OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh :
INDRA SETIAWAN 0613010002/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PENGARUH CASH RATIO (CR) , DEBT RATIO (DR), PERPUTARAN AKTIVA DAN RETUN ON ASSETS (ROA) TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
yang diajukan :
INDRA SETIAWAN 0613010002/FE/EA
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs. Ec. Syafi’i, AK, MM Tanggal : ……….
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
AKTIVA DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun oleh :
INDRA SETIAWAN 0613010002/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 6 Januari 2012
Pembimbing : Tim Penguji Utama
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. Syafi’i, AK, MM
Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi
Sekretaris
Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi
Anggota
Drs. Ec. Syafi’i, AK, MM
Dekan Fakultas Ekonomi
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Cash ratio (CR), Debt Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA) terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia”. dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. H. Sjafi’i, AK, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama, yang
telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,
pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.
5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
dibutuhkan untuk penyusunan skripsi ini.
7. Buat Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang
tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang
sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi
dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan
kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang
telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta
kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu
pengetahuan.
Surabaya, November 2011
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR... vii
ABSTRAKSI... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Perumusan Masalah... 5
1.3. Tujuan Penelitian... 5
1.4. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 9
2.2.1. Laporan Keuangan ... 9
2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 9
2.2.1.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan... 10
2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan... 11
2.2.1.4. Manfaat Laporan Keuangan... 12
2.2.1.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan ... 14
2.2.2. Analisis Rasio Keuangan ... 17
2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 17
2.2.2.5. Jenis – Jenis Analisis Rasio Keuangan ... 20
2.2.3. Pertumbuhan Laba ... 26
2.2.4. Pengaruh Cash Ratio (CR) Terhadap Pertumbuhan Laba . 27 2.2.5. Pengaruh Debt Ratio (DR) Terhadap Pertumbuhan Laba.. 28
2.2.6. Pengaruh Perputaran Aktiva Terhadap Pertumbuhan Laba... 29
2.2.7. Pengaruh Retun On Assets (ROA) Terhadap Pertumbuhan Laba ... 30
2.3. Kerangka Pikir ... 30
2.4. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 32
3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 34
3.2.1. Populasi ... 34
3.2.2. Sampel... 35
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 36
3.3.1. Jenis Dan Sumber Data ... 36
3.3.2. Pengumpulan Data ... 36
3.4. Uji Kualitas Data... 36
3.4.1. Uji Normalitas... 36
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 37
3.5. Teknik Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 38
3.5.2.2. Uji Parsial atau Uji t... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 42
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 45
4.2.1. Uji Normalitas... 50
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 51
4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 54
4.3.1. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 54
4.3.2. Uji Hipotesis... 56
4.3.2.1. Uji Kesesuaian Model atau Uji F... 56
4.3.2.2. Uji Parcial atau Uji t ... 57
4.4. Pembahasan... 60
4.4.1. Implikasi... 60
4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 64
4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat... 65
4.4.4. Keterbatasan Penelitian... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 67
5.2. Saran ... 68
Halaman
Tabel. 1.1 Data Tingkat “Pertumbuhan Laba” Perusahaan Otomotif Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2006 - 2010 ... 4
Tabel. 4.1 Rekapitulasi Data : “Cash Ratio (X1)” Periode 2006 – 2010... 45
Tabel. 4.2 Rekapitulasi Data : “Debt Rasio (DR)(X2)” Periode 2006 – 2010... 46
Tabel. 4.3 Rekapitulasi Data : “Perputaran Aktiva (X3)” Periode 2006 – 2010... 47
Tabel. 4.4 Rekapitulasi Data : “Return On Assets (ROA)(X4)” Periode 2006 – 2010... 48
Tabel. 4.5 Rekapitulasi Data : “Pertumbuhan Laba (Y)” Periode 2006 – 2010... 49
Tabel. 4.6 Hasil Uji Normalitas... 50
Tabel. 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 52
Tabel. 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 53
Tabel. 4.9 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 54
Tabel. 4.10 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model …... 56
Tabel. 4.11 Koefisien Determinasi (R Square / R2) … ... 57
Halaman
DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
INDRA SETIAWAN
Abstrak
Sebelum melakukan suatu investasi, seorang investor harus mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya dengan melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial dari perusahaan tersebut, kemudian menganalisisnya (Sunariyah, 1997 : 2). Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Sutrisno (2003: 247-254) ada beberapa cara menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage
Rasio aktivitas dan Rasio keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt Ratio (DR),
Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2006 – 2010. Sumber data yang digunakan berasal dari BEI dan Pusat Refrensi Pasar Modal. dan data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For Windows
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Hipotesis yang menyatakan diduga ada pengaruh Cash ratio (CR), Debt Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan
Return On Assets (ROA) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia, teruji kebenarannya, Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga ada pengaruh Cash ratio (CR) dan perputaran aktiva secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia, tidak teruji kebenarannya, sedangkan Hipotesis yang menyatakan diduga ada pengaruh Debt Ratio (DR) dan Return On Assets (ROA secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia, teruji kebenarannya.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ditengah perkembangan ekonomi dan persaingan di dunia usaha,
peranan pasar modal makin lama makin penting. Pasar Modal merupakan
suatu tempat pertemuan pihak yang memerlukan dana (borrower) dengan
pihak yang bisa menyediakan dana atau kelebihan dana (lender). Kehadiran
pasar modal ini akan memperbanyak pilihan sumber dana bagi perusahaan..
Sementara itu, bagi para investor,atau calon investor pasar modal merupakan
wahana yang dapat dimanfaatkan untuk menginvestasikan dananya sebagai
sumber pendapatan. (Husnan, 1998 : 4)
Sebelum melakukan investasi, seorang investor perlu melakukan
penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut (Sunariyah, 1997 :
2). Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan
dalam menganalisis laporan finansial suatu perusahaan. Dengan
menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan memberi gambaran kepada
penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan. Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor
yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan
datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi
perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).
Menurut Riyanto (1998: 330) ada beberapa cara menggolongkan atau
mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu Rasio likuiditas, Rasio leverage
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang
segera harus dipenuhi. Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang
digunakan adalah Cash Ratio, dengan alasan bahwa semakin kuat posisi kas
suatu perusahaan, hal ini menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan laba suatu
perusahaan juga mengalami peningkatan. Penelitian yang dilakukan Risyanti
(2008) membuktikan bahwa Cash Ratio memiliki kemampuan untuk
memprediksi kinerja keuangan
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Dalam penelitian ini
jenis rasio leverage yang digunakan adalah Debt Ratio (DR), dengan alasan
bahwa semakin tinggi Debt Ratio (DR) maka semakin besar jumlah modal
pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Risyanti (2008) membuktikan bahwa Debt Ratio
(DR) memiliki kemampuan untuk memprediksi kinerja keuangan
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Dalam
penelitian ini jenis rasio Aktivitas yang digunakan adalah Perputaran aktiva,
dengan alasan bahwa semakin besar perputaran aktiva semakin efektif
perusahaan mengelolah aktivanya untuk menghasilan keuntungan. Penelitian
yang dilakukan Risyanti (2008) membuktikan bahwa Rasio perputaran aktiva
berpengaruh terhadap KemampuanLabaan
Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
jenis rasio keuntungan yang digunakan adalah Return on assets (ROA),
dengan alasan bahwa semakin tinggi ROA, maka efektivitas kegiatan
operasional manajemen dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan semakin baik. Penelitian yang dilakukan
Meythi (2005) membuktikan bahwa retun on asset yang paling baik dalam
memprediksi pertumbuhan laba.
Bagi manajemen finansial, dengan menganalisa rasio akan
memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi
oleh perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan di masa yang akan datang (Harahap, 2006 : 297).
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui analisa rasio
keuangan tersebut dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan
finansial dari perusahaan, sehingga kita dapat menilai hal apa yang telah
dicapai di masa lalu dan di masa yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, digunakan pertumbuhan laba,
karena laba merupakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan,
yang memberikan informasi berkaitan dengan tanggung jawab menajemen
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
(Munawir, 2000 : 68).
Dipilihnya perusahaan otomotif sebagai objek dalam penelitian ini
karena seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya
kebutuhan alat transportasi terutama dibidang sepeda motor, yang mana
sangat dibutuhkan oleh banyak orang, selain harganya terjangkau, sistem
pembayarannya pun juga dapat dilakukan secara kredit atau amgsuran. Hal
ini akan berpengaruh terhadap tingkat penjualan dan yang pada akhirinya
Berikut ini merupakan rekapitulasi data tingkat pertumbuhan laba
perusahaan Otomotif tahun 2006 – 2010, yang disajikan pada tabel 1.1,
sebagai berikut :
Tabel 1.1 : Data “Tingkat Pertumbuhan Laba”
Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2006 - 2010
No Nama Perusahaan Tahun Laba Peertumbuhan Laba (%)
1 PT. Astra Otoparts Tbk 2005 279.027,00
2006 282.058,00 1,09
2007 454.907,00 61,28
2008 566.025,00 24,43
2009 768.265,00 35,73
2010 1.141.179,00 48,54
2 PT. Branta Mulia Tbk 2005 119.496,00
2006 18.314,00 -84,67
2007 39.149,00 113,77
2008 94.775,00 142,09
2009 72.106,00 -23,92
2010 134.160,00 86,06
3 PT. Intraco Penta Tbk 2005 17.998,00
2006 7.066,00 -60,74
2007 9.514,00 34,64
2008 22.944,00 41,16
2009 37.473,00 63,32
2010 83.081,00 121,71
4 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 2005 57.068,00
2006 170.007,00 197,90
2007 29.204,00 -82,82
2008 2.974,00 -89,82
2009 174.860,00 79,62
2010 176.082,00 0,70
5 PT. Selamat Sempurna Tbk 2005 65.737,00
2006 66.175,00 0,67
2007 80.325,00 21,38
2008 91.472,00 13,88
2009 132.850,00 45,24
2010 150.420,00 13,23
6 PT. Tunas Ridean Tbk 2005 142.732,00
2006 22.211,00 -84,44
2007 189.816,00 54,60
2008 245.079,00 29,11
2009 310.387,00 26,65
2010 269.004,00 -13,33
7 PT. Unaited Tractors Tbk 2005 1.050.729,00
2006 930.372,00 -11,45
Berdasarkan tabel. 1.1. terlihat bahwa tingkat pertumbuhan selama
manajemen perusahaan, fenomena ini menyebabkan para investor dan calon
investor ragu dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini
bisa menjadi ukuran seberapa besar tingkat resiko yang akan dihadapi, serta
seberapa besar dividen yang akan mereka terima dimasa yang akan datang
(Husnan, 1998 : 7) Penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2005)
menyebutkan bahwa current ratio, debt ratio, return on asset dan fixed asset
turnover, dapat digunakan dalam memprediksi pertumbuhan laba.
Sesuai dengan latar balakang yang telah dikemukakan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Cash ratio (CR), Debt Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA) terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia”
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas,
maka dapat dirumuskan suatu masalah, yaitu apakah ada pengaruh Cash ratio
(CR), Debt Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA)
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT.
Bursa Efek Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh dari Cash ratio (CR),
Debt Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA) terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa Efek
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
1 Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi
alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan
permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh Cash ratio (CR), Debt
Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA) terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa
Efek Indonesia
2 Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
khasanah perpustakaan, bahan referensi, dan bahan masukan bagi
penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.
3 Bagi Peneliti
Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori
yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan faktor – faktor yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, pernah dilakukan oleh :
1. Meythi (2005)
Judul penelitian : “Rasio Keuangan yang Paling Baik untuk Memprediksi
Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”
Perumusan Masalah :
Manakah diatara rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan
aktivitas yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba?
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
Bahwa diantara current ratio, quick ratio, debt ratio, equity to total
asset, equity to total liabilities, equity to fixed asset, profit margin, return
on asset, return on equity, fixed asset turnover, total asset turnover, dan
profit growth menujukkan bahwa retun on asset yang paling baik dalam
memprediksi pertumbuhan laba.
2. Rahmawati (2002)
Judul penelitian : “Pengaruh Rasio Solvabilitas Dan Rasio Aktivitas
Terhadap Rasio Kemampulabaan Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar
Perumusan Masalah :
a. Apakah Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh secara
simultan terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang
terdaftar di Bursa Efek Surabaya (BES) ?
b. Apakah Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh secara
parsial terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang
terdaftar di Bursa Efek Surabaya (BES) ?
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
a. Secara simultan Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh
signifikan terhadap KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang
terdaftar di BES.
b. Secara parsial Rasio Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap
KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di BES.
c. Secara parsial Rasio Aktivitas berpengaruh signifikan terhadap
KemampuanLabaan pada perusahaan Rokok yang terdaftar di BES.
3. Risyanti (2008)
Judul penelitian : “Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman Yang terdaftar di
PT. Bursa Efek Jakarta”
Perumusan Masalah :
”Apakah rasio keuangan memiliki kemampuan untuk memprediksi
kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di PT.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan :
Berdasarkan analisis dalam penelitian ini berhasil membuktikan
bahwa rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage,
rasio aktivitas dan rasio keuntungan memiliki kemampuan untuk
memprediksi kinerja keuangan perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya
adalah sama - sama membahas mengenai factor – factor yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba, sedangkan perbedaannya yaitu dari segi variabel
yang digunakan, pada penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang
terdiri dari Cash ratio (CR), Debt Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan Return
On Assets (ROA), periode penelitian yaitu tahun 2006 – 2010 dan objek
penelitian yaitu perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
maka penelitian yang pernah dilakukan tersebut di atas digunakan sebagai
pendukung penelitian yang dilakukan sekarang ini, oleh karena itu penelitian
sekarang bukan merupakan duplikasi.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan
2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antar
data keuangan atau aktivitas suatu peusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir,
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan,
selain itu laporan keuangan juga merupakan alat untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan (Harahap, 2002 : 105).
Menurut Baridwan (2000 : 17) laporan keuangan merupakan
ringkasan dari suatu proses pencatatan, ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan, laporan
keuangan inilah yang menjadi dasar bagi para pemakainya dalam proses
pengambilan keputusan.
Selanjutnya Sutrisno (2003: 243) mendefinisikan Laporan
Keuangan adalah merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu
periode tertentu. Dengan melihat keuangan suatu perusahaan kita bisa
melihat bagaimana prestasi manajemen dalam periode tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pembukuan
yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama satu periode akuntansi dan dinyatakan dalam satuan uang.
2.2.1.2. Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 6), penyusunan untuk
penyajian laporan keuangan mendasarkan pada dua asumsi dasar, yaitu:
1. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas
diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntansi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban
pembayaran kas di masa depan, serta sumber dana yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh
karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi yang
paling berguna untuk pemakai laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di
masa depan, jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan
keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda dan
dasar yang digunakan harus diungkapkan.
2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen yang merupakan hasil
akhir dari suatu proses pencatatan yang memuat tentang posisi keuangan
dengan tujuan untuk : (Munawir, 2000 : 3),
1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.
2. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses
atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat
3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah
diserahi wewenang dan tanggung jawab.
4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau
prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Selanjutnya menurut Prastowo (2005 : 5) laporan keuangan
disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan dan perubahan-perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.1.4. Manfaat Laporan keuangan
Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut, yaitu antara lain (Munawir, 2000 : 2)
1. Pemilik perusahaan
Pemilik perusahan sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan, karena dengan laporan keuangan perusahaan tersebut
pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses atau tidaknya manajer
dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer
biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Laporan
keuangan juga diperlukan untuk menilai kemampuan yang akan
dicapai di masa datang sehingga bisa menaksir keuntungan yang akan
2. Manajer atau pimpinan perusahaan
Dengan mengetahui posisi keuangan perusahan, manajer
dapat menyusun rencana yang lebih baik dan menentukan
kebijakan-kebijakan yang lebih tepat dan merupakan alat untuk
mempertanggungjawabkan kepada para pemilik perusahaan atas
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
3. Kreditur dan bankers
Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak
permintaan kredit dari suatu perusahaan, kreditur atau bankers perlu
mengetahui terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan tersebut,
sehingga dapat diketahui kemampuannya untuk membayar hutang
dan beban bunganya, serta untuk mengetahui apakah kredit yang
diberikan cukup mendapat jaminan yang terlihat pada kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang.
4. Investor
Mereka (para investor) berkepentingan terhadap prospek
keuntungan perusahaan di masa mendatang dan perkembangan
perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya, dan
menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh selanjutnya.
5. Pemerintah
Laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan
besarnya pajak yang harus di tanggung oleh perusahaan, selain itu
juga diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian,
2.2.1.5. Jenis – Jenis Laporan Keuangan
Di dalam penyajian suatu informasi keuangan perusahaan,
biasanya mencakup semua laporan keuangan, yang terdiri atas neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan :
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing laporan keuangan yang
dihasilkan pada tiap periode sebagai berikut:
1. Neraca (Balance Sheet)
Menurut Baridwan, (2000 : 18) Neraca adalah laporan yang
menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal
tertentu.
Selanjutnya Munawir (2000 : 13) mendefinisikan neraca
sebagai laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
neraca (Balance Sheet) adalah merupakan daftar yang
menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan yang disusun
secara sistematis yang meliputi aktiva, kewajiban, dan ekuitas pada
saat tertentu.
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
Menurut Baridwan (2000 : 30) Laporan Laba Rugi adalah
suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan
Selanjutnya Munawir (2000 : 26) mendefinisikan laporan laba
rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan,
biaya, laba rugi yang di peroleh oleh perusahaan selama periode
tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
laporan laba-rugi (Income Statement) adalah laporan yang
menggambarkan hasil dari aktivitas operasional perusahaan yang
berupa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya untuk suatu perioda
tertentu
3. Laporan Perubahan Ekuitas (Owners Equity)
Menurut Munawir (2000 : 30) laporan perubahan modal
adalah merupakan laporan atau ringkasan transaksi keuangan yang
terjadi selama satu periode dan memberikan alasan mengenai
perubahan-perubahan tersebut.
Selanjutnya menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:
1.17) laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan
peningkatan atau penurunan aktiva atau kekayaan selama periode
yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang
dianut dan harus diungkapkan dalam aporan keuangan
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Tujuan utama laporan aliran kas adalah untuk menyajikan
perusahaan selama periode tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, aliran
kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu
penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi,
pembelanjaan, dan kegiatan usaha. (Baridwan, 2000 : 43-44)
Selanjutnya menurut Munawir (2000 : 32), laporan arus kas
adalah merupakan laporan yang disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana
sumber-sumber kas dan pengeluarannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
laporan arus kas (Statement of Cash Flow) adalah laporan yang
menggambarkan aliran kas baik penerimaan maupun pengeluaran kas
untuk periode tertentu..
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to The Financial Statements)
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan
arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan. (PSAK 2009, No. 1: Alenia 69).
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.2.2. Analisis Rasio Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisa rasio keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan
perhitungan rasio-rasio yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi
kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar.
Penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada
pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor dimasa yang akan
datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil
operasi perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).
Menurut Harahap (2002 : 297). Analisis rasio adalah angka yang
diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan Bagi
manajemen finansial, dengan menghitung rasio-rasio akan memperoleh
suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh
perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang
akan datang. Sedangkan bagi investor merupakan bahan pertimbangan
apakah menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang
2.2.2.2. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang Iain adalah
"future oriented", oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan faktor-faktor yang sudah ada pada periode atau waktu ini
dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan
mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang
bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio
sepenuhnya tergantung pada kemampuan atau kecerdasan penganalisa
dalam menginterpretasikan data yang bersangkutan (Munawir, 2000 : 64).
Menurut Alwi (1993 : 95-96) Analisa Rasio pada dasarnya tidak
hanya berguna bagi intern perusahaan, tetapi juga bagi pihak luar. Dalam
hal ini adalah calon investor atau kreditor yang akan menanamkan dana
mereka kedalam perusahaan melalui pasar modal dengan cara membeli
saham perusahaan yang go public. Bagi manajer finansial, dengan
menghitung resiko-resiko tertentu akan diperoleh suatu informasi,
kelemahan apa yang sedang dihadapi, dan kekuatan apa yang sedang
dimiliki dibidang finansial sehingga dapat ditentukan cara-cara
mengatasinya, sedangkan bagi calon investor maupun kreditur, dapat
dijadikan pegangan, apakah akan membeli saham yang ditawarkan
perusahaan, dan apakah wajar untuk memberikan kredit kepada
perusahaan yang bersangkutan atau tidak.
2.2.2.3. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat
memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang berarti dan
berguna dalam proses pengambilan keputusan (Prastowo dan Juliaty,
2005 : 52).
Menurut Harahap (2002: 298). Analisa Rasio memiliki
keunggulan di banding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut
adalah
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri Iain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score)
5. Menstandarisir size perusahaan
6. Lebih mudah membandingkan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodik atau “timeseries”
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
2.2.2.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2002 : 298) Disamping keunggulan yang
dimiliki analisa rasio ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan
yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam
penggunaanya. Adapun keterbatasan analisa rasio itu adalah :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat untuk digunakan untuk
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dan laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini seperti :
a Bahan perhitungan rasio keuangan atau laporan keuangan itu
banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai
bebas atau subyektif.
b Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah
nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
c Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka
rasio.
d Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi
Keuangan bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang
berbeda.
3. Jika data yang tersedia untuk menghitung rasio keuangan, maka akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
a Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
b Jika dua perusahaan dibandingkan, maka bisa saja teknik dan
Standar Akuntansi yang dipakai oleh perusahaan tersebut tidak
sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan akan
menimbulkan kesalahan.
2.2.2.5. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi
Menurut Riyanto (1998: 332-336) ada beberapa cara
menggolongkan atau mengklasifikasi dari analisa rasio, yaitu sebagai
berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya
yang segera harus dipenuhi.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk membayar
utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
Rasio Lancar (Current Ratio) dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 332)
b. Cash Ratio (CR)
Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk membayar
utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam
perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.
Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus, sebagai
c. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan untuk membayar
utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancer yang lebih
liquid.
Rasio Cepat (Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 333)
Dalam penelitian ini jenis rasio likuiditas yang digunakan
adalah Cash Ratio, dengan alasan bahwa semakin kuat posisi kas
suatu perusahaan, hal ini menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan
laba suatu perusahaan juga mengalami peningkatan.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
a. Debt to Equity Ratio (DER)
Merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang
Debt to Equity Ratio (DER) dapat dihitung dengan rumus
b. Debt Ratio (DR)
Merupakan bagian dari keseluruhan kekayaan yang di
danai oleh utang
Debt Ratio (DR) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 333)
Dalam penelitian ini jenis rasio leverage yang digunakan
adalah Debt Ratio (DR), dengan alasan bahwa semakin tinggi nilai
Debt Ratio (DR) ini maka semakin besar jumlah modal pinjaman
yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber
dananya.
a. Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover)
Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu
Perputaran Aktiva (Total Assets Turnover) dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam
piutang berputar dalam suatu periode tertentu
Perputaran piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 334)
c. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam
persediaan (Inventory) berputar dalam suatu periode tertentu
Perputaran persediaan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 334)
Dalam penelitian ini jenis rasio Aktivitas yang digunakan
adalah Perputaran aktiva, dengan alasan bahwa semakin besar
perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelolah aktivanya
untuk menghasilan keuntungan
4. Rasio Keuntungan
Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur efektifitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
a. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) adalah merupakan keuntungan
bersih per rupiah penjualan
Net Profit Margin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 336)
b. Return On Assets (ROA)
Return on assets (ROA) adalah merupakan kemampuan
dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan..
Return On Assets (ROA) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 336)
c. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal
sendiri yang dimiliki.
Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 336)
Dalam penelitian ini jenis rasio keuntungan yang digunakan
adalah Return on assets (ROA), dengan alasan bahwa semakin tinggi
ROA, maka efektivitas kegiatan operasional manajemen dalam
mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan
2.2.3. Pertumbuhan laba
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan,
selain itu laporan keuangan juga merupakan alat untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan (Harahap, 2002 : 105). Inti dalam pelaporan
keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang tersedia
dengan mengukur laba (earning). Informasi laba dapat membantu pemilik
atau pihak lain dalam melakukan penaksiran atas kemampulabaan (earning
power) perusahaan dimasa yang akan datang. (Widyastuti, 2004 : 25)
Menurut Munawir (2000 : 68) laba merupakan sebagai alat untuk
mengukur kinerja perusahaan, yang memberikan informasi berkaitan
dengan tanggung jawab menajemen dalam pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.
Selanjunya menurut Choriri dan Ghozali, (2001) (dalam Widyastuti,
2004 : 27) mendefinisikan laba adalah perubahan dalam capital perusahaan
diantara dua investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik, dimana
capital dinyatakan dalam bentuk nilai dan didasarkan pada skala
pengukuran tertentu.
Sedangkan menurut Sumarso (1994) dalam Susiono, 2002 : 11) laba
bersih adalah selisih bersih pendapatan atas biaya - biaya yang dibebankan
dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan
usaha.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laba
adalah selisih anatara pendapatan dengan biaya, dimana pendapatan lebih
Pertumbuhan laba yang baik mengisyaratkan bahwa perusahaan
mempunyai laba yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai
perusahaan. (Sharpe, 1995 : 220 - 221)
Dalam penelitian ini tingkat pertumbuhan laba adalah selisih laba
pada saat sekarang dikurangi laba tahun sebelumnya dibagi dengan laba
sebelumnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan
satuan pengukurannya adalah rupiah (%).
Pertumbuhan Labadapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Meythi (2005 : 260)
2.2.4. Pengaruh Cash Rasio (CR) Terhadap Pertumbuhan Laba
Cash Rasio adalah merupakan rasio yang membandingkan antara
kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang
lancar. Dengan Rasio ini para investor dapat mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus
dipenuhi. Selain itu itu rasio ini juga bisa digunakan untuk mengukur
tingkat keamanan kreditur jangka pendek, serta mengukur apakah operasi
perusahaan tidak akan terganggu bila kewajiban jangka pendek ini segera
ditagih (Sutrisno, 2003: 247)
Para investor sebelum menanamkan modalnya, mereka harus
mengetahui bagaimana keadaan dari rasio tersebut, hal ini dilakukan untuk
memperkecil resiko yang akan dihadapi dimasa yang akan datang, rasio ini
dijadikan jaminan utang yang dimilik oleh perusahaan, semakin besar
aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, maka resiko pengembalian
dana investasi dari para investor akan sedikit, hal ini akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba perusahaan..
Teory Keuangan yang dikemukakan oleh Miller (1963) menyatakan
“penggunaan hutang mengakibatkan penghasilan setelah pajak yang
tersedia bagi pemegang saham menjadi lebih besar daripada perusahaan
tidak menggunakan hutang
2.2.5. Pengaruh Debt Ratio (DR) Terhadap Pertumbuhan Laba
Debt Ratio (DR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang (Sutrisno,
2003 : 289).
Seorang investor atau calon investor tidak hanya melihat
kemungkinan tingkat pengembaliannya, akan tetapi juga akan melihat
seberapa besar resiko yang ditanggung perusahaan. Semakin besar hutang
yang dipakai untuk mendanai perusahaan maka tingkat resikonya juga
semakin tinggi. Tetapi apabila perusahaan dapat mempertahankan tingkat
resiko serendah mungkin maka membuat investor tidak akan khawatir
dalam melakukan investasi. Sehingga kepercayaan investor akan tinggi
terhadap suatu perusahaan (Sutrisno, 2003 : 290).
Expectany Value theory yang dikemukakan oleh Vroom (1964)
menyatakan bahwa orang dimotivasi untuk bekerja bila mengharapkan
menilai balas jasa sebagai hasil dari usaha-usaha mereka. Teori ini
menunjukan bahwa perusahaan dapat mempertahankan tingkat resiko
serendah mungkin dalam menggunakan hutang yang dipakai untuk
mendanai perusahaan dengan harapan investor tidak akan khawatir dalam
melakukan investasi
2.2.6. Pengaruh Perputaran Aktiva Terhadap Pertumbuhan Laba
Perputaran Aktiva merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva
dalam menghasilkan penjualan. Rasio perputaran aktiva ini adalah salah
satu dari beberapa petunjuk yang secara bersama-sama dapat menunjukkan
kinerja yang baik atau kurang baik dari suatu perusahaan (Helfert, 1996:
78).
Dengan melihat rasio ini, kita bisa mengetahui efektivitas
penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan (Darsono, 2005: 60).
Untuk itu pihak manajemen harus bisa mengelola aktiva yang dimiliki
perusahaan dalam operasional perusahaan semaksimal mungkin agar
menghasilkan laba yang maksimal. Semakin tinggi nilai rasio ini
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik.
2.2.7. Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Pertumbuhan Laba Return On Assets (ROA) merupakan rasio keuntungan yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan operasional manajemen
dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan
tersebut dikatakan menggunakan assets yang ada dengan efisiensi dan
efektif, sehingga para pemegang saham percaya akan tingkat pengembalian
atas modal yang mereka tanamkan dan hal ini berarti perusahaan
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Teori Path Goal yang dikemukakan oleh Luthans (1995),
menyatakan “Goal theory indicated that an individual behavior is
regulated by his or her conscious idea intention” yang artinya bahwa
penilaian kinerja ini dapat memberikan umpan balik bagi manajemen
bawah dan manajemen menengah tentang bagaimana manajemen puncak
menilai kinerja mereka dalam mendayagunakan seluruh aktiva perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di
atas, maka untuk mendukung hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,
dapat di buat premis-premis sebagai berikut :
Premis 1 : Return On Asset (ROA) merupakan rasio keuntungan yang
paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba.(Meythi,
2005)
Premis 2 : Rasio Solvabilitas dan Rasio Aktivitas berpengaruh Terhadap
Rasio Kemampulabaan (Anita Rahmawati, 2002)
Premis 3 : Dengan melihat rasio perputaran aktiva, kita bisa mengetahui
efektivitas penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan
Premis 4: Pertumbuhan laba yang tinggi mengisyaratkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik
(Sharpe, 1995 : 220 - 221)
Berdasarkan perumusan masalah serta fakta-fakta pendukung yang
telah diuraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah kerangka pikir seperti
ini ditunjukkan pada gambar 2.1, sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
2.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang dapat
digunakan sebagai dugaan sementara adalah diduga ada pengaruh Cash ratio
(CR), Debt Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA)
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT.
Bursa Efek Indonesia (didukung oleh premis 1, 2, 3, dan premis 4) Pertumbuhan laba
(Y)
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
Cash Ratio (X1)
Debt Ratio (X2)
Perputaran Aktiva (X3)
Return On Assets
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan
(Nazir, 2005: 126).
Penelitian ini menggunakan 4 (empat) variabel bebas (X) yang
meliputi Cash Ratio (CR) (X1), Debt Ratio (DR) (X2), Perputaran Aktiva
(X3), dan Return On Assets (ROA)(X4) dan 1 (satu) variabel terikat (Y) yaitu
pertumbuhan laba.
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) 1. Cash Ratio (CR) (X1)
Cash ratio (CR) adalah merupakan rasio yang membandingkan
antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan
hutang lancar.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan
pengukurannya adalah kali (x).
Cash Ratio (CR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 332) Lancar
Hutang Efek Kas
Ratio
ash
2. Debt Ratio (DR) (X2)
Debt Ratio (DR) digunakan untuk mengukur berapa besar aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh kreditur.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan
pengukurannya adalah kali (x).
Debt Ratio (DR) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 333)
3. Perputaran Aktiva (X3)
Perputaran aktiva merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan
aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan
pengukurannya adalah kali (x).
Perputaran Aktiva dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 334)
4. Return On Assets (ROA) (X4)
Return on assets (ROA) juga disebut sebagai rentabilitas
ekonomis, merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio dan satuan
Return On Assets (ROA)dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Riyanto (1998 : 336)
Variabel Terikat (Y) Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan Laba adalah merupakan selisih laba pada saat sekarang
dikurangi laba tahun sebelumnya dibagi dengan laba sebelumnya.
Pertumbuhan laba yang baik mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai
laba yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala ratio dan satuan
pengukurannya adalah rupiah (%).
Pertumbuhan Labadapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Meythi (2005 : 260)
3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah himpunan individu, unit, elemen, yang memiliki ciri
atau karakteristik yang sama (Sugiyono, 2006 : 55), Dari pengertian
tersebut maka populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
data laporan keuangan perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa
Efek Indonesia per 31 Desember 2006 sampai per 31 Desember 2010,
tercatat sebanyak 19 perusahaan.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi (Sugiyono, 2006 : 56). Teknik
pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan suatu
penelitian, untuk itu teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel
yang ditujukan untuk tujuan tertentu dan berdasarkan kriteria – kriteria
yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2006 : 78).
Adapun kriteria – kriteria dalam pengambilan sampel tersebut yaitu
antara lain :
1. Perusahaan sampel adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di PT.
Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2006 sampai per 31 Desember
2010, serta yang masih aktif dalam melakukan perdagangan saham
2. Perusahaan sampel adalah perusahaan otomotif yang mempunyai
laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen
3. Perusahaan sampel adalah perusahaan otomotif selama 5 (lima) tahun
berturut – turut yaitu tahun 2006 – 2010 memperoleh laba.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan
sampel tersebut di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 7 perusahaan, yaitu sebagai berikut
1. PT. Astra Otoparts Tbk
2. PT. Branta Mulia Tbk
3. PT. Intraco Penta Tbk
4. PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
5. PT. Selamat Sempurna Tbk
6. PT. Tunas Ridean Tbk
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu berupa
laporan Neraca per 31 Desember 2006 sampai dengan per 31 Desember
2010 dan Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2005 sampai dengan per 31
Desember 2010, dan sumber data berasal dari PT. BEI.
3.3.2. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi
yaitu mengkopi, mencatat, mempelajari, dan menganalisa laporan keuangan
tahunan (Anual report), dari perusahaan yang dijadikan sampel dan tersedia
di PT. Bursa Efek Indonesia dan terdiri dari laporan Neraca per 31
Desember 2006 sampai dengan per 31 Desember 2010 dan Laporan Laba
Rugi per 31 Desember 2005 sampai dengan per 31 Desember 2010, dan
sumber data berasal dari PT. BEI..
3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali, (2002 : 74) Uji Normalitas merupakan suatu alat
uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang
digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji
dengan metode Kolmogorov Smirnov
Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai
probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka data tersebut
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda. Dalam persamaan regresi linier berganda harus bersifat
BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan
melalui uji regresi ini tidak bias (Sesuai dengan tujuan) Untuk mengambil
keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang
tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu tidak boleh ada
autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedasitas (Gujarati, 1999 : 153)
1. Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah dalam
suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2002 : 61).
Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala
autokorelasi adalah uji Durbin Watson.
Menurut Santoso (2001 : 218) deteksi adanya Autokolerasi
adalah :
a. Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti ada Autokolerasi positif.
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada
Autokolerasi.
2. Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
(Ghozali, 2002 : 57). Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas
Multikolinieritas (Ghozali, 2002 : 57-59)
3. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2002: 69). Alat uji yang
digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara
kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan uji
korelasi Rank Spearman.
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Sig (2-tailed) >
0,05, maka maka hal ini berarti dalam model regresi tidak terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya atau bebas Heteroskedastisitas (Santoso, 2001 : 301)
3.5. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Adapun model persamaan regresi yang digunakan yaitu sebagai berikut
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e
(Djarwanto, 2001 : 176)
Keterangan :
Y = Pertumbuhan laba
X2 = Debt Ratio (DR)
X3 = Perputaran aktivar
X4 = Return On Assets (ROA)
bo = Konstanta
b1,2,3,,4 = Koefisien regresi
e = Standart Error
3.5.2. Uji Hipotesis
3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model atau Uji F
Uji ini dilakukan untuk menguji sesuai tidaknya model regresi
yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt Ratio
(DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA) terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa
Efek Indonesia
Prosedur Uji F :
1. H0 : b1,,,b4 = 0 (artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok
guna melihat pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt
Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets
(ROA) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia)
H1 : b1,,,b4≠ 0 (artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna
melihat pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt Ratio
(DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets
(ROA) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05.
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna
melihat pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt Ratio (DR),
Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA) terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT.
Bursa Efek Indonesia
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat
pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt Ratio (DR), Perputaran
Aktiva, dan Return On Assets (ROA) terhadap pertumbuhan laba
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa Efek
Indonesia.
3.5.2.2. Uji Parsial atau Uji t
Uji ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan secara
empiris pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt Ratio (DR), Perputaran
Aktiva, dan Return On Assets (ROA) secara parsial terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa
Efek Indonesia.
Prosedur Uji t :
1. H0 : bj = 0 (artinya tidak ada pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt
Ratio (DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets
(ROA) secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di PT. Bursa Efek
H1 : bj≠ 0 (artinya ada pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt Ratio
(DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA)
secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia).
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05
3. Kriteria keputusan :
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak,
yang berarti tidak ada pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt Ratio
(DR), Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA) secara
parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif
yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima,
yang berarti ada pengaruh dari Cash ratio (CR), Debt Ratio (DR),
Perputaran Aktiva, dan Return On Assets (ROA) secara parsial
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 perusahaan
Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Untuk itu lebih jelasnya,
berikut ini merupakan gambaran umum dari masing-masing perusahaan yang
dijadikan sampel, yaitu :
1. PT. Astra Otoparts, Tbk
PT. Astra Otoparts, Tbk didirikan dengan berdasarkan akta
Notaris No. 150, yang dibuat dihadapkan Eliza Pondang, SH, tanggal 20
Febuari 1957.
Ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah bergerak dibidang
industri kendaraan bermotor, alat-alat berat dan sektor usaha elektronik
dengan kantor pusat yang berkedudukan di Gedung AMDI 2th Floor,
tepatnya di Jl. Gayah Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta dan perseroan
memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1958.
2. PT. Branta Mulia, Tbk
PT. Branta Mulia, Tbk, didirikan pada tanggal 8 Juli 1981,
dengan berdasarkan akta Notaris No. 83 yang dibuat dihadapkan Ridwan
Suselo, SH.
Perseroan bergerak dalam bidang Industri pembuatan dan
pemasaran ban, Filamen yarn, nylon tire cord (Benang nilon untuk ban)
dan bahan baku untuk polyester (purified terepthalic acid), dengan
Jendral Sudirman Kav. 70-71 Jakarta, dengan pabrik berlokasi di Jl.
Pahlawan Desa Karang Asem Timur Citeureup, Bogor. dan Perseroan
memulai kegiatan operasi secara komersial pada tanggal 1 April 1987.
3. PT. Intraco Penta, Tbk
PT. Intraco Penta, Tbk, didirikan pada tanggal 10 Mei 1975,
dengan berdasarkan akta Notaris No. 13 yang dibuat dihadapkan Milly
Karmila Sareal, SH.
Perseroan bergerak dalam bidang perdagangan dan penyewaan
alat – alat berat dan suku cadang serta memberikan jasa pelayanan yang
berkenaan dengan perakitan dan perbengkelan, dengan kantor pusat yang
berkedudukan di Jl Pangeran Jayakarta No. 115 Blok C1-2-3 Jakarta dan
Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1975.
4. PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk
PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk, didirikan pada tanggal 20
April 1988, dengan berdasarkan akta Notaris No.63 yang dibuat
dihadapkan Lukman Kirana, S.H.
Perseroan bergerak dalam bidang usaha industri ban yang
mencakup usaha pembuatan ban untuk semua jenis kendaraan bermotor,
dengan kantor pusat dan pebriknya yang berkedudukan di Jl. Raya
Lemahabang KM 58,3, Cikarang Timur, propinsi Jawa Barat, dan
Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1995.
5. PT. Selamat Sempurna, Tbk
PT. Selamat Sempurna, didirikan pada tanggal 19 Januari 1976,
dengan berdasarkan akta Notaris No.207 yang dibuat dihadapkan