• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN 13 MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERTEMUAN 13 MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 13

MANAJEMEN ASET DAN LIABILITAS

Bank adalah lembaga yang dapat mempertemukan antara para penabung dan investor. Tabungan hanya dapat berguna apabila diinvestasikan, sementara itu para penabung tidak dapat diharapkan untuk sanggup melakukan usaha sendiri dengan terampil dan sukses, selain itu juga masyarakat yang mempunyai uang banyak tersebut bingung terhadap uang yang dimilikinya tersebut mau di olah ataupun hanya di simpan dirumah saja. Nasabah biasanya mau menyimpan dananya di bank karena ia percaya bahwa bank dapat memilih alternatif investasi yang menarik serta pastinya bisa mendatangkan keuntungan yang lebih menjanjikan.

Strategi manajemen asset & liabilitas meliputi koordinasi karakteristik keuntungan (return) dan resiko atas portofolio asset dan liabilitas bank. Setiap keputusan investasi yang dilakukan oleh bank memerlukan keputusan simultan tentang bagaimana mendanai investasi tersebut.

Fokus dari manajemen asset & liabilitas adalah mengkoordinasikan portofolio asset/liabilitas bank guna memaksimalkan profit bagi bank dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip-prinsip kehati-hatian. Proses investasi itu harus dilakukan dengan seksama, karena kesalahan dalam pemilihan investasi akan mengakibatkan bank tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada para nasabahnya. Strategi manajemen modern meliputi pengawasan atas portofolio, baik aset maupun liabilitas. Pada umunya , bank-bank menekankan pada pengawasan portofolio aset, menggunakan dana simpanan (deposit) untuk membangun portofolio liabilitas yang bersangkutan.

Kelaziman Keputusan Investasi Yang Simultan

Bank dapat memperoleh keuntungan yang tinggi bila bank mendapatkan bunga yang tinggi dan menerima resiko likuiditas. Secara historis penerimaan bank dihubungkan dengan tingkat bunga dan resiko likuiditas, karena bank mendanai pinjamannya dengan sumber-sumber dana yang tidak sesuai (mismatch) dengan jangka waktu pinjaman. Dalam praktiknya sebagian besar bank menyesuaikan strategi pendanaan mereka melalui harapan-harapan siklus tingkat bunga untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Keputusan Pendanaan Dan Resiko Likuiditas

Secara tradisional,bank mehubungkan likuiditasnya dengan portofolio asetnya. Portofolio aset dibangun sehingga nantinya aliran keluarnya dana-dana dapat dijamin dengan likuidasi aset.

Manajemen Aset

Manajemen aset, karena menyangkut likuiditas, maka memerlukan pembangunan aset-aset sedemikan rupa sehingga aliran keluar dana (outflow of funds) dapat diakomodasikan tanpa membuat penyesuaian dalam liabilitas. Investasi dalam aset terkendala oleh kemampuan untuk mengubah aset menjadi dana yang dapat digunakan. Likuiditas suatu aset berasal dari salah satu dari dua sumber, yaitu daya cair dari aset itu sendiri (self contained liquidity) dan daya jualnya (marketability). Self contained liquidity menggambarkan tanggal jatuh temponya aset, sedang marketability adalah kemampuan untuk menukarkan aset menjadi uang melalui penjualan aset tersebut kepada investor lain di secondary market.

Manajemen Liabilitas

Selama kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an telah terjadi perubahan dalam perencanaan likuiditas, yang akhirnya membuat tekanan utama pada manajemen aset menuju ke tekanan pada kedua sisi yaitu manajemen aset dan liabilitas. Para banker dan ahli perbankan melihat bahwa potensi sumber likuiditas lainnya dapat dipakai, dana dapat dipinjam melalui peningkatan liabilitas seperti halnya likuidasi aset. Perubahan dari ketergantungan yang semulanya hanya pada likuidasi aset menjadi ketergantungnan pada kombinasi dari likuidasi aset dan liabilitas ini yang telah mengubah besar-besaran struktur portofolio aset dan liabilitas.

Teknik Manajemen Margin

Untuk menganalisis strategi pengelolaan interest margin, terlebih dulu kita harus memahami beberapa definisi kunci. Interest margin dinyatakan dengan jumlah yang absolut (dalam rupiah), yaitu selisih antara pendapatan bunga pada earning asset dengan pengeluaran bunga pada liabilitas. Spread adalah selisih antara persentase tingkat bunga pada aset dengan persentase tingkat bunga pada liabilitas. konsep tentang spread dapat digunakan untuk semua portofolio aset atau liabilitas, Konsep interest margin dan spread merupakan ukuran bagi pernyataan laba/rugi (income statement), artinya ukuran langsung diperoleh dari income statement. Konsep ini juga dipakai pada perencanaan yaitu spread diestimasikan dengan prediksi pendapatan (return) pada aset dan biaya dana yang diharapkan. Variasi dalam expected spread dapat muncul ketika terjadi ketidaksesuain (mismatch) pendanaan.

(2)

Gap Management

Konsep kunci lainnya yang dapat dipakai dalam analisis interest margin adalah gap, dimana hal ini adalah konsep neraca. gap mengukur ketidakseimbangann antara variable dan fixed rate aset dan liabilitas.

Gap management adalah strategi untuk memaksimumkan interest margin melalui siklus tingkat bunga.

Strategi ini pada dasarnya meliputi penyesuain komponen-komponen yang variable dan yang fixed sesuai dengan fase dan siklus tingkat bunga untuk mencapai profitabilitas maksimum. Strategi dasar yang dipakai dalam manajemen gap adalah mengubah besrnya gap sesuai dengan prediksi pergerakan tingkat bunga.

Aset Liabilitas Manajemen Dalam Lingkungan Masa Kini

Manajemen portofolio aset/liabilitias yang agresif bergantung pada derajat kepastian tentang inflow dan outflow serta tingkat pendapatan atas aset dan biaya atas liabilitas. Untuk dapat menerapkan gap management bank harus mampu memprediksi flows dan rates. Bank harus secara tepat memprediksi level dana-dana fixed rate yang akan tersedia.

Asset / Liabilitas Management Committee

Bila manajemen telah menjalankan dan melaksanakan manajemen aset/liabilitas, maka harus menempuh tahapan yang penting yaitu pengakuan dan dukungan terhadap fungsi organisasi ALCO (Asset/Liabilitas Management Committee). Fungsi ALCO di bank kecil dapat terdiri dari direktur utama dan beberapa manajer kunci yang aktif dalam keputusan-keputusan kredit, investasi, dan pasar uang.Tanggung jawab ALCO biasanya meliputi pemberian arahan umum mengenai penguasaan dan pengolakasian dana-dana untuk memaksimalkan pendapatan, dan memastikan permintaan dana sumber dana.

Aplikasi Aset Liabilitas Manajemen Pada Bank Islam

Sebagaimana bank konvensional, bank syariah pun merupakan lembaga penghubung antara penabung dan investor. Perbedaan pokok antara bank Islam dan bank konvensional terletak pada dominasi prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko (profit and loss sharing) yang melandasi sistem operasionalnya. Hal ini antara lain tercermin pada beberapa karakteristik :

 Perbedaan dari bank konvensional, bank islam hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (wadi’ah), tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit/mudharabah deposit). Bank islam juga tidak menjamin keuntungan atas deposito. Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan finalitas deposito pada bank Islam tergantung pada kinerja bank, tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan kinerjanya.

 Sistem operasional bank Islam berdasarkan pada sistem equity di mana setiap modal adalah beresiko. Oleh karena itu hubungan kerja sama antara Bank Islam dengan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip berbagi hasil dan berbagi resiko (profit and loss sharing/PLS).

 Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank Islam menggunakan model pembiayaan syariah (Islamic models of financing) yaitu PLS dan non-PLS. sehubungan dengan itu bank Islam melakukan pooling dana-dana nasabah dan berkewajiban menyediakan manajemen investasi yang professional.

Berdasarkan karakteristiknya tersebut, maka resiko yang dihadapi oleh bank Islam lebih berfokus pada likuiditas dan resiko kredit dan tidak akan pernah mengalami resiko karena fluktuasi tingkat bunga.

Likuiditas bank syariah banyak bergantung pada :

1. Tingkat kelabilan (volatility) dari simpanan (deposit) nasabah;

2. Kepercayaan pada dana-dana non-PLS;

3. Kompetensi teknik yang berhubungan dengan pengaturan struktur liabilitas;

4. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas; dan

5. Akses kapada pasar antar bank dan sumber dana lainnya, tetapi masuk fasilitas lender of last resort dari Bank Sentral.

Teknik duration gap management dapat diaplikasikan oleh bank Islam, bukan dalam rangka menghindari resiko tingkat bunga, melainkan untuk mengatur cash flow atau mengendalikan likuiditasnya.

Manajemen asset dan liabilitas adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan struktur neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal sekaligus membatasi resiko menjadi sekecil mungkin. Manajemen aktiva dan pasiva disebut pula dengan Asset and Liability Management (ALMA). Kedua sisi neraca, dimana sisi pasiva yang menggambarkan sumber dana dan sisi aktiva yang menggambarkan penggunaan dana harus dikelola secara efisien, efektif, produktif secara optimal.

Organisasi Manajemen Asset dan Liabilitas (ALMA) terdiri dari Asset Liability Commite (ALCO) dan ALCO Support Group (ASG). Anggota ALCO terdiri dari pimpinan unit kerja operasional dan unit kerja yang berhubungan dengan tugas ALMA. Sedang anggota ASG terdiri dari sekelompok manajer/staf propesional yang bertugas membantu ALCO. Secara spesifik ALCO berfungsi sebagai berikut:

(3)

1. Mereview laporan tentang risiko likuiditas, risiko pasar, dan manajemen permodalan.

2. Mengidentifikasi isu-isu dalam manajemen neraca yang dapat mempengaruhi kinerja bank.

3. Untuk melakukan review atas strategi penetapan ekspektasi dana pihak ketiga dan ekspektasi keuntungan dari sisi pembiayaan.

4. Untuk melakukan review atas rencana kontijensi bank.

Asset adalah sebuah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana beberapa manfaat ekonomi masa depan (s) dapat diharapkan mengalir ke perusahaan. Kepemilikan aset itu sendiri adalah tidak berwujud. Namun, aset yang dimiliki dapat berwujud atau tidak berwujud "(International Valuation Standard 2003)

Manajemen Aset didefinisikan menjadi sebuah proses pengelolaan segala sesuatu baik berwujud dan tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomik, dan mampu mendorong tercapainya tujuan dari individu dan organisasi. Melalui proses manajemen yaitu POLC planning, organizing, leading dan controling agar dapat dimanfaatkan atau dapat mengurangi biaya (cost) secara effisien dan effektif.

Manajemen Liabilitas yaitu kemampuan bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabah.

Penggelolaan atas Reserve Requirement (RR) atau Primary Reserve (PR) atau Giro Wajib Minimum (GWM) sesuai dengan ketentuan BI dan secandary Reserve (SR). Risiko yang dapat timbul dalam Manajemen liabilitas yaitu risiko pendanaan dan risiko bunga.

RUANG LINGKUP ALMA

ALMA adalah manejemen struktur neraca bank dengan tujuan untuk mengoptimalkan pendapatan dan meminimalkan biaya dalam batas-batas risiko tertentu. Risiko-risiko ALMA dalam suatu bank pada umumnya berupa:

1. Financing risk, yaitu debitur akan memenuhi kewajibannya (keterlambatan angsuran atau pelunasan) tepat pada waktunya. Risiko kredit dapat menimbulkan risiko likuiditas.

2. Liquidity risk, yaitu risiko bahwa bank tidak dapat memenuhi kewajibannya pada waktunya atau hanya dapat memenuhi kewajiban melalui pinjaman darurat (bagi hasil yang tinggi) dan atau menjual aktivanya dengan harga yang rendah.

3. Pricing risk, yaitu risiko kerugian dengan akibat perubahan tingkat bagi hasil, menentukan bentuk penurunan margin dari penanaman atau kerugian sebagai akibat menurunnya nilai aktiva. Risiko ini sebagai akibat Net Interest Margin (NII) atau tidak terpenuhinya likuiditas, atau terjadinya gap karena tidak tepatnya perhitngan pricing atas asset dan liabilitas.

4. Foreign exchange risk, yaitu risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat kurs terhadap “open position” karena adanya pergerakan kurs yang merugikan.

5. Gap risk, yaitu risiko kerugian dari ketidakseimbangan interest rate maturity karena adanya pergerkan tingkat bunga yang merugikan.

6. Kontinjen risk, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat transaksi kontinjen, contohnya bank garansi dan kontrak valuta asing berjangka.

Risiko likuiditas adalah risiko yang ada diperbankan yang biasanya timbul dari cara bank mengelola primary dan secondary rerserve serta pendanaannya sehari-hari. Risiko yang ada dalam pengelolaan Primary rerserve dapat berupa:

a. Reserve yang dikelola terlalu tinggi dari yang dibutuhkan.

b. Reserve requirement tidak dapat dipenuhi sehingga berakibat dikenakan pinalti atau sanksi oleh bank indonesia serta timbulnya masalah bagi bank sendiri.

MANAJEMEN SUMBER DANA

Sumber dana yang terliat pada sisi pasiva neraca adalah suatu proses di mana bank berusaha mengembangkan sumber-sumber dana yang nontradisional melalui pinjaman di pasar uang atau dengan menerbitkan instrumen utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk memenuhi alokasi yang produktif.

Sumber dana bank yang terbesar berasal dari dana masyarakaat di samping sumber dana lainnya yang berasal dari pinjaman dan model sendiri. Sumber dana pihak ketiga seperti giro, tabungan, dan deposito lazim juga disebut sebagai sumber dana tradisional.

(4)

Keberhasilan bank dalam menghimpun dana atau mobilisasi dana sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kepercayaan masyarakat, ekspektasi, keamanan, ketepatan waktu pengembalian, pelayanan yang cepat, dan pengelolaan dana.

Berikut akan dikemukakan dana menurut sumbernya, yaitu sebagai berikut:

1. Penghimpunan Dana

a) Giro-Wadiah dan Qard; merupakan produk penghimpunan dana di mana nasabah dapat melakukan penarikan setiap saat dan dapat terus melakukan penarikan sampai maksimum sebesar dana qard yang telah disepakati

b) Tabungan dan Giro Automatic transfer-Mudharabah dan Wadiah; merupakan kombinasi antara tabungan dan giro (2 rekening dalam 1 produk), dimana setiap rekening dapat pindah secara otomatis apabila rekening yang lain membutuhkan dana yang lebih.

c) Deposito; terbagi menjadi enam, yaitu:

Deposito Mudharabah Muqayadah (Murabahah); yaitu solusi investasi jangka pendek dan jangka menengah untuk memperoleh hasil investasi dan kegiatan penyaluran dana yang menggunakan akad murabahah.

Deposito-Mudharabah Muqayyadah (Komoditi Murabahah); yaitu produk depositi yang akan disalurkan untuk kegiatan jual dan beli komoditas (misalnya logam) pada pasar global dengan prinsip transaksi murabahah.

Depositi dan Reksadana-Mudharabah; merupakan kombinasi keuntungan dari produk deposito dan reksadana.

Deposito-Musyarakah; merupakan produk penghimpunan dana yang hanya dapat ditarik/dicairkan pada periode tertentu sesuai kesepakatan nasabah dengan bank, dan dan yang akan dikelola oleh bank tidak 100% milik nasabah, namun ada yang merupakan dana dari bank itu sendiri.

Deposito Untestricted Recurring Invesment-Mudharabah; adalah produk investasi di mana bank menginvestasikan dana nasabah secara berulang pada beberapa instrumen yang memberikan keuntungan kompetitif, dan keuntungan akan dikreditkan ke rekening nasabah pada saat jatuh tempo.

Deposito-Wakalah bil Ujrah; yaitu produk jasa di mana bank memberikan jasa sebagai agen investasi.

Nasabah menginvestasikan dananya dalam jumlah beser dengan keinginan khusus, misalnya jangka waktu, tingkat pengembalian (return).

2. Penyaluran Dana

CAR Financing al-Ijara Thumma al Bai’ (AITAB) Home Financing Bai’ Bithaman Ajil (BBA) Home Financing-Musyarakah Mutanaqisah Islamic Card-Bai al-Inah

Islamic Card-Tawaruq

Personal Financing-Bai’ Al Inah Personal Financing-Murabahah Personal Financing-Tawaruq

Agriculture Implements Invesment-Shirkatul Mel, Ijarah, Bai’

Micro Industries Invesment-Shirkatul Melk, Ijarah, Bai’

Islamic Overdraft (Cash Line Facility)-BBA dan Bai’ al Inah Cash Line Facility-Bai’ Bithaman Ajil

Revolving Financing-Bai’ Bithaman Ajil (BBA) Revolving Financing-Mudharabah

Term Financing and Variable Rate-Bai’ Bithaman Ajil (BBA) Industrial Hire Purchase-alIjarah Thumma al Bai’

Hire Purchase-Shirkatul Melk

Unsecured Bisiness Financing-Tawaruq Working Capital and Term Financing Export Credit Refinancing-Bai’ Dayn Export Credit Refinancing-Murabahah

Export Credit Refinancing-Murabahah dan Bai’ Dayn Export Financing-Musyarakah

Forward Rate Agreement-Murabahah Islamic Profit Rate Swap-Murabahah

(5)

Islamic Treasury Instrument-Salam Paralel Sukuk Invesment-Wakalah bil Ujrah

Pembiayaan dengan Penjaminan – semua akad pembiayaan Syariah Share Financing – Murabahah (Trading)

Share Financing – Murabahah (Invesment)

TANTANGAN BANK SYARIAH DARI SISI ALMA

Tantangan yang banyak dihadapi oleh bank syariah pada saat ini adalah komposisi terbesar dari DPK(dana pihak ketiga) yang mana bersumber dari deposito yang memiliki ekspektasi keuntungan bagi hasil yang lebih tinggi dari 2 produk liabilitas lainnya. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa hal dibawah ini yaitu :

1. Tantangan teknologi.

Pada dasarnya bank syariah telah memiliki jaringan dan sistem teknologi yang memadai namun agar bank syariah dapat terus bersaing dengan bank konvensional yang mana telah memiliki keunggulan dari berbagai segi diantaranya : dari sisi jaringan ATM yang luas, internet banking,dan merchant untuk transaksi dipusat perbelanjaan serta dengan memberikan bonus dan hadiah atas jumlah saldo DPK. Hal ini berdampak pada lebih tingginya minat nasabah untuk menggunakan pilihannya dibank konvensional baik untuk menabung maupun dalam bentuk giro sehingga jumlah dana investasi meningkat dan mendorong permodalan yang ada. Oleh karena itulah bank syariah perlu meningkatkan jaringan dan sistem teknoliginya agar dapat terus memperbaiki dan meningkatkan pelayanan sehingga dapat meningkatkan minat nasabah untuk menjatuhkan pilihannya dibank syariah.

2. Masalah likuiditas

Menjaga Likuiditas atau ketersedian dana pihak ketiga amatlah penting bagi sebuah bank baik konvensional maupun syariah, hal ini dikarenankan likuiditas atau DPK adalah nyawa bagi sistem intermediasi suatu perbankan. Bank syariah harus mencari sumber pendanaan yang memadai agar dapat terus menjalankan peranannya. Pilihannya adalah pada bentuk deposito yang memiliki tingkat ekspektasi bagi hasil yang lebih tinggi.DPK pada bank syariah memiliki nkecenderungan bahwa deposito memiliki porsi yang lebih besar, sehingga bank syariah dihadapkan pada pilihan ekspekyasi bagi hasil DPK yang lebih tinggi.

3. Rationale market

Tidak dapat dipungkiri bahwasannya banyak dari nasabah perbankan adalah rationale market yaitu nasabah yang berfikir secara rasional akan sebuah tindakan perbankan yang mereka akan pilih, apakah dapat memberikan return atau nilai tambah (lebih) dari apa yang mereka investasikan.oleh kerfenanyan tingkat kompetitif dari sebuah bank syariah harus dapat ditingkatkan dengan lebih baik lagi.

4. Larangan perbankan syariah dipasar derivatif.

Tidak dibolehkannya bank syariah melakukan transaksi atau berbisnis dipasar derivatif akan mempengaruhi tingkat pendapatan bank tersebut, karena bank hanya memperoleh pendapatan dari pertumbuhan pembiayaan dan pendapatan jasa lainnya (fee based income). Berbeda dengan bank konvensional yang memiliki portofolio dipasar tersebut.

SOLUSI DALAM PENGELOLAAN ALMA

Dalam menghadapi tantangan tantangan bank syariah dalam pengelolaannya terdapat beberapa alternatif solusi, diantaranya adalah:

1. Meningkatkan segmentasi DPK

Dalam usaha meningkatkan segmentasi DPK, perbankan syariah dapat melakukan peningkatan terhadap beberapa bidang misalnya peningkatan standarisasi pelayanan,sistem dan jaringan teknologi, aksesibilitas ysng mudah, cepat dan aman, serta meningkatkan jaingan baik dari sisi kantor maupun virtual office (internet banking,dll).

2. Penguatan segmentasi korporasi untuk meningkatkan pendapatan.

Segmentasi korporasi merupakan satu segmen yang baik untuk dibidik oleh bank syariah, dimana segmentasi korporsi dapat ditingkatkan melalui optimalisasi giro yang aman dan memiliki aksesibilitas tinggi terhadap korporasi, sehingga mengahasilkan ekspektasi bagi hasil yang rendah tetapi jumlah yang didapatkan dari sisi DPK lebih besar.

3. Peningkatan fee based incom

(6)

Fee based income atau pendapatan berbasis jasa layanan tidak termaksuk yang dibagihasilkan ke nasabah DPK oleh karena itu bank syariah dapat menunkan ekspektasi keuntungan dari sisi pembiayaan dan mentrasformasikan dalam bentuk fee besad incom.

4. Peningkatan peranan regulator

Perlunya peningkatan peran regulator dalam menggunakan jasa keuangan dari perbankan syariah,sehingga peranan bank syariah dapat lebih meningkat lagi. Hal ini dikarenakan dana-dana pemerintah maupun BUMN dapat menjadi sumber DPK yang potensial pada perbankan syariah, regulator juga dapat menjadi solusi atas kebutuhan sistem permodalan bagi bank syariah.

5. Peningkatan sistem akuntabilitas

Peningkatan sistem akuntabilitas pada bank syariah dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya : peningkatan SDM yang memiliki kompetensi dan perbankan syariah secara baik, penerapan manajemen resiko yang komperhensif, sistem laporan yang informatif dan bertanggung jawab,sistem audit syariah dan bisnis yang berintegritas,sosialisasi yang merata kepada setiap masyarakat dll.

Referensi

Dokumen terkait

Pemahaman Konsep Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) dan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada Materi

Melalui metode ini ditemukan alternatif pencapaian penanggulangan kemiskinan yang bisa dilakukan melalui institusi sosial dengan membangun gerakan sosial, menjalin

yang diajar menggunakan model pembelajaran ekspositori pada materi PLDV.. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar

dalam suatu sistem basisdata sementara yang terpisah. Kegunaan dari pemisahan basisdata tersebut adalah agar tidak mengganggu kinerja dari masing-masing sistem basisdata

Berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap kinerja karyawan PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya, diperoleh median (Me) untuk kinerja karyawan (Y) sebesar

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa siswa yang belajar matematika menggunakan pembelajaran berbasis GeoGebra mengalami peningkatan komunikasi matematis

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan penggunaan metode Group Investigation (GI) dan metode Jigsaw terhadap hasil belajar Sosiologi siswa (2)

Dari hal ini, selanjutnya diadakan penelitian untuk mengkaji fenomena masyarakat khususnya di daerah Banten yang masih kental dalam ilmu mistis dan magi serta