• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ukuran Perusahaan, DER terhadapa ROE dengan Pertumbuhan Laba sebagai Pemoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Ukuran Perusahaan, DER terhadapa ROE dengan Pertumbuhan Laba sebagai Pemoderasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2011-2014"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DER TERHADAP ROE DENGAN PERTUMBUHAN LABA SEBAGAI PEMODERASI PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2014

Oleh :

HENNI E.N SIPAHUTAR 130522067

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, DER terhadap ROE dengan Pertumbuhan Laba sebagai Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul tersebut belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa dalam konteks penulisan skripsi tingkat Program Studi S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan jelas, benar, dan apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,... 2016 Yang Membuat Pernyataan

Henni E.N Sipahutar 130522067

(3)

ABSTRAK

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DER TERHADAP ROE DENGAN PERTUMBUHAN LABA SEBAGAI PEMODERASI PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Ukuran Perusahaan, DER memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap ROE dengan Pertumbuhan Laba sebagai Pemoderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 sampai tahun 2014.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal, yang menggunakan data populasi dari 144 perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh data yang lulus uji sebanyak 35 perusahaan sampel dan 144 jumlah pengamatan. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang dipublikasikan melalui situs www.idx.com. Adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan dan DER sebagai variabel independen, ROE sebagai variabel depeden, dan Pertumbuhan Laba sebagai variabel moderating. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dan MRA (Moderated Regression Analysis) untuk menguji apakah variabel pemoderasi mampu memoderasi hubungan antara variabel independen dan dependen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE sedangkan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE dan Pertumbuhan laba mampu memoderasi hubungan antara DER terhadap ROE namun tidak mampu memoderasi hubungan antara Ukuran Perusahaan terhadap ROE

Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, DER, ROE, Pertumbuhan Laba

(4)

ABSTRACT

ANALYZE EFFECT TO FIRM SIZE, DER TO ROE WITH GROWTH PROFIT AS MODERATING VARIABLES ON MANUFACTURING COMPANY LISTED ON

THE STOCK EXCHANGE OF INDONESIA YEAR 2011-2014

This study aimed to test whether the size of the company, DER has the effect of partially or simultaneously on the ROE as a moderating profit growth at companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in 2011 until 2014.

This research is classified as causal research, which uses population data of 144 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sampling method used in this research is purposive sampling and the data obtained as many as 35 companies passed the test sample and 144 the number of observations. The data used are the financial statements of each sample company, published through the site www.idx.com. The variables associated with this study is the size of the Company and DER as an independent variable, as a variable depeden ROE and profit growth as moderating variable. This study using multiple linear regression and MRA (Moderated Regression Analysis) to test whether the moderating variable able to moderate the relationship between independent and dependent variables.

The results of this study indicate that the size of the company is positive and significant impact on ROE, while DER negative and not significant to ROE and profit growth is able to moderate the relationship between DER against ROE but are not able to moderate the relationship between company size on ROE THE KEYS: FIRM SIZE, DER, ROE, GROWT PROFIT

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, kasih-Nya, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan diberi judul : “Pengaruh Ukuran Perusahaan, DER Terhadapa ROE dengan Pertumbuhan Laba sebagai Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2011-2014”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi, penulis memperoleh banyak bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada Kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak., selaku Sekretaris Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(6)

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar Msi, Ak, selaku Dosen Pembimbing, atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Dosen Penguji dan, Bapak Drs.

Idhar Yahya, M.B.A.,Ak, selaku Dosen Pembanding, atas segala saran dan masukan yang telah diberikan selama ini.

5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku Dosen Wali yang telah membantu saya dalam konsultasi akademik selama perkuliahan.

6. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi S1 Akuntansi Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan penulis berbagai disiplin ilmu selama masa perkuliahan.

7. Kepada Bapak tercinta Barisman Simanjuntak dan Mama tercinta St Nurtama Simanjuntak, Amd, dan abang kami Daniel Sipahutar juga Eda Nurida Panjaitan, SpdK serta adik adik tersayang Christa Sipahutar, Amkeb, Melati Sipahutar, Rumiris Sipahutar, Rogoklas Sipahutar dan tak lupa juga keponakan saya Yanti G.M Sipahutar serta pacar saya Amunsen Hasibuan SpdK ,atas doa, kasih sayang, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga besarku yang tanpa henti memberikan dukungan, do’a, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan - Ekstensi angkatan 2013 Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, khususnya : Sartika Helen Talenta Br Simanjuntak, Novita Sari Sitepu, Maria Siburian, Sandy Rama Putra.

(7)

10. Teman dan sekaligus Sohib: Sabrina siagian SE, Adik saya Delta Lumbantoruan, Bebh Dorta Samosir SE, Bariston Sitanggang SE.

11. Kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun penyajian. Semua ini disebabkan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini di kemudian hari. Akhirnya penulis berharap semoga skrispi ini dapat menjadi tambahan referensi yang bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, 2016 Penulis

Henni E.N Sipahutar 130522067

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas ... 8

2.2 Ukuran Perusahaan ... 10

2.3 Debt to Equity Ratio ... 14

2.4 Pertumbuhan Laba ... 16

2.5 Penelitian Terdahulu ... 18

2.6 Kerangka Konseptual dan Hipotesis... 20

2.6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas ... 21

2.6.2 Pengaruh DER terhadap Profitabilitas ... 21

2.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas yang Dimoderasi Pertumbuhan Laba ... 23

2.6.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Profitabilitas yang Dimoderasi Pertumbuhan Laba ... 25

Hipotesis... 27 BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 29

3.2.1 Tempat Penelitian ... 29

3.2.2 Waktu Penelitian... 29

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Definisi Operasional ... 30

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 32

3.6 Populasi dan Sampel ... 32

3.6.1 Populasi ... 32

3.6.2 Sampel ... 33

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.9 Metode Analisis Data ... 36

3.9.1 Analisis Deskriptif ... 36

(9)

3.9.2 Asumsi Klasik... 36

3.9.3 Regresi Linier Berganda ... 39

3.9.3.1. Uji Determinan………... 40

3.9.4. Pengujian Hipotesis………. 41

3.9.4.1. Uji Simultan (Uji F)………. . 41

3.9.4.2. Uji Parsial (Uji t)………. ... 43

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 44

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 44

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

4.2.3 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 50

4.2.3.1. Uji Determinan………... 50

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 51

4.2.4.1 Uji Parsial (Uji t)………. ... 51

4.2.4.2. Uji Simultan (Uji F)………. . 52

4.2.5. Hasil Uji Analisis Regresi Moderasi………. . 53

4.3 Pembahasan ... 58

BAB 3. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 61

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 62

5.3 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ...66

(10)

DARTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...18

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel ...32

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ...34

Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif ...44

Tabel 4.2 Uji Multikolineritas ...47

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi DER (X2), ROE (Y) ...48

Tabel 4.4 Determinasi (R2) ...50

Tabel 4.5 Uji Parsial ...51

Tabel 4.6 Uji Simultan ...53

Tabel 4.7 Hasil Uji MRA (Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Laba, Ukuran Perusahaan. Pertumbuhan Laba) ...54

Tabel 4.8 Hasil Uji MRA (DER, Pertumbuhan Laba, DER.Pertumbuhan Laba) ...55

Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Regresi MRA: Model 1 ...56

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi Regresi MRA: Model 2 ...57

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 20

Gambar 4.1. Histogram ... 46

Gambar 4.2. Normal P-P Plot ... 46

Gambar 4.3. Scatterplot ... 49

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman Lampiran1. Daftar Data Sample Perusahaan ... 66 Lampiran 2. Daftar Data Variable Perusahaan ... 70 Lampiran 3. Hasil Out put SPSS ... 71

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan dunia bisnis yang kompetitif menuntut pelaku bisnis untuk mengelola perusahaannya secara efektif dan efisien agar dapat memenangkan persaingan. Krisis ekonomi global yang terjadi pada September 2008, memiliki dampak ke seluruh sektor ekonomi di dunia. Hampir semua sektor ekonomi mengalami kelesuan dan hanya sedikit yang dapat bertahan. Krisis ekonomi global tersebut membuat daya beli masyarakat menurun, sehingga profitabilitas perusahaan cenderung menurun.

Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan, sering menjadi target rekayasa, melalui tindakan oportunis manajemen (agent) untuk memaksimumkan kepuasannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor (principal).

Tindakan oportunis tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba perusahaan dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan keinginannya.

Salah satu cara yang dilakukan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan adalah manajemen laba, yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan pada saat tertentu. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka, mencapai tujuannya. Laba adalah hasil dari suatu periode yang telah dicapai oleh perusahaan, laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di

(14)

dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, untuk melakukan penaksiran earning power perusahaan dimasa yang akan datang. Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva.

Manajemen perusahaan selaku pengelola perusahaan memiliki informasi tentang perusahaan lebih banyak dan lebih dahulu daripada pemegang saham sehingga terjadi asimetri informasi yang memungkinkan manajemen melakukan praktek akuntansi dengan orientasi pada laba untuk mencapai suatu kinerja tertentu. Konflik keagenan yang mengakibatkan adanya oportunistik manajemen akan mengakibatkan laba yang dilaporkan semu, sehingga akan menyebabkan nilai perusahaan berkurang dimasa yang akan datang.

Menurut Halim (2005) salah satu aspek perusahaan yang dinilai investor adalah kinerja perusahaan. Ukuran kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak digunakan adalah kinerja keuangan, diukur melalui laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil pencapaian suatu perusahaan. Salah satu cara yang dapat digunakan mengukur kinerja keuangan adalah dengan rasio profitabilitas.

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Equity (ROE) yang merupakan perbandingan antara pendapatan bersih dengan modal. Rasio ini digunakan untuk mengukur

(15)

kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. Dalam penelitian ini kinerja keuangan perusahaan diproyeksi dengan Return on Equity, dikarenakan pemilik saham lebih tertarik pada ROE, sebab ROE menentukan berapa besar peningkatan nilai saham mereka.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang di perusahaan yaitu debt to equity ratio. Debt to equity ratio menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam membiayai utang yang dimiliki perusahaan. Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, yang ditunjukkan oleh besarnya modal sendiri yang dapat digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan utang maka akan semakin besar kewajibannya. Pembayaran kewajiban tersebut lebih diprioritaskan dari pada profitabilitas. Penggunaan utang dalam sumber pendanaan mempunyai manfaat, seperti dapat mengurangi jumlah pembayaran pajak karena beban bunga tetap yang ditimbulkan dari utang berbeda dengan pembayaran deviden yang tidak dapat mengurangi pembayaran pajak (Sibuea, 2012). Namun, penggunaan utang juga mempunyai kerugian karena timbulnya ancaman akan biaya keagenan dan kebangkrutan. Maka jika DER semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas. Penelitian Setiati dan Kusuma (2004) serta Marbeya dan Suaryana (2006) menyatakan bahwa DER berpengaruh terhadap profitabilitas.

(16)

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan, salah satunya dapat diukur dari nilai logaritma total aktiva (asset) perusahaan (Riyanto, 2007;112). Semakin besar firm size akan mengakibatkan biaya yang lebih besar, sehingga dapat mengurangi profitabilitas. Perusahaan besar cenderung memiliki skala dan keleluasan ekonomis yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan (Priharyanto, 2009).

Ukuran perusahaan sebagai logaritma dari total aktiva, perusahaan yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang mempunyai varian rendah dan risiko yang rendah, untuk menghindari laba yang berlebihan (Setiati dan Kusuma, 2004).

Perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, mereka juga merumuskan perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas. Sehingga semakin tinggi risiko suatu perusahaan, semakin tinggi tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap tingginya risiko dan sebaliknya semakin rendah rasio perusahaan, semakin rendah tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap rendahnya risiko (Prihantoro, 2009). Penelitian Setiati dan Kusuma (2004) serta Marbeya dan Suaryana (2006) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

(17)

Adanya perbedaan hasil penelitian tentang hubungan DER, Ukuran Perusahaan dengan profitabilitas menunjukkan adanya fenomena ketidak konsistenan hasil penelitian. Kondisi ini membuat variabel ukuran perusahaan dan DER dengan profitabilitas menjadi semakin menarik untuk diteliti, dengan memasukkan satu variabel pemoderasi dalam penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan variabel pemoderasi yaitu variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Pemoderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Alasan dipilihnya pertumbuhan laba sebagai pemoderasi adalah karena perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualan yang tinggi. Pertumbuhan laba pada perusahaan bertumbuh lebih besar dibandingkan pada perusahaan tidak bertumbuh, karena kesempatan investasi pada periode berikutnya semakin besar.

Setiati dan Kusuma (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan laba pada perusahaan bertumbuh lebih besar dibandingkan pada perusahaan tidak bertumbuh, karena kesempatan investasi pada periode berikutnya semakin besar. Sehingga pertumbuhan laba dapat digunakan sebagai penguat hubungan antara ukuran perusahaan, DER dengan profitabilitas.

Penelitian Marbeya dan Suaryana (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan laba dapat memperkuat hubungan DER dengan profitabilitas. Sedangkan penelitian Setiati dan Kusuma (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan laba tidak dapat memperkuat hubungan DER dengan profitabilitas. Kemudian penelitian Marbeya dan Suaryana (2006) juga menyatakan bahwa pertumbuhan laba tidak

(18)

dapat memperkuat hubungan ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Sedangkan penelitian Rasmini menyatakan bahwa pertumbuhan laba dapat memperkuat hubungan ukuran perusahaan dengan profitabilitas.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Marbeya dan Suaryana (2009) yang meneliti tentang pengaruh pertumbuhan laba terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan tingkat profitabilitasnya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio terhadap Profitabilitas dengan Pertumbuhan Laba sebagai Pemoderasi pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut :

1. Apakah ukuran perusahaan, Debt To Equity Ratio, berpengaruh terhadap Return on Equity secara parsial dan simultan?

2. Apakah ukuran perusahaan, Debt To Equity Ratio yang dimoderasi pertumbuhan laba berpengaruh terhadap Return on Equity secara parsial dan simultan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

(19)

1. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap Return on equity (ROE).

2. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan yang dimoderasi pertumbuhan laba terhadap Return on equity (ROE).

3. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return on equity (ROE).

4. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio yang dimoderasi pertumbuhan laba terhadap Return on equity (ROE).

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perusahaan manufaktur dalam penetapan kebijakan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang pengaruh ukuran perusahaan, Debt to Equity Ratio terhadap return on equity (ROE).

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian mengenai topik-topik yang berkaitan, baik bersifat melanjutkan maupun melengkapi.

(20)

BAB II

TELAAH PUSTAKA 2.1. Profitabilitas

Profitabilitas mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.

Keberhasilan perusahaan dipengaruhi besarnya tingkat profitabilitas. Dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan menilai keberhasilan efektifitas perusahaan, tentu saja berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai keputusan yang telah dijalankan dalam periode berjalan. Ketika perusahaan mengalami keberhasilan, akan memacu percepatannya publikasi laporan keuangan ke publik, sehingga menimbulkan image positif perusahaan dimata publik.

Menurut Halim dan Hanafi (2005) profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu kesatuan usaha (entity) untuk memperoleh laba. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan.

Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Profitabilitas) baik dari

(21)

tingkat penjualan, asset, modal maupun saham tertentu. Dalam rasio profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauhmana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan.

Profitabilitas sebuah perusahaan akan menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya dan meraih laba dari kegiatan operasional perusahaan tersebut. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2007: 35).

Menurut Sawir (2005: 31) tujuan dari rasio Profitabilitas, yaitu untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income (laba bersih sesudah pajak) ditinjau dari sudut equity capital. Semakin tinggi rasio ini semakin baik hasilnya, dan rasio ini merupakan ukuran dalam mengukur tingkat hasil investasi dari para pemegang saham. Syamsuddin (2006: 64) menyatakan “Return on Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka invetasikan dalam perusahaan”.

Bagi investor, return on equity dapat memperlihatkan sejauhmana perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham.

(22)

Return on Equity dapat dihitung dengan rumus :

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =Laba bersih setelah pajak Ekuitas

Return On Equity (ROE) atau sering disebut juga dengan Return On Common Equity. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini sering juga diterjemahkan sebagai rentabilitas modal sendiri (Halim dan Hanafi, 2005: 179). ROE merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal saham sendiri yang berarti juga merupakan untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian (persentase) dari saham sendiri yang ditanamkan dalam bisnis (Widiyanto, 1992:53). Dengan demikian kegunaan ROE adalah untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan investasi, modal sendiri atau modal asing.

2.2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga memungkinkan dilakukannya manajemen laba. Perusahaan besar juga menghadapi public demand atas informasi yang tinggi sehingga perusahaan harus mengungkapkan lebih banyak informasi.

Ukuran perusahaan (size) diukur dari total aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009). Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud

(23)

dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung didalamnya.

Ukuran perusahaan dapat dihitung berdasarkan beberapa kriteria yaitu:

1. Ukuran perusahaan dari segi total saham

Dilihat dari kapitalisasi market yang berasal dari total saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Karena perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Menurut Ang (1997) dalam Haryanto dan Ira Yunita (2008) Pengelompokkan pasar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Kapitalisasi besar

Saham berkapitalisasi besar merupakan saham-saham yang dinilai kapitalisasi pasarnya lebih besar atau sampai dengan Rp 5 triliyun.

Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis pertama b. Kapitalisasi sedang

Saham berkapitalisasi sedang merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya berkisar antara Rp 1 triliyun sampai dengan Rp 5 triliun. Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis kedua.

c. Kapitalisasi Kecil

Saham berkapitalisasi kecil merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya kurang dari Rp 1 triliyun. Saham berkapitalisasi kecil ini disebut juga saham lapis tiga.

2. Jumlah Pemegang Saham

Kepemilikan saham merujuk pada kekuasaan untuk melakukan kontrol dalam suatu perusahaan yang berimplikasi adanya kapasitas untuk menentukan kebijakan dan tindakan pada perusahaan dan menurut Berle dan Means (2009:112), ada empat (4) tipe untuk mengukur kontrol dengan prosentase kepemilikan saham dari individu atau kelompok pemegang saham, yaitu :

a. Private ownership control (> 80%) b. Majority control (50%-80%) c. Minorty control (20%-50%) d. Management control

(24)

Persentase kepemilikan saham adalah persentase jumlah lembar saham yang dimiliki oleh seorang investor dibandingkan dengan jumlah lembar saham yang beredar. Persentase kepemilikan saham terbagi menjadi tiga, yaitu (Baridwan, 2007):

1. Persentase pemilikan kurang dari 20%

Investasi saham dalam perusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20%

maka dipandang investor tersebut tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki.

2. Persentase pemilikan 20%-50%

Pemegang saham yang kepemilikannya sebesar 20% sampai 50% dari seluruh saham yang beredar pada saat menerima deviden maka deviden yang diterima dikurangi saldo rekening investasi saham.

3. Persentase pemilikan lebih dari 50%

Jika pemilikan saham investor lebih dari 50% dari seluruh saham beredar, maka perusahaan investor disebut induk perusahaan

3. Ukuran Perusahaan Dari Segi Total Aktiva

Ukuran perusahaan dari segi total aktiva dilihat dari segi total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut karena perusahaan besar memiliki sumber daya yang besar sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Sedangkan pada perusahaan kecil yang memiliki sumber daya yang kecil sehingga perusahaan tidak mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi

(25)

kepada pihak eksternal, sehingga perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.

Elton dan Gruber dalam Jogiyanto (2007:254), menyatakan bahwa perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, mereka juga merumuskan perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas.

Jogiyanto (2007:254), menyatakan ukuran perusahaan sebagai logaritma dari total aktiva diprediksi mempunyai hubungan negatif dengan risiko, dia juga menghipotesiskan bahwa perusahaan yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang mempunyai varian rendah dan risiko yang rendah, untuk menghindari laba yang berlebihan. Jogiyanto (2007 : 254) menyebutkan bahwa perusahaan besar merupakan subjek dari tekanan politik sehingga jika perusahaan melaporkan laba yang berlebihan nantinya akan menarik politikus dan dapat dicurigai melakukan monopoli. Sehingga semakin tinggi risiko suatu perusahaan, semakin tinggi tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap tingginya risiko dan sebaliknya semakin rendah rasio perusahaan, semakin rendah tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap rendahnya risiko. Ukuran perusahaaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam

(26)

mengelola investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka.

2.3. Debt to Equity Ratio

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang utang totalnya lebih besar dibandingkan total asetnya (Hanafi dan Halim, 2005) dalam Yuliyanti (2011). Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur Solvabilitas diukur dengan rasio debt to equity ratio (DER) yang membandingkan jumlah aktiva (total ekuitas) dengan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang).

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi (Kasmir, 2010).

Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total hutang) dengan total shareholder’s equity (total modal sendiri). Total debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun jangka panjang): sedangkan total

(27)

shaareholder’s equity merupakan total modal sendiri (total modal saham yang di setor dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Menurut Riyanto (2007:67) rasio ini menunjukkan komposisi dari total hutang terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar di banding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dan total ekuitas perusahaan serta merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan sutau perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. Debt to Equity Ratio yang tinggi biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam solvabilitas.

Rasio ini mengukur seberapa besar jumlah modal sendiri yang tersedia untuk menutupi semua hutangnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar, maka rasio terbaiknya adalah jika jumlah modal lebih besar daripada jumlah utang atau paling tidak sama. Tetapi lain halnya bagi manajemen akan lebih baik baginya bila rasio ini besar (Riyanto, 2007; 68).

Menurut Kasmir (2010) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini

(28)

berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Menurut Brigham (2005:13) dalam mengembangkan target capital structure perlu dilakukan analisis dari banyak faktor dengan mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan. Sumber dana dari pihak luar diperoleh dari pinjaman atau utang (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang): sedangkan sumber dana dari pihak internal diperoleh dari modal saham (equity) dan laba tak dibagi (retained earning).

Rasio antara sumber dana dari pihak eksternal (hutang) terhadap sumber dana pihak internal (ekuitas) lazim disebut sebagai Debt to equity Ratio. Menurut Harahap ( 2007:303) “Semakin kecil rasio ini maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih basar dari jumlah hutang atau minimal sama”.

Debt To Equity Ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang), dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada. Rumus dari Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai berikut :

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 Modal Sendiri

2.4. Pertumbuhan Laba

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding pemilik (pemegang saham) sehingga menimbulkan asimetri informasi. Manajer

(29)

diwajibkan memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.

Sinyal yang diberikan merupakan cerminan kinerja perusahaan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi pengguna ektemal perusahaan karena kelompok itu berada dalam kondisi yang paling tidak tinggi tingkat kepastiannya.( Ali, 2002).

Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”.

Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.

Menurut Harahap (2008: 263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode

(30)

sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000).

Laba bersih tahun t – Laba bersih tahun t-1 Pertumbuhan Laba =

Laba bersih tahun t-1

Menurut Angkoso (2006) pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Besarnya perusahaan.

Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

2. Umur perusahaan

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

3. Tingkat leverage.

Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

4. Tingkat penjualan.

Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

5. Perubahan laba masa lalu.

Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

2.5. Penelitian Terdahulu

Berikut ini review dari beberapa penelitian terdahulu :

NO. Nama Peneliti dan Judul Penelitian

Variabel yang Digunakan

Hasil Penelitian 1 Uliva Dewi Ardiatmi (2014)

Analisis pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio Total Asset Turnover, Firm Size dan, Debt Ratio terhadap Profitabilitas (Roe)

Dependen : ROE Independen - Current Ratio

- Debt to Equity Ratio -Total Asset Turnover -Firm Size

Berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Roe.

Berpengaruh Positif dan Signifikan

Tidak Berpengaruh Berpengaruh negatif

(31)

2 Hantono (2013)

Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadapa Profitabilitas pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dependen : ROE Independen - Current Ratio

- Debt to Equity Ratio

Berpengaruh Berpengaruh

3 Marbeya dan Suaryana (2006) Pengaruh Pemoderasi

Pertumbuhan Laba Terhadap Hubungan Antara Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio Dengan Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di PT. Bursa Efek Jakarta

Dependen : ROE Independen

- Ukuran perusahaan -DER

-Ukuran perusahaan yang dimoderasi Pertumbuhan Laba - DER yang dimoderasi

Pertumbuhan Laba

Berpengaruh Berpengaruh Tidak Berpengaruh

Berpengaruh 4 Vironika dan Budiasih

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Firm size, Inventory turnover dan Assets Trurnover pada Profitabilitas

Dependen : ROE Independen

-Debt To Equity Ratio - Firm Size

- Inventory turn Over -Asset Turn Over

Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh 5 Rr. Tisyri Manuella

Kristantri1

Ni Ketut Rasmini (2011) Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Dengan Pertumbuhan Laba Sebagai Variabel Moderasi

Dependen : ROE Independen

- Ukuran perusahaan -DER

-Ukuran perusahaan yang dimoderasi Pertumbuhan Laba - DER yang dimoderasi

Pertumbuhan Laba

Tidak berpengaruh Berpengaruh Tidak berpengaruh

Berpengaruh 6 Setiati dan Kusuma

(2004)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba pada Perusahaan Bertumbuh dan Tidak

Bertumbuh.

SNA VII. Des 2004.

Dependen : ROE Independen

- Ukuran perusahaan -DER

-Ukuran perusahaan yang dimoderasi Pertumbuhan Laba - DER yang dimoderasi

Pertumbuhan Laba

Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh

Tidak Berpengaruh

(32)

Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu

2.6. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya serta kuat lemahnya hubungan antara variabel dependen berupa Profitabilitas dan Pertumbuhan Laba sebagai variabel pemoderasi dengan variabel independen berupa Ukuran Perusahaan dan DER. Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap Profitabilitas dan Pertumbuhan Laba sebagai pemoderasi variabel.

Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka kerangka konseptual ini dapat digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 7 Wardana

(2010)

Pengaruh ukuran perusahaan, debt to equity ratio dan Modal kerja terhadap profitabilitas dengan Pertumbuhan laba sebagai variabel pemoderasi

Dependen : ROE Independen

-Ukuran Perusahaan, -Debt To Equity Ratio - Modal Kerja

Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh

Profitabilitas

(Y)

Pertumbuhan Laba

(Z)

Ukuran Perusahaan (X1)

DER (X2)

(33)

2.6.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas

Ukuran perusahaan diproksikan dari ukuran aktiva yang dimiliki.

Ukuran aktiva diukur dengan logaritma natural dari total aktiva, yang memiliki hubungan negatif dengan risiko. Hartono (2010: 392) menyatakan bahwa perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil karena mempunyai akses lebih ke pasar modal. Penelitian Ismiyanti dan Armansyah (2010) mengemukakan bahwa total aset sebagai proksi dari ukuran perusahaan merupakan bahan pertimbangan bagi para investor sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi.

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (Ammar, 2003). Semakin besar firm size akan mengakibatkan biaya yang lebih besar, sehingga dapat mengurangi profitabilitas. Perusahaan besar cenderung memiliki skala dan keleluasan ekonomis yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan (Priharyanto, 2009).

Hasil penelitian Marbeya dan Suaryana (2006), Setiati dan Kusuma (2004), Hiskia (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas. Maka hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas

2.6.2. Pengaruh DER terhadap Profitabilitas

Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu ukuran mendasar dalam keuangan perusahaan. Rasio ini merupakan pengujian yang tepat

(34)

untuk menguji kekuatan keuangan perusahaan dan bagaimana perusahaan dapat mengelola hutangnya dengan baik untuk dialokasikan pada bagian yang tepat. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur bauran dana dalam neraca dan membuat perbandingan antara dana yang diberikan oleh pemilik (ekuitas) dan dana yang dipinjam (hutang) (Walsh, 2004: 118). Penelitian yang dilakukan oleh Shubiri (2012) menyatakan bahwa peningkatan total rasio hutang memiliki dampak yang dapat menyebabkan investasi yang rendah.

Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan aktivitas operasionalnya, sehingga dibutuhkan peran manajemen dalam membuat keputusan pendanaan yang tepat untuk perusahaan. Dana yang diperlukan oleh perusahaan bersumber dari pemilik perusahaan maupun dari pinjaman.

Trade off theory adalah teori yang menjelaskan keseimbangan antara manfaat dan pengorbanan yang ditimbulkan dari akibat penggunaan utang (Priharyanto, 2009). Penggunaan utang dalam sumber pendanaan mempunyai manfaat, seperti dapat mengurangi jumlah pembayaran pajak karena beban bunga tetap yang ditimbulkan dari utang berbeda dengan pembayaran deviden yang tidak dapat mengurangi pembayaran pajak (Sibuea, 2012). Namun, penggunaan utang juga mempunyai kerugian karena timbulnya ancaman akan biaya keagenan dan kebangkrutan. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang di perusahaan adalah debt to equity ratio. Debt to equity ratio menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam membiayai utang yang dimiliki perusahaan.

(35)

Menurut penelitian Setiati dan Kusuma (2004), Marbeya dan Suaryana (2006), dan Wardana (2010) menyatakan bahwa DER berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H2: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap profitabilitas.

2.6.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas yang Dimoderasi Pertumbuhan Laba

Laba merupakan hasil dari operasional perusahaan dalam satu periode akuntansi. Perusahaan dengan laba yang bertumbuh menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki keuangan yang fleksibel dan kemampuan operasional yang baik. Kemampuan operasional yang dimaksud baik adalah kemampuan perusahaan dalam menjaga aktivitas perusahaan berdasarkan tingkat kegiatan tertentu, misalnya menjaga jumlah penjualan yang dihasilkan, atau menjaga kapasitas yang digunakan (Hanafi dan Halim, 2005: 55). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Rachadi (2009), mekanisme pertumbuhan penjualan dipergunakan oleh perusahaan dalam melakukan manajemen laba melalui mekanisme pelaporan laba positif, untuk menghindari earnings decreases atau penurunan laba.

Kinerja manajemen untuk mengelola kekayaan perusahaan dalam pencapaian laba diindikasikan dengan profitabilitas. Penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk menghasilkan laba (Sudarmaja dan Sularto, 2007). Dalam hal ini, laba yang diperoleh tersebut diukur dengan ROE sebagai hak pengembalian absolut dari perusahaan

(36)

kepada para pemegang saham. Besarnya ROE dalam suatu perusahaan memproksikan tingkat pertumbuhan laba setiap tahunnya, yang didukung pula dengan modal dari para pemegang saham salah satu kekuatan perusahaan.

Perusahaan dengan laba tidak bertumbuh, dapat semakin memperkuat hubungan antara ukuran perusahaan yang berpengaruh negatif dengan profitabilitas. Dimana Hartono (2000), menyatakan ukuran perusahaan sebagai logaritma dari total aktiva diprediksi mempunyai hubungan negatif dengan risiko, dia juga menghipotesiskan bahwa perusahaan yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang mempunyai varian rendah dan risiko yang rendah, untuk menghindari laba yang berlebihan. Na’im dan Hartono dalam Ariawan (2003), menyatakan bahwa perusahaan yang besar cenderung mendapat sorotan yang besar dari masyarakat dan pemerintah sehingga akan terbebani biaya politik yang besar. Selain itu fluktuasi earning yang berlebih akan menarik perhatian pemerintah dan akan dianggap sebagai signal adanya praktik monopoli. Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap tingginya risiko dan sebaliknya semakin rendah rasio perusahaan, semakin rendah tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap rendahnya risiko.

Sehingga perusahaan dengan laba tidak bertumbuh akan dapat memperkuat hubungan ukuran perusahaan yang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

(37)

Hasil penelitian Hamid (2001), Setiati dan Kusuma (2004), penelitian Hiskia (2005) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang dimoderasi pertumbuhan laba berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan menurut Manuella dan Kristanti (2011) menyatakan tidak berpengaruh. Hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H3: Pertumbuhan laba memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas.

2.6.4. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Profitabilitas yang Dimoderasi Pertumbuhan Laba

Keadaan hutang yang semakin memburuk dan struktur modal mempengaruhi pengambilan keputusan proses. Jika perusahaan menggantungkan labanya untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, kemudian dalam jangka pendek pertumbuhan yang diharapkan tidak menjadi yang utama, diperlukan waktu lama untuk meningkatkan modal yang diperlukan, untuk menginvestasikannya dan untuk memperoleh laba.

Jika perusahaan dapat meningkatkan modal melalui penerbitan saham baru untuk pemegang saham baru, maka persentase dari hak kekayaan saham yang dimiliki pemegang saham lama akan berkurang, dan kemungkinan kehilangan kuasa dan kontrol dalam perusahaan akan meningkat (Lazarides dan Pitoska, 2012).

Perusahaan dengan laba bertumbuh, akan memperkuat hubungan antara DER dengan profitabilitas yaitu dimana profitabilitas akan meningkat seiring dengan DER yang rendah. Porter dalam Hamid (2001),

(38)

mengemukakan bahwa perusahaan yang berada pada fase pertumbuhan mempunyai margin dan profit yang tinggi. Sedangkan Anthony dan Ramesh dalam Hamid (2001) menemukan pertumbuhan laba lebih besar pada perusahaan yang bertumbuh. Hal tersebut didukung oleh penelitian Chua dan McConnell dalam Sofiati (2001), mereka menemukan hubungan negatif antara pertumbuhan dengan utang. Menurut Myers dalam Sofiati (2001), bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi cenderung mengambil utang yang lebih sedikit. Barclay, dkk dalam Subekti (2001), menyatakan perusahaan yang mempunyai opsi untuk tumbuh lebih besar akan mempunyai utang yang lebih sedikit dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan solusi atas masalah-masalah yang berkaitan dengan hutangnya. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh mempunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai investasinya secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatakan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman dan rasio DER akan menurun. Perusahaan yang pertumbuhan labanya rendah akan berusaha menarik dana dari luar untuk mendapatkan investasi dengan mengorbankan sebagian besar labanya.

Sehingga perusahaan dengan pertumbuhan laba rendah akan semakin memperkuat hubungan antara DER yang berpengaruh negatif dengan profitabilitas. Dimana peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya

(39)

laba bagi perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan utang maka akan semakin besar kewajibannya. Dimana pembayaran kewajiban tersebut lebih diprioritaskan dari pada profitabilitas. Sedangkan Kallapur dan Trombely dalam Setiati dan Kusuma (2004), menyatakan bahwa pertumbuhan laba pada perusahaan bertumbuh lebih besar dibandingkan pada perusahaan tidak bertumbuh, karena kesempatan investasi pada periode berikutnya semakin besar.

Hasil penelitian Hamid (2001), Marbeya dan Suaryana (2006) dan Manuella dan Rasmini (2011) menyatakan bahwa DER yang dimoderasi pertumbuhan laba berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan menurut Setiati dan Kusuma (2004) menyatakan tidka berpengaruh. Hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H4: Pertumbuhan laba memoderasi pengaruh debt to equity ratio terhadap profitabilitas.

Hipotesis

Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan kerangka konseptual yang dijelaskan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(40)

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabilitas dengan Pertumbuhan Laba sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan vaiabel lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tiga variabel independen terhadap satu variabel dependen yang di moderasi oleh satu variabel moderasi. Variabel independen dalam penelitian ini dalam hipotesis memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel dependennya.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Peneliatian

Penelitian ini dilakukan pada suatu lembaga yang terkait dengan pasar modal dalam hal ini adalah Bursa Efek Indonesia yang melalui kantor perwakilannya di Universitas Sumatera Utara yaitu Pojok Bursa USU yang bertempat di Fakultas Ekonomi USU dan melalui pemanfaatan media internet dengan situs www.idx.co.id dan www.sahamoke.com.

3.2.2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2015 sampai dengan Desember 2015.

(42)

3.3. Batasan Operasional

Dalam tulisan ini yang akan dijadikan sebagai batasan operasional ialah:

1. Variabel Independen (X) adalah ukuran perusahaan (X1), Debt To Equity Ratio (X2).

2. Variabel dependen (Y) adalah return on Equity.

3. Veriabel moderasi (Z) adalah pertumbuhan laba.

3.4. Defenisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan penjelasan-penjelasan variabel yang telah dipilih. Definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen (X) a. Ukuran perusahaan (X1)

Variabel ukuran perusahaan diukur dengan kapitalisasi pasar, yaitu log size, yang didapat dengan mengalikan harga saham per 31 Desember dan jumlah saham yang beredar (ourstanding shares) (Jogiyanto, 2009: 254).

Log Size = Harga Saham Per 31 Desember x Jumlah saham Yang beredar.

b. Debt to Equity Ratio

Semakin besar DER mencerminkan risiko yang dihadapi perusahaan yang relatif tinggi, dan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh investor. Dalam ilmu ekonomi pada umumnya dan ilmu investasi pada khususnya terdapat asumsi bahwa investor adalah

(43)

makhluk yang rasional. Investor akan menghindari pembelian saham perusahaan, sehingga dapat dikatakan DER akan berpengaruh negatif terhadap harga saham (Riyanto (2007:67).

Rumus dari Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai berikut : 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

Modal Sendiri 2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diproksi dengan Return On Equity (ROE). Return on Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka invetasikan dalam perusahaan Syamsuddin (2006: 64). ROE dihitung dengan rumus:

𝑅𝑂𝐸 = Net Income Total Equity 3. Variabel Moderating

Variabel moderating dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba.

Pertumbuhan laba yaitu peningkatan laba setiap periode yang dapat dilihat pada laporan rugi laba tahunan perusahaan emiten (Halim, 2005:34). Rumus pertumbuhan laba adalah:

Laba bersih tahun t – Laba bersih tahun t-1 Pertumbuhan Laba =

Laba bersih tahun t-1

(44)

Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rasio.

Dengan menggunakan laporan keuangan sebagai instrumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti.

3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik

No Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Pengukuran 1 Ukuran

perusahaan (X1)

Merupakan besaran atau ukuran dari perusahaan yang dihitung dengan logaritma total saham

In total saham Rasio

2 Debt To

Equity Ratio (X2)

Perbandingan total hutang dengan modal sendiri

total hutang (modal sendiri)

Rasio

3 Return On Equity (Y)

Perbandingan laba setelah pajak dengan total ekuitas

Net Income Total Equity

Rasio

4 Pertumbuhan Laba (Z)

Perbandingan laba tahun sekarang dikurangi laba tahun sebelumnya dengan laba tahun sekarang

Laba pada periodet – Laba pada periodet-1

Laba pada periodet-1

Rasio

(45)

tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 sampai dengan 2013 yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yaitu berjumlah 141 perusahaan.

3.6.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan target atau pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004). Adapun pertimbangan dalam pemilihan sampel adalah:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011- 2014 dan tidak mengalami kerugian.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode penelitian yakni 2011-2013 dan memiliki data lengkap mengenai variable-variabel yang dibutuhkan.

3. Data perusahaan tersebut membagikan deviden kepada pemegang saham selama 3 tahun berturut-turut.

4. Menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang pertukaran.

Alasan dari pemilihan kriteria sampel tersebut ialah karena perusahaan manufaktur merupakan suatu jenis perusahaan dengan prospek yang bagus kedepannya. Penelitian ini dilakukan selama 3 tahun (2011-2013) karenan

(46)

menggunakan time series. Perusahaan yang diteliti hanya perusahaan yang berlaba karena dalam penelitian ini yang ingin diukur pengaruh terhadap return on equity yang merupakan bagian dari profitabilitas. Profitabilitas itu ialah rasio yang digunakan untuk mengukur laba, maka dari itu sampel yang digunakan ialah perusahaan-perusahaan manufaktur yang berlaba.

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, dari tahun 2011-2014, ternyata terdapat 141 perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek indonesia, namun yang memenuhi kriteria penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 35 perusahaan.

Berdasarkan kriteria seleksi sampel pada tabel maka diperoleh sampel penelitian sebagai berikut

Tabel 3.2

Daftar Sampel Perusahaan manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sumber:www.idx.com (diolah oleh peneliti).

LAMPIRAN 1: DATA SAMPEL PERUSAHAAN

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

1 AKASHA WIRA INTERNATIONAL TBK √ ADES

2 ASAHIMAS FLAT GLASS Tbk √ AMFG

3 ASIAPLAST INDUSTRIES TBK √ APLI

4 ASTRA INTERNATIONAL TBK √ ASII

5 ASTRA OTOPARTS TBK √ AUTO

6 BETON JAYA MANUNGGAL Tbk √ BTON

7 CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK √ CPIN

8 DARYA VARIA LABORATORIA TBK √ DVLA

9 EKADHARMA INTERNATIONAL TBK √ EKAD

10 GAJAH TUNGGAL TBK √ GJTL

11 HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK √ HMSP

12 HOLCIM INDONESIA TBL √ SMCB

13 INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA TBK √ INTP

(47)

14 INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK √ ICBP

15 INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK √ INDF

16 INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL TBK √ SIDO

17 JAPFA COMFEED INDONESIA TBK √ JPFA

18 KALBE FARMA TBK √ KLBF

19 KIMIA FARMA TBK √ KAEF

20 LION METAL WORKS TBK √ LION

21 LIONMESH PRIMA TBK √ LMSH

22 MAYORA INDAH TBK √ MYOR

23 MULTI BINTANG INDONESIA TBK √ MLBI

24 NIPPON INDOSARI CORPORINDO TBK √ ROTI

25 NIPPRES TBK √ NIPS

26 RICKY PUTRA GLOBALINDO TBK √ RICY

27 SEKAR LAUT TBK √ SKLT

28 SELAMAT SEMPURNA TBK √ SMSM

29 SEMEN GRESIK TBK √ SMGR

30 SEPATU BATA TBK √ BATA

31 SIANTAR TOP TBK √ STTP

32 SIEARAD PRODUCE TBK √ SIPD

33 SUPREME CABLE MANUFACTURING AND COMMERCE TBK √ SCCO

34 TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK √ AISA

35 UNILEVER INDONESIA TBK √ UNVR

3.7. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Sugiyono, 2004). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi ataupun studi pustaka. Metode ini dilakukan dengan mencatat atau

(48)

mengumpulkan data-data yang tercantum pada Indonesian Capital Market Directory yang berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalam industri manufaktur yang listing di BEI tahun 2011-2013.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan industri manufaktur yang terdapat pada Indonesian Capital Market Directory yang diterbitkan oleh bursa efek indonesia, laporan hasil penelitian ilmiah, dan jurnal penelitian ilmiah.

3.9. Metode Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 22

3.9.1. Analisis deskriptif

Sangadji dan Sopiah (2010:210) menyatakan analisis deskriptif adalah analisis yang lebih hendak menggambarkan fakta sebagaimana adanya.

Selain itu analisis ini juga bertujuan untuk mengumpulkan, mengkasifikasikan, menganalisis, mengemukakan, dan menggambarkan data secara sistematis dan objektif, sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.9.2.Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan antara lain:

(49)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dan residualnnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a. Jika data menyebar diantara garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau histogram tidak menunjukan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Uji normalitas dilakukan melalui analisis grafik dan analisis kolmogorov-smirnov (K-S). Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 : data residual berdistribusi normal H1 : data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti data normal dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 berarti data tidak normal dan H1 diterima.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas mengakibatkan kemampuan prediksi dari koefisien dalam model menjadi tidak efisien dan tidak memiliki

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah rasio keuangan ( debt to equity ratio, earning

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka masalah yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah faktor ukuran perusahaan, struktur

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil berjudul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN

Dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah ukuran perusahaan dan profitabilitas

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Price Earning Ratio (PER),

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka penulis merumuskan masalah adalah : Apakah terdapat pengaruh nilai perusahaan terhadap blockholder

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka masalah yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah faktor ukuran perusahaan, struktur

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul : “ANALISIS SISTEM