• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

a. Definisi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Menurut para ahli diantaranya Toho Cholik & Rusli Lutan (2001: 2) bahwa, “Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik”.

Samsudin (2008: 2) menyatakan bahwa, “Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi”. Dan Aip Syarifuddin & Muhadi (1992: 04) menyatakan bahwa,

Makna dari pendidikan jasmani adalah pendidikan mengenai fisik dan mental seseorang. Jadi pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian pendidikan jasmani adalah adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Dari penjelasan ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan salah satu alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Karena pendidikan jasmani erat kaitannya dengan gerak bagi manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktivitas jasmani merupakan salah satu dasar untuk belajar, baik belajar mengenal alam sekitar dalam memperoleh pengalaman berupa pengetahuan dan keterampilan maupun belajar mengenal diri sendiri. Wujud dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah berpangkal pada gerak siswa, yang menampakkan dirinya dalam bentuk-bentuk aktivitas jasmaninya. Bukan berarti pendidikan jasmani semata-mata hanya untuk merangsang dan mengembangkan organ-organ

5

(2)

6

tubuh serta fungsinya saja, melainkan juga demi pembentukan dan pengembangan kepribadian yang utuh dan harmonis di dalam kehidupannya yakni sikap aktif, perilaku hidup sehat serta jiwa sportif. Oleh sebab itu jika program pendidikan jasmani diterapkan dalam dunia pendidikan dan dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya dengan arahan, bimbingan dan dikembangkan secara wajar maka dengan demikian pendidikan jasmani sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan pendidikan akan tercapai.

b. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan jenis pendidikan yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media pendidikan. Berdasarkan kurikulum pendidikan jasmani bahwa tujuan pendidikan jasmanai olahraga dan kesehatan di tiap-tiap jenjang pendidikan masing-masing berbeda.

Tujuan penjasorkes harus berorientasi pada setiap siswa pendekatan pemecahan masalah merupakan cara yang baik apabila digunakan dalam pengajaran atau pelajaran pendidikan jasmani. Karena pendekatan ini dapat meningkatkan partisipasi maksimum, memberikan keleluasaan gerak yang memadai dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

Secara umum tujuan pendidikan jasmani menurut Adang Suherman (2000:

23) dapat di klasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu :

1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).

2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skill full).

3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dengan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

(3)

7

c. Fungsi Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efisien, dan efektif.

Dilihat dari berbagai aspek Penjasorkes memiliki beberapa fungsi.

Menurut Samsudin (2008: 3) Pendidikan Jasmani meliputi beberapa aspek di antaranya :

1) Aspek organik.

a) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan.

b) Meningkatkan kekuatan, yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot.

c) Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama.

d) Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus-menerus dalam waktu relative lama.

e) Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cedera.

2) Aspek neuromuskuler

a) Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.

b) Mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/mencongklang, bergulir dan menarik.

c) Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti mengayun, melenggok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok.

d) Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli.

e) Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan.

f) Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti sepak bola, soft ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tenis, bela diri.

g) Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti menjelajah, mendaki, berkemah, berenang, dan lainnya.

(4)

8

3) Aspek perseptual

a) Mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat.

b) Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di depan, belakang, bawah, sebelah kanan, atau sebelah kiri dari dirinya.

c) Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu kemampuan mengoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, dan atau kaki.

d) Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis.

e) Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan / kiri dalam melempar atau menendang.

f) Mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu, kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri.

a) Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.

4) Aspek kognitif

a) Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan.

b) Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika.

c) Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.

d) Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani.

e) Menghargai kinerja tubuh: penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya.

f) Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan.

5) Aspek sosial

a) Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan di mana berada.

b) Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok.

c) Belajar berkomunikasi dengan orang lain.

d) Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok.

e) Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat.

f) Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat.

g) Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif.

h) Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif

i) Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.

(5)

9

6) Aspek emosional

a) Mengembangkan respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani.

b) Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton.

c) Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat.

d) Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas.

e) Menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.

Memahami dan mengetahui apa dan fungsi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dari berbagai aspek sangat penting untuk memperlakukan individu sesuai dengan kemampuan masing-masing agar tidak salah dalam penerapannya dan tidak berdampak negatif bagi perkembangan jiwa dan sosial anak.

2. Corona Virus Disease (Covid-19) a. Pengertian Covid-19

Menurut Sidney Osler (2019). “Virus Corona adalah keluarga virus yang biasanya menyerang organ saluran pernapasan”. Nama ini berasal dari kata Latin korona, artinya mahkota, karena pinggiran runcing yang mengelilinginya. Virus ini banyak ditemui pada spesies, seperti kelelawar, kucing dan burung.

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan Tiongkok pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.

(6)

10

b. Gejala Covid-19

Dikutip dari Sidney Osler (2019) “Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada analisis awal, yang diterbitkan dalam The Lancet, menjelaskan detail yang lebih besar itu terlihat pada pasien pertama di Wuhan dengan Covid-19 yang dikonfirmasi. Demam, batuk, nyeri otot, dan kelelahan adalah yang paling umum gejala; muntah, mual, dan batuk lendir, atau darah”.

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Belum ada obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona atau COVID-19. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat keparahannya. Beberapa pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan di sarankan untuk melakukan protokol isolasi mandiri di rumah sambil tetap melakukan langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.

3. Efektivitas Pembelajaran a. Pengertian Efektivitas

Menurut Afifatu Rohmawati (2015) yang mengutip pernyataan Miarso (2004) mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan salah satu standart mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau dapat juga diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi, ”doing the right things”.

Menurut Supardi (2013) pembelajaran efektif adalah kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hamalik (2001) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar

(7)

11

sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang di pelajari. Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, respon siswa terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep siswa. Untuk mencapai suatu konsep pembelajaran yang efektif dan efisien perlu adanya hubungan timbal balik antara siswa dan guru untuk mencapai suatu tujuan secara bersama, selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta media pembelajaran yang dibutuhkan untuk membantu tercapainya seluruh aspek perkembangan siswa.

b. Ciri-ciri Efektivitas

Slavin (2000) menyatakan bahwa keefektifan pembelajaran ditunjukkan dengan empat indikator, yaitu: 1) kualitas pembelajaran, yakni banyaknya informasi atau ketrampilan yang disajikan; 2) kesesuaian tingkat pembelajaran, yaitu sejauhmana guru memastikan tingkat kesiapan siswa untuk mempelajari materi baru; 3) insentif, yaitu seberapa besar usaha guru memotivasi siswauntuk mengajarkan tugas belajar dan materi belajar yang diberikan; serta 4) waktu, pembelajaran akan efektif jika siswa dapat menyelesaikan pelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Menurut Eggen dan Kauchak, pembelajaran dikatakan efektif jika siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penemuan informasi (pengetahuan), sehingga dalam pembelajaran siswa tidak hanya menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru secara pasif. Dengan demikian diharapkan hasil pembelajaran tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman siswa juga dapat meningkatkan kemampuan berfikirnya. Senada dengan pendapat tersebut di atas, Harry Firman menyatakan bahwa keefektifan program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

- Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditentukan

(8)

12

- Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional - Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segitingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.

c. Kriteria Efektivitas

Efektivitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Menurut Diamond, keefektifan dapat diukur dengan melihat minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Jika siswa tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, maka tidak dapat diharapkan ia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari materi pelajaran.

Sebaliknya, jika siswa belajar sesuai dengan minatnya, maka dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Kriteria efektivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah apabila tiga dari empat aspek yang meliputi:

(1) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran baik;

(2) aktivitas siswa selama pembelajaran baik;

(3) respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran positif; dan (4) hasil belajar siswa tuntas secara klasikal.

Dengan syarat aspek ketuntasan belajar terpenuhi. Ketuntasan belajar adalah kriteria dan mekanisme penetapan ketuntasan minimal per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :

1) ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100% dengan batas kriteria ideal minimum 75%

2) sekolah harus menetapkan KKM per mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan rerata siswa, kompleksitas, dan sumber daya pendukung 3) sekolah dapat menetapkan KKM dibawah batas kriteria ideal tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Jadi ketuntasan belajar diartikan sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik dalam menguasai secara tuntas seluruh standar

(9)

13

kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.Ketuntasan belajar dapat dilihat secara perorangan maupun kelompok.

d. Syarat Utama Keefektifan

Pembelajaran Menurut Soemosasmito (Al-Tabany, 2017:22) suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektifan pengajaran, yaitu :

1) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM;

2) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa;

3) Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan; dan

4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir 2), tanpa mengabaikan butir 4).

Efektivitas adalah hasil yang akan dicapai dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran yang dibutuhkan adalah perangkat pembelajaran (RPP, Silabus dll), media pembelajaran (teknologi), strategi serta pendekatan dalam pembelajaran sehingga efektivitas dalam pembelajaran dapat tercapai. Pada proses pembelajaran menjadi lebih efektif jika antara guru dan siswa ada komunikasi serta interaksi yang baik dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

4. Media Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) media berasal dari kata

“medium” yang artinya pengantar atau perantara. Secara umum artinya adalah segala sesuatu yang menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan proses komunikasi, sehingga media digunakan dalam pembelajaran tersebut. Media merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara perangkat lunak (bahan belajar) dan perangkat keras (alat belajar).

Media sebagai alat bantu pembelajaran, Edgar Dele mengklasifikasinya sebagai berikut :

(10)

14

Gambar 1. Kerucut Pengalaman (Edgar Dele, 1946)

Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama “Kerucut Pengalaman”

kaitannya dengan media pembelajaran :

a. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif b. Sebagai salah satu komponen dalam menciptakan situasi belajar yang

diharapkan

c. Meningkatkan proses pembelajaran

Ada lima jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu Rusman. 2013 : 62) :

1) Media Visual, adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan yang terdiri dari atas media yang diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak.

2) Media Audio, yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari bahan ajar. Contoh dari media audio ini adalah program kaset suara dan program radio.

(11)

15

3) Media Audio-Visual, yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio- visual adalah program video /televisi dan program slide suara (sound slide).

4) Kelompok Media Penyaji, media ini sebagaimana diungkapkan Donald T.Tosti dan John R.Ball dikelompokkan ke dalam tujuh jenis, yaitu : (a) kelompok kesatu ; grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b) kelompok kedua ; media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga ; media audio, (d) kelompok keempat ; media audio, (e) kelompok kelima ; media gambar hidup/film, (f) kelompok keenam ; media televise, dan (g) kelompok ketujuh ; multimedia.

5) Media objek dan media interaktif berbasis komputer. Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya.

Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan berpengaruh secara psikologis kepada peserta didik.

Pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi online mampu meningkatkan kemandirian belajar (Oknisih & Suyoto, 2019:479). Dengan meningkatnya sikap kemandirian peserta didik dalam belajar akan membuat mereka bertanggung jawab akan tugas yang telah diberikan, serta mampu menumbuhkan minat belajar peserta didik dengan ketersediaan fitur-fitur serta tampilan yang menarik yang disediakan oleh aplikasi. Dengan adanya penerapan pembelajaran daring di tengah keadaan pandemi, tentu akan memberikan perubahan dari peran guru maupun peran peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. Penggunaan berbagai bentuk media pembelajaran daring tentu sangat membantu peserta didik mengakses berbagai informasi yang siap diterima oleh peserta didik. Astini (2020:24) Menyatakan

(12)

16

bahwa pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab problema akan ketersediaan sumber belajar yang lebih bervariatif. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran daring dalam proses pembelajaran saat ini menjadi jawaban yang tepat untuk dilakukan ditengah masa pendemi Covid-19. Adapun media komunikasi yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran daring antara lain smartphone, tablet, komputer yang terkoneksi internet.

5. Whatsapp a. Pengertian Whatsapp

Menurut James Gale ( 2019:8) “Whatsapp adalah layanan pesan instan lintas platform yang gratis untuk digunakan”. Bagi pengguna aplikasi ini lebih dari sekedar sarana untuk tetap berhubungan dengan seluruh dunia digital. Karena aplikasi ini menawarkan kepada pengguna platform yang aman dan terjamin untuk berkomunikasi.

Menurut Larasati, dkk (2013), WhatsApp merupakan aplikasi untuk saling berkirim pesan secara instan, dan memungkinkan kita untuk saling bertukar gambar, video, foto, pesan suara, dan dapat digunakan untuk berbagi informasi dan diskusi. Larasati menyimpulkan bahwa pemanfaatan aplikasi WhatsApp sebagai sarana diskusi pembelajaran ini termasuk dalam kategori efektif. Whatsapp merupakan aplikasi pengiriman pesan dan lain-lain untuk smartphone. Dan lain- lain disini maksudnya bahwa aplikasi Whatsapp ini bisa untuk mengirim gambar, suara dan bahkan video. Fungsi dasar Whatsapp hampir sama dengan Short Message Service (SMS) yang mulai jarang dipakai. Namun Whatsapp tidak menggunakan pulsa, melainkan data atau kuota internet. Jadi Whatsapp relatif lebih hemat.

Syaifudin (2016) mengatakan, media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi. Fungsi media komunikasi menurut Syaifudin (2016) adalah :

a. Efektivitas : media komunikasi sebagai sarana untuk mempermudah dalam penyampaian informasi.

(13)

17

b. Efesiensi : media komunikasi sebagai sarana untuk mempercepat dalam penyampaian informasi.

c. Konkrit : media komunikasi sebagai sarana untuk membantu mempercepat isi pesan yang mempunyai sifat abstrak.

d. Motivatif : media komunikasi sebagai sarana agar lebih semangat melakukan komunikasi

Aplikasi whatsApp diluncurkan pada Januari 2009 oleh dua mantan pengembang Yahoo!, Brian Acton dan Jan Koum . Setelah pasangan itu meninggalkan Yahoo! pada bulan September 2007 mereka menghabiskan beberapa waktu bepergian dan, seperti rumor Internet memilikinya, sering merasa sulit untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga.

Salah satu media pembelajaran online yaitu Whatsapp grup. Dimana Whatsapp grup dapat dibuat berdasarkan mata pelajaran yang ada disekolah. Dari salah satu fitur Whatsapp yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran daring adalah grup chat/ Whatsapp grup. Melalui Whatsapp grup tersebut menjadi ruang belajar secara online, sehingga guru dan siswa tetap dapat mengikuti pembelajaran. Hal ini merupakan salah satu cara sebagai pencegahan penularan Covid-19 dalam dunia pendidikan. Untuk dapat tergabung mengikuti pembelajaran melalui Whatsapp grup, anggota bisa bisa ditambahkan oleh admin grup.

b. Fitur Whatsapp

Miladiyah (2017: 37) menyatakan bahwa WhatsApp memiliki fitur-fitur yang dapat digunakan oleh para penggunanya yaitu:

a. Foto, yang diperoleh dari kamera, file manager dan media galeri.

b. Video, berupa gambar bergerak yang direkam.

c. Audio, pesan yang direkam dapat langsung dari video, file manager atau musik.

d. Location, berupa pesan keberadaan pengguna dengan bantuan fasilitas Google Maps.

e. Contact, dapat mengirim kontak yang tersedia dari buku telpon atau phonebook.

f. View contact dapat melihat daftar nama kontak yang memiliki akun WhatsApp.

g. Avatar, adalah foto profil pengguna WhatsApp.

h. Add conversation shortcut, beberapa chatting dapat ditambahkan jalur pintas ke homescreen.

i. Email Conversation, dapat mengirim semua obrolan melalui email.

(14)

18

j. Group Chat, pengguna bisa membuat kelompok percakapan.

k. Copy/paste, setiap kalimat perbincangan juga dapat digandakan, disebarkan dan dihapus dengan menekan dan menahan kalimat tersebut dilayar.

l. Smile Icon, banyak pilihan emoticon seperti ekspresi manusia, gedung, cuaca, hewan, alat musik, mobil, dan lain-lain.

m. Search, pengguna dapat mencari daftar kontak melalui fitur ini.

n. Call / Panggilan, untuk melakukan panggilan suara dengan pengguna lain.

o. Video Call, selain panggilan suara, pengguna juga dapat melakukan panggilan video.

p. Block, untuk memblokir nomor milik orang lain.

q. Status, berfungsi untuk pemberitahuan kepada kontak lainnya bahwa pengguna tersebut bersedia atau tidak bersedia dalam melakukan obrolan (chatting)

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fitur yang dihadirkan di dalam aplikasi WhatsApp mampu mempermudah penyebaran informasi komunikasi dengan sesama tanpa harus bertemu, dan semua orang bisa dengan mudah memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan, salah satunya penggunaan Group whatsApp sebagai tempat berdiskusi serta dapat menunjang kemudahan berkomunikasi dalam proses pembelajaran

Gambar 2 . Logo Whatsapp Sumber : internet

c. Kelebihan dan Kekurangan Whatsapp

WhatsApp menyediakan keuntungan atau kemudahan dalam berkomunikasi seperti biaya murah dan mempermudah penggunanya. Oleh sebab itu penggunaan WhatsApp sebagai aplikasi chat dapat menjadi media komunikasi yang efektif dan bermanfaat bagi penggunanya. Hal ini yang membedakan WhatsApp dengan

(15)

19

aplikasi lain karena memiliki karakteristik yang membuat banyak orang bisa menggunakannya.

Hingga saat ini, aplikasi Whatsapp masih menjadi media sosial dan sarana berkomunikasi yang paling populer di kalangan pengguna. Bahkan pengguna bisa menelepon via suara dan video dengan aplikasi ini. Berikut beberapa keunggulan dari Whatsapp :

• Fitur Mengirim pesan teks

• Bisa mengirim foto atau video

• Bisa menelpon melalui suara, termasuk mengirim pesan suara yang dapat didengarkan oleh penerima setiap saat.

• Berbagi lokasi dengan memanfaatkan GPS

• Hemat kuota data

Selain beberapa kelebihan yang disebutkan, ada beberapa kekurangan diantaranya :

a. Jaringan yang lemah menyulitkan mengunduh materi yang disampaikan guru.

b. Banyaknya pesan masuk, mengakibatkan ponsel lambat.

c. Apabila penilaian individu dikirim melalui grup, siswa yang belum selesai bisa melihat hasil pengerjaan temannya.

(16)

20

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitaas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai media utama mencapai tujuan pembelajaran, adapun aktivitas utamanya adalah cabang-cabang olahraga.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, antara lain memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar yang diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis dan membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Namun merebaknya kasus pandemi sejak bulan Maret 2020 sampai saat ini mengharuskan proses kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik untuk sementara waktu dilakukan dirumah, hal ini dilakukan guna meminimalisir kontak fisik. Pemerintah mengambil kebijakan pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh dengan pembelajaran e-learning (daring) baik menggunakan ponsel, PC, atau laptop. Media Aplikasi pun bermacam-macam baik dengan Whatsapp, googleform, google clasroom, google meet dll. Berdasarkan ini perlu adanya pembelajaran yang efektif diterapkan terhadap peserta didik untuk meningkatkan kompetensi mereka. Terlebih lagi akibat dari pandemi Corona virus Disease (COVID-19) yang melanda sehingga pembelajaran PJOK kurang maksimal karena harus tetap berada di rumah dan menerapkan physical distancing.

Sehingga pembelajaran e-learning menjadi solusi terhadap masalah yang dihadapi untuk menjawab permasalahan ini.

(17)

21

Gambar 3. Alur Kerangka berpikir

Evaluasi

HASIL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA WHATSAPP PEMBELAJARAN PJOK SECARA DARING

SELAMA PANDEMI COVID-19

Pelaksanaan

PENGGUNAAN MEDIA WHATSAPP SELAMA PANDEMI COVID-19 DALAM

PEMBELAJARAN PJOK

Perencanaan

Gambar

Gambar 1. Kerucut Pengalaman  (Edgar Dele, 1946)
Gambar 3. Alur Kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

2 ini dilandasi dengan payung hukum yang khusus yaitu Undang Undang No 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang pada tahun 2012 telah syah menjadi Undang

ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT FACULTY OF LANGUAGES AND ARTS YOGYAKARTA STATE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di Pulau Gag, Papua Barat terkait persepsi masyarakat pada penambangan nikel di

(STUDI DESKRIPTIF TENTANG GEJALA GROUPTHINK DALAM KOMUNIKASI KELOMPOK CLUB MOTOR BROTHERHOOD MEDAN DALAM RANGKA

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati melalui kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus atas anugerah berkat,

Dalam skripsi ini penulis ingin memaparkan tentang bagaimana gambaran cara menyelesaikan masalah transshipment tidak seimbang dengan metode Least Cost sebagai

Adanya dikriminasi terhadap golongan penduduk sehingga mengakibatkan perbedaan institusi/pejabat yang berwenang membuat bukti sebagai ahli waris bagi golongan penduduk tersebut, hal

Alasan kami membuka usaha rumah makan dengan konsep ini adalah untuk memenuhi konsumen yang kebanyakan pendatang bisa menikmati banyak menu makanan yang berasal