• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Adapun jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen karyawan terhadap kinerja karyawan hotel Mercure Surabaya.

3.2. Gambaran Populasi

Populasi juga merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari serta menarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003, p. 55).

Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah semua karyawan tetap hotel Mercure di Surabaya sebanyak 159 orang.

Sensus Sampling yaitu teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel sensus adalah sampel jenuh, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2003, p. 61). Berdasarkan penjelasan di atas maka sampel dalam penelitian sebanyak 159 orang karyawan tetap hotel Mercure yang ada di Surabaya.

3.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Untuk memberikan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur maka variabel-variabel perlu didefinisikan secara operasional. Adapun variabel independen adalah sebagai berikut :

1. Kepuasan Kerja

Adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Yang mempunyai indikator (Robbins, 1998) :

a. Tantangan kerja secara mental (challenge)

Karyawan hotel Mercure mampu menghadapi tantangan kerja yang ada di

(2)

b. Penghargaan yang sepantasnya (reward)

Manajemen hotel Mercure memberikan penghargaan (finansial dan non finansial) kepada karyawan karena telah memberikan sumbangan tenaga dan pikirannya kepada hotel Mercure Surabaya.

c. Kondisi kerja yang mendukung (situation and conditioning)

Ruangan kerja hotel Mercure yang nyaman (tata letak ruang, penerangan) mendorong semangat kerja karyawan hotel Mercure Surabaya.

d. Dukungan dari teman kerja (relation with co-workers)

Dukungan dari sesama teman kerja mampu meningkatkan kinerja dalam bekerja.

e. Kepribadian yang sesuai dengan pekerjaan (job-fit)

Penempatan bidang terhadap karyawan hotel Mercure disesuaikan dengan kepribadian karyawan.

2. Motivasi Kerja

Kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja, selain itu motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Yang memiliki indikator (George and Jones, 2000) :

a. Perilaku karyawan

Merupakan hasil pekerjaan karyawan hotel Mercure Surabaya yang sesuai dengan profesionalisme.

b. Tingkat upaya

Merupakan upaya karyawan hotel Mercure untuk menyelesaikan pekerjaannya di hotel Mercure Surabaya dengan sebaik-baiknya.

c. Tingkat kegigihan

Merupakan kegigihan karyawan hotel Mercure ketika dihadapkan halangan atau rintangan berusaha untuk mencari solusi dari permasalahan itu dengan sebaik-baiknya

(3)

3. Komitmen Karyawan Tetap

Suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi. Yang memiliki indikator (Sukarno, 2004) :

a. Kesetiaan

Merupakan kesetiaan karyawan hotel Mercure untuk tetap menjadi karyawan hotel Mercure Surabaya.

b. Kemauan

Merupakan kemauan dari karyawan hotel Mercure terhadap peraturan yang diberikan hotel Mercure Surabaya.

c. Kebanggaan pada organisasi

Merupakan suatu kebanggaan dari karyawan telah menjadi salah satu karyawan dari hotel Mercure Surabaya.

Adapun variabel dependen adalah sebagai berikut : 1. Kinerja Karyawan Tetap

Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Yang mempunyai indikator (Manajemen hotel Mercure Surabaya):

a. Kualitas kerja

Merupakan kemampuan karyawan hotel Mercure yang dapat dilihat dari segi ketelitian dan kerapian dalam bekerja, kecepatan penyelesaian pekerjaan dan keterampilan dan kecakapan kerja.

b. Kuantitas kerja

Merupakan kemampuan karyawan hotel Mercure secara kuantitatif di dalam mencapai target atau hasil kerja atas pekerjaan-pekerjaan baru.

c. Pengetahuan,

Merupakan kemampuan karyawan hotel Mercure dalam memahami hal-hal

(4)

d. Keandalan

Merupakan keandalan karyawan hotel Mercure dalam melaksanakan tugasnya baik dalam menjalankan peraturan maupun inisiatif dan disiplin.

e. Kehadiran,

Merupakan aktivitas karyawan hotel Mercure didalam kegiatan-kegiatan rutin, rapat-rapat atau kehadiran ditengah-tengah klien yang

membutuhkannya.

f. Kerjasama,

Merupakan kemampuan karyawan hotel Mercure dalam bekerja dengan orang lain untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

3.4. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari kuesioner yang diisi oleh responden dengan menggunakan instrument kuesioner secara personal dan sifatnya tertutup, dimana dibatasi dengan alternatif jawaban. Dengan menggunakan metode kuesioner ini dapat membentu peneliti dalam memperoleh data-data yang diperlukan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh berdasarkan data-data yang sudah ada sebelumnya yang diperoleh dalam bentuk yang telah jadi dalam bentuk publikasi yang dilakukan oleh perusahaan. Dan juga data sekunder lainnya diperoleh dari masalah yang diteliti, landasan teori dan bahan pendukung lainnya yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan bahan dari buku teks, artikel dan majalah.

(5)

3.5. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan berbagai metode dan teknik antara lain : a. Studi Kepustakaan

Dilakukan untuk memperoleh data-data teoritis sebagai dasar pembahasan dalam penyusunan skripsi yang berupa literatur maupun bentuk lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

b. Studi Lapangan

Dilakukan penelitian dengan membagikan kuesioner kepada responden untuk diisi sesuai dengan pendapat dari responden. Peneliti menyebarkan kuesioner ini kepada karyawan hotel Mercure.

3.6. Teknik Analisis Data 3.6.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Pengujian validitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai rhasil pada kolom corrected item total correlation. Dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2001, p. 277).

a. Jika rhasil positif, serta r hasil > rtabel, maka butir atau variabel tersebut valid.

b. Jika rhasil tidak positif, serta rhasil < rtabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara melihat hasil pada kolom alpha. Dasar pengambilan keputusan (Santoso, 2001, p. 280).

a. Jika r alpha positif, serta r alpha > rtabel, maka butir atau variabel tersebut reliabel.

b. Jika ralpha positif, serta ralpha < rtabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

(6)

3.6.3. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini normalitas diukur dengan menggunakan test statistik sederhana dengan berdasarkan nilai kurtosis. Nilai z statistik untuk kurtosis dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

N Kurtosis Zkurtosis

/

= 24

Dimana N adalah jumlah sample, jika nilai Z hitung > Z tabel maka distribusi tidak normal, pada tingkat signifikansi 0,05 nilai Z tabel = 1,96 (Ghozali, 2001, p.76-77).

3.6.4. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias (Gujarati, 1999, p.153). Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu:

a. Tidak ada multikolinearitas b. Tidak ada autokorelasi

c. Tidak boleh ada heteroskedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross section) (Gujarati, 1999, p.201). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual (Y observasi – Y prediksi) pada waktu ke-t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya (et-1).

(7)

diketahui dL dan du maka dapat diperoleh distribusi daerah keputusan ada atau tidak terjadi autokorelasi (Gujarati, 1999, p.218).

2. Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubunngan linier yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.

Hubungan antara variabel bebas yang dikatakan memiliki nilai multikolinearitas jika memiliki nilai variance inflation factor (VIF) tidak disekitar angka 1 dan angka tolerance tidak mendekati angka 1 serta memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,5. Pada model regresi linier yang baik tidak boleh terdapat multikolinearitas. Syarat suatu model yang regresi linier yang tidak terdapat multikolinearitas adalah nilai VIF disekitar angka 1 dan angka tolerance mendekati angka 1 serta koefisien korelasi antar variabel bebas dibawah nilai 0,5 (Gujarati, 1999, p.157).

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residul suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Ghozali, 2001, p.69).

Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Rank Spearman, yaitu dengan cara mengambil nilai mutlak, dengan mengasumsikan bahwa koefisien rank korelasi adalah nol. Jika hasil regresi menunjukkan nilai signifikan t ≥ nilai α maka regresi linier tidak terdapat heteroskedastisitas. Dan nilai residual kuadrat adalah =(Y observasi – Y prediksi)2.

(8)

3.6.5. Regresi Linear Berganda

Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan teknik analisis berupa analisis regresi linier berganda.

Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel dependen dengan variabel-variabel independennya. Rumus yang digunakan adalah :

Dimana :

Y = Kinerja Karyawan X1 = Kepuasan Kerja X2 = Motivasi Kerja Tetap

X3 = Komitmen Karyawan Tetap ß12, = Koefisien regresi

a = Konstanta

e. = Kesalahan error

3.6.6. Uji F

Untuk menguji model regresi yang dihasilkan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari variabel kepuasan kerja (X1), motivasi kerja (X2) dan komitmen karyawan tetap (X3) terhadap kinerja karyawan tetap (Y) digunakan prosedur sebagai berikut :

1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh secara simultan antara X1, X2 dan X3 terhadap Y.

2. Hi : β1 = β2 = β3 ≠0 artinya terdapat pengaruh secara simultan antara pengaruh X1, X2dan X3 terhadap Y.

3. Level of signifikan (a) = 0,05 dengan derajat bebas [n.-k], dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel

4. Dengan F hitung

Y = a + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e

( )

(

R

)

k( )

F = 2/ 1

(9)

FHit = hasil F hitung

k = banyaknya variabel bebas-dalam model n = banyaknya sampel

R2 = koefisien determinasi

5. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

a. Jika -FHit < Ftab,maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)

b. Jika FHit ≥ Flab, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artiya terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

3.6.7. Uji t

Untuk menguji model regresi yang dihasilkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari variabel kepuasan kerja (X1), motivasi kerja (X2) dan komitmen karyawan tetap (X3) terhadap kinerja karyawan tetap (Y) digunakan prosedur sebagai berikut :

1. Ho : β1 = 0 artinya tidak terdapat pengaruh secara parsial antara X terhadap Y 2. Hi : β1 ≠ 0 artinya terdapat pengaruh secara parsial antara X terhadap Y.

3. Level of signifikan (a) = 0,05 dengan derajat bebas [n.-k], dimana n = jumlah pengamatan dan k = jumlah variabel.

4. Dengan t hitung

Keterangan :

thit = t hasil perhitungan βj = koefisien regresi Se = standart error

5. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

( )

j

Se tHit j

β

= β

(10)

Jika thit < -ttab atau thit > ttab, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas (X) secara parsial mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel terikat (Y).

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan sampel dengan menggunakan teknik total sampling (sampel jenuh )yaitu semua anggota populasi menjadi anggota sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)

Peneliti akan menyebar kuisioner pada karyawan JW Marriott Hotel Surabaya yang dijadikan sampel dari populasi yang luas (435 orang) untuk memperoleh data, yang pada akhirnya

Teknik sampel seperti ini meliputi, sampling sistematis (tehnik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut), sampling

Dalam menentukan sampel, pada penelitian ini akan menggunakan teknik aksidenta Sampling, Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yakni teknik penentuan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kehendak

Teknik snowball sampling dilakukan dengan cara memilih satu orang sampel dari anggota populasi kemudian dari satu sampel diminta untuk memberikan refrensi nama

mengambil sampel dari populasi dengan cara memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu dalam populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel). b) Non random sampling,

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penduduk adalah ramdom sampling yaitu “pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa