3.METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional
Definisi operasional menjelaskan apa yang dimaksud dari variabel- variabel dalam penelitian ini serta bagaimana variabel-variabel tersebut dapat diukur. Definisi operasional variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut:
3.1.1. Variabel Independen (X)
Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Organizational Citizenship Behaviour (OCB). OCB merupakan perilaku individu
“di atas dan lebih dari” deskripsi kerja yang ditentukan yang dilakukan secara sukarela, yang secara formal tidak berada dalam sistim reward, dan memberi kontribusi pada keefektifan dan keefisienan fungsi organisasi. Hal ini meliputi:
mempelajari tugas-tugas baru, sebagai sukarelawan yang melakukan sesuatu bagi keuntungan kelompok, dan lebih memiliki orientasi terhadap karyawan baru Dalam mengukur OCB peneliti menggunakan lima dimensi OCB sebagai berikut (Organ, Podsakoff & MacKenzie, 2006, p. 251):
1. Conscientiousness
• Karyawan bersedia tiba lebih awal, sehingga siap bekerja pada saat jam kerja dimulai.
• Karyawan bersedia untuk tidak mengambil kelebihan cuti meskipun memiliki hak cuti yang ditetapkan perusahaan.
2. Altruism
• Karyawan bersedia membantu rekan lain yang pekerjaannya overload.
• Karyawan bersedia membantu proses orientasi karyawan baru meskipun tidak diminta.
3. Civic virtue
• Karyawan bersedia memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu image organisasi.
• Karyawan mau untuk membantu mengatur kebersamaan secara departemental.
4. Sportmanship
• Karyawan tidak banyak menemukan kesalahan dalam organisasi.
• Karyawan tidak banyak mengeluh akan keadaan perusahaan.
5. Courtesy
• Karyawan bersedia untuk menjaga hubungan baik dengan atasan, bawahan, maupun dengan sesama rekan kerja.
• Karyawan bersedia membantu meredakan atau menyelesaikan pertikaian antar rekan kerjanya.
3.1.2. Variabel Interving (Z)
Variabel interving (Z) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kinerja SDM. Dalam mengukur kinerja sdm, peneliti menggunakan tujuh kriteria utama pengukuran kinerja:
1. Kualitas
• Hasil pekerjaan para karyawan mendekati sempurna bahkan melebihi dari yang ditentukan.
• Karyawan menguasai bidang kerjanya.
2. Kuantitas
• Jumlah barang yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan harapan.
• Karyawan dapat menyelesaikan beberapa aktivitas sekaligus dalam waktu yang sama.
3. Penggunaan waktu
• Karyawan dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan tepat waktu.
• Karyawan selalu datang tepat waktu.
4. Efektifitas penggunaan sumber daya
• Karyawan dapat menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal.
5. Kebutuhan untuk diawasi
• Karyawan dapat tetap bekerja dengan baik meskipun tidak diawasi.
6. Hubungan dengan orang lain
• Karyawan bersedia membantu rekan yang sedang bermasalah dalam menyelesaikan pekerjaannya
• Karyawan selalu bertegur sapa saat bertemu dengan rekan.
3.1.3. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi operasional. Dalam mengukur efisiensi operasional peneliti menggunakan pertanyaan : “Anda sebagai pimpinan perusahaan menilai bahwa perusahaan anda termasuk pada keadaan berefisiensi operasional.”
Pemimpin perusahaan adalah orang yang paling mengerti tentang operasional perusahaan dan dapat memberikan hasil yang valid untuk pertanyaan efisiensi operasional ini.
3.2. Jenis Penelitian
Di dalam melakukan sebuah penelitian ada beberapa macam jenis penelitian yang digunakan oleh para peneliti. Di dalam penelilitan ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dan bersifat kausal. Metode penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang sifatnya dapat dihitung jumlahnya dengan menggunakan metode statistik (Nazir, 1999, p.45). Pendekatan kuantitatif ini lebih menekankan kepada pengujian hipotesis. Penelitian kausal adalah
"Penelitian yang bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain penelitian kausalitas mempertanyakan masalah sebab-akibat" (Kuncoro, 2003, p. 10). Alasan peneliti menggunakan penelitian causal ini untuk mengetahui pengaruh Organizational Citizenship Behaviour (OCB) terhadap Kinerja SDM dan efisiensi operasional.
3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.3.1. Populasi
“Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian” (Kuncoro, 2003, p. 103). Yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan keluarga yang berada di Surabaya.
3.3.2. Sampel
"Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian" (Kuncoro, 2003, p. 107). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah total karyawan di 10 perusahaan keluarga di Surabaya yang di ambil sampel dari 25 orang karyawan untuk setiap perusahaan tersebut.
Dan total dari sampel tersebut adalah sebanyak 250 orang karyawan. Dan 10 oran pemimpin tiap perusahaan yang mewakili jawaban efisiensi operasional untuk tiap perusahaannya masing-masing.
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non-probability sampling dalam menentukan responden, yaitu “sampel yang dipilih secara arbriter (sewenang-wenang) oleh peneliti. Dengan kata lain, probabilitas masing-masing anggota populasi tidak diketahui” (Kuncoro, 2003, p. 118). Teknik non- probability sampling terdiri dari 3 jenis yaitu Convenience Sampling, Purposive Sampling, dan Snowball Sampling. Peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu atau syarat-syarat khusus. Kriteria atau syarat tersebut adalah:
1. Berstatus karyawan tetap. Hal ini dikarenakan karyawan yang terikat dalam kontrak kerja yang sah akan memiliki batasan, deskripsi kerja, serta konsekuensi yang telah disepakati bersama antara karyawan dengan perusahaan.
2. Telah bekerja selama lebih dari 3 bulan. Hal ini ditujukan dengan harapan karyawan telah memiliki waktu yang cukup dalam memahami situasi dan kewajiban kerja.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Studi Pustaka
Menurut Kuncoro (2003, p.28), studi pustaka yaitu merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan survey literature dan dokumen-dokumen yang berisi tentang informasi-informasi yang berhubungan dengan masalah yang ingin diteliti.
3.4.2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada obyek penelitian yang ingin diteliti, yaitu dengan menggunakan kuisioner. Menurut Sugiyono (2004, p.135) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden. Adapun penelitian ini menggunakan skala likert dalam menjawab pertanyaan yang ada di kuesioner, dengan skala terkecil adalah 1 (satu) dan skala terbesar adalah 4 (empat), dan penjelasannya sebagai berikut:
a. Nilai 1 menjelaskan sangat tidak setuju b. Nilai 2 menjelaskan tidak setuju c. Nilai 3 menjelaskan netral d. Nilai 4 menjelaskan setuju e. Nilai 5 menjelaskan sangat setuju
3.5. Jenis Data dan Sumber Data 3.5.1. Jenis Data
Menurut Kuncoro (2003), jenis data dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka), yang dapat dibedakan menjadi data interval dan rasio.
b. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik, yang dapat dibedakan menjadi data nominal dan ordinal.
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kuantitatif karena penelitian ini merupakan penelitian pengaruh yang datanya didapatkan melalui kuisioner.
3.5.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah 1. Data primer.
”Data primer biasanya diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original” (Kuncoro, 2003, p. 127). Data primer yang digunakan oleh peneliti adalah data yang dikumpulkan dan disatukan secara langsung dari obyek yang diteliti, yaitu berupa kuesioner yang disebarkan pada karyawan tetap perusahaan keluarga di Surabaya.
2. Data sekunder.
Yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003, p.127). Data sekunder ini dibutuhkan dalam penelitian ini, di mana peneliti ingin mengetahui data karyawan perusahaan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuisioner yang akan dibagikan kepada responden. Kuisioner (Questionaire) adalah daftar pertanyaan yang telah disusun secara terperinci dan lengkap untuk disampaikan kepada responden. Daftar pertanyaan mendeskripsikan tentang indikator-indikator yang sesuai dengan landasan teori dan dibutuhkan oleh penulis dalam membuat penelitian ini.
Tahapan dalam pengolahan data setelah data kuesioner terkumpul adalah (Istijanto, 2010, p.139):
1. Pengeditan data
Pengeditan data adalah tindakan yang dilakukan periset dengan memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti kekonsistenan jawaban dan menyeleksi keutuhan kuesioner. Dalam penelitian ini,
kuesioner yang akan dipakai adalah kuesioner yang dijawab lengkap oleh responden.
2. Pengodean
Tahapan berikutnya adalah melakukan pengodean terhadap kuesioner.
Pengodean data ini dilakukan agar data kuesioner menjadi data kuantitatif (angka) sehingga dapat dianalisa menggunakan program SPSS.
3. Penginputan
Tahapan berikutnya adalah melakukan penginputan data ke dalam format yang mudah untuk dianalisis. Dalam penelitian ini data yang telah didapatkan diinput ke dalam program SPSS.
3.6.1. Kuesioner Bagi Karyawan 10 Perusahaan Keluarga
Dalam kuesioner yang ditujukan variabel OCB yang diteliti adalah : a. Pernyataan nomor 1 dan 2 menyatakan indikator conscientiousness.
b. Pernyataan nomor 3 dan 4 menyatakan indikator altruism.
c. Pernyataan nomor 5 dan 6 menyatakan indikator civic virtue.
d. Pernyataan nomor 7 dan 8 menyatakan indikator sportmanship.
e. Pernyataan nomor 9 dan 10 menyatakan indikator courtesy.
Dalam kuesioner yang ditujukan variabel Kinerja SDM adalah a. Pernyataan nomor 1 sampai 2 menyatakan indikator kualitas.
b. Pernyataan nomor 3 sampai 4 menyatakan indikator kuantitas.
c. Pernyataan nomor 5 sampai 6 menyatakan indikator efektivitas penggunaan sumberdaya.
d. Pernyataan nomor 7 sampai 8 menyatakan indikator kebutuhan untuk diawasi
e. Pernyataan nomor 9 sampai 10 menyatakan indikator hubungan dengan orang lain.
Dalam kuesioner yang ditujukan variabel efisiensi operasional adalah:
a. Efisiensi Operasional terhadap perusahaan menurut pemimpin perusahaan.
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode survei langsung kepada para karyawan dan owner di 10 Perusahaan keluarga di Surabaya.
3.6.2. Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini, analisa deskriptif dilakukan untuk mengetahui frekuensi jawaban tiap pertanyaan yang diajukan dan juga untuk mengetahui karakteristik responden. Untuk menjelaskan analisa deskriptif digunakan tabel frekuensi, di mana digunakan untuk mendapatkan deskripsi ciri atau karakteristik responden atas dasar analisa satu variabel tertentu. Tabel – tabel frekuensi biasanya memuat dua kolom, yaitu jumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategorinya (Singarimbun dan Sofian 1995, p. 266).
3.6.3. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006, p. 168). ).
Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. ”Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya diukur. Bila skala perngukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan yang seharusnya dilakukan”
(Kuncoro, 2003, p. 151). Langkah dalam menguji validitas butir angket adalah sebagai berikut:
1. Mencari nilai korelasi dan nilai signifikansi
2. Menentukan nilai batas. Nilai batas signifikasi yang digunakan adalah 0,05. Nilai batas untuk korelasi adalah 0,126 untuk sampel 250.
3. Mengambil keputusan Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika nilai signifikansi < nilai batas, maka butir atau variabel tersebut adalah valid
2. Jika nilai signifikansi > nilai batas, maka butir atau variabel tersebut tidak valid (Sugiyono, 2010, p.352).
3.6.4. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seorang sampel terhadap pernyataan bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Langkah yang dilakukan dalam pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut (Kuncoro, 2009, p.175).:
1. Mencari r hasil 2. Mengambil keputusan Dasar pengambilan keputusan:
1. Jika ralpha positif dan ralpha > 0,6, maka butir atau variabel tersebut reliabel
2. Jika ralpha positif dan ralpha < 0,6, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel
3.6.5. Analisis Jalur
Analisis jalur (path analysis) merupakan bagian dari analisis regresi yang digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel dimana variabel- variabel bebas mempengaruhi variabel tergantung, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui satu atau lebih variabel perantara. Jadi analisis regresi ini adalah analisis statistik untuk menguji esksistensi variabel antara terhadap hubungan antara X dan Y (Bungin, 2010, p. 225). Dengan path analysis akan dilakukan estimasi pengaruh kausal antar variabel dan kedudukan masing-masing variabel dalam jalur baik secara langsung maupun tidak langsung. Signifikasi model tampak berdasarkan koefisien beta (β) yang signifikan terhadap jalur.
Manfaat path analysis adalah perluasan dari persamaan regresi sederhana atau berganda (single multiple regression equation) yang diperlakukan pada jalur
hubungan (network) variabel-variabel yang melibatkan lebih dari satu persamaan.
Untuk penyelesaian analisis jalur maka pelu mengetahui adanya path diagram maupun path coefficients (koefisen jalur). Model analisis jalur disajikan pada gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1. Model Analisis Jalur (Path Analysis) Persamaan yang terbentuk dari model di atas adalah:
Z = βZX (X) + e
Y = βYX (X) + βYZ (Z) e Di mana:
β ZX : Koefisien jalur pengaruh OCB terhadap Kinerja SDM β YX :Koefisien jalur pengaruh OCB terhadap Efisiensi Operasional
β YZ : Koefisien jalur pengaruh langsung Kinerja SDM terhadap efisiensi operasional.
Untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung maka:
1. Pengaruh langsung dapat dilihat dari masing-masing koefisien jalur yang telah terbentuk.
2. Pengaruh tidak langsung antara efisiensi operasional (Y) dengan OCB (Y ← X1), maka dilakukan dengan mengalikan koefisien βZX dengan β YZ
(βZX x β YZ).
3.6.6. Langkah-langkah dalam melakukan analisis jalur 1. Merancang model berdasarkan konsep dan teori.
Menurut Solimun (2002, p.48) “model hipotetik adalah model yang dikembangkan untuk menjawab permasalahan penelitian dan berbasis teori dan konsep”. Model tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
βYZ βYX
OCB (X) Kinerja SDM (Z) Efisiensi
Operasional (Y) βZX
persamaan, sehingga model persamaan hipotetik dari penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Z = b1X +e1 (3.1)
Y = b2X +b3Z + e2 (3.2)
Keterangan :
X = OCB
Y = Efisiensi Operasional Z = Kinerja SDM
a = Koefisien intercept b1,b2, b3 = Koefisien
e1, e2, = Error
2. Uji asumsi model.
Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi pada pengujian model path analysis, adalah sebagai berikut (Harun Al Rasyid, 2005) :
a. Hubungan antar variabel linier
b. Semua variabel residu tak punya korelasi satu sama lain
c. Pola hubungan antar variabel adalah rekursif atau hubungan yang tidak melibatkan arah pengaruh yang tidak timbal balik.
d. Tingkat pengukuran semua variabel sekurang-kurangnya adalah interval.
3. Analisis koefisien path.
Koefisien path dianalisis melalui signifikansi besaran regeression weight dari model. Solimun (2002) menyatakan Path dikatakan signifikan apabila nilai signifikansi uji yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 (bila tingkat kesalahan dalam penelitian yang digunakan adalah 5%).
4. Pemeriksaan validitas model.
Dalam analisis path terdapat dua indikator validitas yaitu (Solimun, 2002) :
a) Koefisien determinasi total digunakan untuk melihat pengaruh antar variabel, dapat dilihat dari Squre Multiple Correlation dengan rumus.
Rm2 = 1 – Pe1 Pe2...Pe3
b) Teori triming yang digunakan untuk membuang path-path yang non signifikansi sehingga diperoleh model yang didukung oleh data empirik.
5. Melakukan interpretasi.