3. METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Konseptual
Dalam penelitian yang berjudul “Motif pengguna Smartphone Blackberry di kalangan remaja Surabaya”, penelitian ini akan memaparkan definisi konseptual sebagai batasan dan dasar yang digunakan dalam seluruh rangkaian penelitian, yaitu sebagai berikut:
3.1.1 Uses and Gratifications
Uses and Gratification adalah sebuah pemikiran tentang perilaku setiap individu dalam mengkonsumsi media dan didorong dengan adanya motif- motif tertentu, pendekatan ini tertarik pada apa yang dilakukan media pada seseorang, melainkan tertarik terhadap apa yang dilakukan seseorang terhadap media. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini muncul pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility), bahwa konsumsi media diarahkan oleh motif (intentionality), bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan prefensi (selectivity) (Rakhmat, 2009, p. 65).
3.1.2 Gratification Sought
Gratification Sought adalah motif yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi media (Palmgreen, 1985, p. 27). Menurut Palmgreen dan Rayburn, tidak hanya motif yang dicari seseorang dalam menggunakan suatu media, tetapi juga kepuasan. Dengan kata lain Gratification Sought dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media tersebut (Kriyantono, 2009, p. 209). Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah motif individu dalam menggunakan SmartPhone BlackBerry di kalangan remaja di Surabaya.
3.2 Definisi Operasional
Penelitian ini mengacu pada operasionalisasi dari Louis and Wei tentang Motif dalam menggunakan telepon selular yang terbagi menjadi faktor komponen utama. Dijalankan untuk menentukan pengelompokan potensial dari tujuh item gratifikasi penggunaan telepon selular.
Ada tujuh indikator motif pengkonsumsian yang diperoleh media dalam penelitian ini yaitu:
a. Indikator Fashion/Status
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk Fashion
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk mendapatkan status sosial tertentu
b. Indikator Kasih sayang dan Keramahan
- Oleh responden Blackberry digunakan supaya lebih dekat dengan anggota keluarga
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk peduli dengan orang lain
c. Indikator Mobilitas
- Oleh responden Blackberry digunakan untukmendapatkan efisiensi waktu
d. Indikator Akses Cepat
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk mendapatkan layanan waktu dengan cepat
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk berhubungan secara cepat terlepas dari lokasi dan waktu khususnya untuk keluarga e. Indikator Perantara
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk melakukan segala kegiatan bisnis.
f. Indikator Jaminan
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk mendapatkan rasa aman
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk mendapatkan keselamatan dalam keadaan darurat.
g. Indikator relaksasi
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk mengisi waktu
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk mengurangi kebosanan
- Oleh responden Blackberry digunakan untuk mengisi waktu luang dan bersantai.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. “Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu”(Mukhtar dan Erna Widodo, 2000, p.15). Dalam penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi lebih menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel gejala atau keadaan. Mukhtar dan Erna Widodo (2000) menambahkan bahwa metode yang sering dipakai dalam analisis data deskriptif kuantitatif adalah termasuk kelompok kategorikal. Metode ini umumnya lebih populer menggunakan tabulasi silang yang dikembangkan dengan mengedepankan perhitungan untuk mendapatkan prosentase. Untuk data yang berkesinambungan biasanya dipakai untuk teknis analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui motif pengguna Smartphone di kalangan remaja Surabaya.
3.4 Metode Penelitian
Metode penelitian survei digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini menggunakan metode kuisioner. Penelitian ini mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pasti.
Peneliti akan memperoleh data mengenai motif dalam menggunakan Smartphone Blackberry melalui sejumlah remaja di Surabaya dan dianggap mewakili masyarakat Surabaya sebagai populasinya. Wawancara yang digunakan sebatas untuk mengembangkan kuisioner yang diisi responden. Mulyana (2001, p. 180) menyebutkan sebagai wawancara terstruktur, dimana yang susunan pertanyaannya
sudah disiapkan dan pilihan-pilihan jawaban yang ada juga sudah diselesaikan (Kriyantono, 2009, p. 59).
3.5 Populasi dan Sampel
Target responden adalah remaja di Surabaya dengan syarat:
- Sedang menggunakan Smartphone Blackberry.
- Berusia 16-24 tahun. Pemilihan ini dilandasi karena usia ini tidak termasuk dalam target pengguna smartphone Blackberry tetapi merupakan pengguna terbanyak (Iksan, 2010, para 3)
- Bertempat tinggal di Surabaya.
3.6 Teknik Penarikan Sample
Metode acak bertingkat (Multistage Random Sampling) merupakan pengembangan dari metode acak klaster. Pada acak klaster kita pertama kali tidak melakukan acak atas individu, tetapi gugus di mana individu berada. Dari gugus tersebut kemudian gugus anggota yang terpilih diambil. Pada acak bertingkat, gugus atau klaster tersebut sangat besar, karena itu gugus tersebut dipecah lagi ke dalam beberapa gugus barulah individu diambil (Eriyanto, 2007, p. 139).
Sampling frame dari penelitian ini adalah remaja di kota Surabaya dan remaja berusia 16-24 tahun yang akan dijadikan sampel. Peneliti akan membagi rata jumlah pelajar yang ada di Surabaya bagian barat, timur, selatan, utara, dan pusat. Dan yang memiliki kriteria syarat: remaja berusia 16-24 tahun, penguna Smartphone Blackberry, dan bertempat tinggal di Surabaya.
Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus Unknown Population karena jumlah populasi tidak diketahui secara pasti (Umar, 2002, p.144).
Rumusnya sebagai berikut:
n ≥ p.q (Z ½)² e Di mana:
n = jumlah sampel p = proporsi
q = proporsi sisa dalam populasi
(p.q) = karena proporsi populasi dalam populasi yang tersedia tidak diketahui, maka variasi p dan q dapat diganti dengan harga maksimum yakni (0.5*0.5 = 0.25)
Z ½ = derajat koefisien kontigensi 95% = 1.96
e = prosentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam penentuan sampel = 0.01
Jadi :
n ≥ 0.5 * 0.5 (1.96) ² 0.01 n ≥ 100 jiwa
Berdasarkan penghitungan di atas, jumlah sampel Remaja di Surabaya yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 sampel area Surabaya.
3.7 Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Jenis Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data yang diperoleh dari responden melalu kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah remaja di Surabaya berusia 16-24 tahun yang menggunakan Smartphone Blackberry.
2. Data Sekunder
Data tidak langsung seperti data yang diperoleh dari sumber buku-buku atau literatur, data remaja di Surabaya bagian barat, timur, selatan, utara, dan pusat yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).
3.7.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data responden menggunakan kuesioner yang penyusunannya menggunakan skala Guttman meneliti sifat uni dimesional dan merupakan skala komulatif. Skala Guttman akan menyediakan pilihan jawaban
yang tegas atas pertanyaan yang diberikan, yaitu: ya dan tidak. Dalam penelitian ini, coding yang digunakan untuk Skala Guttman adalah 1 untuk jawaban ya, dan 0 untuk jawaban tidak (Hasan, 2002, p. 73). Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist (Sugiyono, 2003)
3.7.3 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini proses pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
a. Pengeditan (Editing)
Proses pengecekan terhadap kelengkapan data-data yang dihasilkan, hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan sehingga akan di dapat data yang valid.
b. Tabulasi
Proses penyusunan data ke dalam bentuk-bentuk tabel, dimana pembuatan tabel berdasarkan variabel-variabel yang diukur dan proses memasukkan data ke dalam tabel setelah diklasifikasikan (Ruslan, 2003, p. 156).
3.7.4 Uji Validitas
Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuncoro, 2003, p.151). Langkah dalam menguji validitas butir pertanyaan pada kuisioner yaitu mencari r hitung (angka korelasi Pearson) dengan rumus sebagai berikut :
rxy =
( )
2 2
2
2) ( ) ( ) ( )
(
) ( ) (
ΣΥ
− ΣΥ ΣΧ
− ΣΧ
ΣΥ ΣΧ
− ΣΧΥ
n n
n
Di mana:
r adalah Pearson Correlation
n adalah jumlah sampel (responden penelitian) X adalah skor tiap item
Y adalah skor total (Umar, 2002, p.105)
Dengan ketentuan bahwa sebuah item kuesioner dinyatakan valid jika nilai r memiliki tingkat signifikansi kurang dari 5%.
3.7.5 Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap/ajeg (konsisten). Alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali. Dengan kata lain, reliabel menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. (Singarimbun, 2008, p.140). Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan uji statistik spearman-brown dengan ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila nilai spearman- brown adalah di atas 0,6 (Ghozali, 2001, p.132)