• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

305

BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1. Kesimpulan

3.1.1. Peningkatan daya saing produk menjadi tujuan terpenting untuk pengembangan UMKM di Kabupaten Sikka kemudian tujuan “penyerapan tenaga kerja” dan “pertumbuhan ekonomi. Menjaga kualitas dan mutu produk UMKM bagi para pemikir, pengambil kebijakan serta praktisi pengembangan dapat mempertahankan keberlanjutan produksi UMKM dalam persaingan global.

3.1.2. Kriteria penentuan KPJU Unggulan terpenting menurut ranking kepentingan berturut-turut adalah 1) ketersediaan teknologi, 2) ketersediaan pasar, 3) manegemen usaha, 4) penyerapan tenaga kerja, 5) ketrampilan tenaga kerja yang dibutuhkan, 6) ketersediaan sarana produksi, 7) aksesibilitas terhadap/

kebutuhan modal, 8) sumbangan terhadap perekonomian daerah, 9) harga/nilai tambah, 10) ketersediaan bahan baku dan yang terakhir adalah 11) aspek sosial budaya.

3.1.3. Sektor perikanan menjadi sektor utama yang diunggulkan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Sikka sehingga patut mendapatkan prioritas pertama. Sektor usaha lain berdasarkan gabungan tujuan dan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah sektor Tanaman Pangan, Perkebunan, Perdagangan, Pariwisata, Jasa-Jasa, Peternakan, Perindustrian, Angkutan, Kehutanan, dan Pertambangan.

3.1.4. Sepuluh KPJU Unggulan lintas sektor untuk pengembangan UMKM di Kabupaten Sikka berturut-turut adalah : 1) Usaha Penangkapan ikan di laut, 2) Usaha budidaya rumput laut, 3) Industri kain tenun ikat, 4) Coklat, 5) Sembako, 6) Ayam Petelur, 7) Cengkeh, 8) Hasil pertanian/hortikultura, 9) karya seni dan kerajinan, dan 10) Ternak dan hasilnya.

3.1.5. Jenis usaha komoditi yang dipandang berpotensi dan prospek dengan kategori baik sampai sangat baik adalah: 1) Usaha Penangkapan ikan di laut, 2) Usaha budidaya rumput laut, 3) Coklat, dan 4) Sembako.

3.2. Rekomendasi

3.2.1. Upaya berbagai pihak dalam pengembangan UMKM di NTT termasuk Kabupaten Sikka mestinya memberi perhatian yang tinggi pada minimal 5 (lima) hal penting sebagai necessery condition (syarat keharusan) yaitu:

peningkatan kemampuan teknologi usaha, pengembangan ketersediaan pasar, pembinaan menegemen usaha, penyerapan tenaga kerja (padat karya), dan peningkatan ketrampilan tenaga kerja UMKM. Faktor-faktor lainnya bukanlah tidak penting, tetapi lebih merupakan suffisien condition (syarat kecukupan) dalam pengembangan dan pembinaan UMKM di NTT.

3.2.2. Berbagai pihak yang berperan dalam pengembangan UMKM di Kabupaten Sikka disarankan untuk mengembangkan UKM di bidang KPJU Unggulan yang secara potensi dan prospek tergolong baik dan sangat baik, yaitu: Usaha Penangkapan ikan di laut, Usaha budidaya rumput laut, perkebunan coklat (kakao), dan perdagangan sembako.

(2)

306 3.2.3. Upaya untuk mengembangan dan memberdayakan ke-10 KPJu Unggulan

UMKM dapat dilaksanakan secara efektif dan berkelanjutan, sebaiknya diawali dengan identifikasi dan pemetaan masing-masing KPJu Unggulan oleh masing sektor (SKPD) yang implementasinya dilaksanakan secara terkoordinasi. Untuk menghindari terjadinya ketimpangan program, disarankan agar dibentuk sebuah forum atau kelompok kerja pengembangan dan pemberdayaan UMKM di bawah koordinasi langsung oleh Sekretaris Daerah

3.2.4. Lembaga perbankan – terutama BUMN – diharapkan partisipasi aktifnya untuk turut serta membantu membina dan mengembangkan KPJu dari aspek teknis perbankan sehingga memungkinkan para pelaku UMKM lebih mudah mengakses pembiayaan yang berasal dari perbankan. Perlu dipertimbangkan untuk membentuk sebuah badan koordinasi perbankan di tingkat lokal yang secara reguler dapat berkoordinasi langsung dengan para pelaku UMKM, yang berfungsi sebabagi forum komunikasi dan konsultasi antara pihak perbankan dengan para pelaku UMKM. Untuk itu Bupati Sikka dapat berkoordinasi dengan perbankan setempat, terutama Bank NTT dan pihak Perwakilan BI NTT untuk membentuk wadah tersebut. Agar lebih efektif, wadah tersebut dibentuk melalui peraturan daerah.

(3)
(4)

307

BAB I

KONDISI UMUM WILAYAH KABUPATEN ENDE

1.1. Kondisi Fisik Wilayah 1.1.1. Kondisi Geografis

Kabupaten Ende yang terkenal dengan danau tiga warna Kelimutu, terletak di Pulau Flores, merupakan salah satu dari 22 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas wilayah 2.046,60 Km2 atau sekitar 4,32% dari luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (47.349,9 Km2)

Tabel 1. Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Ende 2011

). Terdiri dari 21 kecamatan, 194 desa, dan 23 kelurahan (Tabel 1). Selain wilayah daratan Flores yang terletak di bagian tengah Pulau Flores, Kabupaten Ende juga terdiri dari satu pulau kecil yaitu Pulau Ende. Batas wilayah administratifnya; sebelah utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Sawu, Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sikka, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo

No Kecamatan Luas Jumlah

Desa/Kelurahan Km2 Persentase

1 Nangapanda 213.17 10.42 19

2 Pulau Ende 63.03 3.08 07

3 Maukaro 102.6 5.01 10

4 Ende 179.5 8.77 18

5 Ende Selatan 12.65 0.62 05

6 Ende Timur 38.76 1.89 6

7 Ende Tengah 7.43 0.36 04

8 Ende Utara 48.55 2.37 7

9 Ndona 106.47 5.2 14

10 Ndona Timur 40.24 1.97 06

11 Wolowaru 66.84 3.27 15

12 Wolojita 32.9 1.61 06

13 Lio Timur 46.79 2.29 08

14 Kelimutu 58.94 2.88 07

15 Ndori 5.94 0.29 05

16 Maurole 155.94 7.62 09

17 Kotabaru 179.81 8.79 10

18 Detukeli 198.81 9.71 12

19 Lepembusu Kelisoke 136.2 6.65 11

20 Detusoko 194.07 9.48 21

21 Wewaria 157.95 7.72 17

Jumlah / Total 2046,60 100 217

Sumber : Kabupaten Ende Dalam Angka, 2012

Daerah yang paling luas adalah Kecamatan Nangapanda dengan luas 213,17 Km2 (10,42% dari luas kabupaten) kemudian Kecamatan Detukeli dengan luas 198,81 Km2 (9,71%), Sedangkan kecamatan yang luas daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Ndori dengan luas hanya 5,94 Km2 (0,29%). Bila dilihat luas wilayah menurut pulaunya maka sebahagian besar wilayah berada pada pulau Flores yaitu 96,02% dan wilayah Pulau Ende hanya 3,08% saja.

(5)

1.1.2. Topografi

Keadaan topografi Kabupaten Ende umumnya berbukit-bukit, bergunung- gunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah dengan Pembagian wilayah menurut ketinggian dari permukaan laut terdiri atas 79,4 % dengan ketinggian lebih kecil dari 500 meter. Pembagian wilayah menurut kemiringan tanah terdiri atas ; 3,02 % (kemiringan 0 - 3 %), 5,85 % (kemiringan 3 - 12 %), 19,59 % (kemiringan 12 - 40 %), dan 71,54 % (kemiringan 40 %). Dibagian wilayah selatan daerah ini terletak pada jalur dalam deretan gunung api, diantaranya Gunung Api Iya mempunyai ketinggian 637 meter dengan letusan terakhir pada tahun 1969, Gunung Mutubusa mempunyai ketinggian 1.690 meter dengan letusan terakhir tahun 1938.

1.1.3. Iklim dan Curah Hujan

Secara astronomis terletak diantara 8°26' 24,71'' - 8°54' 25,46'' Lintang Selatan dan antara 121°23' 40,44'' - 122°1' 33,3'' Bujur Timur. Beriklim tropis, dengan temperatur udara minimum berkisar antara 21OC sampai 23OC dan temperatur maksimum sampai 34,7OC. Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Kabupaten Ende hanya dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perubahan suhu harian, siang dan malam tidak terlalu menonjol antara musim panas dan musim dingin.

Rata-rata amplitudo suhu harian 600C dengan rata-rata suhu siang hari 33,50C dan malam hari 230

1.1.4. Cuaca

C. Hal ini menunjukkan perbedaan suhu siang dan malam tidak terlalu besar sehingga cuacanya tidak terlalu dingin dan tidak pula terlalu panas.

Perubahan suhu harian, siang dan malam tidak terlalu menonjol antara musim panas dan musim dingin. Rata-rata amplitudo suhu harian 600C dengan rata-rata suhu siang hari 33,50C dan malam hari 230

1.1.5. Tanah, Flora dan fauna

C. Hal ini menunjukkan perbedaan suhu siang dan malam tidak terlalu besar. Ini berarti bahwa cuaca di wilayah daerah ini tidak terlalu dingin dan tidak pula terlalu panas.

1) Tanah

Tekstur tanah di Kabupaten Ende terdiri dari 22,99 % (tekstur sedang), 57,11 % (tekstur kasar), 3,70 % (tekstur halus) dan 16,90 % (tidak terkategori).

2) F l o r a

Vegetasi tanah di sebagian wilayah Kabupaten Ende, permukaan tanahnya gundul dan kritis sehingga hutan hanyalah 34,59 ha atau 15,52 %. Luas tanah gundul/kritis sampai dengan sekarang diperkirakan 70 724 hektar, yang secara sporadis hampir terdapat di seluruh wilayah ini. Sedangkan untuk jenis lainnya meliputi berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, hortikultura dan komoditi perdagangan seperti kelapa, kemiri, asam, kayu manis, pinang, gewang, palem, bambu hutan, enau, cemara gunung (Casuaria, SP) umbi-umbian, rotan di samping itu terdapat pula tanaman anggrek, paku-pakuan dan tumbuhan obat tradisional yang relatif sedikit diketahui nama daerahnya.

3) F a u n a

Berbagai jenis fauna yang terdapat di daerah ini antara lain terdiri dari: binatang liar dan berbagai ternak besar/kecil. Binatang liar meliputi rusa, babi hutan, buaya, biawak (mbou), jenis-jenis ular, landak, monyet, kucing hitam, kadal dan jenis satwa, lumba-lumba, paus serta hiu. Jenis satwa unggas meliputi burung beo, kakatua, nuri

(6)

309 kecil.perkici, srigunting, perkutut, tekukur, elang, alap-alap, kepondang, koka, nuri bodoh, jenis blibis/pelikan dan ikan-ikan hias. Sedangkan Jenis ternak besar/kecil yakni: sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan babi.

1.2. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Ende pada Tahun 2007 sebanyak 250.652 jiwa (118.876 laki-laki dan 131.776 orang perempuan). Pada lima tahun kemudian (2011) jumlah penduduk Kabupaten Ende meningkat menjadi 261.432 jiwa (122.879 laki-laki dan 138.553 perempuan) dengan luas wilayah mencapai 2.046,60 Km2, maka tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Ende mencapai 128 jiwa per Km2, dengan laju pertumbuhan yang terus menurun. Dimana pada tahun 2009 laju pertumbuhan sebesar 1,59%, kemudian menurunmenjadi 0,75% pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 turun menjadi 0,32%. Penduduk terpadat ada di Kecamatan Ende Tengah (3.664 jiwa/Km2) kemudian diikuti Kecamatan Ende Selatan (1.681 jiwa/Km2), dan kecamatan Ndori (914 jiwa/Km2). Tingkat kepadatan terendah di Kecamatan Detukeli (37 jiwa/Km2). Jika dilihat dari luas wilayah kecamatan, maka kecamatan yang paling luas wilayahnya, adalah kecamatan Nangapanda (213,17 ha), kemudian diikuti kecamatan Detukeli (198,81 ha) dan kecamatan Detusoko (194,07 ha). Sedangkan kecamatan yang paling kecil luas wilayahnya adalah kecamatan Ndori (5,94 ha) tetapi dengan tingkat kepadatan tertinggi ketiga dan Ende Tengah (7,43 ha) sebagai kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi. Sementara jumlah rumahtangga pada tahun 2011 sebanyak 63.109 dengan rata-rata 4 ART (anggota rumahtangga) di setiap rumahtangganya.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kabupaten Ende dan Tingkat kepadatan per Kecamatan, Tahun 2011

Jumlah penduduk Kabupaten Ende, luas wilayah dan tingkat kepadatan penduduk menurut kecamatan tahun 2011 dapat diikuti pada Tabel 2.

No Kecamatan Luas

Areal

Jumlah Penduduk dan Jenis

Kelamin Kepadatan

(Km2) Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Nangapanda 213,17 9 382 10 710 20 092 94

2 Pulau Ende 102,60 3 813 4 212 8 025 78

3 Maukaro 63,03 3 461 3 661 7 122 113

4 E n d e 179,50 7 550 8 797 16 347 91

5 Ende Selatan 12,65 10 492 10 778 21 270 1 681

6 Ende Timur 38,76 8 270 8 747 17 017 439

7 Ende Tengah 7,43 12 141 15 081 27 222 3 664

8 Ende Utara 48,55 8 456 9 202 17 658 364

9 Ndona 106,47 208 7 163 13 371 126

10 Ndona Timur 40,24 2398 2 807 5 205 129

11 Wolowaru 66,84 7 317 8 768 16 085 241

12 Wolojita 32,90 2 899 3 463 6 362 193

13 Lio Timur 46,79 3 540 4 096 7 636 163

14 Kelimutu 58,94 3 236 4 148 7 384 125

15 Ndori 5,94 2 399 3 031 5 430 914

16 Maurole 155,94 5 566 6 026 11 592 74

17 Kotabaru 179,81 5 128 5 272 10 400 58

18 Detukeli 198,81 3 542 3 723 7 265 37

19 Lepembusu Kelisoke 136,20 2 731 3 161 5 892 43

20 Detusoko 194,07 6 146 7 076 13 222 68

21 Wewaria 157,95 8 204 8 631 16 835 107

Kabupaten Ende 2.046.60 122 879 138 553 261 432 128 Sumber : Ende Dalam Angka 2012, BPS Ende

(7)

Kategori penduduk menurut kelompok umur menunjukan kelompok umur penduduk berusia antara 0–14 tahun (usia belum produktif) sebesar 33,30% dan kelompok umur yang berusia 65 tahun ke atas (sudah tidak produktif lagi) sebesar 5,99%. Sementara kelompok umur yang masih produktif, (15 - 64 tahun) sebesar 60,72%. Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (2011) menunjukan, penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja di Kabupaten Ende sebanyak 121.461 orang.

Sebanyak 117.003 orang (96,33%) sudah/sedang bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan sebanyak 4.458 orang (3,67%). Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja sebanyak 56.289 orang, diantaranya adalah mereka yang sedang sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya.

Diantara yang sedang bekerja, sebanyak 51.235 orang (43,80%) bekerja pada sektor primer. Sementara yang bekerja pada sektor sekendur dan tersier, masing- masing sebanyak 27.373 orang (23,40%) dan 38.395 orang (32,80%). Jika dilihat dari jenis pekerjaan utama, hampir sebagiannya (43,63%) bekerja pada sektor pertanian, kemudian diikuti oleh tenaga produksi, angkutan dan pekerja kasar (31,90%), dan tenaga profesional (9,11%). Distribusi penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut jenis pekerjaan utama dan jenis kelamin dapat diikuti pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Penduduk Berusia 15 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, 2011

No Jenis Pekerjaan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase 1 Tenaga Profesional 4 588 62 178 10 655 9,11

2 Tenaga Kepemimpinan 4 588 419 1 633 1,49

3 Tenaga Pelaksana 4 588 2 066 4 055 3,47

4 Tenaga Usaha Penjualan 3 461 4 632 8 093 6,92

5 Tenaga Usaha Jasa 1 788 1 504 3 292 2,81

6 Tenaga Usaha Pertanian 30 521 20 529 51 050 43,63 7 Tenaga Produksi 17 720 19 608 37 328 31,90

8 Anggota TNI 897 0 897 0,77

Jumlah 62 178 54 825 117 003 100,00

Sumber : Ende Dalam Angka 2012, BPS Ende

1.3. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia 1.3.1. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Ende cukup potensial, dengan topografi yang umumnya berbukit-bukit, bergunung-gunung dan sebagian terdiri dari dataran rendah dengan pembagian wilayah menurut ketinggian dari permukaan laut terdiri atas 79,4% dengan ketinggian lebih kecil dari 500 meter. 71,54% dari wilayah di Kabupaten Ende merupakan daerah dengan kemiringan lebih dari 40%. Tingkat kemiringan antara 0 – 12% hanya mencapai 8,87% (181,54 Km2) dari luas wilayah daratan, dan tingkat kemiringan antara 12% – 40% mencapai 19,59% (400,93 Km2

Secara umum potensi sumber daya alam Kabupaten Ende yang utama adalah pertanian, kelautan dan perikanan, dan pariwisata (terutama obyek wisata danau kelimutu). Sebagian besar potensi pertanian adalah pertanian lahan kering, dengan luas areal pengusahaan pertanian mencapai 36.557,02 ha. Sementara pengelolaan potensi kelautan dan perikanan yang telah dilakukan sebatas penangkapan ikan laut dan budidaya laut. Selain itu terdapat beragam potensi sumberdaya alam yaitu meliputi

).

(8)

311 sumerdaya tambang, pertanian dan perkebunan, sumberdaya dibidang kehutanan, dan sumberdaya perairan. Potensi sumberdaya tambang yang besar, diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral. Ada lima jenis bahan galian C yang menjadi unggulan di daerah ini yakni : Batu hijau (Zeolit) terdapat disepanjang pantai Penggajawa, Ndorurea, dan Ondorea serta batu hijau bongkahan di Desa Ondorea barat. Batu granit terdapat di Kecamatan wolowaru, wolojita dan Lio Timur. Toseki terdapat di wilayah weweria dan Maurole. Felspar terdapat di wilayah Wolowaru, Lio Timur dan Wolojita. Tras terdapat di wilayah Lio Timur. Selain terdapat juga potensi energi panas bumi yang berada diwilayah Sokoria, Lesugolo, Detusoko, Jopu, dan Kombadaru.

Panas bumi Sokoria dan Lesugolo akan dilakukan pelelangan untuk proyek sumberdaya listrik di pulau Flores.

Dengan luas wilayah mencapai 2.046,60 Km2

1.3.2. Sumber Daya Manusia

(21%) kabupaten Ende memiliki sumber daya hutan seluas 74 317,54 ha dengan rincian : (1) hutan lindung 24.193 ha, (2) hutan produksi tetap 36.557,02 ha, (3) hutan produksi terbatas 2.275,00 ha, (4) hutan produksi konversi 3.875, ha, (5) cagar alam 2.060,30 ha, dan (5) taman nasional 5.356,50 ha.

Kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang baik merupakan syarat mutlak bagi penyelenggaraan pembangunan. Bersama-sama dengan sektor kesehatan, pendidikan menjadi penting dalam rangka peinngkatan kualitas SDM. Karena itu dalam rangka pembangunan suatu daerah, pendidikan, dan juga kesehatan harus dilihat sebagai investasi yang membantu meningkatkan pengetahuan, ketrampailan dan keahlian tenaga kerja sebagai modal utama dalam penyelenggaraan pembangunan.

Indikator utama untuk memeriksa kualitas SDM suatu daerah, yaitu : angka melek huruf, parisipasi sekolah, dan pendidikan yang ditamatkan. Angka melek huruf di kabupaten Ende selama dua tahun terakhir menunjukan peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 2010 angka melek huruf penduduk kabupaten Ende yang berumur 10 tahun ke atas adalah 92,12%, kemudian meningkat menjadi 94,76% pada tahun 2011. Atau dengan kata lain, persentase penduduk yang buta huruf di kabupaten Ende telah berkurang dari 7,82% pada tahun 2010 menjadi 5,24% pada tahun 2011. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka angka melek huruf laki-laki sedikit lebih baik dari perempuan. Pada tahun 2010, angka melek huruf penduduk laki-laki sebesar 93,80% kemudian meningkat menjadi 94,51% pada tahun 2011. Sedangkan penduduk perempuan sebesar 90,66% kemudian naik menjadi 92,61%. Hasil Susenas tahun 2011 menunjukan Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 7 – 12 tahun telah mencapai 97,03%, dan penduduk usia 13 – 15 tahun adalah 90,45%. Sementara penduduk usian 16 – 18 tahun dan 19 – 24 tahun masing-masing 67,84% dan 19,01%.

Selanjutnya jika dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan/ijazah yang dimiliki, maka persentase yang tidak memiliki ijazah dan yang berijazah SD pada tahun 2011 mencapai 64,47%. Sedangkan yang berijazah perguruan tinggi hanya mencapai 5,97%.

Jika menggunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan gabungan dari tiga indikator utama, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli penduduk/purchasing power parity/PPP), maka berdasarkan data Indeks pembangunan manusia (IPM) provinsi Nusa Tenggara

(9)

Timur Tahun 2011, nilai IPM Kabupaten Ende adalah 67,49 atau sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan IPM provinsi NTT (67,75).

Penduduk yang berusia 10 tahun ke atas menurut ijazah tertinggi yang dimiliki, ternyata sebagian besar penduduk (77,58%) pada tahun 2011 berpendidikan tertinggi SD/Sederajat. Sedangkan yang berpendidikan SMA ke atas hanya mencapai 22,42%.

Tabel 4 di bawah ini menyajikan persentase penduduk Kabupaten Ende berumur 10 tahun ke atas menurut jenis kelamin dan ijazah tertinggi yang dimiliki selama tiga tahun terakhir (2009 – 2011).

Tabel 4. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin dan Jenis Ijazah Tertinggi yang Dimiliki, 2009 - 2011

No Tingkat Pendidikan 2009 2010 2011

1 Tidak/Belum Tamat SD 41,78 42,52 35,10

2 SD/Sederajat 24,72 26,13 29,37

3 SMP/Sederajat 13,07 12,30 13,11

4 SMA/Sederajat 8,93 10,33 11,54

5 SMK/Sederajat 5,52 3,68 4,90

6 Diploma I – II 0,98 1,43 1,63

7 Diploma III 1,54 0,81 1,27

8 Diploma IV/Universitas 3,46 2,80 3,07

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : Indikator Kesra Kabupaten Ende 2012, BPS Ende

Tabel di atas menunjukan bahwa proporsi penduduk Kabupaten Ende yang berpendidikan SMP ke bawah cendrung berkurang, sedangkan yang berpendidikan atau berijazah tertinggi SMA/SMK serta Diploma I-II terus mengalami peningkatan.

Sementara yang berpendidikan Diploma III ke atas cenderung berfluktuasi.

1.4. Infrastruktur Wilayah 1.4.1. Prarasana jalan

Salah satu faktor penentu yang mendorong percepatan kemajuan pembangunan dan pengembangan bisnis di suatu wilayah adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang berada di wilayah tersebut. Data tahun 2007 menunjukan, Kabupaten Ende memiliki panjang jalan 1.463,31 Km, tetapi pada lima tahun kemudian (2011) panjang jalan tersebut berkurang menjadi 1.453,90 Km. Terjadi pengurangan sekitar 9,41 Km. Jalan beraspal baru mencapai 345,25 Km (23,75 %) sehingga menyebabkan biaya transportasi manusia, barang dan jasa menjadi tinggi, termasuk waktu tempuh menjadi lebih lama.

Panjang jalan menurut jenis permukaan yang beraspal di Kabupaten Ende sudah menjangkau keseluruh kecamatan. Ukuran panjang jalan dengan permukaan aspal paling pendek adalah 2,60 Km, berada di Kecamatan Lio Timur, dan yang paling panjang adalah di Kecamatan Nangapanda (62,50 Km).

1.4.2. Pelabuhan Laut dan Udara

Kabupaten Ende hanya memiliki satu buah pelabuhan laut (Pelabuhan Ippi) yang dapat disinggahi kapal besar dengan volume bongkar muat barang selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup berarti, tetapi berfluktuasi. Tahun 2009 volume bongkar barang mencapai 149.391 ton (rata-rata per bulan 12.449,25 ton) , kemudian meningkat menjadi 237.276 ton pada tahun 2010 (rata-rata per bulan 19.773 ton). Namun pada tahun berikutnya (2011) sedikit mengalami penurunan yaitu

(10)

313 sebanyak 194.725 ton (rata-rata per bulan 16.227 ton). Sementara volume muat barang, pada tahun 2009 sebanyak 8.144 ton, kemudian meningkat menjadi 21.7110 ton (2010), dan meningkat lagi menjadi 36.703 ton (2012). Terjadi penurunan tingkat kunjungan penumpang (datang) yaitu 51.503 orang (2009) dan mengalami penurunan drastis menjadi 26.579 orang (2010) dan 25.448 orang pada tahun 2012. Sebaliknya penumpang yang berangkat melalui pelabuhan Ippi cendrung meningkat yaitu 22.694 orang (2009), kemudian meningkat menjadi 28.394 orang (2011), dan meningkat lagi menjadi 30.104 orang (2012).

Kabupaten Ende juga memiliki satu buah pelabuhan udara, yaitu Bandara Udara Haji Hasan Aroeboesman, terletak di Kota Ende. Bandara ini menjadi salah satu alternatif transportasi antara Kabupaten Ende dengan : (a) Kota Kupang (ibu kota Provinsi NTT) ; (b) Denpasar Bali ; serta (c) Maumere, Waingapu/Waitabula dan Labuan Bajo. Setiap hari disinggahi oleh maskapai penerbangan Trans Nusa, Merpati, Lion/Wings Air, dan Sky Aviation. Pada tahun 2009 pesawat yang datang dan berangkat melalui bandara ini sebanyak 1.180, kemudian meningkat menjadi 1.416 pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 1.490 (rata-rata perbulan sebanyak 124 kali, atau rata-rata dalam sehari sebanyak 4 kali penerbangan).

Volume bongkar-muat bagasi pada tahun 2011 masing-masing 503.052 kg dan 515.988 kg, atau rata-rata sebulan masing-masing 41.921 kg dan 42.999 kg.

Sedangkan volume bongkar-muat barang (cargo) masing-masing 43.688 kg dan 50.706 kg, atau rata-rata dalam sebulan masing-masing 3.640,67 kg dan 4.225,50 kg.

1.4.3. Prasarana komunikasi

Pelayanan prasarana telekomunikasi telah menjangkau pada hampir sebagian kecamatan yang berada di Kabupaten Ende. Selain PT. Telkom sebagai BUMN yang telah membangun jaringan telekomunikasi di Kecamatan Ende dan sekitarnya dan telah melayani 3.320 pelanggan pada tahun 2007. Pada lima tahun kemudian (2011) jumlah pelanggan telpon sedikit mengalami penurunan, yaitu sebanyak 3.257 pelanggan. Terdiri dari 250 pelanggan dinas/instansi pemerintah, dan 3.002 pelanggan swasta (termasuk rumahtangga).

Selain itu tersedia Kantor Pos pada beberapa kecamatan yang membantu meperlancar pengiriman surat, uang dan barang, baik yang keluar dari Kabupaten Ende maupun yang masuk. Pada tahun 2011 jumlah surat yang dikirim dari kabupaten Ende mencapai 28.663 (rata-rata per bulan 2.388 surat), dan jumlah uang yang dikirim atau diweselkan sebanyak Rp 790.660.983,-. Sedangkan barang yang dipaketkan sebanyak 8.814,20 kg.

1.4.4. Prasarana air bersih

Air bersih merupakan kebutuhan utama penduduk untuk keperluan minum dan kebutuhan sehari-hari, dan juga untuk memenuhi kebutuhan industri, pariwisata, manufaktur, serta investasi. Pada tahun 2007 produksi air minum pada perusahaan air minum di Kabupaten Ende sebesar 133.257 m3. dengan jumlah pelanggan sebanyak 7190. Pada lima tahun kemudian (2011), produksi air minum meningkat menjadi 1.850.906 dengan jumlah pelanggan sebanyak 8.268. Pelayanan air bersih dari PDAM saat ini baru menjangkau 6 (enam) kecamatan, yaitu kecamatan : (1) Nangapanda (302 pelanggan) ; (2) Ende (7.191 pelanggan); (3) Wolowaru (298 pelangga) ; (4) Kelimutu (51 pelanggan); (5) Maurole (259 pelanggan) ; dan (6) kecamatan Detusoko (167 pelanggan).

(11)

Pelanggan air minum terbesar terdapat di Kecamatan Ende (86,97%), sementara distribusi pelanggan terbesar adalah pelanggan rumah tangga yaitu sebanyak 7.423 (89,78%). Pelanggan UMKM hanya sebanyak 198 unit usaha (2,39%).

Uraian di atas menunjukan bahwa ketersediaan air bersih di Kabupaten Ende belum menyebar secara merata, dan masih didominasi penggunaannya untuk kebutuhan konsumtif. Kondisi seperti ini jika tidak diupayakan pembangunannya secara maksimal, dengan menyediakan sumber air yang cukup merata, terutama pada wilayah pengembangan UMKM serta wilayah-wilayah potensial lainnya, akan berdampak pada kinerja dan pengembangan UMKM.

1.4.5. Prasarana listrik

Semberdaya listrik yang dikelolah oleh PLN Ende pada tahun 2007 mencapai 24.923.954 KWh dan yang terjual sebesar 22.894.358, dengan jumlah pelanggan sebanyak 23.268. Pada lima tahun kemudian (2011), energy listrik yang dibangkitkan mencapai 78.453.184 KWh, dan yang terjual sebsar 37.147.740 KWh, dan yang digunakan sendiri 371.432 KWh kwh. Jumlah pelanggan tahun 2011 meningkat menjadi 32.957. Jumlah energi listrik yang dibangkitkan tersebut, dihasilkan atau disalurkan melalui 7 lokasi, dengan jumlah terbesar adalah di Ende Kota (31.846.800 KWh) ; Watuneso (41.623.878 KWh) ; dan Wolowaru (2.980.098 KWh). Empat lokasi lainnya relatif kecil (di bawah satu juta kwh). Kantor yang memberikan pelayanan sebanyak 13 lokasi (termasuk didalamnya 7 lokasi pembangkit). Sebagian besar kecamatan di Kabupaten Ende sudah mendapat penerangan listrik. Hanya 3 (tiga) kecamatan yang belum mendapat penerangan listrik.

1.4.6. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Ende sudah tersedia mulai dari tingkat TK sampai Perguruan Tinggi. Banyaknya sekolah, guru dan murid menurut tingkat pendidikan tersaji dalam Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid serta Rata-rata Guru Per Sekolah Dan Rata-rata Murid Per Sekolah di Kabupaten Ende, 2011

No Tingkat Sekolah Jumlah

Sekolah Jumlah

Guru Jumlah Murid

Rerata Guru/

Sekolah

Rata-rata Murid/

Sekolah

1 Taman Kanak-kanak 85 292 2.781 3 33

2 Sekolah Dasar 342 3.713 41.618 11 122

3 SLTP 85 1.293 14.994 15 176

4 SLTA/MA 23 642 8.815 28 383

5 SMK 10 375 3.894 38 389

Jumlah 545 6.315 72.102 - -

Sumber : Ende Dalam Angka 2012, BPS Ende

Data di atas menunjukan bahwa rata-rata guru per sekolah pada masing- masing jenjang sekolah termasuk cukup baik. Tetapi yang menjadi masalah adalah tingkat pendidikan atau ijazah yang dimiliki para guru pada masing-masing jenjang pendidikan, terutama pendidikan menengah ke atas, serta ketersediaan guru menurut bidang studi yang dibutuhkan. Selain itu kesersediaan ruangan serta kelengkapan perangkat yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar, terutama pada SMK serta fasilitas laboratorium yang dibutuhkan pada jenjang SMP maupun SMA.

(12)

315 Jika dilihat dari tingkat penyebaran sekolah menurut masing-masing kecamatan, maka pada jenjang TK sampai SMP hampir merata pada semua kecamatan. Tetapi pada jenjang SMA/MA dan SMK, hanya terdapat pada 7 kecamatan. Terdapat 5 perguruan tinggi di Kabupaten Ende, yaitu Universitas Flores, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral, Politeknik Kesehatan Masyarakat dan Akademi Bahasa Asing. Jumlah mahasiswa yang belajar pada kelima perguruan tinggi tersebut adalah 9.619 mahasiswa, dengan jumlah dosen 283 orang.

1.4.7. Prasarana kesehatan

Prasaran kesehatan di Kabupaten Ende cukup tersedia dari jumlah dan tingkat penyebarannya. Terdapat 2 (dua) unit rumah sakit di Kabupaten Ende yaitu satu buah Rumah Sakit Umum di Kecamatan Ende Tengah dan rumah sakit swasta di Kecamatan Wolowaru. Terdapat 23 unit Puskesmas yang tersebar diseluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Ende dan Kecamatan Ende Timur masing-masing memiliki dua buah Puskesmas. Selain itu, terdapat 51 Puskesmas Pembantu, 6 buah Balai Pengobatan, dan 11 buah Apotik.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Kabupaten Ende Dalam Angka,2010), pada tahun 2009 jumlah dokter sebanyak 46 orang, dan berkurang menjadi 28 orang (2011). Sementara tenaga perawat sebanyak 155 orang (2009), 197 orang (2010), dan meningkat lagi menjadi 257 orang (2011). Sebaliknya tenaga Bidan menjadi berkurang, yaitu sebanyak 152 orang (2009) dan berkurang menjadi 150 orang (2011), sehingga tenaga kesehatan di Kabupaten Ende pada tahun 2011 sebanyak 517 orang.

1.5. Ekonomi Wilayah 1.5.1. Konsumsi Domestik

Pengeluaran untuk kelompok makanan di Kabupaten Ende dalam 10 tahun terakhir menunjukkan trend penurunan, sedangkan pengeluaran untuk kelompok bukan makanan menunjukkan trend sebaliknya. Hal ini dapat dikatakan bahwa pendapatan masyarakat setiap bulannya tidak lagi sepenuhnya untuk belanja kelompok makanan tetapi mulai bergeser untuk pengeluaran bukan makanan, misalkan untuk perumahan dan pendidikan anak sekolah.

Tabel 6. Rata‐Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang di Kabupaten Ende, 2000-2011

Tahun Rupiah Persentase

Makanan Bukan Makanan Jumlah Makanan Bukan Makanan Jumlah

2002 78,593 31,475 110,067 71.4 28.6 100

2003 87,329 35,999 123,328 70.81 29.19 100

2004 82,480 43,090 125,569 65.68 34.32 100

2005 96,643 52,668 149,311 64.73 35.14 100

2006 121,738 74,292 196,030 62.1 37.9 100

2007 134,229 68,403 202,633 66.24 33.76 100

2008 161,500 93,670 255,170 63.29 36.71 100

2009 188,771 118,938 307,709 61.35 38.65 100

2010 212,714 134,139 346,852 61.33 38.67 100

2011 231,248 154,223 385,471 59.99 40.01 100

Sumber : Ende Dalam Angka 2012, BPS Ende

(13)

1.5.2. Struktur Ekonomi Wilayah

PDRB Kabupaten Ende selama tiga tahun terakhir (ADHB) terus mengalami peningkatan, dengan tingkat pertumbuhan yang cukup besar. Pada tahun 2009 PDRB mencapai Rp 1.511,45 milyar kemudian meningkat 13,11 % menjadi Rp 1.709,64 milyar (2010), dan meningkat 19,79% atau Rp 2.047,99 (2011). Sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Ende didominasi oleh sektor pertanian, tetapi dengan besaran sumbangan yang terus menurun. Sektor berikutnya yang memberikan sumbangan yang cukup besar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Pariwisata serta sektor Jasa-jasa, dengan besaran sumbangan yang terus meningkat, meskipun relatif kecil.

Pada tahun 2009 sektor Pertanian menyumbang sebesar 34,37% (ADHB), kemudian turun menjadi 33,56% (2010), dan turun lagi menjadi 31,51% (2011).

Sementara pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran memberikan sumbangan sebesar 22,21% (2009) kemudian meningkat menjadi 22,82% (2010), dan meningkat lagi menjadi 26,77% (2011). Sedangkan pada sektor jasa di tahun 2009 menyumbang sebesar 22,22%, kemudian sedikit mengalami peningkatan menjadi 22,61% (2010) namun menurun menjadi 22,19% (2011) ; angka sementara.

Sektor yang memberikan sumbangan terkecil adalah sektor Listrik dan Air Minum serta sektor Industri Pengolohan. Jika di lihat dari sumbangan sub-sektor, maka pada sektor Pertanian, sub-sektor tanaman pangan, kemudiian diikuti sub-sektor perkebunan dan sub-sektor perikanan. Sementara sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, lebih dari 90% disumbang oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran.

Sedangkan pada sektor Jasa, lebih dari 70% disumbang oleh sub-sektor Pemerintahan Umum. Tabel 7 dan Tabel 8 menyajikan perkembangan PDRB Kabupaten Ende tahun 2009 – 2011, baik berdasarkan besarnya sumbangan masing-masing sektor dan sub- sektor, maupun sumbangan relatifnya terhadap pembentukan PDRB.

Tabel 7. PDRB Kabupaten Ende Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan, Tahun 2009-2011

No Sektor 2009 (Rp jutaan) 2010 (Rp jutaan) *) 2011 (Rp jutaan) **) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 1 Pertanian 519 513 960 261 890 220 573 734 150 271 500 210 645 296 485 281 385 224

1. Tanaman Pangan 193 345 050 98 679 360 213 866 010 101 343 830 238 593 832 104 085 608 2. Tanaman Perkebunan 121 266 120 63 016 170 134 418 730 66 191 010 151 808 580 69 439 149 3. Peternakan & Hasilnya 81 550 440 49 025 700 88 278 730 49 025 700 97 957 876 52 282 164 4. Kehutanan 2 260 500 1 814 110 2 597 160 1 850 930 2 875 574 1 878 883 5. Perikanan 121 091 850 49 354 880 134 573 520 51 489 840 154 060 623 53 699 420 2 Pertambangan 20 886 160 10 102 550 23 777 290 10 481 160 26 776 348 10 877 888 3 Industri Pengolahan 24 934 440 12 737 410 28 406 520 13 110 220 31 937 053 13 501 087 4 Listrik dan Air Bersih 7 301 890 3 453 190 8 321 090 3 715 500 9 336 635 4 055 270 1. Listrik 5 253 570 2 510 460 6 181 540 2 751 280 7 083 169 3 057 844

2. Air Bersih 2 048 320 942 730 2 139 550 964 220 2 253 466 997 426

5 Bangunan Konstruksi 105 812 380 48 525 370 118 921 290 49 005 960 132 280 357 50 906 525 6 Perdagangan, Hotel&Resto 335 620 340 182 124 860 390 097 690 192 528 040 548 329 654 203 638 086 1. Perdagangan 331 254 350 179 484 960 385 225 730 189 726 900 542 672 392 200 661 539 2. Hotel 1 204 670 930 020 1 308 410 1 026 200 1 659 419 1 133 391 3. Restoran 3 161 320 1 709 880 3 563 550 1 774 940 3 997 843 1 843 156 7 Pengangkutan dan

Komunikasi 90 760 960 1 843 156 97 635 420 61 972 390 104 292 05 66 520 189 a. A n g k u t a n 72 742 920 47 791 290 77 601 870 50 742 220 82 588 290 54 167 948 1. Jalan Raya 82 588 290 38 199 760 56 490 530 40 390 790 59 336 637 42 730 660

2. Laut 2 412 250 1 549 050 2 552 900 1 659 630 2 797 161 2 044 387

3. Sungai dan Danau 3 402 990 1 893 080 3 750 360 1 966 910 3 600 313 2 019 286 4. Udara 5 155 140 2 019 286 6 089 400 2 596 390 7 126 679 3 000 245 5. Jasa Penunjang Angkutn 7 948 970 3 899 500 8 718 680 4 128 500 9 727 500 4 373 370 b. K o m u n i k a s i 18 018 040 10 219 210 20 033 550 10 219 210 21 703 769 12 352 241

(14)

317

No Sektor 2009 (Rp jutaan) 2010 (Rp jutaan) *) 2011 (Rp jutaan) **) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan 8 Keuangan, Persewaan &

Jasa Perusahaan 70 825 680 32 550 290 82 267 680 34 639 890 95 310 473 37 504 567 a.Bank 37 230 530 13 929 130 44 233 670 15 069 010 52 738 455 16 514 506 b. Lembaga Keuangan 12 361 310 7 512 310 14 895 170 7 512 310 17 104 901 8 639 472 c. Sewa Bangunan 18 341 390 10 132 330 19 939 230 10 132 330 22 215 304 11 292 899 d. Jasa Perusahaan 892 450 11 292 899 3 199 610 1 011 300 3 251 813 1 057 690 9 Jasa-Jasa 335 778 910 147 642 380 386 482 730 147 642 380 454 435 292 168 837 906 a. Pemerintahan Umum 259 217 440 168 837 906 300 615 380 114 204 390 357 658 911 123 031 737 b. S w a s t a/Private 76 561 470 42 404 130 85 867 350 44 055 970 96 776 381 45 806 169 1. Sosial & Kemasyarakatn 41 601 130 20 231 520 48 824 770 20 231 520 57 335 145 22 731 934

2. Hiburan & Rekreasi 70 260 37 630 80 760 39 410 89 261 41 293

3. Perorangan & RT 34 890 080 22 134 980 36 961 820 22 134 980 39 351 976 23 032 941 PDRB Kabupan Ende 1 511 434 720 23 032 941 1 709 643 860 795 213 730 2 047 994 356 837 226 742

Sumber : Ende Dalam Angka 2012, BPS Ende

*) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Tabel 8. Kontribusi Maing-masing Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Ende Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2009-2011

No Sektor Tahun 2009 (%) Tahun 2010*) (%) Tahun 2011**) (%) Berlaku Konstan Berlaku Konstan Berlaku Konstan

1 Pertanian 34,37 34,59 33,56 34,14 31,51 33,61

1. Tanaman Pangan 31,51 13,03 12,51 13,03 11,65 12,43

2. Tanaman Perkebunan 8,02 8,32 7,86 8,32 7,41 8,29

3. Peternakan dan Hasilnya 5,40 8,29 5,16 6,37 4,78 6,24

4. Kehutanan 4,78 0,24 4,78 0,23 0,14 0,22

5. Perikanan 8,01 6,52 7,87 6,47 7,52 6,41

2 Pertambangan 1,38 1,33 1,39 1,32 1,31 1,30

3 Industri Pengolahan 1,65 1,68 1,66 1,65 1,56 1,61 4 Listrik dan Air Bersih 0,48 0,46 0,49 0,47 0,46 0,48

1. Listrik 0,35 0,33 0,36 0,35 0,35 0,37

2. Air Bersih 0,14 0,12 0,13 0,12 0,11 0,12

5 Bangunan Konstruksi 7,00 6,41 6,96 6,16 6,46 6,08

6 Perdagangan, Hotel&Restoran 22,21 24,06 22,21 24,21 26,77 24,32 1. Perdagangan besar & eceran 21,92 23,71 22,53 23,86 26,50 23,97

2. Hotel 0,08 0,12 0,08 0,13 0,08 0,14

3. Restoran 0,21 0,23 0,21 0,22 0,20 0,22

7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,00 7,66 6,00 7,79 5,09 7,95

a. A n g k u t a n 5,09 7,95 4,54 6,38 4,03 6,47

1. Jalan Raya 3,56 5,05 3,30 5,08 2,90 5,10

2. Laut 0,16 0,20 0,15 0,21 0,14 0,24

3. Sungai dan Danau 0,23 0,25 0,23 0,25 0,18 0,24

4. Udara 0,34 0,30 0,36 0,33 0,35 0,36

5. Jasa Penunjang Angkutan 0,53 0,52 0,51 0,52 0,47 0,52

b. K o m u n i k a s i 0,47 1,35 0,47 1,35 1,06 1,48

8 Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 4,69 4,30 4,81 4,36 4,65 4,48

a.Bank 2,46 1,84 2,59 1,89 2,58 1,97

b. Lembaga Keuangan 0,82 0,99 0,87 1,00 0,84 1,03

c. Sewa Bangunan 1,21 1,34 1,17 1,34 1,08 1,35

d. Jasa Perusahaan 0,19 0,13 0,19 0,13 0,16 0,13

9 Jasa-Jasa 22,22 19,50 22,61 19,90 22,19 20,17

a. Pemerintahan Umum 17,15 13,90 17,58 14,36 17,46 14,70

b. S w a s t a/Private 5,07 5,60 5,02 5,60 4,73 5,47

1. Sosial & Kemasyarakatan 2,75 2,67 2,75 2,70 2,80 2,72

2. Hiburan & Rekreasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. Perorangan & Rumahtangga 2,31 2,92 2,16 2,84 1,92 2,75 PDRB Kabupaten Ende 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Ende Dalam Angka 2012, BPS Ende

*) angka sementara ; **) angka sangat sementara

(15)

Gambar 1. Pendapatan per Kapita Kabupaten Ende dan Provinsi NTT Tahun 2009 – 2011 Sumber : Indikator Ekonomi Kabupaten Ende 2012,

BPS Ende

Hasil publikasi BPS Kabupaten Ende tentang Indikator Ekonomi Kabupaten Ende, menunjukkan pertumbuhan ekonomi daerah ini mengalami peningkatan relatif kecil. Pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan 5,00%. Pertumbuhan tertinggi pada sektor Jasa-jasa (6,91%), sektor Listrik, Gas, dan Air (6,78%) dan sektor Pengangkutan dan Telekomunikasi. Selanjutnya pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,04%, dengan tingkat pertumbuhan tertinggi adalah pada sektor Listrik dan Air Bersih (7,60%) tetapi hanya memberikan sumbangan sebesar 0,40%

terhadap pembentukan PDRB. Tingkat pertumbuhan tertinggi kedua adalah pada sektor Jasa-jasa (7,19%) dan memberikan sumbangan terhadap pembentukan PDRB pada tahun yang sama sebesar 22,61%.

Pada tahun berikutnya (2011) tingkat pertumbuhan ekonomi sedikit mengalami pertumbuhan sebesar 5,28%, atau meningkat 0,24% dari tahun 2010. Sektor Listrik, gas dan air (9,14%) adalah tertinggi dengan sumbangan sebesar 0,46%, kemudian sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (8,27%) serta sektor Pengangkutan dan Telekomunikasi (7,34%). Secara keseluruhan sektor pertanian, Industri Pengolahan, Bangunan/konstruksi, dan Jasa-jasa cendrung berfluktuasi sektor lainnya cenderung meningkat. Tabel 9 di bawah ini menyajikan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ende tahun 2009 – 2011.

Tabel 9. Pertumbuhan Eknomi Kabupaten Ende Tahun 2009 – 2011 (Persentase)

No Sektor 2009 2010*) 2011**)

1 Pertanian 3,51 3,67 3,64

2 Pertambangan dan Penggalian 3,69 3,75 3,79

3 Industri Pengolahan 3,61 2,93 2,98

4 Listrik, Gas, dan Air 6,78 7,60 9,14

5 Bangunan/Konstruksi 3,31 0,99 3,88

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 5,68 5,71 5,77

7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,18 6,83 7,34

8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 6,03 6,42 8,27

9 Jasa 6,91 7,19 6,68

PDRB Kabupaten 5,00 5,04 5,28

Sumber : Indikator Ekonomi Kab. Ende, BPS, 2012

*) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Tingkat pendapatan per kapita di kabupaten Ende selama tiga tahun terakhir cukup tinggi jika dibandingkan pendapatan per kapita Provinsi NTT.

Pendapatan per kapita Kabupaten Ende pada tahun 2009 mencapai Rp 5.543.192 kemudian meningkat menjadi Rp 6.201.479 (2010 ; peningkatan 11,88%) dan menjadi Rp 7.292.945 (2011 meningkat 17,60%).

Pada kurun waktu yang sama, pendapatan per kapita Provinsi NTT adalah Rp 4.914.835 (2009), meningkat menjadi Rp 5.521.419 (2010), dan pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 6.073.767.

(16)

319 Gambar 2. Data UKM Kabupaten Ende Menurut

Sektor Tahun 2011

Sumber : Dinkop dan UMKM Prov. NTT, 2012 1.6. Potensi UMKM

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) Provinsi NTT, sampai dengan Desember 2011 jumlah UMKM di kabupaten Ende mencapai 66.454 unit. Sebagian besar (71,42%) berada pada sektor pertanian, kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (16,85%), dan sektor Jasa-jasa (8,19%). Kemudian dikuti berturut-turut oleh Pengangkutan dan Komunikasi (3,61 %) ; Bangunan (2,41%) ; Industri Pengolahan (2,40) ; Keuangan/ Persewaan (1,25%) ; Pertambangan dan Penggalian (0,79%) ; dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (0,61%). Gambar 2 di bawah ini menyajikan distribusi jumlah UMKM menurut masing-masing sektor.

Untuk mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten Ende (2009–

2014), yaitu “terwujudnya masyarakat Ende Lio Sare Pawe”, dilaksanakan melalui delapan misi.

Salah satu misi, dari delapan misi tersebut adalah meningkatkan perekonomian rakyat. Upaya untuk mewujudkan misi tersebut, pada dasarnya menjadi tangggung jawab hampir semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), akan tetapi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka di kabupaten Ende yang menjadi penanggung jawab utama adalah Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Koperasi dan UMKM).

Salah satu misi yang diemban Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Ende, adalah membina dan mengembangkan UMKM yang berkeunggulan kompetitif, dengan sasaran pengembangan adalah : (a) meningkatkan jumlah UMKM yang dibina, dan (b) meningkatnya jumlah UMKM mandiri. Sementara Rencana Strategis Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Ende 2009 – 2014 untuk mencapai sasaran tersebut adalah : (a) pengembangan lingkungan usaha yang kondusfi bagi Koperasi dan UMKM, dan (b) peningkatan akuntabilitas kinerja koperasi dan UMKM menuju terwujudnya koperasi yang berkualitas, kemandirian UMKM, swasembada pangan dan kabupaten koperasi.

Sesuai dengan tujuan, sasaran, dan strategi tersebut, selanjutnya ditetapkan beberapa program atau kegiatan yang dilaksanakan. Dalam rangka penciptaan iklim usaha UMK yang kondusif, maka Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Ende melaksanakan beberapa program, diantaranya adalah : kegiatan magang ke beberapa daerah di luar Provinsi NTT (terutama di Jawa Timur), promosi hasil produk UMKM (ke Jakarta dan Bandung), identifikasi calon Wirausaha Baru (ditargetkan sebanyak 420 WUB), dan pelatihan kewirausahaan.

(17)

Selain itu, dalam rangka pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, dilaksanakan melalui program : (1) peningkatan jaringan kerjasama antar lembaga, diantaranya melalui koordinasi program kemitraan dengan BUMN ; (2) sosialisasi dukungan informasi penyediaan permodalan ; (3) koordinasi penggunan dana pemerintah bagi UMKM yang dilaksanakan melalui rapat evaluasi pengelolaan dana bergulir ; (4) pemantauan pengelolaan penggunaan dana pemerintah ; dan (5) bantuan perkuatan modal usaha bagi koperasi dan UMKM.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka semua program tersebut mencakup semua UMKM – dan juga koperasi – yang tersebar pada berbagai sektor.

UMKM yang bergerak pada berbagai sektor juga mendapat pembinaan dan pengembangan sesuai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing SKPD, diantaranya yang paling utama adalah ; (1) Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan; (2) Dinas Perikanan dan Kelautan; (3) Dinas Perhubungan dan Komunikasi; serta (4) Dinas Peindustrian dan Perdagangan. Masing-masing SKPD mempunyai program yang relatif sama, dan dilakukan secara berkelanjutan serta didukung oleh dana yang terus meningkat setiap tahun.

1.7. Perbankan dan UMKM

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi NTT, peranan perbankan terhadap pengembangan UMKM di kabupaten Ende mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kantor bank yang beroperasi di Kabupaten Ende, maupun jumlah pinjaman yang disalurkan pihak perbankan kepada pihak UMKM.

Sampai dengan survei ini dilaksanakan, kantor bank yang beroperasi di Kabupaten Ende sebanyak 5 buah bank, yaitu BRI, BNI, BTN, Bank Danamon, dan Bank NTT. Data terakhir menunjukan, BRI Cabang Ende memiliki 9 kantor unit, 5 diantaranya terdapat di Kecamatan Ende Tengah, Detusoko, Wolowaru, Nangapanda, dan satu di Kecamatan Maurole. Selain itu Bank NTT Cabang Ende juga memiliki 2 Kantor Cabang Pembantu di Kecamatan Wolowaru dan Maurole, 3 kantor Kas dan 3 unit USPD di Kecamatan Kota Baru, Detusoko dan Nangapanda. Sementara Bank BNI, Bank Mandiri, dan Bank Danamon hanya memiliki satu kantor dengan status Cabang di Kota Ende. Selain kantor Bank terdapat 95 buah koperasi yang beberapa diantaranya juga memberikan pinjaman kepada UMKM.

Jika dilihat dari besarnya simpanan masyarakat di bank selama lima tahun terakhir (2008 – 2012) menunjukan perkembangan yang cukup signifikan. Pada tahun 2008, jumlah simpanan mencapai Rp 418.690 juta. Pada lima tahun kemudian (2012) jumlah simpanan meningkat menjadi Rp 839.933 juta. Selama lima tahun terakhir rata- rata terjadi peningkatan sekitar 25,15%, dengan peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2011. Dimana pada tahun 2010 jumlah simpanan mencapai Rp 568.993 juta, kemudian meningkat menjadi Rp 741.187 juta pada tahun 2011, atau mengalami peningkatan sekitar 30,26%. Jika dilihat berdasarkan jenis simpanan, sebagian besar berbentuk tabungan, kemudian diikuti giro. Simpanan berjangka relatif kecil. Tabel 10 di bawah ini menyajikan perkembangan jumlah simpanan menurut masing-masing jenis simpanan.

(18)

321 Tabel 10. Perkembangan Simpanan Masyarakat di Kabupaten Ende Menurut Jenis

Simpanan, 2008-2012 No Jenis Simpanan 2008

Rp (Juta) 2009

Rp (Juta) 2010

Rp (Juta) 2011

Rp (Juta) 2011 Rp (Juta) 1 Giro :

Nominal

Rekening (satuan)

33.280 868

75.046 953

68.025 818

121.120 927

77.007 578 2 Simpanan Berjangka

Nominal

Jmlh bilyet (satuan)

102.085 982

98.681 964

110.839 1.005

144.174 1.104

217.987 1.169 3 Tabungan

Nominal

Rekening (satuan)

283.325 57.194

349.092 68.271

390.129 77.345

474.893 81.180

544.134 97.134 418.690 522.819 568.993 741.187 839.933 Sumber : Survei Ekonomi dan Keuangan Daerah 2013, KPw BI NTT

Dari sisi pemberian pinjaman, kebijakan perbankan dalam memberikan pinjaman berdasarkan lapangan usaha menunjukan pertumbuhan yang cukup berarti, tetapi jika dibandingkan dengan pinjaman yang diberikan bukan untuk lapangan usaha, maka proporsinya relatif kecil. Pada tahun 2008, total pinjaman yang diberikan oleh perbankkan di Kabupaten Ende mencapai Rp 377.271 juta, tetapi yang diberikan kepada lapangan usaha hanya mencapai 31,36 %. Pada lima tahun kemudian (2012), jumlah pinjaman yang diberikan mencapai Rp 827.685 juta, tetapi yang diperuntukan buat lapangan usaha hanya mencapai 32,65 %. Tabel 11 berikut ini menyajikan posisi pinjaman yang diberikan perbankkan menurut sektor atau lapangan usaha.

Tabel 11 Posisi Pinjaman yang Diberikan Bank dan BPR di Kabupaten Ende Menurut Lapangan Usaha, 2008–2012

No Jenis Pinjaman Tahun (Rp juta)

2008 2009 2010 2011 2012 A Berdasarkan Lapangan Usaha 116.429 148.988 153.598 184.878 270.223

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

2.116 3.000 32 484 6.036

2 Petambangan dan Penggalian 176 169 - - -

3 Industri Pengolahan 1.003 510 183 2.726 7.837

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih - - 3.597 935 204

5 Konstruksi 10.405 10.509 7.171 6.710 57.052

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 93.822 125.418 119.863 117.110 169.771 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.896 2.438 2.448 2.030 3.106 8 Kuangan, Real Estate, Jasa Perus 5.058 5.234 1.467 3.082 6.670

9 Jasa-jas 1.953 1.620 18.836 51.803 19.540

B Pinjaman bukan Lapangan Usaha 260.842 313.176 274.111 467.937 557.461

Jumlah 377.271 462.164 427.709 652.815 827.685

Sumber : Survei Ekonomi dan Keuangan Daerah 2013, KPw BI NTT

Tabel di atas menunjukan, bahwa jenis pinjaman yang diberikan kepada lapangan usaha, sebagian besar diserap oleh sektor perdagangan, hotel dan pariwisata. Sementara sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebagai sektor yang paling banyak diusahakan oleh UMKM yang berada di Kabupaten Ende, mendapatkan pinjaman yang sangat kecil dan cenderung berfluktuasi. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya layaknya usaha yang ditekuni serta terbatasnya bank garansi yang dimiliki. Meskipun kondisi ini sudah berlangsung lama, dan sudah

(19)

dilakukan berbagai intervensi, baik oleh instansi pemerintah maupun oleh Bank Indonesia, diantaranya melalui program sertifikasi tanah dan pelatihan terhadap lembaga pendamping, tetapi belum memberikan dampak nyata terhadap pihak perbankan mupun pelaku UMKM itu sendiri.

Apabila posisi pinjaman kepada UMKM dikaitkan dengan jenis penggunaan, maka dari total penjaman yang diserap oleh 9 sektor/lapangan usaha, sebagian besarnya digunakan untuk model kerja. Sedangkan untuk investasi relatif kecil. Seperti telah dijelaskan di atas (lihat juga Tabel 11), total pinjaman yang diberikan setiap tahun oleh bank umum dan BPR, lebih dari 60%-nya adalah pinjaman konsumtif. Tabel 12 berikut ini menyajikan pinjaman yang diberikan oleh Bank Umum dan BPR berdasarkan jenis penggunaan dan Tabel 13 menyajikan persentase menurut masing- masing jenis penggunaan.

Tabel 12. Perkembangan Pinjaman yg Diberikan Perbankan di Kabupaten Ende Menurut Jenis Penggunaan, 2008–2012

No Jenis Penggunaan 2008

(Rp juta) 2009

(Rp juta) 2010

(Rp juta) 2011

(Rp juta) 2012 (Rp juta) 1 Modal Kerja 108.214 133.063 124.613 154.859 236.612 2 Investasi 8.215 15.925 28.785 30.019 33.612 3 Konsumtif 260.842 313.176 274.111 467.937 557.451 Jumlah 377.271 462.164 427.709 652.815 827.685 Sumber : Survei Ekonomi dan Keuangan Daerah 2013, KPw BI NTT

Tabel 13. Persentase Pinjaman yg Diberikan Perbankan di Kabupaten Ende Menurut Jenis Penggunaan, 2008–2012

No Jenis Penggunaan 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%)

1 Modal Kerja 28,68 28,79 29,13 23,72 28,59

2 Investasi 2,17 3,45 6,73 4,60 4,06

3 Konsumtif 69,15 67,76 64,14 71,68 63,35

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Data Primer (diolah)

Tabel di atas menunjukan, bahwa persentase pinjaman yang digunakan untuk modal kerja dan investasi cenderung meningkat, meskipun pada tahun 2011 sedikit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pinjaman untuk investasi misalnya, pada tahun 2008 hanya 2,10%, kemudian meningkat menjadi 6,73% (2009), tetapi pada tahun berikutnya (2011) turun menjadi 4,60, dan turun menjadi 4,06% pada tahun 2012, meskipun secara nominal terus mengalami peningkatan. Sementara pinjaman untuk konsumsi, pada tahun 2008 sebesar 69,15% kemudian turun menjadi 64,14%

pada tahun 2010, tetapi pada tahun berikutnya (2011) meningkat cukup tajam, yaitu mencapai 71,68%. Namun pada tahun 2012, turun menjadi 63,35%. Kondisi ini menunjukan bahwa, selama lima tahun terakhir perbankan di Kabupaten Ende telah menunjukan peranan yang cukup berarti dalam rangka pembiayaan dan pengembangan UMKM.

Gambar

Tabel 2.   Jumlah Penduduk Kabupaten Ende  dan Tingkat kepadatan per  Kecamatan, Tahun 2011
Tabel 3.   Penduduk Berusia 15 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan  Utama dan Jenis Kelamin, 2011
Tabel 5.  Jumlah Sekolah, Guru dan Murid serta Rata-rata Guru Per Sekolah  Dan  Rata-rata Murid Per Sekolah di Kabupaten Ende, 2011
Tabel 7.   PDRB Kabupaten Ende Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan,  Tahun 2009-2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

TEKNIK DELPHI PUSINGAN KEDUA Komponen Bioteknologi dan kaedah pengajaran yang sesuai Berdasarkan analisis ke atas dapatan dari Teknik Delphi pusingan 1 yang telah dijalankan,

Hasil belajar siswa (pre-test dan post-test) dianalisis dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1) Menghitung skor dari setiap jawaban siswa sesuai dengan

Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di masa lalu akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Informasi masa lalu tersebut tidak bisa

Hasil penelitian menunjukan terdapat tiga variabel bebas yang memiliki pengaruhi signifikan, diantaranya partisipasi pendidikan tinggi, kepadatan penduduk, dan PDB per

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa Mahasiswa program studi PGSD semester III sangat mampu untuk keterampilan mengamati,

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas kegunaan yang paling baik yaitu website menyediakan interaksi yang jelas sedangkan yang paling buruk yaitu website

Dalam penetapan kadar abu langkah – langkah yang dilakukan adalah : mula mula sampel ditimbang sebanyak 2,000 g bahan dengan seksama pada krus yang sudah diketahui bobotnya,