43
Universitas Kristen Petra
3. METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Konseptual
Definisi konseptual dari penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap Brand Identity Perusahaan” ini adalah:
• Pengetahuan adalah informasi yang disimpan di dalam ingatan (Engel, Blackwell, Miniard, 1994, p.316). Sedangkan tingkat pengetahuan adalah seberapa banyak informasi yang tersimpan dalam ingatan ketika seseorang menerima sebuah informasi, apakah tinggi, sedang, atau rendah (Engel, Blackwell, Miniard, 1994, p.337).
• Brand identity adalah elemen yang mengirimkan pesan di tengah-tengah banyaknya variasi produk/jasa, aksi, dan komunikasi, yang membantu perusahaan dapat merasakan mereka benar-benar eksis, koheren, unik, dan dikatakan berbeda dengan perusahaan lainnya. (Kapferer, 2008, p.172).
Elemen brand yang dimaksud adalah: 1) Nama brand; 2) Logo brand; 3) Tagline atau slogan brand; 4) Kisah brand. (Kotler & Pfoertsch, 2006, p.92)
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional menyatakan kondisi, bahan, dan prosedur yang diperlukan untuk mengidentifikasi atau menghasilkan kembali satu atau lebih acuan konsep yang didefinisikan. Singkatnya, definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Artinya, kita harus bisa menghitung atau mengukur. Karena itu, suatu definisi operasional diciptakan atau dibuat ketika kita menggunakan satu strategi pengukuran seperti halnya kuisioner, instrumen, atau skala untuk mendefinisikan satu konsep. (Silalahi, 2010, p.119-120). Agar konsep dapat diteliti secara empiris harus
44
Universitas Kristen Petra
diubah dari tingkat konseptual ke empiris, konsep-konsep diubah menjadi variabel, yaitu konstruk-konstruk yang dipelajari dalam penelitian. (Silalahi, 2010, p.114-115).
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan. Peneliti menggunakan elemen brand identity dari JW Marriott Hotel Surabaya: (Kotler & Pfoertsch, 2006, p.92)
1) Nama brand
• Responden mengetahui kepanjangan dari nama JW Marriott, yaitu John Willard Marriott.
• Responden mengetahui bahwa perusahaan induk (pusat) dari brand JW Marriott Hotel adalah Marriott International, Inc.
• Responden mengetahui bahwa JW Marriott Hotel adalah brand hotel waralaba (franchise).
2) Logo brand
• Responden mengetahui warna logo JW Marriott Hotel Surabaya, yaitu hitam.
• Responden mengetahui arti warna hitam pada logo JW Marriott Hotel Surabaya, yaitu quietly powerful (kuat).
• Responden mengetahui bahwa simbol / lambang pada logo JW Marriott Hotel Surabaya adalah griffin (perpaduan bagian dari singa dan burung elang).
• Responden mengetahui arti simbol / lambang griffin pada logo JW Marriott Hotel Surabaya, yaitu burung elang merepresentasikan visi dan perspektif, sedangkan singa merepresentasikan kekuatan, kekuasaan, dan kebanggaan.
• Responden mengetahui bentuk logo JW Marriott Surabaya, yaitu:
45
Universitas Kristen Petra
3) Kisah brand
• Responden mengetahui bahwa brand JW Marriott Hotel berasal dari Negara Amerika Serikat.
• Responden mengetahui bahwa JW Marriott Hotel Surabaya pertama kali berdiri pada bulan Juni 2002.
• Responden mengetahui bahwa pemilik sekaligus pengelola JW Marriott Hotel Surabaya adalah PT Ramasari Surya Persada.
• Responden mengetahui bahwa Departemen Loss and Prevention (LP) JW Marriott Hotel Surabaya menerima penghargaan atas kinerja dan kepemimpinan prima, terutama di sektor keamanan, dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada 28 Februari 2012 lalu.
• Responden mengetahui bahwa visi JW Marriott Hotel adalah “To be the #1 hospitality company in the world.”
• Responden mengetahui bahwa misi JW Marriott Hotel adalah “Every guest leaves satisfy.”
• Responden mengetahui bahwa nilai-nilai inti (brand core values) yang dipegang oleh JW Marriott Hotel Surabaya adalah Authentic, Crafted, Intuitive.
• Responden mengetahui bahwa JW Marriott’s Service Notes (“buku saku” karyawan) memiliki salah satu nilai yang harus dimiliki karyawan JW Marriott yaitu: “I am a JW Marriott expert and I am responsible to innovate, learn and grow.”
Dalam penelitian ini, elemen tagline atau slogan brand tidak dioperasionalkan karena JW Marriott Hotel Surabaya tidak memiliki slogan, sehingga tidak perlu dipertanyakan pada responden. Dari hasil penelitian ini, akan diketahui tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan, dimana tingkat pengetahuan adalah seberapa banyak informasi yang tersimpan dalam ingatan ketika seseorang menerima sebuah informasi, dimana tingkatannya sebagai berikut: (Engel, Blackwell, Miniard, 1994, p.337)
1. Tingkat pengetahuan tinggi
46
Universitas Kristen Petra
2. Tingkat pengetahuan sedang 3. Tingkat pengetahuan rendah
Selain pertanyaan tertutup di atas, peneliti juga akan memberikan beberapa pertanyaan pendukung kepada responden guna menggali informasi atau data yang diperlukan peneliti untuk menganalisis data. Pada akhirnya, didapatkanlah hasil penelitian tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan.
3.3 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar. (Silalahi, 2010, p.77). Peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan. Karena itu, peneliti mengoperasionalisasikan konsep brand identity yang diturunkan dari teori, kemudian menggunakan satu instrumen (alat untuk mengumpulkan data guna menjawab permasalahan penelitian, yaitu kuisioner) untuk mengukur variabel (tingkat pengetahuan) dalam teori. (Silalahi, 2010, p.77).
Tujuannya adalah untuk menggeneralisasi yang memungkinkan orang untuk memprediksi, menjelaskan, dan memahami fenomena dengan lebih baik. (Silalahi, 2010, p.85)
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu situasi khusus, setting sosial, atau hubungan. (Silalahi, 2010, p.27). Penelitian deskriptif selain bertujuan menggambarkan secara cermat karakteristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti, penelitian jenis ini juga dipilih karena fokus pada pertanyaan dasar “bagaimana” dengan berusaha mendapatkan dan menyampaikan fakta-fakta dengan jelas, teliti, dan lengkap tanpa banyak detail yang tidak penting. Karena itu, temuan-temuan penelitian deskriptif lebih dalam, luas (penelitian tidak hanya
47
Universitas Kristen Petra
dilakukan terhadap masalah, tetapi juga pada variabel-variabel lain yang berhubungan dengan masalah itu), dan terperinci. Selain itu, pelaksanaan penelitian deskriptif lebih terstruktur, sistematis, dan terkontrol karena peneliti memulai dengan subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut untuk menggambarkannya secara akurat. (Silalahi, 2010, p.28). Karena itu, dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel karyawan JW Marriott Hotel Surabaya untuk menggambarkan tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan, yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu tingkat pengetahuan tinggi, sedang, dan rendah.
3.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode survei. Survei meliputi studi cross-sectional (meneliti sampel atau populasi pada satu waktu tertentu) dan longitudinal (mencari informasi pada beberapa waktu tertentu untuk mengetahui dan mengkaji terjadinya perubahan dalam periode waktu tertentu) yang menggunakan kuisioner atau wawancara terstruktur untuk pengumpulan data dengan maksud generalisasi dari sampel hingga populasi (Silalahi, 2010, p.85). Metode ini dipilih peneliti karena bisa memberikan banyak informasi dari populasi yang luas. Selain itu, informasi dari penelitian survei ini akurat, tentu saja dalam batas galat penarikan sampel. (Silalahi, 2010, p.292). Dalam penelitian ini, jenis survei yang digunakan adalah survei cross-sectional karena peneliti akan meneliti sampel pada satu waktu saja. Peneliti akan menyebar kuisioner pada karyawan JW Marriott Hotel Surabaya yang dijadikan sampel dari populasi yang luas (435 orang) untuk memperoleh data, yang pada akhirnya dapat diketahui tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan.
3.5 Subjek dan Objek Penelitian
Objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel. Objek penelitian ini ditemukan melekat pada subjek penelitian, yaitu responden atau pihak-pihak yang dijadikan
48
Universitas Kristen Petra
sebagai sampel penelitian. (Silalahi, 2010, p.191). Subjek dari penelitian ini adalah karyawan JW Marriott Hotel Surabaya. Sedangkan, objek dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan.
3.6 Populasi dan Sampling
Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana penyelidik tertarik. Populasi adalah seluruh unit yang darinya sampel dipilih (Silalahi, 2010, p.253). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan JW Marriott Hotel Surabaya yang berjumlah 435 orang berdasarkan data dari Human Resources Department (HRD) JW Marriott Hotel Surabaya sampai akhir Maret 2013. Berikut populasi karyawan JW Marriott Hotel Surabaya:
Tabel 3.1. Jumlah karyawan JW Marriott Hotel Surabaya
DEPARTEMEN/BAGIAN/DIVISI JUMLAH KARYAWAN
ROOMS / FRONT OFFICE
Manager 7
Assistant Manager 3
Supervisor 25
Staff / Officer 96
Total ROOMS 131
F&B SERVICE
Manager 11
Assistant Manager 19
Supervisor 45
Staff / Officer 117
TOTAL F&B 192
FINANCE
Manager 5
Assistant Manager 0
Supervisor 2
49
Universitas Kristen Petra
Staff / Officer 15
TOTAL FINANCE 22
HUMAN RESOURCES
Manager 2
Assistant Manager 1
Supervisor 1
Staff / Officer 2
TOTAL HUMAN RESOURCES 6
ENGINEERING
Manager 2
Assistant Manager 2
Supervisor 13
Staff / Officer 6
TOTAL ENGINEERING 23
LOSS & PREVENTION
Manager 1
Assistant Manager 2
Supervisor 4
Staff / Officer 27
TOTAL LOSS & PREVENTION 34
SALES & MARKETING
Manager 16
Assistant Manager 4
Supervisor 5
Staff / Officer 2
Total SALES & MARKETING 27
SUMMARY
ROOMS 131
FOOD & BEVERAGE 192
FINANCE 22
HUMAN RESOURCES 6
50
Universitas Kristen Petra
ENGINEERING 23
LOSS & PREVENTION 34
SALES & MARKETING 27
TOTAL 435
Sumber: Data HRD JW Marriott Surabaya (2013)
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan operasional dan manajerial JW Marriott Hotel Surabaya yang akan dikelompokkan dalam masa kerja: (1) 0-6 bulan; (2) 6-12 bulan; (3) 12-18 bulan; (4) 18-24 bulan; dan (5) 24 bulan ke atas.
Pengelompokan ini didasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan Marsh &
McLennan Companies bahwa dimulai dari masa kerja karyawan 0-6 bulan, terjadilah tahapan brand aware dimana karyawan mengetahui atau memahami brand perusahaan, peran dan manfaat brand itu, serta perhatian perusahaan dalam menyampaikan brand itu ke karyawan (Lebard, Rendleman, and Dolan, 2006, pict.6).
Setelah itu, terdapat pula tahapan brand-knowledgeable, brand believer, dan brand deliverer berdasarkan masa kerja tertentu dari karyawan yang subjeknya juga dijadikan sampel dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka terhadap brand identity perusahaan walaupun sudah bekerja dalam jangka waktu yang panjang, mendapatkan training mengenai brand identity berulang kali, dan seharusnya sudah mampu menyampaikan brand itu kepada stakeholders. (Lebard, Rendleman, and Dolan, 2006, p.23)
Karena itu, pengelompokan populasi karyawan JW Marriott Hotel Surabaya yang dirancang peneliti untuk penelitian ini adalah:
Tabel 3.2. Populasi Karyawan JW Marriott Surabaya berdasar Lama Masa Kerja No. Lama Masa Kerja Karyawan Jumlah Karyawan
1 0-6 bulan 7 orang
2 6-12 bulan 28 orang
51
Universitas Kristen Petra
3 12-18 bulan 23 orang
4 18-24 bulan 9 orang
5 24 bulan ke atas 368 orang
TOTAL 435 orang
Sumber: Data HRD JW Marriott Surabaya (2013)
Untuk peneliti melakukan pemilihan sampel, kriteria yang harus dipenuhi pada sampel adalah sudah pernah menjalani segala macam training tentang brand identity JW Marriott Hotel Surabaya yang diadakan oleh pihak HRD sebagai bukti konkrit bahwa sampel sudah mendapatkan sosialisasi brand identity.
Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah pemilihan sampel distratifikasi (stratified sampling). Pemilihan sampel distratifikasi adalah proses pemilihan satu sampel dari sub-kelompok (strata) yang diidentifikasi dalam populasi yang diwakili dalam sampel dalam proporsi yang sama dengan yang ada dalam populasi. Dengan metode pemilihan sampel ini, akan diperoleh sampel acak distratifikasi yang mempunyai karakteristik spesifik dengan proporsi yang tepat sama dengan penyebaran karakteristik dalam populasi. Teknik sampling ini dapat digunakan apabila populasi besar dan ada perbedaan ciri atau karakteristik antara strata-strata yang ada, sedangkan perbedaan tersebut memengaruhi variabel, atau ada faktor atau variabel yang membedakan persepsi/pengetahuan, sikap, atau perilaku anggota populasi tentang hal yang diselidiki. Stratified sampling sering digunakan jika peneliti ingin membedakan beberapa kelompok karena ini dianggap relevan, sesuai dengan rencana penelitian. (Silalahi, 2010, p.265-266). Dalam penelitian ini, perbedaan kelompok yang dimaksud adalah berdasarkan lama masa kerja karyawan JW Marriott Hotel Surabaya.
Cara pemilihan sampel distratifikasi yang dipilih peneliti adalah proporsional, karena maksud penelitian ini untuk menilai perbedaan parameter dalam sub- kelompok dari populasi dan semua sub-kelompok memiliki jumlah elemen yang seimbang. Dalam pembagian besar sampel alokasi proporsional, semua stratum
52
Universitas Kristen Petra
memiliki ukuran besar sampel yang sebanding dengan jumlah anggota stratum.
Anggota dari satu populasi diklasifikasikan ke dalam strata dan jumlah unit dipilih dari masing-masing stratum secara proporsional dari ukuran populasi dalam stratum tersebut (Silalahi, 2010, p.266-267). Total sampel penelitian ini berjumlah 167 orang, yang ditentukan dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael, dengan derajat kesalahan 10% sebagai berikut: (Sugiyono, 2009, p.87)
(dibulatkan) Rumus 3.1
Sumber: Sugiyono (2009, p.87) Keterangan:
s = jumlah sampel
N = jumlah anggota populasi
λ (tabel nilai chisquare) dengan dk (derajat kebebasan) 1 = 2,706 2
(pada derajat/taraf kesalahan 10%) P (proporsi populasi) = Q = 0,5 d (tingkat akurasi) = 0,05
Jumlah sampel ini sudah mampu mewakili populasi yang ada, diperkuat dengan teori yang menyatakan ukuran sampel pada penelitian deskriptif, yaitu sekurang-kurangnya 100 sampel atau 10% dari populasi. (Ruslan, 2010, p.147). Jadi, peneliti akan mengambil 167 orang sampel dalam penelitian ini, sehingga diperoleh:
Q P N
d
Q P s N
. . ) 1 (
. . .
2 2
2
λ λ
+
= −
5 , 0 . 5 , 0 . 706 , 2 ) 1 435 ( 05 , 0
5 , 0 . 5 , 0 . 435 . 706 , 2
2 − +
= s
0.6765 +
1.085
294.2775 s=
167 06074 ,
167 =
s=
53
Universitas Kristen Petra
Tabel 3.3. Jumlah Sampel Penelitian
No. Lama Masa Kerja
Karyawan Perhitungan Jumlah Sampel
1 0-6 bulan 3 orang
2 6-12 bulan 11 orang
3 12-18 bulan 9 orang
4 18-24 bulan 3 orang
5 24 bulan ke atas 141 orang
TOTAL 167 orang
Sumber: Olahan Peneliti (2013)
Pemilihan sampel di atas menggunakan teknik simple random sampling (pemilihan sampel acak sederhana). Sampel diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun & Effendi, 1989, p.156). Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan undian dari daftar populasi yang sudah disusun dalam kerangka sampling (sampling frame) sehingga dapat ditarik sampel yang akan diteliti. Setiap nomor unit penelitian dalam daftar kerangka sampling ditulis di secarik kertas yang kemudian digulung-gulung dan dimasukkan ke dalam kotak. Setelah dikocok, sejumlah gulungan kertas diambil sesuai dengan jumlah sampel yang direncanakan, yaitu 167 orang. Nomor-nomor yang terambil inilah yang menjadi sampel dan menjadi responden peneliti. (Singarimbun & Effendi, 1989, p.156)
3 687 , 2 435 167
7 x = =
11 749 , 10 435 167
28 x = =
9 829 , 8 435 167
23 x = =
3 455 , 3 435 167
9 x = =
141 28 , 141 435 167
368x = =
54
Universitas Kristen Petra
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dari segi setting, peneliti akan mengumpulkan data di lokasi kantor (front & back office) JW Marriott Hotel Surabaya. Dari segi sumber, peneliti menggunakan sumber primer karena data yang diperoleh langsung dari sumbernya (responden) dan sumber sekunder yaitu data literatur dari buku-buku dan jurnal serta data internet dari website dan media massa online. Dari segi cara, peneliti menggunakan kuisioner (Sugiyono, 2009, p.224-225). Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner ini cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2009, p.142). Dengan demikian, peneliti akan menyebarkan kuisioner ke karyawan JW Marriott Hotel Surabaya sebagai responden, yang hasilnya menjadi data analisis peneliti, sehingga nantinya dapat diketahui tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokkannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasi (Silalahi, 2010, p.331-332). Peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif, karena penelitian ini bertujuan memaparkan data hasil penelitian tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan. Statistik deskriptif berhubungan dengan teknik untuk pencatatan, pengorganisasian, dan peringkasan informasi dari data numerik, sehingga mampu menyajikan informasi dalam satu bentuk yang dapat dikomunikasikan dan mudah dimengerti. (Silalahi, 2010, p.336)
Jenis penyajian distribusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah distribusi sederhana untuk distribusi frekuensi, distribusi prosentase, maupun
55
Universitas Kristen Petra
distribusi kumulatif (Silalahi, 2010, p.349). Teknik penskalaan yang digunakan adalah penskalaan Likert. Skala Likert sebagai teknik penskalaan yang banyak digunakan terutama untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi seseorang tentang dirinya atau kelompoknya atau sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi sejumlah pernyataan dengan kategori respons. Item respons disusun ke dalam tiga, lima atau lebih alternatif yang mengekspresikan luas jangkauan sikap dari ekstrem positif ke ekstrem negatif, seperti halnya “sangat setuju”, “setuju”, “netral”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju”. Tiap respons dihubungkan dengan nilai skor atau nilai skala untuk masing-masing pernyataan, sehingga nilai skornya adalah: (Silalahi, 2010, p.229-230)
a. Sangat setuju : 5 b. Setuju : 4 c. Netral / ragu-ragu : 3 d. Tidak setuju : 2 e. Sangat tidak setuju: 1
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan, hasil dari scoring di atas akan diaplikasikan dalam rumus untuk menghitung interval tingkat pengetahuan berikut:
(Azwar, 2002, p.137-138)
nilai tertinggi – nilai terendah jumlah interval Rumus 3.2
Sumber: Azwar (2002, p.137-138)
Kemudian dimasukkan ke dalam kelas tingkat pengetahuan, yang intervalnya ditentukan dari:
= 21,333 Interval =
3 16 80−
= Interval
3
=64
56
Universitas Kristen Petra
= 21,3 (dibulatkan)
Dari perhitungan rumus di atas, interval yang diperoleh untuk menentukan tingkat pengetahuan adalah:
• Tingkat pengetahuan rendah memiliki skor 16 a 37,3
• Tingkat pengetahuan sedang memiliki skor 37,3 a 58,6
• Tingkat pengetahuan tinggi memiliki skor 58,6 a 80 Keterangan: a = skor yang diperoleh responden
Skor maksimum sebesar 80 dikarenakan jumlah seluruh pertanyaan di kuisioner berjumlah 16 butir, dimana skor maksimum per butirnya adalah 5 (lima) dan skor minimum per butirnya adalah 1 (satu). Dari analisis di atas, maka akan ditemukan hasil penelitian tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan.
Kemudian, untuk mengukur tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap brand identity perusahaan secara keseluruhan, peneliti menggunakan rumus:
∑ fx N Rumus 3.3
Sumber: Nazir (1998, p.59)
fx = jumlah keseluruhan bilangan N = banyaknya unit bilangan tersebut
Untuk menunjang analisis data penelitian ini, peneliti juga memberikan pertanyaan-pertanyaan pendukung kepada responden guna menggali informasi atau data yang dibutuhkan peneliti. Analisis deskriptif penelitian ini ditunjukkan dengan data distribusi frekuensi dan hasil tabulasi silang (crosstab) yang dideskripsikan melalui tabel dengan program SPSS for Windows 17.0. Analisis crosstab atau tabulasi silang digunakan untuk mengetahui hubungan antara baris dan kolom.
Variabel baris dan kolom adalah variabel independen dan data yang digunakan berskala nominal atau ordinal, tetapi tidak diukur tingkatannya (Priyatno, 2011,
Mean =
57
Universitas Kristen Petra
p.141). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tabulasi silang terhadap karakteristik (identitas) responden dengan tingkat pengetahuan responden.
3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. (Sugiyono, 2009, p.121-122)
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas item digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala, apakah semua item pada kuisioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur, atau bisa melakukan penilaian langsung dengan metode korelasi Pearson. (Priyatno, 2011, p.42). Metode uji validitas ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item. Skor total item adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Jika nilai korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel, maka item kuisioner tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel atau nilai korelasi negatif, maka item tidak valid.
(Priyatno, 2011, p.51). Masrun (1979) dalam Sugiyono (2009:133-134) menyatakan bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi menunjukkan item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang pada orang yang sama pada waktu yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama). Metode uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Cronbach’s Alpha. Untuk penentuan apakah instrumen reliable atau tidak, batasan yang ditentukan untuk koefisien Cronbach’s Alpha adalah
58
Universitas Kristen Petra
minimum 0,6. (Priyatno, 2011, p.69). Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2011:69), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.