PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI
DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan oleh :
DIAN AGARISTA PERMATA SARI
0613010109/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
DIAN AGARISTA PERMATA SARI
0613010109/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
Disusun oleh ;
DIAN AGARISTA PERMATA SARI 0613010109/FE/EA
telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 27 Mei 2011
Tim Penguji ;
Pembimbing Utama Ketua
DRA. EC. SRI HASTUTI, MSI DRA. EC. SRI HASTUTI, MSI
Sekretaris
DRA. EC. ENDANG SUSILOWATI, MSI
Anggota
Tanggal... DRA. EC. DYAH RATNAWATI, MSI
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Karunia-Nya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan
dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1.
Kedua orang tua yang telah memberikan doa, dukungan dan bantuannya
secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga
mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.
2.
Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak. Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya
5.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6.
Ibu Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi selaku Dosen Pembimbing yang dengan
kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi petunjuk yang
sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
7.
Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
Jawa Timur.
8.
My lovely ”joko” yang selama ini dukung, ngasi semangat, nemenin sampai
meraih gelar sarjana. Makasih sayang...!!!!!!!love u,,,,,,
9.
Buat mantanku ”david” makasih banyak selama ni udah bantu n ngasih
semangat buat aq...
10.
Teman-teman seluruhnya yang selalu membantu dan memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa masih jauh dari sempurna didalam penulisan
skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi
perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Mei 2011
KATA PENGANTAR...
i
DAFTAR ISI………...
iii
DAFTAR TABEL………... viii
DAFTAR GAMBAR………...
x
DAFTAR LAMPIRAN………...
xi
ABSTRAK………...
xii
BAB I PENDAHULUAN………... 1
1.1. Latar Belakang Masalah………... 1
1.2. Rumusan Masalah………... 8
1.3. Tujuan Penelitian ………... 9
1.4. Manfaat Penelitian………... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 11
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu………... 11
2.2. Landasan Teori………... 20
2.2.1. Akuntansi………... 20
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi………... 20
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi………... 21
2.2.2 Minat ………... 22
2.2.2.1. Pengertian Minat ………... 22
2.2.4.Kualitas dan Potensi Dosen pengajar...
26
2.2.4.1.Pengertian Mengajar……….
27
2.2.4.2.Prinsip-prinsip Mengajar yang efektif…...
27
2.2.5. Pemahaman Akuntansi………... 28
2.2.5.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi………
28
2.3. Pengaruh Minat, Motivasi, Kualitas dan Potensi Tenaga
Pengajar
Akuntansi
Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi………... 29
2.3.1.Pengaruh Minat Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.. 29
2.3.2.Pengaruh Motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi ………...
30
2.3.3.Pengaruh Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar Akuntansi
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi... 31
2.4. Kerangka Pikir………...
32
2.5. Hipotesis………...
32
BAB III METODE PENELITIAN………...
34
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………...
34
3.1.1. Definisi Operasional………...
34
3.1.2. Pengukuran Variabel………...
35
3.2. Teknik Penentuan Sampel………..
38
3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data………... 40
3.3.2. Cara Pengumpulan data………... 40
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………... 41
3.4.1. Teknik analisis……….... 41
3.4.2. Uji Validitas, Uji Reabilitas, dan Uji Normalitas………... 42
3.4.2.1. Uji Validitas………... 42
3.4.2.2. Uji Realibilitas………... 42
3.4.2.3. Uji Normalitas………... 43
3.4.3. Uji Asumsi Klasik………... 43
3.4.4. Uji Hipotesis………...
46
3.4.4.1. Uji Kesesuaian Model………
45
3.4.4.2. Uji t………
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
48
4.1.
Deskripsi Obyek Penelitian...
48
4.1.1.Sejarah Umum Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”Jawa Timur... 48
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi, dan Tujuan...
49
4.1.2.1. Falsafah...
49
4.1.2.2. Visi...
49
4.1.2.3. Misi...
50
4.1.3.2. Misi Progdi Akuntansi...
52
4.1.3.3. Tujuan Progdi Akuntansi...
52
4.2.
Deskripsi Sampel Penelitian...
53
4.3.
Deskripsi Hasil Penelitian...
53
4.3.1. Rekapitulasi Jawaban Variabel Minat (X
1)...
54
4.3.2. Rekapitulasi Jawaban Variabel Motivasi (X
2)...
55
4.3.3. Rekapitulasi Jawaban Variabel Kualitas dan Potensi Dosen
Pengajar Akuntansi (X
3)... 56
4.3.4. Rekapitulasi Jawaban Variabel Pemahaman Akuntansi (Y).. 56
4.4. Uji Kualitas Data...
57
4.4.1.Uji Validitas...
57
4.4.1.1.Hasil Uji Validitas Varibel Minat (X
1)...
58
4.4.1.2.Hasil Uji Validitas Varibel Motivasi (X
2)...
58
4.4.1.3.Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas dan Potensi
Dosen Pengajar Akuntansi (X
3)... 59
4.4.1.4.Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Akuntansi
(Y)...
60
4.4.2.Uji Reabilitas...
61
4.4.3.Uji Normalitas...
61
4.5. Uji Asumsi Klasik...
62
4.6. Analisa dan Pengujian Hipotesis………
65
4.6.1 Persamaan Regresi Linier Berganda...
65
4.6.2 Koefisien Determinasi………..
68
4.6.3.Hasil Pengujian Hipotesis...
68
4.6.3.1 Hasil Uji Kesesuaian Model………..
68
4.6.3.2 Hasil Uji t………
69
4.7. Pembahasan Hasil Penelitian...
71
4.7.1.Implikasi Penelitian...
71
4.7.2.Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat
Penelitian...
74
4.7.3.Perbedaan Penelitan Sekarang dengan Penelitian Terdahulu. 75
4.7.4.Keterbatasan Penelitian... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 78
5.1. Kesimpulan... 78
5.2. Saran... 79
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1.1. Hasil survey pendahuluan………... 6
Tabel 2.1. Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian
Sekarang………... 19
Tabel 3.1. Ketentuan ada tidaknya autokorelasi………... 45
Tabel 4.1. Karakteristik Responden... 53
Tabel 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Minat (X
1)... 54
Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Motivasi (X
2)... 55
Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kualitas dan Potensi Dosen
Pengajar Akuntansi (X
3)... 56
Tabel 4.5. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pemahaman Akuntansi
(Y)... 57
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Kuesioner Untuk Variabel Minat (X
1)... 58
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Kuesioner Untuk Variabel Motivasi (X
2)... 59
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Kuesioner Untuk Variabel Kualitas dan Potensi
Dosen Pengajar Akuntansi (X
3)... 59
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Kuesioner Untuk Variabel Pemahaman Akuntansi
(Y)... 60
Tabel 4.10. Uji Reabilitas... 61
Tabel 4.11. Uji Normalitas... 62
Tabel 4.12. Hasil Uji Autokorelasi... 63
Tabel 4.16. Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat... 68
Tabel 4.17. Hasil Uji Kesesuain Model... 69
Tabel 4.18. Hasil Uji t ... 70
Tabel 4.19. Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Tabel Hasil Pertanyaan
Lampiran 3 : Prosentase hasil kuesioner
Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas
Lampiran 5 : Hasil Uji Reabilitas dan Hasil Uji Normalitas
Lampiran 6 : Uji Asumsi Klasik
Oleh :
Dian Agarista Permata Sari
ABSTRAK
Dalam Rangka menyukseskan pembangunan nasional, pendidikan dirasa
penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
pemanfaatan sumber daya alam agar tercapai kesejahteraan dan kemakmuran
kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan merupakan prioritas utama yang
mempunyai peranan penting bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan bangsa karena pendidikan
dapat mendorong dan menentukan maju mundurnya proses pembangunan bangsa
dalam segala bidang.
Saat ini realitas yang kita hadapi adalah terus bertambahnya lulusan
Perguruan Tinggi dari tahun ke tahun. Setiap tahun puluhan ribu lulusan perguruan
tinggi (Sarjana dan Diploma) masuk ke pasar kerja, namun hanya sebagian kecil saja
yang dapat diserap oleh dunia kerja. Hal ini disebabkan rendahnya kualitas sebagian
besar lulusan perguruan tinggi sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lowongan
kerja yang ada, disamping faktor masih terbatasnya lowongan kerja terbaru.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder yang berupa
kuesioner terhadap mahasiswa jurusan akuntansi tahun angkatan 2007. Teknik
penarikan sampel menggunakan
random sampling
. Teknik analisis menggunakan
linier berganda.
Berdasarkan hasil uji F berpengaruh signifikan variabel minat, motivasi, dan
kualitas dan potensi dosen pengajar terhadap pemahaman akuntansi. Sedangkan
secara parsial semua variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur.
Keywords
: Minat, Motivasi, Kualitas dan Potensi Dosen Pengajar, Pemahaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan searah dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan. Negara kita adalah negara yang sedang
berkembang yang memerlukan tenaga yang terampil dan memiliki keahlian
untuk membangun negara. Dalam rangka menyukseskan pembangunan
nasional, pendidikan dirasa penting untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas untuk pemanfaatan sumber daya alam agar tercapai
kesejahteraan dan kemakmuran kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
pendidikan merupakan prioritas utama yang mempunyai peranan penting bagi
perkembangan dan kemajuan bangsa. Pendidikan mempunyai peranan yang
sangat besar bagi kehidupan bangsa karena pendidikan dapat mendorong dan
menentukan maju mundurnya proses pembangunan bangsa dalam segala
bidang.
Saat ini realitas yang kita hadapi adalah terus bertambahnya lulusan
Perguruan Tinggi dari tahun ke tahun. Setiap tahun puluhan ribu lulusan
perguruan tinggi (Sarjana dan Diploma) masuk ke pasar kerja, namun hanya
sebagian kecil saja yang dapat diserap oleh dunia kerja. Hal ini disebabkan
rendahnya kualitas sebagian besar lulusan perguruan tinggi sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan lowongan kerja yang ada, di samping faktor masih
Sementara itu beberapa kalangan yang berkepentingan juga
mengemukakan pendapat bahwa dunia perguruan tinggi kurang cepat
menanggapi dengan tepat tuntutan persyaratan baru dunia kerja terhadap
kemampuan, keterampilan, dan sikap para lulusan di sektor modern. Berbagai
kekurangan dikeluhkan, seperti dasar pengetahuan yang kurang memadai,
belum siap kerja, kurang produktif, kurang dapat bekerjasama dalam tim, dan
lain sebagainya. Dikemukakan juga pendapat bahwa perguruan tinggi kurang
antisipatif terhadap perkembangan besar yang akan dihadapi di masa depan
dengan globalisasi dan pasar bebas Asia Pasifik (Anonim, 2007). Pendapat
lain mengatakan bahwa di dalam sebuah perusahaan, kompetensi yang paling
dibutuhkan tentu saja adalah mampu bekerjasama dengan baik, dapat
mengelola diri, serta memiliki semangat motivasi tinggi dalam melaksanakan
pekerjaannya (Anonim, 2009). Sesuai dengan kondisi yang demikian maka
setiap perguruan tinggi baik swasta maupun negeri perlu memperhatikan
seberapa besar tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
mahasiswanya sehingga nantinya dapat diperoleh lulusan yang berkualitas.
Menurut Budhiyanto dan Nugroho (2004), tingkat pemahaman akuntansi
mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap
apa yang sudah dipelajarinya yang dalam konteks ini mengacu pada mata
kuliah akuntansi. Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya
ditunjukkan dari nilai–nilai yang didapatkan, tetapi juga apabila mahasiswa
tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep–konsep yang terkait.
akuntansi yang sudah diperoleh selama ini dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat atau dapat dipraktekkan di dunia kerja.
Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempersiapkan sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi. Dalam
prosesnya, kualitas tenaga dosen merupakan titik sentral yang akan sangat
menentukan tinggi-rendahnya kualitas lulusan perguruan tinggi. Dosen adalah
SDM perguruan tinggi yang memiliki peran yang sangat sentral dalam semua
aktivitas di perguruan tinggi. Dalam era globalisasi ini, seorang dosen bukan
hanya dituntut pakar dalam bidang kajian ilmunya (mengajarkan, meneliti, dan
mengabdikannya kepada masyarakat) tetapi juga dituntut untuk mampu
berkomunikasi (verbal dan tulisan), mampu menguasai dan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi; memiliki jejaring yang luas, peka
terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia luar, dan
lain-lain. (Anonim,2010).
Untuk memperoleh lulusan mahasiswa yang berkualitas, peran dosen
tidaklah penting bila tidak diimbangi dengan dorongan dari dalam mahasiswa
itu sendiri. Menurut Purwanto (1990, 73), secara umum tujuan motivasi
adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan
dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil
atau mencapai tujuan tertentu.
Slameto (2003:180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat
dengan sesuatu di luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minatnya.
Menurut Slameto (2003 : 2), mendefinisikan belajar sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dalam lingkungannya. Purwanto (1990 : 102) menyatakan
bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu faktor yang ada dalam individu itu sendiri yang disebut faktor
individual, seperti faktor kematangan pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi, dan pribadi. Sedangkan faktor yang ada di luar individu yang
disebut faktor sosial, seperti keluarga, pengajar atau guru, cara mengajar, alat
yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan, serta faktor kesempatan
yang tersedia.
Dari pernyataan di atas tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor intern
dan faktor ekstern sangat mempengaruhi mahasiswa dalam proses penerimaan
atau pembelajaran dalam perkuliah. Faktor intern disini misalnya minat,
motivasi, dan sikap seorang mahasiswa, sedangkan faktor ekstern misalnya
kualitas dan potensi tenaga pengajar, serta media pendidikan. Untuk itu, kedua
faktor tersebut harus saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya,
karena apabila kedua faktor tersebut tidak sejalan, maka akan mengakibatkan
proses perkuliahan akan mengalami kegagalan. Berhasil atau tidaknya
perkuliahan yang dilakukan mahasiswa dapat diukur melalui hasil evaluasi
kemampuan masing – masing individu dapat diketahui ketika mereka
memasuki dunia kerja.
Meskipun beberapa kalangan yang berkepentingan dalam dunia kerja
berpendapat bahwa masih ada yang dikeluhkan dari para lulusan modern saat
ini, yaitu salah satunya adalah dasar pengetahuan yang kurang memadai,
namun mereka justru berpendapat sebaliknya. Mereka merasa bahwa mereka
telah paham terhadap dasar pengetahuan mereka. Hal ini tampak pada
tingginya presentase mahasiswa yang cukup paham terhadap mata kuliah
akuntansi.
Pembuat keputusan yang menggunakan laporan akuntansi akan memiliki
informasi lebih baik ketika laporan terdiri dari informasi yang relevan. Hal ini
berarti tidak hanya penjelasan suplemen dari rincian tambahan yang
mendukung data financial yang dilaporkan, tapi juga pelaporan dan penjelasan
kejadian nonfinansial yang penting didalam organisasi. Informasi tambahan
ini dilaporkan baik didalam kerangka pelaporan keuangan atau berupa catatan
yang menyertai laporan keuangan.
Studi-studi tentang perilaku memberikan pencerahan penting pada
karakteristik dan penyebab perilaku manusia dan mungkin berpengaruh pada
cara akuntan mendisain system informasinya. Riset akuntansi keperilakuan
memiliki dampak yang cukup mendalam pada teori dan praktik akuntansi
dimasa yang akan datang.
Dalam program studi akuntansi, mahasiswa akan diberi bekal mengenai
mengambil keputusan, penyusunan dan pengembangan system informasi
akuntansi, dan bagaimana memanfaatkan informasi akuntansi. Akuntansi
banyak disalah artikan, sebagai bidang studi yang banyak menggunakan
angka-angka untuk menghasilkan laporan keuangan. Padahal akuntansi tidak
hanya memfokuskan pada masalah perhitungan semata, namun lebih pada
penalaran yang membutuhkan logika berfikir (Suryanti dan Ika, 2004).
Tabel 1.1. Hasil survey pendahuluan
No Item pertanyaan Jawaban
Total TP KP CP P SP 1 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah Pengantar Akuntansi
4 5 5 5 5 25 16% 20% 20% 20% 24% 100% 2 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah AKM I
3 2 4 11 5 25 12% 8% 16% 44% 20% 100% 3 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah AKM II
4 3 2 9 7 25 16% 13% 8% 36% 28% 100% 4 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah AKL I
12 6 2 3 2 25 48% 24% 8% 12% 8% 100% 5 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah AKL II
3 2 1 9 10 25 12% 8% 4% 36% 40% 100% 6 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I
3 1 2 9 10 25 12% 4% 8% 36% 40% 100% 7 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
1 2 4 12 6 25 4% 8% 16% 48% 24% 100% 8 Apakah anda sudah mengerti
isi kandungan mata kuliah Teori Akuntansi
2 5 3 8 7 25 8% 20% 12% 32% 28% 100%
(Sumber : Data Kuesioner)
Keterangan :
STP = Sangat Tidak Paham
TP = Tidak Paham
Bedasarkan hasil survey terhadap 25 mahasiswa akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya angkatan 2007
menunjukkan bahwa 24% sangat paham terhadap mata kuliah pengantar
akuntansi dan 16% mahasiswa tidak paham terhadap pemahaman mata kuliah
pengantar akuntansi. Hasil Survey untuk mata kuliah AKM I menunjukkan
bahwa 44% mahasiswa merasa paham mata kuliah AKM I dan 16%
mahasiswa cukup paham terhadap pemahaman mata kuliah AKM I. Hasil
Survey untuk mata kuliah AKM II menunjukkan bahwa 36% mahasiswa
paham terhadap pemahaman mata kuliah AKM II dan 28% mahasiswa sangat
paham terhadap pemahaman mata kuliah AKM II. Hasil Survey untuk mata
kuliah AKL I menunjukkan bahwa 48% mahasiswa tidak paham terhadap
pemahaman mata kuliah AKL I dan 24% mahasiswa kurang paham terhadap
mata kuliah AKL I. Hasil Survey untuk mata kuliah AKL II menunjukkan
bahwa 40% mahasiswa sangat paham terhadap pemahaman mata AKL II dan
36% mahasiswa paham terhadap pemahaman mata kuliah AKL II. Hasil
Survey untuk mata kuliah Pemriksaan Akuntansi I 40% mahasiswa sangat
paham terhdap pemahaman mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi I dan 36%
mahasiswa paham terhadap Pemahaman Akuntansi I. Hasil Survey untuk
mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II menunjukkan bahwa 48% mahasiswa
paham terhadap pemahaman mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II dan 24%
mahasiswa sangat paham terhadap pemahaman mata kuliah Pemeriksaan
Akutansi II. Hasil Survey untuk mata kuliah Teori Akuntansi menunjukkan
Akuntansi dan 8% mahasiswa tidak paham terhadap pemahaman mata kuliah
Teori Akuntansi.
Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini yaitu tingkat
pemahaman akuntansi yang diproksikan dengan rata-rata mata kuliah yang
berkaitan dengan akuntansi, yaitu mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi
keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2, akuntansi keuangan
lanjutan 1, akuntansi keuangan lanjutan 2, pemeriksaan akuntansi 1,
pemeriksaan akuntansi 2, dan teori akuntansi. Variabel idependen pada
penelitian ini adalah factor belajar yang dikembangkan menjadi 3 komponen
yaitu minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraian di atas, maka penulis
merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Beberapa Faktor terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada
Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’
Jawa Timur”.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat
dirumuskan masalah yaitu :
Apakah minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen pengajar akuntansi
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penyusunan penelitian ini
adalah :
Untuk mengetahui dan menguji pengaruh minat, motivasi, kualitas dan
potensi dosen pengajar akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi
pada mahasiswa akuntansi.
1.4.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang beberapa faktor
yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa serta
sebagai upaya untuk melatih berpikir secara ilmiah dan menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktek yang ada.
2. Bagi Universitas
Mampu memberikan umpan balik bagi pihak perguruan tinggi
untuk dapat menghasilkan akuntan yang berkualitas dan memberikan
masukan kepada pihak program studi dalam menetapkan kebijaksanaan –
kebijaksanaan di masa yang akan datang serta dapat digunakan sebagai
bahan referensi untuk keperluan penelitian selanjutnya dengan
3. Bagi Pembaca
Memberikan informasi kepada pembaca tentang beberapa faktor
yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian terdahulu
Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian yang pernah
dilakukan oleh:
1. Budhiyanto dan Nugroho (2004)
Penelitian ini mengambil Judul :
“Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi”
a. Perumusan Masalah :Apakah kecerdasan emosionl mahasiswa
akuntansi mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi dan seberapa
besar pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi terhadap
tingkat pemahaman akuntansi.
b. Yang diajukan :
1. Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
2. Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi
3. Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
4. Empati berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
5. Keterampilan sosial berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Variabel – variabel dari kecerdasan emosional memberikan
pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh positif
ditujukan oleh variabel pengendalian diri, motivasi, empati,
sedangkan pengaruh negatif ditujukkan oleh variabel pengendalian
diri dan keterampilan sosial.
2. Variabel – variabel kecerdasan emosional (pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
2. Melandy, dkk (2007)
Penelitian ini mengambil judul :
“Sinkronisasi Komponen Kecerdasan Emosional Dan Pengaruhnya
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Dalam Sistem Pendidikan
Perguruan Tinggi Akuntansi”
a. Perumusan Masalah :
1. Apakah terdapat sinkronisasi atau hubungan positif antar
komponen kecerdasan emosional.
2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
b. Yang diajukan :
1. Pengendalian diri berhubungan positif terhadap pengenalan diri
3. Empati beruhubungan positif terhadap pengenalan diri
4. Keterampilan sosial berhubungan positif terhadap pengenalan diri
5. Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
6. Pengenalan diri berhubungan positif terhadap pengendalian diri
7. Motivasi berhubungan positif terhadap pengendalian diri
8. Empati berhubungan positif terhadap pengendalian diri
9. Keterampilan sosial berhubungan positif terhdap pengendalian diri
10.Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi
11.Pengenalan diri berhubungan positif terhadap motivasi
12.Pengendalian diri berhubungan positif terhadap motivasi
13.Empati berhubungan positif terhadap motivasi
14.Keterampilan sosial berhubungan positif terhadap terhadap
motivasi
15.Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi
16.Pengenalan diri berhubungan positif terhadap empati
17.Pengendalian diri berhubungan positif terhadap empati
18.Motivasi diri berhubungan positif terhadap empati
19.Keteranpilan sosial diri berhubungan positif terhadap empati
20.Empati berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi
22.Pengendalian diri berhubungan positif terhadap keterampilan
sosial
23.Motivasi berhubungan positif terhadap keterampilan sosial
24.Empati berhubungan positif terhadap keterampilan sosial
25.Keteranpilan sosial berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi
26.Lima komponen EQ secara bersama-sama memiliki pengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Secara simultan komponen kecerdasan emosional saling memiliki
pengaruh dan sinkronisasi, namun bila dilihat secara parsial hanya
ada beberapa komponen yang saling berpengaruh yaitu pengenalan
diri, pengendalian diri, dan motivasi. Sedangkan untuk
keterampilan sosial dan empati tidak memiliki pengaruh yang
signifikan.
2. Bila dilihat pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat
pemahaman akuntansi menunjukkan bahwa ke semua komponen
kecerdasan emosional tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhdap tingkat pemahaman akuntannsi baik diuji secara parsial
maupun secara simultan.
3. Menurut Purwanto (1990: 104), dalam proses belajar mengajar,
faktor tenaga pengajar dan cara mengajarnya merupakan faktor
yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian tenaga
pengajar, dan bagaimana cara tenaga pengajar itu mengajarkan
pengetahuan itu kepada anak didiknya, turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak didiknya.
3. Ernawatie (2007)
Penelitian ini mengambil judul :
“Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Akuntansi
pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur”
a. Perumusan Masalah :
1. Apakah minat, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada
mahasiswa akuntansi.
2. Apakah motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi.
b. Yang diajukan :
1. Diduga minat, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
2. Diduga motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Variabel minat, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
2. Variabel motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi tidak terbukti kebenarannya.
4. Husna (2008)
Penelitian ini mengambil judul :
“Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Terhadap Pemahaman
Akuntansi Di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur”.
a. Perumusan Maalah :
1. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat
Pemahaman Akuntansi.
2. Apakah motivasi mempunyai pengaruh dominan terhadap tingkat
Pemahaman Akuntansi.
b. Yang diajukan :
1. Ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat Pemahaman
Akuntansi.
2. Motivasi mempunyai pengaruh dominan terhadap Pemahaman
Akuntansi.
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Bahwa hanya pengendalian diri yang mempunyai pengaruh
signifikan terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
dan keterampilan sosial tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap pemahaman akuntansi.
2. Pengendalian diri mempunyai dominan terhadap pemahaman
akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
5. Praptiningsih (2009)
Penelitian ini mengambil judul :
“Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Terhadap Pemahaman
Akuntansi Di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur”.
a. Perumusan Masalah :
1. Apakah faktor kecerdasan emosional berpengaruh terhadap
pemahaman akuntansi.
2. Apakah variabel motivasi mempunyai pengaruh yang dominan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
b. Yang diajukan :
1. Diduga terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
2. Diduga motivasi mempunyai pengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
c. Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Variabel empati dan motivasi secara parsial berpengaruh positif
pengendalian diri dan keterampilan sosial secara parsial tidak
berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi sebagai hipotesis
pertama penelitian ini teruji kebenarannya.
2. Variabel motivasi dan empati secara parsial mempengaruhi
kecerdasan emosional sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis
Tabel 2.1.
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
No Nama
Peneliti
Variabel Penelitian Alat analisis
Yang digunakan Kesimpulan 1 Joan Suryanti
Budhiyanto dan Paskah Ika Nugroho (2004)
-Pengenalan diri (X1) Regresi Linier -Pengendalian diri (X2) Berganda -Motivasi (X3)
-Empati (X4)
-Keterampilan sosial (X5) -Pemahaman akuntansi (Y)
-Variabel – variabel dari kecerdasan emosional memberikan pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh positif ditujukan oleh variabel pengendalian diri, motivasi, empati, sedangkan pengaruh negatif ditujukkan oleh variabel pengendalian diri dan keterampilan sosial.
-Variabel – variabel kecerdasan emosional (pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. 2 Rissyo Melandy, dkk
(2007)
-Pengenalan diri (X1) Regresi Linier -Pengendalian diri (X2) Berganda -Motivasi (X3)
-Empati (X4)
-Keterampilan sosial (X5) -Pemahaman akuntansi (Y)
Secara simultan komponen kecerdasan emosional memiliki pengaruh dan sinkronisasi, namun bila dilihat secara parsial hanya komponen pengenalan diri, pengendalian diri dan motivasi yang saling berpengaruh.
3 Lilik Ernawatie (2007)
-Minat (X1) Regresi Linier -Motivasi (X2) Berganda -Kualitas dan potensi
dosen pengajar (X3) -Media pendidikan (X4) -Pemahaman akuntansi (Y)
-Minat, motivasi, kualitas&potensi tenaga pengajar serta media pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi teruji
kebenarannya.
-Motivasi berpengaruh dominan terhadap pemahaman akuntansi tidak terbukti kebenarannya
4 Wildan Nur Husna (2008)
-Minat (X1) Regresi Linier -Motivasi (X2) Berganda -Kualitas dan potensi
dosen pengajar (X3) -Pemahaman akuntansi (Y)
-Minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen pengajar secara silmutanberpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi, sedangkan secara parsial, hanya sikap yang berpengaruh signifikan.
-Sikap merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi.
5 Elok Praptiningsih (2009)
-Pengenalan diri (X1) Regresi Linier -Pengendalian diri (X2) Berganda -Motivasi (X3)
-Empati (X4)
-Keterampilan sosial (X5) -Pemahaman akuntansi (Y)
-Variabel empati dan motivasi secara parsial berpengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi, sedangkan pengenalan diri, pengendalian diri dan keterampilan sosial secara parsial tidak berpengaruh terhadap pemahman akuntansi sebagai hipotesis pertama penelitian ini teruji kebenarannya. -Variabel motivasi dan empati secara
parsial mempengaruhi kecerdasan emosional sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua penelitian ini teruji kebenarannya.
6 Dian Agarista (2011) -Minat (X1) Regresi Linier -Motivasi (X2) Berganda -Kualitas dan potensi
dosen pengajar (X3) -Pemahaman akuntansi (Y)
-Minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen pengajar secara silmutanberpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi, sedangkan secara parsial, hanya sikap yang berpengaruh signifikan.
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sehubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan sekarang ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Lilik Ernawatie dan Elok Praptiningsih. Dalam penelitian
terdahulu tersebut terdapat kesamaan tempat yaitu Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan alat analisis yang
digunakan yaitu regresi linier berganda.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi
2.2.1.1.Pengertian Akuntansi
Siegel dan Marconi (1989) dalam Ikhsan dan Ishak (2005: 4),
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu
memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai maslah
keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan
eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 5 ), Akuntansi pada dasarnya
juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis. Artinya teori
akuntansi memiliki hubungan yang bersifat definitif dengan praktik
akuntansi. Kalau suatu struktur akuntansi sebagai hasil rekayasa telah
diterapkan dalam lingkungan tertentu, maka secara sempit, akuntansi
dapat dipandang sebagai suatu proses atau kegiatan yang meliputi proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian,
dasar, yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit
organisasi, dengan cara-cara tertentu, untuk menghasilkan informasi
yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Sedangkan America
Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu
proses pengidentifikasian, pengukuran, pengomunikasian informasi
ekonomi untuk memungkinkan perbuatan, pertimbangan dan keputusan
berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses atas kegiatan yang meliputi proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian,
penguraian, penggabungan, pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan
dasar yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit
organisaasi dengan cara–cara tertentu untuk menghasilkan suatu
informasi yang relevan bagi semua pihak yang berkepentingan.
2.2.1.2.Tujuan Akuntansi
Informasi keuangan melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari
sistem informasi keuangan mempunyai beberapa tujuan, diantaranya :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat
menunjukkan sumber-sumber ekonomi perusahaan serta asal dari
kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi utang – utangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber–
sumber pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai
dalam memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.
2.2.2.Minat
2.2.2.1 Pegertian Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat. Minat tidak dibawa sejak lahir,
melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuati dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan
2.2.3. Motivasi
2.2.3.1. Pengertian Motivasi
Beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi yang dikemukakan
oleh Purwanto (1990 : 72), antara lain :
1. Duncan, dalam buku organitatuonal behavior mengemukakan: “di
dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang
disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar
meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai
tujuan organisasi”.
2. Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-
macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.
3. Menurut John P.Kambel, motivasi merupakan suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap
bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi
mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan
respon, dan kegigihan tingkah laku.
4. Hoy dan Miskel dalam buku educational administration (1982 :
137), mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai
kekuatan kompleks, dorongan–dorongan, kebutuhan–kebutuhan,
pertanyaan–pertanyaan ketegangan atau mekanisme–mekanisme
lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan–kegiatan yang
Berdasarkan pendapat–pendapat yang dikemukakan para ahli di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha
yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga
tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
2.2.3.2. Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai
tujuan tertentu ( Purwanto, 1990 : 73).
2.2.3.3. Teori Motivasi
Purwanto ( 1990: 74), mengemukakan beberapa teori motivasi,
yaitu :
a. Teori Hedonisme
Hedonisme suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari
kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori
ini adalah anggapan bahwa semua orang akan cenderung
menghindari hal – hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang
mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang
b. Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok
yang disebut juga naluri, yaitu :
- dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri,
- dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan
- dorongan nafsu (naluri) mempertahankan jenis.
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan–
kebiasaan dan tingkah laku manusia yang dilakukannya sehari–hari
mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri itu. Oleh
karena itu, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri
mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
c. Teori reaksi yang Dipelajari atau Teori Lingkungan Kebudayaan
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku
manusia tidak berdasarkan naluri – naluri, tetapi berdasarkan pola
tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu
hidup. Orang belajar sangat banyak dari banyak kebudayaan di
tempat ia hidup dan dibesarkan.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dan teori
reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri,
tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu
e. Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.
2.2.4. Kualitas dan Potensi Dosen Pengajar Akuntansi
Dalam proses belajar mengajar, tenaga pengajar pengantar
akuntansi, akuntansi menengah 1, akuntansi menengah 2, akuntansi
keuangan lanjutan 1, akuntansi keuangan lanjutan 2, pemeriksaan
akuntansi 1, pemeriksaan akuntansi 2, dan teori akuntansi mempunyai
tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar
bagi siswa untuk mencapai tujuan. Penyampaian materi pelajaran
hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar
sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala frase dan proses
perkembangan anak didiknya. (Slameto, 2003:97)
Purwanto (1990: 104), dalam proses belajar mengajar, faktor
tenaga pengajar dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting
pula. Bagaimana sikap dan kepribadian tenaga pengajar, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga pengajar, dan
bagaimana cara tenaga pengajar itu mengajarkan pengetahuan itu
kepada anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang
2.2.4.1. Pengertian Mengajar
Pada dasarnya mengajar adalah mengusahakan terciptanya suatu
situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar. Dengan
demikian dengan jelasnya tujuan pengajaran, cara dan sarana yang
digunakan dalam kegiatan mengajar dapat dirancang sedemikian
hingga prose belajar dapat berlangsung dengan optimal. Dari pihak
anak didik yang belajar, tujuan dan rancangan tersebut memberinya
pengetahuan tentang kemampuan, kegiatan dan materi apa yang harus
dipelajari pengetahuan ini dapat berguna sebagai pedoman belajarnya.
Dengan demikian mengajar adalah kegiatan terorganisasi yang
bertujuan untuk membantu dan menggairahkan anak didiknya
belajar.(Slameto, 1991 : 84)
2.2.4.2. Prinsip-prinsip Mengajar yang Efektif
Menurut Mahmud (1989: 23), mengajar yang efektif meliputi tiga
langkah, yaitu :
1. Langkah sebelum mengajar, meliputi :
a. Menentukan tujuan pengajaran, baik tujuan jangka panjang
maupun tujuan jangka pendek.
b. Memilih strategi mengajar untuk memilih tujuan-tujuan
tersebut dan mengumpulkan bahan-bahan pengetahuan serta
c. Menyadari tingkat kesiapan anak didiknya untuk menerima
materi- materi yang diajarkan.
d. Merencanakan cara penilaian.
2. Langkah pelaksanaan mengajar
Langkah ini berupa pelaksanaan strategi–strategi yang telah
dirancang untuk membawa anak didik mencapai tujuan
pengajaran. Pada umumnya langkah ini meliputi komunikasi,
kepemimpinan, motivasi dan kontrol.
3. Langkah sesudah mengajar
Langkah ini berupa pengukuran dan penelitian hasil mengajar
sehubungan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tenga
pengajar sebelum mengajar. Dari proses penilaian ini dapat
diketahui efektif tidaknya proses mengajar, tepat tidaknya tujuan
pengajaran, seberapa tinggi tingkat kesiapan anak didik, tepat
tidaknya strategi mengajar yang digunkana dan bahkan derajat
relevansi dan ketepatan prosedur penilaian yang ditempuh.
2.2.5. Pemahaman Akuntansi
2.2.5.1.Pengertian Pemahaman Akuntansi
Paham dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti pandai
atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan
pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar
akuntansi. (Melandy, dkk, 2007)
Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan
seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah
dipelajarinya yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi.
Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditunjukkan
dari nilai–nilai yang didapatkan, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut
mengerti dan dapat menguasai konsep–konsep yang terkait. Mahasiswa
dapat dikatakan menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu
akuntansi yang sudah diperoleh selama ini dapat diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat atau dapat dipraktekkan di dunia kerja.
(Budhiyanto dan Nugroho, 2004).
2.3. Pengaruh Minat, Motivasi, Kualitas dan Potensi Dosen Pengajar
Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
2.3.1. Pengaruh Minat Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Menurut Slameto (2003, 180), Minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Mengembangkan minat pada sesuatu pada dasarnya adalah
membantu mahasiswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Proses ini menunjukkan bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu
kebutuhan–kebutuhannya. Bila mahasiswa menyadari bahwa belajar
merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap
penting, dan bila mahasiswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
belajarnya membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan
berminat untuk mempelajarinya.
Dengan demikian, minat mengarahkan perbuatan kepada suatu
tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu, sehingga apa yang
menarik minat seseorang akan mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan
lebih baik. Jika seorang mahasiswa akuntansi memiliki minat yang sangat
besar untuk dapat memahami akuntansi, maka kemungkinan besar ia akan
berhasil.
2.3.2. Pengaruh Motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Menurut John P.Kambel dalam Purwanto (1990 : 72), motivasi
merupakan suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap
bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi
mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan
kegigihan tingkah laku. Menurut Goleman (2001) dalam Budhiyanto dan
Nugroho (2004), motivasi berarti menggunakan hasrat kita yang paling
dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu
kita mengambil inisiatif, dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan
kegagalan dan frustasi. Motivasi yang paling ampuh adalah motivasi yang
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
dapat mempengaruhi tingkat pemahman akuntansi. Seorang mahasiswa
akuntansi dapat termotivasi untuk berprestasi, akan lebih jeli untuk
menemukan cara - cara untuk belajar lebih baik, berusaha membuat
inovasi, atau menemukan keunggulan kompetitif.
2.3.3. Pengaruh Kualitas dan Potensi Dosen Pengajar Akuntansi Terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi
Menurut Purwanto (1990: 104), dalam proses belajar mengajar,
faktor tenaga pengajar dan cara mengajarnya merupakan faktor yang
penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian tenaga pengajar, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga pengajar, dan
bagaimana cara tenaga pengajar itu mengajarkan pengetahuan itu kepada
anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat
dicapai anak didiknya. Slameto (2003: 66), menyatakan bahwa proses
belajar mengajar terjadi antara seorang pendidik dengan siswanya. Proses
tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam prose situ sendiri.
Jadi cara berpikir mahasiswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan
dosenya. Menurut Ernawatie (2007), kualitas dan potensi tenaga pengajar
akuntansi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dosen pengajar
akuntansi dan cara mengajarnya merupakan salah satu faktor yang penting.
memberikan perkuliahan kepada anak didiknya, maka kemungkinan besar
mahasiswa akan memiliki pemahaman yang luas pula karena hal tersebut
membantu mahasiswa untuk menerima informasi yang diberikan oleh
seorang dosen pengajar dengan baik. Sehingga bagi mahasiswa akuntansi,
hal tersebut dapat mempengaruhi pemahaman akuntansi mereka.
2.4. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori yang telah
dikemukakan di atas, adalah sebagai berikut :
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
2.5.Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan maslaah, dan
landasan teori yang digunakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Pemahaman akuntansi (Y) Motivasi (X2)
Kualitas& potensi dosen pengajar (X3)
1. Minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen pengajar, berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
2. Motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Variabel-veriabel yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi hanya
satu macam variabel terikat (Y) dan 3 macam variabel bebas (X).
Adapun pengertian dari kelima variable tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemahaman Akuntansi (Y)
Adalah tingkat kemampuan seseorang untuk mengenal dan
mengerti tentang akuntansi, yang dapat diukur berdasarkan nilai mata
kuliah pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi
keuangan lanjutan, auditing, dan teori akuntansi.
2. Minat (X1)
Adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang mendorong.
3. Motivasi (X2)
Adalah suatu usaha untuk menggerakkan, mengarahkan, dan
menjaga tingkah laku seseorang agar mempunyai dorongan untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan
4. Kualitas dan potensi dosen pengajar akuntansi (X3)
Dosen pengajar pengantar akuntansi, akuntansi menengah 1,
akuntansi menengah 2, akuntansi keuangan lanjutan 1, akuntansi
keuangan lanjutan 2, pemeriksaan akuntansi 1, pemeriksaan akuntansi 2,
dan teori akuntansi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang
pengajar untuk mendorong atau membimbing anak didiknya dalam
proses belajar mengajar.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X), antara lain :
a. Pemahaman Akuntansi (Y)
Skala pengukuran variabel (Y) adalah skala interval. Teknik pengukuran
skala yang digunakan adalah semantic differential scale artinya
penskalaan yang meminta responden untuk memberikan penilaian
terhadap sejumlah pertanyaan tentang variabel yang diteliti yang terukur
melalui tujuh skala sikap yang pada kedua sisinya ditutup dengan kata
sifat. Instrument yang digunakan dikembangkan oleh Trisniwati dan
Suryaningrum (2003) dengan 8 item pertanyaan.
Sangat tidak paham Sangat paham
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan
pemahaman akuntansi yang berarti mahasiswa belum mengerti dan
paham dengan mata kuliah akuntansi, nilai 3 merupakan nilai tengah
antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap 8 item
pertanyaan dan nilai 5 berarti cenderung sangat setuju bahwa mahasiswa
mengerti dan paham dengan mata kuliah akuntansi.
b. Minat (X1)
Skala pengukuran variabel (X1) adalah skala interval. Teknik
pengukuran skala yang digunakan adalah semantic differential scale
artinya penskalaan yang meminta responden untuk memberikan
penilaian terhadap sejumlah pertanyaan tentang variabel yang diteliti
yang terukur melalui tujuh skala sikap yang pada kedua sisinya ditutup
dengan kata sifat. Instrument yang digunakan dikembangkan oleh
Trisniwati dan Suryaningrum (2003) dengan 5 item pertanyaan.
Sangat rendah Sangat tinggi
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan
pemahaman akuntansi yang berarti mahasiswa belum mengerti dan
paham dengan mata kuliah akuntansi, nilai 3 merupakan nilai tengah
antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap 5 item
pertanyaan dan nilai 5 berarti cenderung sangat setuju bahwa mahasiswa
tertarik akan mata kuliah akuntansi dan selalu bersemangat dalam
menyelesaikan semua tugas – tugasnya yang diberikan oleh dosen.
c. Motivasi (X2)
Skala pengukuran variabel (X2) adalah skala interval. Teknik
pengukuran skala yang digunakan adalah semantic differential scale
artinya penskalaan yang meminta responden untuk memberikan
penilaian terhadap sejumlah pertanyaan tentang variabel yang diteliti
yang terukur melalui tujuh skala sikap yang pada kedua sisinya ditutup
dengan kata sifat. Instrument yang digunakan dikembangkan oleh
Trisniwati dan Suryaningrum (2003) dengan 5 item pertanyaan.
Sangat tidak paham Sangat paham
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan
pemahaman akuntansi yang berarti mahasiswa belum mengerti dan
paham dengan mata kuliah akuntansi, nilai 3 merupakan nilai tengah
antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap 5 item
pertanyaan dan nilai 5 berarti cenderung sangat setuju bahwa mahasiswa
memiliki kesiapan dan kegigihan untuk menyesuaikan dirinya dan
memiliki dorongan untuk lebih baik lagi dalam memahami mata kuliah
akuntansi.
d. Kualitas dan Potensi Dosen Pengajar akuntansi (X3)
Skala pengukuran variabel (X3) adalah skala interval. Teknik
pengukuran skala yang digunakan adalah semantic differential scale
artinya penskalaan yang meminta responden untuk memberikan
penilaian terhadap sejumlah pertanyaan tentang variabel yang diteliti
yang terukur melalui tujuh skala sikap yang pada kedua sisinya ditutup
dengan kata sifat. Instrument yang digunakan dikembangkan oleh
Trisniwati dan Suryaningrum (2003) dengan 3 item pertanyaan.
Sangat tidak paham Sangat paham
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan
pemahaman akuntansi yang berarti mahasiswa belum mengerti dan
paham dengan mata kuliah akuntansi, nilai 3 merupakan nilai tengah
antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap 3 item
pertanyaan dan nilai 5 berarti cenderung sangat setuju bahwa mahasiswa
tertarik akan mata kuliah akuntansi dan selalu bersemangat dalam
menyelesaikan semua tugas – tugasnya yang diberikan oleh dosen.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek/obyek yang memiliki
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok
subyek/obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi
dari hasil penelitian. (Sumarsono, 2004:44).
Penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur angkatan 2007 dengan jumlah 170 mahasiswa (Admik FE
‘10/’11) dengan alasan untuk memperoleh data lebih mudah karena peneliti
berasumsi bahwa mahasiswa angkatan 2007 telah mengalami proses
pembelajaran yang lama dan sedang mengerjakan tugas akhir.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sampel harus
merupakan representatif dari sebuah populasi.(Sumarsono, 2004: 44).
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan probability
sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian
sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel
secara acak. Rumus dari taro Yamane yang dikutip oleh Rakhmat (1998:82)
yang kemudian dikutip kembali oleh Riduwan (2004:65) sebagai berikut :
N
n =
N.d2 + 1 Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
d2= Presisi yang diterapkan
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk
mahasiswa Universitas Pembangunan Nasionel “Veteran” Jawa Timur
N 170
n = =
N.d2 + 1 170(0,1)2+1
170 170
n = =
170(0,01)+1 2,7
n = 63 responden
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis-jenis data yang diperoleh adalah (Natzir,
1998:58):
Data Primer
Yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
langsung dari obyeknya, yaitu berupa kuesioner yang disebarkan
kepada mahasiswa Akutansi angkatan 07 UPN Veteran Jatim ,
selanjutnya akan menjadi dasar analisis data untuk keperluan penguji
hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
3.3.2. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk memperoleh
data antara lain: (Riduwan,2004 : 99)
1. Wawancara
Yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
2. Kuesioner
Yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
(responden) dan bersedia memberikan respon sesuai dengan permintan
pengguna.
3.4.Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Untuk mempermudah analisis maka data – data yang terkumpul
diolah dengan menggunakan program computer SPSS dan teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode statistic yaitu
metode analisis regresi linier berganda, dengan persamaan regresi :
Y = + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3
(Riduwan, 2004, 155)
Keterangan :
Y = Pemahaman akuntansi
= Konstanta
1, 2 , 3 = Koefisien Regresi
X1 = Minat
X2 = Motivasi
X3 = Kualitas dan potensi dosen pengajar
3.4.2. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas
3.4.2.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana alat pengukur
(kuesioner) dapat mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya
alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang
diperoleh pada masing – masing butir pertanyaan dengan skor total yang
diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan, apabila korelasi
antara skor total dengan skor masing – masing pertanyaan signifikan,
maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai
validitas.
Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing
pertanyaan signifikan (ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05),
maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai
validitas (Sumarsono, 2004 : 31).
3.4.2.2. Uji Reliabilitas
Menurut Sumarsono (2004 : 34), Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Dengan perkataan lain hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek
Menurut Nunnaly (1960) dalam Ghozali (2009: 46), pengukuran
nilai reabilitas menggunakan nilai cronbach alpha. Suatu kontruk atau
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0.6.
3.4.2.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang dioleh
sudah mengikuti distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah
data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai
metode siantaranya adalah Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro
Wilk, dengan menggunakan program SPSS.
Menurut sumarsono (2004 : 40-42), pedoman dalam mengambil
keputusan apakah sebuah data mengikuti distribusi normal adalah:
1. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%,
maka distribusi adalah tidak normal.
2. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%,
maka distribusi adalah normal
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
Pada uji asumsi klasik persamaan regresi harus bersifat BLUE
(Best Linier Unbiased Estimator). Artinya pengambilan keputusan melalui
uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang
BLUE maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik
1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh ada multikolinearitas
3. Tidak boleh ada heteroskedasitas
Apabila ada salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar,
maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. (Firdaus, 2004:
97).
1. Autokorelasi
Autokorelasi merupakan gangguan pada fungsi regresi regresi yang
berupa korelasi di antara faktor gangguan. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya gejala autiokorelasi yang paling banyak dilakukan
adalah sengan menggunakan uji Durbin Watson (uji DW). Uji ini
dapat digunakan bagi sembarang sampel, baik besar maupun kecil,
tetapi uji DW hanya berhasil baik apabila autokorelasinya berbentuk
autokorelasi linier order pertama, artinya faktor pengganggu et
berpengaruh kepada faktor pengganggu et-1 (Firdaus, 2004, 100)
Persamaan Uji Durbin Watson :
n
∑ (et - et-1 )2 t = 2
DW= n ∑ et2
t = 2
Keterangan :
DW = nilai Durbin Watson
et-1 = residual pada waktu ke t – 1 (satu periode sebelumnya)
n = banyaknya data
Tabel 3.1.
Ketentuan ada tidaknya autokorelasi
DW Kesimpulan Kurang dati 1,10
1,10 dan 1,54 1,55 dan 2,46 2,46 dan 2,90 Lebih dari 2,91
Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi
(Firdaus,2004 : 101)
2. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas mempunyai arti bahwa antarvariabel
independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang
sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau
bahkan 1). (Algifari 1997, 84)
Uji multikolinieritas diketahui dari nilai VIF untuk masing –
masing prediktor. Persyaratan untuk dapat dikatakan terbebas dari
multikolinier adalah apabila nilai VIF prediktor tidak melebihi nilai
10. (Anonim, 2005 : 38)
3. Heteroskedasitas
Menurut Ghozali (2006:125) uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika berbeda disebut
bersifat homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pendeteksian heteroskedastisitas yaitu dengan cara menghitung
korelasi Rank Spearman, dimana :
a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas.
3.4.4. Uji Hipotesis
3.4.4.1. Uji Keseuaian Model
Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi
dihasilkan guna mempengaruhi pengaruh X1, X2, X3, terhadap Y.
Prosedur uji F dengan kriteria sebagai berikut :
a. H0 : β1 < 0 (model regresi yang dihasilkan tidak cocok).
H1 : β1 > 0 (model regresi yang dihasilkan cocok)
b. Level signifikan (α) = 0,05
c. Kriteria pengujian :
Jika nilai probabilitas (P value) / signifikan > 0,05 maka H0
diterima dan H1 ditolak.