25 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah berbentuk asosiatif, penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Penelitian ini menjelaskan pengaruh Current Ration (X1), Total Asset Turn Over (X2), Net Profit Margin (X3) dan Financial Leverage (X4) sebagai variabel independen terhadap Price Earning Ratio (Y) sebagai variabel dependen.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI berjumlah 47 perusahaan.
2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang diambil dengan maksud, tujuan tertentu dan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel oleh peneliti sebagai berikut :
a. Perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2017 karena ingin memberikan hasil penelitian terbaru.
b. Perusahaan yang secara periodik menerbitkan laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan data yang diperlukan dalam variabel penelitian. c. Perusahaan sektor Pertambangan yang 3 tahun terakhir memiliki laba
positif keuangannya dari tahun 2015-2017.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen
Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama sendiri. Dalam bahasa indonesia disebut variabel terikat, dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama yang sesuai dalam investigasi. Melalui analisis variabel terikat (misalnya, menemukan apakah variabel yang mempengaruhinya), maka terdapat kemungkinan untuk menemukan jawaban atau solusi masalah tersebut (Sekaran & Roger Bougie, 2017: p 77). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio. Price Earning Ratio merupakan salah satu pertimbangan yang digunakan oleh investor untuk menilai kewajaran harga saham, PER melihat harga saham relatif terhadap earning-nya (Hanafi & Abdul Halim, 2009: p 85). Cara untuk mengukur rasio ini adalah:
2. Variabel Independen
Variabel bebas (X) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara positif atau negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel
bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel terikat. Dengan kata lain, varians dalam variabel terikat disebabkan oleh variabel bebas (Sekaran & Roger Bougie, 2017: p 79). Dalam penelitian ini variabel independen atau variabel bebas adalah: Current Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Financial Leverage.
a. Current Ratio
Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya (aset yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis) (Hanafi & Abdul Halim, 2009: p 77). Cara untuk mengukur rasio ini adalah sebagai berikut:
b. Total Asset Turnover
Total Asset Turnover adalah salah satu rasio aktivitas yang menghitung efektivitas penggunaan total aset (Hanafi & Abdul Halim, 2009: p 81). Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan memanfaatkan semua aset yang dimiliki perusahaan secara efisien dengan menciptakan penjualan untuk menghasilkan laba. Cara untuk mengukur rasio ini adalah sebagai berikut:
c. Net Profit Margin
Net Profit Margin atau margin laba bersih merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya di perusahaan pada periode tertentu (Hanafi & Abdul Halim, 2009: p 83). Cara untuk mengukur rasio ini adalah sebagai berikut:
d. Financial Leverage
Merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan laba per lembar saham. Financial Leverage diproksikan dengan Degree of Financial Leverage (DFL). DFL menunjukkan perbandingan persentase perubahan laba per lembar saham dibagi dengan persentase perubahan laba sebelum bunga dan pajak. Rumus untuk mencari nilai DFL ialah sebagai berikut (Sugeng, Bambang 2013):
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang tidak perlu dikumpulkan oleh peneliti karena sudah ada, misalnya buletin statistik, publikasi pemerintah, informasi yang dipublikasikan atau tidak di publikasikan dari dalam atau luar perusahaan, data yang tersedia dari penelitian sebelumnya, studi kasus dan dokumen perpustakaan, data online, situs web perusahaan dan internet pada umumnya (Sekaran & Roger Bougie, 2017: p 41)
Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu seluruh data laporan keuangan perusahaan dan harga saham pada saat penutupan akhir tahun Sektor pertambangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti pada periode 2015-2017.
E. Pengumpulan Data
Data dapat diperoleh melalui teknik dokumentasi dari data-data yang dipublikasikan oleh perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di bursa efek Indonesia melalui situs internet resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan penelitian baik berupa media cetak maupun media elektronik.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik dengan bantuan program SPSS dengan menggunakan teknik analisis linier berganda. Berikut adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini :
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dapat diukur dengan menggunakan SPPS, dimana dapat digolongkan jenis analisis deskriptif dengan berbagai jenis yaitu nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan Standar Deviasi (Ghozali, 2011).
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independent dan variabel dependent atau keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. Karena metode regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011). Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov normalitas. Berikut dasar pengambilan keputusan dalam uji Kolmogorov Smirnov yaitu ;
a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal 3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Pada saat mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian ini menggunakan uji spearman rho adalah untuk mengetahui model regresi memiliki indikasi heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengkorelasikan nilai absolut residual dengan masing-masing variabel independen (x1, x2, x3 dan x4).
Kriteria untuk menjawah hipotesis : Ho: Tidak ada gejala heteroskedastisitas Ha: Ada gejala heteroskedastisitas
Ho:diterima apabila nilai p value atau signifikansi > 0,05. 5. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan uji run test untuk menguji ada apa tidaknya autokorelasi. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
Pengambilan keputusan pada uji Run test adalah sebagi berikut:
a. Jika hasil uji Run test menunjukkan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual.
b. Jika hasil uji Run test menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
6. Model Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear berganda. penelitian ini memiliki empat variabel bebas dan satu variabel terikat. sehingga dengan hal ini regresi linear berganda dinyatakan dalam persamaan matematis sebagai berikut :
Keterangan :
Y : Price Earning Ratio α : Konstanta
b : Koefisien regresi X1 : Current Ratio
X2 : Total Asset Turnover (TATO) X3 : Net Profit Margin (NPM) X4 : Financial Leverage : Error term (residual)
7. Uji Hipotesis
a. Uji F atau Uji Signifikansi Simultan
Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen yang diamati berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dapat diukur dengan membandingkan F hitung dengan SPSS 21, jika F hitung > dari F tabel, maka model signifikan atau bisa dilihat dalam kolom signifikan pada anova (Olahan dengan SPSS 21, gunakan uji regresi dengan metode enter/full model) atau bisa dilihat dengan tingkat signifikan, jika tingkat signifikan <0,05 maka secara simultan berpengaruh.
b. Uji t atau Uji Parsial
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri dari current ratio, total asset turnover, net profit margin dan financial leverage serta variabel dependen yaitu price earning ratio. Uji t ini dapat diukur dengan membandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung, yaitu apabila tingkat signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima, sebaliknya jika tingkat signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak.
c. Uji hipotesis yang paling berpengaruh
Uji hipotesis yang paling berpengaruh digunakan untuk menguji variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap terhadap variabel dependen. Variabel yang paling berpengaruh bisa dilihat dari variabel mana yang paling memiliki kontribusi paling tinggi yaitu dengan melihat Beta. 8. Koefisien Determinasi (Adjusted )
Koefisien determinasi pada intinya dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu), dimana nilai yang kecil atau mendekati 0 (nol) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas, namun jika nilai yang besar atau mendekati 1(satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.