46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti di lapangan hal-hal yang sedang terjadi. Penenelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Jadi, penelitian deskriptif bertujuan untuk memberi penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.52
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai karakteristik tertentu di dalam kehidupan manusia yang dinamakan variabel. Dalam pendekatan kuantitatif, hakikat hubungan di antara variabel-variabel dianalisis dengan menggunakan teori yang objektif. Dalam penelitian kuantitatif diyakini bahwa satu-satunya pengetahuan yang valid adalah ilmu pengetahuan. Sumber pengetahuan yang paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi dan lebih khusus lagi hal-hal yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta yang diperoleh melalui pancaindra, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan pada eksperimen, induksi, dan observasi.53
52 Deni Dermawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Rosda, 2013), hlm. 134. 53 Deni Dermawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Rosda, 2013), hlm. 128-130.
47
B. Setting penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan triwulan pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2012-2014.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Variabel Bebas (Independent)
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.54 Variabel independen pada penelitian ini adalah dana pihak ketiga (X1),
pembiayaan bermasalah (X2), dan intellectual capital (X3).
b. Variabel terikat (Dependent)
Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Varibel dependen pada penelitian ini adalah kinerja keuangan (Y) yang diukur menggunakan rasio profitabilitas (ROA).
2. Definisi Operasional Variabel a. Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank
dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.55
b. Pembiayaan Bermasalah
Kredit bermasalah adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya. Kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet.56 Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001, NPF dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.57
c. Intellectual Capital
Intellectual Capital adalah sumber daya yang bernilai tinggi dan berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan kepada pengetahuan.58 IB-VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang
55
Soetanto Hadinoto, Bank Strategy On Funding and Liability/Treasury Management, (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 57.
56 Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta: BPFE, 2012), hlm. 420.
57
Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm. 320.
58 Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetisi Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali,
2012), hlm. 305.
DPK = Giro + Tabungan + Deposito
NPF =
49
dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indikator). Formula perhitungan iB-VAIC pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan formula VAICTM yang dirumuskan oleh Pulic dalam jurnalnya Ihyaul Ulum yang berjudul “Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di Perbankan Syariah”. Perbedaan mendasar diantara keduanya terletak pada akun-akun untuk menghitung VA.
iB-VAIC dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja intellectual capital perbankan syariah di Indonesia. Perhitungan yang berbasis pada akun-akun dalam laporan keungan tradisional ini akan dengan mudah dapat dilakukan dan dapat memberikan gambaran tentang kinerja intellectual capital yang dimiliki oleh perbankan syariah. rumus yang digunakan untuk menghitung iB-VAIC adalah sebagai berikut:
1. Menghitung iB-Value Added (VA)
Tahap pertama dengan menghitung iB-Value Added (iB-VA). IB-VA dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut :
OUT (Output): Total pendapatan, diperoleh dari:
a. Pendapatan bersih kegiatan syariah = pendapatan operasi utama kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya - hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer.
b. Pendapatan non operasional
IN (input): Beban usaha/operasional dan beban non operasional kecuali beban kepegawaian/karyawan.
2. Menghitung iB-Value Added Capital Employed (iB-VACA)
Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital
Employed (iB-VACA). iB-VACA adalah indikator untuk iB-VA
yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio ini menunjukkan kontibusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added perusahaan.
Keterangan:
iB-VACA : Value Added Capital Employed: rasio dari iB-VA terhadap CE
iB-VA : value added
CE : Capital Employed: dana yang tersedia (total ekuitas). 3. Menghitung iB-Value Added Human Capital (iB-VAHU)
iB-VAHU menunjukkan berapa banyak iB-VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja.
Keterangan :
iB-VAHU : Value added Human Capital: rasio dari iB-VA terhadap HC
iB-VA : Value added
HC : Human capital / beban karyawan. iB-VACA = VA
CE
iB-VAHU = VA HC
51
4. Menghitung Structural Capital Value Added (iB-STVA)
Rasio ini mengukur jumlah structural capital yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari iB-VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan structural capital dalam penciptaan nilai.
Keterangan :
STVA : Structural Capital Value Added: rasio dari SC terhadap IB-VA
SC : Structural capital: IB-VA – HC IB-VA : Value Added
5. Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (iB-VAIC™) iB-VAIC™ merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu iB-VACA, iB-VAHU, dan iB-STVA.59
d. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perbankan diukur melalui profitabilitas perbankan yang diaproksikan dengan Return On Assets (ROA). Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank. Return on Assets adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan asset yang menghasilkan
59 Ihyaul Ulum, “ Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan IB-VAIC di
Perbankan Syariah ”, Jurnal Ekonomi Vol. 7, No. 1, Juni 2013.
iB-STVA = SC VA
keuntungan.60 ROA adalah perbandingan rasio laba sebelum pajak (erning before tax/EBT) selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata total asset dalam suatu periode atau dihitung dengan rumus sebagai berikut.61
60
Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm. 149.
61 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syari’ah di Indonesia, (Jakarta:
Salemba Empat, 2013), hlm. 346.
ROA =
46
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Pengukuran
Variabel Independen
Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.
DPK = tabungan + Giro + deposito
Variabel Independen
Pembiayaan bermasalah
Pembiayaan bermasalah adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya.
NPF = Total pembiayaan bermasalah x 100 %
Total pembiayaan
Variabel Independen
Intellectual Capital
Intellectual Capital adalah sumber daya yang bernilai tinggi dan berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan kepada pengetahuan. IB-VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indikator). iB-VA = OUT – IN iB-VACA = VA CE iB-VAHU = VA HC iB-STVA = SC VA
iB-VAIC™ = iB-VACA + IB-VAHU + iB-STVA
Variabel Dependen
Kinerja Keuangan
Return on Assets adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan asset yang menghasilkan keuntungan.
ROA =
x 100 %
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang terdaftar di direktori Bank Indonesia yang berjumlah 12. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank umum syariah yang telah ditunjuk Bank Indonesia sebagai Bank Umum Syariah Devisa yang berjumlah 4.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode purposive sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Tabel 3.2
Kriteria Pengambilan Sampel
No Keterangan Jumlah
1. Bank umum syariah yang secara rutin mempublikasikan laporan keuangan triwulan selama periode pengamatan yaitu tahun 2012-2014
12
2. Bank umum syariah yang telah ditunjuk Bank Indonesia sebagai Bank Umum Syariah Devisa. (Bank BNI Syari’ah, Bank Mega Syari’ah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syari’ah Mandiri).
4
55
E. Metode Pengumpulan Data Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dengan metode dokumentasi dikarenakan data berupa data sekunder. Metode ini merupakan metode pencarian dan pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, majalah, notulen dan lain sebagainya yang ada hubungannya dengan tema penelitian.62 Dalam hal ini yaitu laporan keuangan triwulan perbankan syariah tahun 2012-2014 dengan cara men-download lewat internet melalui situs www.bi.go.id. Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya.
F. Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kuartosis dan skewness (kemencengan distribusi).
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum data dianalisis dengan model regresi linier berganda yang akan digunakan pada penelitian ini harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi:
62 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.63
Uji normalitas dengan analisis grafik menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Uji ini dilakukan dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
1.) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2.) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
63 Mundrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.
57
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).64
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan sebagai syarat digunakan analisis regresi berganda dan juga untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas itu sendiri.Pada model regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi kolerasi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya atau nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada table Coefficients yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.) Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.
2.) Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi.65
64
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011), hlm. 163-164.
65 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang:
c. Uji Heteroskasdestisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang mensyaratkan adanya homokedastisitas. Pengujian ada tidaknya gejala heteroskasdestisitas memakai metode grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot dari variabel dependen, dimana jika tidak terdapat pola tertentu maka tidak terjadi heteroskasdestisitas dan begitu juga sebaliknya. Untuk mendeteksi adanya heterokasdestisitas dilakukan dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Dasar analisis yang digunakan untuk mendeteksi heteroskasdastisitas adalah sebagai berikut.
1.) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokesdatisitas.
2.) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskerdatisitas.
Pengujian heteroskasdestisitas juga bisa dilakukan dengan uji park. Park mengemukakan metode bahwa variance merupakan fungsi-fungsi dari variabel-variabel independen. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara
59
statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskesdastisitas, dan sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model tersebut tidak dapat ditolak.66 d. Uji autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik/tidak layak dipakai prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).67
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut.
1.) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW di bawah -2 ( DW< -2 )
2.) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan + 2 atau -2 ≤ DW ≤ + 2
3.) Terjadi autokorelasi nagatif jika nilai DW diatas + 2 atau DW > + 2.
66
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011. Edisi 5), hlm. 139-142.
67 Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat dan Regresi untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda bertujuan untuk meramalkan pengaruh dua variable predictor atau lebih terhadap variable kriterium atau untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variable bebas (X) atau lebih dari sebuah variable terikat (Y). Dalam penelitian ini analisis tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh dana Pihak ketiga, pembiayaan bermasalah, dan intellectual capital terhadap kinerja keuangan. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen dapat dihitung dengan persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3
dimana:
Y = Kinerja keuangan yaitu ROA
b1 ... b3 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen
X1 = Dana pihak ketiga
X2 = Pembiayaan bermasalah
X3 = Intellectual capital
a.) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 mengukur ketepatan yang paling baik (goodnes fit) dari analisis linear berganda. Jika R2 yang diperoleh mendekati 1 (satu), maka semakin kuat model tersebut menerangkan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika R2
61
mendekati 0 (nol), maka semakin lemah variabel-variabel independen menerangkan variabel dependen.
b.) Uji Signifikansi Stimultan (Uji Statistik F)
Uji Statistik F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas (independen) secara bersam-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikansi 0.05 (5%). Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama dilakukan dengan uji-F dengan pengujian, yaitu :
Hipotesis:
H0 : βi = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
H1 : βi ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:
1. Bila probabilitas > α 5% maka variabel bebas tidak signifikan atau tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0
diterima, Ha ditolak).
2. Bila probabilitas < α 5% maka variabel bebas signifikan atau mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (H0
c.) Uji parsial ( Uji-t )
Uji t merupakan pengujian terhadap variabel independen secara parsial (individu) dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Langkah - langkah yang ditempuh dalam pengujian adalah:
1. Menyusun hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho:β1=0: artinya bahwa variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
Ha:β1≠0: artinya bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
2. Menentukan tingkat signifikansi αsebesar 0,05 3. Membandingkan thitung dengan ttabel
Jika thitung< ttabelatau -thitung>-ttabel maka H0 diterima atau
menolak Ha, artinya bahwa variabel independent tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika thitung> ttabel atau
-thitung< -ttabel maka H0 ditolak atau menerima Ha, artinya bahwa
variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependen. 4. Berdasarkan probabilitas