ANALISIS
FREE CASH FLOW
, PROFITABILITAS,
LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP
DIVIDEN
PAYOUT RATIO
PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 J urusan Akuntansi
Oleh :
ANIS PRABANINGRUM
0913015011 / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
SKRIPSI
ANAL I SI S F R E E CA S H F L OW , PR OF I T A B I L I T A S , L I KUI DI T A S , L E V E R A GE T E R H ADAP DI VI DE N P AYO UT R AT I O P ADA
PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
A N I S P R A B A N I N G R U M 091301501 1 / F E / E A
Telah diper tahankan dan diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada tanggal : 31 Mei 2013
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an J awa Timur
LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN
PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang diajukan
ANIS PRABANINGRUM
0913015011 / EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr s. Ec. Eko Riadi, M.Aks Tanggal………
Mengetahui Wakil Dekan I
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul “ANALISIS FREE
CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP
DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK
INDONESIA”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit
bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam
kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulisan
skripsi baik berupa dukungan, doa maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus
penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Univesitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Hero Priono M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Eko Riadi, M.Aks, selaku dosen pembimbing yang telah
penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, Mei 2013
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur dengan judul “ANALISIS FREE CASH FLOW,
PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN
PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE DI BURSA EFEK
INDONESIA”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal
itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa maupun
bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang
mendalam mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Univesitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Wakil Dekan Fakultas
Akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Eko Riadi, M.Aks, selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, Mei 2013
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori... 13
2.2.1. Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan ... 13
2.2.2. Karakteristik dan Tujuan Laporan Keuangan ... 15
2.2.3. Analisis Rasio ... 19
2.2.4. Free Cash Flow... 25
2.2.5. Dividen... 27
2.2.6. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividen Payout Ratio 30 2.2.7. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Dividen Payout Ratio .. 31
2.4. Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 35
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 37
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 45
4.2. Uji Normalitas ... 56
4.3. Asumsi Klasik ... 57
4.4. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 60
4.5. Pembahasan ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 67
5.2. Saran ... 67
Tabel 4.1. Normalitas Data Masing-masing Variabel ... 57
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 58
Tabel 4.3. Data Autokorelasi ... 58
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Multikolinieritas... 59
Tabel 4.5 : Koefisien Regresi ... 60
Tabel 4.6 : Hasil Uji F ... 62
DAFTAR GAMBAR
LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN
PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE
DI BURSA EFEK INDONESIA
Anis Pr abaningr um
ABSTRAK
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya. Besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemodal sangat bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Oleh karenanya kebijakan deviden penting artinya bagi manajer keuangan perusahaan guna memperhatikan berbagai kepentingan seperti kepentingan perusahaan, pemegang saham, masyarakat, dan pemerintah. Berdasarkan data, menunjukkan bahwa deviden pada Perusahaan otomotive cenderung mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun yang diindikasikan karena ketidakstabilan posisi kas perusahaan tersebut. Meskipun perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi namun apabila posisi kas menunjukkan keadaan yang tidak begitu baik, perusahaan mungkin tidak dapat membayar dividenTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Otomotive di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan otomotive yang go public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2011. Teknik penentuan sampel yang dipergunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan kriteria tertentu dengan jumlah 8 perusahaan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan hasil penelitian pada bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian, yaitu sebagai berikut: Free Cash Flow tidak berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio, Profitabilitas berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio, Likuiditas berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio, Leverage tidak berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya
kedalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian
investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun
pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).
Dilain pihak perusahaan juga mengharapkan pertumbuhan sekaligus
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memberikan kesejahteraan
pemegang saham. Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, banyak
pemegang saham (shareholder) yang menyerahkan pengelolaan perusahaan
kepada para profesional yang bertanggung jawab mengelola perusahaan, yang
disebut manajer.
Manajer sebagai pengelola perusahaan diharapkan mampu
menghasilkan keuntungan yang pada akhirnya dapat dibagikan kepada para
pemegang saham dalam bentuk dividen. Dalam menjalankan operasional
perusahaan seringkali tindakan manajer bukannya memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham, melainkan sering tergoda untuk meningkatkan
kesejahteraannya sendiri. Kondisi ini akan mengakibatkan munculnya
disebabkan oleh adanya pemisahan antara kepemilikan dan fungsi pengelolaan
dalam teori keuangan disebut konflik keagenan atau agency conflict.
Sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah
keagenan disebut biaya keagenan (Keown,2000). Konflik keagenan juga
muncul karena perusahaan menghasilkan arus kas bebas (free cash flow) yang
sangat besar. Konflik kepentingan terjadi ketika manajer menginginkan kas
tersebut diinvestasikan kembali pada aset-aset perusahaan, sedangkan
pemegang saham menginginkan kas tersebut dibagikan sebagai dividen.
Besarnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para
pemodal sangat bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Oleh
karenanya kebijakan deviden penting artinya bagi manajer keuangan
perusahaan guna memperhatikan berbagai kepentingan seperti kepentingan
perusahaan, pemegang saham, masyarakat, dan pemerintah. Untuk
menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada stockholders,
maka keputusannya diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dengan berpedoman pada Undang-Undang No. 1/1995 pasal 62 ayat 1 dan 2.
Sebagaimana ketentuan yang berlaku bahwa dividen pada dasarnya dibayar
dari laba yang diperoleh oleh perusahaan pada tahun berjalan yang
merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham, sedangkan laba
yang diperoleh pada tahun sebelumnya yang dimasukkan dalam pos “laba
ditahan” (retained earning) merupakan salah satu sumber dana yang paling
Dividen Payout Ratio pada hakekatnya adalah menentukan berapa
bagian keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan berapa
yang ditahan, hal tersebut tercermin adanya dua kepentingan yang perlu
dipenuhi perusahaan. Pertama, menyangkut tanggung jawab perusahaan
terhadap para pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen. Kedua,
menyangkut kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan yang
dibiayai dari laba ditahan.
Menurut Marlina (2009 : 1) bahwa kebijakan pembayaran dividen
mempunyai pengaruh bagi pemegang saham dan perusahaan yang membayar
dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen
yang relatif stabil karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian akan
hasil yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan dan juga dapat
meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga
nilai saham juga dapat meningkat. Bagi perusahaan, pilihan untuk
membagikan laba dalam bentuk deviden akan mengurangi sumber dana
internalnya, sebaliknya jika perusahaan menahan labanya dalam bentuk laba
ditahan maka kemampuan pembentukan dana internalnya akan semakin besar
yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga
mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan sekaligus
Menurut Mamduh M Hanafi (2005: 85) menyebutkan bahwa rasio
profitabilitas merupakan rasio yang melakukan analisis dengan mengukur
kemampun perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dimasa yang akan
datang dengan mengetahui tingat keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas
sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam
jangka pendek atau jangka panjang.
Leverage merupakan hasil dari pada penggunakan dana biaya tetap
untuk meningkat pemegang saham dan memungkinkan perusahaan untuk
menspesifikasikan pengaruh suatu perubahan dalam volume penjualan atas
laba yang saham biasa dan juga memungkinkan perusahaan untuk
menunjukkan hubungan satu sama lain antara leverage operasi dan leverage
keuangan (Ridwan. S dan Inge. B 2001:151).
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam
banyak Dividen Payout Ratio. Karena dividen bagi perusahaan merupakan
kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara
keseluruhan akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen (Sartono, 2001).
Free Cash Flow (aliran kas bebas) menggambarkan tingkat
fleksibilitas keuangan perusahaan(Arilaha, 2009) mendefinisikan aliran kas
bebas sebagai kas yang tersisa setelah seluruh proyek yang menghasilkan net
present value positif dilakukan. Perusahaan dengan aliran kas bebas tinggi
bebas negatif berarti sumber dana internal tidak mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan investasi perusahaan sehingga memerlukan tambahan dana
eksternal baik dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru. Menurut
Mamduh Hanafi dan Abdul Halim (2005 : 79-80). Rasio likuiditas adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang
lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Semakin
tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, maka akan meningkat kebutuhan
perusahaan untuk membiayai ekspansinya. Oleh karena itu (Sulistiyowati., et
al. 2010) menyatakan bahwa perusahaan dalam membuat keputusan
pembagian dividen harus mempertimbangkan kelangsungan hidup
perusahaan dan pertumbuhan perusahaan (growth). Pentingnya Dividen
Payout Ratio yang harus diputuskan perusahaan melalui pemberian dividen
kepada para pemegang saham karena pembagian dividen tersebut akan
menambah minat para investor terhadap pembelian saham perusahaan, maka
menganalis variabel-variabel yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio yang
ada di perusahaan.
Dividend Payout Ratio yang dihasilkan pada perusahaan Otomotive
yang menjadi sampel dalam penelitian ini di Bursa Efek Indonesia pada tahun
Tabel 1.1 : Rata-r ata Deviden Payout Ratio Per usahaan Sektor Otomotive
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011 dalam persentase
Tahun Rata-rata (% )
Tabel 1.1 : Grafik Per kembangan Deviden Perusahaan Sektor Otomotive
0
Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa deviden pada
Perusahaan otomotive cenderung mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun yang
diindikasikan karena ketidakstabilan posisi kas perusahaan tersebut. Meskipun
perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi namun apabila posisi kas
menunjukkan keadaan yang tidak begitu baik, perusahaan mungkin tidak dapat
membayar dividen. Misalnya, apabila perusahaan membutuhkan dana yang
tumbuh sehingga sebagian besar dananya tertanam dalam aktiva tetap dan
modal kerja, maka kemampuannya untuk membayar dividen kas pun sangat
terbatas. Jadi, Dividen Payout Ratio merupakan persentase dividen tunai yang
dibayarkan dibagi laba tahun berjalan. Dividen merupakan arus kas keluar
sehingga semakin kuat posisi kas perusahaan, akan mempengaruhi besarnya
kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Kas yang benar-benar
tersedia bagi para pemegang saham adalah suatu free cash flow.
Selain posisi kas penurunan dividen juga diindikasikan leverage.
Dalam hal ini dapat dilihat jika perusahaan mempunyai leverage yang kecil
berarti perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk melunasi semua
kewajibannya, dan sebaliknya jika perusahaan mempunyai leverage yang lebih
tinggi dibandingkan ketersediaan modal sendiri yang dimiliki berarti
perusahaan yang bersangkutan mempunyai kemampuan yang rendah nutuk
memenuhi kewajibannya. Jumlah leverage yang digunakan perusahaan akan
berakibat pada besarnya laba bersih yang diperoleh pada periode tertentu,
sehingga hal ini akan mempengaruhi Dividen Payout Ratio perusahaan dan
harga saham (Kartika 2003:7)
Profitabilitas menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan
dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi
profitabilitas maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak.
Pada profitabilitas tinggi dibayarkan dividen rendah karena keuntungan
digunakan untuk meningkatkan laba ditahan. Dengan cara ini sumber dana
emisi saham. baru. Sebaliknya bila profitabilitas rendah maka dibayarkan
dividen yang tinggi. Hal ini dilakukan karena perusahaan mengalami
penurunan profit sehingga untuk menjaga reputasi dimata investor, perusahaan
akan membagikan dividen besar. Pada kondisi tertentu profitabilitas
berpengaruh positif terhadap dividen. Hal ini terjadi bila perusahaan yakin
memiliki kepastian bahwa earning dimasa mendatang terprediksi secara jelas
(Sartono, 2001:54).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis melakukan
penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul “Analisis Free
Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Dividen Payout
Ratio Pada Perusahaan Otomotive di Bursa Efek Indonesia”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka masalah yang muncul dapat dirumuskan sebagai benkut:
1. Apakah Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage
mempunyai pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh variabel Free Cash Flow,
Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage terhadap Dividen Payout Ratio
pada Perusahaan Otomotive di Bursa Efek Indonesia
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian adalah
sebagai berikut.
1. Bagi investor dan calon investor penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan dalam
proses menjual atau membeli saham.
2. Dapat memberikan kontribusi terhadap akademisi, dosen, dan
mahasiswa sebagai tambaban referensi dalam melakukan
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Islamiyah, 2012, Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage Dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Free cash Flow,
Profitabilitas, Likuiditas, Leverag, Growth terhadap Kebijakan Dividen,
periode waktu yang digunakan dalam penelitian adalah tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010. Dari hasil pengujian statistik yang dilakukan untuk
mengetahui tidak pengaruh Free cash flow, profitabilitas, likuiditas,
leverage dan growth terhadap kebijakan dividen. Artinya perubahan
kebijakan dividen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke
dalam penelitian Hasil pengujian statistik secara parsial terhadap masing –
masing variabel bebas yaitu Free cash flow, profitabilitas, likuiditas,
leverage dan growth terhadap kebijakan dividen tidak menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen sehingga
variabel – variabel Free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage dan
growt terhadap kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh secara
2. Muhammad Asril Arilaha, 2009, Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas,
Likuiditas, Dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen
Penelitian ini bertujuan: untuk memberikan bukti empiris bagaimana
pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen; untuk memberikan
bukti empiris bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan
dividen; untuk memberikan bukti empiris bagaimana pengaruh likuiditas
terhadap kebijakan dividen; untuk memberikan bukti empiris bagaimana
pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian
menemukan bahwa free cash flow perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Besar kecilnya arus kas bebas tidak mempengaruhi
besar kecilnya pembagian dividen. Apabila perusahaan menginginkan
untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham dengan membagikan
dividen sedangkan kondisi arus kas bebas tidak memungkinkan,
perusahaan dapat menggunakan pendanaan eksternal.
3. Rosdini, 2009, Pengaruh free cash flow terhadap Dividend payout ratio
Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sangat bergantung pada
kebijakan perusahaan. Kebijakan dividen suatu perusahaan juga
dipengaruhi oleh Free Cash Flow yang merupakan aliran kas diskresioner
yang menggambarkan fleksibilitas keuangan perusahaan .Penelitian ini
menganalisis pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio,
dimana Free Cash Flow diukur dengan mengurangi cash flow from
capital. Unit analisis penelitian ini adalah perusahaan manufaktur tertentu
pada tahun 2000-2002 yang sesuai dengan kriteria penelitian.Analisis
regresi dilakukan untuk meneliti pengaruh free cash flow terhadap
dividend payout ratio. Berdasarkan uji t untuk meneliti signifikansi
diperoleh hasil bahwa free cash flow berpengaruh terhadap dividend
payout ratio.Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa free
cash flow dapat dijadikan salah satu indikator dalam penetapan kebijakan
dividen dalam suatu perusahaan.
4. Ipaktri, 2009, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Likuiditas
Dan Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tujuan penelitian ini adalah mencari bukti empiris mengenai pengaruh
kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas
terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
manufaktur dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan 2010.
Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode
purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ada maka diperoleh 8
perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi
linier berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan
heteroskedasitas dan uji autokorelasi. Hasil uji secara parsial (Uji t)
menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh
positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh
positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Hasil uji secara
simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa semua variabel independen
(kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas)
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan dan Pelapor an Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 5), Laporan keuangan
adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka
Pelaporan keuangan adalah pengkomunikasian informasi keuangan yang
juga informasi keuangan lainnya dan informasi non keuangan sebagai berikut :
(Baridwan, 2004 :20)
a. Full set laporan keuangan formal.
b. Informasi keuangan lainnya
Seperti misalnya prediksi dan ekspektasi keuangan yang
diharapkan oleh manajemen pada masa yang akan datang, release berita
keuangan baru, dan sumber-sumber aktiva, kewajiban, pendapatan, serta
timbulnya biaya atau beban perusahaan.
c. Informasi non keuangan
Misalnya informasi mengenai dampak terhadap lingkungan sosial
(social environment) dari keberadaan perusahaan dan prospek bisnis
mengingat kondisi ekonomi pada umumnya.
Perbedaan antara pelaporan keuangan dan laporan keuangan ini timbul
dari kegunaan masing-masing. Informasi tertentu akan lebih baik bila disajikan
dalam laporan keuangan, tetapi informasi tertentu lainnya akan lebih baik bila
dilaporkan dalam laporan lain. Laporan keuangan merupakan unsure utama
pelaporan keuangan, karena itu tujuan laporan keuangan akan sama dengan
tujuan pelaporan keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
termasuk skedul dan informasi tambahan ynag berkaitan dengan laporan
tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis sserta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
2.2.2 Karakteristik dan Tujuan Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan cirri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok, yaitu : (Standar Akuntansi Keuangan, 2009 : 7 – 10)
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh
pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kenutuhan pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau
mengoreksi, hasil evaluasi mereka masa lalu. Relevansi informasi
dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Informasi dipandang
material kalau kelainan untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
3. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable).
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan. Kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya
disajikan atau secara wajar daharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyatakan bahwa tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Sedangkan menurut Baridwan (2004 : 17) laporan keuangan dibuat oleh
manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan
keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan – tujuan lain yaitu
2.2.2.1. Susunan Laporan Keuangan
Menurut Baridwan, (2004:23), laporan keuangan yang utama terdiri atas
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis
menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu (tanggal)
tertentu. Neraca disebut juga laporan posisi keuangan. Laporan ini
dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan. Aktiva adalah
sumber-sumber ekonomik (economic resources) yang dikuasai oleh
perusahaan dan masih memberikan kemanfaatan di masa mendatang.
Utang merupakan pengorbanan-pengorbanan ekonomik (economic
sacrifices) untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas-entitas
lain di masa yang akan datang. Modal pemilik adalah hak residu atas
aktiva setelah dikurangi dengan hutang.
2. Laporan Laba Rugi
laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang secara
sistematis menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu
tertentu.laporan ini menyajikan pendapatan selama satu periode dan
biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut pada periode
yang sama. Di laporan laba rugi dilaporkan juga untung (gain) dan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 1, laporan laba rugi
mengandung unsur – unsur sebagai berikut :
a. Penghasilan (income), merupakan kenaikan manfaat ekonomi
selama periode akuntansi dalam bentuk memasukkan atau
menambah aktiva atau penurunan kewajiban yang berasal dari
kontribusi penanaman modal.
b. Beban (expense), merupakan penurunan manfaat ekonomi selama
periode akuntansi tertentu dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanaman modal.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang
secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan modal
perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik
pada satu periode akuntansi tertentu. Laporan perubahan modal
merupakan pelengkap dari laporan laba rugi.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus (aliran) kas menyajikan secara sistematis
informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu
periode tertentu. Dalam laporan aliran kas, penerimaan, dan
pengeluaran kas diklasifikasi menurut kegiatan operasi, kegiatan
5) Catatan atas Laporan Keuangan
Menurut Wild, et. Al (2005:29) “Catatan atas laporan keuangan
merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi tambahan
tentang pos-pos yang ada maupun tidak ada dalam laporan
keuangan”. Catatan atas laporan keuangan bagian yang terpadu atau
integral dari penyajian laporan keuangan formal. Catatan ini
lazimnya digunakan untuk memberikan informasi tambahan
mengenai pos-pos neraca, perhitungan rugi laba uang yang tak dapat
ditunjukkan dengan jelas, dengan tanda kurung atau lainnya secara
langsung pada laporan.
Seringkali catatan laporan keuangan dibuat untuk menjelaskan
metode penilaian, eksistensi, dan jumlah dividen yang tertunggak,
adanya pos-pos bersyarat, rencana pembalanjaan khusus,
kebijaksanaan dan perubahan kebijaksanaan akuntansi yang penting,
atau kejadian atau pos-pos tidak lazim yang kiranya lebih dapat
dimengerti dengan penjelasan tambahan.
2.2.3. Analisis Rasio
2.2.3.1. Pengertian Analisis Rasio
Analisa rasio merupakan bentuk cara yang umum digunakan
dalam menganalisis laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu
analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan
gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan dengan rasio perbandingan digunakan sebagai
standar.(Munawir, 2000 : 64)
Menggunakan analisa laporan finansiil dari perusahaan, manajer
akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari
perusahaan dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansiil yang telah
dicapai dari waktu lalu dan waktu yang sedang berjalan. Dengan
mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya diusahakan agar
dapat diperbaiki. Analisa yang dilakukan oleh manajer disebut analisis
intern (Riyanto, 2001 : 328)
Analisa intern dilakukan oleh kreditur atau investor. Investor
berkepentingan terhadap laporan finansiilnya. Suatu perusahaan dalam
rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modal. Para kreditur
berkepentingan terhadap kemampuan nasabah untuk dapat memenuhi
kewajiban finansiil yang harus dipenuhi (Riyanto, 2001 : 328-329)
2.2.3.2. J enis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Riyanto (2001 : 331) mengelompokkan rasio finansiil
yaitu antara lain :
1) Rasio leverage
Adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur sampai
2) Rasio profitabilitas
Adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
3) Likuiditas
Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi
2.2.3.3. Kegunaan Analisis Rasio
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah “future
oriented”. Oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu itu
dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan
mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang
bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka
rasio sepertinya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan
penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan.
(Munawir, 2000 : 64)
Analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok utama (Weston, 2000 :
312-313) Yaitu :
1. Manajer, yang menggunakan rasio-rasio tersebut untuk
menganalisis mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan.
2. Analisa kredit, seperti petugas kredit bank atau analis yang
untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan membayar
utangnya.
3. Analisa sekuritas, yaitu analisis saham yang berkepentingan atas
efisiensi dan prospek pertumbuhan perusahaan, dan analis obligasi
yang berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga dan pokok obligasi serta nilai likuiditas aktiva dalam hal ini
kepailitan.
Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dikemukaan oleh
Harahap (2002 :195-197) sebagai berikut :
a) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada
yang terdapat dalam laporan keuangan biasa.
b) Dapat menggali informasi yang tidak nampak secara kasat mata
(eksplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik
laporan keuangan (implisit).
c) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
d) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan
dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya
dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
e) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan
model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti
f) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengambil
keputusan.
g) Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria
tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
h) Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain
dengan periode sebelumnya atau dengan Standar Industri normal
atau Standar ideal.
i) Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami
perusahaan baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan
dan sebagainya.
j) Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami
perusahaan dimasa yang akan datang.
Menurut Dahlan (2004 : 266) Analisis rasio menggambarkan
hubungan matematis antara suatu jumlah lainnya. Perhitungan yang
digunakan dalam analisis rasio ini sebenarnya relatif sederhana, namun
interprestasi terhadap rasio tersebut merupakan masalah yang cukup
komplek. Oleh karena itu, efektifnya rasio keuangan ini sebagai suatu
alat analisis, sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian analisis
menginterprestasikan rasio-rasio yang digunakan. Selanjutnya, analisis
rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta
2.2.3.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap ( 2000 : 298 ), Analisis rasio keuangan
memiliki beberapa keterbatasan yang diharuskan untuk diketahui
dalam penggunaan dalam perhitungan. Keterbatasan tersebut antara
lain :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yng dapat digunakan
untuk kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan
juga menjaga keterbatasan teknik seperti :
Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu
hanya mengandung taksiran dan judgment yang dapat
dinilai bias atau subjektif.
Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari
rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak
pada angka rasio.
Metode pencatatan yang tergambar dalam standar
akuntansi bias diterapkan berbeda oleh perusahaan yang
berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan
menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika
dilakukan perbandingan bias terjadi kesalahan.
2.2.4. Free Cash Flow.
Menurut Arilaha (2009) Free cash flow merupakan arus kas
keluar kepada pemegang saham dan kreditor karena tidak digunakan
untuk modal kerja (working capital) atau intervestasi pada aktivitas
tetap (fixed assest). Menyatakan free cash flow adalah kelebihan kas
atas investment opportunity atau investasi yang memiliki net present
value (NPV) positif. Semakin kuat posisi kas perusahaan semakin besr
kemampuan perusahaan untuk pembayaran deviden kepada pemegang
saham. Semakin banyak free cash flow yang dimiliki perusahaan maka
dividen yang dibayar juga semakin tinggi.
Jensen (1986) mendefinisikan free cash flow adalah aliran kas
yang merupakan sisa dari pendanaan seluruh proyek yang
menghasilkan net present value (NPV) positif yang didiskontokan
pada tingkat biaya modal yang relevan. Free cash flow ini lah yang
sering menjadi pemicu timbulnya perbedaan kepentingan antara
pemegang saham dan manajer. Ketika free cash flow tersedia, manajer
disinyalir akan menghamburkan free cash flow tersebut sehingga
terjadi inefisiensi dalam perusahaan atau akan menginvestasikan free
White et al (2003) mendefinisikan free cash flow sebagai aliran
kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Free cash flow adalah
kas dari aktivitas operasi dikurangi capital expenditures yang
dibelanjakan perusahaan untuk memenuhi kapasitas produksi saat ini.
Free cash flow dapat digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti
akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan
(growth-oriented), pembayaran hutang, dan pembayaran kepada
pemegang saham baik dalam bentuk dividen. Semakin besar free cash
flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat
perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk
pertumbuhan, pembayaran hutang, dan dividen.
Ross et al (2000) mendefinisikan free cash flow sebagai kas
perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditur atau pemegang
saham yang tidak digunakan untuk modal kerja (working capital) atau
investasi pada aset tetap. Free cash flow menunjukkan gambaran bagi
investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar
“strategi” menyiasati pasar dengan maksud meningkatkan nilai
perusahaan. Bagi perusahaan yang melakukan pengeluaran modal, free
cash flow akan mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan
manakah yang masih mempunyai kemampuan di masa depan dan yang
tidak (Uyara dan Tuasikal, 2003) Free cash flow dikatakan mempunyai
kandungan informasi bila free cash flow member signal bagi
mempunyai kandungan informasi menunjukkan bahwa free cash flow
mampu mempengaruhi hubungan antara rasio pembayaran dividen dan
pengeluaran modal dengan earnings response coefficients (Uyara dan
Tuasikal, 2003)
2.2.5. Dividen
Sartono (2000), mendefinisikan kebijakan dividen sebagai:
“Keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
retained earnings guna membiayai investasi di masa datang”.
Sedangkan menurut Sutrisno (2003) Kebijakan dividen merupakan
kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak
perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan
dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan.
Menurut Gitman (2003) dividen kas yang dibayarkan merupakan
penilaian investor atas suatu saham. Dividen kas mencerminkan arus
kas kepada pemegang saham dan menginformasikan kinerja
perusahaan saat ini dan yang akan datang. Karena retained earnings
(saldo laba) adalah salah satu bentuk pendanaan internal, maka
keputusan mengenai dividen dapat mempengaruhi kebutuhan
pendanaan eksternal perusahaan.
Dengan demikian, semakin besar dividen kas yang dibayarkan
yang dibutuhkan melalui pinjaman hutang atau penjualan saham.
Pendefinisian dividen yang senada diungkapkan oleh Ross et al (1999),
Ross menyatakan bahwa dividen adalah suatu bentuk pembayaran
yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemiliknya, baik dalam
bentuk kas maupun saham. Dividen dikatakan juga sebagai
“komponen pendapatan” dari return investasi pada saham.
Dividen merupakan adalah pembayaran dari perusahaan kepada
para pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan
dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran
dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen
yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk
kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001)
Dalam banyak hal, dividen sering diperlakukan sebagai
pertimbangan terakhir setelah pertimbangan investasi dan
pertimbangan pembiayaan lainnya, sehingga timbul the residual value
theory of dividend. Disamping itu, ada juga yang mempertimbangkan
pembagian dividen kas untuk mengurangi masalah keagenan. Gitman
(2003) memberikan definisi kebijakan dividen sebagai suatu
perencanaan tindakan perusahaan yang harus dituruti ketika keputusan
dividen harus dibuat. Sedangkan Lee dan Finerty (1990) mengartikan
kebijakan dividen sebagai suatu keputusan perusahaan apakah akan
atau akan menahan earnings untuk kegiatan reinvestasi dalam
perusahaan.
Dengan demikian, kebijakan dividen merupakan penggunaan
laba bersih setelah pajak yang akan dibagikan kepada para pemegang
saham dan berapa besar bagian laba bersih yang akan digunakan untuk
membiaya investasi perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk
membagikan laba yang diperolehnya dalam bentuk dividen, maka akan
mengurangi retained earnings dan selanjutnya mengurangi total
sumber dana internal. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk
menahan laba yang diperolehnya, maka kemampuan pembentukan
dana internal akan semakin besar. Kebijakan dividen yang optimal
adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan diantara
dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga dapat
memaksimumkan harga saham perusahaan.
Kebijakan deviden perusahaan bisa dianggap oleh pemilik
sebagai alat monitor. Dengan mengasumsikan bahwa pembayaran
deviden mensyaratkan manajemen untuk menerbitkan saham untuk
mendanai investasi baru atau memenuhi kebutuhan dana dari hutang,
investor baru atau kreditur mungkin tertarik pada perusahaan hanya
jika perusahaan memberikan informasi yang meyakinkan bahwa modal
atau pinjaman akan digunakan agar menguntungkan. Maka
pembayaran deviden secara tak langsung menghasilkan monitor yang
Penentuan besarnya Devidend akan menentukan besar kecilnya
laba yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti
ada penambahan modal sendiri dalam perusahaan dengan biaya murah.
2.2.5. Pengaruh Free Cash Flow Ter hadap Dividen Payout Ratio
Menurut Arilaha (2009) Free cash flow memiliki perusahaan
tidak berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio. Penelitian ini
menemukan bahwa besar kecilnya arus kas bebas tidak mempengaruhi
tinggi rendahnya pembagian dividen. Sesuai dengan konsep Pecking
Order Theory yang mengemukan bahwa perusahaan cenderung
mengutamakan pendanaan internal guna membayar dividen bila
kebutuhan dana kurang maka digunakan dana eksternal sebagai
tambahannya.
Brigham dan Houston (2001) mendifinisikan arus kas bebas
sebagai arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh
investor ( pemegang saham dan pemilik utang ) setelah perusahaan
menempatkan semua investasinya pada aktiva tetap, produk-produk
baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi
yang sedang berjalan.Arus kas bebasdiwakili oleh rasio free cash flow
dibagi dengan total aktiva. Semakin kecil rasio ini menunjukkan
semakin kecil laba perusahaan digunakan untuk membiayai aktiva
perusahaan. Sesuai teori keagenan, apabila perusahaan mempunyai
saham untuk membagikannya dalam bentuk dividen. Hal ini dilakukan
untuk mencegah pihak manajemen menggunakan free cash flow untuk
hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan dan cenderung
merugikan para pemegang saham.
2.2.6. Pengaruh Pr ofitabilitasTer hadap Dividen Payout Ratio
MMenurut Sulistiyowati.,et al (2010) menyatakan bahwa pihak
manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal
mengenai keberhasilan perusahaan dalam bentuk membukuan profit.
Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Konsep
Pecking Order Theory perusahaan yang memperoleh keuntungan
cenderung akan membayar keuntungannya lebih besar sebagai
dividen. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka akan
semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
Menurut Partington (1989) dalam Arilaha (2009), rasio profitabilitas
menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Stabilitas keuntungan adalah penting untuk mengurangi
risiko apabila terjadi penurunan laba yang memaksa manajemen untuk
memotong dividen. Perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan
dapat menetapkan tingkat pembayaran dividen dengan yakin dan
semakin tinggi rasio profitabilitas maka akan semakin besar dividen
yang akan dibagikan kepada investor.
2.2.7. Pengaruh LikuditasTer hadap Dividen Payout Ratio
Menurut Arilaha (2009) likuiditas perusahaan tidak berpengaruh
terhadap Dividen Payout Ratio. Likuiditas perusahaan yang diukur
dengan current rasio memiliki pengaruh terhadap dividen payout ratio.
Konsep Pecking Order Theory likiditas perusahaan menunjukkan
kemampuan perusahaan mendanai operasi perusahaan dan melunasi
kewajiban jangka pendeknya. Hasil analisis menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya likuiditas perusahaan tidak berarti mempengaruhi
besar kecilnya pembayaran dividen. Untuk itu, perusahaan yang
memiliki likuiditas yang baik tidak berati pembayaran dividen lebih
baik pula Likuditas perusahaan dapat diukur melalui rasio keuangan
seperti : current ratio, quick ratio dan cash acid ratio. Likuiditas
perusahaan diasumsikan dalam penelitian ini mampu menjadi alat
prediksi tingkat pengembabalian investasi berupa dividen bagi
investor. Current ratio sering kali dijadikan sebagi ukuran likuiditas,
termasuk dalam persyaratan kontrak kredit. Penelitian Suharli dan
Oktorina (2005) menunjukkan bahwa likuiditas memiliki hubungan
2.2.6. Pengaruh Leverage Terhadap Dividen Payout Ratio
Menurut Sulistiyowati., et al. (2010) menyatakan bahwa asimetri
informasi menyebabkan pendanaan eksternal terlalu mahal bagi
perusahaan, karena itu perusahaan lebih memprioritaskan dana internal
daripada eksternal. Apabila dana internal tidak mencukupi, maka
perusahaan dituntut untuk melakukan pendanaan eksternal yang
biasanya lebih mengutamakan pendanaan utang daripada saham.
Sehingga, konsep Pecking Order Theory leverage perusahaan
digunakan untuk pembayaran dividen agar dapat menjaga performa
dan signal perusahaan bagi investor. (Arilaha, 2009) Utang jangka
panjang diikat oleh sebuah perjanjian utang untuk melindungi
kepentingan kreditor. Kaitannya dengan pembayaran dividen, maka
dapat dikatakan semakin tinggi rasio leverage atau ekuitas,
pembayaran dividen akan semakin kecil.
Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan berusaha
untuk mengurangi agency cost of debt-nya dengan mengurangi hutang,
sehingga untuk membiayai investasinya digunakan pendanaan dari
aliran kas internal. Pemegang saham akan merelakan aliran kas
internal yang sebelumnya dapat digunakan untuk pembayaran dividen
untuk membiayai investasi (Arilaha, 2009). Sementara menurut
Suharli dan Harahap (2004) semakin besar leverage perusahaan maka
cenderung untuk membayar dividennya lebih rendah dengan tujuan
Sehingga semakin besar proporsi hutang yang akan digunakan untuk
struktur modal perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah
kewajibannya yang akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
akan dibagikan.
2.3. Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Regr esi Liner Berganda
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan teori diatas, dapat
disimpulkan hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Diduga bahwa Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage
mempunyai pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan
Otomotive di Bursa Efek Indonesia
Free Cash Flow
(X1)
Profitabilitas
(X2) Kebijakan Dividen
(Y)
Likuiditas
(X3)
Leverage
BAB III
METODE PENELITAIN
3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
Variabel Bebas :
a. Free Cash Flow / Arus kas bebas diwakili rasio arus kas bebas dibagi
dengan total aset. Semakin kecil rasio ini menunjukkan bahwa laba yang
diperoleh perusahaan cenderung digunakan untuk membayar dividen,
sehingga laba yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan semakin
kecil. arus kas bebas dihitung dengan rumus (Hatta, 2002):
Arus kas bebas =
b. Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba
per unit asset, berdasarkan perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap
total aktiva yang dimiliki perusahaan. Skala yang digunakan adalah skala
rasio, dengan satuan persen (Marlina, 2009:2)
c. Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai
operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Variabel ini diukur dengan current ratio, dengan formulasi sebagai
berikut:
Current Ratio = Aktiva Lancar
Utang Lancar
d. Leverage adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang akan timbul dimasa
yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban dari suatu
badan usaha yang memberikan jasa kepada badan usaha lain sebagai akibat
dari transaksi yang sudah lalu. Rasio ini mengukur seberapa besar
perusahaan dibiayai oleh hutang dibanding dengan modal sendiri. Skala
yang digunakan adalah skala rasio, dengan satuan persen (Marlina,
2009:2)
Variabel Ter ikat :
Dividen Payout Ratio adalah bagian dari keuntungan yang dibayarkan oleh
perusahaan kepada pemegang saham. Dan diukur dengan membandingkan
dividen kas per lembar saham terhadap laba yang diperoleh per lembar
saham. Skala yang digunakan adalah skala rasio, dengan satuan persen
3.2.Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri – ciri
atau karakteristik – karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok
subyek atau obyek lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi
dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004 : 44)
Yang dipergunakan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan Perusahaan Otomotive yang go public di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2008-2011, yang berjumlah 17.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik
yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus
representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45).
Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling
yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas yang menyeleksi
responden – responden berdasarkan criteria atau sifat khusus yang dimiliki
oleh sampel sebagai bagian dari populasi. Kriteria yang dimaksud adalah:
1. Perusahaan Otomotive di PT. Bursa Efek Indonesia pada periode
tahun 2008-2011 yang aktif memberikan laporan keuangan pada
periode tersebut.
2. Data perusahaan yang dibutuhkan untuk penelitian ini tersedia di
3. Yang membagikan dividen.
4. Perusahaan Otomotive di PT. Bursa Efek Indonesia pada periode
tahun 2008-2011 yang memberikan dividen
Jadi sampel pada penelitian ini sebanyak 8 perusahaan
a) PT. Astra Otoparts
b) PT. Astra Internasional
c) PT. Gajah Tunggal Tbk
d) PT. Goodyear Indonesia
e) PT. Indospring Tbk
f) PT. Indokordsa Tbk
g) PT. Hexindo Adiperkasa
h) PT. Multistrada Arah Sarana
Jadi jumlah unit observasi yang akan dilakukan analisis sebanyak 8
perusahaan
3.3.Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. J enis Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari dari
Perusahaan Otomotive di Bursa Efek Indonesia.
3.3.2. Teknik Pengumpulan data
Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan, maka metode
pengumpulan data yang akan digunakan yaitu metode dokumentasi berupa
pengumpulan kertas data. Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan
3.4.Teknik Analisis dan Uji Hipotesis Data
3.4.1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier
berganda, karena variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini
lebih dari satu variabel bebas (X)
Adapun model persamaan yang digunakan yaitu sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ei
Keterangan :
Y = Dividen Payout Ratio
X1 = Free Cash Flow
X2 = Profitabilitas
X2 = Likuiditas
X3 = Leverage
β0 = Konstanta
β1,...,β3 = Koefisien regresi
ei = Kesalahan pengganggu (error)
3.4.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov dengan mempergunakan
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah :
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
distribusi adalah normal.
3.4.1.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persatuan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier
Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji
t tidak boleh bias.
Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi
beberapa asumsi dasar (Klasik), yaitu :
1) Autokorelasi
Uji korelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (sebelumnya)
Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat
digunakan uji Durbin Watson, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Apabila (4 – dW) > dU
Ho diterima : Jadi P = 0, berarti tidak ada autokorelasi pada
b. Apabila (4 – dW) < dL
Ho ditolak : Jadi P = 0, berarti terdapat autokorelasi pada model
c. Apabila dL < (4 – dW) < dU
Uji ini hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak dapat ditentukan
apakah ada autokorelasi atau tidak dalam model tersebut.
2) Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen).
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
variance Inflation Factor (VIF). Batas nilai non multikolinieritas
yaitu nilai VIF < 10 dan mempunyai tolerance > 0,10, hal ini berarti
dalam model regresi tidak terdapat multikolinieritas. (Ghozali, 2002 :
57).
2) Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain (Imam Ghozali, 2002 : 69).
Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dapat
diuji dengan alat uji “rank spearman”.
Menurut Santoso (2000 : 301) deteksi adanya
1) Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari Heteroskedastisitas
2) Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena Heteroskedastisitas
3.5. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas yaitu terhadap variabel
terikat, maka digunakan uji F dan uji t.
•Uji F
Uji hipotesis yang pertama adalah Uji F, untuk melihat pengaruh
secara simultan (seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat) dengan prosedur sebagai berikut :
(
2)
Fhitung : F hasil perhitungan
R2 : Koefisien determinasi
k : Jumlah variabel independen
n : Jumlah sampel
a. Ho : b1 = b2 = b3 = 0 ; model regresi linier berganda yang dihasilkan
tidak cocok untuk mengetahui pengaruh
H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 ; model regresi linier berganda yang dihasilkan
cocok untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat.
b. Nilai Kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikan (α) 5% = 0,05
c. Kriteria pengujian yang dipakai dalam uji F adalah :
1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima
2. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak
• Uji t
Uji hipotesis yang kedua adalah Uji t, untuk melihat pengaruh
masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat
dengan proedur sebagai berikut:
c. Kriteria pengujian :
1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
Berikut ini adalah penjelasan variabel-variabel penelitian, yang meliputi : free
cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage dan dividen payout ratio.
4.1.1. Deskr ipsi Variabel Cash Position
Tabel 4.1. Data Dividen Payout Ratio Perusahaan Otomotive Tahun 2008-2011
PERUSAHAAN DIVIDEN PAY OUT RATIO
2008 2009 2010 2011 Astra International 38.32 33.47 13.24 37.55 Astra Otoparts 40.05 60.03 40 36.62
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan tabel 4.1. diatas dapat diketahui bahwa untuk Dividen
Payout Ratio Perusahaan Otomotive pada tahun 2008 yang tertinggi
diperoleh PT. Goodyear Indonesia sebesar 302.94, sedangkan yang
Tabel 4.2. Data Free Cash Flow Perusahaan Otomotive Tahun 2008-2011
PERUSAHAAN FREE CASH FLOW
2008 2009 2010 2011
Astra International 0.1088 0.098 0.0621 0.085
Astra Otoparts 0.132 0.167 0.0869 0.052
Indo Kordsa 0.1654 0.099 0.0376 0.065
Goodyear Indonesia 0.158 0.081 0.098 0.097
Gajah Tunggal 0.0195 0.092 0.0835 0.051
Indospring 0.0175 0.053 0.0175 0.097
Multistrada Arah Sarana 0.0331 0.005 0.0148 0.009
Selamat Sempurna 0.0145 0.009 0.0134 0.015
Tunas Ridean 0.1616 0.143 0.1149 0.146
United Tractors 0.1455 0.113 0.0452 0.154
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan tabel 4.2. diatas dapat diketahui bahwa untuk Free Cash
Flow Perusahaan Otomotive pada tahun 2008 yang tertinggi diperoleh
PT. Tunas Ridean sebesar 0.1616, sedangkan yang terendah pada tahun
Tabel 4.3. Data Profitabilitas Perusahaan Otomotive Tahun 2008-2011
PERUSAHAAN PROFITABILITAS
2008 2009 2010 2011
Astra International 19.03 18.44 18.64 16.79
Astra Otoparts 19.39 20.39 24.96 18.02
Indo Kordsa 9.62 9.92 14.33 7.41
Goodyear Indonesia 0.65 15.02 6.75 2.39
Gajah Tunggal -8.88 14.35 10.8 7.41
Indospring 5.14 12.87 13.63 14.1
Multistrada Arah Sarana 0.27 9.08 7.48 3.97
Selamat Sempurna 15.45 19.74 19.19 24.59
Tunas Ridean 9.8 23.17 16.55 16.87
United Tractors 16.86 22.31 17.04 16.76
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat diketahui bahwa untuk
Profitabilitas Perusahaan Otomotive pada tahun 2010 yang tertinggi
diperoleh PT. Astra Otoparts sebesar 24.96, sedangkan yang terendah pada
Tabel 4.4. Data Likuiditas Perusahaan Otomotive Sumber : Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan tabel 4.4. diatas dapat diketahui bahwa untuk
Profitabilitas Perusahaan Otomotive pada tahun 2010 yang tertinggi
diperoleh PT. Indo Kordsa sebesar 4.02, sedangkan yang terendah pada