoritis hasil dari penilitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan hukum khususnya dalam perlindungan hukum terhadap anak.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi bagi pemerintah, lembaga dan masyarakat terkait dengan perlindungan hukum terhadap anak.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
Diharapkan dalam penelitian ini penulis dapat memberikan tambahan wawasan yang penting terkait dengan Peran Dinas Sosial dalam Penanganan Anak Sebagai Korban Kekerasan Seksual dan dapat melaksanakan penelitian sesuai dengan apa yang telah di dapat dalam perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang serta sebagai syarat akademik untuk mendapatkan gelar Strata 1 (S1) di bidang Hukum.
7 2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan bahwasanya pendidikan sex sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak, sehingga pentingnya perlindungan hukum terhadap anak khususnya melalui peran orangtua.
3. Bagi Penegak Hukum
hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan dan penambah wawasan untuk meningkatkan kinerja anggota Dinas Sosial khususnya, yang menangani bidang perlindungan pada anak.
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
Metode yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis-sosiologis yaitu pendekatan yang meneliti data primer terlebih dahulu dengan langsung melakukan penelitian di lapangan dan dilanjut dengan penelitian secara data sekunder.7
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini dilaksanakan di Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang yang berada di Jl. Raya Ki Ageng Gribig No.5, Kedungkandang, Kota Malang.
7 Ronny Hanitijo Sumitro, Metodologi penelitian Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994, Hlm.3.
8 3. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data primer dan didukung oleh data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat atau sumber data. Sumber data primer ini diperoleh dari data yang dari lokasi penelitian yang akan dilakukan dan data yang didapat dari para pihak penegak hukum yang sedang menangani permasalahan tersebut.8
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan kepustakaan. Pengumpulan data ini dilakukan secara tidak langsung yang berupa buku, peraturan perundang-undangan, dokumen- dokumen maupun berita/media online yang berkaitan dengan masalah penulisan yang sedang diteliti.9
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah : a. Observasi
8 Lexy J. Moeleong, Metodologi penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1988, Hlm.52.
9 Loc.cit
9 Penulis melakukan observasi penelitian di Dinas Sosial Kota Malang yang berada di Jl. Raya Ki Ageng Gribig No.5, Kedungkandang, Kota Malang.
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah cara mengumpulkan data dengan cara tanya jawab langsung kepada objek yang sedang ditiliti.10 Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dengan melalui tanya jawab dengan salah satu masyarakat.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka yang dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan data yang didapat secara tidak langsung dalam subjek penelitian yang diperoleh data dari literartur, media cetak atau media elektronik.11
d. Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitif. Dimana analisis ini menggambarkan kondisi dalam pengumpulan data berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai suatau masalah yang diteliti.12
10 Burhan Ashshofa, Metode Penelitian hukum, Jakrta : Rineka Cipta, 2006, hlm.95.
11 Nazir Moch, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1985, hlm.111.
12 (Soedjono, 1999: 23)
10 G. Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penulisan proposal skripsi ini terdiri dari pembahasan : BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini didalamnya memuat latar belakang masalah yang mengungkapkan permasalahan diseputar Peran Dinas Sosial dalam menangani korban kekerasan seksual pada anak, yang di lengkapi dengan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta masing-masing telah di uraikan untuk mempermudah memahami skripsi ini di cantumkan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini lebih banyak memberikan tekanan pada kajian atau landasan teoritis yang menunjang permasalahan yang berisikan tentang peran dinas sosial dalam menangani korban kekerasan seksual pada anak serta ruang lingkupnya.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Merupakan metode pembahasan dan strategis penelitian yang di gunakan terhadap kegiatan peran dinas sosial dalam menangani korban kekerasan seksual pada anak yang terdiri dari jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB IV PENUTUP
11 Pada bab ini merupakan bagian penutupan untuk menguraikan kesimpulan dan saran terkait dengan pembahasan penelitian yang sedang di teliti.