FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI TENTANG MELAKSANAKAN DIET
HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANJARBARU SELATAN TAHUN 2017
MANUSKRIP
Oleh : JUNAIDI IBRAHIM NPM. 1614201120596
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN NERS B BANJARMASIN, 2017
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PENDERITA HIPERTENSI MELAKSANAKAN
DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS BANJARBARU SELATAN
TAHUN 2017
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Program Studi S1 Keperawatan
OLEH
JUNAIDI IBRAHIM NPM 1514201120596
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN 2017
NURSING STUDY PROGRAMS S.1
FACULTY OF NURSING AND HEALTH SCIENCE
Thesis, October 2017
JUNAIDI IBRAHIM 1614201120596
RELATED FACTORS WITH COMPLIANCE TO HYPERTENSION PATIENTS ABOUT IMPLEMENTING DIET HYPERTENSION IN THE SOUTH BANJARBARU PUSKESMAS 2017
Abstract
Based on the incidence of hypertension in June 2016 at the Puskesmas Banjarbaru Selatan as many as 129 cases for the incident in the elderly. Dimatteo, Dinicola, Thorne and Kyngas conducted research and discussed that there are two factors related to compliance with internal and external factors. Internal factors include the character of the patient such as age, attitudes, social values, and emotions caused by the disease. External factors are health education, interaction of patient with health officer and of course support from family, health officer and friend (Niven, 2002: 58).
This study aims to determine factors related to adherence of hypertensive patients to implement hypertension diet in elderly in Puskesmas Banjarbaru Selatan
In this study using cross-sectional design. The population is all elderly who suffer from hypertension registered at Puskesmas Banjarbaru Selatan during June 2016 as many as 129 cases. Samples amounted to 56 people with simple random sampling technique. Hypothesis test using Spearman Rank test.
There is a correlation between knowledge about hypertension and adherence of hypertension patient to hypertension diet in elderly (ρ = 0,002, r = 0,403). There was a correlation between attitudes with hypertensive adherence to hypertension diet in elderly (ρ = 0,000, r = 0,492). There is a relationship between family support and adherence of hypertensive patients to implement hypertension diet in elderly (ρ
= 0,009, r = 0,346). There is correlation between quality of interaction with adherence of hypertension patient to implement hypertension diet at (ρ = 0,001, r = 0,436)
Keywords: Factors, hypertension, Elderly
Reference List: 23 (2002-2015)
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PADA PENDERITA HIPERTENSI TENTANG MELAKSANAKAN
DIET HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANJARBARU SELATAN TAHUN 2017
Junaidi Ibrahim *, Hiryadi **, Sukarlan ***
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas Keperawatan Dan Ilmu Kesehatan Program Studi S.1 Keperawatan
Email:
[email protected] Abstrak
Latar Belakang : Berdasarkan hasil kejadian hipertensi pada Juni 2016 di Puskesmas Banjarbaru Selatan sebanyak 129 kasus untuk kejadian pada lansia. Dimatteo, Dinicola, Thorne dan Kyngas melakukan penelitian dan mendiskusikan bahwa ada dua faktor yang berhubungan dengan kepatuhan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi karakter penderita seperti usia, sikap, nilai sosial, dan emosi yang disebabkan oleh penyakit. Faktor eksternal yaitu pendidikan kesehatan, interaksi penderita dengan petugas kesehatan dan tentunya dukungan dari keluarga, petugas kesehatan dan teman (Niven,2002:58).
Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan
Metode Penelitian : Pada penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional.
Populasinya adalah semua lansia yang menderita hipertensi yang terdaftar di Puskesmas Banjarbaru Selatan selama bulan Juni 2016 sebanyak 129 kasus. Sampel berjumlah 56 orang dengan teknik simple random sampling. Uji hipotesis menggunakan uji Spearman Rank.
Hasil : Ada hubungan antara pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia (ρ = 0,002, r=0,403). Ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia (ρ = 0,000, r = 0,492). Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia (ρ = 0,009, r = 0,346). Ada hubungan antara kualitas interaksi dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada (ρ = 0,001, r = 0,436)
Kata Kunci : Faktor-faktor, hipertensi, Lansia
1. Pendahuluan
Menurut Word Population Prospect tahun 2015 ada 901.000.000 orang berusia 60 tahun atau lebih, yang terdiri dari 12 persen jumlah populasi global pada tahun 2015
dan 2030, jumlah orang berusia 30 tahun lebih diproyeksikan akan tumbuh sekitar 56 persen, dari 901 juta menjadi 1,4 miliyar, dan pada tahun 2050 popilasi lansia diproyeksikan lebih dari 2 kali lipat di tahun 2015 yaitu mencapai 2,1 milyar ( United Nations, 2015 ).
Hasil data yang diambil dari kementrian sosial Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2012 jumlah lansia berjumlah 231.546 jiwa. Tahun 2013 jumlah lansia berjumlah 235.785 jiwa. Tahun 2014 jumlah lansia berjumlah 239.952 jiwa, dari data 3 tahun tersebut terdapat kenaikan jumlah populasi lansia tiap tahunnya di Kalimantan Selatan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru pada tahun 2015, kasus hipertensi di seluruh Kota Banjarbaru di temukan sebanyak 6664 penderita. Wilayah Kerja Puskesman Banjarbaru Selatan dengan penderita lama sebanyak 4857 dan penderita baru 1807. Berdasarkan hasil kejadian penderita hipertensi yang di dapat dari laporan bulan Juni 2016 di Puskesmas Banjarbaru Selatan sebanyak 129 kasus dan pada bulan mei sebanyak 272 kasus untuk kejadian pada lansia.
Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet hipertensi pada lansia, diantaranya adalah pengetahuan dan sikap lansia terhadap pengaturan makanan yang boleh dantidak boleh ia konsumsi, selain itu ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam kepatuhan diet, yaitu dukungan dari keluarga penderita dan juga dari tenaga medis yang menanganimya (Bandiyah, 2009).
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juni 2016, diketahui dari 10 orang yang terdaftar di Puskesmas dan posyandu lansia sebagai penderita hipertensi di wawancari. 7 orang kurang bisa menjaga diit hipertensi karena pengetahuan tentang hipertensi dan sifat dari penderita sendiri begitu juga kurangnya olahraga dan kurang teraturnya pola istirahat, dan 3 orang menjaga ketat diet hipertensinya.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang, “Faktor – faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan”.
2. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian observasional. Rancangan pada penelitian ini menggunakan cross-sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time approach ) ( Notoatmodjo, 2002). Menggunakan desain ini diharapkan dapat mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan penderita Hipertensi melaksanakan diet Hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang menderita hipertensi yang terdaftar di Puskesmas Banjarbaru Selatan selama bulan Juni 2016 sebanyak 129 kasus.
Berdasarkan perhitungan tersebut maka besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 56 responden.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah dengan simple random sampling, yaitu menentukan orang atau sampel dengan cara acak dengan cara undian, yaitu pengambilan nomor secara acak sampai bejumlah 56 responden..
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner tertutup.
Kuisioner tersebut berupa daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik sesuai dengan parameter yaitu pertanyaan tentang pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, Kualitas interaksi petugas kesehatan dengan lansia dan kepatuhan lansia tentang melaksanakan diet hipertensi.
3. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil data penelitian yang dikumpulkan, didapatkan hasil sebagai berikut dibawah ini.
a. Pengetahuan Tentang Hipertensi
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahu an tentang hipertensi pada penderita hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017
Pengetahuan Frekuensi %
Baik 35 62.5
Kurang 21 37.5
Jumlah 56 100
b. Sikap Lansia Penderita Hipertensi Tentang Diet Hipertensi
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap lansia penderita hipertensi tentang diet hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017
Pengetahuan Frekuensi %
Baik
31 55.4
Kurang
25 44.6
Jumlah 56 100
c. Dukungan Keluarga
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga lansia penderita hipertensi tentang melaksanakan diet hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017
Pengetahuan Frekuensi %
Baik
31 55.4
Kurang
25 44.6
Jumlah 56 100
d. Kualitas Interaksi Lansia dengan Tenaga Kesehatan
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kualitas Interaksi Lansia Penderita Hipertensi tentang melaksanakan diet hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017
Pengetahuan Frekuensi %
Baik
38 67.9
Kurang
18 32.1
Jumlah 56 100
e. Kepatuhan Lansia Tentang Diet Hipertensi
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi tentang Diet Hipertensi di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017
Pengetahuan Frekuensi %
Baik
33 58.9
Kurang
23 41.1
Jumlah 56 100
f. Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Melaksanakan Diet Hipertensi.
Tabel 6 Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Melaksanakan Diet Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017.
Pengetahuan
Kepatuhan
Total %
Baik Kurang
f % f %
Baik 26 74.3 9 25.7 35 100
Kurang 7 33.3 14 66.7 21 100
Jumlah 33 58.9 23 41.1 56 100
Speamen rho ρ = 0,002 r = 0.403 α = 0,05
g. Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Melaksanakan Diet Hipertensi
Tabel 7 Hubungan Antara Sikap Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Melaksanakan Diet Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2017
Pengetahuan
Kepatuhan
Total %
Baik Kurang
f % f %
Baik 25 80.6 6 19.4 31 100
Kurang 8 32 17 68 25 100
Jumlah 33 58.9 23 41.1 56 100
Speamen rho ρ = 0,000 r = 0,492 α = 0,05 h. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi
Melaksanakan Diet Hipertensi.
Tabel 8 Hubungan Antara Dukunagn Keluarga Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Melaksanakan Diet Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2017
Dukungan Keluarga
Kepatuhan
Total %
Baik Kurang
f % f %
Baik 23 74.2 8 25.8 31 100
Kurang 10 40 15 60 25 100
Jumlah 33 58.9 23 41.1 56 100
Speamen rho ρ = 0,009 r = 0,346 α = 0,05
i. Hubungan Kualitas Interaksi Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Melaksanakan Diet Hipertensi.
Tabel 9 Hubungan Antara Kualitas Interaksi Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Melaksanakan Diet Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2017
Kualitas Interaksi
Kepatuhan
Total %
Baik Kurang
f % f %
Baik 28 73.7 10 26.3 38 100
Kurang 5 27.8 13 72.2 18 100
Jumlah 33 58.9 23 41.1 56 100
Speamen rho ρ = 0,001 r = 0,436 α = 0,05
4. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar pengetahuan responden tentang hipertensi mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 35 orang (62,5%) danresponden dengan pengetahhuan kurang 21 orang (37,5%). Sebagian besar pengetahuan responden tentang hipertensi dengan kategori baik ini kemungkinan besar dikarenakan lingkungan responden yang diperkotaan sehingga responden banyak mendapat informasi tentang hipertensi. Selain itu responden juga merupakan peserta posyandu lansia yang sdilaksanakan sebulan sekali sehingga sering mendengarkan penyuluhan kesehatan dari petugas kesehatan pada saat posyandu lansia. Akan tetapi masih adanya lansia yang berpengetahuan kurang dikarenakan usia responden yang sebagian besar berusia 60-74 tahun sehingga daya tangkap lansia terhadap informasi yang diterima sudah berkurang.
Berdasarkan hasil penelitian diketehui sebagian besar sikap responden tentang diet hipertensi baik yaitu sebanyak 31 orang (55,4%) dan 25 orang (44,6%) dengan kategori kurang. Menurut Azwar S (2011) individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sebagian besar dukungan keluarga penderita terhadap responden sebagian besar memberi dukungan baik yaitu sebanyak 31 orang (55,4%) dan 25 orang (44,6%) dengan kategori kurang. Hasil penelitian oleh Herlinah (2011) tentang hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi di Wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara menunjukkan ada hubungan antara dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi dan dukungan instrumental keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi, didapatkan hasil penelitian bahwa dukungan informasi merupakan faktor yang dominan terhadap perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sebagian besar kualitas interaksi pada responden sebagian besar memberi dukungan baik yaitu sebanyak 33 orang (58,9%) dan 18 orang (32,1%) dengan kategori kurang. Sebagian besar interaksi responden
dengan tenaga kesehatan yang baik ini dikarenakan responden sering bertemu dengan tenaga kesehatan pada saat posyandu lansia, selain itu juga lansia bertemu dengan tenaga kesehatan saat control atau chek up penyakitnya di Puskesmas. Kualitas interaksi yang baik ini sangat diperlukan oleh lansia untuk kesembuhan penyakitnya.
Peran serta dukungan petugas kesehatan sangatlah besar bagi penderita, dimana petugas kesehatan adalah pengelola penderita sebab petugas adalah yang paling sering berinteraksi, sehingga pemahaman terhadap konsisi fisik maupun psikis menjadi lebih baik dan dapat mempengaruhi rasa percaya dan menerima kehadiran petugas kesehatan dapat ditumbuhkan dalam diri penderita dengan baik (A.Novian, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar kepatuhan lansia penderita hipertensi tentang diet hipertensi baik sebanyak 33 orang (58,9%) dan 23 orang (41,1%). Lansai penderita hipertensi yang sebagian besar baik dalam kepatuhan diet hipertensi ini kemungkinan besar dikarenakan lanisa banyak menerima informasi tentang hipertenis baik itu dari petugas kesehatan maupun dari sumberlainnya sehingga sebagian besar menjadi baik yaitu 33 orang (58,9%). Kepatuhan lansia dalam diet hipertensi ini sangatlah baik dan menghindari kekambuhan penyakit hipertensi pada lansia. Akan tetapi sangat disayangkan, masih ada lansia yang tidak patuh terhadap siet hipertensi.
Hal ini dapat dikarenakan Karena faktor ketidaktahuan lansia tentang makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi, selain itu juga dapat terjadi Karena pilihan menu makan dari keluarga yang tidak mendukung dengan diet penderita hipertensi.
Berdasarkan hasil uji Spearmen-rho antara antara pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia didapatkan nilai ρ = 0,002 (ρ < α) dengan nilai r=0,403 dapat disimpulkan ada hubungan dengan kategori keretan hubungan sedang antara pengetahuan dengan tentang hipertensi dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017. Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap pengobatannya. Tingginya tingkat pengetahuan akan menunjukkan bahwa seseorang telah mengetahui, mengerti dan memahamimaksud dari pengobatan yang merekajalani.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ginting (2006), yang berjudul “hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan diet hipertensi pada lansia di Kecamatan Medan Johor”
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan diet hipertensi. Pada penelitian didapatkan hasil bahwa lansia yang memiliki pengetahuan yang baik patuh menjalankan diet hipertensi.
Berdasarkan hasil uji Spearmen-rho antara antara sikap dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia didapatkan nilai ρ = 0,000 (ρ < α) dengan nilai r = 0,492 dapat disimpulkan ada hubungan dengan kereratan hubungan sedang antara sikap dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam diet hipertensi adalah sikap. Sikap merupakan
aksi atau respon seseorang yang masih tertutup Menurut Notoadmodjo (2007), sikap manusia terhadap suatu rangsangan adalah perasaan setuju (favorablere) ataupun perasaan tidak setuju (non favorable) terhadap rangsangan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Annas Sigit Raharjo (2015), Penelitian ini menerangkan bahwa penderita yang bersikap positif beranggapan bahwa diet sangat penting bagi kesehatannya, serta mereka takut bila tidak melaksanakan diet dengan benar akan memperburuk kondisi penyakitnya.
Berdasarkan hasil uji Spearmen-rho antara antara dukungan keluarga dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia didapatkan nilai ρ = 0,009 (ρ < α) dengan nilai r = 0,346 dapat disimpulkan ada hubungan dengan kereratan hubungan sedang antara antara dukungan keluarga dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017. Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan terhadap penderita yang sakit. Hipertensi memerlukan penatalaksaan pengobatan seumur hidup, dukungan sosial dari orang lain sangat diperlukan dalam menjalani pengobatanya. Dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat membantu seseorang dalam menjalankan program-program kesehatan dan juga secara umum orang yang menerima penghiburan, perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan dari seseorang atau kelompok biasanya cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis (Suprianto et al, 2009).
Berdasarkan hasil uji Spearmen-rho antara antara kualitas interaksi dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia didapatkan nilai ρ = 0,001 (ρ < α) dengan nilai r = 0,346 dapat disimpulkan ada hubungan dengan kereratan hubungan sedang antara antara kualitas interaksi dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017. Peran petugas kesehatan (perawat) dalam pelayan kesehatan dapat berfungsi sebagai comforter atau pemberi rasa nyaman, protector, dan advocate (pelindung dan pembela), communicator, mediator, dan rehabilitator. Peran petugas kesehatan juga dapat berfungsi sebagai konseling kesehatan, dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk memecahkan berbagai masalah dalam bidang kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat (Wahid Iqbal Mubarak, 2009).
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumya, didapatkan hasil : a. Ada hubungan antara pengetahuan tentang hipertensi dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017 dengan nilai ρ = 0,002 (ρ < α) .
b. Ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017 dengan nilai ρ = 0,000.
c. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan dengan nilai ρ = 0,009.
d. Ada hubungan antara kualitas interaksi dengan kepatuhan penderita hipertensi melaksanakan diet hipertensi pada lansia di Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2017 dengan nilai ρ = 0,001.
6. Saran
Disarankan bagi masyarakat agar dapat meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan diet hipertensi serta dapat mengikuti penyuluhan yang dilaksanankan oleh petugas kesehatan agar pengetahuan tenitang diet hipertensi serta hadir aktif dalam kegiatan posyandu lansia bagi lansia. Bagi keluarga yang memiliki lansia dengan hipertensi diharapkan memberikan dukungan penuh baik dukungan moral maupun pemberian menu makan sesuai dengan diet hipertensi lansia. Penderita dan keluarga penderita hipertensi juga harus mengetahui bahwa Penderita darah tinggi hanya mengkonsumi garam per hari sebanyak 1 sendok teh.
.Daftar Rujukan
United Nations Population Division. 2015. World Population Prospects. The 2015 Revision. New York: United Nations.
Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2015. Laporan Kasus PTM Berdasarkan Laporan Puskesmas : Dinkes Kota Banjarbaru.
Bandiyah, (2009). Lanjut Usia dan Keprawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, S., 2011. Sikap dan Perilaku. Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mubarok, W,. Chyatin, N., Santoso, B. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
* Junaidi Ibrahim. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
** Hiryadi, Ns., M.Kep., Sp.Kom. Kepala Program Studi S2 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
*** Sukarlan, SKM,. M.Kes. Dosen Universitas Muhammadiyah Banjarmasin