SKRIPSI
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
MUKTADIRSYAH AL AJAM
110502178
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jumlah sampel sebanyak 79 (tujuh puluh sembilan) perusahaan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mendokumentasikan data keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh Indonesian Stock Exchange (IDX). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan
nilai signifikansi α = 5% (0,05). Secara simultan ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.144 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas adalah sebesar 14,4%, sisanya sebesar 85,6% dijelaskan variabel-variabel lain diluar model.
ABSTRACT
THE EFFECT OF COMPANY SIZE AND PROFITABILITY ON CAPITAL STRUCTURE AT MANUFACTURING COMPANY LISTED
STOCK ON INDONESIA EXCHANGE
The purpose of this research is to identify the influence of company size and on profitability on capital structure at manufacturing company on Indonesia Stock Exchange. The type of this research is associative research. Population of this research are manufacturing company listed on Indonesia stock exchange and the number of samples are 79 (seventy nine) manufacturing company determined by using targeted sampling method. Process of collecting the secondary data is by documenting firm’s financial report which was published by Indonesia stock Exchange (IDX). The hypothesis of this research analyzed by using Multiple
Linier Regression method with signification level of α = 5% (0,05). Simultaneously, the influence of company size and profitability are significant towards capital structure. Partially, profitability have negatively and significant towards capital structure, company size have positively and significant influence toward capital structure. Based on value of Adjusted R Square which is 0.144, it show the variability of dependent variables that can described by independent variable that are company size and capital structure about 14,4% while 85,6% were described by other variables that excluded of his research.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin, Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua Ayahanda M. Suad Siregar S.Pd dan Ibunda Hotmaida Harahap S.Ag yang telah mendidik dengan sepenuh hati sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya serta saudara peneliti Morub Suady Al Kausar, Mahyuly Suaidah dan Marfuah Shaumi yang selalu sabar dalam menasihati.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan dan dukungan baik secara moril maupun materil. Untuk itu, melalui kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si, selaku Ketua Prodi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Beby Kendida Hasibuan, SE., M.Si, selaku Dosen Pembanding I yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini
7. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembanding II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
8. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberi ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta seluruh staf dan pegawai yang telah banyak membantu selama proses penulisan skripsi ini.
9. Seluruh sahabat saya di manajemen 2011, BP2M FEB USU, HMM FEB USU, UKMI AD-DAKWAH USU dan seluruh ADK kampus USU yang telah menginspirasi peneliti.
Medan, Juni 2015 Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...i
ABSTRACK...ii
KATA PENGANTAR...vi
DAFTAR ISI ...v
DAFTAR TABEL...vii
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR LAMPIRAN...ix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1LATAR BELAKANG ... 1
1.2RUMUSAN MASALAH ... 8
1.3TUJUAN PENELITIAN ... 8
1.4MANFAAT PENELITIAN ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1LANDASAN TEORI ... 10
2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 10
2.1.2 Teori Struktur Modal ... 13
2.1.2.1 Pendekatan Tradisional ... 13
2.1.2.2 Modigliani-Miller Model ... 14
2.1.2.3 Trade-off Theory ... 16
2.1.2.4 Pecking Order Theory ... 17
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 18
2.1.3.1 Ukuran Perusahaan... 19
2.1.3.2 Profitabilitas ... 19
2.2PENELITIAN TERDAHULU ... 20
2.3KERANGKA KONSEPTUAL ... 23
2.4HIPOTESIS ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 JENIS PENELITIAN ... 26
3.2TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 26
3.3BATASAN OPERASIONAL ... 26
3.4DEFINISI OPERASIONAL ... 27
3.4.1 Variabel Dependen (Y) ... 27
3.5 POPULASI DAN SAMPEL ... 29
3.6JENIS DATA ... 33
3.7 METODE PENGUMPULAN DATA ... 33
3.8 TEKNIK ANALISIS DATA ... 33
3.8.1 Analisis Deskriptif ... 34
3.8.2 Analisis Statistik ... 34
3.9UJI ASUMSI KLASIK ... 35
3.9.1 Uji Normalitas... 35
3.9.2 Heteroskedastisitas... 36
3.9.3 Uji Autokorelasi ... 36
3.9.4 Uji Multikolenieritas ... 37
3.10UJI HIPOTESIS ... 37
3.10.1 Uji-F (Uji Simultan)... 38
3.10.2 Uji-t (Uji Parsial) ... 38
3.10.3 Uji Koefisien Determinasi ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1GAMBARAN UMUM ... 40
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 40
4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur... 42
4.2.ANALISIS DESKRIPTIF ... 45
4.3UJI ASUMSI KLASIK ... 46
4.3.1. Uji Normalitas... 46
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 48
4.3.3 Uji Multikolinearitas ... 50
4.3.4 Uji Autokorelasi ... 51
4.4ANALISIS REGRESI BERGANDA ... 52
4.5 UJI HIPOTESIS ... 53
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 53
4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 53
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 55
4.6PEMBAHASAN ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1 KESIMPULAN ... 57
5.2 SARAN ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Rasio Profitabilitas (ROA) dan Struktur Modal (DER)
Perusahaan Manufaktur... 6
1.2 Rasio Ukuran Perusahaan (size) dan Struktur Modal (DER) Perusahaan Manufaktur... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ... 11
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 29
3.2 Pemilihan Sampel ... 30
3.3 Sampel Penelitian ... 31
4.1 Profil Sampel Perusahaan yang Terdaftar di BEI Pada tahun 2011-2013 ... 42
4.2 Statistik Deskriptif ... 45
4.3 One Sample Kolmogorov Smirnov ... 48
4.4 Uji Glejser ... 49
4.5 Uji Multikolinieritas ... 50
4.6 Durbin watson ... 51
4.7 Analisis Regresi Berganda ... 52
4.8 Uji F ... 53
4.9 Uji t ... 54
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jumlah sampel sebanyak 79 (tujuh puluh sembilan) perusahaan. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mendokumentasikan data keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh Indonesian Stock Exchange (IDX). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan
nilai signifikansi α = 5% (0,05). Secara simultan ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.144 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu ukuran perusahaan dan profitabilitas adalah sebesar 14,4%, sisanya sebesar 85,6% dijelaskan variabel-variabel lain diluar model.
ABSTRACT
THE EFFECT OF COMPANY SIZE AND PROFITABILITY ON CAPITAL STRUCTURE AT MANUFACTURING COMPANY LISTED
STOCK ON INDONESIA EXCHANGE
The purpose of this research is to identify the influence of company size and on profitability on capital structure at manufacturing company on Indonesia Stock Exchange. The type of this research is associative research. Population of this research are manufacturing company listed on Indonesia stock exchange and the number of samples are 79 (seventy nine) manufacturing company determined by using targeted sampling method. Process of collecting the secondary data is by documenting firm’s financial report which was published by Indonesia stock Exchange (IDX). The hypothesis of this research analyzed by using Multiple
Linier Regression method with signification level of α = 5% (0,05). Simultaneously, the influence of company size and profitability are significant towards capital structure. Partially, profitability have negatively and significant towards capital structure, company size have positively and significant influence toward capital structure. Based on value of Adjusted R Square which is 0.144, it show the variability of dependent variables that can described by independent variable that are company size and capital structure about 14,4% while 85,6% were described by other variables that excluded of his research.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Para manajer keuangan dalam perusahaan bekerja bersama para manajer lain untuk mengidentifikasi peluang investasi, untuk menganalisis dan menilai peluang, dan memutuskan apakah akan dan berapa banyak akan berinvestasi. Para manajer keuangan juga harus mendapatkan uang untuk mendanai perusahaan (Brealy, Myers dan Marcus, 2008:3). Pada saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kegiatan perekonomian dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Setiap kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan akan memerlukan pendanaan. Oleh karena itu, apabila dana intern (modal sendiri) yang dimiliki tidak cukup maka perusahaan harus mengupayakan dana yang berasal dari sumber-sumber di luar perusahaan. Memang akan sangat ideal apabila perusahaan dapat menggunakan dana intern untuk melakukan investasi. Namun dalam kenyataannya, tingkat investasi pada perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah yang besar, maka dana intern yang dimiliki perusahaan jumlahnya sering kali akan tidak cukup untuk membiayai investasi tersebut (Syahyunan, 2013:218). Untuk menjalankan usahanya, perusahaan membutuhkan modal yang bersumber dari utang dan modal sendiri (ekuitas). Sumber modal tersebut juga dapat disebut sebagai sumber pembiayaan atau sumber pendanaan atau sumber permodalan (Sitanggang, 2013:71).
Untuk mencapai tujuan perusahaan memaksimalkan kekayaan pemilik, manajer keuangan harus dapat menilai struktur modal perusahaan dan memahami hubungannya dengan risiko, hasil/pengembalian dan nilai (Sundjaja dan Barlian, 2002:239). Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:232) struktur modal adalah bauran atau proporsi pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian. Penambahan utang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Penentuan struktur modal yang optimal bukan merupakan ilmu yang pasti. Karena itu meskipun perusahaan-perusahaan berada dalam industri yang sama, seringkali mempunyai struktur modal yang sangat berbeda (Brigham dan Houston, 2001:5).
Penggunaan pinjaman dengan biaya tetap yaitu bunga pada dasarnya akan menimbulkan dampak positif berupa penghematan dengan pembayaran pajak, karena bunga dapat diperhitungkan sebagai biaya. Dengan adanya penghematan pembayaran pajak tersebut, maka posisi kas akan menjadi lebih baik, sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Di samping itu, penggunaan pinjaman akan menjadikan manajemen puncak “disiplin” dalam melaksanakan tugasnya, karena mereka sadar perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar pinjaman tersebut (Syahyunan, 2013:218). Struktur modal yang merupakan perbandingan antara modal sendiri dengan modal yang berasal dari pinjaman dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor penting seperti tingkat penjualan, struktur aset, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba dan perlindungan pajak, skala perusahaan, kondisi intern perusahaan dan fleksibilitas keuangan.
akan cenderung menggunakan tingkat hutang yang tinggi dan begitu juga sebaliknya.
Menurut Sartono (2001:122), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Brigham dan Houston (2001:40) menjelaskan bahwa sering kali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang sangat menguntungkan, seperti Intel, Microsoft, dan Coca-cola memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan utang. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan mereka untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dan yang dihasilkan secara internal.
4 (empat) industri ini harus tetap tumbuh di tengah tren perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Industri padat karya mutlak harus dipertahankan untuk menjaga agar tingkat pengangguran tidak meningkat dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi maupun industri secara nasional. Hal ini juga menjadi kesepakatan pemerintah dan Bank Indonesia mengenai situasi ekonomi makro terkini. Sektor industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki juga menjadi unggulan untuk mendorong pertumbuhan industri nasional (Business News:2013).
Berikut ini data mengenai variabel-variabel yang diteliti pada perusahaan manufaktur periode 2011-2013 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 1.1
Rasio Profitabilitas (ROA) dan Struktur Modal (DER) Perusahaan Manufaktur
(dalam persen)
No. Nama Perusahaan Kode Emiten
ROA DER
2011 2012 2013 2011 2012 2013 1
PT Asahimas Flat Glass
Tbk AMFG 12,52 11,13 9,56 0,25 0,27 0,24
2
PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk HMSP 41,62 37,89 39,5 0,9 0,97 0,93
3
PT Malindo Feedmill
Tbk MAIN 15,44 16,8 10,9 2,15 1,64 1,57
4 PT Unilever Tbk UNVR 39,73 40,38 40,1 1,85 2,02 2,14 5 PT Arwana Citra Mulia ARNA 11,54 16,93 20,9 0,72 0,55 0,48 Sumber:
profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini tentunya mencerminkan bahwa perusahaan yang profitnya besar dapat memilih alternatif sumber pendanaan termasuk didalamnya memilih hutang sebagai sumber pendanaan perusahaannya.
Tabel 1.2
Ukuran Perusahaan (size) dan Struktur Modal (DER) Perusahaan Manufaktur
(dalam persen)
No. Nama Perusahaan Kode Emiten
Size DER
2011 2012 2013 2011 2012 2013 1
PT Asahimas Flat Glass
Tbk AMFG 14,80 14,90 15,07 0,25 0,27 0,24
2
PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk HMSP 16,70 17,08 17,12 0,9 0,97 0,93 3 PT Malindo Feedmill Tbk MAIN 14,11 14,40 14,60 2,15 1,64 1,57 4 PT Unilever Tbk UNVR 16,16 16,12 16,40 1,85 2,02 2,14 5 PT Arwana Citra Mulia ARNA 13,60 13,70 13,90 0,72 0,55 0,48 Sumber:
terjadinya perbedaan kebijakan dalam keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan terhadap penggunaan total asetnya.
Penelitian terhadap struktur modal masih mungkin untuk dikaji karena adanya beberapa penelitian terdahulu diatas, terjadi perbedaan hasil penelitian (research gap) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal, menarik untuk diteliti sehingga diajukan judul penelitian “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh secara parsial maupun serempak terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas baik secara parsial maupun serempak terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis, dapat menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang pengaruh variabel tingkat Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap struktur modal.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan struktur modal yang optimal atau keputusan pendanaan, baik sumber dananya berasal dari pinjaman maupun modal sendiri dalam
membiayai kegiatan operasional perusahaan.
3. Bagi akademisi, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai topik ini serta dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kebijakan struktur modal atau keputusan pendanaan yang optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Landasan teori ini menjabarkan teori-teori mengenai struktur modal yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian. Serta argumen yang dapat mendukung hipotesis permasalahan penelitian. Landasan teori berisi argumen dan teori sebagai tuntutan dalam pemecahan masalah serta perumusan hipotesis.
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Salah satu isu penting yang harus dihadapi oleh para manajer keuangan menurut Sartono (2001:225) adalah hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sumber pendanaan dalam suatu perusahaan dibagi kedalam dua kategori yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal.
ditargetkan. Target ini selalu berubah sesuai dengan perubahan kondisi, tetapi pada setiap saat dibenak manajemen perusahaan terdapat bayangan dari struktur modal yang ditargetkan tersebut. Jika tingkat utang yang sesungguhnya berada dibawah target, mungkin perlu dilakukan ekspansi dengan melakukan pinjaman, sementara jika rasio utang sudah melampaui target, barangkali saham perlu dijual. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Sedangkan resiko yang makin tinggi akan memperbesar utang sehingga menurunkan harga saham.
Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Struktur modal sebuah perusahaan menunjukkan nilai perusahaan itu sendiri. Suatu struktur modal yang baik dan optimal akan memaksimalkan nilai perusahaan tersebut dan meningkatkan harga saham dari sebuah perusahaan. Sehingga struktur modal dapat dikatakan mempengaruhi nilai perusahaan.
Menurut Sjahrial (2007:236), ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan struktur modal yang optimal, yaitu :
1. Tingkat Penjualan
2. Struktur Aktiva
Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skala perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil.
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan
Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih sedikit memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki resiko bisnis yang lebih kecil.
4. Kemampuan menghasilkan laba
Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan utang atau menerbitkan saham. 5. Variabilitas laba dan perlindungan pajak
Perusahaan dengan variabilitas laba yang kecil akan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menanggung beban tetap yang berasal utang.
6. Skala perusahaan
Perusahaan besar yang sudah mapan akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding perusahaan kecil.
7. Kondisi intern perusahaan denga ekonomi makro
Menurut Brigham dan Houston (2001:45) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain : risiko bisnis, posisi pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas manajemen, khususnya pada struktur modal yang ditargetkan.
2.1.2 Teori Struktur Modal
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan bagaimana pengaruh struktur modal terhadap suatu nilai perusahaan. Bagaimana menciptakan struktur modal yang baik, sehingga mengoptimalkan nilai perusahaan. Teori struktur modal bertujuan untuk memberikan landasan berpikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal.
2.1.2.1 Pendekatan Tradisional
Akibatnya biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan meningkat. Oleh karena itu nilai perusahaan mula-mula meningkat dan akan menurun sebagai akibat dari penggunaan utang yang semakin besar. Dengan demikian menurut pendekatan tradisional ini, terdapat struktur modal yang optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal yang optimal tersebut terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata modal tertimbang minimum.
2.1.2.2 Modigliani-Miller Model
Teori mengenai struktur modal bermula pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller (yang selanjutnya disebut MM) mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu “The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment”. MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya (Brigham dan Houston, 2001:31). Namun, studi MM didasarkan pada sejumlah asumsi yang tidak realistis, antara lain (Brigham dan Houston, 2001:31):
1. Tidak ada biaya broker (pialang) 2. Tidak ada pajak
3. Tidak ada biaya kebangkrutan
4. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan.
5. Semua investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai peluang investasi perusahaan pada masa mendatang
Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital : A Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaaan meningkat sejalan dengan makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai titik maksimum bila seluruhnya dibiayai dengan hutang (Brigham dan Houston, 2001:31).
dibandingkan dengan biaya kebangkrutan. Jika biaya kebangkrutan lebih besar dibandingkan dengan penghematan pajak dari hutang, perusahaan akan menurunkan tingkat hutangnya.
2.1.2.3 Trade-off Theory
Menurut trade-off theory yang dikemukakan Myers (2001) dalam Syahyunan (2013:228) bahwa perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency cost) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan.
Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efesiensi pasar dan symetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (cost of financial distress). Perusahaan tanpa menggunakan hutang dalam modalnya akan membayar pajak yang lebih besar daripada perusahaan yang menggunakan hutang. Hal tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dengan menggunakan hutang akan lebih besar dibanding perusahaan tanpa menyertakan hutang dalam modalnya.
besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aktiva tidak berwujud dalam jumlah besar meskipun memiliki kesempatan untuk lebih baik. Namun, dalam praktik, rasio utang dalam strukur modal sangat bervariasi dari satu perusahaan dengan perusahaan lain. Trade-off theory optimal menggambarkan keseimbangan biaya masalah dengan nilai perlindungan pajak bunga yang dihasilkan oleh pinjaman. Untuk itu perusahaan hendaknya menyeimbangkan antara besarnya hutang dengan modal sendiri.
2.1.2.4 Pecking Order Theory
Menurut Myers (1984) dalam Syahyunan (2013:228), pecking order theory menyatakan bahwa, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Dalam pecking order theory ini tidak terdapat strukur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan dana. Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil.
1. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada eksternal.
2. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya, turun ke hutang yang lebih beresiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.
3. Terdapat kebijakan dividen yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran dividen konstan, tidak terpengaruh seberapa besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi.
4. Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio yang lancar tersedia.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
beberapa variabel yang diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap struktur modal perusahaan. Seperti ukuran perusahaan dan profitabilitas.
2.1.3.1 Ukuran Perusahaan
Menurut Sartono (2001:249) perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibandingkan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula. Dalam beberapa penelitian disebutkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap besaran struktur modal perusahaan. Perusahaan yang besar, pasti juga akan membutuhkan dana yang besar pula. Disamping itu perusahaan besar juga memiliki aset yang besar.
Menurut Rajan dan Zingales (dalam Najmudin, 2011:316) ukuran perusahaan yaitu perusahaan yang berskala besar pada umumnya lebih mudah memperoleh hutang dibandingkan dengan perusahaan kecil karena terkait dengan tingkat kepercayaan kreditur pada perusahaan besar. Semakin besar aset yang dimiliki oleh perusahaan mempengaruhi kepercayaan kreditur untuk memberikan kredit kepada perusahaan tersebut. Semakin memiliki kemudahan untuk mendapatkan hutang. Pengukuran besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari besarnya total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin besar perusahaan, semakin besar untuk menggunakan dana eksternal. Sebaliknya, semakin kecil perusahaan semakin sedikit dana eksternal yang dibutuhkan perusahaan.
2.1.3.2 Profitabilitas
total aktiva maupun modal sendiri. Dalam setiap operasional perusahaan, yang menjadi tujuan utama dari usahanya yaitu mencari keuntungan atau profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari operasionalnya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas cukup untuk membiayai operasionalnya, tidak perlu menambah besaran hutang dari perusahaan tersebut. Karena semakin besar keuntungan perusahaan, semakin besar laba ditahan yang mampu untuk digunakan dalam operasionalnya. Return on asset perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan atau earning melalui operasionalnya. Semakin besar keuntungan perusahaan, semakin besar pula dana yang dimiliki perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti (tahun) Variabel
Teknik Analisis Data
Hasil Penelitian
1.
Pengaruh Size of Firm, Growth, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Sambharakreshna (2010) Dependen: Regresi Berganda
Size of firm dan growth of firm berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Struktur Modal Independen:
size of firm, growth dan profitabilitas 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada manufaktur
go public yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007 Fadhli (2010) Dependen: Regresi Berganda Ukuran perusahaan, resiko bisnis, dan pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, edangkan profitabilitas berpengaruh negatif. Struktur Modal Independen: ukuran perusahaan, resiko bisnis, pertumbuhan aktiva dan profitabilitas 3.
Pengaruh Size of Firm, Growth of
Firm, dan Profitability Terhadap Struktur Modal Perusahaan Favianto (2013) Dependen: Regresi Berganda
Size of firm dan growth of firm berpengaruh positif dan siginifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitability berpengaruh negatif dan siginifikan terhadap struktur modal. Struktur Modal Independen:
Size of Firm, Growth of Firm, dan Profitability
No Judul Peneliti
(tahun) Variabel
Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 4. Capital Structure Decisions of Institutional Buyouts
Malte, et al (2000)
Dependen:
Regresi Berganda
Risk class, tangibility, growth, uniqueness, free
cash flow berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal,
sedangkan size dan profitability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Struktur Modal Independen:
risk class, size, tangibility,
growth, profitability, uniqueness, dan
free cash flow
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan publik sektor manufaktur Seftianne dan Handayani (2011) Dependen: Regresi Berganda Kepemilikan managerial , risiko bisnis, profitabilitas dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap
struktur modal, sedangkan growth opportunity dan ukuran perusahaan berpengaruh positif. Struktur Modal Independen: growth opportunity, ukuran perusahaan, kepemilikan managerial , risiko bisnis, struktur aktiva dan profitabilitas 6 Determinants of Capital Structure for Listed Construction Companies in Malaysia Baharuddin, et al (2011)
Dependen:
Regresi Berganda
profitability berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal, sedangkan size, growth,
dan assets tangibility berpengaruh positif terhadap struktur modal. Capital Structure Independen: size, profitability, growth and assets tangibility
2.3 Kerangka Konseptual
Hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen bisa dilihat sebagai berikut:
a. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Sartono (2001:249) mengemukakan bahwa perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini menunjukkan, bahwa perusahaan besar dapat meminjam lebih mudah, baik karena reputasi yang lebih baik atau karena risiko yang lebih rendah dianggap karena diversifikasi yang lebih baik. Perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat, sehingga lebih cenderung untuk memilih utang jangka panjang. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Jadi, perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang tinggi akan cenderung menggunakan tingkat hutang yang tinggi dan begitu juga sebaliknya.
b. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal
menggunakan keuangan internal yaitu laba ditahan sebagai pilihan pertama diikuti dengan pembiayaan utang sebagai penggunaan pembiayaan ekuitas yang lalu.
Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan menyukai pendanaan internal (yaitu, laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali) daripada pendanaan eksternal (Brealy, Myers dan Marcus, 2008:32). Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Hal tersebut memiliki arti bahwa tingginya profitabilitas yang dihasilkan perusahaan maka perusahaan akan cenderung mempergunakan laba ditahannya untuk menjalankan operasionalnya sehingga penggunaan utang dapat ditekan dan struktur modal perusahaan akan semakin rendah.
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya, berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut ini :
[image:36.595.118.472.530.678.2]Sumber : Fadhli (2010) dan Favianto (2013)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
2.4 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini berusaha menguraikan pengaruh ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs dengan bulan Juni 2015.
3.3 Batasan Operasional
Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah : a. Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2013.
b. Variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari ukuran perusahaan dan profitabilitas. Variabel terikat adalah struktur modal.
3.4 Definisi Operasional
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai (Kuncoro, 2009:49). Definisi operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel yang sudah didefinisikan sebagai upaya pemahaman penelitian. Definisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
3.4.1 Variabel Dependen (Y)
Menurut (Kuncoro, 2009:50) variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal. Struktur modal adalah perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (Sartono, 2001:272).
Dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
DER = Total Utang
Modal Sendiri
3.4.2 Variabel Independen (X)
Menurut (Kuncoro, 2009:49) variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen.
a. Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan ini menunjukkan besarnya total aset suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut :
b. Profitabilitas (X2)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah (Brigham dan Houston, 2012:148) :
���= Laba Bersih
Tabel 3.1 Operasionalisasi Varibel Penelitian
Skala Variabel Defenisi Indikator
Rasio Struktur Modal (Y)
Perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa
DER = Total Utang
Modal Sendiri
Rasio Ukuran Perusahaan
(X1)
Ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan.
Size = Ln Total Aset
Rasio Profitabilitas (X2)
Kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba
ROA =Laba Bersih
Total Aset
Sumber: Konsep penelitian yang diolah dari berbagai buku
3.5 Populasi dan Sampel
(Erlina, 2008:83). Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2011 hingga 2013 serta tidak mengalami delisting selama periode penelitian.
2. Perusahaan tidak melakukan merger dan akuisisi pada kurun waktu tahun 2011 hingga 2013.
[image:42.595.102.532.412.623.2]3. Perusahaan yang tidak mengalami rugi selama kurun waktu tahun 2011 hingga 2013. Proses pemilihan sampel secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 128
Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan keuangan tahunan (1)
Perusahaan manufaktur yang delisting (1)
Perusahaan manufaktur yang mengalami akuisisi (1)
Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian (46)
Jumlah sampel 79
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA Tiga Pilar sejahtera Food Tbk 3 AKPI Argha karyanPrima Industry Tbk 4 ALDO Alkindo Naratama Tbk
5 ALMI ALumindo Light metal industry 6 AMFG Asahimas Flat glasses Tbk 7 APLI Asiaplast Industries Tbk 8 ARNA Arwana Citra Mulia Tb 9 ASII Astra International Tbk 10 AUTO Astra Auto Part Tbk 11 BATA Sepatu Bata Tbk 12 BRAM Indo Kordsa Tbk 13 BTON Beton Jaya Manunggal 14 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 15 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
16 CPIN Charoen Pokphand Indonesia 17 CTBN Citra turbindo
18 DLTA Delta Djakarta Tbk 19 DVLA Darya Varia Laboratoria 20 EKAD Ekadarma Internasional Tbk 21 ERTX Eratex Jaya Tbk
22 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 23 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 24 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 25 GGRM Gudang Garam Tbk 26 GJTL Gajah Tunggal Tbk
27 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 28 ICBP indofodd CBP sukses Makmur 29 IGAR Champion Pacific Tbk
No Kode Nama Perusahaan 32 INDR Indo Rama Syntetic
33 INDS Indospring Tbk
34 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 35 INTP Indocecement Tunggal Prakasa Tbk 36 JECC Jembo Cable Company
37 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 38 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
39 KAEF Kimia Farma Tbk
40 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 41 KBLM Kabelindo Murni Tbk
42 KDSI Kesawung Setia Industrial Tbk 43 KICI Kedaung Indah can Tbk 44 KBLF Kalbe Farma Tbk 45 LION Lion Metal Works Tbk 46 LMSH Lionmesh Prima Tbk 47 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 48 MAIN Malindo Feedmill Tbk 49 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 50 MBTO Martina Berto Tbk
51 MERK Merck Tbk
52 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 53 MYOR Mayora Indah Tbk
54 NIPS Nipres Tbk 55 PBRX Pan Brhothers Tbk
56 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 57 PRAS Prima Alloy Steel universal Tbk 58 PYFA Pyramid Farma Tbk
59 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 60 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
61 SCCO Supleme Cable Manifacturing and Comerce Tbk 62 SIPD Sierad Produce Tbk
63 SKLT Sekar laut Tbk
No Kode Nama Perusahaan 68 STTP Siantar Top Tbk
69 TCID Mandom Indonesia Tbk 70 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Tbk 71 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 72 TRST Trias Sentosa Tbk
73 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
74 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading company 75 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
76 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 77 UNVR Unilever Indonesia Tbk 78 VOKS Voksel Electric Tbk 79 YPAS Yana Prima Hasta Persada
Sumber:(data diolah)
3.6 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sumber data berasal dari hasil publikasi dari website Bursa Efek Indonesia.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data pendukung berupa buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang diteliti, jurnal, serta laporan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia melalui situs
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Karakteristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya (Jogiyanto, 2004:163).
3.8.2 Analisis Statistik
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang disebut dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y (Situmorang dan Lufti, 2014:166).
Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Keterangan:
Y = Struktur modal a = Konstanta
b 1 = Koefisien regresi variabel X1
b 2 = Koefisien regresi variabel X2
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Profitabilitas
e = Standard error
Analisis regresi berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan Fhitung dan Ftabel, signifikansi ditentukan pada output SPSS. Dalam
beberapa kasus dapat terjadi bahwa secara simultan (serempak) beberapa variabel mempunyai pengaruh yang signifikan, tetapi secara parsial tidak (Situmorang dan Lufti, 2014:166).
3.9 Uji Asumsi Klasik
Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk analisis regresi linear yang bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel tertentu. Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai contoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.
3.9.1 Uji Normalitas
Dengannya adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa di generalisasikan pada populasi. Dalam pandangan statistik itu sifat dan karakteristik populasi adalah terdistribusi secara normal (Situmorang dan Lufti, 2014:100).
3.9.2 Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas berfungsi untuk melihat apakah terdapat ketidaksam Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas.
Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adal
3.9.3 Uji Autokorelasi
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengaganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Hal ini biasanya terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung mengganggu data lainnya (Situmorang dan Lufti, 2014:120). Pengujian Autokorelasi dapat dilakukan dengan empat cara yaitu metode grafik, the runs test, percobaan d dari durbin-watson, dan the breusch-godfrey (BG) Test. Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi menggunakan metode the runs test. Keputusan dapat dilihat melalui nilai Asymp.Sig. (2-tailed). Apabila di atas 5% berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
3.9.4 Uji Multikolenieritas
Uji Multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya yang tinggi antara variabel-variabel bebas pad suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5. Apabila tolerance value < 0,1 atau VIF > 5 maka terjadi multikolinieritas. Tetapi jika tolerance value > 0,1 atau VIF < 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.
3.10 Uji Hipotesis
determinasi (Uji R2) untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam analisis regresi.
3.10.1 Uji-F (Uji Simultan)
Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Perumusan hipotesisnya:
a. H0 = b1 = b2 = 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara
simultan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Ha: b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara
simultan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
c. Jika Fhitung < Ftabel atau nilai signifikan (α) ≥ 0.05, maka H0 diterima.
d. Jika Fhitung ≥ Ftabel atau nilai signifikan (α) ≤ 0.05, maka Ha diterima.
3.10.2 Uji-t (Uji Parsial)
Uji-t (uji individual) digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen (secara parsial) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan. Perumusan hipotesisnya :
a. H0 : bi = 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.
b. Ha : bi ≠ 0, artinya ukuran perusahaan dan profitabilitas secara parsial
Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut :
a. Jika thitung≤ ttabelatau nilai signifikan (α) ≥ 0.05, maka H0 diterima
b. Jika thitung≥ ttabelatau nilai signifikan (α) ≤ 0.05, maka Ha diterima
3.10.3 Uji Koefisien Determinasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya. Perkembangan bursa efek di Batavia (Jakarta sekarang) sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.
Bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto, BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT pasar modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama pada tanggal 10 Agustus 1977.
4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur
Objek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada bursa efek Indonesia periode 2011-2013. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut dijadikan sampel berjumlah 79 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 – 2013. Profil perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1
Profil Sampel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013
No Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
Tanggal berdiri
Tanggal Listing di
BEI 1 PT Akasha Wira International Tbk ADES 06-Mar-85 13-Jun-94 2 Tiga Pilar sejahtera Food Tbk AISA 26-Jan-90 11-Jun-97 3 Argha karyanPrima Industry Tbk AKPI 07-Mar-80 18-Des-92 4 Alkindo Naratama Tbk ALDO 31-Jan-89 12-Jul-11 5 ALumindo Light metal industry ALMI 26-Jun-78 02-Jan-97 6 Asahimas Flat glasses Tbk AMFG 07-Okt-71 18-Des-00 7 Asiaplast Industries Tbk APLI 05 Agt1992 01-Mei-00 8 Arwana Citra Mulia Tb ARNA 22-Feb-93 17-Jul-98 9 Astra International Tbk ASII 20-Feb-57 04-Apr-90 10 Astra Auto Part Tbk AUTO 20-Sep-91 15-Jun-98
11 PT Sepatu Bata BATA 15-Okt-31 24-Mar-82
[image:54.595.114.527.422.749.2]Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode Tanggal Berdiri
Tanggal Listing
17 Citra turbindo CTBN 23-Agt-1983 28-Nop-89
18 Delta Djakarta Tbk DLTA 15-Jun-70 08-Mei-95 19 Darya Varia Laboratoria DVLA 30-Apr-76 11-Nop-91 20 Ekadarma Internasional Tbk EKAD 20-Nop-81 14-Agt-1990
21 Eratex Jaya Tbk ERTX 12-Okt-72 21-Agt-1990
22 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 06-Mar-92 16-Mei-97 23 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST 08-Apr-89 23-Des-09 24 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 31-Okt-77 01-Des-80 25 Gudang Garam Tbk GGRM 30-Jun-71 27-Agt-1990 26 Gajah Tunggal Tbk GJTL 24-Agt-1951 08-Mei-90 27 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 19-Okt-63 15-Agt-1990 28 Indofodd CBP sukses Makmur ICBP 02-Sep-09 07-Okt-10 29 Champion Pacific Tbk IGAR 30-Okt-75 05-Nop-90 30 Indal Aluminium Industry INAI 16-Jul-71 05-Des-94 31 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 14-Agt-1990 14-Jul-94 32 Indo Rama Syntetic INDR 03-Apr-74 03-Agt-1990
33 Indospring Tbk INDS 05-Mei-78 10-Agt-1990
34 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP 07-Des-76 16-Jul-90 35 Indocecement Tunggal Prakasa Tbk INTP 16-Jul-71 05-Des-89 36 Jembo Cable Company JECC 17-Apr-73 18-Nop-92 37 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA 18-Jan-71 23-Okt-89 38 Jaya Pari Steel Tbk JPRS 18-Jul-73 08-Agt-1989
39 Kimia Farma Tbk KAEF 18-Jul-73 14-Jul-01
40 KMI Wire and Cable Tbk KBLI 19-Jan-72 16-Jul-92 41 Kabelindo Murni Tbk KBLM 19-Jan-72 01-Jan-92 42 Kesawung Setia Industrial Tbk KDSI 09-Jan-73 29-Jul-96 43 Kedaung Indah can Tbk KICI 11-Jan-74 28-Okt-93
44 Kalbe Farma Tbk KBLF 10-Sep-68 30-Jul-91
Lanjutan Tabel 4.1 Profil Perusahaan
No Nama Perusahaan Kode
Tanggal Berdiri
Tanggal Listing
49 Multistrada Arah Sarana Tbk MASA 20-Jun-88 09-Jun-05
50 Martina Berto Tbk MBTO 01-Jun-77 13-Jun-11
51 Merck Tbk MERK 28-Des-70 23-Jul-81
52 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 03-Jun-29 17-Jun-94
53 Mayora Indah Tbk MYOR 17-Feb-77 04-Jul-90
54 Nipres Tbk NIPS 14-Apr-75 20-Okt-94
55 Pan Brhothers Tbk PBRX 21-Agt-1980 16-Agt-1990 56 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO 16-Okt-80 23-Sep-96 57 Prima Alloy Steel universal Tbk PRAS 20-Feb-84 12-Jul-90
58 Pyramid Farma Tbk PYFA 27-Nop-76 16-Okt-01
59 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 22-Des-87 22-Jan-98 60 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI 08-Mar-95 28-Jan-10 61 Supleme Cable Manifacturing SCCO 09-Nop-70 20-Jul-1891 62 Sierad Produce Tbk SIPD 06-Sep-85 27-Des-96
63 Sekar laut Tbk SKLT 19-Jul-76 08-Sep-83
64 Holcim Indonesia Tbk SMCB 15-Jun-71 10-Agt-1997
65 Semen Gresik Tbk SMGR 25-Mar-53 08-Jul-91
66 Selamat Sempurna Tbk SMSM 19-Jan-76 09-Sep-96
67 Indo Acitama SRSN 07-Des-82 11-Jan-93
68 Siantar Top Tbk STTP 12-Mei-87 16-Des-96
69 Mandom Indonesia Tbk TCID 05-Nop-69 23-Sep-93 70 Pabrik Kertas Tjiwi Tbk TKIM 02-Okt-72 03-Apr-90 71 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO 01-Jul-77 30-Okt-90
72 Trias Sentosa Tbk TRST 23-Nop-79 20-Jul-90
73 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 20-Mei-70 10-Jun-94 74 Ultrajaya Milk Industry and Trading ULTJ 02-Nop-71 02-Jul-90 75 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 07-Feb-83 06-Nop-89 76 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT 30-Mei-88 18-Apr-02 77 Unilever Indonesia Tbk UNVR 05-Des-33 11-Jan-82 78 Voksel Electric Tbk VOKS 09-Apr-71 20-Des-90 79 Yana Prima Hasta Persada YPAS 14-Des-95 05-Mar-08
4.2. Analisis Deskriptif
[image:57.595.114.539.301.471.2]Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Data yang digunakan diransformasikan kedalam bentuk Logaritma Natural (LN), dengan tujuan untuk penormalan setiap uji yang akan dilakukan. Statistik deskriptif dari variabel yang diteliti disajikan dalam Tabel 4.2:
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 237 ,0387 7,3964 1,037270 ,9407209
SIZE 237 11,3785 20,4153 14,044443 1,5952592
ROA 237 ,0162 65,7201 10,069072 9,7352812
Valid N (listwise) 237
Sumber:olahan data SPSS (2015)
Tabel 4.2 merupakan output statistik deskriptif variabel penelitian dari tahun 2011 sampai 2013 dengan menggunakan SPSS. Jumlah sampel keseluruhan adalah 237 sampel (97 perusahaan manufaktur selama 3 tahun). Dari tabel dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut:
2. Ukuran perusahaan (size) dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa angka total asset terendah adalah sebesar 11, 385. Sedangkan, total asset tertinggi sebesar 20,4153. Dari tabel tersebut dapat juga dilihat nilai rata-rata mencapai 14,44 dengan standar deviasi sebesar 1,595.
3. Variabel ROA memiliki nilai rata-rata sebesar 10.069%, artinya rata-rata perusahaan manufaktur di BEI memiliki perbandingan laba bersih terhadap total aset sebesar 10.069%. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0.0162%, nilai maksimum sebesar 65,72%, dan standar deviasi sebesar 9,735%.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1. Uji Normalitas
Gambar 4.1 : Normal P-Plot Sumber: Hasil Olahan SPSS (2015)
Tabel 4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 237
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,75783843
Most Extreme Differences Absolute ,058
Positive ,058
Negative -,045
Kolmogorov-Smirnov Z ,890
Asymp. Sig. (2-tailed) ,407
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Olahan SPSS (2015)
Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,890. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,407 nilai tersebut berada di atas nilai signifikan (0,05). Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012 : 107).
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
variabel independennya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan :
a. Uji Glejser
Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara uji glejser, yaitu dengan mengabsolutkan nilai residual kemudian meregresikan dengan variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik memperngaruhi variabel dependen maka ada indikasi terkena heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang dan Lutfi, 2012:116). Hasil uji glejser ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,672 ,696 2,403 ,017
LnSIZE -,417 ,265 -,103 -1,575 ,117
LnROA ,021 ,023 ,060 ,921 ,358
a. Dependent Variable: Absut
Sumber: Hasil Olahan SPSS (2015)
4.3.3 Uji Multikolinearitas
[image:62.595.112.545.378.536.2]Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antarvariabel independen. Jika ditemukan, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat pada besarnya nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), jika nilai VIF < 5 dan nilai tolerance > 0.1 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2012 : 140).
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -3,087 1,181 -2,614 ,010
LnSIZE 1,218 ,450 ,164 2,709 ,007 ,989 1,011
LnROA -,236 ,039 -,371 -6,124 ,000 ,989 1,011
a. Dependent Variable: LnDER
Sumber: Hasil Olahan SPSS (2015)
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan metode Uji Durbin Watson.
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,587a ,345 ,336 ,67064 1,993
a. Predictors: (Constant), LnSIZE, LnROA
b. Dependent Variable: LnDER
Sumber: Hasil Olahan SPSS (2015)
4.4 Analisis Regresi Berganda
[image:64.595.112.520.265.382.2]Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal. Hasil analisis regresi berganda ditunjukkan pada Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -3,087 1,181 -2,614 ,010
LnSIZE 1,218 ,450 ,164 2,709 ,007
LnROA -,236 ,039 -,371 -6,124 ,000
a. Dependent Variable: LnDER
Sumber: Hasil Olahan SPSS (2015)
Model persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini sebagai berikut: LnDER = – 3,087 + 1,128 LnSIZE – 0,236 LnROA + e
Interpretasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Konstanta sebesar – 3,087 menunjukkan bahwa jika variabel independen size dan ROA dianggap konstan, maka nilai DER adalah sebesar – 3,087.
b. Koefisien regresi size sebesar 1,128 menunjukkan bahwa setiap kenaikan size sebesar 1%, maka DER perusahaan manufaktur akan meningkat sebesar 1,128%. Dengan asumsi variabel lain tetap (variabel lain sama dengan nol). c. Koefisien regresi ROA sebesar – 0,236 menunjukkan bahwa setiap kenaikan
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji-F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Uji F memperlihatkan bahwa size dan ROA secara serentak mempengaruhi DER perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2011 - 2013. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Fhitung (20,921) > Ftabel (2.76) dan nilai signifikan 0.000 < 0,05. Kesimpulannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Secara lebih jelas, uji-F (uji secara serentak) dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Uji-F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24,236 2 12,118 20,921 ,000a
Residual 135,540 234 ,579
Total 159,775 236
a. Predictors: (Constant), LnROA, LnSIZE
b. Dependent Variable: LnDER
Sumber: Hasil Olahan SPSS (2015)
4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh size dan ROA secara individual (parsial) terhadap DER. Dengan menggunakan tingkat signifikan �= 5%. Jika nilai sig. > = 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhdapa variabel dependen. Sebaliknya jika nilai sig. < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang
maka variabel independen disimpulkan memiliki pengaruh positif terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai Unstardized Coefficient B dan Standardized Coeffecient Beta bernilai negatif, maka variabel independen disimpulkan memiliki pengaruh negatif terhadap variabel dependen.
Tabel 4.9 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -3,087 1,181 -2,614 ,010
LnSIZE 1,218 ,450 ,164 2,709 ,007
LnROA -,236 ,039 -,371 -6,124 ,000
a. Dependent Variable: LnDER
Sumber: Hasil Olahan SPSS (2015)
Dari Tabel 4.9 hasil pengolahan SPSS dapat di interpretasikan sebagai berikut:
1. Nilai t hitung untuk variabel size sebesar 2.709 dengan nilai signifikan 0.007. Tanda positif menunjukkan hubungan yang searah. Hasil uji tersebut menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel. Dilihat signifikansinya, nilai signifikansi size lebih kecil dari nilai signifikan sebesar 0.05. Hasil perhitungan baik melalui t hitung maupun nilai signifikan, menunjukkan size memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DER.
signifikan, menunjukkan ROA memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap DER.
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
[image:67.595.108.493.400.471.2]Koefisien Determinasi (R2 atau R Square) dilakukan untuk mendeteksi seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas dan sebaliknya.
Tabel 5.0
Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit)
Model Summaryb
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,389a ,152 ,144 ,76107
a. Predictors: (Constant), LnROA, LnSIZE
b. Dependent Variable: LnDER
Sumber: Hasil Olahan SPSS (2015)
ini adalah 0.76107. Semakin kecil nilai SEE berarti model semakin baik (Situmorang dan Lufti, 2012: 148).
4.6 Pembahasan
Hasil uji t menunjukan bahwa size berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER. Menurut Sjahrial (2007:235) perusahaan yang memiliki aktiva berwujud cukup besar cenderung untuk menggunakan hutang dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aktiva tidak berwujud dalam jumlah besar meskipun memiliki kesempatan untuk lebih baik.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat ukuran perusahaan yang tinggi, cenderung menggunakan tingkat hutang yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Parlak (2010) dan Febriminanto (2012) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan (size) memiliki pengaruh yang signifikan pada struktur modal (DER).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
1. Hasil Uji F memperlihatkan bahwa ukuran perusahaan (size) dan profitabilitas (ROA), secara simultan mempengaruhi struktur modal (DER) perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian 2011 - 2013.
2. Hasil uji secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (DER)