• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

IKA KHOIROTUL AFIFAH 0711010042/FE/IE

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik tugas penyusunan skripsi ini dengan judul “ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA“ Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian skripsi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ VETERAN” Jawa Timur di Surabaya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan, bimbingan, serta motivasi yang sangat berharga dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada : Ibu Dra .Ec . Niniek Imaningsih ,MP selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan suatu bimbingan, pengarahan, dorongan ,masukan, dan saran dengan tidak bosan-bosannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. IR. Teguh Soedarto, MP Selaku Rektor Utama Universitas Pembangunan Nasional “ VETERAN “ Jawa Timur di Surabaya, yang telah memberikan banyak bantuan berupa sarana fasilitas perijinan guna guna pelaksanaan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Pembangunan Nasional “VETERAN “ Jawa Timur di Surabaya.

(3)

sebaik-baiknya.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Pembanguna Nasional “ VETERAN “ Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan dan membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

6. Dan Semua Pihak yang namanya tidak dapat disebutkan yang telah banyak membantu penulis dalam memudahkan penyusunan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Semoga Allah SWT berkenan dan memberikan balasn, limpahan rahmat, serta karunia-Nya, atas segala amal kebaikan serta bantuan yang telah diberikan.

Besar harapan bagi penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai bahan kajian maupun sebagai salah satu sumber informasi dan bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya , Maret 2011

(4)

Ika Khoirotul Afifah

Abstraksi

Jumlah uang beredar pada 1 periode merupakan hasil prilaku penguasa

moneter yang dalam hal ini adalah bank sentral , bank-bank umum dan

masyarakat (termasuk lembaga keuangan bukan bank) .

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kurs Valuta Asing, Investasi, Impor dan Produk Domestik Bruto berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia dan untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan kurun waktu lima belas tahun (1995-2009), dimana data tersebut diperoleh dari Bank Indonesia Jawa Timur. Model analisis ini menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 62,608 > Ftabel sebesar 3,48

maka H0 ditolak dan Hi diterima. Sedangkan uji pengaruh masing-masing variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat digunakan uji t, yaitu variabel Kurs Valuta Asing thitung sebesar 4,910 > ttabel sebesar 2,228 yang berarti secara parsial

Kurs Valuta Asing (X1) yang berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang

Beredar Di Indonesia (Y). Variabel Investasi (X2) thitung sebesar 2,443 > ttabel

sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Investasi (X2) yang berpengaruh secara

nyata positif terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia (Y). Variabel Impor (X3) thitung sebesar -1,246 < ttabel sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Impor

(X3) tidak berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia

(Y). Variabel Produk Domestik Bruto (X4) thitung sebesar 8,710 > ttabel sebesar

2,228 yang berarti secara parsial Produk Domestik Bruto (X4) yang berpengaruh

secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia (Y).

Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data yang dilakukan, maka diketahui bahwa Kurs Valuta Asing (X1), Investasi (X2), Impor (X3),dan Produk

Domestik Bruto (X4) berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di

Indonesia (Y). Dan dari semua variabel bebas yang mempunyai pengaruh paling dominan adalah Kurs Valuta Asing (X1).

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan ... 9

2.2.1.1. Jenis Bank... ... 10

2.2.1.2. Fungsi Bank... ... 11

2.2.2. Uang ... ... 12

(6)

2.2.4. Teori Permintaan Uang... 18

2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang..……… 18

2.2.4.2. Teori Permintaan Keynes………... 19

2.2.5. Teori Penawaran Uang..……… 21

2.2.5.1. Teori Penawaran Uang…………. …... 21

2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern……… 23

2.2.6. Gross Domestik Bruto……… 24

2.2.6.1. Dua Alur Produk Nasional : Alur Barang Dan Alur Penghasilan……… 26

2.2.6.2. Pendekatan Alur Produk……….. 27

2.2.6.3. Pendekatan Penghasilan atau Pendekatan Biaya………. 28

2.2.7. Kurs Valuta Asing………. 28

2.2.7.1. Hubungan Kurs Valuta Asing Terhadap Jumlah Uang Beredar……… 32

2.2.8. Investasi………. 33

2.2.8.1. Pengertian Investasi……….. 33

2.2.8.2. Teori Investasi………... 34

2.2.8.3. Macam-macam Investasi………. 36

(7)

2.2.9.3. Dampak-dampak Pemberlakuan Impor.. 44

2.2.10. Produk Domesti Bruto……….… 44

2.3. Kerangka Pikir……… 47

2.4. Hipotesis ………...… 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 50

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 51

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 51

3.3.1. Jenis Data... 51

3.3.2. Sumber Data... 52

3.3.3. Pengumpulan Data... 52

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 53

3.4.1. Teknik Analisis ... 53

3.4.2. Uji Hipotesis... 55

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian…………... 62

(8)

4.2.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar... 65

4.2.2. Perkembangan Kurs Valuta Asing ... 65

4.2.3. Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing... 66

4.2.4. Perkembangan Impor ...………... 67

4.2.5. Perkembangan Produk Domestik Bruto………... 68

4.3. Hasil Analisis Asumsi regresi Klasik (BLUE / Best Linier Unbiased Estimator) ... .... 69

4.3.1. Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 74

4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan ………..…... 75

4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial ………...…... 77

4.3.4. Pembahasan………...………... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan... 85

5.2.Saran... 87

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Gambar 1 : Kurva Permintaan Keynes ...19

Gambar 2 : Kurva Penawaran Uang………...22

Gambar 3 : Kurva Alur Melingkar dari Kegiatan Ekonomi Makro...26

Gambar 4 : Kurva Sistem Kurs Tetap... 30

Gambar 5 : Kurva Nilai Tukar Mengambang Bebas……… 31

Gambar 6 : Kurva Suku Bunga dan Pengeluaran Investasi……… 39

Gambar 7 : Kerangka Pikir………... ...49

Gambar 8 : Kurva Distribusi Penolakan/Penerimaan Hipotesis Secara Simultan………. 56

Gambar 9 : Kurva Distribusi Penolakan/Penerimaan Hipotesis Secara Parsial……….. 57

Gambar 10 : Kurva Durbin Watson……….. 59

Gambar 11 : Kurva Statistik Durbin Watson... 71

Gambar 12 : Kurva Distribusi Kreteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan Atau Keseluruhan... 76

Gambar 13 : Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Kurs Valas Asing (X1) Terhadap Jumlah Uang Beredar (Y)………. 78

(10)

Produk Domestik Bruto(X4) Terhadap Jumlah Uang

(11)

2009... 65

Tabel 2 : Perkembangan Kurs Valuta Asing tahun

1995-2009... 66

Tabel 3 : Perkembangan Investasi Tahun

1995-2009……...………... 67

Tabel 4 : Perkembangan Impor 1995 – 2009... 83

Tabel 5 : Perkembangan Produk Domestik Bruto Tahun 1995-

2009... 69

Tabel 6 : Tes Multikolinier... 71

Tabel 7 : Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman

Korelasi... 73

Tabel 8 : Analisis Varian (ANOVA)………...… 75

Tabel 9 : Hasil Analisis Variabel X Terhadap Y... 77

(12)

Lampiran 2 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Untuk Y(Descriptive

Statistics, Variables Entered / Removed, Model Summary, dan

ANOVA)

Lampiran 3 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda (Coefficients, Collinearity

Diagnostics)

Lampiran 4 : Tabel Pengujian Nilai F

Lampiran 5 : Tabel Pengujian Nilai t

(13)

1.1LATAR BELAKANG

Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dalam sejarah peradaban

manusia adalah uang.Tidak perlu di perdebatkan apakah uang merupakan

penemuan ilmiah atau bukan.Satu hal yang pasti ialah bahwa dengan di

temukannya uang, hidup manusia menjadi lebih mudah di banding dengan

masa lalu sebelum di temukannya uang.Dengan adanya uang, transaksi yang

dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu di batas

oleh waktu. Dewasa ini uang sebagai institusi ekonomi dan komoditas

mempunyai peran penting dalam perekonomian.(Manurung dan

Rahardja,2004:33)

Pengertian uang sebagai institusi adalah uang telah diterima sebagai alat

pembayaran maupun alat penyimpanan nilai. Dengan demikian penggunaan

kehidupan sehari-hari sudah menjadi pola pikir yang baku. Mengingat fungsi

utama dari sebuah intuisi adalah mempermudah kehidupan manusia, baik

secara individu atau sekelompok, maka dapat dikatakan siapapun yang hidup

di zaman moderen akan mengalami kesulitan jika tak mau menerima uang.

Uang sebagai institusi ekonomi mempunyai fungsi untuk meningkatkan

kemampuan manusia melakukan alokasi sumber daya ekonomi.ini berkaitan

(14)

nilai, dan standar pembayaran di masa mendatang. Dengan fungsi-fungsi

tersebut manusia semakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui

peningkatan efisiensi alokasi sumber daya ekonomi.

Banyak faktor yang mempengaruhi naik turunnya jumlah uang beredar di

Indonesia baik dalam arti luas ( M2 ) maupun arti sempit ( M1 ), antara lain

suku bunga kredit , tingkat inflasi , investasi , pengeluaran pemerintahan dan

cadangan devisa ( Murtono Soenhadji, 2002:57 )

Dengan menganggap bahwa kedua perbandingan (rasio) tersebut konstan

untuk satu dekade tertentu, maka penguasa moneter bisa mengendalikan

secara langsung dengan cadangan perbankan. Namun kenyataanya tidak

sesederhana itu. Jumlah uang beredar pada satu periode merupakan hasil

perilaku penguasa moneter yang dalam hal ini adalah bank sentral, bank-bank

umum dan masyarakat (termasuk lembaga keuangan bukan bank). Secara

bersama-sama bank sentral menentukan besarnya uang inti. (anonim, 2001 :8)

Perubahan dalam jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap

kegiatan perekonomian di berbagai sektor. Dengan demikian pengelolaan

terhadap jumlah uang beredar harus selalu di lakukan dengan hati-hati dengan

mempertimbangkan pengaruh yang akan terjadi. Dijelaskan bahwa pengaruh

uang dalam masyarakat telah melenyapkan sifat tolong menolong yang

merupakan karakteristik dalam masyarakat. Uang telah memegang peran

penting dalam kehidupan manusia. Pada umumnya setiap orang berusaha

(15)

Nampaknya uang telah menjadi tujuan setiap orang dengan segala macam

kegiatannya. (Manullang, 1980:6)

Undang-undang nomor 23 tahun 1999 memberikan wewenang kepada

bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter terutama dalam

rangka mengendalikan dan menjaga kesetabilan nilai tukar rupiah terhadap

valuta asing untuk menjaga kesetabilan rupiah, bank sentral dapat

mengadakan penjualan mata uang rupiah dengan melakukan pembelian valuta

asing seperti dolar amerika. Penambahan jumlah dolar Amerika akan

meningkatkan cadangan internasional sehingga akan meningkatkan jumlah

uang beredar (sasana, 2006:32)

Dengan memberikan kredit kepada beberapa sektor perekonomian, baik

melancarkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, bank

merupakan pemasok (supplier) dari sebagian besar uang beredar di mana

dapat di gunakan sebagai alat tukar dan alat pembayaran sehingga mekanisme

kebijakan moneter dapat berjalan. (Suyatno,dkk,1993,Xi)

Kurs valuta asing dalam periode waktu dapat saja tetap nialinnya. Artinya

tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu dari waktu tersebut. Akan

tetapi pada umumnya biasanya kurs mata uang itu seringa mengalami

fluktuasi, bahkan ada kalanya mengalami goncangan atau gejolak yang besar.

Investasi di artikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman –

penanaman modal dan perlengkapan produksi untuk membeli barang barang

(16)

memproduksi barang - barang dan jasa – jasa yang tersedia dalam

perekonomian. (Sukirno, 1998 : 106)

Impor merupakan proses memesukkan barang dari luar Negri ke dalam

wilayah dalam negri dengan memenuhi ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Produk Domestik Bruto merupakan jumalah barang dan jasa akhir yang di

hasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan di nyatakan dalam

harga pasar .

Dapat di lihat bahwa Kurs, Investasi, Impor dan Produk Demostik Bruto

merupakan hubungan dari beredarnya uang .

Berdasarkan uraian diatas maka sangat menarik untuk diamati mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar, terutama adanya

sistem moneter dan perbankan di Indonesia.

1.2PERUMUSAN MASALAH

Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka dapat di rumuskan

masalah sebagai berikut

1. Apakah Kurs Valuta Asing , Jumlah Investasi, , Impor, dan Produk

Domestik Bruto mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Jumlah Uang

Yang Beredar di Indonesia?

2. Faktor apakah yang dominan dalam mempengaruhi jumlah uang yang

(17)

1.3TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah di kemukakan

di atas, maka tujuan yang hendak di capai sehubungan dengan penelitian

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Kurs Valuta Asing, Jumlah Investasi ,Impor

dan Produk Domestik Bruto terhadap jumlah uang yang beredar di

Indonesia.

2. Untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan dalam

mempengaruhi jumlah uang beredar di Indonesia.

1.4MANFAAT PENELITIAN

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah di kemukakan diatas,

maka manfaat yang hendak di capai sehubungan dengan penelitian adalah:

Manfaat penelitian:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan pengalaman

dan pengetahuan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi Jumlah

Uang Beredar di Indonesia.

2. Bagi institusi yang terkait Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan

pengambilan keputusan dalam menentukan kebijaksanaan dalam

mengontrol jumlah uang yang beredar dan mencapai tujuan stabilitas

(18)

3. Bagi mahasiswa

Sebagai masukan dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan masalah moneter dan Jumlah Uang Yang Beredar.

4. Bagi universitas

Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat khususnya bagi fakultas

(19)

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubugan dengan Jumlah Uang Beredar pernah

disampikan oleh beberapa penelitian, antara lain :

1. Ani purwati (2005 :13 ) dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Beberapa

Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia “ Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan pengujian secara keseluruhan atau simultan (uji F),

(X1) pendapatan nasional, (X2) tingkat bunga kredit (X3) inflasi dan (X4) jumlah

kantorbank dengan variable terikat (Y) jumlah uang beredar dimana, F hitung

(989,125)> F table (3,48).

2. Wijoyo (2002:60) dalam penelitian yang berjudul “Beberapa faktor yang

mempengaruhi jumlah uang beredar Di Indonesia”. Hasil penelitian secara

kuantitatif statistik menunjukan bahwa tingkat suku bunga kredit (X1),

pendapatan nasional (X2), suku bunga SBI (X3) secara simultan bersama-sama

berpengaruh positif terhadap variabel terikat jumlah uang beredar (Y) dimana ,F

hitung (588,255)>F tabel (4,76). Secara parsial pendapatan nasional dan suku

bunga SBI berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang beredar dimana t

hitung (14,534)>t tabel (2,447) untuk X1 t hitung (7,592)>t tabel (2,447) untuk

X2, sedangkan tingkat suku bunga kredit tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah

uang beredar karena t hitung (-0,829)< t tabel (2,447).

3. Pratomo (2004:x) “Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang

(20)

pengeluaran pemeritah, investasi dan kurs valuta asing di dalam model cukup

bermakna memberikan kontribusi pengaruh terhadap jumlah uang beredar di

indonesia, sedangkan uji secara parsial diketahui suku bunga deposito dan

investasi tidak berpengaruh pada jumlah uang beredar di indonesia. Untuk lain

diantara pengeluaran pemerintah dan kurs valuta asing dinyatakan berpengaruh

terhadap jumlah uang beredar di indonesia.

4. Febriane (2004:x) “Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang

beredar Di Indonesia”. Secara simultan menunjukan adanya hubungan secara

nyata antara suku bunga kredit investasi (X1), nilai pembelian SPBU (X2), jumlah

kantor bank (X3) dan inflasi (X4) terhadap jumlah uang beredar (Y). Dari analisis

uji t, variabel suku bunga kredit investasi tidak berpengaruh terhadap jumlah uang

beredar, hal ini dikarenakan keadaan perekonomian Indonesia masih kurang stabil

membuat masyarakat enggan untuk memegang uang dalam bentuk riil. Variabel

nilai pembelian SPBU berpengaruh nyata terhadap jumlah uang beredar dimana.

Variabel jumlah kantor bank berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang

beredar.

Penelitan terdahulu dengan penelitian sekarang memang berbeda,

namun memiliki persamaan yaitu berkaitan dengan variabel terikat Jumlah Uang

Beredar tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang beredar

arti luas yakni M3 (uang kartal dan uang giral ditambah dengan uang kuasi ) dan

penelitian ini menggunakan variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya

(21)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Bank menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan

Pengertian bank yang terdapat pada pasal 1 undang – undang nomor

10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang – undang nomor 7 tahun 1992

tetang perbakan yakni bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan mengeluarkanya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf

hidup rakyat banyak (Dendawijaya,2003:17)

Berikut ini dikemukakan beberapa definisi bank dari berbagai

sumber lain :

1. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan

kredit,baik dengan alat – alat pembayaranya sendiri atau dengan uang yang

di perolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat –

alat penukar baru berupa uang giral (Simorangkir, 1991:18)

2. Bank adalah lembaga perantara keuangan yang mentrasfer dana dari para

pemberi pinjaman kepada para peminjam. (chendler, 1998:144)

3. Menururut Undang – undang nomor 14 tahun 1967 tentang dasar- dasar

perkreditan, bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran

uang (Suyatno 1991:3)

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat di simpulkan bawasanya

bank ialah lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari

(22)

masyarakat dalam bentuk kredit maupun dengan jalan mengedarkan alat – alat

penukar baru berupa uang giral serta jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang.

2.2.1.1. Jenis Bank

Berdasarkan Undang – Undang nomor 4 tahun 1998 terhadap berbagai

macam bank, namun hanya membagi dalam dua jenis, yaitu dilihat dari fungsinya,

dan dari segi kepemilikanya.

A. Dilihat dari segi fungsinya:

1. Bank sentral (Central Bank) adalah Bank Indonesia sebagaimana

yang di maksud dalam undang – undang 1945 dan berdasarkan

Undang – undang nomor 13 tahun 1968.

2. Bank Umum (Comercial Bank) adalah bank dalam pengumpulan

dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan

dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

3. Bank Tabungan (Saving Bank) adalah bank yang dalam

pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan

dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam

bentuk surat berharga.

4. Bank Pembangunan (Development bank) adalah bank yang dalam

pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk

deposito dan mengeluarkan surat berharga jangka menengah dan

(23)

5. Bank Desa (Rural Bank) adalah bank yang menerima simpanan

dalam bentuk uang dan natura (padi, jagung, palawija) dan dalam

usahanya memberikan natura kepada sektor pertanian dan

pedesaan. (Suyatno dkk, 1997:15)

B. Dilihat dari segi kepemilikanya:

1. Bank Umum milik pemerintah, yaitu bank yang hanya dapat di

dirikan berdasarkan Undang – Undang.

2. Bank Umum milik Swasta, yaitu bank yang hanya dapat didirikan

dengan menjalankan usaha setelah mendapat izin dari menteri

keuangan dengan pertimbangan dari Bank Indonesia.

3. Bank Koperasi, yaitu bank yang modalnya berasal dari

perkumpulan – perkumpulan koperasi (Suyatno dkk, 1997:15)

2.2.1.2. Fungsi Bank

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkanya kembali pada masyarakat untuk berbagi tujuan atau sebagai

financial intermediary.

Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai berikut:

a. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah Trust atau kepercayaan, baik

dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan

mau menitipkan dananya di bank apabila di landasi oleh unsur

(24)

b. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu moneter dan sektor

riil, tidak dapat di pisahkan. Keda sektor tersebt berinteraksi saling

mempengaruhi sat dengan yang lain.

c. Agent of Services

Disamping melakkan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank

juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.

Jasa – jasa yang di tawarkan bank ini erat kaitanya dengan kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum (Susilo dkk, 2000:6)

2.2.2. Uang

2.2.2.1. Pengertian Uang

Berdasarkan definisi uang menurut penulis ekonomi adalah sebagai

berikut :

1. Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran

barang-barang (Robertson dalam Manulang,1983:13)

2. Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayar hutang

(Sayers dalam Manulang 1983:13).

3. Uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat penukar

(Pigou dalam Manulang, 1983:14).

4. Uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima

umum dalam pembayaran pembelian barang-barang, jasa-jasa dan untuk

(25)

5. Uang adalah kekayaan dengan mana (dimana) atau pemilik kekayaan

dapat melunaskan hutangnya dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga

(Hart dalam Manulang,1983:14)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan , uang

adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat pembayaran untuk

pembelian barang dan jasa, pembayaran hutang dan penimbunan kekayaan.

2.2.2.2. Fungsi Uang

Menurut Iswardono (1996:6-9), uang merupakan beberapa

fungsi yaitu:

1. Satuan hitung (unit of account)

Dalam hal ini yang dimaksud adalah sebagai alat yang

digunakan untuk menunjukan nilai dari barang-barang dan jasa di jual

(beli), besarnya kekayaan serta menghitung besar kecilnya kredit atau

utang dapat dikaitkan sebagai alat yang di gunakan dalam menentukan

barang dan jasa.

2. Alat penukar

Sebagai alat mandasari adanya spesialisasi dan distribusi

dalam memproduksi masing-masing barang dengan uang, orang tidak

harus menukar barang yang diinginkan dengan barang yang di

produksinya di pasar sebagai alat penukar.

3. Penimbun kekayaan

Dengan menyimpan uang berarti menimbun kekayaan

(26)

mempermuda penukaran atau transaksi di saat atau pun di masa yang

akan datang.

4. Standar pencicilan utang

Begitu uang diterima umum sebagai alat penukar atau

satuan hitung maka secara langsung uang akan bertindak sebagai unit

atau satuan pembayaran cicilan utang ataupun juga untuk menyatakan

besaran utang kita. Dengan menggunakan uang tersebut kita dapat

melakukan pembayaran utang piutang secara tepat dan cepat baik secara

kontan atau angsuran.

2.2.2.3. Jenis-jenis Uang

Banyaknya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat

dipengaruhi oleh pemerintah, tetapi peranan dalam pengeluaran uang

bukan hanya dipengaruhi oleh pemerintah tetapi juga badan-badan

kredit. Hal ini yang menimbulkan dalam masyarakat terlihat berbagai

jenis uang yaitu:

1) Full Bodied Money,Merupakan mata uang yang nilai materinya

sama dengan nilai yang tertulis di dalam mata uangnya. Jadi mata

uang yang nilai materinya sama dengan nilai nominalnya disebut

full bodied money. Hal ini hanya mugkin terdapat pada mata

uang yang terbuat dari logam-logam mulia dan jika didalam

masyarakat tersebut dipenuhi dua syarat yaitu:

a) Ada kebebasan masing-masing orang untuk menempa

(27)

b) Tiap orang mempunyai hak yang terbatas dalam

menyimpan uang logam.

Adanya dua syarat tersebut, dapat menyebabkan terjadi kesamaan

dua nilai, maka orang cenderung melebur mata uang ini berakibat

cenderung turunnya harga logam dipasar.

2) Token Money

Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya

(nilai moneter ) lebih tinggi dari intrintiknya. Contoh dari token

money adalah uang yang dibuat dari kertas. Jadi baik uang kertas

bank maupun uang kertas pemerintah adalah token money.

Perbedaan full bodied money dengan token money adalah

jika pada token money mata uang hanya dibuat oleh badan-badan

tertentu seperti Bank sentral, pemerintah dan bank-bank deposito,

maka dalam full bodied money pencipta uang itu menjadi milik

masyarakat. (manulang, 1993:28)

3) Uang kertas

Umumnya negara-negara mata uang yang terbuat dari

kertas. Uang kertas dapat disebuat Folding money, karena uang

kertas dapat dilipat oleh pemegangnya.

Sebab-sebab banyak negara mempunyai mata uang yang terbuat dari

kertas:

a. Ongkos pembuatan mata uang kertas itu tidak

seberapa, jika dibandingkn dangan pembuat mata

(28)

b. Uang kertas mudah dibawa dari tempat yang satu ke

tempat yang lainnya.

c. Jika mata uang bertambah maka mudah untuk

mendapataknya.

4) Uang giral

Uang giral atau biasa disebut bank deposit money, adalah

hutang sesuatu bank kepada seseorang atau kepada suatu badan

perusahaan. Bank deposit money merupakan uang giral.

5) Near money

Time deposit money dan obligasi pemerintah disebut near

money, karena dalam waktu dekat kedua jenis uang tersebet dapat

menjadi uang. Karena dalam waktu dekat ia akan menjadi uang

biasa. Demikian obligasi pemerintah dianggap sebagai near money,

karena obligasi pemerintah dapat segarah menjadi uang dengan

menjual obligasi kepada anggota masyarakat atau kepada bank. .

(Manulang, 1993:28) .

2.2.3. Jumlah Uang Beredar

Jumlah Uang Beredar adalah setiap uang yang beredar selalu pergi ke

suatu tempat. Bila uang tidak di belanjakan, uang akan di hitung sebagai

bagian dari konsumsi yang di tahan. Dengan demikian dalam internal

balance, perekonomian moneter selalu dalam keadaan yang seimbang .

Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal ditambah

uang giral sedangkan dalam arti luas adalah M1 ditambah deposito berjangka atau

(29)

uang beredar lebih luas (M3) adalah M1 ditambah dengan uang kuasi. (Boediono,

1985:3-6)

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas maka diambil

suatu batasan mengenai pengertaian Uang Beredar, yaitu:

1. Menurut Budiono (1985:4) uang beredar yang didefinisikan sebagai uang

kartal plus (atau currency plus Demand Deposit ) disebut uang dalam arti

sempit atau narrow money (M1).

M1 = C + DD

Dimana, C = currency ( uang kartal )

DD = demand deposit ( uang giral ).

2. Menurut Budiono (1985:6) uang dalam arti luas atau uang M2 adalah

kewajiban moneter sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang

diatas terdiri atas uang M1 ditambah deposito berjangka dan saldo tabungan

milik masyarakat pada bank-bank.

M2 = M1 + TD +SD

Dimana, TD = time deposits (deposito berjangka )

SD = saving deposits (saldo tabungan )

3. Menurut Budiono (1985:6) definisi uang beredar yang lebih luas adalah

M3, yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar

milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank.

M3 = M1 + QM

(30)

Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang

dapat memenuhi sebagian fungsi uang atau sementara kehilangan fungsinya

sebagai media pertukaran.(Insukindro,1993:78)

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diperoleh suatu

kesimpulan bahwa uang beredar adalah jumlah uang yang ada ditangan

masyarakat yang dapat berupa uang kartal, uang giral, deposito berjangka,

saldo tabungan dan uang kuasi”Quasi money” (M3)

2.2.4. Teori Permintaan Uang

2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang

Menurut Sukirno (2000:410) dalam menerangkan teori

kuantitas yang dilakukan oleh Irving Fisher digunakan persamaan aljabar

yang dimana persamaan pertukaran. Persamaan pertukaran tersebut

dinyatakan sebagai berikut :

MV = PT

Dimana :

M = Uang beredar

V = Kelakuan peredaran uang

P = Tingkat harga-harga

T = Jumlah barang-barang dan jasa yang diperjual belikan

didalam suatu tahun tertentu.

Didalam persamaan itu M diartikan dalam pengertian uang beredar

yang sempit. Ini berarti M adalah sama dengan jumlah uang kertas, logam

dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. Kelajuan peredaran

(31)

uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu

tahun. Dalam menentukan nilai P yang perlu diketahui adalah indeks

harga. Faktor yang terakhir dalam persamaan pertukaran diatas, yaitu

menunjukkan jumlah barang-barang jadi dan setengah jadi yang diperjual

belikan. (Sukirno, 1985 : 221).

2.2.4.2. Teori Permintaan Keynes

Pada hakekatnya Keynes mengemukakan fungsi uang yang lain,

yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange.

Teori ini dikenal dengan nama teori liquidity preference. (Boediono, 1985

: 27).

Keynes menggolongkan sebab-sebab keinginan untuk memegang

uang tunai dalam 3 golongan, yaitu :

1. Motif transaksi (transaction motive)

Alasan memiliki uang tunai dan tidak membelanjakannya ialah

untuk membiayai pembayaran-pembayaran atau kewajiban

yang harus dilakukan agar usahanya dapat berjalan terus.

Alasan menyimpan uang tunai untuk kebutuhan disebut dengan

transaction

2. Motif berjaga-jaga (precautionary motive)

Permintaan akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran

yang tidak reguler atau yang di luar rencana transaksi normal,

misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti

kecelakaan, sakit dan pembayaran tidak terduga lainnya.

(32)

3. Motif spekulasi (speculative motive)

Keynes memberi definisi speculative motive sebagai tujuan

untuk mendapatkan keuntungan karena mengetahui dengan

lebih baik dari pasar apa yang akan terjadi didalam masa depan.

Gambar 1 :

Sumber : Boediono , 2001 , Ekonomi Makro ,Penerbit BPEP, UGM,

Yogjakarta , Hal 156 0 Dt1 Dt2

r1 ro Tingkat bunga

0 Ds1 Ds2

Ds Tingkat bunga

Permintaan uang (a) Transaksi dan berjaga-jaga

Permintaan uang (b) Spekulasi

Dm(y2)

Dm(y1) Tingkat bunga

ro

Dm1

(33)

Kurva (a) menggambarkan permintaan uang untuk transaksi dan

berjaga-jaga. Kedua jenis permintaan kedua tersebut tidak dipengaruhi

tingkat bunga yaitu jumlahnya tetap tidak dipengaruhi tingkat bunga

Kurva Dt1 menggunakan permintaan untuk transaksi berjaga-jaga apabila

pendapatan nasional (Y1). Kedua jenis permintaan tersebut tergantung

pada pendapatan nasional, makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi

permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga.

Kurva (B) menggambarkan permintaan untuk spekulasi. Pada ro

peremintaan uang spekulasi adalah sebanyak Ds1 semakin menurun

tingkat bunga, semakin banyak permintaan uang untuk spekulasikarena

orang – orang akan lebih suka memegang uangnya dari pada obligasi.

Pada tingkat bunga r1 permintaan uang untuk spekulasi telah menjadi

sebanyak Ds2

Kurva (C) adalah kurva permintaan uang dalam perekonomian

yang merupakan gabungan antara permintaan untuk transaksi dan berjaga

– jaga dengan permintaan uang untuk spekulasi. Kurva Dm (y1) adalah

permintaan uang dalam perekonomian pada pendapatan nasional sebanyak

ro di bentuk dengan menjumlahkan Dm(y1) dengan Dm(y2).

2.2.5. Teori Penawaran Uang

2.2.5.1. Teori Penawaran Uang

Teori penawaran uang yang paling sederhana adalah merupakan

gambaran dari sistem standar emas. Disini emas dianggap sebagai

satu-satunya alat pembayaran. Uang Beredar atau uang yang ditawarkan di

(34)

Jumlah uang (emas) beredar bisa turun apabila, misalnya emas

dikirim keluar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran yaitu

untuk membayar barang-barang yang diekspor atau karena

industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot

emas yang ada sehingga mengurangi jumlah emas yang tersedia untuk alat

pembayaran atau karena produksi emas meningkat (misalnya

ditemukannya tambang baru).

Dalam sistem moneter seperti ini uang beredar benar-benar

ditemukan oleh proses pasar. Pada suatu perekonomian tertutup yang

menggunakan emas untuk alat pembayaran, penawaran uang hanya

bertambah apabila orang memproduksi emas (baru). semakin

bertambahnya jumlah emas yang tersedia dan sesuai dengan hukum pasar,

akan menyebabkan turunnya harga emas begitu sebaliknya. Apabila harga

emas turun, produksi emas berkurang atau berhenti dan ini cenderung

untuk menghentikan penurunan harga. (Boediono, 1998 : 117-118).

Gambar 2 : Kurva Penawaran Uang

Tingkat bunga (%)

LM

0 y0 y1 Pendapatan Nasional (Y)

Sumber : Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter. Buku 1 hal 137 r1

(35)

2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern

Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi

mempunyai peranan moneter yang penting seperti dahulu dalam sistem

standar emas. Dalam sistem standar kertas, sumber dari terciptanya uang

beredar adalah Otorita Moneter (pemerintah dan bank sentral) dan

lembaga keuangan (keduanya bersama-sama disebut sebagai “sistem

moneter”).Otorita moneter keuangan (perbankan) merupakan supplier

uang sekunder bagi masyarakat.

Proses penciptaan uang beredar adalah merupakan “proses pasar

artinya hasil interaksi permintaan dan penawaran dan bukan sekedar

pencetakan uang atau suatu keputusan pemerintah belaka. Misalnya pada

suatu waktu permintaan akan uang inti tidak “klop” dengan penawaran

uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan

melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan di sub-pasar uang inti

sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

(Boediono, 1998: 121).

Tindakan-tindakan ini tidak lain berupa usaha dari para pelaku

tersebut untuk mengubah struktur dan komposisi dari kekayaan yang ia

pegang menuju ke arah struktur dan komposisi yang ia inginkan.

Seandainya pasar uang inti dari otorita moneter kepada masyarakat,

misalnya pemerintah tiba-tiba menaikkan pembelanjaa karena kenaikan

gaji pegawai Negeri. Pada putaran pertama, tambahan uang inti tersebut

akan diterima oleh masyarakat dalam bentuk tambahan uang tunai (kartal)

(36)

kelebihan uang tunai berarti cadangan bank menjadi lebih besar dari

sebelumnya. Bank merasa kelebihan cadangan (uang tunai), kemudahan

mereka mungkin menanamkan kelebihan cadangan tersebut untuk

membeli SBI.

Kita lihat bahwa tambahan-tambahan uang inti yang berawal dari

pemerintah (otorita moneter), kembali kepada Bank Indonesia (otorita

moneter)meskipun tidak seluruhnya. (Boediono,1998: 122).

Tambahan uang inti dalam contoh diatas akhirnya akan menambah

jumlah uang beredar (M1 dan M2) setelah terjadi banyak kali putaran

penyesuaian. Beberapa besar tambahan jumlah uang beredar yang

akhirnya tercipta, tergantung pada sifat dari putaran-putaran penyesuaian

tersebut. Biasanya, tambahan uang beredar yang akhirnya diakibatkan oleh

tambahan uang inti adalah besar daripada tabungan uang inti tersebut.

Melalui proses penyesuaian portofolio tersebut sebenarnya telah terjadi

semacam “pelipatan” uang beredar atau terjadi proses multiplier. Proses

inikah yang merupakan inti dari teori mengenai penawaran uang.

(Boediono, 1998 : 76).

2.2.6. GDP (Gross Domestic Product)

GDP (Gross Domestic Product) adalah salah satu faktor ekonomi makro

yang merupakan suatu indikasi pertumbuhan ekonomi suatu Negara yang di

hitung berdasarkan nilai produk dari seluruh hasil industri suatu negara. Dengan

demikian GDP ini bisa di artikan sebagai indikasi kemakmuran masyarakat suatu

(37)

Negeri yang tercermin dalam GDP sangat besar pengaruhnya terhadap besar

kecilnya konsumsi masyarakat. (Boediono, 1981 :12)

Menurut Nodharus (2004:99) GDP (Gross Domestic Product) merupakan

pengukuran yang paling luas dari total out put barang dan jasa suatu Negara. Ini

merupakan jumlah nilai konsumsi ( C ), investasi Bruto ( I ), Pembelanjaan

Pemerintah atas barang dan jasa ( G ), dan Ekspor netto ( X ) yang di hasilkan di

dalam suatu Negara selama satu tahun tertentu.

Rumus GNP = C + I + G + X

GDP (Gross Domestic Product) adalah cara yang di gunakan untuk

mengukur perkembangan perekonomian berdasarkan nilai pasar barang dan jasa

akhir yang di produksi selama satu tahun oleh sumber daya yang ada di suatu

Negara.

Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa

Gross Domestic Product (GDP) ialah indikasi pertumbuhan ekonomi dan

kemakmuran masyarakat yang di hitung berdasarkan nilai produksi ( out put ) dari

seluruh hasil barang dan jasa suatu Negara dalam suatu periode tertentu dan

(38)

Gambar 3 : Alur Melingkar dari Kegiatan Ekonomi Makro $

Belanja Untuk Konsumsi

(a)

Barang – barang jadi dan jasa – jasa (roti,computer,potong rambut, dll)

(b) Jasa – jasa

(Tenaga kerja, tanah, dll)

Gaji, sewa, keuntungan, dll

$

Gambar : Gross Domestic Product dapat diukur sebagai (a) Alur Produk – produk

Jadi, atau secara Ekuivalen sebagai (b) Alur Biaya

Pada putaran bagian atas, para pembeli membeli barang jadi dan jasa. Total aliran

dolar dari pembelanjaan mereka setiap tahun merupakan satu ukuran dari Produk

Domestik Bruto. Putaran bagian bawah mengukur aliran tahunan dari biaya

output: penghasilan yang di bayarkan bisnis balam upah, uang sewa, bunga

deviden, dan keuntungan.

2.2.6.1. Dua Ukuran Produk Nasional: Alur Barang dan Alur Penghasilan

Seperti di tunjukkan dalam gambar, GDP dapat di ukur baik sebagai alur

produk maupun sebagai jumlah penghasilan.

Penjual Rumah Tangga

(39)

Untuk menunjukkan cara yang berbeda dalam mengukur GDP kita

mulai dengan membayangkan dunia yang amat di sederhanakan di mana

tidak ada pemerintahan, perdagangan asing, atau investasi. Untuk saat ini,

perekonomian kita yang kecil hanya menghasilkan barang – barang

konsumsi, yang merupakan barang barang yang di beli oleh rumah tangga

untuk memuaskan keinginan mereka.(catatan penting: Contoh pertama di

sederhanakan untuk menunjukkan gagasan dasar. Dalam contoh – contoh

realistis selanjutnya, kita akan menambahkan investasi, pemerintahan, dan

sektor asing) .

2.2.6.2. Pendekatan Alur Produk.

Setiap tahun masyarakat mengkonsumsi berbagai ragam barang

jadi dan jasa: seperti apel, perangkat lunak computer, dan blue jeans; jasa

seperti perawatan medis dan pangkas rambut.dalam kasus ini kita hanya

memasukkan barang jadi (barang yang dibeli dan di gunakan langsung

oleh konsumen). Rumah tangga membelanjakan pendapatan mereka untuk

barang – barang konsumen ini, seperti nampak pada putaran bagian atas

gambar 1. dengan menambahkan semua anggaran konsumsi yang di

belanjakan pada barang – barang jadi, kita akan sampai pada total GDP

ekonomi yang di sederhanakan ini.

Jadi, dalam perekonomian kita yang sederhana, kita dapat dengan

mudah menghitung pendapatan atau produk nasional dengan jumlah alur

tahunan dari barang – barang jadi dan jasa: ( harga Blue jeans X jumlah

(40)

semua barang jadi lainya.PDB di tetapkan sebagai total nilai uang dari alur

barang jadi yang di hasilkan oleh Negara tersebut.

2.2.6.3. Pendekatan Penghasilan atau Pendekatan Biaya

Cara kedua dan yang sama untuk menghitung GDP adalah

pendekatan penghasilan atau pendekatan biaya. Hal tersebut terlihat pada

putaran bagian bawah gambar 1. lewat pendekatan ini mengalir semua

biaya dalam upah yang di bayarkan kepada tenaga kerja, uang sewayang di

bayarkan kepada tanah, keuntungan yang di bayarkan kepada capital, dan

seterusnya. Tetapi biaya – biaya bisnis ini juga merupakan penghasilan

yang di terima rumah tangga dari perusahaan- perusahaan. Dengan

mengukur alur tahunan penghasilan atau pendapatan ini, para ahli statistic

kembali akan sampai pada GDP.

Oleh karena itu, cara kedua untuk menghitung GDP adalah sebagai total

penghasilan faktor (upah, uang sewa, dan laba) yang merupakan biaya

dalam menghasilkan produk – produk jadi masyarakat. (Samuelson dan

Nordhaus,2004).

2.2.7 Kurs valuta asing

Perbandingan antara dua mata uang beredar di sebut kurs valuta asing

(Foreign Exchange Rate ) (Nopirin, 1993 : 139 )

Kurs sebagai harga sifatnya sama saja dengan pembentukan harga barang2 yaitu

pembentukan berdasaran kekuatan permintaan dan penawarn. Harga atau nilai

tukar mata uang di tentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut ,

(41)

US Dollar pada khususnya, jauh lebih kecil di banding permintaannya, sehinga

harga mata uang asing menjadi mahal .

Perbedaan tingkat kurs timbul karena perbedaan hal antara lain: (Nopirin ,

1993 :164 )

1 .Perbedaan tingkat kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valas/bank.

Kurs beli adalah kurs yang di pakai apabila para pedagang valas/bank membeli

valas.

Sedangkan kurs jual adalah pada saat mereka menjual valas . Dan selisih antara

Kurs tersebut merupakan keuntungan bagi para pedagang .

2. Perbedaan kurs yang di akibatkan oleh perbedaannya di dalam pembayarannya

valuta asing yang lebih cepat akan memilikikurs yang lebih tinggi .

3. Perbedaan karena tingkat keamanaan dalam penerimaan hak pembayaran.

Kebijakan kurs mata uang asing, di hubungkan dengan tiga system dan kebijakan

tentang kurs mata uang yaitu : ( Jamli, 1996 : 189 )

1. Sistem Nilai tukar Tetap ( Fixed Rate System )

Dalam system dan kebijaksanaan nilai tukar tetap , pemerintah atau

otoritas moneter negara yang bersangkutan turut campur tangan secara

aktif dalm bursa valas dengan membeli atau menjual mata uang dalam

negeri atau valuta asing bilamana kurs mata uangnya menyimpang dari

(42)

Gambar 4 : Kurva System Kurs Tetap

S0

D2 SI = SO + I

Do D1

L1 = $2,82 Titik intervensi atas

L1 = $2,80 Nilai Par

0 Q0 Q1 Q2=Q1+11 £

Sumber : Jamli, Ahmad 1996, Keuangan Internasional , BPFE, UGM,

Yogjakarta, hal 192.

Pada gambar 4 yang di sebabkan oleh peningkatan ekspor inggris ke US atau

modal aliran modal masuk dari US kenaikan kurs dari titik ( B ) ke titik ( C ) .

Yang terletak di luar titik intervensi atas sebesar 1 = $2.82 . Otoritas harus

campur tangan di pasar untuk mencegah perubahan di luar titik tersebut dengan

memberikan bantuan pemerintah berupa peningkatan penawaran poundsterling .

Hal tersebut di tunjukkan dengan pergeseran kurva penawaran ke kanan ( SI ),

yang sekarang menjadi kurva penawaran pasar ( SO ) di tambah intervensi

pemerintah (I ) dan berperan mempertahankan kurs pada titik intervensi atas ( D )

(43)

2.Sistem Nilai Tukar Menggambang Bebas ( Free Floating Rate System )

Berdasarkn gambar 5 di bawah ini, dimana permintaan valuta asing Do

dan penawaran So urs valuta dollar akan mencapai ekuilibrium setinggi 0Ko .

Pada kurs setinggi 0Ko ini jumlah valuta asing yang di hasilkan oleh penduduk

negara tersebut persatuan waktunya waktunya adalah sebanyak 0Vo. Jumlah ini

akan sama dengan jumlah valuta asing dolar yang diminta oleh penduduk

Negara tersebut.dengan adanya kesamaan jumlah valuta asing yang ditawarkan

dengan jumlah valuta asing yang berarti kurs valuta asing maupun neraca

pembayaran berada dalam keadaan ekuilibrium.

Gambar 5

Apabila suatu Negara memakai system nilai tukar mengambang bebas ,

Bank sentral tidak melakukan campur tangan secara aktif di dalam valas .

Disini nilai tukar suatu mata uang relative terhadap mata uang Negara lain

di tentukan sepenuhnya oleh permintaan dan penawaran yang berlangsung

di bursa valas .

Sumber, 2000, Ekonomi Internasional; Pengantar Lalu Lintas Pembayaran

(44)

Adapun pengertian valas/bursa valas adalah pasar pertukaran kurs valas

yang mempunyai fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu lintas

pembayaran internasional antara lain :

1. Mempermudah penukaran valas serta pemindahan dana dari suatu Negara

ke Negara lain .

2. Memberikan kemudahan untuk di laksanakan perjanjian / kontrak jual beli

dengan kredit .

3. Mempermudah di lakukannya hedging yaitu membantu pedagang yang

melakukan transaksi jual beli valas di pasar yang berbeda, yang bertujuan untuk

menghilangkan / mengurangi resiko akibat kerugian perbandingan kurs

( Nopirin, 1995 : 165-166 )

2.2.7.1 Hubungan Kurs Valuta Asing Terhadap Jumlah Uang Beredar

Makin tinggi tingkat pertumbuhan ( relative terhadap Negara lain ),

makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan

akan valuta asing, Kurs valuta asing cenderung naik (harga mata uang sendri

turun). Dengan juga inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang

mengakibatkan kurs valuta asing naik . Kenaikan tingkat bunga dalam negeri

cenderung menarik modal masuk dari luar negeri . Kurs valuta asing akan turun

( nilai mata uang sendiri naik relative terhadap valuta asing ) . (Nopirin,

(45)

2.2.8. Investasi

2.2.8.1.Pengertian Investasi

Kata Investasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Investment”, apabila

dalam bahasa Indonesia Investasi adalah “penanaman modal” Investasi adalah

suatu kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha,

karena ini sangat dibutuhkan sebagai faktor penunjang di dalam memperlancar

proses produksi.

Menurut pendapat Prof. Robinson yang dikutip oleh Suherman Rosyidi

dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori Ekonomi mengatakan bahwa

investasi itu penambahan barang-barang modal baru, sedangkan membeli

selembar kertas saham bukanlah Investasi (Rosyidi, 1994: 158).

Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan untuk meningkatkan atau

mmpertahankan stok barang modal. Stok barang modal terdiri dari pabrik mesin

dan produk-produk tahan lama yang digunakan dalam proses produksi.

(Dornbusch dan Fischer, 1995: 46).

Menurut Sukirno (2001: 107), investasi diartikan sebagai pengeluaran

atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli

barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian. Dalam prakteknya, suatu usaha untuk mencatat nilai penanaman

modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai

investor (atau pembentukan modal atau penanaman modal), meliputi pengeluaran

(46)

a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan

peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri

dan perusahaan.

b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan

kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.

c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan

mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir

tahun perhitungan pendapatan nasional. (Sukirno, 2001: 107).

Dari berbagai penjelasan diatas tentang definisi Investasi tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa Investasi adalah pengeluaran yang disediakan untuk

meningkatkan atau mempertahankan barang-barang modal, selain itu bisa

diartikan sebagai uasaha membina industri supaya dapat lebih maju dan

merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup usaha sebagai faktor

penunjang di dalam memperlancar proses produksi.

2.2.8.2. Teori Investasi

Masalah Investai adalah suatu masalah yang langsung berkaitan dengan

besarnya pengharapan akan pendapatan dari barang modal dimasa depan.

Pengharapan dimasa depan inilah yang menjadi faktor terpenting untuk penentu

(47)

a.Teori Klasik

Teori klasik tentang Investasi didasarkan atas teori produktivitas batas

(marginal productivity) dari faktor produksi modal. Menurut teori ini

besarnya modal yang akan diinvestasikan dalam proses produksi

ditentukan oleh produktivitas batasnya dibandingkan dengan tingkat

bunga-bunganya. Sehingga Investasi ini akan terus dilakukan

bilamana produktivitas batas dari Investasi itu masih lebih tinggi

daripada tingkat bunga yang akan diterimanya bila seandainya modal

itu dipinjamkan dan tidak di Investasikan.

Dengan teori produktivitas batas, maka masalah Investasi oleh

para-para ahli ekonomi klasik dipecahkan atas dasar prinsip maksimalisasi

laba dari perusahaan-perusahaan industri. Sebab suatu perusahaan

akan memaksimalisasi labanya dalam suatu persaingan sempurna. Bila

perusahaan itu menggunakan modalnya sampai pada jumlah produksi

marginal kapitalnya sama dengan harga capital yaitu suku bunga,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Suatu Investasi akan dijalankan apabila pendapatan dari Investasi

lebih besar dari tingkat bunga. Pendapatan dari Investasi

merupakan jumlah pendapatan yang akan diterima setiap akhir

tahun selama barang modal digunakan dalam produksi.

2. Investasi dalam modal adalah menguntungkan bila biaya ditambah

bunga lebih kecil dari pendapatan yang diharapkan dari Investasi

(48)

b. Teori Keynes

Masalah Investasi baik penentu jumlah maupun kesempatan

untuk melakukan Investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep

Marginal Efficiency of Investment (MEI), yaitu bahwa investasi itu

akan dijalankan apabila MEI lebih tinggi dari pada tingkat suku

bunga. Menurut garis MEI ini antara lain disebabkan oleh 2 hal, yaitu

(Suparmoko, 2000: 84):

1. Bahwa semakin banyak Investasi yang terlaksana dalam

masyarakat, maka semakin rendah efisiensi marginal Investasi itu,

semakin banyak Investasi yang terlaksana dalam lapangan ekonomi

maka semakin sengitlah persaingan para investor sehingga MEI

menurun.

2. Semakin banyak Investasi dilakukan, maka biaya dari barang

modal menjadi lebih tinggi.

2.2.8.3. Macam-Macam Investasi

Macam-macam Investasi dibagi menjadi 4 kelompok, yang pembagiannya

sebagai berikut:

1.Autonomous Invesment dan Induced Investment

Autonomous Investment ( Investasi otonomi ) adalah investasi yang besar

kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh

karena adanya perubahan faktor-faktor di luar pendapatan. Faktor-faktor

(49)

seperti itu, misalnya tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan

para pengusaha dan sebagainya.

Sedangkan Induced Investment atau ( Investasi terpengaruh ) adalah

investasi yang besar kecilnya sangat di pengaruhi oleh tingkat

pendapatan , makin tinggi tingkat pendapatan maka makin tinggi pula

investment .

2. Public Investment dan Private Investment

Public Investment adalah Investasi atau penanaman modal yang

dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah). Public

Investment tidak dilakukan oleh pihak-pihak yang bersifat personal,

Investasi ini bersifat impersonal atau resmi. Sedangkan Private

Investment adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta. Di

dalam private investment, unsur-unsur seperti keuntungan yang akan

diperoleh dimasa depan penjualan dan sebagainya merupakan

peranan yang sangat penting dalam menentukan volume investasi.

Sementara dalam penentuan volume Investasi, pertimbangan itu lebih

diarahkan kepada melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi

rakyat banyak.

3. Domestic Investment dan Foreign Investment

Domestic investment adalah penanaman modal di dalam Negeri,

sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing.

Sebuah negara yang memiliki banyak sekali faktor produksi alam atau

faktor produksi tenaga manusia namun tidak memiliki faktor produksi

(50)

dimiliki, maka mengundang modal asing agar sumber-sumber yang

ada termanfaatkan.

4.Gross Investment dan Net Investment

Gross Investment (Investasi Bruto) adalah total seluruh Investasi yang

diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian

investasi bruto dapat benilai positif ataupun nol (yaitu ada atau tidak

ada Investasi sama sekali) tetapi tidak akan bernilai negatif.

Sedangkan Net Investment (Investasi Netto) adalah selisih antara

Investasi bruto dengan penyusutan. Apabila misalnya Investasi bruto

tahun ini adalah Rp. 25 juta sedangkan penyusutan yang terjadi

selama tahun yang lalu adalah sebesar Rp. 10 juta, maka itu berarti

bahwa Investasi netto tahun ini adalah sebesar Rp. 15 juta. (Rosyidi,

1994: 161).

2.2.8.4Faktor – Faktor Yang Menentukan Investasi

a. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.

Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang

barang-barang modal dinamakan kegiatan memakan waktu. Dan

apabila Investasi tersebut telah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu

industri atau perusahaan itu sudah mulai menghasilkan barang dan

jasa yang menjadi produksinya, maka para pemilik modal biasanya

akan melakukan kegiatan terus selama beberapa tahun. Oleh karena

itu dalam menentukan apakah semua kegiatan yang akan dan

(51)

maka para pemilik modal harus membuat ramalan-ramalan mengenai

keadaan dimasa mendatang.

b.Tingkat bunga.

Bagi perusahaan yang bijaksana hendaknya selalu mengikuti dan

memperhatikan perkembangan pasar, terutama tentang perkembangan tingkat

bunga yang dapat mempengaruhi beropeasinya setiap perusahaan oleh karena itu

tingkat bunga dapat digolongkan sebagai salah satu faktor penting yang akan

menentukan besarnya Investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha.

Menurut Ari Sudarman terdapat hubungan berkebalikan antara

tingkat suku bunga dan pengeluaran, yaitu semakin tinggi suku bunga

pinjaman, maka semakin rendah keinginan pengusaha untuk

melakukan Investasi. Sebaliknya apabila tingkat suku bunga rendah.

Secara grafis, hubungan antara tingkat suku bunga dan pengeluaran

Investasi dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6 : Hubungan antara Suku Bunga dan Pengeluaran Investasi

r2 A

r1 B Kurva Investasi

12 11 pengeluaran Investigasi

Sumber : Sudarman, 2004, Pengantar Ekonomika Makro, PT. Media Global

(52)

Keterangan :

Pada saat Tingkat suku Bunga sebesar r1, pengeluaran konsumsi

hádala I1. tingkat Suku Bunga mengalami kenaikan menjadi r2,

maka pengeluaran Investasi akan mengalami penurunan sebesar

I2. Tingkat Suku Bunga perbankan disuatu negara merupakan

salah satu cerminan baiknya sistem perbankan di Negara yang

bersangkutan. Dengan tingginya tingkat suku bunga akan

berdampak pada rendahnya minat investor untuk melakukan

Investasi sehingga akan mengakibatkan kelesuan disektor riil

yang pada akhirnya mengurangi jumlah barang dan jasa yang

dihasilkan.

b. Perubahan dan perkembangan teknologi.

Kegiatan yang dikembangkan dalam kegiatan produksi atau usaha

lain, maka hal demikian itu ditanamkan ditanamkan mengadakan

pembaharuan. Pada umumnya semakin banyak perkembangan ilmu

dan teknologi, maka semakin banyak pula jumlah kegiatan

pembaharuan yang dilakukan oleh para pengusaha.

c. Tingkat pendapatan Nasional dan perubahan-perubahannya.

Sejarah perkembangan ekonomi dunia menunjukkan bahwa

akhir-akhir ini berbagai penemuan dan pembaharuan sangat besar

peranannya. Kenyataan yang ada menggambarkan bahwa hubungan

antara pendapatan nasional dan Investasi merupakan cenderung untuk

(53)

semakin besar jumlahnya. Demikian pula sebaliknya, apabila

pendapatan nasional rendah biasanya nilai Investasinya juga rendah.

d. Keuntungan yang dicapai perusahaan.

Setiap perusahaan yang sangat berkembang salah satu faktor

penting yang dapat menentukan untuk kegiatan atau pengembangan

Investasi adalah keuntungan yang diperolehnya. Apabila

perusahaan-perusahaan itu melakukan Investasi dengan menggunakan

tabungannya atau modal kas, maka perusahaan yang harus dibayar

untuk jangka waktu berikutnya. Ini berarti disamping mengurangi

biaya Investasi yang akan dilakukan secara otomatis akan

menambah modal atau keuntungan perusahaan-perusahaan yang

bersangkutan. (Rosyidi, 1994: 165).

2.2.9 Impor

2.2.9.1 Pengertian Impor

Impor adalah memasukkan barang-barang dari luar negeri sesuai

dengan ketentuan pemerintah kedalam peredaran dalam masyarakat

yang di bayar dengan menggunakan valuta asing, dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dengan cara

mendatangkan barang yang belum tersedia di dalam negeri dan di luar

negeri .jenis volume kebutuhan masyarakat berbeda dari waktu ke

(54)

Menurut Michael B Smith menyebutkan Impor adalah

memasukkan barang dan jasa ke pasar negara untuk di konsumsi

.Pertukaran perdagangan merupakan kegiatan Importer melalui

perbatasan ( pabean ) untuk mendapatkan kualitas barang dan jasa

yang bagus dari produk dalam Negara .( Smith, 1999 : 57 ) .

Impor merupakan aliran keluar dari pendapatan, karena

menimbulkan aliran modal ke luar negeri . Oleh karena itu,

pendapatan yang timbulkan aliran karena proses produksi dapat di

gunakan untuk membeli barang dan jasa di dalam Negeri .Atau keluar

dari aliran pendapatan sebagai tabungan dari pendapatan. Faktor lain

juga mempengaruhi, seperti misalnya daya saing produksi dalam

Negeri, selera dan sebagainya .( Sukirno, 1994 : 57 ) .

Jadi kesimpulan adalah Impor merupakan perdagangan dengan

memasukkan barang dari luar Negeri ke dalam wilayah pabean dalam

Negeri sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Negara

pengimpor Ekonomi . Dimana Impor tergantung kepada pendapatan

nasional dan hubungan antara keduanya bersifat positif ( searah ) .

Ditinjau berdasarkan negara asal atau komposisi impor Indonesia

mirip dengan komposisi ekspor menurut Negara tujuan . Jepang dan

Amerika Serikat tercatat sebagai Negara-negara asal negara impor

yang utama . Lebih dari sepertiga impor kita berasal dari keduanya tak

pelak lagi merupakan mitra dagang utama di Indonesia. Keduanya

(55)

Hal ini menunjukkan Amerika Serikat dan Jepang merupakan

Negara-negara supra ekonomi yang senantiasa harus di perhitungkan dan di

jalin oleh Negara-negara lain sejagat (Dumairy, 1997 : 192 ) .

Ketidakstabilan impor yang ditimbulkan oleh Impor yang melebihi

ekspor dapat menimbulkan kemunduran dalam investasi dalam

negeri dan menyebabkan pelarian modal le luar negeri . Keadaan

seperti ini di sebabkan oleh faktor, pertama: ketidakstabilan yang

ditimbulkan oleh impor yang melebihi ekspor akan mengurangi

kegairahan penanaman modal untuk menginvestasikan uangnya di

dalam negeri. Disamping itu, Penurunan mata uang yang di simpan

di luar negeri memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada

uang yang di simpan di dalam negeri .

Selanjutnya pelarian modal ke luar negeri di dorong oleh keinginan

untuk mempertahankan nilai rill dan kekayaan yang di miliki. Dan

akhirnya, pemilik modal yang berasal dari luar negeri enggan

masuk dan menginvestasikan uangnya, dan ini akan mengurangi

jumlah investasi yang mungkin di laksanakan di negara itu

(Sukirno, 2002 : 391 ) .

2.2.9.2 Kuota Impor

Kuota merupakan bentuk hambatan perdagangan non tarif yang

paling penting. Kuota adalah pembatasan secara langsung terhadap

jumlah ekspor atau impor. Batas tersebut sama sekali tidak boleh

(56)

saksinya. Kuota bisa berupa pembatasan kuantitas pasokan misalnya

sekian ton atau sekian unit per tahun atau bisa juga pembatasan ini

diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok

individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu produk yang

jumlahnya langsung dibatasi itu (Salvatore, 1997:316).

2.2.9.3 Dampak-dampak Pemberlakuan Kuota Impor

Kuota Impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri domestik

tertentu atau bisa juga untuk melindungi sektor pertanian. Kuota impor juga sering

dimanfaatkan untuk melindungi neraca pembayaran suatu negara. Di negara

berkembang menerapkan hal ini demi untuk melindungi sektor industri

manufakturnya juga untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang acap

kai dirundung defisit akibat lebih besarnya impor ketimbang ekspornya

(Salvatore, 1997:3 ) .

2.2.10 .Produk Domestik Bruto ( PDB )

Produk Domestik Bruto senantiasa di pakai sebagai alat pengukur

pendapatan nasional dan juga sebagai gambaran dari kemajuan perekonomian

suatu barang penting untuk di pikirkan bahwa menghasilkan seluruh barang dan

jasa di suatu negara itu, Bukanlah mutlak hanya warna Negara itu sendiri tetepi

juga orang asing.

Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang di

hasilkan oleh berbagai untuk produksi di wilayah suatu negara dalam waktu

(57)

Produk dommestik bruto adalah jumlah balas jasa yang di terima oleh

faktor-faktor yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu Negara dalam

jangka waktu satu tahun, Adapun menurut pendekatan pengeluaran .

Produk Domestik Bruto adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir .

( Arsyat , 1992 :16 ) .

Produk Domestik Bruto Merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang di

hasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan di nyatakan dalam harga

pasar produk domestik ini merupakan acuan yang sifatnya global dan bukan

merupakan alat pengukuran yang tepat , karena belum dapat mencerminkan

kesejahteraan masyarakat sesungguhnya .

Pendapatan Nasional adalah jumlah dari pendapatan faktor-faktor

produksi yang di gunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam satu tahun

tertentu (Sukirno, 1998 : 34).

Produk Nasional Bruto atau GNP di definisikan sebagai arus seluruh

produk yang di hasilkan oleh seluruh masyarakat , dan di nyatakan dalam nilai

uang , GNP mencakup nilai uang dari konsumsi (C) , investasi swasta bruto (1) .

Pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa (G) , serta export neto (X) .

Rumusnya

GNP = C + I + G + X ( Samuelson dan Nourdhaus 1997 : 119 ).

Dimana :

A. Konsumsi (C) adalah pengeluaran konsumsi rumahb tangga untuk

barang dan jasa .

B . Investasi Bruto (I) adalah seluruh jumalah investasi yang di lakukan

Gambar

Gambar   16 :  Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor
Tabel 1   :   Perkembangan Jumlah Uang Beredar  Tahun 1995-
Gambar 1 :
Gambar 2 : Kurva Penawaran Uang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Department of Electronic Engineering, Faculty of Electronic and Computer Engineering, Satya Wacana Christian University, Salatiga - Indonesia. Jalan Diponegoro 52

Perencanaan sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Bandar Udara Internasional Kualanamu akan menjadi fasilitas yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga

Perubahan mengkerut dan mengembangnya polimer yang menyebabkan agregasi dan deagregasi nanopartikel dapat digambarkan dalam bagan pada gambar 6.. Skema representasi

Sekolah Dasar Bertaraf Internasional dengan Pendekatan Arsitektur Tropis adalah lembaga pendidikan formal untuk anak usia 7-12 tahun dengan waktu tempuh enam tahun

Bahan yang digunakan adalah karakter batang (bentuk batang, warna batang, bentuk percabangan, bentuk tajuk, diameter tajuk, permukaan.. batang) dan karakter daun

Proses peletisasi bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar biomassa dengan volume yang secara signifikan lebih kecil dan densitas energi lebih tinggi, sehingga lebih

Setiap mendengar kokok ayam Faisal menutup pintu sekeras-kerasnya sambil menangis. Orang tua Faisal pernah menerapkan cara yang sama dengan ketakutan pada suara

Inkonsistensi struktural didalam pengangkatan dan penempatan guru sebagaimana diangkat didalam literatur sekunder berhubungan hanya dengan guru-guru PNS karena guru-guru kontrak