SKRIPSI
Diajukan Oleh :
IKA KHOIROTUL AFIFAH 0711010042/FE/IE
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik tugas penyusunan skripsi ini dengan judul “ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA“ Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian skripsi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ VETERAN” Jawa Timur di Surabaya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan, bimbingan, serta motivasi yang sangat berharga dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada : Ibu Dra .Ec . Niniek Imaningsih ,MP selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan suatu bimbingan, pengarahan, dorongan ,masukan, dan saran dengan tidak bosan-bosannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Selain itu saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. DR. IR. Teguh Soedarto, MP Selaku Rektor Utama Universitas Pembangunan Nasional “ VETERAN “ Jawa Timur di Surabaya, yang telah memberikan banyak bantuan berupa sarana fasilitas perijinan guna guna pelaksanaan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Pembangunan Nasional “VETERAN “ Jawa Timur di Surabaya.
sebaik-baiknya.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Pembanguna Nasional “ VETERAN “ Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan dan membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Dan Semua Pihak yang namanya tidak dapat disebutkan yang telah banyak membantu penulis dalam memudahkan penyusunan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Semoga Allah SWT berkenan dan memberikan balasn, limpahan rahmat, serta karunia-Nya, atas segala amal kebaikan serta bantuan yang telah diberikan.
Besar harapan bagi penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai bahan kajian maupun sebagai salah satu sumber informasi dan bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya , Maret 2011
Ika Khoirotul Afifah
Abstraksi
Jumlah uang beredar pada 1 periode merupakan hasil prilaku penguasa
moneter yang dalam hal ini adalah bank sentral , bank-bank umum danmasyarakat (termasuk lembaga keuangan bukan bank) .
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kurs Valuta Asing, Investasi, Impor dan Produk Domestik Bruto berpengaruh terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia dan untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan kurun waktu lima belas tahun (1995-2009), dimana data tersebut diperoleh dari Bank Indonesia Jawa Timur. Model analisis ini menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 62,608 > Ftabel sebesar 3,48
maka H0 ditolak dan Hi diterima. Sedangkan uji pengaruh masing-masing variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat digunakan uji t, yaitu variabel Kurs Valuta Asing thitung sebesar 4,910 > ttabel sebesar 2,228 yang berarti secara parsial
Kurs Valuta Asing (X1) yang berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang
Beredar Di Indonesia (Y). Variabel Investasi (X2) thitung sebesar 2,443 > ttabel
sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Investasi (X2) yang berpengaruh secara
nyata positif terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia (Y). Variabel Impor (X3) thitung sebesar -1,246 < ttabel sebesar 2,228 yang berarti secara parsial Impor
(X3) tidak berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia
(Y). Variabel Produk Domestik Bruto (X4) thitung sebesar 8,710 > ttabel sebesar
2,228 yang berarti secara parsial Produk Domestik Bruto (X4) yang berpengaruh
secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di Indonesia (Y).
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data yang dilakukan, maka diketahui bahwa Kurs Valuta Asing (X1), Investasi (X2), Impor (X3),dan Produk
Domestik Bruto (X4) berpengaruh secara nyata terhadap Jumlah Uang Beredar Di
Indonesia (Y). Dan dari semua variabel bebas yang mempunyai pengaruh paling dominan adalah Kurs Valuta Asing (X1).
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 9
2.2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan ... 9
2.2.1.1. Jenis Bank... ... 10
2.2.1.2. Fungsi Bank... ... 11
2.2.2. Uang ... ... 12
2.2.4. Teori Permintaan Uang... 18
2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang..……… 18
2.2.4.2. Teori Permintaan Keynes………... 19
2.2.5. Teori Penawaran Uang..……… 21
2.2.5.1. Teori Penawaran Uang…………. …... 21
2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern……… 23
2.2.6. Gross Domestik Bruto……… 24
2.2.6.1. Dua Alur Produk Nasional : Alur Barang Dan Alur Penghasilan……… 26
2.2.6.2. Pendekatan Alur Produk……….. 27
2.2.6.3. Pendekatan Penghasilan atau Pendekatan Biaya………. 28
2.2.7. Kurs Valuta Asing………. 28
2.2.7.1. Hubungan Kurs Valuta Asing Terhadap Jumlah Uang Beredar……… 32
2.2.8. Investasi………. 33
2.2.8.1. Pengertian Investasi……….. 33
2.2.8.2. Teori Investasi………... 34
2.2.8.3. Macam-macam Investasi………. 36
2.2.9.3. Dampak-dampak Pemberlakuan Impor.. 44
2.2.10. Produk Domesti Bruto……….… 44
2.3. Kerangka Pikir……… 47
2.4. Hipotesis ………...… 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 50
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 51
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 51
3.3.1. Jenis Data... 51
3.3.2. Sumber Data... 52
3.3.3. Pengumpulan Data... 52
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 53
3.4.1. Teknik Analisis ... 53
3.4.2. Uji Hipotesis... 55
3.5. Uji Asumsi Klasik ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian…………... 62
4.2.1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar... 65
4.2.2. Perkembangan Kurs Valuta Asing ... 65
4.2.3. Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing... 66
4.2.4. Perkembangan Impor ...………... 67
4.2.5. Perkembangan Produk Domestik Bruto………... 68
4.3. Hasil Analisis Asumsi regresi Klasik (BLUE / Best Linier Unbiased Estimator) ... .... 69
4.3.1. Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 74
4.3.2. Uji Hipotesis Secara Simultan ………..…... 75
4.3.3. Uji Hipotesis Secara Parsial ………...…... 77
4.3.4. Pembahasan………...………... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan... 85
5.2.Saran... 87
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1 : Kurva Permintaan Keynes ...19
Gambar 2 : Kurva Penawaran Uang………...22
Gambar 3 : Kurva Alur Melingkar dari Kegiatan Ekonomi Makro...26
Gambar 4 : Kurva Sistem Kurs Tetap... 30
Gambar 5 : Kurva Nilai Tukar Mengambang Bebas……… 31
Gambar 6 : Kurva Suku Bunga dan Pengeluaran Investasi……… 39
Gambar 7 : Kerangka Pikir………... ...49
Gambar 8 : Kurva Distribusi Penolakan/Penerimaan Hipotesis Secara Simultan………. 56
Gambar 9 : Kurva Distribusi Penolakan/Penerimaan Hipotesis Secara Parsial……….. 57
Gambar 10 : Kurva Durbin Watson……….. 59
Gambar 11 : Kurva Statistik Durbin Watson... 71
Gambar 12 : Kurva Distribusi Kreteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan Atau Keseluruhan... 76
Gambar 13 : Kurva Distribusi Hasil Analisis Secara Parsial Faktor Kurs Valas Asing (X1) Terhadap Jumlah Uang Beredar (Y)………. 78
Produk Domestik Bruto(X4) Terhadap Jumlah Uang
2009... 65
Tabel 2 : Perkembangan Kurs Valuta Asing tahun
1995-2009... 66
Tabel 3 : Perkembangan Investasi Tahun
1995-2009……...………... 67
Tabel 4 : Perkembangan Impor 1995 – 2009... 83
Tabel 5 : Perkembangan Produk Domestik Bruto Tahun 1995-
2009... 69
Tabel 6 : Tes Multikolinier... 71
Tabel 7 : Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman
Korelasi... 73
Tabel 8 : Analisis Varian (ANOVA)………...… 75
Tabel 9 : Hasil Analisis Variabel X Terhadap Y... 77
Lampiran 2 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Untuk Y(Descriptive
Statistics, Variables Entered / Removed, Model Summary, dan
ANOVA)
Lampiran 3 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda (Coefficients, Collinearity
Diagnostics)
Lampiran 4 : Tabel Pengujian Nilai F
Lampiran 5 : Tabel Pengujian Nilai t
1.1LATAR BELAKANG
Salah satu penemuan yang paling menakjubkan dalam sejarah peradaban
manusia adalah uang.Tidak perlu di perdebatkan apakah uang merupakan
penemuan ilmiah atau bukan.Satu hal yang pasti ialah bahwa dengan di
temukannya uang, hidup manusia menjadi lebih mudah di banding dengan
masa lalu sebelum di temukannya uang.Dengan adanya uang, transaksi yang
dilakukan oleh manusia menjadi lebih mudah, cepat, dan tidak terlalu di batas
oleh waktu. Dewasa ini uang sebagai institusi ekonomi dan komoditas
mempunyai peran penting dalam perekonomian.(Manurung dan
Rahardja,2004:33)
Pengertian uang sebagai institusi adalah uang telah diterima sebagai alat
pembayaran maupun alat penyimpanan nilai. Dengan demikian penggunaan
kehidupan sehari-hari sudah menjadi pola pikir yang baku. Mengingat fungsi
utama dari sebuah intuisi adalah mempermudah kehidupan manusia, baik
secara individu atau sekelompok, maka dapat dikatakan siapapun yang hidup
di zaman moderen akan mengalami kesulitan jika tak mau menerima uang.
Uang sebagai institusi ekonomi mempunyai fungsi untuk meningkatkan
kemampuan manusia melakukan alokasi sumber daya ekonomi.ini berkaitan
nilai, dan standar pembayaran di masa mendatang. Dengan fungsi-fungsi
tersebut manusia semakin mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui
peningkatan efisiensi alokasi sumber daya ekonomi.
Banyak faktor yang mempengaruhi naik turunnya jumlah uang beredar di
Indonesia baik dalam arti luas ( M2 ) maupun arti sempit ( M1 ), antara lain
suku bunga kredit , tingkat inflasi , investasi , pengeluaran pemerintahan dan
cadangan devisa ( Murtono Soenhadji, 2002:57 )
Dengan menganggap bahwa kedua perbandingan (rasio) tersebut konstan
untuk satu dekade tertentu, maka penguasa moneter bisa mengendalikan
secara langsung dengan cadangan perbankan. Namun kenyataanya tidak
sesederhana itu. Jumlah uang beredar pada satu periode merupakan hasil
perilaku penguasa moneter yang dalam hal ini adalah bank sentral, bank-bank
umum dan masyarakat (termasuk lembaga keuangan bukan bank). Secara
bersama-sama bank sentral menentukan besarnya uang inti. (anonim, 2001 :8)
Perubahan dalam jumlah uang beredar akan berpengaruh terhadap
kegiatan perekonomian di berbagai sektor. Dengan demikian pengelolaan
terhadap jumlah uang beredar harus selalu di lakukan dengan hati-hati dengan
mempertimbangkan pengaruh yang akan terjadi. Dijelaskan bahwa pengaruh
uang dalam masyarakat telah melenyapkan sifat tolong menolong yang
merupakan karakteristik dalam masyarakat. Uang telah memegang peran
penting dalam kehidupan manusia. Pada umumnya setiap orang berusaha
Nampaknya uang telah menjadi tujuan setiap orang dengan segala macam
kegiatannya. (Manullang, 1980:6)
Undang-undang nomor 23 tahun 1999 memberikan wewenang kepada
bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan moneter terutama dalam
rangka mengendalikan dan menjaga kesetabilan nilai tukar rupiah terhadap
valuta asing untuk menjaga kesetabilan rupiah, bank sentral dapat
mengadakan penjualan mata uang rupiah dengan melakukan pembelian valuta
asing seperti dolar amerika. Penambahan jumlah dolar Amerika akan
meningkatkan cadangan internasional sehingga akan meningkatkan jumlah
uang beredar (sasana, 2006:32)
Dengan memberikan kredit kepada beberapa sektor perekonomian, baik
melancarkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, bank
merupakan pemasok (supplier) dari sebagian besar uang beredar di mana
dapat di gunakan sebagai alat tukar dan alat pembayaran sehingga mekanisme
kebijakan moneter dapat berjalan. (Suyatno,dkk,1993,Xi)
Kurs valuta asing dalam periode waktu dapat saja tetap nialinnya. Artinya
tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu dari waktu tersebut. Akan
tetapi pada umumnya biasanya kurs mata uang itu seringa mengalami
fluktuasi, bahkan ada kalanya mengalami goncangan atau gejolak yang besar.
Investasi di artikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanaman –
penanaman modal dan perlengkapan produksi untuk membeli barang barang
memproduksi barang - barang dan jasa – jasa yang tersedia dalam
perekonomian. (Sukirno, 1998 : 106)
Impor merupakan proses memesukkan barang dari luar Negri ke dalam
wilayah dalam negri dengan memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Produk Domestik Bruto merupakan jumalah barang dan jasa akhir yang di
hasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan di nyatakan dalam
harga pasar .
Dapat di lihat bahwa Kurs, Investasi, Impor dan Produk Demostik Bruto
merupakan hubungan dari beredarnya uang .
Berdasarkan uraian diatas maka sangat menarik untuk diamati mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar, terutama adanya
sistem moneter dan perbankan di Indonesia.
1.2PERUMUSAN MASALAH
Dengan melihat latar belakang tersebut diatas, maka dapat di rumuskan
masalah sebagai berikut
1. Apakah Kurs Valuta Asing , Jumlah Investasi, , Impor, dan Produk
Domestik Bruto mempunyai pengaruh yang nyata terhadap Jumlah Uang
Yang Beredar di Indonesia?
2. Faktor apakah yang dominan dalam mempengaruhi jumlah uang yang
1.3TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah di kemukakan
di atas, maka tujuan yang hendak di capai sehubungan dengan penelitian
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Kurs Valuta Asing, Jumlah Investasi ,Impor
dan Produk Domestik Bruto terhadap jumlah uang yang beredar di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan dalam
mempengaruhi jumlah uang beredar di Indonesia.
1.4MANFAAT PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah di kemukakan diatas,
maka manfaat yang hendak di capai sehubungan dengan penelitian adalah:
Manfaat penelitian:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan pengalaman
dan pengetahuan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi Jumlah
Uang Beredar di Indonesia.
2. Bagi institusi yang terkait Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan
pengambilan keputusan dalam menentukan kebijaksanaan dalam
mengontrol jumlah uang yang beredar dan mencapai tujuan stabilitas
3. Bagi mahasiswa
Sebagai masukan dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan masalah moneter dan Jumlah Uang Yang Beredar.
4. Bagi universitas
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat khususnya bagi fakultas
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubugan dengan Jumlah Uang Beredar pernah
disampikan oleh beberapa penelitian, antara lain :
1. Ani purwati (2005 :13 ) dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Beberapa
Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar di Indonesia “ Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan pengujian secara keseluruhan atau simultan (uji F),
(X1) pendapatan nasional, (X2) tingkat bunga kredit (X3) inflasi dan (X4) jumlah
kantorbank dengan variable terikat (Y) jumlah uang beredar dimana, F hitung
(989,125)> F table (3,48).
2. Wijoyo (2002:60) dalam penelitian yang berjudul “Beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah uang beredar Di Indonesia”. Hasil penelitian secara
kuantitatif statistik menunjukan bahwa tingkat suku bunga kredit (X1),
pendapatan nasional (X2), suku bunga SBI (X3) secara simultan bersama-sama
berpengaruh positif terhadap variabel terikat jumlah uang beredar (Y) dimana ,F
hitung (588,255)>F tabel (4,76). Secara parsial pendapatan nasional dan suku
bunga SBI berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang beredar dimana t
hitung (14,534)>t tabel (2,447) untuk X1 t hitung (7,592)>t tabel (2,447) untuk
X2, sedangkan tingkat suku bunga kredit tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
uang beredar karena t hitung (-0,829)< t tabel (2,447).
3. Pratomo (2004:x) “Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang
pengeluaran pemeritah, investasi dan kurs valuta asing di dalam model cukup
bermakna memberikan kontribusi pengaruh terhadap jumlah uang beredar di
indonesia, sedangkan uji secara parsial diketahui suku bunga deposito dan
investasi tidak berpengaruh pada jumlah uang beredar di indonesia. Untuk lain
diantara pengeluaran pemerintah dan kurs valuta asing dinyatakan berpengaruh
terhadap jumlah uang beredar di indonesia.
4. Febriane (2004:x) “Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang
beredar Di Indonesia”. Secara simultan menunjukan adanya hubungan secara
nyata antara suku bunga kredit investasi (X1), nilai pembelian SPBU (X2), jumlah
kantor bank (X3) dan inflasi (X4) terhadap jumlah uang beredar (Y). Dari analisis
uji t, variabel suku bunga kredit investasi tidak berpengaruh terhadap jumlah uang
beredar, hal ini dikarenakan keadaan perekonomian Indonesia masih kurang stabil
membuat masyarakat enggan untuk memegang uang dalam bentuk riil. Variabel
nilai pembelian SPBU berpengaruh nyata terhadap jumlah uang beredar dimana.
Variabel jumlah kantor bank berpengaruh secara nyata terhadap jumlah uang
beredar.
Penelitan terdahulu dengan penelitian sekarang memang berbeda,
namun memiliki persamaan yaitu berkaitan dengan variabel terikat Jumlah Uang
Beredar tetapi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang beredar
arti luas yakni M3 (uang kartal dan uang giral ditambah dengan uang kuasi ) dan
penelitian ini menggunakan variabel yang berbeda dengan penelitian sebelumnya
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Bank menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan
Pengertian bank yang terdapat pada pasal 1 undang – undang nomor
10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang – undang nomor 7 tahun 1992
tetang perbakan yakni bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan mengeluarkanya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak (Dendawijaya,2003:17)
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi bank dari berbagai
sumber lain :
1. Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan
kredit,baik dengan alat – alat pembayaranya sendiri atau dengan uang yang
di perolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat –
alat penukar baru berupa uang giral (Simorangkir, 1991:18)
2. Bank adalah lembaga perantara keuangan yang mentrasfer dana dari para
pemberi pinjaman kepada para peminjam. (chendler, 1998:144)
3. Menururut Undang – undang nomor 14 tahun 1967 tentang dasar- dasar
perkreditan, bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah
memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang (Suyatno 1991:3)
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat di simpulkan bawasanya
bank ialah lembaga keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit maupun dengan jalan mengedarkan alat – alat
penukar baru berupa uang giral serta jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang.
2.2.1.1. Jenis Bank
Berdasarkan Undang – Undang nomor 4 tahun 1998 terhadap berbagai
macam bank, namun hanya membagi dalam dua jenis, yaitu dilihat dari fungsinya,
dan dari segi kepemilikanya.
A. Dilihat dari segi fungsinya:
1. Bank sentral (Central Bank) adalah Bank Indonesia sebagaimana
yang di maksud dalam undang – undang 1945 dan berdasarkan
Undang – undang nomor 13 tahun 1968.
2. Bank Umum (Comercial Bank) adalah bank dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan
dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
3. Bank Tabungan (Saving Bank) adalah bank yang dalam
pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan
dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam
bentuk surat berharga.
4. Bank Pembangunan (Development bank) adalah bank yang dalam
pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk
deposito dan mengeluarkan surat berharga jangka menengah dan
5. Bank Desa (Rural Bank) adalah bank yang menerima simpanan
dalam bentuk uang dan natura (padi, jagung, palawija) dan dalam
usahanya memberikan natura kepada sektor pertanian dan
pedesaan. (Suyatno dkk, 1997:15)
B. Dilihat dari segi kepemilikanya:
1. Bank Umum milik pemerintah, yaitu bank yang hanya dapat di
dirikan berdasarkan Undang – Undang.
2. Bank Umum milik Swasta, yaitu bank yang hanya dapat didirikan
dengan menjalankan usaha setelah mendapat izin dari menteri
keuangan dengan pertimbangan dari Bank Indonesia.
3. Bank Koperasi, yaitu bank yang modalnya berasal dari
perkumpulan – perkumpulan koperasi (Suyatno dkk, 1997:15)
2.2.1.2. Fungsi Bank
Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkanya kembali pada masyarakat untuk berbagi tujuan atau sebagai
financial intermediary.
Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai berikut:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah Trust atau kepercayaan, baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila di landasi oleh unsur
b. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu moneter dan sektor
riil, tidak dapat di pisahkan. Keda sektor tersebt berinteraksi saling
mempengaruhi sat dengan yang lain.
c. Agent of Services
Disamping melakkan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa – jasa yang di tawarkan bank ini erat kaitanya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum (Susilo dkk, 2000:6)
2.2.2. Uang
2.2.2.1. Pengertian Uang
Berdasarkan definisi uang menurut penulis ekonomi adalah sebagai
berikut :
1. Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam pembayaran
barang-barang (Robertson dalam Manulang,1983:13)
2. Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayar hutang
(Sayers dalam Manulang 1983:13).
3. Uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat penukar
(Pigou dalam Manulang, 1983:14).
4. Uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima
umum dalam pembayaran pembelian barang-barang, jasa-jasa dan untuk
5. Uang adalah kekayaan dengan mana (dimana) atau pemilik kekayaan
dapat melunaskan hutangnya dalam jumlah tertentu pada waktu itu juga
(Hart dalam Manulang,1983:14)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan , uang
adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat pembayaran untuk
pembelian barang dan jasa, pembayaran hutang dan penimbunan kekayaan.
2.2.2.2. Fungsi Uang
Menurut Iswardono (1996:6-9), uang merupakan beberapa
fungsi yaitu:
1. Satuan hitung (unit of account)
Dalam hal ini yang dimaksud adalah sebagai alat yang
digunakan untuk menunjukan nilai dari barang-barang dan jasa di jual
(beli), besarnya kekayaan serta menghitung besar kecilnya kredit atau
utang dapat dikaitkan sebagai alat yang di gunakan dalam menentukan
barang dan jasa.
2. Alat penukar
Sebagai alat mandasari adanya spesialisasi dan distribusi
dalam memproduksi masing-masing barang dengan uang, orang tidak
harus menukar barang yang diinginkan dengan barang yang di
produksinya di pasar sebagai alat penukar.
3. Penimbun kekayaan
Dengan menyimpan uang berarti menimbun kekayaan
mempermuda penukaran atau transaksi di saat atau pun di masa yang
akan datang.
4. Standar pencicilan utang
Begitu uang diterima umum sebagai alat penukar atau
satuan hitung maka secara langsung uang akan bertindak sebagai unit
atau satuan pembayaran cicilan utang ataupun juga untuk menyatakan
besaran utang kita. Dengan menggunakan uang tersebut kita dapat
melakukan pembayaran utang piutang secara tepat dan cepat baik secara
kontan atau angsuran.
2.2.2.3. Jenis-jenis Uang
Banyaknya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat
dipengaruhi oleh pemerintah, tetapi peranan dalam pengeluaran uang
bukan hanya dipengaruhi oleh pemerintah tetapi juga badan-badan
kredit. Hal ini yang menimbulkan dalam masyarakat terlihat berbagai
jenis uang yaitu:
1) Full Bodied Money,Merupakan mata uang yang nilai materinya
sama dengan nilai yang tertulis di dalam mata uangnya. Jadi mata
uang yang nilai materinya sama dengan nilai nominalnya disebut
full bodied money. Hal ini hanya mugkin terdapat pada mata
uang yang terbuat dari logam-logam mulia dan jika didalam
masyarakat tersebut dipenuhi dua syarat yaitu:
a) Ada kebebasan masing-masing orang untuk menempa
b) Tiap orang mempunyai hak yang terbatas dalam
menyimpan uang logam.
Adanya dua syarat tersebut, dapat menyebabkan terjadi kesamaan
dua nilai, maka orang cenderung melebur mata uang ini berakibat
cenderung turunnya harga logam dipasar.
2) Token Money
Token Money adalah mata uang yang nilai nominalnya
(nilai moneter ) lebih tinggi dari intrintiknya. Contoh dari token
money adalah uang yang dibuat dari kertas. Jadi baik uang kertas
bank maupun uang kertas pemerintah adalah token money.
Perbedaan full bodied money dengan token money adalah
jika pada token money mata uang hanya dibuat oleh badan-badan
tertentu seperti Bank sentral, pemerintah dan bank-bank deposito,
maka dalam full bodied money pencipta uang itu menjadi milik
masyarakat. (manulang, 1993:28)
3) Uang kertas
Umumnya negara-negara mata uang yang terbuat dari
kertas. Uang kertas dapat disebuat Folding money, karena uang
kertas dapat dilipat oleh pemegangnya.
Sebab-sebab banyak negara mempunyai mata uang yang terbuat dari
kertas:
a. Ongkos pembuatan mata uang kertas itu tidak
seberapa, jika dibandingkn dangan pembuat mata
b. Uang kertas mudah dibawa dari tempat yang satu ke
tempat yang lainnya.
c. Jika mata uang bertambah maka mudah untuk
mendapataknya.
4) Uang giral
Uang giral atau biasa disebut bank deposit money, adalah
hutang sesuatu bank kepada seseorang atau kepada suatu badan
perusahaan. Bank deposit money merupakan uang giral.
5) Near money
Time deposit money dan obligasi pemerintah disebut near
money, karena dalam waktu dekat kedua jenis uang tersebet dapat
menjadi uang. Karena dalam waktu dekat ia akan menjadi uang
biasa. Demikian obligasi pemerintah dianggap sebagai near money,
karena obligasi pemerintah dapat segarah menjadi uang dengan
menjual obligasi kepada anggota masyarakat atau kepada bank. .
(Manulang, 1993:28) .
2.2.3. Jumlah Uang Beredar
Jumlah Uang Beredar adalah setiap uang yang beredar selalu pergi ke
suatu tempat. Bila uang tidak di belanjakan, uang akan di hitung sebagai
bagian dari konsumsi yang di tahan. Dengan demikian dalam internal
balance, perekonomian moneter selalu dalam keadaan yang seimbang .
Uang beredar dalam arti sempit (M1) adalah uang kartal ditambah
uang giral sedangkan dalam arti luas adalah M1 ditambah deposito berjangka atau
uang beredar lebih luas (M3) adalah M1 ditambah dengan uang kuasi. (Boediono,
1985:3-6)
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan diatas maka diambil
suatu batasan mengenai pengertaian Uang Beredar, yaitu:
1. Menurut Budiono (1985:4) uang beredar yang didefinisikan sebagai uang
kartal plus (atau currency plus Demand Deposit ) disebut uang dalam arti
sempit atau narrow money (M1).
M1 = C + DD
Dimana, C = currency ( uang kartal )
DD = demand deposit ( uang giral ).
2. Menurut Budiono (1985:6) uang dalam arti luas atau uang M2 adalah
kewajiban moneter sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang
diatas terdiri atas uang M1 ditambah deposito berjangka dan saldo tabungan
milik masyarakat pada bank-bank.
M2 = M1 + TD +SD
Dimana, TD = time deposits (deposito berjangka )
SD = saving deposits (saldo tabungan )
3. Menurut Budiono (1985:6) definisi uang beredar yang lebih luas adalah
M3, yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau dollar
milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank.
M3 = M1 + QM
Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang
dapat memenuhi sebagian fungsi uang atau sementara kehilangan fungsinya
sebagai media pertukaran.(Insukindro,1993:78)
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat diperoleh suatu
kesimpulan bahwa uang beredar adalah jumlah uang yang ada ditangan
masyarakat yang dapat berupa uang kartal, uang giral, deposito berjangka,
saldo tabungan dan uang kuasi”Quasi money” (M3)
2.2.4. Teori Permintaan Uang
2.2.4.1. Teori Kuantitas Uang
Menurut Sukirno (2000:410) dalam menerangkan teori
kuantitas yang dilakukan oleh Irving Fisher digunakan persamaan aljabar
yang dimana persamaan pertukaran. Persamaan pertukaran tersebut
dinyatakan sebagai berikut :
MV = PT
Dimana :
M = Uang beredar
V = Kelakuan peredaran uang
P = Tingkat harga-harga
T = Jumlah barang-barang dan jasa yang diperjual belikan
didalam suatu tahun tertentu.
Didalam persamaan itu M diartikan dalam pengertian uang beredar
yang sempit. Ini berarti M adalah sama dengan jumlah uang kertas, logam
dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. Kelajuan peredaran
uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu
tahun. Dalam menentukan nilai P yang perlu diketahui adalah indeks
harga. Faktor yang terakhir dalam persamaan pertukaran diatas, yaitu
menunjukkan jumlah barang-barang jadi dan setengah jadi yang diperjual
belikan. (Sukirno, 1985 : 221).
2.2.4.2. Teori Permintaan Keynes
Pada hakekatnya Keynes mengemukakan fungsi uang yang lain,
yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange.
Teori ini dikenal dengan nama teori liquidity preference. (Boediono, 1985
: 27).
Keynes menggolongkan sebab-sebab keinginan untuk memegang
uang tunai dalam 3 golongan, yaitu :
1. Motif transaksi (transaction motive)
Alasan memiliki uang tunai dan tidak membelanjakannya ialah
untuk membiayai pembayaran-pembayaran atau kewajiban
yang harus dilakukan agar usahanya dapat berjalan terus.
Alasan menyimpan uang tunai untuk kebutuhan disebut dengan
transaction
2. Motif berjaga-jaga (precautionary motive)
Permintaan akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran
yang tidak reguler atau yang di luar rencana transaksi normal,
misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti
kecelakaan, sakit dan pembayaran tidak terduga lainnya.
3. Motif spekulasi (speculative motive)
Keynes memberi definisi speculative motive sebagai tujuan
untuk mendapatkan keuntungan karena mengetahui dengan
lebih baik dari pasar apa yang akan terjadi didalam masa depan.
Gambar 1 :
Sumber : Boediono , 2001 , Ekonomi Makro ,Penerbit BPEP, UGM,
Yogjakarta , Hal 156 0 Dt1 Dt2
r1 ro Tingkat bunga
0 Ds1 Ds2
Ds Tingkat bunga
Permintaan uang (a) Transaksi dan berjaga-jaga
Permintaan uang (b) Spekulasi
Dm(y2)
Dm(y1) Tingkat bunga
ro
Dm1
Kurva (a) menggambarkan permintaan uang untuk transaksi dan
berjaga-jaga. Kedua jenis permintaan kedua tersebut tidak dipengaruhi
tingkat bunga yaitu jumlahnya tetap tidak dipengaruhi tingkat bunga
Kurva Dt1 menggunakan permintaan untuk transaksi berjaga-jaga apabila
pendapatan nasional (Y1). Kedua jenis permintaan tersebut tergantung
pada pendapatan nasional, makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi
permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga.
Kurva (B) menggambarkan permintaan untuk spekulasi. Pada ro
peremintaan uang spekulasi adalah sebanyak Ds1 semakin menurun
tingkat bunga, semakin banyak permintaan uang untuk spekulasikarena
orang – orang akan lebih suka memegang uangnya dari pada obligasi.
Pada tingkat bunga r1 permintaan uang untuk spekulasi telah menjadi
sebanyak Ds2
Kurva (C) adalah kurva permintaan uang dalam perekonomian
yang merupakan gabungan antara permintaan untuk transaksi dan berjaga
– jaga dengan permintaan uang untuk spekulasi. Kurva Dm (y1) adalah
permintaan uang dalam perekonomian pada pendapatan nasional sebanyak
ro di bentuk dengan menjumlahkan Dm(y1) dengan Dm(y2).
2.2.5. Teori Penawaran Uang
2.2.5.1. Teori Penawaran Uang
Teori penawaran uang yang paling sederhana adalah merupakan
gambaran dari sistem standar emas. Disini emas dianggap sebagai
satu-satunya alat pembayaran. Uang Beredar atau uang yang ditawarkan di
Jumlah uang (emas) beredar bisa turun apabila, misalnya emas
dikirim keluar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran yaitu
untuk membayar barang-barang yang diekspor atau karena
industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot
emas yang ada sehingga mengurangi jumlah emas yang tersedia untuk alat
pembayaran atau karena produksi emas meningkat (misalnya
ditemukannya tambang baru).
Dalam sistem moneter seperti ini uang beredar benar-benar
ditemukan oleh proses pasar. Pada suatu perekonomian tertutup yang
menggunakan emas untuk alat pembayaran, penawaran uang hanya
bertambah apabila orang memproduksi emas (baru). semakin
bertambahnya jumlah emas yang tersedia dan sesuai dengan hukum pasar,
akan menyebabkan turunnya harga emas begitu sebaliknya. Apabila harga
emas turun, produksi emas berkurang atau berhenti dan ini cenderung
untuk menghentikan penurunan harga. (Boediono, 1998 : 117-118).
Gambar 2 : Kurva Penawaran Uang
Tingkat bunga (%)
LM
0 y0 y1 Pendapatan Nasional (Y)
Sumber : Nopirin, 1992. Ekonomi Moneter. Buku 1 hal 137 r1
2.2.5.2. Teori Penawaran Uang Modern
Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi
mempunyai peranan moneter yang penting seperti dahulu dalam sistem
standar emas. Dalam sistem standar kertas, sumber dari terciptanya uang
beredar adalah Otorita Moneter (pemerintah dan bank sentral) dan
lembaga keuangan (keduanya bersama-sama disebut sebagai “sistem
moneter”).Otorita moneter keuangan (perbankan) merupakan supplier
uang sekunder bagi masyarakat.
Proses penciptaan uang beredar adalah merupakan “proses pasar”
artinya hasil interaksi permintaan dan penawaran dan bukan sekedar
pencetakan uang atau suatu keputusan pemerintah belaka. Misalnya pada
suatu waktu permintaan akan uang inti tidak “klop” dengan penawaran
uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan
melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan di sub-pasar uang inti
sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
(Boediono, 1998: 121).
Tindakan-tindakan ini tidak lain berupa usaha dari para pelaku
tersebut untuk mengubah struktur dan komposisi dari kekayaan yang ia
pegang menuju ke arah struktur dan komposisi yang ia inginkan.
Seandainya pasar uang inti dari otorita moneter kepada masyarakat,
misalnya pemerintah tiba-tiba menaikkan pembelanjaa karena kenaikan
gaji pegawai Negeri. Pada putaran pertama, tambahan uang inti tersebut
akan diterima oleh masyarakat dalam bentuk tambahan uang tunai (kartal)
kelebihan uang tunai berarti cadangan bank menjadi lebih besar dari
sebelumnya. Bank merasa kelebihan cadangan (uang tunai), kemudahan
mereka mungkin menanamkan kelebihan cadangan tersebut untuk
membeli SBI.
Kita lihat bahwa tambahan-tambahan uang inti yang berawal dari
pemerintah (otorita moneter), kembali kepada Bank Indonesia (otorita
moneter)meskipun tidak seluruhnya. (Boediono,1998: 122).
Tambahan uang inti dalam contoh diatas akhirnya akan menambah
jumlah uang beredar (M1 dan M2) setelah terjadi banyak kali putaran
penyesuaian. Beberapa besar tambahan jumlah uang beredar yang
akhirnya tercipta, tergantung pada sifat dari putaran-putaran penyesuaian
tersebut. Biasanya, tambahan uang beredar yang akhirnya diakibatkan oleh
tambahan uang inti adalah besar daripada tabungan uang inti tersebut.
Melalui proses penyesuaian portofolio tersebut sebenarnya telah terjadi
semacam “pelipatan” uang beredar atau terjadi proses multiplier. Proses
inikah yang merupakan inti dari teori mengenai penawaran uang.
(Boediono, 1998 : 76).
2.2.6. GDP (Gross Domestic Product)
GDP (Gross Domestic Product) adalah salah satu faktor ekonomi makro
yang merupakan suatu indikasi pertumbuhan ekonomi suatu Negara yang di
hitung berdasarkan nilai produk dari seluruh hasil industri suatu negara. Dengan
demikian GDP ini bisa di artikan sebagai indikasi kemakmuran masyarakat suatu
Negeri yang tercermin dalam GDP sangat besar pengaruhnya terhadap besar
kecilnya konsumsi masyarakat. (Boediono, 1981 :12)
Menurut Nodharus (2004:99) GDP (Gross Domestic Product) merupakan
pengukuran yang paling luas dari total out put barang dan jasa suatu Negara. Ini
merupakan jumlah nilai konsumsi ( C ), investasi Bruto ( I ), Pembelanjaan
Pemerintah atas barang dan jasa ( G ), dan Ekspor netto ( X ) yang di hasilkan di
dalam suatu Negara selama satu tahun tertentu.
Rumus GNP = C + I + G + X
GDP (Gross Domestic Product) adalah cara yang di gunakan untuk
mengukur perkembangan perekonomian berdasarkan nilai pasar barang dan jasa
akhir yang di produksi selama satu tahun oleh sumber daya yang ada di suatu
Negara.
Dari beberapa pengertian diatas dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa
Gross Domestic Product (GDP) ialah indikasi pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran masyarakat yang di hitung berdasarkan nilai produksi ( out put ) dari
seluruh hasil barang dan jasa suatu Negara dalam suatu periode tertentu dan
Gambar 3 : Alur Melingkar dari Kegiatan Ekonomi Makro $
Belanja Untuk Konsumsi
(a)
Barang – barang jadi dan jasa – jasa (roti,computer,potong rambut, dll)
(b) Jasa – jasa
(Tenaga kerja, tanah, dll)
Gaji, sewa, keuntungan, dll
$
Gambar : Gross Domestic Product dapat diukur sebagai (a) Alur Produk – produk
Jadi, atau secara Ekuivalen sebagai (b) Alur Biaya
Pada putaran bagian atas, para pembeli membeli barang jadi dan jasa. Total aliran
dolar dari pembelanjaan mereka setiap tahun merupakan satu ukuran dari Produk
Domestik Bruto. Putaran bagian bawah mengukur aliran tahunan dari biaya
output: penghasilan yang di bayarkan bisnis balam upah, uang sewa, bunga
deviden, dan keuntungan.
2.2.6.1. Dua Ukuran Produk Nasional: Alur Barang dan Alur Penghasilan
Seperti di tunjukkan dalam gambar, GDP dapat di ukur baik sebagai alur
produk maupun sebagai jumlah penghasilan.
Penjual Rumah Tangga
Untuk menunjukkan cara yang berbeda dalam mengukur GDP kita
mulai dengan membayangkan dunia yang amat di sederhanakan di mana
tidak ada pemerintahan, perdagangan asing, atau investasi. Untuk saat ini,
perekonomian kita yang kecil hanya menghasilkan barang – barang
konsumsi, yang merupakan barang barang yang di beli oleh rumah tangga
untuk memuaskan keinginan mereka.(catatan penting: Contoh pertama di
sederhanakan untuk menunjukkan gagasan dasar. Dalam contoh – contoh
realistis selanjutnya, kita akan menambahkan investasi, pemerintahan, dan
sektor asing) .
2.2.6.2. Pendekatan Alur Produk.
Setiap tahun masyarakat mengkonsumsi berbagai ragam barang
jadi dan jasa: seperti apel, perangkat lunak computer, dan blue jeans; jasa
seperti perawatan medis dan pangkas rambut.dalam kasus ini kita hanya
memasukkan barang jadi (barang yang dibeli dan di gunakan langsung
oleh konsumen). Rumah tangga membelanjakan pendapatan mereka untuk
barang – barang konsumen ini, seperti nampak pada putaran bagian atas
gambar 1. dengan menambahkan semua anggaran konsumsi yang di
belanjakan pada barang – barang jadi, kita akan sampai pada total GDP
ekonomi yang di sederhanakan ini.
Jadi, dalam perekonomian kita yang sederhana, kita dapat dengan
mudah menghitung pendapatan atau produk nasional dengan jumlah alur
tahunan dari barang – barang jadi dan jasa: ( harga Blue jeans X jumlah
semua barang jadi lainya.PDB di tetapkan sebagai total nilai uang dari alur
barang jadi yang di hasilkan oleh Negara tersebut.
2.2.6.3. Pendekatan Penghasilan atau Pendekatan Biaya
Cara kedua dan yang sama untuk menghitung GDP adalah
pendekatan penghasilan atau pendekatan biaya. Hal tersebut terlihat pada
putaran bagian bawah gambar 1. lewat pendekatan ini mengalir semua
biaya dalam upah yang di bayarkan kepada tenaga kerja, uang sewayang di
bayarkan kepada tanah, keuntungan yang di bayarkan kepada capital, dan
seterusnya. Tetapi biaya – biaya bisnis ini juga merupakan penghasilan
yang di terima rumah tangga dari perusahaan- perusahaan. Dengan
mengukur alur tahunan penghasilan atau pendapatan ini, para ahli statistic
kembali akan sampai pada GDP.
Oleh karena itu, cara kedua untuk menghitung GDP adalah sebagai total
penghasilan faktor (upah, uang sewa, dan laba) yang merupakan biaya
dalam menghasilkan produk – produk jadi masyarakat. (Samuelson dan
Nordhaus,2004).
2.2.7 Kurs valuta asing
Perbandingan antara dua mata uang beredar di sebut kurs valuta asing
(Foreign Exchange Rate ) (Nopirin, 1993 : 139 )
Kurs sebagai harga sifatnya sama saja dengan pembentukan harga barang2 yaitu
pembentukan berdasaran kekuatan permintaan dan penawarn. Harga atau nilai
tukar mata uang di tentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut ,
US Dollar pada khususnya, jauh lebih kecil di banding permintaannya, sehinga
harga mata uang asing menjadi mahal .
Perbedaan tingkat kurs timbul karena perbedaan hal antara lain: (Nopirin ,
1993 :164 )
1 .Perbedaan tingkat kurs beli dan kurs jual oleh para pedagang valas/bank.
Kurs beli adalah kurs yang di pakai apabila para pedagang valas/bank membeli
valas.
Sedangkan kurs jual adalah pada saat mereka menjual valas . Dan selisih antara
Kurs tersebut merupakan keuntungan bagi para pedagang .
2. Perbedaan kurs yang di akibatkan oleh perbedaannya di dalam pembayarannya
valuta asing yang lebih cepat akan memilikikurs yang lebih tinggi .
3. Perbedaan karena tingkat keamanaan dalam penerimaan hak pembayaran.
Kebijakan kurs mata uang asing, di hubungkan dengan tiga system dan kebijakan
tentang kurs mata uang yaitu : ( Jamli, 1996 : 189 )
1. Sistem Nilai tukar Tetap ( Fixed Rate System )
Dalam system dan kebijaksanaan nilai tukar tetap , pemerintah atau
otoritas moneter negara yang bersangkutan turut campur tangan secara
aktif dalm bursa valas dengan membeli atau menjual mata uang dalam
negeri atau valuta asing bilamana kurs mata uangnya menyimpang dari
Gambar 4 : Kurva System Kurs Tetap
S0
D2 SI = SO + I
Do D1
L1 = $2,82 Titik intervensi atas
L1 = $2,80 Nilai Par
0 Q0 Q1 Q2=Q1+11 £
Sumber : Jamli, Ahmad 1996, Keuangan Internasional , BPFE, UGM,
Yogjakarta, hal 192.
Pada gambar 4 yang di sebabkan oleh peningkatan ekspor inggris ke US atau
modal aliran modal masuk dari US kenaikan kurs dari titik ( B ) ke titik ( C ) .
Yang terletak di luar titik intervensi atas sebesar 1 = $2.82 . Otoritas harus
campur tangan di pasar untuk mencegah perubahan di luar titik tersebut dengan
memberikan bantuan pemerintah berupa peningkatan penawaran poundsterling .
Hal tersebut di tunjukkan dengan pergeseran kurva penawaran ke kanan ( SI ),
yang sekarang menjadi kurva penawaran pasar ( SO ) di tambah intervensi
pemerintah (I ) dan berperan mempertahankan kurs pada titik intervensi atas ( D )
2.Sistem Nilai Tukar Menggambang Bebas ( Free Floating Rate System )
Berdasarkn gambar 5 di bawah ini, dimana permintaan valuta asing Do
dan penawaran So urs valuta dollar akan mencapai ekuilibrium setinggi 0Ko .
Pada kurs setinggi 0Ko ini jumlah valuta asing yang di hasilkan oleh penduduk
negara tersebut persatuan waktunya waktunya adalah sebanyak 0Vo. Jumlah ini
akan sama dengan jumlah valuta asing dolar yang diminta oleh penduduk
Negara tersebut.dengan adanya kesamaan jumlah valuta asing yang ditawarkan
dengan jumlah valuta asing yang berarti kurs valuta asing maupun neraca
pembayaran berada dalam keadaan ekuilibrium.
Gambar 5
Apabila suatu Negara memakai system nilai tukar mengambang bebas ,
Bank sentral tidak melakukan campur tangan secara aktif di dalam valas .
Disini nilai tukar suatu mata uang relative terhadap mata uang Negara lain
di tentukan sepenuhnya oleh permintaan dan penawaran yang berlangsung
di bursa valas .
Sumber, 2000, Ekonomi Internasional; Pengantar Lalu Lintas Pembayaran
Adapun pengertian valas/bursa valas adalah pasar pertukaran kurs valas
yang mempunyai fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalu lintas
pembayaran internasional antara lain :
1. Mempermudah penukaran valas serta pemindahan dana dari suatu Negara
ke Negara lain .
2. Memberikan kemudahan untuk di laksanakan perjanjian / kontrak jual beli
dengan kredit .
3. Mempermudah di lakukannya hedging yaitu membantu pedagang yang
melakukan transaksi jual beli valas di pasar yang berbeda, yang bertujuan untuk
menghilangkan / mengurangi resiko akibat kerugian perbandingan kurs
( Nopirin, 1995 : 165-166 )
2.2.7.1 Hubungan Kurs Valuta Asing Terhadap Jumlah Uang Beredar
Makin tinggi tingkat pertumbuhan ( relative terhadap Negara lain ),
makin besar kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan
akan valuta asing, Kurs valuta asing cenderung naik (harga mata uang sendri
turun). Dengan juga inflasi, akan menyebabkan impor naik dan ekspor turun yang
mengakibatkan kurs valuta asing naik . Kenaikan tingkat bunga dalam negeri
cenderung menarik modal masuk dari luar negeri . Kurs valuta asing akan turun
( nilai mata uang sendiri naik relative terhadap valuta asing ) . (Nopirin,
2.2.8. Investasi
2.2.8.1.Pengertian Investasi
Kata Investasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu “Investment”, apabila
dalam bahasa Indonesia Investasi adalah “penanaman modal” Investasi adalah
suatu kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha,
karena ini sangat dibutuhkan sebagai faktor penunjang di dalam memperlancar
proses produksi.
Menurut pendapat Prof. Robinson yang dikutip oleh Suherman Rosyidi
dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teori Ekonomi mengatakan bahwa
investasi itu penambahan barang-barang modal baru, sedangkan membeli
selembar kertas saham bukanlah Investasi (Rosyidi, 1994: 158).
Investasi adalah pengeluaran yang ditunjukkan untuk meningkatkan atau
mmpertahankan stok barang modal. Stok barang modal terdiri dari pabrik mesin
dan produk-produk tahan lama yang digunakan dalam proses produksi.
(Dornbusch dan Fischer, 1995: 46).
Menurut Sukirno (2001: 107), investasi diartikan sebagai pengeluaran
atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Dalam prakteknya, suatu usaha untuk mencatat nilai penanaman
modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai
investor (atau pembentukan modal atau penanaman modal), meliputi pengeluaran
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan
peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri
dan perusahaan.
b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan
kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan
mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir
tahun perhitungan pendapatan nasional. (Sukirno, 2001: 107).
Dari berbagai penjelasan diatas tentang definisi Investasi tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa Investasi adalah pengeluaran yang disediakan untuk
meningkatkan atau mempertahankan barang-barang modal, selain itu bisa
diartikan sebagai uasaha membina industri supaya dapat lebih maju dan
merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup usaha sebagai faktor
penunjang di dalam memperlancar proses produksi.
2.2.8.2. Teori Investasi
Masalah Investai adalah suatu masalah yang langsung berkaitan dengan
besarnya pengharapan akan pendapatan dari barang modal dimasa depan.
Pengharapan dimasa depan inilah yang menjadi faktor terpenting untuk penentu
a.Teori Klasik
Teori klasik tentang Investasi didasarkan atas teori produktivitas batas
(marginal productivity) dari faktor produksi modal. Menurut teori ini
besarnya modal yang akan diinvestasikan dalam proses produksi
ditentukan oleh produktivitas batasnya dibandingkan dengan tingkat
bunga-bunganya. Sehingga Investasi ini akan terus dilakukan
bilamana produktivitas batas dari Investasi itu masih lebih tinggi
daripada tingkat bunga yang akan diterimanya bila seandainya modal
itu dipinjamkan dan tidak di Investasikan.
Dengan teori produktivitas batas, maka masalah Investasi oleh
para-para ahli ekonomi klasik dipecahkan atas dasar prinsip maksimalisasi
laba dari perusahaan-perusahaan industri. Sebab suatu perusahaan
akan memaksimalisasi labanya dalam suatu persaingan sempurna. Bila
perusahaan itu menggunakan modalnya sampai pada jumlah produksi
marginal kapitalnya sama dengan harga capital yaitu suku bunga,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Suatu Investasi akan dijalankan apabila pendapatan dari Investasi
lebih besar dari tingkat bunga. Pendapatan dari Investasi
merupakan jumlah pendapatan yang akan diterima setiap akhir
tahun selama barang modal digunakan dalam produksi.
2. Investasi dalam modal adalah menguntungkan bila biaya ditambah
bunga lebih kecil dari pendapatan yang diharapkan dari Investasi
b. Teori Keynes
Masalah Investasi baik penentu jumlah maupun kesempatan
untuk melakukan Investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep
Marginal Efficiency of Investment (MEI), yaitu bahwa investasi itu
akan dijalankan apabila MEI lebih tinggi dari pada tingkat suku
bunga. Menurut garis MEI ini antara lain disebabkan oleh 2 hal, yaitu
(Suparmoko, 2000: 84):
1. Bahwa semakin banyak Investasi yang terlaksana dalam
masyarakat, maka semakin rendah efisiensi marginal Investasi itu,
semakin banyak Investasi yang terlaksana dalam lapangan ekonomi
maka semakin sengitlah persaingan para investor sehingga MEI
menurun.
2. Semakin banyak Investasi dilakukan, maka biaya dari barang
modal menjadi lebih tinggi.
2.2.8.3. Macam-Macam Investasi
Macam-macam Investasi dibagi menjadi 4 kelompok, yang pembagiannya
sebagai berikut:
1.Autonomous Invesment dan Induced Investment
Autonomous Investment ( Investasi otonomi ) adalah investasi yang besar
kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, tetapi dapat berubah oleh
karena adanya perubahan faktor-faktor di luar pendapatan. Faktor-faktor
seperti itu, misalnya tingkat teknologi, kebijaksanaan pemerintah, harapan
para pengusaha dan sebagainya.
Sedangkan Induced Investment atau ( Investasi terpengaruh ) adalah
investasi yang besar kecilnya sangat di pengaruhi oleh tingkat
pendapatan , makin tinggi tingkat pendapatan maka makin tinggi pula
investment .
2. Public Investment dan Private Investment
Public Investment adalah Investasi atau penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah). Public
Investment tidak dilakukan oleh pihak-pihak yang bersifat personal,
Investasi ini bersifat impersonal atau resmi. Sedangkan Private
Investment adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta. Di
dalam private investment, unsur-unsur seperti keuntungan yang akan
diperoleh dimasa depan penjualan dan sebagainya merupakan
peranan yang sangat penting dalam menentukan volume investasi.
Sementara dalam penentuan volume Investasi, pertimbangan itu lebih
diarahkan kepada melayani atau menciptakan kesejahteraan bagi
rakyat banyak.
3. Domestic Investment dan Foreign Investment
Domestic investment adalah penanaman modal di dalam Negeri,
sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing.
Sebuah negara yang memiliki banyak sekali faktor produksi alam atau
faktor produksi tenaga manusia namun tidak memiliki faktor produksi
dimiliki, maka mengundang modal asing agar sumber-sumber yang
ada termanfaatkan.
4.Gross Investment dan Net Investment
Gross Investment (Investasi Bruto) adalah total seluruh Investasi yang
diadakan atau yang dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian
investasi bruto dapat benilai positif ataupun nol (yaitu ada atau tidak
ada Investasi sama sekali) tetapi tidak akan bernilai negatif.
Sedangkan Net Investment (Investasi Netto) adalah selisih antara
Investasi bruto dengan penyusutan. Apabila misalnya Investasi bruto
tahun ini adalah Rp. 25 juta sedangkan penyusutan yang terjadi
selama tahun yang lalu adalah sebesar Rp. 10 juta, maka itu berarti
bahwa Investasi netto tahun ini adalah sebesar Rp. 15 juta. (Rosyidi,
1994: 161).
2.2.8.4Faktor – Faktor Yang Menentukan Investasi
a. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang
barang-barang modal dinamakan kegiatan memakan waktu. Dan
apabila Investasi tersebut telah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu
industri atau perusahaan itu sudah mulai menghasilkan barang dan
jasa yang menjadi produksinya, maka para pemilik modal biasanya
akan melakukan kegiatan terus selama beberapa tahun. Oleh karena
itu dalam menentukan apakah semua kegiatan yang akan dan
maka para pemilik modal harus membuat ramalan-ramalan mengenai
keadaan dimasa mendatang.
b.Tingkat bunga.
Bagi perusahaan yang bijaksana hendaknya selalu mengikuti dan
memperhatikan perkembangan pasar, terutama tentang perkembangan tingkat
bunga yang dapat mempengaruhi beropeasinya setiap perusahaan oleh karena itu
tingkat bunga dapat digolongkan sebagai salah satu faktor penting yang akan
menentukan besarnya Investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha.
Menurut Ari Sudarman terdapat hubungan berkebalikan antara
tingkat suku bunga dan pengeluaran, yaitu semakin tinggi suku bunga
pinjaman, maka semakin rendah keinginan pengusaha untuk
melakukan Investasi. Sebaliknya apabila tingkat suku bunga rendah.
Secara grafis, hubungan antara tingkat suku bunga dan pengeluaran
Investasi dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 : Hubungan antara Suku Bunga dan Pengeluaran Investasi
r2 A
r1 B Kurva Investasi
12 11 pengeluaran Investigasi
Sumber : Sudarman, 2004, Pengantar Ekonomika Makro, PT. Media Global
Keterangan :
Pada saat Tingkat suku Bunga sebesar r1, pengeluaran konsumsi
hádala I1. tingkat Suku Bunga mengalami kenaikan menjadi r2,
maka pengeluaran Investasi akan mengalami penurunan sebesar
I2. Tingkat Suku Bunga perbankan disuatu negara merupakan
salah satu cerminan baiknya sistem perbankan di Negara yang
bersangkutan. Dengan tingginya tingkat suku bunga akan
berdampak pada rendahnya minat investor untuk melakukan
Investasi sehingga akan mengakibatkan kelesuan disektor riil
yang pada akhirnya mengurangi jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan.
b. Perubahan dan perkembangan teknologi.
Kegiatan yang dikembangkan dalam kegiatan produksi atau usaha
lain, maka hal demikian itu ditanamkan ditanamkan mengadakan
pembaharuan. Pada umumnya semakin banyak perkembangan ilmu
dan teknologi, maka semakin banyak pula jumlah kegiatan
pembaharuan yang dilakukan oleh para pengusaha.
c. Tingkat pendapatan Nasional dan perubahan-perubahannya.
Sejarah perkembangan ekonomi dunia menunjukkan bahwa
akhir-akhir ini berbagai penemuan dan pembaharuan sangat besar
peranannya. Kenyataan yang ada menggambarkan bahwa hubungan
antara pendapatan nasional dan Investasi merupakan cenderung untuk
semakin besar jumlahnya. Demikian pula sebaliknya, apabila
pendapatan nasional rendah biasanya nilai Investasinya juga rendah.
d. Keuntungan yang dicapai perusahaan.
Setiap perusahaan yang sangat berkembang salah satu faktor
penting yang dapat menentukan untuk kegiatan atau pengembangan
Investasi adalah keuntungan yang diperolehnya. Apabila
perusahaan-perusahaan itu melakukan Investasi dengan menggunakan
tabungannya atau modal kas, maka perusahaan yang harus dibayar
untuk jangka waktu berikutnya. Ini berarti disamping mengurangi
biaya Investasi yang akan dilakukan secara otomatis akan
menambah modal atau keuntungan perusahaan-perusahaan yang
bersangkutan. (Rosyidi, 1994: 165).
2.2.9 Impor
2.2.9.1 Pengertian Impor
Impor adalah memasukkan barang-barang dari luar negeri sesuai
dengan ketentuan pemerintah kedalam peredaran dalam masyarakat
yang di bayar dengan menggunakan valuta asing, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-barang dengan cara
mendatangkan barang yang belum tersedia di dalam negeri dan di luar
negeri .jenis volume kebutuhan masyarakat berbeda dari waktu ke
Menurut Michael B Smith menyebutkan Impor adalah
memasukkan barang dan jasa ke pasar negara untuk di konsumsi
.Pertukaran perdagangan merupakan kegiatan Importer melalui
perbatasan ( pabean ) untuk mendapatkan kualitas barang dan jasa
yang bagus dari produk dalam Negara .( Smith, 1999 : 57 ) .
Impor merupakan aliran keluar dari pendapatan, karena
menimbulkan aliran modal ke luar negeri . Oleh karena itu,
pendapatan yang timbulkan aliran karena proses produksi dapat di
gunakan untuk membeli barang dan jasa di dalam Negeri .Atau keluar
dari aliran pendapatan sebagai tabungan dari pendapatan. Faktor lain
juga mempengaruhi, seperti misalnya daya saing produksi dalam
Negeri, selera dan sebagainya .( Sukirno, 1994 : 57 ) .
Jadi kesimpulan adalah Impor merupakan perdagangan dengan
memasukkan barang dari luar Negeri ke dalam wilayah pabean dalam
Negeri sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Negara
pengimpor Ekonomi . Dimana Impor tergantung kepada pendapatan
nasional dan hubungan antara keduanya bersifat positif ( searah ) .
Ditinjau berdasarkan negara asal atau komposisi impor Indonesia
mirip dengan komposisi ekspor menurut Negara tujuan . Jepang dan
Amerika Serikat tercatat sebagai Negara-negara asal negara impor
yang utama . Lebih dari sepertiga impor kita berasal dari keduanya tak
pelak lagi merupakan mitra dagang utama di Indonesia. Keduanya
Hal ini menunjukkan Amerika Serikat dan Jepang merupakan
Negara-negara supra ekonomi yang senantiasa harus di perhitungkan dan di
jalin oleh Negara-negara lain sejagat (Dumairy, 1997 : 192 ) .
Ketidakstabilan impor yang ditimbulkan oleh Impor yang melebihi
ekspor dapat menimbulkan kemunduran dalam investasi dalam
negeri dan menyebabkan pelarian modal le luar negeri . Keadaan
seperti ini di sebabkan oleh faktor, pertama: ketidakstabilan yang
ditimbulkan oleh impor yang melebihi ekspor akan mengurangi
kegairahan penanaman modal untuk menginvestasikan uangnya di
dalam negeri. Disamping itu, Penurunan mata uang yang di simpan
di luar negeri memberikan keuntungan yang lebih besar dari pada
uang yang di simpan di dalam negeri .
Selanjutnya pelarian modal ke luar negeri di dorong oleh keinginan
untuk mempertahankan nilai rill dan kekayaan yang di miliki. Dan
akhirnya, pemilik modal yang berasal dari luar negeri enggan
masuk dan menginvestasikan uangnya, dan ini akan mengurangi
jumlah investasi yang mungkin di laksanakan di negara itu
(Sukirno, 2002 : 391 ) .
2.2.9.2 Kuota Impor
Kuota merupakan bentuk hambatan perdagangan non tarif yang
paling penting. Kuota adalah pembatasan secara langsung terhadap
jumlah ekspor atau impor. Batas tersebut sama sekali tidak boleh
saksinya. Kuota bisa berupa pembatasan kuantitas pasokan misalnya
sekian ton atau sekian unit per tahun atau bisa juga pembatasan ini
diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada beberapa kelompok
individu atau perusahaan domestik untuk mengimpor suatu produk yang
jumlahnya langsung dibatasi itu (Salvatore, 1997:316).
2.2.9.3 Dampak-dampak Pemberlakuan Kuota Impor
Kuota Impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri domestik
tertentu atau bisa juga untuk melindungi sektor pertanian. Kuota impor juga sering
dimanfaatkan untuk melindungi neraca pembayaran suatu negara. Di negara
berkembang menerapkan hal ini demi untuk melindungi sektor industri
manufakturnya juga untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang acap
kai dirundung defisit akibat lebih besarnya impor ketimbang ekspornya
(Salvatore, 1997:3 ) .
2.2.10 .Produk Domestik Bruto ( PDB )
Produk Domestik Bruto senantiasa di pakai sebagai alat pengukur
pendapatan nasional dan juga sebagai gambaran dari kemajuan perekonomian
suatu barang penting untuk di pikirkan bahwa menghasilkan seluruh barang dan
jasa di suatu negara itu, Bukanlah mutlak hanya warna Negara itu sendiri tetepi
juga orang asing.
Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang di
hasilkan oleh berbagai untuk produksi di wilayah suatu negara dalam waktu
Produk dommestik bruto adalah jumlah balas jasa yang di terima oleh
faktor-faktor yang turut serta dalam proses produksi di wilayah suatu Negara dalam
jangka waktu satu tahun, Adapun menurut pendekatan pengeluaran .
Produk Domestik Bruto adalah jumlah seluruh komponen permintaan akhir .
( Arsyat , 1992 :16 ) .
Produk Domestik Bruto Merupakan jumlah barang dan jasa akhir yang di
hasilkan oleh suatu perekonomian dalam satu tahun dan di nyatakan dalam harga
pasar produk domestik ini merupakan acuan yang sifatnya global dan bukan
merupakan alat pengukuran yang tepat , karena belum dapat mencerminkan
kesejahteraan masyarakat sesungguhnya .
Pendapatan Nasional adalah jumlah dari pendapatan faktor-faktor
produksi yang di gunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam satu tahun
tertentu (Sukirno, 1998 : 34).
Produk Nasional Bruto atau GNP di definisikan sebagai arus seluruh
produk yang di hasilkan oleh seluruh masyarakat , dan di nyatakan dalam nilai
uang , GNP mencakup nilai uang dari konsumsi (C) , investasi swasta bruto (1) .
Pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa (G) , serta export neto (X) .
Rumusnya
GNP = C + I + G + X ( Samuelson dan Nourdhaus 1997 : 119 ).
Dimana :
A. Konsumsi (C) adalah pengeluaran konsumsi rumahb tangga untuk
barang dan jasa .
B . Investasi Bruto (I) adalah seluruh jumalah investasi yang di lakukan