• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

25

Universitas Kristen Petra

BAB 3

METODE PENELITIAN

1.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dimensi waktu, dan teknik pengumpulan data.

Berdasarkan tujuan penelitian , penelitian ini tergolong penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif berusaha menelaskan hubungan kausal terjadinya suatu fenomena sosial (Neuman, 2005, p.31). Dimana peneliti ingin melihat adanya pengaruh Atmosphere, Food Quality, dan Service Quality terhadap Perceived Value pada konsumen De Soematra Fine Dining Restaurant di Surabaya.

Berdasarkan manfaat penelitian, penelitian ini tegolong sebagai penelitian murni, yang dilakukan dalam rangka untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Tujuan utama melakukan penelitian dasar adalah untuk menghasilkan lebih banyak pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena yang terjadi dan untuk membangun teori berdasarkan hasil penelitian (Sekaran, 1992).

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian Cross Sectional, yaitu penelitian yang mengambil satu bagian dari gejala (populasi) dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini masuk ke dalam Single Cross Sectional dimana pengabilan data pada satu sampel dalam kurun waktu satu kali pengambilan (Simamora, 2004, p.108).

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dilakukan, penelitian ini merupakan penelitian survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Faenkel dan Wallen, 1990),

(2)

26

Universitas Kristen Petra

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (1997) “populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan atau individu) yang karakteristiknya hendak diduga” (p.45).

Dalam penelitian ini yang menjadi jumlah target populasi adalah seluruh konsumen De Soematra fine dining restaurant di Surabaya.

3.2.2. Sampel

Menurut Sugiyono (1997), “sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang akan digunakan dalam riset penelitian (p.56).

Metode dari pemilihan sampel untuk penelitian ini adalah Non Probability Sampling jenis Convenience Sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan orang yang mudah ditemui dan mau bekerja sama. Populasi dalam penelitian ini adalah : a. Responden berusia minimal 17 tahun.

b. Responden yang pernah mengunjungi dan menikmati hidangan di De Soematra fine dining restaurant di Surabaya minimal 1 kali dalam 6 bulan terakhir.

Formula dasar dalam menentukan ukuran sampel pada pengambilan sampel non-probabilitas mengasumsikan bahwa populasi adalah tidak terbatas.

Pengambilan dan pengumpulan data yang diperlukan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan. Bila tidak memenuhi syarat maka tidak boleh dipilih sebagai responden. “Sampel yang jumlahnya 100 dari populasi 5000, secara kasar mempunyai ketepatan hampir sama dengan ketetapan estimasi 100 sampel dari 200 juta populasi” (Cooper dan Emory, 1998, p.221). Jumlah sampel adalah sebanyak 100 responden. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan Peneliti baik meliputi waktu, tenaga serta biaya penelitian. Diharapkan dengan jumlah ini dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh Atmosfer, Kualitas Makanan, Kualitas Layanan terhadap Perceived Value pada De Soematra fine dining restaurant di Surabaya. Selain itu, ukuran sampel minimum dalam penelitian adalah sebanyak 100 responden (Susila & Fatchurrohman, 2004, p.88).

(3)

27

Universitas Kristen Petra

3.3. Jenis dan Sumber Data

“Data adalah hasil pengamatan yang dicatat untuk keperluan tertentu. Jenis data dibedakan menjadi dua, yaitu: data kualitatif dan data kuantitatif, sedangkan sumber data dibedakan menjadi dua, yaitu: data primer dan data sekunder “ (Zikmund, 2003, p.63).

Jenis data yang digunakan adalah :

 Kuantitatif menurut Sugiyono (2007), “metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berladaskan pada filsafat

positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan” (p.13). Data kuantitatif dipilih dikarenakan data dicatat dengan menggunakan angka-angka dimana klasifikasi atau keterangan yang diperoleh berasal dari penyebaran kuisioner.

Sumber data yang digunakan adalah (Zikmund, 2003, p.63):

 Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber diluar perusahaan seperti data dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan peneliti adalah data yang diperoleh dari hasil jawaban kuisioner yang disebarkan pada responden.

 Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain (Kuncoro, 2009, p.148). Di dalam data sekunder ini peneliti mengambil data dari buku-buku literatul, internet, dan jurnal yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti.

3.4. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah metode atau cara yang digunakan dalam mengumpulkan sumber data adalah dengan:

(4)

28

Universitas Kristen Petra

1. Survei

Penyebaran kuisioner langsung dilakukan di restoran De Soematra pada tanggal 4 Juni 2016 – 7 Juni 2016 sebanyak 30 kuesioner yang diberikan langsung kepada konsumen dan melalui kuisioner online sebanyak 70.

2. Skala

Pengukuran variabel penelitian menggunakan skala likert, merupakan teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran (Zikmund, 2003).

Tabel 3.1 Skala Likert

Pernyataan Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Netral 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Dalam penelitian ini, tabel distribusi frekuensi akan digunakan untuk menginterprestasikan jawaban responden.

3.5.Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah “petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel” (Singarimbun dan Effendy, 1995, p.46). Variabel dalam penelitian ini ada dua macam yaitu variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependent dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependent lainnya dimana dilambangkan dengan X. Variabel bebas (independent variable) adalah atmosfer, kualitas makanan, kualitas layanan dan variabel tidak bebas (dependent variable) perceived value. Sedangkan variabel tidak bebas (dependent variable) adalah karakteristik yang berubah atau muncul, atau tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, atau mengganti variabel bebas dimana variabel tidak bebas ini dilambangkan dengan Y (Swastha, pp.136-142).

(5)

29

Universitas Kristen Petra

1. Variabel Dependent (X) a. Variabel Atmosfer (X1)

Atmosphere adalah persepsi konsumen mengenai nuansa atau suasana yang dirasakan, baik dari exterior, general interior, store layout, dan displays, yang dapat menarik konsumen untuk membeli. Indikatornya adalah sebagai berikut:

 Exterior (X1.1): Bangunan Restoran De Soematra Surabaya terlihat mewah namun tetap memiliki kesan vintage dan kolonial.

 General interior (X1.2): Interior Restoran De Soematra Surabaya terlihat mewah dan klasik.

 Store layout (X1.3): Tata letak ruangan Restoran De Soematra Surabaya tertata dengan rapi.

 Displays (X1.4): Dekorasi Restoran De Soematra Surabaya sesuai dengan tema klasik.

b. Variabel Kualitas Makanan (X2)

Produk adalah persepsi konsumen yang berpengaruh terhadap minat beli konsumen. Indikatornya adalah sebagai berikut:

 Makanan yang enak (X2.1): Rasa makanan yang disajikan oleh Restoran De Soematra Surabaya enak

 Makanan mengandung nutrisi (X2.2): Makanan yang disajikan oleh Restoran De Soematra Surabaya memiliki kandungan gizi yang baik

 Restoran menawarkan berbagai macam menu (X2.3): Restoran De Soematra Surabaya menawarkan berbagai macam variasi menu

 Restoran memberikan makanan yang fresh (X2.4): Restoran De Soematra Surabaya menyajikan makanan yang segar (contoh : makanan yang seharusnya hangat, disajikan dengan keadaan hangat)

 Armoa makanan menarik / memikat (X2.5): Aroma dari makanan yang disajikan oleh Restoran De Soematra Surabaya menggugah selera

 Makanan yang disajikan menarik secara visual (X2.6): Penampilan makanan Restoran De Soematra Surabaya menarik secara visual

c. Variabel Kualitas Layanan (X3)

(6)

30

Universitas Kristen Petra

Kualitas layanan atau service quality, adalah ringkasan skala mengenai keterandalan dan keefektifan pelayanan yang dipersepsikan oleh pelanggan dan menjadi suatu keharusan untuk dapat bertahan. Indikatornya adalah sebagai berikut:

 Reliability (X3.1)

(X3.1.1): Karyawan Restoran De Soematra Surabaya menyajikan makanan sesuai dengan pesanan saya

(X3.1.2): Karyawan Restoran De Soematra Surabaya membuat nota dengan benar (sesuai dengan pesanan)

 Responsiveness (X3.2)

(X3.2.1): Karyawan Restoran De Soematra Surabaya dapat memberikan pelayanan dengan cepat

(X3.2.2): Karyawan Restoran De Soematra Surabaya tanggap terhadap kebutuhan saya

 Assurances (X3.3)

(X3.3.1): Karyawan Restoran De Soematra Surabaya melayani dengan sopan

(X3.3.2): Karyawan Restoran De Soematra Surabaya memiliki pengetahuan yang baik tentang menu yang ditawarkan

(X2.3.3): Karyawan Restoran De Soematra Surabaya melayani saya dengan ramah

 Empathy (X3.4)

(X3.4.1): Karyawan Restoran De Soematra Surabaya memberikan perhatian personal kepada saya

(X3.4.2): Karyawan Restoran De Soematra Surabaya menanyakan saran dan komentar saya mengenai layanan Restoran De Soematra Surabaya d. Variabel Perceived Value (Y)

Pengertian dari perceived value adalah evaluasi menyeluruh dari kegunaan suatu produk yang didasari oleh persepsi konsumen terhadap sejumlah manfaat yang akan diterima dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan atau secara umum dipikiran konsumen value dikenal dengan istilah “value for money”.

Customer Perceived Value adalah penilaian keseluruhan dari produk yang

(7)

31

Universitas Kristen Petra

didasarkan pada persepsi apa yang diterima dan apa yang diberikan, dikenal sebagai manfaat dan pengorbanan. salah satu unsur yang harus didaya gunakan oleh organisasi sehingga menimbulkan rasa nyaman, tentram, dan dapat meningkatkan hasil kerja yang baik untuk meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Nilai pelanggan adalah ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan produsen setelah pelanggan menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati bahwa produk atau jasa tersebut memberi nilai tambah.

Variabel (Y) Perceived Value menggunakan skala likert. Dari jawaban yang dihasilkan dan berhasil dikumpulkan tersebut perlu dilakukan pengelolaan data yaitu berupa ringkasan antara lain mean (rata-rata) untuk setiap faktor sehingga bisa dianalisis untuk diambil kesimpulannya.

Indikator variabel customer perceived value terdiri dari :

 Apa yang diterima sesuai dengan apa yang dikorbankan (Y1.1): Apa yang saya terima di Restoran De Soematra Surabaya sesuai dengan apa yang saya korbankan (waktu, tenaga, biaya)

Pengalaman yang didapat sesuai dengan biaya yang dikeluarkan (Y1.2):

Pengalama fine dining di Restoran De Soematra Surabaya sesuai dengan biaya yang dikeluarkan

 Apa yang diterima lebih baik jika dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh tempat lainnya (Y1.3): Apa yang saya terima di Restoran De Soematra Surabaya lebih baik jika dibandingkan dengan restoran fine dining lainnya

3.6. Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument penelitian, maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.6.1. Uji Validitas

Menurut Umar (2008, p.176) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

(8)

32

Universitas Kristen Petra

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Menurut Ghozali (2005, p.135) dalam hal ini korelasi yang dinilai signifikasinya lebih kecil dari 5% ( level of significance) menunjukkan bahwa item–item tersebut sudah sah sebagai pembentuk indikator. Selain itu, alat yang digunakan untuk menguji validitas setiap pertanyaan pada kuesioner adalah korelasi product moment pearson. Menurut Sugiyono (2009, p.106) bahwa syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat valid adalah r = 0.195. Validitas suatu item pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel Item Total Statistic. Suatu poin pernyataan dikatakan valid jika nilai R hitung yang merupakan nilai dari corrected item-total correlation > dari R tabel (Nugroho, 2005).

1.6.2. Uji Reliabilitas

“Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali” (Umar, 2002, p.98). Kuisioner yang reliabel adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran) (Simamora, 2002, p.63). “Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbanch Alpha >0,60” (Ghozali, 2001, p.132).

Reliabilitas mengandung unsur stabilitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat koefisien Cronbanch Alpha. Teknik dilakukan pada pertanyaan- pertanyaan, sedangkan kriterianya adalah jika hasilnya >0,60 maka dinyatakan bahwa indikator tersebut reliabilitasnya tinggi.

3.6.3 Analisa Statistik Deskriptif

Analisa deskriptif digunakan untuk menggambarkan data baik dengan teks maupun diagram. Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel melalui analisi korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata- rata data sampel atau populasi (Sugiyono, 2007, p.96).

1. Mean

Rata-rata hitung atau yang sering disebut mean merupakan bilangan

(9)

33

Universitas Kristen Petra

yang didapat dari hasil pembagian jumlah nilai data oleh banyaknya data dalam pengumpulan data tersebut. Rumus yang digunakan dalam menghitung mean adalah :

(3.1)

Keterangan : : mean

: jumlah keseluruhan data : banyaknya data yang ada : data ke-i

2. Skala Interval

Skala interval merupakan tingkat pengukuran ketiga, di mana pemberian angka pada obyek yang memiliki sifat ordinal, ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni memberikan nilai pasti pada data atau obyek yang akan diukur. Ukuran rasio ini mempunyai nilai nol (0) secara pasti (tidak ada nilainya). Selain itu skala ini juga dapat membedakan urutan dan dapat mengetahui jarak diantara dua pengukuran. Skala pengukuran ini bersifat membedakan, mengurutkan, dan memiliki jarak yang sama.

(3.2)

Keterangan:

: Jumlah responden : Nilai tertinggi : Nilai terendah S : Skala

(10)

34

Universitas Kristen Petra

Skala interval yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

= 0,8 Keterangan:

1 – 1,80 : Sangat Buruk 1,81 – 2,60 : Buruk

2,61 – 3,40 : Netral 3,41 – 4,20 : Baik

4,21 – 5 : Sangat Baik

1.6.3.1 Distribusi frekuensi

”Distribusi frekuensi merupakan tabel yang menjelaskan penyebaran jawaban responden dalam kuisioner berdasarkan butir-butir pertanyaan yang menggali masalah penelitian”(Kuncoro, 2003, p.179).

3.6.3.2. Uji Asumsi Klasik

Uji ini digunakan untuk memastikan persyaratan untuk menggunakan formulasi regresi linier berganda. Adapun persyaratan ini bahwa diantara variabel bebas penelitian tidak boleh terjadi heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi (Algifari, 2000, pp.84-89).

a. Uji Multikolinearitas

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas, yaitu antara variabel independen yang satu dengan yang lain dan model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati. Uji multikolinearitas adalah untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel bebas pada model regresi. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal (Ghozali, 2005, p.91). Nilai yang umum dipakai untuk menyatakan adanya multikolinearitas adalah nilai toleransi >0,10 atau sama dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) <10 (Ghozali, 2006, p.92).

b. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005, p.110) ”Uji normalitas digunakan untuk

(11)

35

Universitas Kristen Petra

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil”.

c. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi dikatakan kurang baik apabila varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas).

Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot antara nilai prediksi variabel independen dengan residualnya. Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak ( tanpa pola yang jelas) serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi atau terjadi homoskedastisitas. Selain itu juga digunakan uji glejser untuk menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas. Tidak terjadi heteroskedastisitas jika angka signifikansi lebih dari 0,05 (Ghozali, 2005, p.105).

3.6.3.3 Analisa Regresi Linear Berganda (Multiple regression analysis)

Dalam penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda.Analisa regresi linear berganda dipakai untuk mengukur pengaruh dari variabel independen (X) dalam menjelaskan variasi dari variabel dependen (Y) (Trihendradi, 2011). Persamaan garis linier berganda yang digunakan yaitu:

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+e (3.3)

Keterangan :

Y : Perceived Value X1 : Variabel Atmosfer

X2 : Variabel Kualitas Makanan X3 : Variabel Kualitas Layanan α : Konstanta

(12)

36

Universitas Kristen Petra

β1 : parameter regresi X1, yang menunjukkan pengaruh atmosfer terhadap perceived value.

β2 : parameter regresi X2, yang menunjukkan pengaruh kualitas makanan terhadap perceived value.

β3 : parameter regresi X3, yang menunjukkan pengaruh kualitas layanan terhadap perceived value.

Untuk mencari besarnya koefisien regresi dari ketiga variabel bebas dan nilai konstanta regresi, digunakan alat bantu perangkat lunak komputer dengan program SPSS versi 16.0

3.6.3.4 Uji Hipotesis

Selanjutnya sebagai langkah untuk melakukan pengujian secara signifikansi maka perlu menggunakan uji T dan uji F.

1. Uji-T ( hipotesis koefisien secara individual)

Uji-t digunakan untuk pengujian satu arab dan dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara parsial. Uji-t dapat diketahui dengan kriteria sebagai berikut:

a. H0: β=0 ( tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat) H1: β≠0 ( ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat) b. Level of Significant = 5%

c. t hitung =bi (3.4)

Sbi

Keterangan :

b1= koefisien regresi variabel bebas Sbi= standar error

d. Kriteria pengujian sebagai berikut : a. Berdasarkan t hitung dan t tabel:

 Apabila t hitung >t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

 Apabila t hitung <t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang

(13)

37

Universitas Kristen Petra

berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

b. Berdasarkan tingkat signifikansi:

 Jika Sig > 0.05 (5%), maka H0 diterima

 Jika Sig <0.05 (5%), maka H0 ditolak 2. Uji F ( hipotesis koefisien secara menyeluruh)

Uji F memiliki peran menyeluruh bagi kelayakan model dan masing- masing variabel bebas dinilai dengan uji t terpisah. Dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F ini dapat diketahui dengan kriteria sebagai berikut:

a. H0 : β=0 (tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat) H1: β1≠0 (ada pengaruh antara variabel bebas dan terikat) b. Level of Significant = 5%

c. F hitung = R2/k (3.5)

(1-R2) / (n-k-1) Keterangan:

F hitung =Hasil F perhitungan

R2 = Koefisien regresi berganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel

Uji F ini dipergunakan untuk mengetahui apakah H0 diterima atau ditolak. Kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Mambandingkan F hitung dengan F tabel:

 Apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya secara simultan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

 Apabila F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti secara simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

b. Berdasarkan tingkat signifikansi:

 Jika Sig > 0.05 (5%) maka H0 diterima

 Jika Sig < 0.05 (5%)

Gambar

Tabel 3.1 Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, maka telah dilakukan penelitian dengan memanfaatkan beberapa bahan baku lokal tersebut dalam formulasi pakan pembesaran udang vaname yang

Data tersebut diperoleh dari pihak-pihak yang telah ditentukan sebagai informan atau narasumber yang dianggap mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan penyelesaian utang

Dapat juga advokasi didefinisikan, sebagai suatu usaha yang dilakukan secara sistematis dan terorganisir untuk melakukan aksi dengan target untuk; terbentuknya atau

GPS menggunakan konstelasi 27 buah satelit yang mengorbit bumi, dimana sebuah GPS receiver menerima informasi dari tiga atau lebih satelit tersebut seperti

menggunakan bentuk penyajian simbolis didasarkan kepada penelusuran pada aspek-aspek yang terdiri dari tipe tari, gerak, alur tari, kostum dan properti yang

Adapun penelitian yang berjudul “Jual Beli dengan Sistem Al-Bai’u Salam dalam Pembiayaan Syariah di Indonesia” yang ditulis oleh Lisda Apriliani, yang membahas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerangka pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dari penelitian Lynch dkk, menggunakan jarum spinal 27G Quincke dan 27G Whitacre pada pasien-pasien ortopedik dengan spinal anestesi, menunjukkan tidak ada perbedaan yang