20 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di toko smartphone Sega Grosir, Meteor Cell, Welcomm, Belle Nail di kota Malang. Pertimbangan peneliti memilih toko ini karena banyak pelanggan yang berkunjung sehingga dapat memudahkan untuk melakukan penelitian.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian asosoatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2010).
Penelitian ini menguji pengaruh country of origin image terhadap brand equity produk smartphone di Indonesia, pengaruh brand equity terhadap repurchase intention produk smartphone di Indonesia, pengaruh country of origin image terhadap repurchase intention produk smartphone di Indonesia, dan peran brand equity dalam memediasi country of origin image terhadap repurchase intention produk smartphone di Indonesia.
C. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Dimensi Variabel Indikator Variabel Sumber Country Of Origin
Image (X):
Asosiasi dan kepercayaan mental pelanggan akan suatu
produk smartphone yang dipicu oleh negara asal produk
smartphone.
1. Country beliefs:
Keyakinan terhadap negara asal suatu produk
smartphone dibuat.
a. Negara dimana smartphone merek X berasal adalah negara yang inovatif dalam
manufacturing/pabri kasi.
b. Negara dimana smartphone merek X berasal adalah negara yang memiliki tingkat pendidikan dan penguasaan teknologi tinggi.
c. Negara dimana smartphone merek X berasal adalah negara yang baik dalam desain produk.
d. Negara dimana smartphone merek X berasal adalah negara yang memilki reputasi (terhormat).
e. Negara dimana smartphone merek X berasal
merupakan negara maju.
Listiana (2012)
2. People affect:
Pandangan seseorang terhadap tenaga
kerja di negara asal suatu produk
smartphone dibuat.
a. Negara dimana smartphone merek X berasal adalah negara yang memiliki tenaga kerja yang kreatif.
b. Negara dimana smartphone merek X berasal adalah negara yang memiliki tenaga kerja yang
berkualitas tinggi.
Repurchase Intention (Y):
Kemungkinan subjektif pelanggan untuk terus membeli
produk smartphone dengan merek yang sama di masa yang
akan datang.
1. Niat untuk membeli kembali suatu produk dengan merek yang sama di masa yang akan datang.
2. Enggan untuk berpindah ke merek yang lain.
3. Mencari Informasi sebelum membeli kembali.
4. Merekomendasikan produk kepada orang lain.
Hawkins et al.
(2007)
Brand Equity (Z):
Nilai tambah yang diberikan pada produk smartphone.
Ekuitas merek dapat tercermin dalam pelanggan berfikir,
merasa, dan bertindak.
1. Kesadaran merek (brand
awareness):
Kesanggupan pelanggan untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa
suatu merek smartphone merupakan bagian dari kategori atau produk tertentu.
a. Pelanggan
mengetahui merek smartphone yang dibeli.
b. Pelanggan dapat mengenali merek smartphone yang dibeli di antara merek – merek smartphone yang saling bersaing.
c. Pelanggan dapat mengingat merek smartphone yang dibeli tanpa harus melihat produknya.
Aaker (1991)
2. Asosiasi merek (brand association):
Segala kesan yang muncul terikat dengan
ingatan pelanggan mengenai suatu
merek smartphone.
d. Pelanggan dapat menyebutkan merek smartphone yang dibeli bila merek smartphone yang dibeli disebut.
e. Pelanggan dapat dengan cepat
mengingat logo atau simbol merek smartphone yang dibeli. .
f. Pelanggan dengan mudah mengingat beberapa
karakteristik merek smartphone yang dibeli.
a. Kesan modern, dimana merek smartphone yang dibeli memiliki kecanggihan teknologi yang selalu mengikuti perkembangan zaman (trend).
b. Perhatian pada pelanggan, dimana merek smartphone yang dibeli selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan masa kini.
c. Pengalaman, dimana pelanggan memiliki
pengalaman pribadi terhadap merek smartphone yang dibeli.
3.Persepsi kualitas (perceived quality): Persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau jasa
layanan dengan maksud yang
diharapkan pelanggan.
4. Loyalitas merek (brand loyalty):
Ukuran kedekatan pelanggan pada
suatu merek smartphone.
a. Merek smartphone yang dibeli
berkualitas tinggi.
b. Merek smartphone yang dibeli
memiliki tingkat fungsional sangat tinggi.
c. Merek smartphone yang dibeli
memiliki tingkat keandalan sangat tinggi.
d. Merek Smartphone yang dibeli pasti berkualitas sangat bagus.
a. Pelanggan berniat membeli produk smartphone merek yang sama lagi.
b. Pelanggan merasa puas setelah memakai produk smartphone merek yang sama.
c. Smartphone merek yang sama akan menjadi pilihan pelanggan.
d. Pelanggan tidak akan membeli smartphone merek lain jika merek yang sama tersebut tersedia di toko.
e. Pelanggan akan merekomendasikan merek smartphone yang dibeli kepada orang lain.
f. Pelanggan tidak akan beralih ke merek smartphone lain selain merek
smartphone yang sama di lain waktu.
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010).
Berdasarkan pengertian tersebut, populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelanggan yang berkunjung dan membeli smartphone merek Vivo, Xiaomi, Oppo dan Samsung di toko smartphone Sega Grosir, Meteor Cell, Welcomm, Belle Nail di kota Malang pada Desember 2019 sampai Januari 2020.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Ukuran sampel yang lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 sudah memadai bagi penelitian. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel, Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5. Bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah antara 100-200 (Ferdinand, 2014). Sehingga, dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 200 responden. Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu convenience sampling. yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya (Sugiyono,
2010). Dengan kata lain sampel tersebut berada pada waktu dan tempat yang tepat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Metode kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud orang tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan peneliti. Kuesioner dibagikan melalui google form melalui instagram dan whatsapp kepada pelanggan smartphone Vivo, Xiaomi, Oppo dan Samsung.
F. Pengukuran dan Penskalaan
Penelitian ini menggunakan skala likert sebagai skala pengukurannya.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dan presepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena social (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini menggunakan skala likert dengan lima pilihan jawaban sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju
N : Netral S : Setuju
SS : Sangat Setuju
G. Rancangan Analisis
Analisis pada penelitian ini diawali dengan pengumpulan data yang diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan ukuran skala ordinal dengan model ukuran skala Likert. Setelah itu data diuji validitas, reliabilitas nya.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji asumsi klasik. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis jalur, tujuannya untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel mediasi. Pengolahan data menggunakan software SPSS versi 2.4.
H. Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian yang berfungsi untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan untuk mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item - total correlations) dengan nilai r tabel.
Rumus dari Uji validitas adalah :
𝒓𝒙𝒚 = 𝜨 𝚺 𝐱𝐲 − (𝚺 𝐱)(𝚺 𝐲)
√[𝑵 𝚺 𝒙𝟐− (𝚺 𝒙𝟐)] [𝑵 ∑𝒚𝟐− (∑𝒚)𝟐]
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi.
Ʃx = skor pertanyaan setiap nomor.
Ʃy = jumlah skor total pertanyaan.
N = jumlah sampel.
Jika nilai r hitung > r tabel dan bernilai positif pada signifikan 5% maka data tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya, jika r dihitung lebih kecil dari r tabel maka data tidak valid (Kuncoro, 2013). Uji validitas ini akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS 2.4.
I. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan uji untuk memastikan apakah kuisioner penelitian yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel atau tidak. Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu kuisioner. Hasil uji reliabilitas instrument pertanyaan dapat dilihat dari besarnya nilai Cronbach Alpha pada setiap variabel. Cronbach Alpha (α) digunakan untuk menguji kekonsistenan responden dalam menjawab seluruh butir pertanyaan.
𝒓₁₁ = [ 𝒌
𝒌 − 𝟏] [𝟏 −∑𝝈𝟐 𝝈𝒕𝟐]
Dimana rumus 𝝈𝟐= 𝚺𝒙
𝟐−(𝚺𝒙)²𝑵 𝑵
Keterangan :
r₁₁ = reliabilitas instrumen.
k = banyaknya butir pertanyaan.
∑σ² = jumlah varian butir pertanyaan.
σ𝑡² = varian total.
Instrumen peertanyaan untuk mengukur masing-masing variable dapat dikatakan handal jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60..
Ketidak konsistenan terjadi bila adanya perbedaan persepsi responden atau kurang pahamnya responden dalam menjawab setiap pertanyaan.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini mengunakan analisis kuantitatif.
Teknik ini dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner dan digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk angka- angka dan perhitungan dengan metode statistik. Data tersebut diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan tabel-tabel tertentu untuk memudahkan dalam menganalisis, dengan bantuan program SPSS (Statistical Package For Social Science) 2.4.
K. Rentang Skala
Rentang skala digunakan untuk mengukur dan menilai variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini rentang skala digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana repurchase intention pelanggan produk smartphone di Indonesia, bagaimana persepsi pelanggan tentang brand equity produk smartphone di Indonesia, bagaimana persepsi pelanggan tentang country of origin image produk smartphone di Indonesia . Untuk menentukan rentang skala menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑹𝑺 =𝒏(𝒎 − 𝟏) 𝒎 Keteranagan :
RS = Rentang Skala 𝑛 = jumlah sampel
𝑚 = jumlah alternative jawaban
Berdasarkan rumus tersebut maka dapat diperoleh rentang skala dengan perhitungan sebagai berikut :
𝑹𝑺 =𝟐𝟎𝟎(𝟓 − 𝟏) 𝟓
=𝟖𝟎𝟎
𝟓 = 𝟏𝟔𝟎
Berdasarkan hasil perhitungan, telah diperoleh rentang skala sebesar 160, dengan demikian skala penelitian variabel country of origin image, repurchase intention dan brand equity dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.2
Rentang Skala Variabel Country Of Origin Image, Repurchase Intention Dan Brand Equity
Skala Penelitian
Country Of Origin Image
Repurchase Intention
Brand Equity
200 – 359 Sangat Rendah Sangat Rendah Sangat Rendah
360 – 519 Rendah Rendah Rendah
520 – 679 Cukup Tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi
680 – 799 Tinggi Tinggi Tinggi
800 – 920 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sumber: Data Primer yang diolah, 2020
L. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik dilakukan sebelum uji jalur. Dalam uji asumsi klasik, terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan yaitu Uji Normalitas, Uji Muktikolonieritas, Uji Heterokedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov, Rumus Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :
𝑲𝑫 ∶ 𝟏. 𝟑𝟔√𝒏₁ + 𝒏₂ 𝒏₁𝒏₂ Keterangan :
KD = jumlah Kolmogorov-smirnov yang dicari.
n₁ = jumlah sampel yang diperoleh n₂ = jumlah sampel yang diharapkan.
Dengan dasar pengambilan keputusan apabila nilai signifikasi uji normalitasnya lebih besar dari 5% maka menunjukkan bahwa data normal.
(Sugiyono, 2010).
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel bebas. Pendeteksi pada multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai variance inflating factor (VIF) dari hasil
regresi, jika VIF > 10 maka terdapat gejala multikolinieritas yang tinggi, namun jika VIF < 10 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali dan Dwi, 2017). Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda maka terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser dengan dasar pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah jika signifikansinya lebih besar dari 5% atau 0,05.
M. Uji Analisis Jalur (Path Analysis)
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis jalur (path analysis). Digunakan untuk menganalisis pola hubungan diantara variabel.
Model ini untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap varabel terikat (endogen).
Koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan, yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku (Z-score). Analisis ini dibantu dengan bantuan software SPSS v24, dengan ketentuan uji T taraf signifikansi Alpha = 0,05 atau p ≤ 0,05 yang
dimunculkan kode (sig.T) dimana hal tersebut digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Persamaan Sub-struktural 1 :
Pengaruh country of origin image terhadap brand equity, persamaanya adalah sebagai berikut :
Z = β1X + e
Persamaan Sub-struktural 2 :
Pengaruh country of origin image terhadap repurchase intention, pengaruh brand equity terhadap repurchase intention persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = β1X + β2Z + e Keterangan :
Y = repurchase intention X = country of origin image Z = brand equity
Β1, β2 = koefisien regresi variabel e = standar error
N. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini, peneliti harus menentukan sampel, mengukur instrument, desain, dan mengikuti prosedur yang akan menuntun dalam pencarian data yang diperlukan, data tersebut di analisis sesuai prosedur yang
benar sehingga peneliti dapat melihat validitas dari hipotesis (Kuncoro, 2013).
Dalam penelitian uji hipotesis membutuhkan uji sebagai berikut : 1. Uji Anova
Analisis varians merupakan uji hipotesis mean lebih dari dua populasi.
Analisis varian yanng digunakan adalah one-way ANOVA (Anova Satu Arah). one-way ANOVA biasa dikenal dengan nama one-factor compeletely randomized design of ANOVA adalah uji hipotesis beda mean atau lebih dari dua populasi jika setiap anggota yang terlibat dalam pengukuran bebas untuk terletak di populasi mana saja, artinya tidak ada kesenjangan untuk mengatur letak suatu anggota dalam suatu populasi tertentu (sehingga disebut completely randomized). (Hakim, 2002).
Uji ANOVA satu arah (one way ANOVA) adalah jenis uji stastistika parametrik yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata antara lebih dari dua grup sampel (Between Group). (Ilhamzen, 2013).
Hipotesis yang digunakan adalah :
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka rata-rata dari semua kelompok sama.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka rata-rata dari dua atau lebih kelompok tidak sama.
2. Uji Sobel (Mediasi)
Uji Sobel digunakan untuk menguji signifikasi dari hubungan tidak langsung antara variabel independen (country of origin image) dan
variabel dependen (repurchase intention) yang dimediasi oleh variabel mediator (brand equity). Uji Sobel dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑺𝒂𝒃 = √𝒃𝟐𝑺𝒂𝟐+ 𝒂𝟐𝑺𝒃𝟐+ 𝑺𝒂²𝑺𝒃² Keterangan :
a : koefisien regresi X-Z b : koefisien regresi Z-Y Sa : standart eror X-Z Sb : standart eror Z-Y
Untuk menguji signifikasi pengaruh tidak langsung, perlu adanya pengujian nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut :
𝒁 = 𝒂𝒃 𝑺𝒂𝒃
Apabila pengujian z di atas 1,96, 2,58 atau 3 (standar nilai z mutlak) maka terjadi pengaruh mediasi. Uji Sobel memerlukan jumlah sampel yang besar. Jika sampelnya kecil, pengujian Sobel ini menjadi kurang tepat (Ghozali dan Dwi, 2017).